491 Optimalisasi PRB Dan Rekomendasi TKMKB Kriteria Stabil-1

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 12
3} BPS Kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nomor + 491/VIL-04/0324 Kedir, 18 Maret 2021 Lampiren _: Dua Betkas Hal : Optimalisasi PRB Tahun 2021 dan Rekomendasi TKMKB Tingkat Pusat tentang Kriteria Stabil PRB Yth. Direktur! Pimpinan FKRTL Mitra BPJS Kesehatan Cabang Kediri di Tempat Dalam upaya optimalisasi pemberian pelayanan Kesehatan kepada peserta JKN KIS di FARTL khususnya bagi peserta dengan penyakit kronis stabil dan hasil monitoring evaluasi atas pencapeian target rekrutmen peserta Program Rujuk Balik (PRB) di FKRTL Mitra BPJS Kesehatan, maka bersama ini disampaikan beberapa hal sebagai berikut 4. Terima kasih kami sampaikan kepada jejaran manajemen rumah sakit alas pelayanan yang baik kepada peserta JKN KIS. 2. Sebagai acuen a, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2044 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional Bab |V ayat (7) Program Rujuk Balik (PRB) pada penyakit-penyakit kronis (diabetes melitus, hipertensi, jentung asma, penyakit paru obstruktifkronis, eplepsi, skizotren, stroke, dan sindroma lupus ertematosus) wajb cilakukan bila kondisi pasien sudah dalam keadaan stabil, disertal dengan surat keterangan rujuk balk yang dibuat dokter spesials! sub spesilis. Peraluran Presiden Republk Indonesia Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminen Kesehatan Bab V Pasal 65 Ayat (5) Pelayanan yang diberikan kepada peserta yang dirujuk ke FKRTL dilakukan paling lama 3 (tiga) butan. Ayat (6 FKRTL yang melakuken pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) walib melakukan rujuk balik ke FKTP dimana peserta terdaftar. s 3. Program Rujuk Balik (PRB) merupakan program yang bertujuan untuk mengelola pasien dengan 9 (sembilan) diagnosa PRB (Diabetes Melitus, Jantung, Hipertensi, Asma, PPOK, Stroke, SLE, dan Schizophrenia) yang telah dinyatakan stabil oleh Dokter Penanggungjawab Pasien (PUP), Kantor Cabang Utama Kediri J. Hasanudin No. 87 Kedir Telp.(0354) 690 308 Fax, (0354) 683 005, wonw.bpjs-kesehatan go.id 4. Hasil monitoring evaluasi atas capaian rekrutmen peserta PRB sampai dengan bulan Februari 2021 belum berjalan dengan optimal yaitu sebanyak 511 jiwa (6,2% dari target per tahun) dan terdapat 2 (dua) FKRTL yang belum melaksanakan rekrutmen peserta PRB yaitu RS Ananda dan RS Wilujeng (data teriampir) 5. Dalam upaya optimalisasi implementasi rekrutmen peserta PRB sebagaimana komitmen RS yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama antara BPJS Kesehatan dengan FKRTL Mitra BPJS Kesehatan, berikut kami lampirkan kriteria kondisi stabil 9 (Sembilan) kasus PRB berdasarkan tekomendasi TKMKB Tingkat Pusat. 6. Kami mohon agar Bapak/ibu Direktur FKRTL dan seluruh jajaran manajemen FKRTL agar: a. Rekomendasi TKMKB Pusat tersebut merupakan kriteria stabil bagi peserta JKN KIS dengan penyakit kronis yang walb dlakukan rujuk balk ke FKTP b. Melakukan telaah Kembali terhadap peserta yang rutin berkunjung ke RS setiap bulan sebagai target prioritas rekrutmen rujuk balik . Memastikan bahwa DPJP telah memahami bahwa kiteria stabil bagi peserta penyekit kronis yang wajb diakukan rujuk balk adalah sebagaimana tertuang dalam rekomendasi TKMKB Pusat dd. Optimalisasi peran PIC (Person In Charge) PRB yang merupakan petugas RS yang ditunjuk oleh Rumah Sakit sesuai dengan kompetensinya 7. Dapat kami sampaikan bahwa pencapaian rekrutmen peserta PRB akan menjadi pertimbangan dalam rekredensialing dan proses perpanjangan kerja sama pada tahun 2021. Tembusan Kepala Kantor BPJS Kesehatan Kabupaten/ Kota HR/alPK LAMPIRAN 4 TARGET PRB TAHUN 2021 DAN CAPAIAN PRB S.D BULAN FEBRUARI 2021 GAMBIRAN, BHAYANGKARA KEDIRI BAPTIS |M AHMAD DAHLAN. TH SUTNIADTK.V. ‘DAHA HUSADA 'SUUIRBOYO UD KAB. KEDIRI /ATOELOENGREDIO. \URA SMIFA /MSITIKHODUAH :MSURYA MELATL ;A HUSADA (5 1 WILUIENG AMEUA, IRSUD MARDI WALUYO, RSUAMINAH IRS SYUHADA' HAIL RSLAMINAH IRSUDNGUDI WALUYO IRSU AN NISAA. [RSu ANANDA. [RsuAUUA. RSUAL-ITTAD RS MEDIKA UTAMA RSUONGANJUK IRSUD KERTOSONO, IRS BHAYANGKARA NGANIUK Ins AISVIVAH [RSIA CTRA KELUARGA [RsiA NIRMALA lasun sic. 38/8 ilBIG IBIS IS IBISIS IBIS e BIS oo | | [ts | 8 | | fon fon |B on |28 | SB es | fro | 28 [mo un | fon || 8K | rs |r l» ln» iz a |S fe Jae | |B |S |e |B sf eI en | Jon [|e |e on | | 8 oe |S Jaw | LAMPIRAN 2 Rekomendasi TKMKB Tingkat Pusat tentang Kriteria Stabil 9 Kasus PRB Menindo jt scat 8915 esshatan rer $900/t+2/0620 pad tangs 2 Juni 20201 ‘erterin konds stabi program raj alc (PRB), berdasatan havi apatTHMAB Pusat pads har Karis taregs! 16 Wu 2020 di hotel Mercure dan video conference melalui zoom mweting, dam test rapat ‘rogram rujuk bale (PRB )terlampir dalarn surat ini, DDemikian surat ini kami sampuian, atas perhatin dan kerjasamanya kam ucapian terima kash. REKOMENDAS! UMUM TKMKB terkait KRITERIA KONDISI STABIL PROGRAM RUJUK BALIK kepada BPJS KESEHATAN . BPUS Kesehatan, bersama Pemerintah Daerah, Dinas Kesehatan, dan Industri Farmasi, harus mengupayakan kelersediaan obat sesuai Formularium Nasional setiap kasus PRB di FKTP maupun Apotek PRB. BPUS Kesehatan, bersama Dinas Kesehatan, agar melakukan pemetaan FKTP dan jejaring apotek PRB dan laboratorium yang dapat diakses dengan mudah oleh peserta JKN Monitor outcome terapi maupun hasil pemeriksaan penunjang ditakukan terstandar oleh FTP. BPJS Kesehatan mengintegrasikan sistem informasi di laboratorium jejaring dan FKTP terhadap hasil pemeriksaan penunjang pasien yang diperiksaan untuk memudahkan pemantauan oleh Dokter di FKTP, . BPS Kesehatan agar mengupayakan kriteria stabil kasus PRB terintegrasi dengan sistem informasi manajemen atau rekam medis elektronik yang dimiliki rumah sakit Rekomendasi Organisasi Profesi (IDI dan Perhimpunan Terkait) tentang A, Epilepsi Kriteria Stabil 9 Kasus Pasien Rujuk Balik (PRB) Rekomendasi PERDOSSI | Kinis Bebas serangan selaama 6 bulan Telah tercapai dosis rumatan obat anti epilepsi Tidak ada efek samping obat Tidak ada komorbid is OAE yang tersebut dalam resep pasien harus tersedia di fasilias kesehatan tingkat pertama (FKTP). 2. Obat yang diberikan untuk kebutuhan 30 (tiga puluh) hari setiap kali peresepan dan harus sesuai dengan standar obat formularium nasional. 3, Perubehan / penggantian obat hanya dapat dlakukan oleh dokter spesialis ! sub spesialis yang melakukan pemeriksaan di fasiitas Kesehatan tingkat lanjutan, 4, Seliap 3 (tiga) bulan sekali perlu dilakukan rujukan Kembali kepada dokter spesialis / sub spesials di fsiltas tingkat lanjutan dengan ada keluhan atau tidak ada keluhan dengan tujuan agar dapat dilakukan evaluasi dan Kemungkinan perubahan jenis dan dosis bila diperlukan.. Dafiar Pustaka l Permenkes Nomor 5 tahun 2014, Panduan praktik Kinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. B. Stroke Rekomendasi PERDOSS| Kiinis 17. Kondisi pasien stabil walaupun masih didapatkan sekuele stroke infark atau hhemoragik. 2, Eksplorasi faktor risiko stroke sudah selesai dilakukan (pengukuran tekanan darah, perekaman EKG dan pemeriksaan laboratorium darah berupa prof lipid, gula darah, kadar asam urat) 3. Faktor risiko yang ada pada pasien terkendali; a, Tekanan darah kurang dari 130/80 mmHg (bagi yang memiliki rivayat diabetes melitus), dan kurang dari 140/90 mmHg (bagi yang tidak memilki diabetes meiitus). b, Gula dareh puasa antara 80 ~ 130 mg/dL. ©. Kedar kolesterol LDL kurang dari 100 mg/D| (bagi yang memilikiriwayat penyakit Jantung coroner, dan kurang dari 130 mg/dL (bagi yang tidak memilki riwayat penyakit jantung coroner). 4. Kader asam urat kurang dari 6 mg/dL. (perempuan) dan kurang dari 7 mg/dl. (laki-ak). 4, Tidak ada faktor risiko lain selain yang disebutkan diatas (misalnya kelainan sel darah, AVM, atrial fibrilasi, dil). 5. Setiap 3 (tiga) bulan sekali perlu dilakukan rujukan kembali kepada dokter spesialis / sub spesialis di fasilits tingkat lanjutan dengan ada keluhan atau tidak ada keluhan dengan tujuan agar dapat dilakukan evaluasi, Catatan 1. Obat yang diberkan untuk Kebutuhan 30 (liga puluh) hart setiep kali Peresepan dan harus sesuai dengan standar obat formularium nasional. 2, Perubahan / penggantian obat hanya dapat ilakukan oleh dokter spesiaiis / sub spesialis yang melakukan pemeriksaan di fasiitas Kesehatan tingkat lanjutan. 3. Setiap 3 (tiga) bulan sekali perlu dilakukan rujukan Kembali kepada dokter spesialis / sub spesialis di fasilitas tingkat lanjutan dengan ada keluhan atau tidak ada keluhan dengan tujuan agar dapat dilakukan evaluasi dan | emungkinan perubahan jenis dan dosis bila diperlukan, Daftar Pustaka PNPK Stroke, 2019. Perdossi Guideline stroke, 2011 . Penyakit Jantung Hipertensi Rekomendasi PAPDI dan PERKI Klinis Fi, Tidak ada tanda gagal jantung (Kongestif) berupa sesak napas atau nyeri dada dalam observasi selama 3 bulan. 2. Tidak ada aritmia. 3, Tekanan darah terkontrol baik pada waktu istrahat maupun aktvitas (TD< 140/90 mmHg) dalam waktu 3 bulan. 14. Tidak terdapat keterbatasan aktivitas berupa sesak napas dan! atau nyeri dada selama observasi 3 bulan Catatan Penunjang Medis Echocardiografi 6 bulan sekal Daftar Pustaka PERKI. 2016. Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathway Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. )._Pasca Infark Miokardium (STEMI dan NSTEMI/ UAP) Rekomendasi PERKI dan PAPDI Klinis /.Telah dlakukan revaskularisasi (PCVCABG) sesual indkasi 12. Klinis pasien stabil dengan gejala nyeri dadalangina maksimal CCS kelas 1 selama evaluasi 3 bulan. 3, _Kapasites fungsional sesuai dengan NYHA Hl l4.Sudah mendapatkan terapi dual antiplatelet (aspirin dan clopidogrel) [5. Sudah mendapatkan bela blocker dengan dosis optimal dengan target nadiistrahat < 70 kali permenit. lS. Telah mendapatkan obat golongan statin intensitas tinggi yang akan dilanjutkan di FKTP. 7. Telah mendapatkan obat golongan ACE-Inhibitor atau ARB jka kontraktiitas ventrkel kiri menurun (EF< 40%) atau hipertensi 8._ Tekanan Darah Terkontrol TD < 140/90 mma, Catatan Pasien tidak dirujuk balk jika pasion masih memeriukan licagrelor(orlinta) paska PCI. Pasien segera dirujuk ulang ke FTL jika ada perburukan nyeri dada dan obat-obatan tidak bisa sisediakan di FKTP secara lengkep. Daftar Pustaka PERK). 2076. Panduan Praktk Kiinis dan Clinical Pathway Penyaki Jantung dan Pembuith Darah, . Angina Pektoris Stabil Rekomendasi PERKI dan PAPDI Kini 1. Telah dilakukan revaskularisasi (PC/CABG) sesuai indikasi 2, Tidak ada sesak nafas atau keluhan nyeri dada saat beraktiitas, 3. Sudah mendapat antiplatelet (single antiplatelet atau dual antipatelet pada pasien paska PCl), beta bioker dosis optimal dan obat golongan statin intensitas tinggi Catatan Daftar Pustake PERK). 2016. Panduan Prakik Kiinis dan Clinical Pathway Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. . Gagal Jantung Kronik Rekomendasi PERKI dan PAPDI Kiinis 1. Pasien bebas keluhan sesak nafas (NYHA Fe I-ll) selama observasi 3 bulan. Volume cairan tubuh tidak bertambah selama 3 bulan berturut-turut 3, Secara hemodinamik stabil dengan Kritera : tekanan darah > 90/60 mmHg dengan produksi urn tercepai sesuai Kins, ‘4. Penyebab gagal jantung akut sudah teridentifikasi dan teratasi. 5. Telah mendapatkan terapi gagal jantung sesuai dengan pedman tatalaksana gagal jantung dan memantau Klinis pasien agar tetap dalam keadaan euvolemik. Catatan Bila terdapat krteria tidak stabil berkui, maka harus diryuk Kembali ke FTKL: 1. Ada perubahan sesak nafas yang progressit. 12. Terlihat tanda penumpukan cairan tubuh (JVP) meningkat, terdepat ronki basah di paru, asites berlambah, edema kakiO. yang tidak membaik dengan furosemid oral atau restriksi cairaan, Pesien tidak dirujuk balk apabila 1. Menkonsumsi warfarin yang membutuhkan pemeriksaan darah NR (International Normalized Ratio), misalnya pasien dengan komorbid arial ilasi atau paska operasi katup jantung, 2. Pasien yang memerlukan obat-obatan lain yang tidak termasuk dalam Formas PRB (misalnya ivabradin, slidenafil dan berapros domer) karena hanya tersedia di FARTL. 3. Pasien gagal jantung tidak dirujuk balk jka terpasang device ICD, CRT, CRTD, LVAD, atau alat pendukung sirkulasi mekanik lain Semua kasus rujuk balk penyakit jantung diatas, setiap 3 (tiga) bulan sekali perlu dilakukan rujukan Kembali kepada dokter spesiais / sub spesials di fasiltas tingkat lanjutan dengan ada Keluhan atau tidak adea keluhan dengan tujuan agar dapat dilakukan evaluasi Diab Daftar Pustaka 9s Mellitus Rekomendasi PAPDI dan PERKENI Klinis 1. GDP 80-130 mg/dL 2. GD 2PP < 180 mg/dL. 3. HbAte < 7% (waktu pemeriksaan tip 6 bulan sekali) 4. Tekanan darah sistoli < 140 mmHg 15. Tekanan darah diastolk < 90 mmHg 6. Kolesterol LDL < 100 (<70 bita risiko KV sangat tingg) 17. Kolesterol HDL : lakilaki> 40, Perempuan > 50 lg. Tidak ada Komplikasi akut dani atau kronik (makrovaskular dan mmikrovaskulat) yang masih membutuhken diagnosis dan tata laksana lebin lanjut di FTKL '9. Pada Diabetes Melitus yang terkontrol dengan insulin, dipastikan tersedia insulin dengan jenis dan cara kerjanya yang sesuai di FTKP. 10. Bukan Diabetes Melitus Gestasional dan/ atau Diabetes Tipe Lain Catatan Seliap 3 (liga) bulan sekaii peru dilakukan rujukan Kembali kepada dokter speseialis / sub spesialis di fasiitas tingkat lanjutan dengan ada keluhan atau tidak ada keluhan dengan tujuan agar dapat dilekukan evaluasi dan kemungkinan perubahan jenis dan dosis bila diperlukan, Daftar Pustaka Permenkes Nomor § Thun 2014, Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. PB PERKENI. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Type 2 di Indonesia 2045. ADA. 2018. Standards of Medical Care in Diabetes-2018. Vol.41, Supplement 4 ._Hipertensi Rekomendasi PAPDI, PERHI dan PERNEFRI Knis "|. Tekenan darah < 140/90 mmHg, dalam waktu 3 bulan, 2. Tidak ada penyakit penyerta lain 3. Tidak terdapat Hypertension Mediated Organ Damaged (HMOD), yaitu Payah Jantung, Penyakit Ginjal Kronik stadium IV (e-GFR < 60 milmin), Penyakit Jantung Koroner, Stroke, Penyakit Vaskular Perifer, aritmia dan/ atau Atrial Fibilasi 4. Bukan Hipertensi Sekunder, Hipertensi Pulmonal, dan! atau Hipertensi pada kehamian 15. Dianjurkan untuk mengukur TD sendiri di rumah (PTOR) atau di failitas kesehatan terdekat IS. Disarankan bahwa Penatelaksanaan Hipertensi di FKTP adalah Hipertensi derajat 1 (TD 140 - 150/90-99 mmHg) dengan Tahap 4 {tidak berkomplikasi dengan 1-2 faktor risiko). Calatan Setiap 3 (liga) bulan sekali perlu dlakukan rujukan Kembali kepada dokter spesials / sub spesialis di fasiitas tingkat lanjutan dengan ada keluhan alau tidak ada keluhan dengan tujuan agar adat diakukan evaluasi dan kemungkinan perubahan jenis dan dosis bila diperlukan, Daftar Pustaka Permenkes Nomor § Tahun 2014, Panduan Praktik Kinis begi Dokter di Fasiltas Pelayanan Kesehatan Primer. Whelton et al. 2017. Guidelines for the Prevention, Detection, Evaluation ‘and Management of High Blood Pressure in Adults. ‘AHA, 2017, DOI: 10.1161/HYP.0000000000000085 Asma Rekomendasi PAPDI dan POPI Kinis Asma stabi dan terkontrol menurut Asthma Control Test 2 20 atau secara Klinis apabila pasien dalam 4 minggu memenuhi seluruh parameter gejala dalam ‘Asthma Symptoms Control’ sebagal berkut: a, Tidak ada gejala harian asma lebih dari 2x seminggu b, Tidak terbangun pada malam hari akibat sesaknya. Tidak memerlukan obat pelega lebih dari 2x seminggu 4d. Tidak ada keterbatasan aktivtas fisik karena asmanya. 1. Asma ringan dan sedang yang stabil, yaitu tidak membutuhkan obat- obatan berkut: a. Kortkosteroid inhalasi dosis sedang hingga tinggi (untuk dewasa budesonide > 400 mog/hari, utikason > 250 megihari. b. Kortkosteroid sistemik 2. Tidak memiliki penurunan fungsi paru berat (FEV1 = 60% prediks). 3. Tidak ada rivayat intubasi dan/ atau perawatan ICU karena asma, 4, Tidak ada eksaserbasi berat 12 bulan terakhir. 5. Tidak disertai komorbid yang termasuk ke PRB yang belum tertatalaksana dengan baik, 6._Pasien tidak disertai komorbid yang tidak termasuk PRB, Catatan Setiap 3 (iga) bulan sekali peru dilakukan rujukan Kembali kepada dokter spesialis / sub spesialis di fastitas tingkat lanjutan dengan ada kelufan atau tidak ada keluhan dengan tujuan agar dapat dilakukan evaluasi. Daftar Pustaka Global iniiatve for Asthma, Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2020. Tersedia dari www.ginasthma.org J. PPOK Rekomendasi PAPDI dan POPI Keinis| 7 Penilaian dliekukan secara kris a. Pasien dengan skor mMRC (Modified British Medical Research Council) 0-1 atau skor CAT (COPD Assessment Test) kurang dari 10, dan b. Dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir tidak ada rivayat eksaserbasi 0 atau 1 kali tanpa perawatan RS. 12. Pasien PPOK tidak disertai komorbid yang termasuk ke PRB yang belum tertatalaksana dengan baik 3, Pasien tersebut sudah di follow up dalam bulan dengan Koncisi Kinis baik tanpa komorbid, mengerti regimen pengobatan dan teknik inhaler yang digunakan dan mampu melakukan aktivitas fis untuk kebutuhan hidup sehari-hari Catatan Setiap 3 (tiga) bulan sekali periu dilakukan rujukan Kembali kepada doxter spesialis / sub spesialis ai fasiitas tingkat lanjuten dengan ada keluhan atau tidak ada keluhan dengan tujuan agar dapat dilakukan evaluasi Daftar Pustaka Global Inifative for Chronic Lung Disease (GOLD), Global Strategy for The Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease, 2020. K, SLE Rekomendasi PAPDI agar tidak dimasukkan ke dalam Program Rujuk Balik karena menurut SKDI Kompetensi Dokter Umum untuk SLE adalah IIIA. Kasus SLE pada umumnya kompleks dan sulit diprediksi sehingga tidak dianjurkan untuk rujuk balik. L._Skizofrenia Rekomendasi PDSKAI Klinis ‘1. PANSS-remisi (PY, P2, P3, Ni, N4, N6, G5, Go) semua skor Komponen lebin keoil atau sama dengan 3; 2. Tercapai dosis fase rumatan antipsikotik; 3. Skizofrenia tanpa TAC ((ime = episode pertama, age = anak remaja dan usia lanjut, comorbidity = komorbiditas seperti Ketergantungan zat, gangguan Kepribadian, kondisi medis umum yang tidak terkendal, kasusu forensik, dl), complication = komplikasi seperti efek samping bat berat, deficit kognitf), 6 bulan tanpa kekambuhan, Catatan Setiap 3 (tiga) bulan sekali perlu dlakukan rujukan Kembali kepada dokter spesialis / sub spesials di fasiltas tingkat lanjutan dengan ada keluhan atau tidak ada keluhan dengan tujuan agar dapat dilakukan evaluasi Daftar Pustaka Surat Petunjuk Teknis Skizofrenia tentang Kriteria Rujuk dan Rujuk Balik ‘dari PDSKJI ke Subdit Rujukan Bagian Pelayanan Kesehatan. Kementrian Kesehatan, tanggal 22 Agustus 2019. Permenkes Nomor Hk.02.02/MENKES/73/2015 Tahun 2015 tentang PNPK Jive.

You might also like