Professional Documents
Culture Documents
MORFOLOGI SPORA DAN PERKEMBANGAN GAMETOFIT Davalli
MORFOLOGI SPORA DAN PERKEMBANGAN GAMETOFIT Davalli
JURNAL
BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA
ABSTRACT
Davallia denticulata and D. trichomanoides are two attractive and decorative fern species for
ornamental. Spore morphology has an important role in fern taxonomy, while media composition
has important role in the growth and development of their gametophytes. Such information on
the two fern species was lacking. Therefore, this study aimed to reveal the information of the
spore morphology and gametophyte developmental stages of D. denticulata and D.
trichomanoides on three different media. The spores were collected from Bogor, West Java. The
spores were sown in three sterile media. Spore morphology and gametophyte development were
observed under a stereoscopic microscope. Both gametophyte species reached their mature
stage at 25 weeks after planting on the different media compositions. D. denticulata showed the
best gametophyte development, and formed mature gametophytes on the media of vermiculite,
sphagnum moss, and perlite, while D. trichomanoides grew best into maturity stage on the media
containing vermiculite, and sphagnum moss. Thus, the presence of sphagnum moss in the
media is an important material for the growth and development of Davallia gametophyte.
ABSTRAK
Davallia denticulata dan D. trichomanoides merupakan dua spesies tumbuhan paku yang
menarik dan indah untuk tanaman hias. Morfologi spora memiliki arti penting dalam taksonomi
tumbuhan paku, sedangkan komposisi media berperan penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan gametofitnya. Informasi seputar hal ini terkait dua spesies tumbuhan paku
tersebut belumlah ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap informasi mengenai ciri
morfologi spora dan tahapan perkembangan gametofit D. denticulata dan D. trichomanoides
pada tiga komposisi media berbeda. Pengambilan spora dilakukan di Bogor, Jawa Barat.
Spora ditumbuhkan pada tiga media steril. Morfologi spora dan perkembangan gametofit
diamati menggunakan mikroskop stereo. Kedua spesies memiliki waktu perkembangan
terbaik untuk mencapai tahap gametofit dewasa yaitu 25 minggu pada komposisi media yang
berbeda. D. denticulata berkembang dengan baik, dan membentuk gametofit dewasa pada
media vermiculite, lumut sphagnum, dan perlite. D. trichomanoides berkembang hingga tahap
gametofit dewasa dengan baik pada media vermiculite, dan lumut sphagnum. Dengan
demikian keberadaan lumut sphagnum pada media sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan gametofit Davallia.
1
Morfologi Spora dan Perkembangan Gametofit Davallia... Meliza et al.
2
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 6 No 1 Thn 2019
perlite; media kedua terdiri atas vermiculite, kemudian ditutup dengan kaca penutup.
dan perlite; dan media ketiga adalah Sporangium dipecah dengan bantuan jarum
vermiculite, dan lumut sphagnum. dengan cara mengetuk-ngetuk jarum pada
kaca penutup. Setelah sporangium pecah,
BAHAN DAN METODE spora dihitung dengan bantuan hand-
counter. Jumlah sporangium yang diamati
Waktu dan lokasi penelitian pada setiap individu adalah 10 sporangium.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Individu yang mempunyai 64 spora pada
Agustus 2015 - Juli 2016. Pengambilan setiap sporangiumnya dinyatakan sebagai
sampel dilakukan di kawasan Puncak, Bogor individu bertipe seksual, dan dipilih untuk
(suhu 32,9°C, kelembaban udara 74,9% dan ditumbuhkan (Evans 1964).
pH tanah 6,8), dan Kampus Institut Pertanian
Bogor (Suhu 29,9°C, kelembaban udara Pengamatan pertumbuhan dan perkembangan
74,0% dan pH tanah 6,8), Jawa Barat. Media tumbuh yang disiapkan, terdiri
Pengamatan tahap perkembangan gametofit dari vermiculite, gambut, dan perlite
dan struktur reproduksi tumbuhan paku (Puspitasari et al. 2015). Sebanyak 3
dilakukan di Laboratorium Ekologi dan komposisi perlakuan media diuji, yaitu media
Sumber Daya Tumbuhan, Departemen pertama (M1) terdiri dari vermiculite:lumut
Biologi, Institut Pertanian Bogor. sphagnum:perlite, dengan perbandingan
2:2:1; media kedua (M2) terdiri dari
Pengambilan sampel vermiculite:perlite, dengan perbandingan
Lokasi pengambilan sampel 2:1; media ketiga (M3) terdiri dari
ditentukan berdasarkan studi herbarium di vermiculite:lumut sphagnum, dengan
Herbarium Bogoriense, Lembaga Ilmu perbandingan 1:1. Media dimasukkan ke
Pengetahuan Indonesia (LIPI). dalam wadah plastik berukuran 14,5 9,5
Pengambilan sampel dilakukan dengan 4,5 cm3, dan permukaan media dilapisi
menggunakan metode jelajah untuk kertas saring. Selanjutnya media tumbuh
mencari jenis-jenis tumbuhan paku genus disterilisasi dengan menyiram media dengan
Davallia pada setiap lokasi yang ditentukan. air mendidih, dan dibiarkan tertutup selama
Tumbuhan paku yang diambil berupa 24 jam. Spora tumbuhan paku seberat 0,002
tumbuhan paku yang memiliki organ g yang telah ditimbang menggunakan
lengkap dan menghasilkan spora.
timbangan digital, ditabur di permukaan
Pengambilan spora mengacu pada media yang telah dilapisi kertas saring.
Siregar et al. (2014). Spora diambil dari Spora yang tumbuh diamati perkembangan
daun fertil yang memiliki sporangium masak gametofitnya dengan menggunakan
berwarna kecokelatan yang terletak di mikroskop setiap minggu sekali, dan setiap
bagian bawah daun. Daun dipetik, pengamatan diamati 10 individu gametofit.
kemudian dibungkus dengan kertas koran Parameter yang diamati untuk
dan dijemur di bawah sinar matahari selama perkembangan spora yaitu waktu
satu minggu. Spora yang berwarna perkecambahan spora, waktu memasuki
kekuningan dipisahkan dari sporangium tahap filamen, laminar, warna rhizoid, bentuk
dan selanjutnya ditimbang sesuai gametofit, dan ekspresi seksual, sedangkan
kebutuhan dalam percobaan ini untuk parameter pertumbuhan yaitu jumlah sel dan
disemai. ukuran gametofit. Pengamatan
perkembangan dan pertumbuhan dilakukan
Pengamatan tipe reproduksi setiap tujuh hari sekali sampai terbentuk
Pengamatan tipe reproduksi organ seksual. Pengamatan perkembangan
dilakukan untuk memperoleh sampel dan morfologi gametofit menggunakan
dengan tipe reproduksi seksual. mikrokop stereo, selanjutnya difoto dengan
Pengamatan dilakukan dengan mikroskop cahaya (Huang et al. 2009).
penghitungan jumlah spora pada satu
sporangium mengikuti Puspitasari et al. Analisis data
(2015). Satu sporangium diletakkan di atas Percobaan dilakukan dengan
kaca benda yang telah ditetesi air, rancangan acak lengkap, dengan 6 perlakuan
3
Morfologi Spora dan Perkembangan Gametofit Davallia... Meliza et al.
Tabel 1. Tahap perkembangan gametofit D. denticulata dan D. trichomanoides pada 3 macam media tumbuh
Keterangan: hss = hari setelah semai; mss = minggu setelah semai; Media 1 = vermiculite, lumut sphagnum, perlite;
Media 2 = vermiculite, perlite; Media 3 = vermiculite, lumut sphagnum
4
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 6 No 1 Thn 2019
pertumbuhan bibit (Toogood 1999). Media beberapa nutrisi untuk perkecambahan spora
vermiculite, dan lumut sphagnum D. denticulata. Penelitian sebelumnya
menyediakan kebutuhan air yang cukup serta melaporkan bahwa lumut sphagnum memiliki
AR
AT
Gambar 2. Perkembangan dan morfologi gametofit Davallia denticulata: A). Spora berkecambah;
B). Tahap filamen; C). Tahap spatula; D). Gametofit muda; E). Gametofit dewasa; F). Organ
reproduksi. AT = Anteridium, AR = Arkegonium
AR
AT
Gambar 3. Perkembangan dan morfologi gametofit Davallia trichomanoides: A). Spora berkecambah; B). Tahap
filamen; C). Tahap spatula; D). Gametofit muda; E). Gametofit dewasa; F). Organ reproduksi. AT =
Anteridium, AR = Arkegonium
5
Morfologi Spora dan Perkembangan Gametofit Davallia... Meliza et al.
sifat seperti spons, yang memiliki teskstur rhizoid (Gambar 3). Spora dari tumbuhan
berserat, porositas tinggi, dan kapasitas paku jenis lain, Annogramma chaerophylla
penyimpanan air yang tinggi dengan pH yang (Pteridaceae), juga berkecambah pada hari
rendah, sedangkan vermiculite memiliki pH ke-6 setelah tanam (Luna et al. 2016).
antara 3 hingga 7,8, serta menyediakan Pada minggu ke-3 hingga 5, spora yang
beberapa nutrisi seperti Ca, Mg, dan K disemai memasuki fase yang sama, yaitu
(Landis et al. 2014). tahap pembentukan filamen (Tabel 1). Pada
Spora yang telah berkecambah media vermiculite, dan lumut sphagnum,
selanjutnya memasuki tahap filamen, yaitu perkembangan menuju tahap pembentukan
sel-sel berwarna hijau terus membelah, dan spatula lebih cepat dibandingkan dua media
membentuk seperti benang (Gambar 2). Fase lainnya. Perkembangan gametofit jenis ini
filamen setiap spora pada media tumbuh pada media vermiculite, dan perlite hanya
berbeda dicapai pada waktu yang berbeda. mencapai tahap pembentukan filamen
Spora pada media vermiculite, dan lumut (Gambar 3), dan tidak terlihat adanya
sphagnum memasuki fase filamen paling perkembangan lebih lanjut hingga minggu ke-
cepat, sedangkan spora pada media 33 penelitian.
vermiculite, dan perlite mencapai fase filamen Tahap pembentukan gametofit muda
paling lambat (Tabel 1). Setelah sel-sel pada media vermiculite, dan lumut sphagnum
membentuk benang-benang filamen, maka dicapai dalam waktu yang paling cepat (Tabel
sel-sel terus membelah dan tersusun seperti 1). Pada minggu ke-23 hingga 25 gametofit
bentuk piringan yang menyerupai spatula muda telah memasuki tahap gametofit
(Gambar 2). Pada tahap ini, spora pada dewasa (Gambar 3). Media 3 terdiri dari
media vermiculite, lumut sphagnum, dan vermiculite dan lumut sphagnum sesuai untuk
perlite memasuki tahap spatula paling cepat pertumbuhan gametofit D. trichomanoides,
dibandingkan dengan media lain. karena ketika vermiculite dicampur dengan
Pada fase gametofit muda, sel-sel peat/moss dapat menjadi media tumbuh
membelah dan membentuk lembaran kecil. untuk perkembangbiakan tanaman, sehingga
Lembaran tersebut tampak berbentuk jantung dapat memperbaiki aerasi dan menjaga
dengan warna hijau (Gambar 2). kelembaban (RIS 1999). Akan tetapi, media
Pengamatan pada spora yang disemai dalam yang terdiri dari vermiculite, lumut sphagnum,
media vermiculite, lumut sphagnum, dan dan perlite tampaknya lebih sesuai untuk
perlite, menunjukkan pada minggu minggu perkembangan gametofit D. denticulata dan
ke-8 hingga minggu ke-13 perkembangan D. trichomanoides. Secara keseluruhan hasil
spora telah mencapai tahap pembentukan pengamatan menunjukkan bahwa pada
gametofit muda. Namun, spora yang disemai tahap awal perkembangan, yaitu
pada media vermiculite dan perlite perkecambahan spora D. trichomanoides
menunjukkan perkembangan yang lebih cenderung lebih cepat dibandingkan dengan
lambat dari spora yang disemai pada dua spora D. denticulata. Namun memasuki tahap
media lainnya (Tabel1). spatula hingga gametofit dewasa, gametofit
Fase gametofit dewasa ditandai D. denticulata mengalami perkembangan
dengan terbentuknya organ seksual berupa yang lebih cepat.
anteridium dan arkegonium (Gambar 2). Pada media vermiculite dan perlite,
Pada media vermiculite, lumut sphagnum, spora D. trichomanoides mengalami
dan perlite, perkembangan gametofit perkecambahan lebih cepat dibandingkan
mencapai tahap gametofit dewasa paling dengan spora D. denticulata, namun
cepat pada minggu ke-24 hingga 25, perkembangan gametofit berhenti pada tahap
sedangkan pada media vermiculite, dan filamen. Berbeda dengan
lumut sphagnum mulai membentuk gametofit D. trichomanoides, perkembangan
dewasa pada minggu ke-34 hingga 35. D. denticulata hanya mencapai gametofit
muda, kemudian mati sebelum membentuk
D. trichomanoides organ seksual. Vermiculite dapat menambah
Spora D. trichomanoides yang disemai kapasitas menahan air pada media tumbuh,
pada tiga jenis media berkecambah dalam dan menahan nutrisi seperti K, Mg, dan Ca,
waktu yang sama yaitu pada hari ke-6 hingga sedangkan perlite merupakan material silica
8 (Tabel 1) yang ditandai dengan munculnya vulkanik yang ringan dengan porositas yang
6
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 6 No 1 Thn 2019
tinggi, sifat porositasnya yang tinggi ini dapat trichomanoides yang tumbuh pada media
mengontrol kapasitas menahan air dan aerasi vermiculite, dan lumut sphagnum, dan media
(Grillas et al. 2001) media vermiculite, lumut sphagnum, dan
Spora yang disemai pada media lumut perlite memiliki jumlah sel yang lebih banyak
sphagnum dan vermiculite, menunjukkan hasil dibandingkan dengan jumlah sel pada media
perkembangan hingga mencapai tahap vermiculite, dan perlite (Gambar 4).
gametofit muda memerlukan waktu yang Pada minggu ke-10 rata-rata jumlah sel
hampir sama pada kedua spesies yaitu sekitar D. denticulata dan D. trichomanoides berbeda
23 minggu. Namun, spesies D. trichomanoides nyata, namun jumlah sel tertinggi dimiliki oleh
membentuk organ seksual atau gametofit gametofit D. denticulata yang tumbuh pada
dewasa lebih cepat dibandingkan D. media vermiculite, lumut sphagnum, dan
denticulata. Dengan demikian, keberadaan perlite. Jumlah sel semakin bertambah, dan
lumut sphagnum sangat penting dalam berbanding lurus dengan bertambahnya umur
pertumbuhan dan perkembangan gametofit gametofit. Pada minggu ke-15 dan 20,
kedua spesies Davallia. Sphagnum menjadi pertambahan jumlah sel D. denticulata pada
substrat yang baik untuk menumbuhkan media vermiculite, lumut sphagnum, dan
tanaman, karena sphagnum memiliki perlite terlihat lebih banyak dibandingkan
kemampuan menyimpan air dengan baik serta dengan dua media lainnya, sedangkan untuk
memiliki karakeristik aerasinya yang tinggi D. trichomanoides memiliki rata-rata jumlah
(Heiskanen1995). Penelitian Zaitseva (2009) sel tertinggi pada media vermiculite, dan lumut
menunjukkan bahwa sphagnum juga memiliki sphagnum (Gambar 5).
kemampuan anti jamur dan bakteri, sehingga Pertumbuhan dan perkembangan
baik digunakan untuk pertanian. gametofit sangatlah bergantung pada
ketersediaan bahan organik pada media,
Pertumbuhan gametofit dalam penelitian ini, lumut sphagnum
Gametofit D. denticulata dan berperan sebagai bahan organik pada media
D. trichomanoides pada setiap media tumbuh tanam. Bahan organik membantu dalam
memiliki jumlah sel dengan rata-rata yang penyediaan unsur hara, meningkatkan
berbeda pada setiap minggu, sesuai dengan kemampuan mengikat air, memperbesar
tingkat perkembangan gametofit. Dengan kapasitas tukar kation (KTK), serta berperan
semakin berkembangnya gametofit, maka dalam meningkatkan aktivitas mikrobia yang
jumlah sel yang menyusun gametofit juga dibutuhkan agar pertumbuhan menjadi lebih
semakin bertambah. Pada minggu ke-7, optimal. Kapasitas Tukar Kation (KTK) dari
gametofit D. denticulata dan D. lumut sphagnum memiliki rentang nilai 26
5
Jumlah sel minggu ke-7
0
Dd Dt Dd Dt Dd Dt
M1 M2 M3
Perlakuan
Gambar 4. Diagram pertumbuhan sel gametofit D. denticulata dan D. trichomanoides pada minggu ke-7. D. denticulata
(Dd), D. trichomanoides (Dt). M1= vermiculite, lumut sphagnum, perlite; M2= vermiculite, perlite; M3=
vermiculite, lumut sphagnum
7
Morfologi Spora dan Perkembangan Gametofit Davallia... Meliza et al.
hingga 120 meq/100 gram (Kubota et al. Kalium berperan dalam dua proses
1993), nilai KTK ini mempengaruhi besar pada tumbuhan, yaitu biofisik dan biokimia.
kecilnya kalium yang diserap oleh tanaman, Dalam proses biofisik, kalium berperan dalam
semakin tinggi nilai KTK maka semakin besar mengendalikan tekanan osmotik, turgor sel,
kemampuan penyimpanan dan penyediaan stabilitas pH, dan mengatur air dengan
kalium (Wanarso 2005). mengontrol stomata, sedangkan pada proses
50
A
Jumlah sel pada minggu ke-10
40
30
20
10
0
Dd Dt Dd Dt Dd Dt
-10 M1 M2 M3
-20 Perlakuan
140
B
Jumlah sel pada minggu ke-15
100
60
20
Dd Dt Dd Dt Dd Dt
-20
M1 M2 M3
-60 Perlakuan
200
C
Jumlah sel minggu ke-20
150
100
50
0
Dd Dt Dd Dt Dd Dt
-50 M1 M2 M3
Perlakuan
Gambar 5. Diagram pertumbuhan sel gametofit D. denticulata dan D. trichomanoides: A). Jumlah sel minggu ke-10;
B). Jumlah sel minggu ke-15; C). Jumlah sel minggu ke-20. D. denticulata (Dd),
D. trichomanoides (Dt). M1= vermiculite, lumut sphagnum, perlite; M2= vermiculite, perlite; M3=
vermiculite, lumut sphagnum
8
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 6 No 1 Thn 2019
9
Morfologi Spora dan Perkembangan Gametofit Davallia... Meliza et al.
10