Gaya Hidup Hedonis Dalam Perilaku Konsumtif (Studi Kasus Mahasiswa Angkatan 2021 Prodi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Usu)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Jurnal Point Equilibrium Manajemen & Akuntansi

Vol. 4, No. 1, Maret 2023


DOI: 10.59963 e-ISSN: 2686-1135
Page: 12-18
Submit: 05 Maret 2023 Review Artikel: 21 Maret 2023 Revisi: 27 Maret 2023 Publish: 30 Maret 2023
=======================================JPEMA=======================================
GAYA HIDUP HEDONIS DALAM PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA
ANGKATAN 2021 PRODI ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITA SUMATERA
UTARA
1)
Asri Lestari, 2)Weny Rivanka, 3)Dini Lestari
1,2,3
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
1
asrilestari584@gmail.com , 2 wenyrivanka10@gmail.com , 3 dinilestarihasibuan@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to find out how big the hedonic lifestyle is in consumptive behavior in students of the
Business Administration Study Program, Faculty of Social and Political Sciences,USU as well as the
factors that influence and impact the hedonic lifestyle in consumptive behavior. This research is type of
qualitative research. The population in this study were students of the Department of Business
Administration, Faculty of Social and Political Sciences, USU Class of 2021. The sample in this study
was 6 students majoring in Business Administration class 2021 class 4A. The sampling technique that
can be used in this research is random sampling. Data analysis techniques used are data reduction,
data presentation, and conclusions. The results of the study show that the hedonic lifestyle in
consumptive behavior by students of the Business Administration Study Program, USU's Faculty of
Social and Political Sciences, has various forms. Some students tend to choose a consumptive lifestyle
in terms of fashion, while others are more inclined to social activities such as traveling and hanging out
in popular places. Factors that influence students to live a hedonic lifestyle are personal preferences for
modern life and family support. The positive impact of a hedonic lifestyle is increasing self-confidence
and providing pleasant social experiences. The negative impacts are excessive consumption, priority
imbalance, dissatisfaction, and uncontrolled financial spending.

Keywords: Hedonic Lifestyle, Individual Attitude, Consumptive Behavior


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar gaya hidup hedonis dalam perilaku konsumtif
pada mahasiswa Prodi Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik USU serta faktor-
faktor yang mempengaruhi dan dampak gaya hidup hedonis dalam perilaku konsumtif. Penelitian ini
termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan
Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Angkatan 2021 USU. Sampel dalam
penelitian ini adalah mahasiswi jurusan Ilmu Administrasi Bisnis angkatan 2021 kelas 4A berjumlah 6
orang. Teknik sampling yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling. Teknik
analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa gaya hidup hedonis dalam perilaku konsumtif oleh mahasiswa Prodi Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik USU memiliki bentuk yang beragam. Beberapa mahasiswa
cenderung memilih gaya hidup konsumtif dalam hal fashion, sementara yang lain lebih condong pada
aktivitas sosial seperti jalan-jalan dan nongkrong di tempat populer. Faktor-faktor yang mempengaruhi
mahasiswa menjalani gaya hidup hedonis yaitu preferensi pribadi terhadap kehidupan modern dan
dukungan keluarga. Dampak positif dari gaya hidup hedonis yaitu meningkatkan kepercayaan diri dan
memberikan pengalaman sosial yang menyenangkan. Dampak negatifnya yaitu konsumsi berlebihan,
ketidakseimbangan prioritas, ketidakpuasan, dan pengeluaran keuangan yang tidak terkendali.
Kata Kunci: Gaya Hidup Hedonisme, Sikap Individual, Perilaku Konsumtif

61
PENDAHULUAN

Saat ini, dalam era globalisasi terdapat kemajuan yang pesat di berbagai bidang seperti
ekonomi, teknologi, industri, dan lain-lain. Kemajuan ini disebabkan oleh adanya berbagai
teknologi canggih yang dapat membantu manusia untuk menyelesaikan tugas dan melakukan
aktivitas dengan lebih mudah. Hal ini juga mempengaruhi mahasiswa, yang juga merasakan
dampak positif dari perkembangan teknologi tersebut.

Dalam perkembangannya, teknologi memberikan kemudahan dalam meningkatkan gaya


hidup semua kalangan, termasuk remaja. Sayangnya, bagi remaja yang memiliki gaya hidup
tinggi, uang mereka seringkali digunakan untuk membeli barang-barang yang tidak penting
tanpa mempertimbangkan manfaatnya. Hal ini, jika dilakukan secara terus-menerus, dapat
mengarah pada perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif tersebut dapat memengaruhi pola pikir
seseorang dan mendorongnya untuk mengambil tindakan apapun untuk memenuhi
keinginannya (Afifah & Bintang, 2020)

Mahasiswa adalah kelompok remaja yang sangat rentan terhadap pengaruh modernisasi.
Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berlanjut memiliki dampak signifikan
pada gaya hidup dan perilaku mereka. Mahasiswa sering terlibat dalam kompetisi untuk
mengikuti tren yang menuju gaya hidup hedonis, yang akhirnya dapat menjadi kebiasaan yang
mereka nikmati. Faktor penting dalam mendorong mereka mengikuti gaya hidup hedonis
adalah kebebasan mereka dalam mengelola uang saku. Kemampuan mereka yang terbatas
dalam mengatur keuangan dan menetapkan prioritas akan cenderung membuat mereka
menggunakan uang saku mereka hanya untuk kesenangan semata.

Mahasiswa sering memperlihatkan gaya hidup hedonis dalam kehidupan sehari-hari


mereka. Banyak dari mereka yang menghabiskan waktu dengan bersenang-senang bersama
teman-teman, seperti menghabiskan waktu di kafe, berbelanja di pusat perbelanjaan, membeli
poster dari idola favorit mereka, atau bahkan merokok, menggunakan narkoba, dan perilaku
lainnya. Mereka berpikir bahwa dengan melakukan hal-hal tersebut, mereka akan diterima dan
diakui keberadaannya oleh lingkungan di sekitar mereka (Nadzir & Ingarianti, 2015). Gaya
hidup hedonis yang terlihat pada remaja saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
pengaruh pergaulan dengan teman sebaya, kurangnya pengendalian dari orang tua yang
memenuhi semua keinginan anak, dan pengaruh yang semakin kuat dari media sosial yang
terus berkembang (Ningsih & Putra, 2020).

Berdasarkan observasi melalui platform media sosial Instagram, terlihat bahwa


mahasiswa seringkali mengunggah konten yang menampilkan gaya hidup seperti nongkrong
dan outfit of the day (OOTD) sebagai ukuran kekinian dan pengakuan dalam lingkungan
pergaulan saat ini. Fenomena ini mendorong banyak mahasiswa untuk menjaga keterkaitan
dengan tren fashion terkini. Mereka merasa penting untuk membeli berbagai barang berkualitas
tanpa melakukan pertimbangan yang matang (Pelealu & Huwae, 2023).

62
Berdasarkan penelitian Rombe (2014) dengan judul "Hubungan Body Image dan
Kepercayaan Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja Putri di SMA Negeri 5 Samarinda"
ditemukan bahwa remaja memiliki kecenderungan untuk meniru teman-teman mereka dan
mudah terpengaruh oleh iklan serta konformitas sosial. Mereka juga cenderung boros dan
memiliki harapan yang tidak realistis dalam pengeluaran uang hanya untuk kesenangan semata.
Mereka merasa perlu untuk mengikuti tren yang sedang populer sehingga tidak merasa puas
dengan barang-barang yang mereka miliki saat ini, karena tren terus berubah seiring waktu.

Dari situasi yang dijelaskan di atas, mahasiswa sering kali tergoda untuk membeli barang
yang memberikan kepuasan dan kebahagiaan bagi mereka, meskipun mereka tidak tahu
manfaat sebenarnya dari barang tersebut. Barang tersebut dibeli semata-mata untuk memuaskan
keinginan mereka. Hal ini terjadi karena gaya hidup hedonis yang semakin populer di kalangan
mahasiswa. Melihat hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini.

KAJIAN TEORI

Konsumtif dan Gaya Hidup Hedonis


Konsumtif adalah suatu perilaku konsumsi di mana individu menghabiskan uang untuk
membeli barang atau jasa yang sebenarnya tidak diperlukan atau hanya untuk memuaskan
keinginan atau keinginan pribadi tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya.
Sumber konsumtif dapat berasal dari faktor-faktor seperti iklan, tuntutan sosial, dan tekanan
teman sebaya. Sedangkan gaya hidup hedonis adalah pola hidup di mana individu mengejar
kesenangan dan kenikmatan secara berlebihan tanpa memperhatikan akibatnya terhadap
kesehatan fisik atau keuangan. Sumber dari gaya hidup hedonis dapat berasal dari kebiasaan
dan budaya di lingkungan sosial atau pengaruh media sosial. Keduanya merupakan perilaku
yang dapat mengakibatkan konsekuensi negatif seperti hutang, pengeluaran yang tidak
terkendali, kecanduan, serta dampak pada kesehatan mental dan fisik. Oleh karena itu, penting
bagi individu untuk mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari perilaku konsumtif
dan gaya hidup hedonis dan mempraktikkan pola hidup yang sehat dan bertanggung jawab
secara finansial (Banerjee & Dittmar, 2008).

Gaya Hidup Hedonis Memengaruhi Perilaku Konsumtif Seseorang


Gaya hidup hedonis memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumtif individu melalui beberapa
faktor. Berikut ini adalah beberapa faktor yang menjelaskan hubungan antara gaya hidup
hedonis dan perilaku konsumtif:
1. Pencarian kenikmatan
Gaya hidup hedonis cenderung didorong oleh pencarian kenikmatan instan dan gratifikasi
segera. Individu yang mengadopsi gaya hidup ini cenderung memprioritaskan kepuasan
pribadi dan kesenangan sensorik melalui konsumsi barang dan jasa yang mewah atau
menggoda (Ruvio et al., 2008).
2. Identitas sosial dan status

63
Gaya hidup hedonis sering dikaitkan dengan peningkatan status sosial dan pengakuan oleh
orang lain. Individu yang ingin menunjukkan status dan keberhasilan mereka cenderung
terlibat dalam perilaku konsumtif, seperti membeli produk mewah atau mengikuti tren
terbaru (Griskevicius et al., 2010).
3. Pengaruh media dan periklanan
Media dan periklanan memiliki peran penting dalam mempromosikan gaya hidup hedonis
dan mempengaruhi perilaku konsumtif. Paparan yang berlebihan terhadap iklan yang
menonjolkan kepuasan dan kenikmatan dapat mendorong individu untuk terlibat dalam
konsumsi yang berlebihan (Dittmar et al., 1996).
4. Kurangnya keterikatan emosional
Gaya hidup hedonis seringkali berkaitan dengan kurangnya keterikatan emosional terhadap
barang-barang yang dikonsumsi. Individu yang cenderung mengadopsi gaya hidup ini
sering kali terjebak dalam siklus konsumsi yang tidak berkelanjutan, dengan terus mencari
pengalaman baru dan stimulasi yang lebih tinggi (Dittmar, 2005).

Sikap Individual dalam Gaya Hidup Hedonis dan Perilaku Konsumtif


Konsumsi hedonistik dapat meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan individu. Faktor yang
mempengaruhi konsumsi hedonistik, salah satunya adalah ekspresi pribadi. Ekspresi pribadi
adalah tujuan yang dapat mempengaruhi orang untuk membeli produk hedonistik karena
penggunaan produk tersebut dianggap sebagai perilaku yang dapat mengekspresikan selera dan
preferensi mereka sendiri. Namun, dibandingkan dengan konsumsi praktis, produk hedonistik
lebih cenderung menimbulkan rasa bersalah, membelanjakan citra diri negatif, dan tujuan
tingkat tinggi. Orang yang menganut gaya hidup hedonis lebih cenderung menunjukkan
perilaku konsumtif.

Perilaku hedonistik ditandai dengan keterbukaan terhadap pengalaman yang menyenangkan dan
cenderung menuruti keinginan sendiri. Perilaku hedonistik mencerminkan sikap terhadap waktu
dan kehidupan. Mengejar kesenangan indrawi seperti minum alkohol, seks berlebihan, dan
melakukan aktivitas berisiko untuk memaksimalkan kebahagiaan adalah contoh perilaku
hedonistik.

Dampak dari Adanya Gaya Hidup Hedonis


Gaya hidup hedonis merujuk pada orientasi hidup yang berfokus pada pencapaian kesenangan
dan kenikmatan segera, seringkali tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.
Dampak dari gaya hidup hedonis dapat bervariasi, baik secara fisik, mental, maupun sosial.
Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:
1. Masalah kesehatan fisik
Gaya hidup hedonis sering dikaitkan dengan kebiasaan tidak sehat, seperti kurangnya
aktivitas fisik, konsumsi makanan tidak sehat, penggunaan obat-obatan terlarang, dan
penyalahgunaan alkohol. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit kronis
seperti obesitas, penyakit jantung, diabetes, dan gangguan hati.

64
2. Gangguan kesehatan mental
Kehidupan hedonis yang berfokus pada kesenangan segera dapat menyebabkan masalah
kesehatan mental. Orang yang hidup dengan gaya hidup ini mungkin mengalami stres,
kecemasan, depresi, dan kekosongan emosional ketika mereka tidak mampu mencapai
tingkat kepuasan yang sama seperti sebelumnya.
3. Masalah keuangan
Gaya hidup hedonis yang cenderung mengutamakan kesenangan segera sering kali
berhubungan dengan pengeluaran yang berlebihan. Orang yang hidup dalam gaya hidup
ini seringkali menghabiskan uang secara berlebihan untuk memuaskan keinginan dan
keinginan sesaat, tanpa mempertimbangkan keuangan mereka secara keseluruhan. Hal ini
dapat menyebabkan masalah keuangan jangka panjang seperti utang yang tidak terkendali
dan ketidakstabilan finansial.
4. Gangguan hubungan sosial
Gaya hidup hedonis yang berpusat pada kesenangan pribadi dapat menghambat
pembentukan hubungan yang sehat dan memuaskan dengan orang lain. Fokus yang
berlebihan pada diri sendiri dan pencapaian kesenangan pribadi dapat menghalangi
kebutuhan dan keinginan orang lain, menyebabkan konflik interpersonal, dan
menyebabkan isolasi sosial.

Mengatasi atau Mengurangi Dampak Negatif Gaya Hidup Hedonis dan Perilaku
Konsumtif
Mengatasi atau mengurangi dampak negatif gaya hidup hedonis dan perilaku konsumtif
membutuhkan pendekatan yang komprehensif. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat
digunakan:
1. Kesadaran dan pendidikan
Meningkatkan kesadaran individu tentang dampak negatif gaya hidup hedonis dan
perilaku konsumtif melalui kampanye, seminar, dan program edukasi. Menyediakan
informasi yang jelas tentang konsekuensi sosial, ekonomi, dan lingkungan dari perilaku
konsumtif yang berlebihan (Vermeir & Verbeke, 2008).
2. Perencanaan keuangan
Mendorong individu untuk membuat perencanaan keuangan yang baik, termasuk
menetapkan anggaran, menghindari utang konsumtif, dan fokus pada pembelian yang
lebih penting dan bernilai jangka panjang.
3. Pemahaman emosi dan pengelolaan stres
Membantu individu untuk mengenali emosi dan stres yang mempengaruhi perilaku
konsumtif. Memperkenalkan strategi pengelolaan stres alternatif seperti meditasi,
olahraga, atau kegiatan sosial.
4. Konsumsi berkelanjutan
Mendorong konsumsi yang lebih berkelanjutan dengan memilih produk yang ramah
lingkungan, mendukung bisnis yang bertanggung jawab sosial dan lingkungan, serta
mengurangi pemborosan sumber daya (Ekström et al., 2017).

65
5. Kesadaran lingkungan
Meningkatkan kesadaran tentang isu lingkungan dan mempromosikan gaya hidup yang
lebih ramah lingkungan, seperti pengurangan sampah, daur ulang, dan penghematan
energi.

PENELITIAN RELEVAN

“Gaya Hidup Hedonisme Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam
Ratulangi Di Kota Manado” yang di tulis oleh Joulanda Tambingon Femmy C.M Tasik Antonius
Purwanto. Yang bersifat Kualitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa Akibat dari gaya hidup
hedonisme mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsrat memunculkan dampak-dampak
negative dalam diri mahasiswa itu sendiri, yaitu penyelesaian studi yang lebih dari 5 tahun dan
bahkan harus di Droup Out, karena selama waktu studi mahasiswa tersebut sering juga tidak taat
peraturan di fakultas dan mengabaikan tanggungjawabnya sebagai seorang mahasiswa. Karakter
seorang mahasiswa juga menjadi penentu dengan keberhasilannya dalam mengikuti perkuliahan
dan prestasi-prestasi yang di raih. Gaya hidup hedonisme seorang mahasiswa membuat dirinya
tidak memikirkan prestasi-prestasi lagi di kampus dan tidak ada lagi rasa persaingan dalam
belajar dengan teman-temannya dikelas. Persamaan dan perbedaan dari penelitian yang dibahas
oleh penulis yaitu Persamaannya Lingkungan pergaulan yang luas di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Unsrat membuat keterpengaruhan yang besar kepada mahasiswa untuk bisa di akui teman-
temannya dengan mengikuti trend yang ada apalagi mahasiswa perempuan yang sangat
memperhatikan penampilan, memang tidak ada salahnya untuk mengikuti trend tetapi di dapati
gaya hidup mahasiswa di Fakultas Ekonomi yang mengikuti trend ada yang karena faktor
ekonomi yang kurang membuat dirinya memaksakan untuk mengikuti trend yang ada dengan
menjadi lebih konsumtif dalam berbelanja supaya tidak dikatakan kurang pergaulan, dan dilihat
orang tetap modis dan menarik meskipun uang yang didapat untuk membeli barang-barang dan
pakaian yang menunjang penampilan mahasiswa tersebut diambil dari uang untuk biaya
kebutuhannya selama perkulihan yang diberikan Orang Tua. Dan persamaan keduanya yaitu
objek penelitian yang berbeda di penelitian sebelumnya objeknya yaitu remaja. Sedangkan yang
kami teliti yaitu Mahasiswa Angkatan 2021 Prodi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik USU. Perbedaannya ialah mahasiswa mendapatkan uang secara tidak halal karena
merasakan kesulitan ekonomi untuk biaya perkuliahan maka mengambil jalan pintas untuk
mendapatkan uang dengan menjadi wanita penghibur.

“Bentuk-Bentuk Gaya Hidup Hedonisme Pada Mahasiswa Fakultas Dakwah Dan


Komunikasi Uin Ar-Raniry” yang ditulis oleh Raihatul Jannah dengan menggunakan metode
kualitatif dan hasil penelitiannya yaitu Al-Maraghi berpendapat bahwa di dalam mudghah
mengandung beberapa unsur, diantaranya terdapat bahan-bahan yang membentuk tulang dan
daging. Bahan makanan yang dicerna oleh manusia juga mengandung kedua unsur tersebut dan
merupakan sumber terbentuknya darah. Setelah melalui beberapa tahapan di atas, Allah
kemudian menjadikan makhluk yang berbentuk lain, yakni bukan hanya sekedar fisik, tetapi juga

66
non fisik sebagaimana telah dijelaskan surat Al-Mu’minum. Sehingga dikatakan bahwa manusia
adalah makhluk yang memiliki dua dimensi, yaitu dimensi jasmani dan rohani. Sedangkan
Perbedaan ialah Penelitian ini bahwa seorang individu yang memiliki motivasi dalam dirinya
akan melakukan suatu hal dengan baik, menggunakan peluang hidup untuk mencapai
kesuksesan, gemar melakukan suatu hal yang sulit dan mencari jalan keluar terhadap hal-hal
yang dianggap sulit serta mengerjakan suatu hal yang penting dan dapat memberi manfaat untuk
dirinya maupun orang lain. Sedangkan persamaannya ialah Gaya hidup hedonis yaitu gaya hidup
yang cenderung mencari atau menjadikan kesenangan atau kenikmatan menjadi tujuan dalam
hidupnya dan menghindari hal-hal yang menyakitkan.

“Gaya Hidup Hedonisme Remaja di Kawasan Legian, Kabupaten Badung” yang di tulis
oleh Ni Kadek Diah Juliana Putri, Alma Yunita Dewi, Nyoman Ayu Trisha Angela, I Rai
Hardika yang bermetode kualititaif dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan
infrastuktur di daerah Legian yang berkembang pesat menyebabkan adanya interaksi antara
remaja dengan para wisartawan yang semakin intensif. Salah satu hasil interaksi tersebut adalah
adanya adanya gaya hidup hedonism yang dibawa oleh wisatawan asing yang pada akhirnya
ditiru oleh remaja. Faktor pendukung maraknya gaya hidup hedonism adalah karena keluarga
memiliki kemampuan secara finansial yang mendukung gaya hidup hedonis, adanya upaya
penyetaraan dalam kelas sosial yang modern dari wisatawan asing yang mengubah life-style
remaja, serta adanya faktor prestise dalam diri remaja dalam merespon perubahan. Pendorong
remaja dalam gaya hidp hedonism adalah perilaku yang konsumtif, dan kurangnya kontrol dari
orang tua kepada remaja dalam merespon perkembangan dalam era global. Kemudian pada
penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kualitatif dengan persamaan Gaya hidup
hedonisme adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup, seperti
lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian
kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi pusat
perhatian sedangkan perbedaannya ialah pada penelitian jurnal ini objeknya ialah wisatawan di
Bali sedangkan pada penelitian saya menggunakan objek mahasiswa yang ada pada USU.

METODA
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Angkatan
2021 USU. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
angkatan 2021 kelas 4A berjumlah 6 orang. Teknik sampling yang dapat digunakan dalam
penelitian ini adalah random sampling.

Penelitian ini menggunakan data primer sebagai sumber data. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah wawancara dan observasi partisipan. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini melibatkan beberapa pendekatan analisis yaitu reduksi data,
penyajian data, dan kesimpulan.

67
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gaya Hidup Hedonis dalam Perilaku Konsumtif pada Mahasiswa Prodi Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Angkatan 2021
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Fanny, mahasiswi Prodi Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Angkatan 2021 mengatakan bahwa:

“Kegiatan yang saya lakukan di waktu luang adalah berjualan online dan offline (pesanan
makanan), berkumpul bersama teman, atau di rumah saja. Untuk kegiatan nongkrong di kafe
biasanya satu kali dalam seminggu dan menghabiskan Rp.10.000,00-Rp.70.000,00 tergantung
tempat yang dikunjungin dan dengan siapa saya pergi. Saya juga suka pergi ke tempat-tempat
yang sedang viral, tergantung jadwal dan budget yang saya miliki. Untuk mode atau fashion
terkini, terutama pakaian yang sangat ngetren saya tidak terlalu tertarik untuk mengikuti dan
langsung membeli. Walaupun demikian, fashion ke kampus itu wajib agar kita terlihat lebih
bagus dan rapi. Barang branded yang saya miliki adalah tas, 1-2 tas dengan kisaran harga
Rp.200.000,00-Rp.300.000,00. Untuk membeli barang-barang yang saya inginkan biasanya
saya bertanya kepada orangtua saya, dan apabila diizinkan biasanya akan dibelikan oleh
orangtua. Transportasi saya ke kampus adalah mengendarai kereta sendiri. Dan saat
mengeluarkan uang untuk membayar sesuatu, saya lebih suka cashless”.

Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Eka, mahasiswi Prodi Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Angkatan 2021 mengatakan bahwa:

“Kegiatan yang saya lakukan di waktu luang adalah pergi bersama teman, berkumpul bersama
keluarga di rumah, dan me time. Untuk kegiatan nongkrong di kafe biasanya satu sampai tiga
kali dalam seminggu. Budget yang dikeluarkan untuk sekali nongkrong dengan teman-teman
kuliah sekitar Rp.40.000,00, jika bersama pasangan budget yang dikeluarkan jauh lebih besar.
Saya juga suka pergi ke tempat-tempat yang sedang viral, tetapi tidak saat tempat itu sedang
ramai-ramainya dikunjungin orang-orang, dan tergantung jadwal dan budget yang saya miliki.
Untuk mode atau fashion terkini, saya tidak terlalu mengikuti karena saya tidak suka memiliki
barang yang sama dengan banyak orang apalagi jika barangnya murah. Barang branded yang
saya miliki adalah jam tangan, merek Alexandre Christie, dengan kisaran harga
Rp.1.700.000,00. Saya biasanya mengumpulkan uang dari uang jajan saya untuk membeli
barang-barang yang saya inginkan, dan apabila kurang saya akan meminta kepada orangtua
saya. Transportasi saya ke kampus biasanya naik kereta sendiri atau nebeng (menumpang)
dengan teman. Saya tidak pergi berwisata atau berlibur ke luar kota bersama teman-teman
karena tidak diizinkan oleh orang tua”.

Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Fira, mahasiswi Prodi Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Angkatan 2021 mengatakan bahwa:

“Kegiatan yang saya lakukan di waktu luang adalah pergi bersama teman atau menghabiskan
waktu di rumah. Untuk kegiatan nongkrong di kafe biasanya dua sampai tiga kali dalam
seminggu. Budget yang dikeluarkan untuk sekali nongkrong sekitar Rp.20.000,00-
Rp.50.000,00. Saya juga suka pergi ke tempat-tempat yang sedang viral, seperti kafe-kafe hits

68
dan tempat-tempat rekreasi. Saya tidak terlalu mengikuti mode atau fashion terkini karena saya
tidak suka memiliki barang yang sama dengan banyak orang, dan setiap orang juga punya style
atau gayanya masing-masing, termasuk saya. Untuk fashion ke kampus juga yang penting rapi,
bersih, dan harum, tidak harus memakai gaya fashion terkini. Barang branded yang saya miliki
adalah sepatu, dengan kisaran harga Rp.700.000,00. Untuk membeli barang-barang yang saya
inginkan biasanya saya memakai uang jajan saya atau meminta kepada orangtua saya.
Transportasi saya ke kampus biasanya naik kereta sendiri. Dan saat mengeluarkan uang untuk
membayar sesuatu, tergantung tempat, tetapi saya lebih suka cashless”.

Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Desy, mahasiswi Prodi Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Angkatan 2021 mengatakan bahwa:

“Kegiatan yang saya lakukan di waktu luang adalah pergi bersama teman atau me time
(mendengarkan musik atau membaca buku). Untuk kegiatan nongkrong di kafe biasanya dua
sampai tiga kali dalam seminggu. Budget yang dikeluarkan untuk sekali nongkrong sekitar
Rp.50.000,00. Saya tidak terlalu suka pergi ke tempat-tempat yang sedang viral. Saya lebih
memilih pergi ke kafe-kafe yang suasananya tenang dan tidak terlalu ramai, yang cocok untuk
mengerjakan tugas atau sejedar membaca buku. Untuk mode atau fashion terkini, saya
mengikuti, tapi tidak implusif untuk membeli. Saya membeli hanya ketika saya benar-benar
suka dan cocok dengan mode atau gaya tersebut. Akan tetapi fashion ke kampus itu wajib.
Berpenampilan bagus dan menarik agar terlihat rapi dan enak dipandang mata. Barang branded
yang saya miliki adalah tas, dengan kisaran harga Rp500.000,00. Saya biasanya mengumpulkan
uang dari uang jajan saya untuk membeli barang-barang yang saya inginkan. Transportasi saya
ke kampus biasanya naik kereta sendiri karena lebih praktis. Dan saat mengeluarkan uang
untuk membayar sesuatu, saya biasaya menggunakan kartu debit, cashless”.

Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Siti, mahasiswi Prodi Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Angkatan 2021 mengatakan bahwa:

“Kegiatan yang saya lakukan di waktu luang adalah pergi bersama teman atau berkumpul
bersama keluarga di rumah. Untuk kegiatan nongkrong di kafe biasanya dua kali dalam
seminggu. Budget yang dikeluarkan untuk sekali nongkrong sekitar Rp.50.000,00, jika bersama
pasangan budget yang dikeluarkan sekitar Rp.100.000,00. Saya juga suka pergi ke tempat-
tempat yang sedang viral, biasanya bersama teman kuliah atau pasangan tetapi tidak saat
tempat itu sedang ramai-ramainya dikunjungin orang-orang, dan tergantung jadwal yang kita
miliki. Untuk mode atau fashion terkini, saya tidak terlalu suka mengikuti karena biasanya
tidak cocok dengan style saya dan saya juga kurang suka memiliki barang yang sama dengan
banyak orang. Barang branded yang saya miliki adalah sepatu, dengan kisaran harga
Rp.1.000.000,00. Untuk membeli barang-barang yang saya inginkan biasanya saya meminta
kepada orangtua saya. Transportasi saya ke kampus biasanya naik kereta sendiri, nebeng
(menumpang) dengan teman, atau dengan ojek online. Dan saat mengeluarkan uang untuk
membayar sesuatu, saya lebih suka cashless. Berpenampilan menarik ke kampus itu harus agar
terlihat bersih dan rapi. Dan terlihat hedon, biasanya itu juga sesuai dengan keuangan dan
keadaan mereka”.

69
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan Natalia, mahasiswi Prodi Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Angkatan 2021 mengatakan bahwa:

“Kegiatan yang saya lakukan di waktu luang adalah pergi nongkrong dengan teman-teman atau
me time di kost-an. Untuk nongkrong di kafe biasanya satu sampai dua kali dalam seminggu.
Budget yang dikeluarkan untuk sekali nongkrong dengan teman-teman sekitar Rp.30.000,00.
Saya tidak terlalu suka pergi ke tempat-tempat yang sedang viral, apalagi saat sedang ramai-
ramainya dikunjungin orang-orang. Saya mengikuti mode atau fashion terkini, terutama pakaian.
Saya suka dengan pakaian yang lucu-lucu. Apalagi pakaian yang kita pakai ke kampus itu juga
harus bagus, bersih dan rapi. Walaupun begitu saya tidak suka juga kalau punya pakaian yang
banyak dipakai orang lain, saya tetap memilih-milih. Barang branded yang saya miliki adalah
tas, dengan kisaran harga Rp.1.300.000,00. Saya biasanya mengumpulkan uang dari uang jajan
saya yang dikirim orangtua perbulan untuk membeli barang-barang yang saya inginkan.
Transportasi saya ke kampus biasanya naik ojek online atau nebeng (menumpang) dengan
teman. Saya juga pergi berwisata atau berlibur ke luar kota bersama teman-teman, biasanya
diakhir semester. Saat mengeluarkan uang untuk membayar sesuatu, saya lebih milih cashless.
Penampilan kita dan teman-teman yang kadang terlihat hedon, biasanya itu juga sesuai dengan
keuangan dan keadaan mereka”.

Gaya hidup hedonis dalam perilaku konsumtif pada mahasiswa Program Studi
Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU angkatan 2021 bervariasi.
Setiap mahasiswa memiliki preferensi dan kecenderungan konsumtif yang berbeda-beda.
Sebagian mahasiswa lebih tertarik pada gaya hidup konsumtif dalam hal peralatan fashion,
seperti memilih baju dan tas yang fashionable. Mereka menghabiskan banyak uang untuk
membeli produk-produk fashion terkini yang dapat meningkatkan penampilan mereka.

Di sisi lain, ada pula mahasiswa yang lebih memilih menghabiskan uang mereka untuk
aktivitas sosial seperti jalan-jalan, nongkrong di kafe-kafe populer, atau mengunjungi tempat-
tempat wisata dan hiburan yang sedang tren di kalangan mahasiswa. Mereka mencari
pengalaman dan kenikmatan dalam hal menjelajahi tempat-tempat baru, bertemu dengan
teman-teman, dan menikmati waktu luang mereka dengan cara yang menghibur.

Namun, bagi mahasiswa Prodi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
USU angkatan 2021, tidak semua yang berpenampilan mewah dan menarik termasuk kategori
hedonisme. Setiap orang memiliki kemampuan finansial yang berbeda, dan penampilan mereka
mungkin mencerminkan tingkat kemampuan materi yang dimiliki. Beberapa mahasiswa
mampu membeli barang-barang mewah dan berpenampilan menarik sesuai dengan kemampuan
mereka, tanpa harus melibatkan perilaku konsumtif yang berlebihan atau menjalani gaya hidup
hedonis.

70
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Angkatan 2021 Menjalani Gaya Hidup
Hedonis

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa faktor yang


mempengaruhi mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik USU angkatan 2021 menjalani gaya hidup hedonis. Faktor-faktor tersebut merupakan
faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yang mendorong mahasiswa Prodi Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik USU angkatan 2021 menjalani gaya hidup hedonis dalam perilaku
konsumtif bervariasi. Salah satu faktornya adalah pribadi individu itu sendiri yang memiliki
preferensi terhadap kehidupan modern dan ingin memperlihatkan penampilan yang berbeda
dengan orang lain. Mahasiswa mungkin merasa tertarik untuk mengekspresikan keunikan dan
ciri khas diri mereka melalui gaya dan fashion yang mereka pilih. Dalam lingkungan kampus
yang kompetitif, penampilan yang menarik dapat dianggap sebagai faktor penting dalam
menciptakan identitas dan citra diri yang diinginkan.

Selain itu, faktor persepsi juga memiliki peran penting dalam mempengaruhi sikap dan
perilaku seseorang terhadap gaya hidup hedonis. Jika seorang mahasiswa memiliki persepsi
yang keliru, misalnya percaya bahwa menjalani gaya hidup hedonis hanya untuk
memperlihatkan diri kepada orang lain atau untuk membanggakan diri sendiri karena mampu
mengikuti tren gaya hidup modern, hal tersebut dapat memiliki dampak negatif bagi
dirinya.Mahasiswa yang terlalu terikat pada pujian dan apresiasi dari orang lain tanpa
memikirkan konsekuensi dari perilaku konsumtif yang berlebihan dapat mengalami
ketidakpuasan dan kecenderungan merasa hampa.

Faktor eksternal yang berperan penting dalam gaya hidup hedonis mahasiswa, yaitu
keluarga. Dukungan keluarga yang memberikan izin kepada anak mereka untuk membeli
barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu penting atau dibutuhkan dapat memberikan rasa
nyaman dalam menjalani gaya hidup hedonis. Ketika keluarga tidak memberikan batasan atau
pengawasan yang memadai terhadap kebiasaan konsumtif anak mereka, mahasiswa dapat
cenderung melanjutkan pola perilaku tersebut tanpa mempertimbangkan implikasi jangka
panjang terhadap keuangan dan kesejahteraan mereka.

Dampak Gaya Hidup Hedonis dalam Perilaku Konsumtif pada Mahasiswa Prodi
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Angkatan 2021
Gaya hidup hedonis dalam perilaku konsumtif memiliki dampak positif dan negatif pada
mahasiswa Prodi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Angkatan
2021. Dampak positifnya terletak pada kemampuan untuk tampil rapi dan menarik saat
berkuliah, yang dapat meningkatkan semangat, kepercayaan diri, dan kemampuan untuk
berinteraksi dengan teman sebaya dan lingkungan sekitar. Hal ini memberikan kesan positif

71
kepada orang-orang yang melihatnya dan menciptakan suasana yang nyaman. Penampilan yang
estetis ini dapat menjadi contoh bagi mahasiswa lain sebagai cerminan dedikasi dan pendidikan
moral yang tinggi.

Gaya hidup hedonis mengacu pada pola hidup yang berorientasi pada pencarian
kesenangan, kepuasan, dan kenikmatan materi. Dalam konteks perilaku konsumtif, gaya hidup
hedonis dapat memiliki dampak yang signifikan pada mahasiswa Prodi Administrasi Bisnis,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU angkatan 2021. Beberapa dampak negatif yang
terjadi antara lain:
1. Konsumsi berlebihan. Mahasiswa dengan gaya hidup hedonis cenderung condong ke arah
konsumsi berlebihan. Mereka cenderung membeli barang-barang mewah, fashion terkini,
atau menghabiskan uang untuk kegiatan nongkrong tanpa mempertimbangkan
konsekuensi keuangan jangka panjang.
2. Prioritas yang tidak seimbang. Beberapa mahasiswa lebih banyak mengahbiskan waktu
dan energi untuk berbelanja, nongkrong, berlibur atau berwisata daripada
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan program studi
mereka. Fokus pada kesenangan dan kenikmatan materi dapat mengganggu prioritas
akademik dan karier.
3. Ketidakpuasan. Gaya hidup hedonis sering kali berhubungan dengan perasaan
ketidakpuasan yang terus-menerus. Mahasiswa yang terjebak dalam siklus konsumtif ini
mungkin mengalami kebosanan atau kurangnya kepuasan jangka panjang dari barang-
barang atau pengalaman yang mereka beli, sehingga mereka terus mencari kesenangan
baru untuk memenuhi kebutuhan mereka.
4. Pengeluaran keuangan yang tidak terkendali. Mahasiswa dengan perilaku konsumtif yang
dipicu oleh gaya hidup hedonis kesulitan dalam mengelola keuangan mereka secara
efektif. Mereka lebih memilih untuk menghabiskan uang pada hal-hal yang memberikan
kepuasan instan.

Dalam konteks ini, penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan kesadaran akan
dampak negatif yang mungkin terjadi akibat gaya hidup hedonis yang berlebihan. Pendekatan
yang sehat terhadap konsumsi dan prioritas yang seimbang antara kesenangan materi dan
pengembangan pribadi dapat membantu mahasiswa menghindari perilaku konsumtif yang
merugikan. Institusi pendidikan juga dapat memberikan edukasi mengenai manajemen
keuangan, keterampilan pengambilan keputusan, dan pentingnya mengutamakan nilai-nilai
jangka panjang daripada kenikmatan segera.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Gaya hidup hedonis dalam perilaku konsumtif oleh mahasiswa Prodi Administrasi Bisnis,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Angkatan 2021, memiliki bentuk yang beragam.

72
Beberapa mahasiswa cenderung memilih gaya hidup konsumtif dalam hal fashion, sementara
yang lain lebih condong pada aktivitas sosial seperti jalan-jalan dan nongkrong di tempat-
tempat populer. Namun, tidak semua mahasiswa dengan penampilan mewah dan menarik dapat
dikategorikan sebagai hedonis, karena penampilan mereka mungkin mencerminkan
kemampuan ekonomi yang berbeda.

Faktor-faktor internal yang mendorong mahasiswa menjalani gaya hidup hedonis adalah
preferensi pribadi terhadap kehidupan modern dan keinginan untuk memperlihatkan
penampilan yang unik. Selain itu, persepsi yang salah, seperti memamerkan diri atau mengikuti
tren untuk mendapatkan pujian dari orang lain, dapat mempengaruhi perilaku konsumtif.
Dukungan keluarga yang membiarkan anak membeli barang-barang yang sebenarnya tidak
terlalu penting juga dapat memengaruhi gaya hidup hedonis.

Gaya hidup hedonis dalam perilaku konsumtif memiliki dampak positif yaitu
meningkatkan kepercayaan diri dan memberikan pengalaman sosial yang menyenangkan.
Namun, juga terdapat dampak negatif yaitu konsumsi berlebihan, ketidakseimbangan prioritas,
ketidakpuasan, dan pengeluaran keuangan yang tidak terkendali. Penting bagi mahasiswa untuk
mengembangkan kesadaran akan dampak negatif tersebut dan mencari keseimbangan antara
kesenangan materi dan pengembangan pribadi.

Saran
Dalam rangka mengatasi dampak negatif, pendekatan yang sehat terhadap konsumsi,
pengelolaan keuangan yang efektif, dan penekanan pada nilai-nilai jangka panjang sangat
penting. Pendidikan mengenai manajemen keuangan dan pengambilan keputusan yang
bijaksana juga dapat membantu mahasiswa dalam menghindari perilaku konsumtif yang
merugikan. Dengan demikian, mahasiswa dapat menjalani gaya hidup yang seimbang, menjaga
kesejahteraan finansial, dan tetap fokus pada pengembangan diri serta pencapaian akademik
mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, G. S. N., & Bintang, M. I. (2020). HUBUNGAN KONSUMTIF DAN HEDONIS


TERHADAP INTENSI KORUPSI. Jurnal Ilmu Hukum, Humaniora Dan Politik, 1(1), 60–
72.
Banerjee, R., & Dittmar, H. (2008). Individual differences in children’s materialism: The role of
peer relations. Personality and Social Psychology Bulletin, 34(1), 17–31.
Dittmar, H. (2005). Compulsive buying–a growing concern? An examination of gender, age, and
endorsement of materialistic values as predictors. British Journal of Psychology, 96(4),
467–491.
Dittmar, H., Beattie, J., & Friese, S. (1996). Objects, decision considerations and self-image in
men’s and women’s impulse purchases. Acta Psychologica, 93(1–3), 187–206.
Ekström, K. M., Ottosson, M., & Parment, A. (2017). Consumer behaviour: Classical and

73
contemporary perspectives. Studentlitteratur AB.
Griskevicius, V., Tybur, J. M., & Van den Bergh, B. (2010). Going green to be seen: status,
reputation, and conspicuous conservation. Journal of Personality and Social Psychology,
98(3), 392.
Nadzir, M., & Ingarianti, T. M. (2015). Psychological meaning of money dengan gaya hidup
hedonis remaja di kota Malang. Seminar Psikologi & Kemanusiaan, 1998, 978–979.
Ningsih, S. W., & Putra, A. A. (2020). Intensitas Penggunaan Media Sosial Instagram dengan
Gaya Hidup Hedonis Pada Remaja. Psychopolytan: Jurnal Psikologi, 3(2), 113–118.
Pelealu, N. T. G., & Huwae, A. (2023). Gaya Hidup Hedonisme dan Impulsive Buying Dalam
Aktivitas Belanja Online Pada Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 5(2),
5081–5090.
Ruvio, A., Shoham, A., & Brenčič, M. M. (2008). Consumers’ need for uniqueness: short‐form
scale development and cross‐cultural validation. International Marketing Review, 25(1),
33–53.
Vermeir, I., & Verbeke, W. (2008). Sustainable food consumption among young adults in
Belgium: Theory of planned behaviour and the role of confidence and values. Ecological
Economics, 64(3), 542–553.

74

You might also like