Professional Documents
Culture Documents
Krisis Kesehatan
Krisis Kesehatan
ABSTRACT
The problem in this research is how the preparedness of UPTD staff of Health Crisis Center (P2KK)
of Aceh Health Office in facing earthquake disaster. This study aimed to analyze knowledge and
attitude, policies and guidance, emergency response plan, and strategy of resource mobility of UPTD
P2KK staff of Dinas Kesehatan Aceh in handling earthquake disaster in Aceh. This research uses
descriptive research method with quantitative and qualitative approaches. This research uses primary
data and secondary data. Population used in this research is all officer UPTD P2KK Dinas
Kesehatan Aceh. Samples were taken as many as 54 people in Sampling Population. Data collection
was done by documentation study, interview study, and distribution of questionnaires distributed to
all field officers UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh using the formula of percentage. The results will
be analyzed univariat to know the level of preparedness of UPTD P2KK staff of Aceh Health Office in
the face of earthquake disaster. Based on the result of the research, it can be concluded that the
preparedness of UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh in coping with the earthquake disaster in Aceh
is in ready category. Therefore, staff capacity building is still needed such as training and simulation
of earthquake preparedness and sustainability and reinforce each other in 7 sub-clusters of health
that are currently active so that UPTD P2KK staff of Aceh Health Office are more competent in
facing what happened.
Keywords: Preparedness, Staff, UPTD P2KK Aceh Health Office
ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kesiapsiagaan staf UPTD Pusat Penanggulangan
Krisis Kesehatan (P2KK) Dinas Kesehatan Aceh dalam menghadapi bencana gempa bumi. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan dan sikap, kebijakan dan panduan, rencana tanggap
darurat, sistem peringatan bencana, dan kemampuan mobilitas sumber daya staf UPTD P2KK Dinas
Kesehatan Aceh dalam penanggulangan bencana gempa bumi di Aceh. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data dalam penelitian ini
menggunakan data primer dan data sekunder. Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah
seluruh petugas lapangan UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh. Sampel penelitian diambil sebanyak
54 orang secara Population Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumentasi,
studi wawancara, dan penyebaran kuisioner yang dibagikan kepada seluruh petugas lapangan UPTD
P2KK Dinas Kesehatan Aceh dengan menggunakan rumus presentase. Hasil tersebut akan dianalisis
secara univariat untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan staf UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh
dalam menghadapi bencana gempa bumi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dijelaskan
kesiapsiagaan UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh dalam penanggulangan bencana gempa di
Aceh sudah dalam kategori siap. Untuk itu, peningkatan kapasitas staf masih sangat diperlukan
seperti pelatihan dan simulasi tentang kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi secara berkelanjutan,
dan memantau serta saling menguatkan koordinasi pada 7 sub klaster kesehatan yang saat ini aktif
sehingga staf UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh lebih kompeten dalam menghadapi yang terjadi.
Kata kunci : Kesiapsiagaan, Staf, UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh
penelitian ini dilaksanakan dikantor UPTD Skor maksimum parameter diperoleh dari
P2KK di Dinas Kesehatan Aceh dengan jumlah pertanyaan dalam parameter yang
pertimbangan bahwa UPTD tersebut “diindeks” (masing-masing bernilai satu).
merupakan koordinator bidang kesehatan Total skor riil parameter diperoleh dengan
bila terjadi suatu bencana. Populasi yang menjumlahkan skor riil seluruh pertanyaan
dipakai dalam penelitian ini adalah seluruh dalam parameter yang bersangkutan. Indeks
petugas lapangan UPTD P2KK Dinas berada pada kisaran nilai 0 – 100, sehingga
Kesehatan Aceh yang berjumlah 54 orang. semakin tinggi nilai indeks maka semakin
Berdasarkan jumlah populasi tersebut, tinggi pula tingkat kesiapsiagaannya.
penarikan sampel dalam penelitian ini Setelah dihitung indeks parameter atau
didasarkan pada metode Population responden kemudian dapat ditentukan nilai
Sampling, maka sampel dalam penelitian indeks keseluruhan sampel. Jika sampel
ini sebanyak 54 orang. dalam penelitian ini berjumlah 54 orang,
Untuk mengukur tingkat maka indeks keseluruhan sampel dapat
kesiapsiagaan dalam penelitian ini, dihitung dengan menjumlahkan indeks
digunakan instrumen pembagian kuesioner seluruh sampel dengan 54 sampel.
pada seluruh petugas lapangan dan Penentuan nilai indeks untuk setiap
wawancara mendalam dengan Kepala parameter dihitung berdasarkan rumus :
UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh.
Tingkat kesiapsiagaan akan diindeks dan
dikategorikan dengan parameter yang di
kemukakan oleh LIPI-UNESCO/ISDR, dan
didukung dengan hasil hipotesa serta HASIL DAN PEMBAHASAN
wawancara mendalam terhadap Kepala 1. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Staf
UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh. UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh
Teknik analisis data yang digunakan Dalam Menghadapi Bencana Gempa
dalam penelitian ini dilakukan dengan Bumi Di Aceh
teknik indeks kesiapsiagaan berdasarkan Pengetahuan merupakan faktor
LIPI-UNESCO/ISDR (2006) yang utama kunci kesiapsiagaan. Pengalaman
dikategorikan menjadi lima rentang bencana gempa bumi di Aceh, Nias dan
kategori (Tabel 1). Yogyakarta serta berbagai bencana yang
terjadi diberbagai daerah lainnya
Tabel 1. Tingkat Kesiapsiagaan
memberikan pelajaran yang sangat berarti
Menghadapi Bencana Gempa Bumi akan pentingnya pengetahuan mengenai
No Nilai Kategori
bencana alam. Pengetahuan dapat
1 80 – 100 Sangat siap
2 65 – 79 Siap
mempengaruhi sikap dan kepedulian
3 55 – 64 Hampir siap
masyarakat untuk siaga dalam menghadapi
4 40 – 54 Kurang siap bencana, terutama bagi mereka yang
5 ≤ 40 ( 0 – 39) Belum siap bertempat tinggal di daerah pesisir yang
rentan terhadap bencana alam (LIPI-
UNESCO/ISDR, 2006).
berada pada indek 96 atau kategori sangat diimplementasikan dengan optimal, maka
siap. Ini selaras dengan Depkes RI (2006) dibutuhkan panduan operasionalnya.
bahwa kesiapsiagaan suatu instansi Ini didukung hasil wawancara
kesehatan untuk mengantisipasi bencana mendalam didapatkan informasi bahwa
gempa bumi tercermin dari adanya UPTD P2KK ketika pada saat terjadi
kebijakan, peraturan dan panduan yang bencana berdasarkan kebijakan pimpinan di
dikeluarkan oleh instansi kesehatan tersebut. instansi tersebut langsung mengaktifkan 7
Kebijakan, peraturan dan panduan adalah sub klaster kesehatan yang ada saat ini
bentuk komitmen sangat penting, dan diantaranya pelayanan kesehatan,
merupakan langkah awal yang memayungi pengendalian penyakit dan lingkungan serta
semua program dan kegiatan kesiapsiagaan penyiapan air bersih dan sanitasi yang
terhadap bencana. berkualitas, pelayanan kesehatan gizi,
Dari hasil analisis menggunakan uji pengelolaan obat bencana, penyiapan
pearson chi square diperoleh nilai P value= kesehatan reproduksi dalam situasi bencana,
0,013 < α= 0,05, menunjukkan ada penatalaksanaan korban mati (DVI),
pengaruh yang signifikan antara kebijakan pengelolaan informasi dibidang kesehatan.
dan panduan terhadap kesiapsiagaan UPTD Selain itu UPTD P2KK sendiri dengan
P2KK Dinas Kesehatan Aceh dalam kebijakannya sudah menerbitkan 40 SOP
menghadapi bencana gempa bumi di Aceh. untuk pelayanan ambulance terpadu dan 4
Ini menunjukkan kebijakan dan panduan SOP yang khusus untuk bencana yaitu ada
sangat penting dalam penanggulangan TRC, RAH, ada assessment untuk monev
bencana, terutama bagi UPTD P2KK. Ini dan ada untuk SOP TRC atau tim reaksi
sejalan dengan LIPI-UNESCO/ISDR cepat.
(2006) kebijakan kesiapsiagaan bencana
alam sangat penting dan merupakan upaya 3. Pengaruh Rencana Tanggap Darurat
konkrit untuk melaksanakan kegiatan siaga Staf UPTD P2KK Dinas Kesehatan
bencana. Kebijakan yang signifikan Aceh Dalam Menghadapi Bencana
berpengaruh terhadap kesiapsiagaan Gempa Bumi Di Aceh
meliputi; pendidikan publik, emergency Dalam rencana tanggap darurat
planning, sistem peringatan bencana dan salah satu hal yang penting dilakukan untuk
mobilisasi sumber daya, termasuk menghadapi bencana adalah koordinasi
pendanaan, organisasi pengelola, Sumber yang berkesinambungan serta memprediksi
Daya Manusia (SDM) dan fasilitas-fasilitas kebutuhan sarana yang tepat saat terjadi
penting untuk kondisi darurat bencana. bencana agar tidak mengalami kekurangan
Kebijakan-kebijakan dituangkan dalam dalam mengatasi bencana yang akan datang.
berbagai bentuk, tetapi akan lebih bermakna Berdasarkan analisis hasil penelitian dapat
apabila dicantumkan secara konkrit dalam diketahui bahwa rencana tanggap darurat
peraturan-peraturan, seperti : Surat staf UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh
Keputusan (SK) atau Peraturan Daerah dalam menghadapi bencana gempa bumi di
(Perda) yang disertai dengan job description Aceh berada pada indek 86 atau kategori
yang jelas. Agar kebijakan dapat sangat siap. Ini sejalan dengan LIPI-
UNESCO/ISDR (2006) rencana ini menjadi yang terkait. Kemudian UPTD P2KK
bagian yang penting dalam kesiapsiagaan, melakukan tindakan assesment dibidang
terutama berkaitan dengan evakuasi, kesehatan dengan mengaktifkan sub - sub
pertolongan dan penyelamatan, agar korban klaster kesehatan yang ada. Karena
bencana dapat diminimalkan. Upaya ini koordinasi merupakan yang paling utama
sangat krusial, terutama pada saat terjadi dilakukan dalam rencana tanggap darurat.
bencana dan hari - hari pertama setelah Ini sesuai dengan LIPI-UNESCO/ISDR
bencana sebelum bantuan dari pemerintah (2006) dalam hal rencana tanggap darurat
dan pihak luar datang. Dari pengalaman sangat diperlukan organisasi pengelola
bencana di Aceh dan berbagai pengalaman bencana, termasuk kesiapsiagaan bencana,
bencana lainnya di Indonesia, rencana evakuasi, termasuk lokasi dan
menggambarkan bahwa bantuan dari luar tempat evakuasi, peta, jalur dan rambu-
tidak dapat segera datang, karena rusaknya rambu evakuasi, posko bencana dan
sarana infrastruktur, seperti jalan, jembatan prosedur tetap (protap) pelaksanaan rencana
dan pelabuhan sehingga perencanaan pertolongan pertama, penyelamatan,
tanggap darurat sangat penting untuk keselamatan dan keamanan ketika terjadi
dilakukan. bencana, rencana pemenuhan kebutuhan
Hasil uji statistik diperoleh nilai P dasar, termasuk makanan dan minuman,
Value= 0,000 < α= 0,05, menunjukkan ada pakaian tempat/tenda pengungsian, air
pengaruh yang signifikan antara rencana bersih dan sanitasi lingkungan, kesehatan
tanggap darurat terhadap kesiapsiagaan dan informasi tentang bencana dan korban,
UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh dalam peralatan dan perlengkapan evakuasi,
menghadapi bencana gempa bumi di Aceh. fasilita-fasilitas penting untuk keadaan
Ini sesuai dengan Depkes RI (2006) bahwa darurat.
bencana gempa bumi menjadi kurang
bermakna apabila tidak diikuti dengan 4. Pengaruh Sistem Peringatan Bencana
tindakan konkrit untuk mengantisipasinya Staf UPTD P2KK Dinas Kesehatan
seperti melakukan perencanaan Aceh Dalam Menghadapi Bencana
penyelamatan korban, tempat evakuasi, Gempa Bumi Di Aceh
melakukan pertolongan pertama dan Dalam hal kesiapsiagaan
sebagainya sesuai dengan tugas dan menghadapi bencana gempa bumi dapat
fungsinya di rumah sakit. Perencanaan terlihat dari akses mendapatkan informasi,
kedaruratan merupakan bagian penting dari fasilitas peralatan untuk menyebarluaskan
aktivitas yang perlu dilakukan dalam informasi yang perlu terkait gempa bumi
kesiapsiagaan mengantisipasi gempa bumi. baik secara kesepakatan lokal maupun
Ini didukung pula dari informasi dengan menggunakan informasi teknologi.
yang peneliti dapatkan dari wawancara Berdasarkan analisis hasil penelitian dapat
mendalam bahwa dalam rencana tanggap diketahui bahwa sistem peringatan bencana
darurat ketika bencana terjadi, hal pertama staf UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh
yang dilakukan adalah koordinasi dengan dalam menghadapi bencana gempa bumi di
berbagai lintas sektor dan lintas program Aceh berada pada indek 83 atau kategori
sangat siap. Ini sesuai dengan LIPI-