Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA) ISSN 2355-3324

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp. 85-93

ANALISIS KESIAPSIAGAAN UPTD PUSAT PENANGGULANGAN


KRISIS KESEHATAN (P2KK) DINAS KESEHATAN ACEH
DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI
Irhas Farizi1, Nizam Ismail2, T. Budi Aulia3
1
Magister Ilmu Kebencanaan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh
3
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Koresponden : nizamismail@gmail.com2

ABSTRACT
The problem in this research is how the preparedness of UPTD staff of Health Crisis Center (P2KK)
of Aceh Health Office in facing earthquake disaster. This study aimed to analyze knowledge and
attitude, policies and guidance, emergency response plan, and strategy of resource mobility of UPTD
P2KK staff of Dinas Kesehatan Aceh in handling earthquake disaster in Aceh. This research uses
descriptive research method with quantitative and qualitative approaches. This research uses primary
data and secondary data. Population used in this research is all officer UPTD P2KK Dinas
Kesehatan Aceh. Samples were taken as many as 54 people in Sampling Population. Data collection
was done by documentation study, interview study, and distribution of questionnaires distributed to
all field officers UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh using the formula of percentage. The results will
be analyzed univariat to know the level of preparedness of UPTD P2KK staff of Aceh Health Office in
the face of earthquake disaster. Based on the result of the research, it can be concluded that the
preparedness of UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh in coping with the earthquake disaster in Aceh
is in ready category. Therefore, staff capacity building is still needed such as training and simulation
of earthquake preparedness and sustainability and reinforce each other in 7 sub-clusters of health
that are currently active so that UPTD P2KK staff of Aceh Health Office are more competent in
facing what happened.
Keywords: Preparedness, Staff, UPTD P2KK Aceh Health Office

ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kesiapsiagaan staf UPTD Pusat Penanggulangan
Krisis Kesehatan (P2KK) Dinas Kesehatan Aceh dalam menghadapi bencana gempa bumi. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan dan sikap, kebijakan dan panduan, rencana tanggap
darurat, sistem peringatan bencana, dan kemampuan mobilitas sumber daya staf UPTD P2KK Dinas
Kesehatan Aceh dalam penanggulangan bencana gempa bumi di Aceh. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data dalam penelitian ini
menggunakan data primer dan data sekunder. Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah
seluruh petugas lapangan UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh. Sampel penelitian diambil sebanyak
54 orang secara Population Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumentasi,
studi wawancara, dan penyebaran kuisioner yang dibagikan kepada seluruh petugas lapangan UPTD
P2KK Dinas Kesehatan Aceh dengan menggunakan rumus presentase. Hasil tersebut akan dianalisis
secara univariat untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan staf UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh
dalam menghadapi bencana gempa bumi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dijelaskan
kesiapsiagaan UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh dalam penanggulangan bencana gempa di
Aceh sudah dalam kategori siap. Untuk itu, peningkatan kapasitas staf masih sangat diperlukan
seperti pelatihan dan simulasi tentang kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi secara berkelanjutan,
dan memantau serta saling menguatkan koordinasi pada 7 sub klaster kesehatan yang saat ini aktif
sehingga staf UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh lebih kompeten dalam menghadapi yang terjadi.
Kata kunci : Kesiapsiagaan, Staf, UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh

Volume 3, No. 2, Agustus 2016 85


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

PENDAHULUAN dilakukan dengan wawancara kepada


Aceh pernah mengalami bencana Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Aceh
besar gempa bumi dan masih berpotensi menunjukkan bahwa sudah ada bagian yang
terjadi bencana yang sama. Potensi khusus menangani tentang bencana yaitu
ancaman diprediksikan tidak akan UPTD Pusat Penanggulangan Krisis
berkurang secara signifikan dalam tahun- Kesehatan (P2KK). SDM yang mengurusi
tahun ke depan. Hal ini disebabkan karena bidang ini memang sudah berpengalaman
letak geografis, kondisi demografi serta dalam mengahadapi bencana dan sudah
keadaan psikososio kultural masyarakatnya beberapa memiliki pendidikan kebencanaan.
(Lenawida, 2011). Menurut Aritonang SK penugasan tenaga kesehatan bila terjadi
(2014) bahwa setiap daerah memiliki bencana juga sudah dibentuk, namun belum
karakteristik yang berbeda dalam ada garis koordinasi yang baku yang bisa
menghadapi masalah bencana oleh menjadi panduan tenaga kesehatan dan
karenanya tidak semua kebijakan yang menyatukan hubungan dengan instansi lain
dikeluarkan secara nasional dapat langsung yang berhubungan dengan penanggulangan
diterapkan didaerah sehingga Dinas bencana. Sehingga jika bencana terjadi
Kesehatan perlu membuat SOP Dinas Kesehatan masih bekerja sendiri-
Penanggulangan bencana yang sesuai sendiri. Ibaratnya menekan tombol, begitu
dengan karakteristik. keadaan bencana terjadi sudah sepatutnya
Pemerintah sudah mengeluarkan tim kesehatan yang ditetapkan menjadi
surat Kepmenkes Nomor : 64 tahun 2013 bagian dari penanggulangan bencana sudah
tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan memahami prosedur kerja menempati
yang dikeluarkan sejak tanggal 27 posnya sendiri. Disamping itu masih ada
November Tahun 2013 untuk membantu staf yang belum mendapatkan pelatihan
Dinas Kesehatan dalam memenuhi kebencanaan yang disebabkan keterbatasan
tugasnya untuk kesiapsiagaan bencana. dana anggaran dalam membuat pelatihan
Kebijakan tersebut menguraikan tentang bagi staf sehingga ketika bencana terjadi,
pedoman penanganan bencana bidang staf belum memahami prosedur kerja dan
kesehatan pada masa pra bencana, bencana, penempatan posnya sendiri. Untuk itu
dan pasca bencana mulai situasi bencana penelitian ini bertujuan menganalisis
tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten. kesiapsiagaan bidang kesehatan terhadap
Tugas pokok dan fungsi yang tertera dalam penanggulangan bencana di Aceh.
kebijakan tersebut cukup menjelaskan
METODE PENELITIAN
langkah-langkah yang perlu diaplikasikan
Penelitian ini menggunakan metode
jika terjadi bencana. Namun kenyataan di
penelitian deskriptif dengan pendekatan
lapangan tidaklah seperti yang diamanatkan
kuantitatif dan kualitatif.. Hasil pendataan
dalam kebijakan tersebut dan
tingkat kesiapsiagaan staf UPTD P2KK
penanggulangannya masih bersifat
Dinas Kesehatan Aceh akan dianalisis
spontanitas belum dengan perencanaan pra
menggunakan analisis univariat untuk
bencana.
mengetahui kesiapsiagaan menghadapi
Pada studi pendahuluan yang
bencana khususnya gempa bumi. Lokasi

Volume 3, No. 2, Agustus 2016 86


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

penelitian ini dilaksanakan dikantor UPTD Skor maksimum parameter diperoleh dari
P2KK di Dinas Kesehatan Aceh dengan jumlah pertanyaan dalam parameter yang
pertimbangan bahwa UPTD tersebut “diindeks” (masing-masing bernilai satu).
merupakan koordinator bidang kesehatan Total skor riil parameter diperoleh dengan
bila terjadi suatu bencana. Populasi yang menjumlahkan skor riil seluruh pertanyaan
dipakai dalam penelitian ini adalah seluruh dalam parameter yang bersangkutan. Indeks
petugas lapangan UPTD P2KK Dinas berada pada kisaran nilai 0 – 100, sehingga
Kesehatan Aceh yang berjumlah 54 orang. semakin tinggi nilai indeks maka semakin
Berdasarkan jumlah populasi tersebut, tinggi pula tingkat kesiapsiagaannya.
penarikan sampel dalam penelitian ini Setelah dihitung indeks parameter atau
didasarkan pada metode Population responden kemudian dapat ditentukan nilai
Sampling, maka sampel dalam penelitian indeks keseluruhan sampel. Jika sampel
ini sebanyak 54 orang. dalam penelitian ini berjumlah 54 orang,
Untuk mengukur tingkat maka indeks keseluruhan sampel dapat
kesiapsiagaan dalam penelitian ini, dihitung dengan menjumlahkan indeks
digunakan instrumen pembagian kuesioner seluruh sampel dengan 54 sampel.
pada seluruh petugas lapangan dan Penentuan nilai indeks untuk setiap
wawancara mendalam dengan Kepala parameter dihitung berdasarkan rumus :
UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh.
Tingkat kesiapsiagaan akan diindeks dan
dikategorikan dengan parameter yang di
kemukakan oleh LIPI-UNESCO/ISDR, dan
didukung dengan hasil hipotesa serta HASIL DAN PEMBAHASAN
wawancara mendalam terhadap Kepala 1. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Staf
UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh. UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh
Teknik analisis data yang digunakan Dalam Menghadapi Bencana Gempa
dalam penelitian ini dilakukan dengan Bumi Di Aceh
teknik indeks kesiapsiagaan berdasarkan Pengetahuan merupakan faktor
LIPI-UNESCO/ISDR (2006) yang utama kunci kesiapsiagaan. Pengalaman
dikategorikan menjadi lima rentang bencana gempa bumi di Aceh, Nias dan
kategori (Tabel 1). Yogyakarta serta berbagai bencana yang
terjadi diberbagai daerah lainnya
Tabel 1. Tingkat Kesiapsiagaan
memberikan pelajaran yang sangat berarti
Menghadapi Bencana Gempa Bumi akan pentingnya pengetahuan mengenai
No Nilai Kategori
bencana alam. Pengetahuan dapat
1 80 – 100 Sangat siap
2 65 – 79 Siap
mempengaruhi sikap dan kepedulian
3 55 – 64 Hampir siap
masyarakat untuk siaga dalam menghadapi
4 40 – 54 Kurang siap bencana, terutama bagi mereka yang
5 ≤ 40 ( 0 – 39) Belum siap bertempat tinggal di daerah pesisir yang
rentan terhadap bencana alam (LIPI-
UNESCO/ISDR, 2006).

87 Volume 3, No. 3, Agustus 2016


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Menurut LIPI-UNESCO/ISDR menghadapi kemungkinan terjadinya


(2006) dan Citizen Corps (2006) bahwa bencana, sebab pengetahuan merupakan
pengetahuan dan sikap dapat dasar dari kesadaran untuk melakukan
mempengaruhi kesiapsiagaan untuk perencanaan kedaruratan, mobilisasi
mengantisipasi bencana. Berdasarkan sumber daya dan peringatan dini.
analisis hasil penelitian dapat diketahui Ini didukung hasil wawancara
bahwa pengetahuan dan sikap staf UPTD mendalam yang dilakukan oleh peneliti
P2KK Dinas Kesehatan Aceh dalam bahwa hampir seluruh staf UPTD P2KK
menghadapi bencana gempa bumi di Aceh sudah kompeten bila terjadi bencana
berada pada indek 73 atau kategori siap. Ini apapun. Yang artinya tingkat pengetahuan
sesuai dengan IDEP (2007) bahwa semakin dan sikap staf UPTD P2KK sudah siap dan
mengenali dan memahami fenomena ini berpengaruh terhadap kesiapsiagaan
berbahaya itu dengan baik, semakin dapat UPTD P2KK dalam menghadapi bencana.
pula menyikapinya dengan baik. Sikap dan Menurut Notoatmojo (2010) bahwa makin
tanggap yang didasarkan atas pengenalan tinggi pendidikan individu, makin mudah
dan pemahaman yang baik dapat individu tersebut menerima informasi, baik
memperkecil risiko bencana yang mengena dari orang lain, maupun dari media massa.
pada individu. Bencana gempa bumi bisa Harapannya individu dengan pendidikan
terjadi kapan saja sepanjang tahun, siang tinggi makin luas pengetahuannya tentang
atau malam, dengan dampak buruk yang bencana gempa bumi, namun bukan berarti
terjadi secara mendadak dan hanya bahwa individu dengan pendidikan rendah
memberikan sedikit isyarat bahaya bencana memiliki pengetahuan yang rendah pula,
gempa bumi sehingga sangat diperlukan akan tetapi peningkatan pengetahuan tidak
pengetahuan staf yang memadai tentang mutlak diperoleh dari pendidikan formal,
bencana gempa bumi. tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan
Hasil analisis menggunakan uji non formal. Sehingga semakin baik
pearson chi square didapatkan nilai P pengetahuan tentang bencana, semakin baik
value= 0,025 < α= 0,05 yang menunjukkan pula kesiapsiagaan terhadap bencana yang
ada pengaruh yang signifikan antara dihadapi.
pengetahuan dan sikap terhadap
kesiapsiagaan UPTD P2KK Dinas 2. Pengaruh Kebijakan dan Panduan
Kesehatan Aceh dalam menghadapi Staf UPTD P2KK Dinas Kesehatan
bencana gempa bumi di Aceh. Hal ini Aceh Dalam Menghadapi Bencana
menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap Gempa Bumi Di Aceh
merupakan salah satu faktor yang dapat Kebijakan dan panduan merupakan
meningkatkan kesiapsiagaan UPTD P2KK pilar utama dalam mengambil sikap,
Dinas Kesehatan Aceh dalam menghadapi sehingga keberhasilan suatu program itu
bencana gempa bumi di Aceh. Ini sejalan tergantung pada hal tersebut. Berdasarkan
dengan LIPI-UNESCO/ISDR (2006) bahwa analisis hasil penelitian dapat diketahui
individu yang mempunyai pengetahuan bahwa kebijakan dan panduan staf UPTD
lebih tinggi, diharapkan lebih siap P2KK Dinas Kesehatan Aceh dalam
menghadapi bencana gempa bumi di Aceh

Volume 3, No. 2, Agustus 2016 88


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

berada pada indek 96 atau kategori sangat diimplementasikan dengan optimal, maka
siap. Ini selaras dengan Depkes RI (2006) dibutuhkan panduan operasionalnya.
bahwa kesiapsiagaan suatu instansi Ini didukung hasil wawancara
kesehatan untuk mengantisipasi bencana mendalam didapatkan informasi bahwa
gempa bumi tercermin dari adanya UPTD P2KK ketika pada saat terjadi
kebijakan, peraturan dan panduan yang bencana berdasarkan kebijakan pimpinan di
dikeluarkan oleh instansi kesehatan tersebut. instansi tersebut langsung mengaktifkan 7
Kebijakan, peraturan dan panduan adalah sub klaster kesehatan yang ada saat ini
bentuk komitmen sangat penting, dan diantaranya pelayanan kesehatan,
merupakan langkah awal yang memayungi pengendalian penyakit dan lingkungan serta
semua program dan kegiatan kesiapsiagaan penyiapan air bersih dan sanitasi yang
terhadap bencana. berkualitas, pelayanan kesehatan gizi,
Dari hasil analisis menggunakan uji pengelolaan obat bencana, penyiapan
pearson chi square diperoleh nilai P value= kesehatan reproduksi dalam situasi bencana,
0,013 < α= 0,05, menunjukkan ada penatalaksanaan korban mati (DVI),
pengaruh yang signifikan antara kebijakan pengelolaan informasi dibidang kesehatan.
dan panduan terhadap kesiapsiagaan UPTD Selain itu UPTD P2KK sendiri dengan
P2KK Dinas Kesehatan Aceh dalam kebijakannya sudah menerbitkan 40 SOP
menghadapi bencana gempa bumi di Aceh. untuk pelayanan ambulance terpadu dan 4
Ini menunjukkan kebijakan dan panduan SOP yang khusus untuk bencana yaitu ada
sangat penting dalam penanggulangan TRC, RAH, ada assessment untuk monev
bencana, terutama bagi UPTD P2KK. Ini dan ada untuk SOP TRC atau tim reaksi
sejalan dengan LIPI-UNESCO/ISDR cepat.
(2006) kebijakan kesiapsiagaan bencana
alam sangat penting dan merupakan upaya 3. Pengaruh Rencana Tanggap Darurat
konkrit untuk melaksanakan kegiatan siaga Staf UPTD P2KK Dinas Kesehatan
bencana. Kebijakan yang signifikan Aceh Dalam Menghadapi Bencana
berpengaruh terhadap kesiapsiagaan Gempa Bumi Di Aceh
meliputi; pendidikan publik, emergency Dalam rencana tanggap darurat
planning, sistem peringatan bencana dan salah satu hal yang penting dilakukan untuk
mobilisasi sumber daya, termasuk menghadapi bencana adalah koordinasi
pendanaan, organisasi pengelola, Sumber yang berkesinambungan serta memprediksi
Daya Manusia (SDM) dan fasilitas-fasilitas kebutuhan sarana yang tepat saat terjadi
penting untuk kondisi darurat bencana. bencana agar tidak mengalami kekurangan
Kebijakan-kebijakan dituangkan dalam dalam mengatasi bencana yang akan datang.
berbagai bentuk, tetapi akan lebih bermakna Berdasarkan analisis hasil penelitian dapat
apabila dicantumkan secara konkrit dalam diketahui bahwa rencana tanggap darurat
peraturan-peraturan, seperti : Surat staf UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh
Keputusan (SK) atau Peraturan Daerah dalam menghadapi bencana gempa bumi di
(Perda) yang disertai dengan job description Aceh berada pada indek 86 atau kategori
yang jelas. Agar kebijakan dapat sangat siap. Ini sejalan dengan LIPI-

89 Volume 3, No. 3, Agustus 2016


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

UNESCO/ISDR (2006) rencana ini menjadi yang terkait. Kemudian UPTD P2KK
bagian yang penting dalam kesiapsiagaan, melakukan tindakan assesment dibidang
terutama berkaitan dengan evakuasi, kesehatan dengan mengaktifkan sub - sub
pertolongan dan penyelamatan, agar korban klaster kesehatan yang ada. Karena
bencana dapat diminimalkan. Upaya ini koordinasi merupakan yang paling utama
sangat krusial, terutama pada saat terjadi dilakukan dalam rencana tanggap darurat.
bencana dan hari - hari pertama setelah Ini sesuai dengan LIPI-UNESCO/ISDR
bencana sebelum bantuan dari pemerintah (2006) dalam hal rencana tanggap darurat
dan pihak luar datang. Dari pengalaman sangat diperlukan organisasi pengelola
bencana di Aceh dan berbagai pengalaman bencana, termasuk kesiapsiagaan bencana,
bencana lainnya di Indonesia, rencana evakuasi, termasuk lokasi dan
menggambarkan bahwa bantuan dari luar tempat evakuasi, peta, jalur dan rambu-
tidak dapat segera datang, karena rusaknya rambu evakuasi, posko bencana dan
sarana infrastruktur, seperti jalan, jembatan prosedur tetap (protap) pelaksanaan rencana
dan pelabuhan sehingga perencanaan pertolongan pertama, penyelamatan,
tanggap darurat sangat penting untuk keselamatan dan keamanan ketika terjadi
dilakukan. bencana, rencana pemenuhan kebutuhan
Hasil uji statistik diperoleh nilai P dasar, termasuk makanan dan minuman,
Value= 0,000 < α= 0,05, menunjukkan ada pakaian tempat/tenda pengungsian, air
pengaruh yang signifikan antara rencana bersih dan sanitasi lingkungan, kesehatan
tanggap darurat terhadap kesiapsiagaan dan informasi tentang bencana dan korban,
UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh dalam peralatan dan perlengkapan evakuasi,
menghadapi bencana gempa bumi di Aceh. fasilita-fasilitas penting untuk keadaan
Ini sesuai dengan Depkes RI (2006) bahwa darurat.
bencana gempa bumi menjadi kurang
bermakna apabila tidak diikuti dengan 4. Pengaruh Sistem Peringatan Bencana
tindakan konkrit untuk mengantisipasinya Staf UPTD P2KK Dinas Kesehatan
seperti melakukan perencanaan Aceh Dalam Menghadapi Bencana
penyelamatan korban, tempat evakuasi, Gempa Bumi Di Aceh
melakukan pertolongan pertama dan Dalam hal kesiapsiagaan
sebagainya sesuai dengan tugas dan menghadapi bencana gempa bumi dapat
fungsinya di rumah sakit. Perencanaan terlihat dari akses mendapatkan informasi,
kedaruratan merupakan bagian penting dari fasilitas peralatan untuk menyebarluaskan
aktivitas yang perlu dilakukan dalam informasi yang perlu terkait gempa bumi
kesiapsiagaan mengantisipasi gempa bumi. baik secara kesepakatan lokal maupun
Ini didukung pula dari informasi dengan menggunakan informasi teknologi.
yang peneliti dapatkan dari wawancara Berdasarkan analisis hasil penelitian dapat
mendalam bahwa dalam rencana tanggap diketahui bahwa sistem peringatan bencana
darurat ketika bencana terjadi, hal pertama staf UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh
yang dilakukan adalah koordinasi dengan dalam menghadapi bencana gempa bumi di
berbagai lintas sektor dan lintas program Aceh berada pada indek 83 atau kategori
sangat siap. Ini sesuai dengan LIPI-

Volume 3, No. 2, Agustus 2016 90


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

UNESCO/ISDR (2006) bahwa sistem hal rutinitas, tapi hanya insidential.


peringatan (Warning System) merupakan Fenomena ini menggambarkan masih
bagian penting dari kesiapsiagaan dalam kurangnya perhatian UPTD P2KK Dinas
menghadapi gempa bumi. Tanda yang Kesehatan Aceh terhadap sistem peringatan
diberikan dari sistem peringatan akan bencana berbasis teknologi yang bersumber
disampaikan kepada baik langsung maupun dari pemerintah atau berbasis kearifan lokal
tidak langsung, kemudian dapat merespon sehingga masih diperlukan sosialisasi,
peringatan tersebut. Sejalan dengan IFRC latihan dan simulasi secara periodik kepada
(2000), bahwa sistem peringatan yang staf.
efektif sangat bermanfaat untuk Selain itu informasi yang peneliti
menghindarkan diri dari bahaya yang dapatkan dari wawancara mendalam bahwa
mungkin terjadi. Sistem peringatan dini dalam sistem peringatan bencana, UPTD
merupakan faktor kunci dari kesiapsiagaan P2KK Dinas Kesehatan Aceh tidak dapat
yang menghubungkan antara tahap menyediakan sirine atau lainnya sebagai
kesiapsiagaan dan tanggap darurat. Secara sistem peringatan bencana dikarenakan
teoritis bila peringatan dini disampaikan belum ada aturan yang membolehkan dan
tepat waktu, maka bencana dahsyat dapat tidak ingin adanya tumpah tindih dengan
diperkecil dampak negatifnya. Ketika instansi lain seperti Badan Penanggulangan
mengembangkan sistem peringatan dini Bencana Aceh (BPBA).
bencana gempa bumi pengambil kebijakan
harus memperhitungkan persepsi individu 5. Pengaruh Mobilisasi Sumber Daya
terhadap peringatan, pengalaman masa lalu Staf UPTD P2KK Dinas Kesehatan
terkait gempa bumi, keyakinan dan sikap Aceh Dalam Menghadapi Bencana
mengenai bencana. Gempa Bumi Di Aceh
Hasil uji statistik diperoleh nilai P Berdasarkan analisis hasil penelitian
Value= 0,414 > α= 0,05, menunjukkan tidak dapat diketahui bahwa mobilisasi sumber
ada pengaruh yang signifikan antara sistem daya staf UPTD P2KK Dinas Kesehatan
peringatan bencana terhadap kesiapsiagaan Aceh dalam menghadapi bencana gempa
UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh dalam bumi di Aceh berada pada indek 70 atau
menghadapi bencana gempa bumi di Aceh. kategori siap. Ini selaras dengan LIPI-
Berdasarkan hasil uji statistik diatas UNESCO/ISDR (2006) bahwa sumber daya
menurut asumsi peneliti sistem peringatan yang tersedia, baik sumber daya manusia
bencana gempa bumi di UPTD P2KK maupun pendanaan dan sarana/prasarana
belum tersedia sirine atau lainnya sebagai penting untuk keadaan darurat dan
sistem peringatan bencana. Itu terlihat dari merupakan potensi yang dapat mendukung
54 responden, sebanyak 23 responden atau atau sebaliknya menjadi kendala dalam
kurang dari setengah menjawab kalau kesiapsiagaan bencana alam. Karena itu,
khususnya UPTD P2KK belum mobilisasi sumber daya menjadi faktor
menyiapkan sirine atau lainnya sebagai yang krusial. Mobilisasi sumber daya staf
sistem peringatan bencana, disamping itu meliputi adanya staf yang terlibat dalam
masih menganggap bahwa bencana bukan pertemuan/seminar, pelatihan kesiapsiagaan

91 Volume 3, No. 3, Agustus 2016


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

bencana, adanya keterampilan yang P2KK Dinas Kesehatan Aceh belum


berkaitan dengan kesiapsiagaan, adanya sepenuhnya sangat siap siaga menghadapi
alokasi dana atau untuk menghadap bencana gempa bumi, begitu juga dengan
bencana, serta adanya kesepakatan untuk UPTD P2KK Dinas Kesehatan Aceh masih
memantau paralatan dan perlangkapan siaga terkonsentrasi pada pemenuhan kebutuhan
bencaba secara regular fasilitas peralatan penunjang kesehatan
Hasil uji statistik diperoleh nilai P dilapangan dan peningkatan kapasitas
Value= 0,000 < α= 0,05, menunjukkan ada petugas atau staf dilapangan.
pengaruh yang signifikan antara mobilisasi
sumber daya terhadap kesiapsiagaan UPTD UCAPAN TERIMA KASIH
P2KK Dinas Kesehatan Aceh dalam Penulis mengucapkan terima kasih
menghadapi bencana gempa bumi di Aceh. yang sebesar - besarnya kepada Bapak
Ini sejalan dengan penelitian yang Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr. Hanif dan
dilakukan oleh Ablah (2008) terhadap Ibu Kepala UPTD P2KK Dinas Kesehatan
petugas medis di Kota New York, peserta Aceh dr. Hasnani, M.Kes beserta jajarannya
pelatihan mengemukakan bahwa mereka yang telah membantu dalam memberikan
memiliki lebih banyak pengalaman dengan izin serta data yang dibutuhkan dalam
diadakan pelatihan kesiapsiagaan penelitian ini.
kedaruratan bencana daripada rekan - rekan
mereka yang tidak mengikuti pelatihan, DAFTAR PUSTAKA
mereka mengakui secara khusus memiliki Ablah, E., Annie, M, T., Leslie, H., Chris,
persiapan dalam merespons bencana serta W., Kristine, M., Gebbie. 2008.
diberikan peran yang dapat diandalkan “Community Health Centers and
ketika bencana, juga kompetensi lainnya Emergency Preparedness: An
Assessment of Competencies and
yang sangat dibutuhkan oleh setiap petugas
Training Needs. Jurnal Community
penanggulangan bencana. Health, 33:241-247.
Ini diperkuat dengan informasi yang
Aritonang, M. 2014. Implementasi
peneliti dapatkan dari wawancara Kebijakan Penanggulangan
mendalam bahwa hampir seluruh staf Bencana Bidang Kesehatan Pada
UPTD P2KK kompeten bila dilibatkan Erupsi Gunung Sinabung. Tesis,
dalam jenis bencana apapun. Berdasarkan Universitas Sumatera Utara, Medan.
wawancara tersebut bahwa sebagian besar Citizen Corps, 2006. Citizen Corps
staf UPTD P2KK udah banyak mengikuti Personal Behavior Change Model
pelatihan dan berpengalaman di bidangnya for Disaster Preparedness. Citizen
Preparedness Review. Community
masing - masing.
Resilience through Civil
Responsibility and Self-Reliance.
KESIMPULAN Department of Homeland Security
Hasil kajian menunjukkan bahwa FEMA, Washington.
tingkat kesiapsiagaan UPTD P2KK Dinas Depkes RI. 2006. Buku Pedoman
Kesehatan Aceh berada pada indek 79 Manajemen Sumber Daya dan
dengan kategori siap, ini berarti UPTD Kesehatan Dalam Penanggulangan
Bencana. Depkes RI, Jakarta.

Volume 3, No. 2, Agustus 2016 92


Jurnal Magister Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

IDEP. 2007. Gempa Bumi. Yayasan IDEP,


Bali.
IFRC. 2000. Introduction to Disaster
Preparedness. Disaster
Preparedness training Program,
USA.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 064
Tahun 2013 tentang
Penanggulangan Krisis Kesehatan.
Kemenkes RI, Jakarta.
Lenawida, 2011. Pengaruh Pengetahuan,
Sikap dan Dukungan Keluarga
terhadap Kesiapsiagaan
Masyarakat Menghadapi Bencana
Gempa Bumi. Tesis, Universitas
Sumatera Utara, Medan.
LIPI-UNESCO/ISDR. 2006. Kajian
Kesiapsiagaan Masyarakat dalam
Mengantisipasi Bencana Gempa
dan Tsunami, Deputi Ilmu
Pengetahuan Kebumian. Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi
Penelitian Kesehatan, edisi revisi,
Rineka Cipta, Jakarta.

93 Volume 3, No. 3, Agustus 2016

You might also like