Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Paradigma. Vol. 19. No.1.

2022
Universitas Islam “45” Bekasi P-ISSN No. 0853-9081
E-ISSN No. 2775-9105

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU


SOSIAL DENGAN KETERAMPILAN KOLABORASI DALAM
PEMBELAJARAN

Nur Afif1, Ahmad Fauzi2


nurarif@ptiq.ac.id1, fauziahmed071@gmail.com2
1,2
Institut PTIQ Jakarta

Abstract
This study aims to examine and find out empirical data regarding the relationship between
emotional intelligence and social behavior with student collaboration skills in learning, either partially
or simultaneously. This study uses a survey method with data collection tools using a questionnaire that
is preceded by direct observation and interviews with data sources, namely undergraduate students of
the Faculty of Engineering, Islamic University 45 Bekasi as the population. While the sampling in this
study used a cluster sampling technique by taking the fourth semester students at the Faculty of
Engineering, Islamic University 45 Bekasi, amounting to 70 students. The data analysis used is
correlation and regression analysis which is described descriptively. The results of this study indicate
that there is a positive and significant relationship between emotional intelligence and student
collaboration skills in learning with a correlation coefficient of 0.917 and a coefficient of determination
of 84.1%. Second, there is a positive and significant relationship between social behavior and student
collaboration skills in learning with a correlation coefficient of 0.704 and a determination coefficient
of 49.6%. Third, there is a positive and significant relationship between emotional intelligence and
social behavior together with student collaboration skills in learning with a correlation coefficient of
0.919 and a coefficient of determination of 84.5%.

Keywords : Emotional Intelligence, Social Behavior, Collaboration, Skills in Learning.

1. Pendahuluan dibutuhkan di era disrupsi seperti ini agar


Masyarakat Indonesia dihadapi SDM Indonesia menjadi SDM yang
dengan derasnya arus globalisasi yang terampil serta unggul dan bukan hanya
menuntut perubahan dari ravolusi industri menjadi sasaran pasar global mengingat
4.0 menuju revolusi industri baru yakni banyaknya jumlah penduduk Indonesia
society 5.0. Kemajuan tersebut direspon yang produktif (KOMINFO, 2020).
positif oleh Kementrian Pendidikan dan Namun, besarnya jumlah penduduk
kebudayaan dengan membuat regulasi baru Indonesia berbanding terbalik dengan
mengenai arah kebijakan Pendidikan rendahnya keterampilan yang dimiliki
Tinggi saat ini yang mana, peran manusia Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
banyak digantikan oleh robot/mesin/AI Menurut data dari Organisasi Produktivitas
(Junaidi, 2020). ASEAN, dari 1.000 sampel pekerja yang
Isi regulasi baru mengenai arah diteliti mengenai keterampilan Sumber
kebijakan Pendidikan Tinggi saat ini salah Daya Manusia (SDM) di ASEAN,
satunya yaitu Indonesia perlu keterampilan pekerja Singapura memiliki
meningkatkan kualitas keterampilan nilai 34,7 persen, 32,6 persen, Malaysia, 8,3
Sumber Daya Manusia (SDM) yang persen Filipina, dan 4,3 persen, Indonesia
40 Hubungan kecerdasan emosional dan perilaku sosial dengan keterampilan kolaborasi dalam
pembelajaran
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Paradigma. Vol. 19. No. 1. 2022
Universitas Islam “45” Bekasi P-ISSN No. 0853-9081
E-ISSN No. 2775-9105

(Musfiqon, 2015). Sementara itu, Survei Di sisi lain, menurut Kemendikbud


Outlook Bisnis ASEAN melaporkan hasil dalam “Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi
survei yang menunjukkan bahwa Indonesia Saat Ini dan Era Industri 5.0”
dianggap sebagai tujuan investasi asing dan menambahkan dua keterampilan yaitu
merupakan salah satu negara tujuan utama Computational Thinking dan Compassion.
di kawasan ASEAN (Susanti & Keenam keterampilan tersebut harus
Risnanosanti, 2019). dimiliki setiap orang untuk menghadapi
Dua survei tadi menunjukkan bahwa dunia pada abad-21. Dari keenam
sumber daya manusia Indonesia masih keterampilan tersebut, keterampilan
memiliki tingkat keterampilan yang rendah berkolaborasi memberikan perubahan
dalam persaingan global. Rendahnya positif baik bagi individu baik mahasiswa
tingkat keterampilan SDM Indonesia maupun cakupan kelompok yaitu kampus.
berbanding lurus dengan rendahnya output Kampus harus bisa beradaptasi
lulusan yang dihasilkan dari pendidikan di dengan perkembangan zaman serta
Indonesia. Hal ini didukung oleh temuan mengembangkan potensi mahasiswa untuk
penelitian tadi bahwa kondisi sumber daya mampu berkolaborasi. Karena dengan
manusia Indonesia tidak kompetitif di abad berkolaborasi, kemajuan akan dirasakan
ke-21. bukan hanya bagi individu yaitu mahasiswa
Pendidikan Indonesia dianggap namun juga akan terasa manfaatnya bagi
sebagai penyebab kemunduran bangsa suatu kampus. Keterampilan kolaborasi
karena banyak pendidikan Indonesia yang merupakan kemampuan yang dimiliki
tidak menghasilkan sumber daya manusia untuk bekerja sama, menghormati dan
yang memiliki kemauan dan kemampuan bertanggung jawab atas apa yang
profesional yang tulus. Menurut hasil studi dikerjakannya satu sama lain. Kolaborasi
(PERC Political and Economic Risk sangat memberikan manfaat karena dengan
Consultancy), Indonesia turun ke peringkat berkolaborasi, mahasiswa memiliki potensi
12 dari 12 negara Asia, yang berarti yang tinggi untuk memecahkan masalah
Indonesia paling rendah dibandingkan ilmiah yang kompleks (Susanti &
negara Asia lainnya (Uno & Lamatenggo, Risnanosanti, 2019). Dalam berkolaborasi
2011). akan terjadi saling menutupi kelemahan
Untuk mengatasi masalah ini, hal yang satu dengan yang lain sehingga
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mencapai suatu tujuan.
kualitas sumber daya manusia Indonesia Tercapainya suatu tujuan yang
agar dapat menghadapi persaingan global gemilang tercatat dalam sejarah akibat hasil
abad ke-21 yaitu dengan cara meningkatkan kolaborasi. Misalnya di luar konteks
keterampilan yang dibutuhkan di Abad ke- pendidikan seperti konteks politik. Dalam
21 bukan lagi meningkatkan kognitif atau sejarah, perang saudara antara Inggris dan
akademik saja. Dapat diidentifikasikan, Amerika Serikat di mana Amerika Serikat
keterampilan yang dibutuhkan di abad ke- dapat lolos dari jajahan inggris akibat peran
21 yaitu: komunikasi, kolaborasi, yang dilakukan dari tokoh-tokoh
pemikiran kritis, dan kreativitas (Daryanto diantaranya George Washington, Thomas
& Karim, 2017). Jefferson yang bekerja secara kolaborasi
dengan tokoh-tokoh masyarakat. Karena
Hubungan kecerdasan emosional dan perilaku sosial dengan keterampilan kolaborasi dalam 41
pembelajaran
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Paradigma. Vol. 19. No.1. 2022
Universitas Islam “45” Bekasi P-ISSN No. 0853-9081
E-ISSN No. 2775-9105

kolaborasi ini, maka lahirlah bangsa kurikulum berbasis kompetensi menuju


Amerika pada 4 Juli 1776. kampus merdeka. Pentingnya seorang
Hal ini bukan hanya memberikan mahasiswa memiliki keterampilan
manfaat positif bagi individu namun berkolaborasi karena mahasiswa harus
manfaat akan terasa lebih luas lagi. Adapun memiliki wawasan yang luas dan tenggang
dalam sejarah Indonesia, Kemerdekaan rasa yang tinggi bahwa tidak ada satu
Indonesia dicapai karena adanya tenggang orangpun yang memiliki jawaban yang
rasa dan toleransi yang tinggi sehingga tepat karena subjektivitasnya, kecuali
terciptalah keterampilan berkolaborasi dari dengan berkolaborasi.
para tokoh muslim yang tergabung dalam Namun demikian, mahasiswa saat ini
PPKI maupun tokoh non-muslim. masih banyak yang memiliki sifat
Akhirnya, karena masyarakat individualis. Sifat individuailis ini banyak
Indonesia beragam Sila Pertama Pancasila dipengaruhi oleh globalisasi. Kegilaan
dirubah menjadi kalimat yang sesuai mahasiswa yang sudah terpengaruh oleh
dengan konteks Indonesia, karena mereka globalisasi dan kapitalisasi membuat
menghargai pendapat tokoh-tokoh non- mereka berlomba-lomba meraih kesuksesan
muslim bahwa Indonesia bukan milik pribadi baik prestasi maupun materi.
muslim semata tetapi menjadi milik Terbukti mahasiswa lebih suka karya-karya
bersama seluruh bangsa tanpa membedakan yang bertemakan motivasi (Madasari,
suku, agama, ras dan golongan. Indonesia 2019).
pun akhirnya merdeka akibat dari Hal ini membuat mahasiswa larut
keterampilan kolaborasi yang mana mereka dalam impian, harapan dan melupakan apa
saling menghargai dan toleransi antar yang terjadi dalam kenyataan serta bersifat
individu (Trilling & Fadel, 2009). individualis dan ingin menang sendiri.
Begitu juga dalam pembelajaran, Kolaborasi mahasiswa pun sudah jarang
keterampilan kolaborasi harus dimiliki oleh ditemui.
mahasiswa dalam belajar. Dengan Selain bersifat individualis,
berkolaborasi, maka tujuan-tujuan yang mahasiswa saat ini menyukai ajang
harus dicapai dalam pembelajaran akan kompetisi pribadi. Sebenarnya, tidak ada
tercapai. Pentingnya memiliki keterampilan yang salah mengenai kompetisi. Namun,
berkolaborasi dalam belajar sejalan dengan lingkungan yang sangat kompetitif telah
pernyataan Johnson yang menyatakan ditemukan memiliki efek yang merugikan,
bahwa seorang dosen selain mengajarkan terutama pada perkembangan mahasiswa
keterampilan akademik, mereka juga perlu lain dalam belajar. Semakin berkembang
mengajarkan keterampilan berkolaborasi cara berpikir siswa, semakin mereka akan
kepada mahasiswa. Karena keterampilan menyadari bahwa mereka dapat saling
berkolaborasi akan bermanfaat bagi mereka memenangkan dan menciptakan jarak antar
untuk meningkatkan kerja secara mahasiswa bahkan dengan cara yang
kelompok, dan menentukan bagi kurang kompetitif. Pada kenyataannya,
keberhasilan hubungan sosial di masyarakat manusia tidak bisa hidup sendiri (passion).
(Jonshon dkk., 1993; Putra, 2015). Artinya, siswa membutuhkan orang lain.
Inilah yang akan menjadi disrupsi Kolaborasi, di sisi lain, memperkuat orang
kurikulum di Perguruan Tinggi dari satu sama lain. Kolaborasi adalah

42 Hubungan kecerdasan emosional dan perilaku sosial dengan keterampilan kolaborasi dalam
pembelajaran
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Paradigma. Vol. 19. No. 1. 2022
Universitas Islam “45” Bekasi P-ISSN No. 0853-9081
E-ISSN No. 2775-9105

menumbuhkan semangat untuk maju tentang perolehan pengetahuan, tetapi juga


bersama atas dasar saling peduli nilai, kolaborasi, dan kompetensi.
(community that care for each other). Selain itu, mahasiswa dapat bekerja
Jepang adalah negara yang bisa sama untuk menghadapi masalah dunia
dijadikan contoh sebagai negara yang sudah nyata yang merupakan hasil dari
mengubah format pendidikannya dari iklim pemecahan masalah dalam pembelajaran.
kompetisi menjadi iklim kolaborasi. Sato Demikian dikatakan Direktur Jenderal
Massaki, pakar pendidikan dan praktisi Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam,
lesson study Jepang, mengatakan dalam pada acara Medan International
bukunya bahwa pembelajaran yang di Conference on Energy and Sustainability
dalamnya terjalin percakapan dan (Hendayana, 2020a)
kolaborasi adalah salah satu dari tiga faktor Beliau menambahkan, perguruan
kualitas pembelajaran selain kualitas tugas tinggi dapat berkembang menjadi besar
yang diberikan dan keaktifan mahasiswa apabila mahasiswa dapat meningkatkan
(Sato, 2012a). Senada dengan hal itu, interaksi belajar antar program studi bahkan
Manabu Sato juga menegaskan bahwa antar universitas. Inilah tantangan baru dan
kolaborasi menjadi dasar instansi sebagai pengingat bagi para mahasiswa di
pendidikan model Abad 21. Kesuksesan kondisi seperti ini untuk terus menjalankan
Jepang ini telah diadopsi oleh negara- kolaborasi.
negara maju lainnya di dunia seperti Jika pendidikan di Negara maju telah
Amerika Serikat, Hongkong, Korea menerapkan kolaborasi dalam
Selatan, Inggris dan lain-lain dalam bentuk pembelajaran, dan pemerintah Indonesia
praktik kolaborasi (Sato, 2012b). memberikan arahan untuk menerapkan
Kolaborasi dalam pembelajaran keterampilan kolaborasi di perguruan
ditegaskan bahwa tidak ada persaingan di tinggi, maka saatnya mahasiswa, kampus,
antara pembelajar (Hendayana, 2020b). serta segala aspek yang berkaitan
Sebenarnya hal ini dapat dijadikan sebagai hendaknya beradaptasi untuk bisa
salah satu kemampuan untuk membantu melakukan kolaborasi yang baik antar
seseorang bekerja sama dan bertanggung rekannya untuk mencapai tujuan yang
jawab untuk dirinya sendiri dan orang lain. diharapkan. Dalam artian, tindakan mana
Dengan cara ini membuat seseorang yang dapat menyelesaikan masalah
senantiasa berguna bagi masyarakat luas. mahasiswa bersama-sama dalam
Masyarakat Indonesia sebagian besar pembelajaran dan meninggalkan tindakan-
sudah sadar dan terobsesi untuk lanjut tindakan yang tidak dapat memberi
Pendidikan ke jenjang Pendidikan tinggi. sumbangsih dalam pembelajaran serta
Selain itu, mahasiswa saat ini sudah melek mengambil keputusan secara tepat serta
teknologi ditambah lagi adanya pandemi merubah jika dirasa dan sepakat kurang
Covid-19 berdampak bahwa pendidikan tepat (Barkley, 2012).
saat ini hampir sepenuhnya menggunakan Mahasiswa yang mampu
teknologi. Tetapi teknologi masih belum berkolaborasi dengan baik ketika belajar
dapat mengambil alih peran guru, pengajar, akan mendapatkan banyak manfaat
dan interaksi pembelajaran antara siswa dan dibandingkan mahasiswa yang belajar
guru, karena pendidikan bukan hanya sendiri. Manfaatnya mencakup individu
Hubungan kecerdasan emosional dan perilaku sosial dengan keterampilan kolaborasi dalam 43
pembelajaran
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Paradigma. Vol. 19. No.1. 2022
Universitas Islam “45” Bekasi P-ISSN No. 0853-9081
E-ISSN No. 2775-9105

yang lebih besar, tumbuh pengetahuan emosinya seperti stress, kecewa, ataupun
kolektif, kepercayaan diri, motivasi yang cemas.
lebih baik, serta meningkatkan interaksi Mahasiswa sebagai seorang
sosial dan perasaan terhadap Mahasiswa akademisi dan berpredikat memiliki
lain (Trilling & Fadel, 2009). pendidikan yang tinggi belum tentu mampu
Untuk dapat berkolaborasi dengan mengendalikan emosi. Seharusnya,
baik, perlu adanya kemampuan untuk pendidikan tinggi bukan hanya membentuk
mengendalikan emosi. Karena, mahasiswa yang memiliki kecerdasan
pengendalian emosi yang baik sangat akademik yang tinggi saja, namun juga
diperlukan untuk menanggulangi memiliki kecerdasan emosi. Memang
tumbuhnya sifat mementingkan diri sendiri, kecerdasan akademik penting namun hanya
mengutamakan tindak kekerasan dan sifat- memberi sumbangsih 20 persen bagi
sifat jahat yang lainnya (Zuchdi, 2010). kesuksesan, sementara 80 persen sisanya
Berarti, Mahasiswa yang mampu adalah sumbangan dari faktor-faktor yang
berkolaborasi dengan baik adalah lain termasuk kecerdasan emosional
Mahasiswa yang memiliki kecerdasan (Goleman, 2009).
emosi yang tinggi. Tidak heran jika Planalp berkomentar
Sejalan dengan hal ini Relly Nadler, yang dikutip oleh Darwis Hude: Sungguh
Presiden True North Leadership, Inc., lebih ironis ketika mahasiswa lebih banyak
lanjut menjelaskan bahwa kecerdasan mengetahui seluk-beluk benda-benda luar
emosional (EI) diperlukan untuk angkasa seperti cincin Saturnus daripada
kolaborasi. Semakin baik memahami cara emosi yang dialaminya dalam kehidupan
mengelola diri sendiri dan orang lain, sehari-hari (Hude, 2006).
kolaborasi akan semakin baik. Dalam Mahasiswa sebagai makhluk sosial
presentasinya, Nadler juga membahas karya tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya
asisten professor di Berkeley yang bernama sendiri tanpa bantuan orang lain. Mahasiwa
Hillary Elfenbein tentang hubungan antara hidup saling membutuhkan antara satu
kecerdasan emosional dengan kolaborasi. dengan yang lain, juga saling mendukung
Dia menemukan bahwa tim dengan dalam hidup bersama. Mahasiswa
kecerdasan sensitivitas rata-rata tinggi lebih dikatakan hebat jika mampu bekerja sama,
fungsional daripada kelompok dengan saling menghargai, dan saling
kecerdasan emosional rendah (Artiah, menghormati, serta toleransi dalam hidup
2020). bermasyarakat di kampus dengan tidak
Begitu juga dalam pembelajaran, mengganggu hak orang lain. Keberadaan
kolaborasi mahasiswa akan berjalan baik mahasiswa dapat ditandai dengan hidup
jika mereka memiliki emosi yang baik. saling ketergantungan seperti ini dan
Mahasiswa yang memiliki kecerdasan disebut dengan perilaku sosial. Prilaku
emosional yang baik lebih memiliki sikap sosial tidak akan tercipta jika mahasiswa
yang santai dalam menghadapi sesuatu, intoleran dan superpower.
tidak panik, tidak khawatir, mudah bergaul, Mahasiswa saat ini sungguh
dan selalu berfikir positif terhadap sesuatu. menghadapi tantangan zaman yang berubah
Jangan sampai ketika belajar dan drastis. Zaman boleh saja berubah, namun
berkolabrasi, mahasiswa malah terganggu prilaku sosial tidak boleh hilang. Terlebih

44 Hubungan kecerdasan emosional dan perilaku sosial dengan keterampilan kolaborasi dalam
pembelajaran
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Paradigma. Vol. 19. No. 1. 2022
Universitas Islam “45” Bekasi P-ISSN No. 0853-9081
E-ISSN No. 2775-9105

mahasiswa yang mengenyam pendidikan di 45 (UNISMA) Bekasi, bahwa Lulusan


perguruan tinggi Islam, harus UNISMA Bekasi yang semakin banyak
mempertahankan prilaku sosialnya. belum sepenuhnya kompetitif. Lulusan
Kemajuan-kemajuan yang didapatkan di yang belum kompetitif ini diakibatkan
Perguruan Tinggi seharusnya tidak mahasiswa yang tidak memiliki daya saing
memberi jarak antara mahasiswa dengan yang tinggi serta keterampilan yang
masyarakat. Karena, salah satu Tri Dharma dibutuhkan oleh masyarakat maupun
Perguruan Tinggi adalah pengabdian pasaran kerja (Tim Perumus Renstra
masyarakat. Pengabdian kepada UNISMA, 2020).
Masyarakat adalah transformasi kegiatan Salah satu keterampilan yang
masyarakat dengan mengadopsi Ilmu dibutuhkan adalah keterampilan kolaborasi.
Pengetahuan dan Teknologi yang Karena ranahnya sebagai mahasiswa, maka
didapatkan di Perguruan Tinggi. keterampilan kolaborasi yang dibutuhkan
Dengan mengabdi kepada masyarakat adalah keterampilan kolaborasi mahasiswa
diharapkan perilaku sosial pun terjalin. dalam pembelajaran.
Perilaku sosial memiliki hubungan erat Memperhatikan fenomena-fenomena
dengan emosi (Purwanto, 2010). Begitu dari latar belakang yang telah dipaparkan di
juga emosi memiliki hubungan erat dengan atas, maka penulis memilih judul penelitian
kolaborasi. Dapat dimungkinkan, tentang Hubungan Antara Kecerdasan
kolaborasi mahasiswa dalam belajar dapat Emosi Dan Prilaku Sosial Dengan
memberikan efek positif serta Keterampilan Kolaborasi Mahasiswa
mempermudah menyelesaikan tugas-tugas Dalam Belajar di Universitas Islam 45
sebagai mahasiswa. Bekasi.
Kolaborasi mahasiswa merupakan
salah satu aspek penting dalam lifelong 2. Landasan Teori
learning (belajar seumur hidup). 2.1 Perilaku Sosial
Mahasiswa seharusnya belajar bukan hanya Perilaku sosial menurut Harclock
ketika mendapat tugas saja, namun terus (2003) merupakan aktivitas fisik atau psikis
menerus untuk mau belajar seumur hidup. manusia terhadap manusia lain untuk
Namun, pada kenyataannya kemampuan memenuhi kegiatan sosial dalam hal
lifelong learning mahasiswa termasuk berinterasi atau lainnya (Hurlock, 2003).
kemauan untuk berkolaborasi masih cukup 2.2 Industri 5.0
rendah. Sebagaimana penelitian yang Perkembangan teknologi di abad 21
dilakukan oleh Hayat di salah satu memang sangat cepat. Perubahan tersebut
perguruan tinggi di jawa tengah, bahwa dibantu oleh kecerdasan serta rasa ingin
perolehan skor lifelong learning mahasiswa tahu manusia yang kian meningkat. Namun
dalam hal ini kolaborasi hanya mendapat dibeberapa negara perkembangan teknologi
skor 3,08 dari skor keseluruhan 4.00 (Hayat tersebut malah membuat bencana akibat
dkk., 2019). tertinggalnya sumber daya manusia yang
Berdasarkan permasalahan- dibutuhkan untuk mengoperasikan
permasalahan umum tentang mahasiswa di teknologi tersebut.
berbagai Universitas, serta permasalahan Salah satu cara untuk meningkatkan
yang penulis temukan di Universitas Islam SDM dalam perkembangan teknologi
Hubungan kecerdasan emosional dan perilaku sosial dengan keterampilan kolaborasi dalam 45
pembelajaran
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Paradigma. Vol. 19. No.1. 2022
Universitas Islam “45” Bekasi P-ISSN No. 0853-9081
E-ISSN No. 2775-9105

adalah dengan menaikan level atau tingkat diurutkan atas dasar kriteria dari ketiga
pendidikan dinegara tersebut. serta variabel dalam penelitian ini yang diperoleh
melakukan sosialiasai tentang pentingnya melalui kuesioner dengan skala Likert.
membaca agar mampu mengikuti Dengan skala likert, dapat memudahkan
perkembangan teknologi yang begitu peneliti dalam menilai hasil kemampuan
cepat.(Putra dkk., 2022) responden dari masing-masing variabel.
Peran teknologi tentunya sangat (Fauzi & Putra, 2020; Gumilang & Putra,
menguntungkan bagi manusia seperti 2020; Putra & Silviana, 2017)
memudakan aktivitas manusia, lebih luas Variabel serta instrumen dalam
menjangkau segala ilmu pengetahuan serta penelitian ini yaitu (1) Kolaborasi Dalam
banyak lagi. Salah satu konsep inovasi Pembelajaran di mana pembelajaran yang
teknologi saat ini adalah society 5.0 atau memudahkan para mahasiswa bekerja
industri 5.0 sama, saling membina, belajar dan berubah
Society 5.0, industri adalah salah satu bersama, serta maju bersama pula, yang
sektor yang akan terus melakukan inovasi diukur menggunakan instrumen penilaian
sesuai dengan berkembangnya teknologi yang terkait dengan rasa percaya diri,
informasi dan komunikasi atau digitalisasi sikap positif, menghargai, memberikan
(Sugiono, 2020). dorongan, membangun semangat
kelompok, tanggung jawab, dan usaha
3. Metode Penelitian mencapai tujuan bersama. (2) Kecerdasan
Penelitian deskriptif kuantitatif ini Emosional merupakan kemampuan emosi
menggunakan metode survei. Metode mahasiswa yang dapat diketahui dari aspek
survei ini digunakan untuk mendapatkan kecakapan ranah pribadi yang meliputi
data yang terjadi saat ini tentang hubungan kesadaran diri, pengaturan diri, dan
korelasi antara X1 dengan Y, X2 dengan Y, motivasi. Serta aspek kecakapan ranah
serta X1, X2 dengan Y. Alat pengumpul data sosial: meliputi empati dan keterampilan
dalam penelitian ini menggunakan angket sosial. (3) Perilaku Sosial merupakan segala
yang didahului dengan observasi dan tindakan mahasiswa dalam pembelajaran
wawancara langsung ke sumber data yaitu yang selalu dihubungkan dengan nilai-nilai
mahasiswa S-1 Fakultas Teknik Universitas sosial dalam masyarakat yang
Islam 45 Bekasi tahun ajaran 2020-2021 diimplementasikan dalam pergaulan hidup
yang berjumlah 609 Mahasiswa. sehari-hari.
Sedangkan sampling pada penelitian ini Dalam hal ini terciptanya suasana
menggunakan teknik cluster sampling saling ketergantungan yang merupakan
dengan mengambil mahasiswa semester keharusan untuk menjamin keberadaan
IV di Fakultas Teknik S-1 Universitas Islam manusia. Dalam hal ini, mahasiswa
45 Bekasi yang berjumlah 70 orang mengimplementasikan perilaku yang
Mahasiswa. sesuai secara sosial dalam belajar yang
Penelitian ini dibantu dengan skala meliputi menghormati orang lain, tolong-
data untuk mengolah data. Skala data menolong, sopan santun, peka, peduli, dan
yang digunakan dalam data penelitian ini berterimakasih. Kisi-kisi disetiap instrumen
yaitu menggunakan data interval di mana terdiri dari 40 butir pernyataan dari variabel
data hasil pengukuran yang didapat Keterampilan Kolaborasi, 40 butir

46 Hubungan kecerdasan emosional dan perilaku sosial dengan keterampilan kolaborasi dalam
pembelajaran
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Paradigma. Vol. 19. No. 1. 2022
Universitas Islam “45” Bekasi P-ISSN No. 0853-9081
E-ISSN No. 2775-9105

pernyataan dari variabel Kecerdasan korelasi antar skor butir pernyataan dengan
Emosional, dan 40 butir pernyataan dari total skor konstruk atau variabel, 2)
variabel Perilaku Sosial. melakukan korelasi bivariate antara
Berikut konstelasi antar variabel yang masing-masing skor indicator dengan total
akan dijelaskan melalui tabel di bawah ini: skor konstruk, 3) melakukan uji
Confirmatory Factor Analysis (CFA).
Pada penilitian ini, digunakan cara
Faktor lain
pertama yaitu melakukan korelasi antar
X1 skor butir pernyataan dengan total skor
Kecerdasan
Emosional konstruk atau variabel. Uji ini
Y
Keterampilan Kolaborasi membandingkan antara nilai r hitung
X2 dengan r tabel untuk degree of freedom (df)
Perilaku
Sosial = n-2. Karena n = 40, maka df = 40-2 =38.
Dengan df=38 dan alpha = 0,05 maka
didapat nilai r tabel= 0,361.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
(Diolah oleh penulis, 2020) Berdasarkan hasil kalibrasi instrumen
melalui uji validitas, maka dari 40 item
4. Hasil Dan Pembahasan pernyataan instrumen variabel
4.1 Deskripsi Responden Keterampilan Kolaborasi Mahasiswa, 39
Responden dalam penelitian ini yaitu
item pernyataan valid dan 1 item pernyataan
mahasiswa semester IV Fakultas Teknik
tidak valid. Untuk item pernyataan
Universitas Islam 45 Bekasi dari 3 (tiga)
instrument variabel Kecerdasan Emosi 37
program studi yaitu Teknik Elektro 34
item pernyataan valid dan 3 item pernyataan
orang (48 persen), Teknik Mesin 27 orang
tidak valid. Sedangkan dari pernyataan
(39 persen), dan Teknik Sipil 9 orang (13
instrumen variabel Perilaku Sosial, 39 item
persen). Sehingga jumlah responden yang
pernyataan valid dan 1 item pernyataan
menjawab kuesioner penelitian ini adalah
tidak valid. Sehingga, item pernyataan yang
70 orang.
valid digunakan dan item pernyataan yang
tidak valid dibuang.
4.2 Uji Validitas dan Reabilitas
Validitas adalah suatu ukuran yang Adapun Reliabilitas menunjuk pada
menunjukkan tingkat–tingkat kevalidan satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, cukup dapat dipercaya untuk digunakan
2013). Untuk mengetahui pernyataan- sebagai alat pengumpul data karena
pernyataan yang dibuat valid atau tidak, instrument itu sudah baik (Arikunto, 2013).
maka perlu dilakukan uji validitas. Jadi Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
dengan uji validitas, maka dapat diketahui handal jika jawaban seseorang terhadap
apakah pernyataan dalam kuesioner yang pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
sudah dibuat betul-betul dapat mengukur waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas
apa yang hendak diukur.(Fauzi & Putra, dapat dilakukan dengan dua acara yaitu: 1)
2020; Putra, 2021; Putra & Hasanah, 2018) Repeated Measure atau pengukuran ulang,
Mengukur validitas dapat dilakukan 2) one shot atau pengukuran sekali saja
dengan tiga cara yaitu: 1) melakukan yaitu dengan uji statistic Cronbach Alpha.
Suatu variabel dikatakan reliabel jika
Hubungan kecerdasan emosional dan perilaku sosial dengan keterampilan kolaborasi dalam 47
pembelajaran
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Paradigma. Vol. 19. No.1. 2022
Universitas Islam “45” Bekasi P-ISSN No. 0853-9081
E-ISSN No. 2775-9105

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 nilai signifikan = 0,200 > 0,05 (5 persen)
(Ghozali, 2018; Putra, Labaniah, dkk., atau Zhitung 0,048 < Ztabel 1,645.
2020; Putra, Tirtajaya, dkk., 2020). Sedangkan hasil analisis statistik
Berdasarkan hasil kalibrasi dari variabel Keterampilan Kolaborasi atas
masing-masing intrumen pernyataan dari Kecerdasan Emosional dan Perilaku Sosial
setiap variabel, didapatkan nilai Cronbach didapatkan nilai P.Sig (2-tailed) atau nilai
Alpha Keterampilan kolaborasi mahasiswa signifikan = 0,200 > 0,05 (5 persen) atau
memiliki nilai 0,9600, kecerdasan Zhitung 0,048 < Ztabel 1,645. Dengan
emosional memiliki nilai 0,9769, dan demikian dapat diinterpretasikan bahwa
perilaku sosial memiliki nilai 0,9843. persyaratan normalitas dari masing-masing
Sehingga dapat diartikan bahwa instrumen model terpenuhi atau dengan kata lain data
pernyataan dari seluruh variabel dapat residual berdistribusi normal.
dijadikan sebagai alat pengumpul data Uji prasyarat analisis yang ke-2
karena bersifat reliabel dan memiliki adalah uji linieritas. Uji Linieritas
tingkatan kuat (excellent) berdasarkan tabel digunakan untuk melihat apakah spesifikasi
Alpha Cronbach. model yang digunakan sudah benar atau
tidak. Dengan uji linieritas akan diperoleh
4.3 Uji Prasyarat Analisis Data informasi apakah model empiris sebaiknya
Uji persyaratan analisis terdiri dari uji linier, kuadrat, atau kubik.
normalitas distribusi galat taksiran data tiap Ada beberapa uji yang dapat
variabel, uji homogentias varians digunakan yaitu uji Durbin Watson,
kelompok, dan uji linearitas persamaan Ramsey Test, Uji Lagrange Multiplier.
regresi. Uji Normalitas bertujuan untuk Penelitian ini menggunakan Ramsey Test.
menguji apakah dalam model regresi, Adapun kriteria pengambilan keputusannya
variabel pengganggu atau residual memiliki yaitu apabila F hitung > dari F tabel maka
distribusi normal.Kalau persyaratan/asumsi hipotesis nol ditolak yang berarti model
ini dilanggar, maka uji statistik menjadi regresi tidak linier, begitupun sebaliknya
tidak valid untuk jumlah sampel kecil. (Ghozali, 2018).
Uji normalitas dalam penelitian ini Berdasarkan hasil Ramsey Test,
menggunakan rumus analisis statistik non- maka untuk persamaan regresi variabel
parametik Kolmogorov-Smirnovm(K-S) Keterampilan Kolaborasi atas Kecerdasan
dengan kriteria apabila p-sig lebih besar Emosional menunjukkan nilai P Sig = 0,545
dari pada taraf signifikansi α = 0,05 maka > 0.05 (5 persen) atau Fhitung 0,966 < Ftabel
sampel berasal dari populasi berdistribusi 1,79. Sedangkan persamaan regresi
normal begitupun sebaliknya . Berdasarkan variabel keterampilan kolaborasi atas
hasil analisis statistik variabel Perilaku Sosial menunjukkan nilai P Sig =
Keterampilan Kolaborasi atas Kecerdasan 0,521 > 0.05 (5 persen) atau Fhitung 1,352
Emosional didapatkan nilai P.Sig (2-tailed) < Ftabel 1,92). Dari hasil nilai masing-
atau nilai signifikan = 0,200 > 0,05 (5 masing model regresi tersebut dapat
persen) atau Zhitung 0,082 < Ztabel 1,645. diinterpretasikan bahwa persyaratan
Untuk hasil analisis statistik variabel linearitas kedua model tersebut
keterampilan kolaborasi atas Perilaku terpenuhi, atau dengan kata lain model
Sosial didapatkan nilai P.Sig (2-tailed) atau

48 Hubungan kecerdasan emosional dan perilaku sosial dengan keterampilan kolaborasi dalam
pembelajaran
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Paradigma. Vol. 19. No. 1. 2022
Universitas Islam “45” Bekasi P-ISSN No. 0853-9081
E-ISSN No. 2775-9105

persamaan regresi kedua model tersebut heteroskedastisitas atau dengan kata lain
linier. varian kelompok keterampilan kolaborasi
Uji persyaratan terakhir yaitu Uji mahasiswa atas perilaku sosial adalah
Homogenitas atau Heteroskedastisitas yang homogen.
bertujuan menguji apakah dalam model 4.4 Uji Hipotesis
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari Data yang dikumpulkan dari masing-
residual satu pengamatan ke pengamatan masing variabel telah memenuhi
lain. Jika tetap, maka disebut persyaratan analisis. Selanjutnya
Homoskedastisitas dan jika tidak sama atau membuktikan hipotesis penelitian. Untuk
berbeda disebut Heteroskedastisitas. membuktikan hipotesis mengenai derajat
Model regresi yang baik adalah yang hubungan dan kontribusi variabel bebas
Homoskedastisitas atau tidak terjadi dengan variabel terikat baik secara sendiri-
Heteroskedastisitas. Kebanyakan data sendiri maupun bersamaan, maka
crossection mengandung situasi menggunakan teknik Korelasi Pearson
Heteroskedastisitas karena data ini Product Moment dan Regresi.
menghimpun data yang mewakili berbagai Adapun Korelasi Pearson Product
ukuran (kecil, sedang, dan besar). Moment dan Regresi sederhana untuk
Uji Homogenitas pada penelitian ini menguji hipotesis 1 dan 2 yaitu (1)
dengan melihat grafik plot. Kriteria Terdapat hubungan positif dan
pengambilan keputusan pada grafik plot signifikan antara kecerdasan emosional
adalah jika tidak terdapat pola tertentu yang dengan keterampilan kolaborasi dalam
teratur serta titik-titik menyebar di atas dan pembelajaran. (2) Terdapat hubungan
di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak positif dan signifikan antara perilaku
terjadi heteroskedastisitas atau data sosial dengan keterampilan kolaborasi
homogen. Begitupun sebaliknya (Ghozali, dalam pembelajaran. Sedangkan Korelasi
2018). Pearson Product Moment dan Regresi
Berdasarkan hasil grafik plot varian Ganda untuk menguji hipotesis 3 yaitu (3)
kelompok keterampilan kolaborasi Terdapat hubungan positif dan
mahasiswa atas kecerdasan emosional, signifikan antara kecerdasan emosional
ternyata titik-titik menyebar di atas dan dan perilaku sosial dengan keterampilan
bawah titik nol pada sumbu Y dan tidak kolaborasi dalam pembelajaran.
membuat pola tertentu. Dengan demikian,
dapat diinterpretasikan bahwa tidak terjadi 4.4.1 Uji Korelasi Pearson Product
Moment dan Regresi Sederhana
heteroskedastisitas atau dengan kata lain
Uji Korelasi pearson product moment
varian kelompok keterampilan kolaborasi
bertujuan untuk mengetahui kekuatan
mahasiswa atas kecerdasan emosional
hubungan dan besarnya kontribusi variabel
adalah homogen. Sedangkan pada varian
bebas (X1) dan (X2) dengan variabel terikat
kelompok keterampilan kolaborasi
(Y) secara parsial (sendiri-sendiri).
mahasiswa atas perilaku sosial ternyata
Sedangkan uji regresi sederhana untuk
titik-titik menyebar di atas dan bawah titik
mengetahui arah hubungan variabel terikat
nol pada sumbu Y, dan tidak membuat pola
(Y) terhadap variabel bebas (X1) dan (X2)
tertentu. Dengan demikian, dapat
diinterpretasikan bahwa tidak terjadi
Hubungan kecerdasan emosional dan perilaku sosial dengan keterampilan kolaborasi dalam 49
pembelajaran
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Paradigma. Vol. 19. No.1. 2022
Universitas Islam “45” Bekasi P-ISSN No. 0853-9081
E-ISSN No. 2775-9105

secara parsial (sendiri-sendiri). Adapun


hipotesis pertama dengan Uji Korelasi
Pearson Product Moment dan Regresi
Sederhana adalah sebagai berikut:
Ho:ρ y.1 = 0 Kecerdasan emosional
(X1) tidak memiliki hubungan positif dan
signifikan dengan keterampilan
berkolaborasi (Y)
Hi: ρ y.1 > 0 Kecerdasan emosional
(X1) memiliki hubungan positif dan
signifikan dengan keterampilan Gambar 2. Uji Korelasi Pearson Product Moment
dan Regresi Sederhana
berkolaborasi (Y) Adapun hipotesis kedua dengan Uji
Berdasarkan hasil uji Korelasi
Korelasi Pearson Product Moment dan
pearson product moment diketahui Regresi Sederhana adalah sebagai berikut:
koefisien korelasi adalah 0,917 (korelasi Ho:ρ y.2 = 0 Perilaku sosial (X2)
sangat kuat) dan nilai Signifikansi (Sig) (1-
tidak memiliki hubungan positif dan
tailed) menunjukkan angka 0,000 <
signifikan dengan keterampilan kolaborasi
probabilitas 0,05. Dengan demikian Ho (Y)
ditolak, H1 diterima yang artinya
Hi:ρ y.2 > 0 Perilaku sosial (X2)
kecerdasan emosional (X1) memiliki memiliki hubungan positif dan signifikan
hubungan positif dan signifikan dengan dengan keterampilan kolaborasi (Y)
keterampilan kolaborasi (Y).
Berdasarkan hasil uji Korelasi
Sedangkan besarnya kontribusi pearson product moment diketahui
kecerdasan emosional terhadap
koefisien korelasi adalah 0,704 (korelasi
keterampilan kolaborasi ditunjukkan
2
kuat) dan nilai Signifikansi (Sig) (1-tailed)
koefisien determinasi R (R square) = menunjukkan angka 0,000 < probabilitas
0.841, yang berarti bahwa kecerdasan 0,05. Dengan demikian Ho ditolak, H1
emosional memberikan kontribusi terhadap diterima artinya perilaku sosial (X2)
keterampilan kolaborasi sebesar 84.1 memiliki hubungan positif dan signifikan
persen dan sisanya yaitu 15,9 persen dengan keterampilan kolaborasi (Y).
ditentukan oleh faktor lainnya. Selanjutnya, Sedangkan besarnya kontribusi
arah hubungan dapat dilihat dari hasil kecerdasan sosial terhadap keterampilan
analisis regresi sederhana, yang kolaborasi ditunjukkan koefisien
menunjukkan persamaan regresi linear 2
determinasi R (R square) = 0.496, yang
sederhana (unstandardized coefficients B) berarti bahwa perilaku sosial memberikan
Ŷ = 16,409 + 0,941 X1 yang berarti setiap kontribusi terhadap keterampilan
peningkatan SATU unit skor kecerdasan
kolaborasi sebesar 49.6 persem dan sisanya
emosional, akan memberikan kontribusi yaitu 50,4 persen ditentukan oleh faktor
terhadap peningkatan skor keterampilan
lainnya. Selanjutnya arah hubungan dapat
kolaborasi sebesar 17,350. Untuk dilihat dari hasil analisis regresi sederhana,
memperjelas arah persamaan regresi, dapat yang menunjukkan persamaan regresi
dilihat pada diagram pencar sebagai
linear sederhana (unstandardized
berikut:

50 Hubungan kecerdasan emosional dan perilaku sosial dengan keterampilan kolaborasi dalam
pembelajaran
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Paradigma. Vol. 19. No. 1. 2022
Universitas Islam “45” Bekasi P-ISSN No. 0853-9081
E-ISSN No. 2775-9105

coefficients B) Ŷ = 76,919 + 0,530 X2 yang Berdasarkan hasil uji Korelasi


berarti setiap peningkatan SATU unit skor pearson product moment menunjukkan
kecerdasan sosial, akan memberikan bahwa hubungan X1 dan X2 secara
kontribusi terhadap peningkatan skor simultan dengan Y memiliki nilai koefisien
kemampuan berkolaborasi sebesar 77,449. korelasi ganda R = 0,919 yang berarti
Untuk memperjelas arah persamaan regresi, bahwa kecerdasan emosional dan perilaku
dapat dilihat pada diagram pencar sebagai sosial secara simultan memiliki hubungan
berikut: yang positif dan signifikan dengan
Keterampilan Kolaborasi dan nilai
koefisien determinasi (R Square)
menunjukkan nilai 0,845, artinya
kecerdasan emosional dan perilaku sosial
secara simultan memberikan kontribusi
sebesar 84,5 persen terhadap Keterampilan
Kolaborasi dan sisanya 15,5 persen
ditentukan faktor lain.
Selanjutnya arah hubungan dapat
ditentukan dari hasil analisis regresi
berganda yang menunjukkan persamaan
Gambar 3. Uji Korelasi Pearson Product Moment
dan Regresi Sederhana regresi (unstandardized coefficients B) Ŷ =
Adapun hipotesis ketiga 15,777 + 0,069X1 + 0,873X2, yang berarti
menggunakan Uji Korelasi Pearson bahwa setiap peningkatan satu unit skor
Product Moment dan Regresi Berganda kecerdasan emosional dan perilaku sosial
dengan hipotesis sebagai berikut: secara simultan akan memberikan
Ho:R y.1.2 = 0 Kecerdasan emosional kontribusi terhadap peningkatan skor
(X1) dan Perilaku sosial (X2) secara Keterampilan Kolaborasi sebesar 16,719.
simultan tidak memiliki hubungan positif Adapun rekapitulasi hasil pembuktian atau
dan signifikan dengan keterampilan uji ketiga hipotesis penelitian adalah
kolaborasi (Y) sebagai berikut:
Hi: R y1.2 > 0 Kecerdasan emosional Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis
Arah Hubungan
(X1) dan Perilaku sosial (X2) secara
Model coefficients B Kesimpulan
simultan memiliki hubungan positif dan
signifikan dengan keterampilan kolaborasi Kenaikan 1 unit
(Y) skor X1, maka Y
Tabel 1. Hasil Pembuktian naik 17,350 dengan
Y - X1 17,350 asumsi X2 tetap
Kriteria Pengambilan Keputusan

Kekuatan Kontribusi
Model Kesimpulan
R R tabel R
%
hitung (5%) Square
Positif -
X1-Y 0,917 0,235 0,841 84,1
signifikan
Positif -
X2-Y 0.704 0,235 0,496 49,6
signifikan
X1, X2- Positif -
0,919 0,235 0,845 84,5
Y signifikan

(Sumber: Diolah oleh penulis, 2020)


Hubungan kecerdasan emosional dan perilaku sosial dengan keterampilan kolaborasi dalam 51
pembelajaran
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Paradigma. Vol. 19. No.1. 2022
Universitas Islam “45” Bekasi P-ISSN No. 0853-9081
E-ISSN No. 2775-9105
Kenaikan 1 unit berarti setiap peningkatan SATU unit skor
skor X2, maka Y
naik 77,449 dengan
kecerdasan sosial, akan memberikan
Y - X2 77,449 asumsi X1 tetap kontribusi terhadap peningkatan skor
kemampuan berkolaborasi sebesar 77,449.
Ketiga, hubungan kecerdasan
emosional dan perilaku sosial yang dimiliki
Kenaikan 1 unit
Y- mahasiswa S-1 Fakultas Teknik UNISMA
16,719 skor X1, dan X2,
X1, X2
maka Y naik 16,719 Bekasi tahun ajaran 2020/2021 secara
(Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2020) bersama-sama memiliki hubungan yang
sangat kuat dengan keterampilan
5. Kesimpulan
Berdasarkan Uji Hipotesis yang telah kolaborasi. Ditunjukan melalui koefisien
dilakukan dan telah diinterpretasi hasilnya, korelasi 0,919 dan koefisien signifikansi
maka kesimpulan yang dapat peneliti 0,000 (hubungan sangat kuat) dengan
sampaikan adalah pertama terdapat tingkat ketergantungan perilaku sosial dan
hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional secara bersama-sama
kecerdasan emosional dengan keterampilan terhadap keterampilan kolaborasi sebesar
kolaborasi mahasiswa S-1 Fakultas Teknik 84,5 persen. Sedangkan arah hubungan pada
UNISMA Bekasi tahun ajaran 2020/2021 persamaan regresi berganda
yang ditunjukan melalui koefisien korelasi (unstandardized coefficients B) Ŷ = 15,777
0,917 dan koefisien signifikansi 0,000 + 0,069X1 + 0,873X2, yang berarti bahwa
(hubungan sangat kuat) dengan tingkat setiap peningkatan satu unit skor kecerdasan
ketergantungan kecerdasan emosional emosional dan perilaku sosial secara
terhadap keterampilan kolaborasi sebesar simultan akan memberikan kontribusi
84,1 persen. Sedangkan arah hubungan pada terhadap peningkatan skor Keterampilan
persamaan regresi linear sederhana Kolaborasi sebesar 16,719.
(unstandardized coefficients B) Ŷ = 16,409
+ 0,941 X1 yang berarti setiap peningkatan
DAFTAR PUSTAKA
SATU unit skor kecerdasan emosional, akan Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian:
memberikan kontribusi terhadap Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
peningkatan skor keterampilan kolaborasi Cipta.
sebesar 17,350. Artiah. (2020). Mengapa Tim Memerlukan
Kedua, hubungan perilaku sosial Kecerdasan Emosional.
dengan keterampilan kolaborasi mahasiswa www.intipesan.com.
https://www.intipesan.com/mengapa-
S-1 Fakultas Teknik UNISMA Bekasi tahun
tim-memerlukan-kecerdasan-
ajaran 2020/2021 memiliki hubungan yang emosional/
positif dan signifikan. Ditunjukan melalui Barkley, E. E. (2012). Teknik-teknik
koefisien korelasi 0,704 dan koefisien Pembelajaran Kolaboratif,
signifikansi 0,000 (hubungan kuat) dengan diterjemahkan oleh Narulita Yusron
tingkat ketergantungan perilaku sosial dalam judul Collaborative Learning
terhadap keterampilan kolaborasi sebesar Techniques. Nusa Media.
Daryanto, & Karim, S. (2017).
49,6 persen. Sedangkan arah hubungan pada Pembelajaran Abad 21. Gava Media.
regresi linear sederhana (unstandardized
coefficients B) Ŷ = 76,919 + 0,530 X2 yang
52 Hubungan kecerdasan emosional dan perilaku sosial dengan keterampilan kolaborasi dalam
pembelajaran
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Paradigma. Vol. 19. No. 1. 2022
Universitas Islam “45” Bekasi P-ISSN No. 0853-9081
E-ISSN No. 2775-9105

Fauzi, F., & Putra, P. (2020). Analisis Jalur Hurlock, Elizabeth. B. (2003). Psikologi
Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Perkembangan: Suatu Pendekatan
Citra Perusahaan Terhadap Loyalitas Sepanjang Rentang Kehidupan.
Nasabah Melalui Kepuasan Nasabah Erlangga.
Sebagai Variabel Intervening di Bank Jonshon, D. W., Johnson, RogerT., &
BNI Syariah. MASLAHAH (Jurnal Holubec, E. J. (1993). Cicrles of
Hukum Islam dan Perbankan Learning. Interaction Book
Syariah), 11(1), 33–41. Company.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Junaidi, A. (2020). Arah Kebijakan
Multivariate Dengan Program IBM Pendidikan Tinggi dan Era Industri
SPSS 25 Edisi 9. Badan Penerbit 5.0. Kemendikbud.
Universitas Diponegoro. KOMINFO. (2020). Status Literasi Digital
Goleman, D. (2009). Kecerdasan Indonesia 2020: Hasil Survey di 34
Emosional EL Lebih Penting Provinsi. www.kominfo.go.id.
daripada IQ. Gramedia Pustaka http://aptika.kominfo.go.id
Utama. Madasari, O. (2019). Genealogi Sastra
Gumilang, H., & Putra, P. (2020). Analisis Indonesia: Kapitalisme, Islam dan
Kualitas Layanan Frontliner Terhdap Sastra Perlawanan.
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga www.okkymadasari.net.
Studi Pada Pt Bank Syariah Mandiri Musfiqon. (2015). Mendesain Sekolah
Cabang Bekasi Pondok Gede. Unggul. Nizamia Learning Center.
Paradigma, 17(2), 42–56. Purwanto. (2010). Evaaluasi Hasil Belajar.
https://doi.org/10.33558/paradigma.v Pustaka Pelajar.
17i2.2311 Putra, P. (2015). STANDAR AKUNTANSI
Hayat, M. S., Rustam, N., & Rahmat, A. KEUANGAN SYARIAH PSAK-
(2019). Profile of Life-long Learning SYARIAH. JRAK, 6(1), 38–50.
of Prospective Teacher in Learning Putra, P. (2021). Menilik Niat Masyarakat
Biology. Journal of Physics: berpartisipasi dalam Crowdfunding
International Conference on pada Masa Pandemi Covid 19:(Studi
Mathematics and Science Education, Implementasi konsep Planned
1157(2), 1–8. Behaviour Theory). Paradigma,
Hendayana. (2020a). Kampus Merdeka 18(2), 73–83.
Siapkan Kompetensi Lulusan yang Putra, P., & Hasanah, M. (2018). Pengaruh
Kreatif, Inovatif dan Berkarakter di pembiayaan mudharabah,
Era Disruptif. musyarakah, murabahah, dan ijarah
www.dikti.kemedikbud.go.id. terhadap profitabilitas 4 bank umum
https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar- syariah periode 2013-2016. Jurnal
dikti/kabar/kampus-merdeka- Organisasi dan Manajemen, 14(2),
siapkan-kompetensi-lulusan-yang- 140–150.
kreatif-inovatif-dan berkarakter-di- Putra, P., Labaniah, A. Q., Sawarjuwono,
era-disruptif/ T., & Tirtajaya, M. D. (2020). Factors
Hendayana, Y. (2020b). Tantangan Dunia that Influence the Level of Profit
Pendidikan di Masa Pandemi. www. Sharing Mudharabah in Islamic
dikti.kemenikbud.go.id. Banks Using Financing as A
https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar- Moderating Variable. 2018, 790–798.
dikti/kabar/tantangan-dunia- Putra, P. & Silviana. (2017). Model Aida
pendidikan-di-masa-pandemi/ Sebagai Strategi Pemasaran Bagi
Hude, D. (2006). Penjelajahan Religio Nasabah Mengambang Perbankan
Psikologis. Erlangga. Syariah ( Survei Masyarakat Di Kota.

Hubungan kecerdasan emosional dan perilaku sosial dengan keterampilan kolaborasi dalam 53
pembelajaran
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Paradigma. Vol. 19. No.1. 2022
Universitas Islam “45” Bekasi P-ISSN No. 0853-9081
E-ISSN No. 2775-9105

Jurnal Organisasi Manajemen, 13(1), Sugiono, S. (2020). Industri Konten Digital


10–21. dalam Perspektif Society 5.0. Jurnal
Putra, P., Sucipto, P. W. A., Kusuma, A. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
W., & Hamidah, I. (2022). CERKAS Komunikasi, 22(2), 175–191.
System Development: Smart Web- Susanti, D., & Risnanosanti. (2019).
Based Sharia Accounting as a Pengembangan Buku Ajar untuk
Learning Media. JRAK: Jurnal Riset Menumbuh Kebangkan Kemampuan
Akuntansi dan Komputerisasi A4. Seminar Nasional Sains &
Akuntansi, 13(1), 84–98. Entrepreneurship, 6–7.
Putra, P., Tirtajaya, M. D., & C. Pratama, Tim Perumus Resnstra UNISMA. (2020).
W. H. (2020). The Effect of Rencana Strategis (Resnstra)
Productive Zakah on Increasing UNISMA Bekasi 2017-2022.
Mustahiq Revenue and Profit. 1st Universitas Islam 45.
International Conference on Recent Trilling, & Fadel. (2009). 21st Century
Innovations (ICRI 2018), Icri 2018, Skills: Learning For Life Our Times.
2120–2133. Jossey Bass.
https://doi.org/10.5220/00099399212 Uno, H. B., & Lamatenggo, N. (2011).
02133 Teknologi Komunikasi dan Informasi
Sato, M. (2012a). Dialog dan Kolaborasi di Pembelajaran. PT Bumi Aksara.
Sekolah Menengah Pertama: Praktek Zuchdi, D. (2010). Humanisasi Pendidikan:
Learning Community. Pelita. Menemukan Kembali Pendidikan
Sato, M. (2012b). Mereformasi Sekolah: Yang Manusiawi. Bumi Aksara.
Konsep dan Praktek Komunitas
Belajar. Pelita.

54 Hubungan kecerdasan emosional dan perilaku sosial dengan keterampilan kolaborasi dalam
pembelajaran

You might also like