Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

PERLENGKAPAN INDIVIDU

1. Tas ransel
2. Alat tidur (selimut, alas, bantal, dll)
3. Pakaian harian secukupnya
4. Seragam pramuka lengkap (baret, kacu, peluit, lambing, dll)
5. Baju olahraga sekolah
6. Jaket
7. Jas hujan
8. Tongkat pramuka
9. Tali pramuka
10. Alat makan (piring, gelas, sendok, botol minum)
11. Alat mandi (handuk, sabun, sikat gigi, pasta gigi, sampo, dll)
12. Sepatu dan kaos kaki (untuk putri kaos kaki diperbanyak)
13. Sandal jepit
14. Senter kecil
15. Jajanan / makanan ringan secukupnya
16. Alat tulis (buku dan pulpen)
17. Obat-obatan pribadi
18. Autan / anti nyamuk sejenisnya.
19. Uang saku secukupnya.

PENTING:
Semua barang diberi label nama agar mudah dikenal pemiliknya saat tercecer.

PERLENGKAPAN KELOMPOK
NO PERLENGKAPAN KELOMPOK YANG BERTUGAS MEMBAWA
1 Terpal besar untuk tenda 1
2 Terpal besar untuk alas 1
3 Terpal kecil untuk penutup tenda 1
4 Alas tenda (sejenis hambal, karpet, dll)
5 Bendera regu
6 Lampu tenda
7 Tali pramuka 4
8 Pasak / paku ukuran besar dan Panjang 10 buah
9 Papan nama regu
10 Tali rapiah 1 gulung besar
11 Kompor minimal 2
12 Gas kompor minimal 2
13 Panci
14 Wajan
15 Baskom
16 Pisau
17 Talenan
18 Sutil / spatula
19 Cobek dan Ulekannya
20 Sayuran secukupnya
21 Lauk secukupnya
22 Beras secukupnya
23 Bumbu masak
24 Galon + isi
25 Teko / ceret

PENTING:
Semua barang diberi label nama agar mudah dikenal pemiliknya saat tercecer.

TUGAS AWAL KELOMPOK


1. Menyiapkan yel-yel terbaik (wajib ada lagu, tepuk dan gerakan)
2. Menyiapkan penampilan untuk pensi
Contoh: Nasyid, drama, tari, atraksi, dll
3. Menghafal Beberapa Lagu
 Hymne Pramuka
 Mars Pramuka SIT
 Pramuka Sejati
 Di Sini Senang Di Sana Senang
 Derap Langkah (versi Pramuka SIT)
 Bingkai Kehidupan
 Aulette
 QS Al Maidah Ayat 2

GERIMIS BANGGERIS
Oleh: Sukron Jayadi

PROKAL.CO, ASSALAMUALAIKUM. Teman-teman, besok perkuliahan jam


pertama berlangsung di Kampus FKIP Gunung Kelua. Permintaan dosen langsung tadi
waktu saya hubungi. Jangan lupa tugasnya. Trims…
Pesan yang baru saja masuk ke ponsel Azizah, mahasiswa Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Wajahnya terlihat kurang senang dengan pesan yang masuk itu. Jemarinya mulai bermain
pada keyboard ponsel kecilnya, memberanikan diri menulis sebuah pesan balasan.
Waalaikumsalam. Ting, apa tidak bisa dilobi untuk kuliah di Banggeris saja?
Tangan Azizah mulai menekan tombol send pada ponselnya. Ia mengirimkan pesan balasan
pada kontak yang diberinya nama Kating Hadi di ponselnya. Kating adalah akronim dari
ketua tingkat. Azizah dan teman-teman kelasnya sudah biasa memanggil Hadi dengan
sebutan Ting. Lama ia menunggu balasan. Hingga pada akhirnya sebuah balasan yang tidak
Azizah harapkan masuk.
Maaf, Zah, sepertinya tidak bisa.
***
Subuh telah berpulang ke peraduan. Namun, langit Banggeris pagi itu masih terlihat
seperti waktu subuh. Awan hitam menyelimuti langit, tak memberi celah pada surya untuk
memancarkan rona. Angin telah ribut berlalu-lalang menghantam pepohonan, rumah,
spanduk di pinggir jalan, dan lain-lainnya. Sudah bisa ditebak, Banggeris atau Samarinda
hari ini akan terguyur hujan.
Gerimis mulai turun. Azizah masih menunggu ponselnya berdering. Berharap ada
pesan atau telepon masuk memberi kabar baru tentang perkuliahan hari ini. Wajahnya
masih cemberut dan terlihat malas-malasan menyiapkan bahan perkuliahan. Buku-buku
perkuliahan dan alat tulis telah masuk rapi di tas punggungnya. Lagi-lagi ia menatapi layar
ponselnya. Nihil, tidak ada pesan atau panggilan. Hatinya tiba-tiba berkeinginan
menghubungi ketua tingkatnya lagi.
Namun, ia urungkan niatnya itu, ia takut akan membuat ketua tingkatnya kesal.
Apalagi ia pernah punya pengalaman buruk tentang hal itu. Pernah suatu hari, Hadi marah
pada teman-teman di kelas karena banyak permintaan ini dan itu. Hingga pada akhirnya,
Hadi menawarkan pergantian ketua tingkat. Namun, tak ada satu pun yang mau
menggantikan karena beratnya tanggung jawab.
Gerimis terus mengguyur Banggeris. Azizah melihat jam di ponselnya telah
menunjukkan pukul 07.00. Ia harus segera berangkat agar sampai tepat waktu di Kampus
Gunung Kelua. Ia mengambil tas punggungnya, lalu membuka dan mengeluarkan
dompetnya. Ia mengeluarkan uang yang ada di dalamnya dan menghitungnya. Masih ada
sekitar tiga puluh lima ribu. Lalu, dua belas ribunya ia keluarkan dan memasukkannya ke
saku baju untuk ongkos angkot.
“Hmmm… dua belas ribu. Uang ini bisa untuk satu porsi sarapan kalau tidak ke
Gunung Kelua,” gumamnya dalam hati.
Azizah mulai melangkah keluar indekos. Ia mulai berjalan kaki keluar gang
mengenakan payung biru muda. Perempuan berjilbab itu tinggal di Gang 8 Jalan Banggeris.
Ia memilih indekos di Banggeris karena aktivitas perkuliahan FKIP PGSD berpusat di
Kampus Banggeris, bukan di Gunung Kelua. Selain itu, karena Azizah adalah salah seorang
mahasiswa yang hidupnya pas-pasan. Kendaraan ia tak punya. Karenanya, sebisa mungkin
ia akan menghemat uangnya agar cukup memenuhi kebutuhan hidupnya selama kuliah.
Dengan tinggal di Banggeris, ia bisa menghemat biaya transportasi ke kampus. Cukup
berjalan kaki. Namun sayang, terkadang ia harus memenuhi jam perkuliahan di Kampus
Unmul wilayah lain seperti Kampus Gunung Kelua dan juga Kampus Pahlawan yang
membutuhkan biaya transportasi.
Untuk bisa menuju Kampus Gunung Kelua, Azizah harus terlebih dahulu keluar
berjalan kaki dari Jalan Banggeris menuju jalan utama yang jaraknya cukup jauh untuk
mendapatkan angkutan umum. Azizah menikmati gerimis pagi itu. Rintik yang berjatuhan
tak sedikit kembali memantul mengenai rok panjangnya yang membuatnya jadi kotor.
“Mau ke mana, Zah?” tanya seorang teman perempuan yang berbeda kelas saat
melewati depan Kampus Banggeris. “Mau ke Gunung Kelua, ada jam kuliah di sana,” jawab
Azizah sambil memberi senyum.
“Wah, gerimis-gerimis kaya gini? Mending izin aja!” sarannya.
“Gak apa-apa. Ada tugas soalnya hari ini,” jawab Azizah. Azizah meneruskan
perjalanan menuju jalan utama.
Irama gerimis pagi itu masih senada, tidak kunjung reda, tidak pula kunjung lebat.
Namun, cukup membuat Banggeris hari itu sedikit tergenang dan memberhentikan aktivitas
sebagian orang. Azizah kini telah sampai di jalan utama. Ia mengamati setiap kendaraan
yang lewat, mencari keberadaan angkot berwarna hijau.
Azizah telah masuk angkot hijau, melaju meninggalkan Banggeris menuju Jalan
Antasari. Di dalam angkot, Azizah kembali membuka ponselnya. Tak ada pesan atau
panggilan masuk. Lalu, dimasukkan kembali ponselnya ke dalam tas punggung. Azizah
kemudian menghadapkan pandangannya pada kaca jendela angkot, memandangi setiap
pemandangan di luar sana. Antasari hari itu tergenang air. Azizah dan penumpang lain kini
seperti bukan sedang berada di dalam angkot, melainkan seperti sedang berada di atas kapal
laut. Azizah menikmati setiap goncangan-goncangan yang terjadi di dalam angkot itu.
Angkot telah keluar dari Jalan Antasari. Azizah melihat kembali ponselnya, sudah
pukul 07.25. Ada kekhawatiran dalam hatinya kalau ia akan terlambat.
Kini, angkot telah sampai di perempatan Mal Lembuswana. Azizah akan turun di sini
untuk melanjutkan perjalanan dengan angkot berikutnya. Ya, untuk ke Kampus Gunung
Kelua memang harus menaiki dua angkot jika berangkat dari Banggeris. Azizah turun dari
angkot, membuka payungnya kembali karena irama air langit tiba-tiba menjadi deras dan
lebat. Azizah melihat sekitar, jalanan tergenang dan mengarus. Azizah harus mengangkat
roknya untuk bisa terbebas dari genangan air di tengah jalan itu menuju tempat menunggu
angkot berikutnya.
Azizah berhasil melewati genangan. Kini, ia telah berada di angkot berwarna biru
yang akan membawanya ke Jalan Pramuka, gerbang memasuki Kampus Gunung Kelua.
Tangannya kembali mengambil ponsel di dalam tas. Sudah pukul 07.45, Hatinya kembali
khawatir. Pasalnya, selain sudah mendekati waktu perkuliahan, di Jalan Pramuka juga
rawan banjir. Belum lagi kalau ia nanti diturunkan di ujung Jalan Pramuka, bukan di depan
kampus, karena tak banyak sopir angkot mau mengantarkan sampai ke dalam kampus. Itu
artinya, Azizah harus kembali berjalan kaki masuk menuju Kampus FKIP yang jaraknya
lumayan jauh dan memakan banyak waktu.
Di dalam angkot menuju Jalan Pramuka, tiba-tiba ponselnya berdering singkat,
tanda pesan masuk. Azizah membuka tas punggungnya, mengambil ponselnya lalu
membaca pesan yang masuk.
Teman-teman, kuliahnya dibatalkan.Saya baru dihubungi Pak Dosen nih, katanya
sedang ada tamu dari luar kota dan tidak bisa ditinggalkan.
Azizah terdiam. Hati Azizah saat itu seperti kemasukan banyak benda, sesak dan
sakit. Belum lagi kekhawatiranya tadi benar-benar terjadi, ia diturunkan di pengujung Jalan
Pramuka. Pak sopir tak mau mengantarnya sampai dalam kampus. Tak banyak yang bisa ia
lakukan. Ia hanya mengambil napas panjang lalu mengeluarkannya sembari mengelus dada.
(*)

You might also like