Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

KINERJA KARYAWAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG

PENGEMBANGAN AGROWISATA KAMPOENG KOPI BANARAN,


KABUPATEN SEMARANG

Indi Printianto, Suswanto


Jurusan Hospitality S1, Jurusan Perhotelan D3
Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo (STIPRAM) Yogyakarta
Jl.Ahmad Yani No. 52 Ring Road Timur Yogyakarta
Telp.(0274) 485650 , Fax.(0274) 485214
Email: indilpp2002@yahoo.com

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the development of agrotourism Kampoeng


Kopi Banaran and to analyze employee performance in supporting the development of
agrotourism in Kampoeng Kopi Banaran, in Semarang Regency. In particular the goal is
to find out how management efforts in developing agrotourism Kampoeng Kopi Banaran,
management of human resources, employee performance in supporting the development of
agrotourism.The study is mixed methods using 56 respondents as samples.
While data analysis in this research using multiple regression analysis using F test
and t test. The results of the data analysis of socio-demographic explain that influence on
the performance showed that age, gender, education, family status, employment status and
work experience positively affect employee performance. While F-test states that jointly
age, gender, education, family status, employment status and work experience affect the
performance. t test in this research shows there is no significant influence of gender on the
performance, no significant influence of the family status on the performance.
The conclusions of this study are that there is a positive and significant influence of
socio-demographic on emplyoee performance and there is a positive and significant influence
between employee performance against agrotourism understanding in Kampoeng Kopi
Banaran

Keywords: Agrotourism, employee performance, the development of agrotourism

PENDAHULUAN pariwisata alam (ecotourism). Sektor


1. Latar Belakang wisata pertanian ini kemudian populer
Indonesia sebagai negara agraris penyebutannya menjadi Agrowisata (Agro-
memiliki kekayaan alam terutama sumber tourism) dan saat ini secara perlahan terus
daya hayati tropis yang tidak hanya sangat tumbuh dan berkembang di Indonesia
beragam tetapi juga unik. Keragaman dan Dalam Pedoman Umum Agrowisata yang
keunikannya serta diperkuat oleh kekayaan diterbitkan oleh Kementerian Pertanian
dan keragaman budaya, di samping berperan (2012) disebutkan bahwa sinergi antara
sebagai sumber pangan dan devisa negara, Pertanian dan Pariwisata merupakan
juga mempunyai daya tarikdalam sektor landasan dalam pengembangan agrowisata.
25
26 JURNAL Kepariwisataan Volume 12 Nomor 2 Mei 2018 : 25-34
Dengan demikian pengembangan Pertanian 2. Rumusan Masalah
dan Pariwisata secara simultan merupakan a. Bagaimana upaya Manajemen PTPN
salah satu bentuk pengembangan ekonomi IX (Persero) dalam mengembangkan
kreatif di sektor pertanian yang dapat agrowisata, khususnya yang berkaitan
memberikan nilai tambah bagi usaha dengan pengelolaan sumber daya
agribisnis dalam rangka peningkatan manusia di Kampoeng Kopi Banaran?
kesejahteraan petani.Dampak positif b. Bagaiman kinerja karyawan agrowisata
pengembangan agrowisata antara lain dapat dalam mendukung pengembangan
meningkatkan nilai jual komoditi pertanian agrowisata Kampoeng Kopi Banaran?
yang dihasilkan dan berkembangnya c. Bagaimana sosio-demografi karyawan
sumber-sumber pendapatan lainnya yang mempengaruhi kinerja karyawan?
dapat dinikmati oleh masyarakat setempat
serta peningkatan citra pertanian. Dengan TINJAUAN PUSTAKA
demikian, agrowisata merupakan salah satu Kinerja Karyawan
bentuk kegiatan pengembangan ekonomi Yuniarsih dan Suwatno (2009)
masyarakat berbasis agribisnis, sehingga menyatakan bahwa manusia merupakan
menjadikan kawasan agribisnis tersebut sumber daya perusahaan yang paling
sebagai profit center. berharga untuk mencapai sasaran
Pembangunan agrowisatayang perusahaan secara berkelanjutan. Dengan
bermuara pada tujuan meningkatkan kata lain manusia merupakan kekayaan
kesejahteraanstakeholder, tidak terlepas (assets) yang paling utama dan sangat
dari peran serta sumber daya manusia yang strategis yang dimiliki oleh suatu organisasi.
ada di dalamnya, mengingat pariwisata Berdasarkan pengertian tersebut, dapat
berhubungan erat denganpelayanan dikatakan bahwa sumber daya manusia
karyawan sebagai tuan rumah/ memiliki peranan yang sangat strategis
winiwisatawan (host) yang akan berinteraksi dalam suatu perusahaan dan sangat
dengan wisatawan (guest) (Damanik, 2013). menentukan hidup-matinya perusahaan.
Karyawan memberikan sumbangan Soeprihanto (2012), menyebutkan
nyata kepada perusahaan melalui kinerja. pelaksanaan kerja dalam arti prestasi kerja
Kinerja yang tinggi dari sumberdaya atau kinerja, tidak hanya menilai hasil
manusia sebuah organisasi dapat menjadi fisik yang telah dihasilkan oleh seorang
keunggulan kompetitif dari organisasi karyawan. Kinerja di sini dalam arti secara
itu sendirikarena tidak mudah ditiru oleh keseluruhan sehingga dalam penilaian
pesaingnya. Pendapat tersebut sesuai dengan prestasi kerja ditunjukkan dalam berbagai
pendapat dari Prawirosentono, (1999), yang aspek antara lain : prestasi kerja, tanggung
menyebutkan bahwa apabila menggunakan jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama dan
strategi bersaing lewat sumberdaya manusia, lain sebagainya tergantung pada level/
maka akan diperoleh dua keunggulan yaitu jabatan karyawan yang dinilai. Lebih
keunggulan kompetitif dan keunggulan lanjut dinyatakan bahwa aspek-aspek yang
komparatif, karena kedua keunggulan ini dinilai tersebut pada dasarnya masih dapat
akan sulit ditiru oleh pesaing. Keunggulan dikembangkan ataupun diperinci, sehingga
sumberdaya manusia akan dapat diraih dapat membantu dan memudahkan dalam
melalui kinerja karyawan yang tinggi. pelaksanaan penilaian.
Sedangkan Gomes (2003) menyatakan
penilaian prestasi kerja dapat dilakukan
Dwiyono Rudi Susanto, M. Syaifulloh :
Pengembangan Obyek Wisata Berbasis Community Based Tourism (CBT) di Hutan Payau, Cilacap 27

berdasarkan deskripsi perilaku yang spesifik pengembangan agrowisata Kampoeng Kopi


yatu : a. Quality of work, jumlah pekerjaan Banaran.
yang dilakukan dalam suatu periode waktu
tertentu. b. Quality of work, kualitas METODE PENELITIAN
kerja yang dicapai berdasarkan syarat- Penelitian yang dilakukan menggunakan
syarat kesesuaian dan kesiapannya. c. Job metode campuran/mixed methods.Metode
knowledge, luasnya pengetahuan mengenai campuran adalah metode yang difokuskan
pekerjaan dan ketrampilan. d. Creativeness, untuk mengkombinasikan dua pendekatan,
keaslian gagasan yang dimunculkan yaitu kuantitatif dan kualitatif. Hal ini
dan tindakan- untuk menyelesaikan dilakukan untuk memperluas pandangan
persoalan yang timbul. e. Cooperation, dan menambah pemahaman yang lebih baik
kesediaan untuk bekerja sama dengan tentang keduanya.
orang lain. f. Dependability, kesadaran Pengumpulan data dilakukan melalui
dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran : observasi, wawancara/interview,
dan penyelesaian pekerjaan. g. Initiative, danpenyebaran kuestioner serta studi
semangat untuk melaksanakan tugas baru dokumentasi. Dalam penelitian ini diambil
dalam memperbesar tanggungjawabnya. seluruh karyawan agrowisataKampoeng
h. Personal qualities, menyangkut Kopi Banaran.Jumlah karyawan yang
kepribadian, keramahtamahan dan integritas terlibat langsung dengan pengembangan
pribadi. agrowisata Kampoeng Kopi Banaran
Landasan Teori sejumlah 126 orang dengan berbagai
Menurut Picard (2006) dalam Damanik status kepegawaian dan keragaman sosio-
(2013), istilah “budaya wisata” kini demografi. Berdasarkan hasil perhitungan
dipakai oleh media bila membicarakan maka jumlah sampel yang diteliti sejumlah
mentalitas yang cocok dengan pariwisata, 56 orang karyawan agrowisata Kampoeng
dan mengenai budaya yang mampu Kopi Banaran.
menyesuaikan diri dengan wisatawan Adapun variabel-variabel dalam
dan tuntutannya. Lebih lanjut dikemukan penelitian ini adalah : a. Indikator sosio-
Picard bahwa budaya wisata lebih dimaknai demografis dan ekonomi karyawan meliputi
sebagai kemampuan atau kebiasaan menjadi : Umur, Jenis kelamin, Pendidikan, Status
tuan rumah/wini wisatawan (host) yang baik dalam keluarga, Status kepegawaian,
bagi tamu (guest) yang memiliki ragam Pengalaman kerja di pariwisata. b. Kinerja
tuntutan. karyawan dalam mendukung pengembangan
Dengan adanya pengembangan usaha agrowisata yang meliputi : Grooming &
di Kampoeng Kopi Banaran yang berada Greeting, Kualitas dan kuantitas kerja,
di Kebun Getas, PTP Nusantara IX, Disiplin, dan Kerja sama. serta c. Program
guna mendapatkan nilai tambah melalui pengembangan agrowisata Kampoeng
kegiatan pariwisata maka juga terjadi Kopi Banaran yang meliputi : Pemahaman
pergeseran tuntutan kinerja karyawan tentang Visi & Misi, Tujuan & Sasaran,
dari “kinerja bercocok tanam” menjadi Kinerja Unit, dan Kepuasan tamu/
“kinerja pariwisata”. Untuk mengetahui pengunjung.
sejauh mana pergeseran tuntutan kinerja Untuk melihat keterkaitan antar variabel
karyawan dalam mendukung pengembangan sosio-demografi dengan variabel kinerja
agrowisata, perlu diteliti tentang kinerja secara satu persatu serta variabel kinerja
karyawan agrowisata dalam mendukung dengan variabel pemahaman pengembangan
28 JURNAL Kepariwisataan Volume 12 Nomor 2 Mei 2018 : 25-34
agrowista akan digunakan metode regresi. berdiri Pabrik Pengolahan Kopi. Sedangkan
Sedangkan untuk menganalisis variabel- Kampoeng Kopi merupakan kawasan
variabel yang mempengaruhi kinerja secara perkebunan Kopi yang terletak di Desa
bersamaan dilakukan dengan menggunakan Assinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten
metode analisis regresi berganda dan regresi Semarang.
sederhana. Dalam perkembangan selanjutnya,
agrowisata Kampoeng Kopi Banaran telah
HASIL PENELITIAN DAN berkembang bukan hanya sebagai tempat
PEMBAHASAN singgah/rest area namun telah menjadi
A. Evolusi Pengembangan Agrowisata destinasi wisata unggulan di Jawa Tengah.
Kampoeng Kopi Banaran PTPN IX Merujuk Sunaryo (2013), berbagai
Pengembangan Kampoeng Kopi Banaran komponen dasar yang harus diperhatikan
berawal dari sebuah keresahan yang dalam pengembangan sebuah destinasi
disebabkan oleh harga komoditi kopi yang pariwisata yang mencakup hal-hal sebagai
terus menurun mulai tahun 1998 sampai berikut :
dengan tahun 2001. Pada tahun 2002, a. Pengembangan atraksi dan daya tarik
Direksi PTPN IX (Persero) melakukan wisata (Attraction)
sebuah terobosan dengan menerapkan pola Di Kampoeng Kopi Banaran telah
bisnis hulu hilir, komoditi kopi tidak hanya dikembangkan atraksi wisata yang lebih
dapat diperoleh hasilnya dengan menjual bervariasi misalnya : Wisata edukasi
biji kopi (green bean) akan tetapi dapat juga perkebunan, merupakan paket wisata
memperoleh hasil/pendapatan yang lebih, agro yang dikemas untuk mengenalkan
dengan memberikan nilai tambah berupa berbagai komoditas perkebunan
perubahan bentuk ke arah hilir. Komoditi seperti tanaman kopi, karet, kakao,
kopi yang tadinya dijual dalam bentuk biji dan hortikultura. Wisata off farm yaitu
(green bean), diolah sebagian menjadi kopi wisata ke pabrik pengolahan kopi dan
bubuk dengan memberikan label/nama karet. Wisata Funtastic (Fun dan Asyik),
dagang Banaran Coffee. merupakan paket wisata out bound,
Pada tanggal 20 Agustus 2002, keliling kebun, dan berenang.
dibangunlah sebuah coffee shop dengan b. Pengembangan amenitas dan fasilitas
tujuan sebagai etalase dari produk hilir (Amenity)
yang berfungsi untuk memperkenalkan Di Kampoeng Kopi Banaran telah
produk hilir yang diproduksi oleh PTPN ditambahkan beberapa sarana seperti
IX (Persero). Pengenalan produk hilir memperluas rumah makan/resto baik
dilakukan dengan memajang produk dalam di ruang tertutup maupun di ruang
bentuk kemasan siap saji. Selain itu, proses terbuka/gazebo, menambah jumlah
penetrasi dilakukan dengan bentuk sajian toilet dan menjaga kebersihannya,
kopi maupun teh yang disajikan sebagai membangun sarana ibadah yang lebih
minuman hangat maupun dingin. nyaman dan aman, memperluas ruang
Nama Kampoeng Kopi Banaran parkir kendaraan wisatawan, baik untuk
didasarkan oleh lokasi proses dasar bus maupun roda empat dan roda dua.
pengolahan kopi. Nama Banaran merupakan Membangun toko cinderamata serta gerai
sebuah dusun di sebuah desa, yang terletak anjungan tunai mandiri. Saat ini telah
di desa Gemawang, Kecamatan Jambu, dibangun hotel dan resort sejumlah 28
Kabupaten Semarang, yaitu tempat dimana kamar dengan pelayanan standar hotel.
Dwiyono Rudi Susanto, M. Syaifulloh :
Pengembangan Obyek Wisata Berbasis Community Based Tourism (CBT) di Hutan Payau, Cilacap 29

Tabel 1. Jumlah Pengunjung Kampoeng Kopi Banaran

Tahun Jumlah Pengunjung Prosentase peningkatan

2010 20.245
2011 34.364 70
2012 56.723 65
2013 68.383 21
2014 76.726 12
Sumber : Kantor KaKoBa 2014

c. Pengembangan aksesibilitas (Accesibility) lanjut dalam pembahasan tulisan ini.


Aksesibilitas mencakup di dalam B. Kinerja Agrowisata Kampoeng Kopi
kompleks agrowisata maupun akses Banaran
menuju ke lokasi Kampoeng Kopi Dalam perkembangannya, sesuai dengan
Banaran. Saat ini di Kampoeng Kopi peningkatan taraf hidup masyarakat dan
Banaran telah dibuat papan penunjuk kemudahan transportasi dan dibarengi
obyek wisata yang lebih besar dan jelas, dengan peningkatan sarana dan prasarana
sarana jalan diperluas dan landscape serta kegiatan promosi, maka jumlah
diperindah. Serta ditambah sarana pengunjung Kampoeng Kopi Banaran
transportasi untuk wisatawan berupa menunjukkan kecenderungan peningkatan
kereta wisata, golf car, sepeda motor jumlah tamu.
ATV serta sepeda dayung. Di samping Dari data sekunder di Kantor Operasional
itu akses ke agrowisata Kampeng Kopi Kampoeng Kopi Banaran didapatkan data
Banaran menjadi lebih mudah dan lebih jumlah pengunjung sebagai berikut :
cepat dengan telah beroperasinya jalan Berkaitan dengan aspek keuangan,
tol yang menghubungkan kota Semarang terlihat bahwa kontribusi finansial dari
dengan kota Bawen, dimana pintu masuk kegiatan agrowsiata Kampoeng Kopi
maupun pintu keluar di kota Bawen Banaran juga memberikan kontribusi yang
berada tepat di samping pintu gerbang besar kepada Kebun Getas, maupun PTPN
masuk Kampoeng Kopi Banaran. IX secara keseluruhan.
d. Pengembangan ansiliari (Ancillary) Sejalan dengan pertumbuhan jumlah
Di samping yang berkaitan dengan sarana wisatawn, perkembangan kontribusi
pariwisata lainnya, hal ini berkaitan keuangan dari angka pendapatan dan surplus
dengan kelembagaan dan pengelolaan dari Kampoeng Kopi Banaran tertera dalam
sumber daya manusia sebagai pelaku berikut :
kegiatan pariwisatayang berkaitan C. Pengaruh Sosio Demografi Terhadap
dengan struktur organisasi, sistem Kinerja
perekrutan, dan pengembangan karyawan Dalam menganalisis pengaruh sosio
serta sistem insenif untuk menumbuhkan demografi terhadap kinerja digunakan
motivasi dalam meningkatkan pelayanan. analisis regresi,adapun hasil persamaan
Aspek inilah yang akan dibahas lebih
30 JURNAL Kepariwisataan Volume 12 Nomor 2 Mei 2018 : 25-34
Perkembangan Pendapatan dan Surplus Kampoeng Kopi Banaran
Tahun 20010 – 2014(Rp. 1000)

Tabel 2. Rangkuman Hasil Olah Data Regresi


Keterangan B t Sig
Konstanta 3,922 18,546 0,000
Umur 0,194 2,632 0,011
Jenis Kelamin 0,046 0,547 0,587
Pendidikan 0,106 2,023 0,049
Status dalam keluarga 0,098 0,1806 0,077
Status kepegawaian 0,129 2,496 0,016
Pengalaman Kerja 0,137 2,227 0,031
R : 0,496 Sig F : 0.026
R square : 0,246 Df : 49
F : 2,662
Sumber: Data Primer yang diolah
yang didapatkan adalah sebagai berikut: pendidikan, status dalam keluarga, status
Dari persamaan regresi diketahui bahwa kepegawaian, jenis kelamin, umur
umur, jenis kelamin, pendidikan, status b. Dependent Variable: kinerja karyawan
dalam keluarga, status kepegawaian dan Berdasarkan tabel di atas (uji Anova),
pengalaman kerja mempengaruhi kinerja diperoleh nilai F hitung sebesar 2,662
pegawai secara positif. dengan tingkat probabilitas 0,026
Menurut Ghozali (2001), uji statistik F (signifikansi). Karena probabilitas lebih
pada dasarnya menunjukkan apakah semua kecil dari 0,05 dan nilai F lebih besar dari
variabel bebas yang dimasukkan dalam 2,29, maka model regresi dapat digunakan
model regresi mempunyai pengaruh secara untuk memprediksi kinerja pegawai atau
bersama-sama terhadap variabel terikat/ dengan kata lain bahwa secara bersama-
dependen. Hasil uji statistik F dapat dilihat sama umur, jenis kelamin, pendidikan,
pada tabel di bawah ini. status dalam keluarga, status kepegawaian
a. Predictors: (Constant), pengalaman kerja, dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap
Dwiyono Rudi Susanto, M. Syaifulloh :
Pengembangan Obyek Wisata Berbasis Community Based Tourism (CBT) di Hutan Payau, Cilacap 31

Tabel 3. Hasil Uji F


Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 1.142 6 .190 2.662 .026a
1 Residual 3.505 49 .072
Total 4.647 55
Sumber: data sekunder diolah tahun 2014
Tabel 4. Rangkuman Hasil Olah Data Regresi
Keterangan B t Sig
Konstanta 1,090 1,666 0,102
KINERJA 0,690 4,364 0,000
R : 0,511 Sig F : 0.000
R square : 0,261 Df : 54
F : 19,046
Sumber: Data Primer yang diolah
Persamaan yang diperoleh adalah Y = 1,090 + 0,690 Xpemahaman
kinerja. akan berhubungan dengan kesulitan di
D. Pengaruh Kinerja Terhadap Pemahaman dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Dalam menganalisis pengaruh kinerja Kebutuhan-kebutuhan berkumpul
terhadap pemahaman, telah dilakukan meningkat dengan meningkatnya umur yang
analisis data, adapun hasil persamaan yang membuatkaryawan lebih tua akan lebih
didapatkan adalah sebagai berikut: terpengaruh oleh pengaruh-pengaruh sosial
Persamaan regresi berganda di atas dapat dan pengaruhnya menurun sejalan dengan
diinterpretasikan sebagai berikut : pengalaman. Gejala lain yangdapat diamati
a. Nilai koefisien regresi yang positif dari perubahan situasi dan kondisi bahwa
menunjukkan bahwa kinerja mempunyai ada sebagian pegawai yangmenghadapi
pengaruh yang positif atau searah permasalahan yaitu menjelang usia pensiun.
terhadap pemahaman. Gejala dari perubahan sikap karyawan yang
b. R. Square yang bernilai 0,261, akan memasuki usia pensiun dalam perilaku
mempunyai arti bahwa 26,1 % variabel kerjanya seperti sifat malas kerja, dalam
kinerja mempengaruhi pemahaman, dan penyelesaian tugas kerja tidak tepat waktu,
26,1% sisanya dipengaruhi oleh variabel- etos dan waktu kerja tak optimal.
variabel lain diluar penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
c. Dari persamaan regresi diketahui bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara
kinerja mempengaruhi pemahaman jenis kelamin terhadap kinerja menunjukkan
secara positif. bahwa perbedaan antara laki-laki dan
E. Pembahasan perempuan sudah tidak lagi membentuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwaada perbedaan kemampuan, prestasi, dan
pengaruh yang signifikan antara umur kinerja. Tidak terdapat perbedaan efek
terhadap kinerja pegawai hal ini dapat jenis kelamin terhadap kompetensi seorang
dilihat bahwa umur merupakan faktor karyawan laki-laki dan perempuan terhadap
intrinsik yang diyakini mempengaruhi kompetensi kerja mereka, mungkin
kinerja karyawan. Perbedaan umur disebabkan oleh kemajuan zaman seperti
sekarang ini. Perilaku dan budaya mereka
32 JURNAL Kepariwisataan Volume 12 Nomor 2 Mei 2018 : 25-34
dalam memenuhi kebutuhan dan searah pengaruhnya antara status dalam keluarga
dengan perkembangan zaman memaksa terhadap kinerja.
mereka untuk melawan budaya gender yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terbentuk lebih awal. Peralihan perilaku dan ada pengaruh yang signifikan antara status
budaya tersebut kemungkinan menjadi salah kepegawaianterhadap kinerja karyawan hal
satu penyebab tidak lagi ada perbedaan ini ditunjukkan bahwa sumber daya manusia
kemampuan antara karyawan laki-laki dan merupakan aset paling penting dalam
perempuan yang berkaitan dengan kinerja suatu organisasi untuk mempertahankan
seorang karyawan.. dan mengembangkan organisasinyadalam
Hasil penelitian menunjukkan berbagai tuntutan masyarakat dan
bahwa ada pengaruh yang signifikan zaman. Oleh karena itu, organisasi harus
antarapendidikan terhadap kinerja karyawan mampu mengelola sumber daya manusia
hal ini menunjukkan bahwa kinerja seorang sebaik mungkin. Salah satu upaya yang
tenaga kerja atau karyawan dipengaruhi harus dilakukan oleh organisasi dalam
oleh kompetensidan kemampuannya. mengelola sumber daya manusia agar dapat
Kemampuan didapatkan dari pendidikan berkembang yaitu dengan meningkatkan
yang gunanya untuk mencapai suatu status kepegawaian yang akan menimbulkan
keberhasilan yang diharapkan. Kinerja rasa aman dan nyaman dalam bekerjayang
merupakan hasil dari kemampuan karyawan dirasakan oleh karyawan tersebut. Jadi
yang ditimbulkan dari motivasi dalam status kepegawaianakan mempengaruhi
melakukan pekerjaan.Kinerja merupakan kinerja karyawan.
hasil kerja dari karyawan yang ditimbulkan Hasil penelitian menunjukkanbahwa ada
dari tingkat pendidikan yang memadai pengaruh yang signifikan antara pengalaman
dalam upaya perusahaan/instansiuntuk kerja terhadap kinerja karyawan,hal ini
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. menunjukkan bahwa berbekal pengalaman
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerja, seseorang akan belajar memahami
tidak ada pengaruh yang signifikan antara karakteristik pekerjaannya. Dengan belajar
status dalam keluarga terhadap kinerja dari waktu ke waktu, maka karyawan
menunjukkan bahwa partisipasi dalam akan semakin kreatif dalam menjalankan
peran pekerjaan dan peran keluarga saling pekerjaannya. Semakin lama seorang
tidak cocok antara satu dengan lainnya. karyawan bekerja, maka semakin lama ia
Karenanya partisipasi dalam peran belajar dan tentunya semakin memahami
pekerjaan terhadap keluarga dibuat semakin pekerjaannya. Pada akhirnya, karyawan
sulit dengan hadirnya partisipasi dalam akan semakin kreatif dalam bekerja. Dengan
peran keluarga terhadap pekerjaan. Work- melakukan pekerjaan yang semakin kreatif,
family conflictdapat terjadi karena: tuntutan maka kinerja karyawan tentunya akan
waktu di satu peran yang bercampur meningkat. Hal tersebut yang menunjukkan
aduk dengan keikutsertaan peran lainnya. bahwa ada pengaruh antara pengalaman
Stress yang bermula dari satu peran yang kerja terhadap kinerja karyawan.
berlebihan ke dalam peran lainnya yang Hasil penelitianmenunjukkanada
akan mengurangi kualitas hidup dalam pengaruh yang signifikan antara kinerja
peran tersebut, dan perilaku yang efektif karyawan terhadap pemahaman atas
dan tepat pada satu peran, namun tidak pengembangan agrowisata hal ini memberi
efektif dan tidak tepat saat ditransfer pada pengertian bahwa semakin karyawan
peran lainnya. Oleh sebab itu kecil sekali memahami akan maksud dan tujuan
Dwiyono Rudi Susanto, M. Syaifulloh :
Pengembangan Obyek Wisata Berbasis Community Based Tourism (CBT) di Hutan Payau, Cilacap 33

pengembangan agrowisata, maka semakin e. Dari penelitian terlihat bahwa ada


baik pula kinerjanya. pengaruh sosio-demografi terhadap
kinerja karyawan. Penajaman pengaruh
KESIMPULAN DAN SARAN sosio-demografi yang mempengaruhi
1. Kesimpulan kinerja karyawan telah dipertimbangkan
a. Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran dalam melakukan rekrut, seleksi, dan
telah menunjukkan pengembangan pengembangan karyawan.
yang cukup pesat, khususnya dari 2. Saran
komponen atraksi (attraction), a. Dalam rangka pengembangan sumber
amenitas (amenity), dan aksesibilitas daya manusia yang terlibat dalam
(accesibility). Penambahan, perbaikan, kegiatan operasional agrowisata : a.
dan pemeliharaan sarana dan prasarana Perlu pelatihan di bidang pelayanan
sebagai destinasi agrowisata telah (hospitality), b. Perlu pelatihan
dilakukan sejalan dengan meningkatnya kompetensi teknis sesuai bidangnya,
kunjungan wisatawan. c. Perlu pelatihan untuk pemandu
b. Berkaitan dengan pengelolaan sumber agrowisata, yang menguasai teknis
daya manusia dan sarana pendukung pemanduan yang ramah dan menarik
lainnya (ansilari/ancillary), agrowisata serta materi kultur teknis/budi daya
Kampoeng Kopi Banaran menunjukkan tanaman.
telah terjadi perubahan pengelolaan b. Berkaitan dengan sistem pengelolaan
sesuai dengan perubahan sifat bisnisnya, sumber daya manusia : a. Perlu dibuat
yaitu dari bisnis komoditi menjadi bisnis sistem rekrutmen yang dikaitkan
pelayanan. Hal ini terlihat dengan telah dengan bisnis pelayanan, khususnya
dipisahkan organisasi yang terlibat yang berkaitan dengan performance
dalam agrowisata dan yang terlibat dan grooming, b. Perlu pengembangan
dalam perkebunan. Berkaitan dengan sistem insentif kerja yang sesuai dengan
pengelolaan sumber daya manusia, sifat bisnis agrowisata yang fluktuatif,
telah dilakukan sistem perekrutan dan misalnya dengan penerapan service fee
pengembangan karyawan secara terpisah (uang servis) kepada wisatawan.
yang berorientasi pada peningkatan c. Dalam rangka pengembangan destinasi
pelayanan. agrowisata : a. Perlu penambahan sarana
c. Untuk meningkatkan pemahaman umum seperti: toilet, tempat pakir
tentang pengembangan agrowisata kendaraan, gardu pandang. b. Perlu
Kampoeng Kopi Banaran, meskipun penambahan atraksi, khususnya dalam
belum memiliki visi dan misi tersendiri atraksi agrowisata misalnya : ruang
serta belum disusunnya rencana jangka herbarium, peragaan budi daya tanaman
panjang dalam pengembangan agrowisata kopi dan kakao, serta peragaan atau
Kampoeng Kopi Banaran. museum pengolahan biji kopi dalam
d. Berkaitan dengan kinerja karyawan, bentuk video yang dikemas sebagai
terlihat bahwa tingkat kinerja karyawan sebuah paket agrowisata yang menarik
sudah memadai untuk mendukung dan bervariasi.
pengembangan agrowisata namun perlu d. Untuk meningkatkan pelayanan :
ditingkatkan sesuai tolok ukur di industri a. Perlu dikembangkan sarana guest
pelayanan, khususnya dalam aspek comment untuk menjaring kritik,
grooming dan greeting. saran, dan harapan wisatawan. b. Perlu
34 JURNAL Kepariwisataan Volume 12 Nomor 2 Mei 2018 : 25-34
dipertimbangkan agar unit agrowisata
Kampoeng Kopi Banaran dijadilan
unit bisnis (strategic bussiness unit)
tersendiri berkedudukan setara dengan
Administratur/Manajer dan bertanggung
jawab langsung kepada Direksi PTP
Nusantara IX (Persero).
DAFTAR PUSTAKA
Annonimus, 2013. Profil Perusahaan
Kampoeng Kopi Banaran, Semarang.
.................., 2013, Wisata Kampoeng
Kopi Banaran, Majalah Media Agrowisata,
Edisi 3. Kementrian Pertanian.
Creswell, John.W. 2012, Research
Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed (terjemahan). Pustaka pelajar,
Yogyakarta.
Damanik, Janianton, 2013, Pariwisata
Indonesia, antara peluang dan tantangan,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Fandeli, Chafid. 2001. Dasar-Dasar
Manajemen Kepariwisataan Alam. Liberty
Offset. Yogyakarta.
Gomes, Faustino, Cardoso, 2003,
Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi
Offset, Yogyakarta
Kementrian Pertanian, 2012.
Pedoman Umum Agrowisata, Direktorat
Pengembangan Usaha dan Investasi,
Direktorat Jenderal PPHP, Kementrian
Pertanian, Jakarta
Moekijat, 2007, Pengembangan dan
Penilaian Hasil Kerja, Mandar Maju,
Bandung
Rai Utama, I Gusti Bagus, 2014,
Agrowisata sebagai Pariwisata Alternatif di
Indonesia.
Soeprihanto, John, 2012, Penilaian
Kinerja dan Pengembangan Karyawan,
BPFE, FEB, UGM, Yogyakarta.

You might also like