Professional Documents
Culture Documents
TUGAS2 - MANPRO - Riska Tiana - 140610210002 - Silma Minnatika - 140610210014
TUGAS2 - MANPRO - Riska Tiana - 140610210002 - Silma Minnatika - 140610210014
MANAGEMEN PRODUKSI
Quality Control
Disusun Oleh :
a) Determine the value of p-bar, the mean fraction defective. Then determine the control limits for
the p-chart using a 99.73% confidence level (3 standard deviation). Is this process in control? If
not, which sample(s) were out of control?
b) how might you use the quality tools discussed in Chapter 6 to determine the source of the billing
defects and where you might start your improvement efforts to eliminate the causes?
Jawaban :
a) Determine the value of p-bar, the mean fraction defective. Then determine the control
limits for the p-chart using a 99.73% confidence level (3 standard deviation). Is this
process in control? If not, which sample(s) were out of control?
Karena batas kendali bawah bernilai 0 dan batas kendali atas bernilai 0,217812 sehingga dapat
dilihat bahwa seluruh proses di dalam kendali. Hanya sampel 3 yang melebihi batas kendali atas
sehingga diluar kendali.
b) how might you use the quality tools discussed in Chapter 6 to determine the source of the
billing defects and where you might start your improvement efforts to eliminate the
causes?
Dilihat dari p-chart diatas bahwa sampel ke 3 melebihi batas kendali artinya kualitas penagihan
pada sampel tersebut tidak baik. Untuk menentukan sumber cacat penagihan dan di mana upaya
perbaikan harus dimulai terdapat beberapa upaya, diantaranya :
1. Melakukan analisis penyebab akar untuk mengidentifikasi penyebab dasar ketidakakuratan
penagihan. Analisis ini melibatkan wawancara dengan karyawan, meninjau proses, dan
menganalisis data. Selidiki mengapa sampel 3 memiliki jumlah tagihan salah yang
signifikan.
2. Membuuat peta proses penagihan untuk memvisualisasikan langkah-langkah yang terlibat
dan mengidentifikasi area-area potensial yang rentan terhadap kesalahan atau
ketidakefisienan.
3. Memastikan terdapat daftar periksa atau proses dokumentasi yang jelas dan terstandarisasi.
4. Memberikan pelatihan dan pendidikan untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan atau keterampilan karyawan,
5. Menerapkan pemantauan berkelanjutan untuk memastikan keakuratan tagihan.
6. Mengupulkan saran dan masukan dari pelanggan untuk mengidentifikasi masalah tertentu
yang mereka alami dengan tagihan dan gunakan informasi ini untuk melakukan perbaikan.
7. Membentuk tim lintas fungsi yang melibatkan anggota dari departemen penagihan,
pengiriman, dan layanan pelanggan untuk berkolaborasi dalam melakukan perbaikan
proses.
Dengan melakukan upaya diatas, kita dapat secara sistematis mengidentifikasi sumber cacat
penagihan dan menerapkan perbaikan untuk membawa proses tersebut kembali dalam kendali.
NOMOR 6.26
The difference between the upper specification and the lower specification for a process is
0.6”. the standard deviation is 0.1”. What is the process capability ratio, 𝑪𝒑 ? Interpret this
number.
Jawaban :
Dengan pengendalian proses secara statistika akan menjadikan proses terkendali (in control),
tetapi ini tidak cukup dan untuk lebih baik lagi harus dilihat kemampuan prosesnya dalam
memenuhi design spesifications ukuran untuk menilai mampu tidaknya proses dalam memenuhi
spesifikasi desain adalah process capability yang diukur dengan :
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
• Ratio kapabilitas proses : 𝐶𝑝 = 6𝜎
Sehingga jika diketahui perbedaan antara spesifikasi atas dan spesifikasi bawah untuk suatu
proses adalah 0.6"dan simpangan baku adalah 0.1". Maka,
0.6
• Ratio kapabilitas proses : 𝐶𝑝 = 6(0.1) = 1
Angka diatas menunjukkan proses tidak dianggap mampu atau non-capable karena 𝐶𝑝 < 2,00.
Proses masih dianggap mampu atau capable ketika nilai Ratio kapabilitas proses (𝐶𝑝 ) ≥ 2,00