220-Article Text-914-1-10-20201231

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

ISSN 1829-9407 (Print)

ISSN 2581-0898 (Online)

Volume 17, No. 2, Juli 2020


Page: 81 - 86 DOI: https://doi.org/10.31964/jkl.v17i2.220

PENGGUNAAN SERAT SABUT KELAPA


UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK

Hajimi1, Salbiah1, Susilawati1


1Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak Jurusan Kesehatan Lingkungan

Jl. 28 Oktober Kelurahan Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara 78241 Kota Pontianak
E-mail : hajimis@yahoo.co.id

Abstract: Use of Coconut Fiber for Domestic Liquid Waste Processing. The oil and fat
content in domestic wastewater is an element that can cause pollution of water bodies and
inhibits the continued process in the Waste Water Treatment Plant. For this reason, efforts
should be made to eliminate the womb in wastewater by filtration. In this study the filtration
process uses a laboratory scale that is making a waste water solution from a mixture of water
with various types of cooking spices that are fried using cooking oil and butter. The purpose of
the study was to analyze the effectiveness of coconut fiber as a filter for waste oil (fat) in
domestic wastewater. The research starts from the process of making coconut fiber and
filtration tanks until it continues to the filtration treatment process. The results showed there
were significant differences in oil (fat) levels in domestic wastewater between before and after
filtration using coconut coir fiber media with a thickness of 20 cm, 40 cm and 60 cm, which
obtained the value of p (p-value) ≤ value α (0 , 05), i.e. 0.019, 0.02 and 0.006. There is no
significant difference in effectiveness between variations in thickness of coconut coir fibers as
a filtration media against decreasing levels of oil (fat) in domestic wastewater, where a p-value
of 0.073> α (0.05) is obtained. The effectiveness of each reduction is 89.24 (thickness 20 cm),
0.02 (thickness 40 cm) and 0.006 (thickness 60 cm). Coconut fiber is effective as a filtration
media for treating domestic wastewater that contains oil (fat). It is recommended to conduct
further research by increasing the residence time of wastewater in the filtration bath.

Keywords: Filter; Filtration; Coconut Fiber; Domestic Waste Water; Oil/Fat.

Abstrak: Penggunaan Serat Kelapa untuk Pengolahan Limbah Cair Domestik. Kandungan
minyak dan lemak dalam limbah cair domestik merupakan unsur yang dapat menyebabkan
pencemaran badan air dan menghambat proses lanjutan dalam Instalasi Pengolahan Air
Limbah. Untuk itu perlu dilakukan upaya menghilangkan kandungannya dalam air limbah
yaitu dengan melakukan filtrasi. Pada penelitian ini proses filtrasi menggunakan skala
laboratorium yaitu membuat larutan air limbah dari campuran air dengan berbagai jenis
bumbu masak yang digoreng menggunakan minyak goreng dan mentega. Tujuan penelitian
menganalisis efektifitas serat sabut kelapa sebagai filter limbah minyak (lemak) dalam air
limbah domestik. Penelitian dimulai dari proses pembuatan serat sabut kelapa dan bak filtrasi
sampai dilanjutkan ke proses perlakuan filtrasi. Hasil Penelitian menunjukkan ada perbedaan
signifikan kadar minyak (lemak) dalam air limbah domestik antara sebelum dengan sesudah
filtrasi menggunakan media serat sabut kelapa dengan ketebalan 20 cm, 40 cm dan 60 cm,
dimana diperoleh nilai p (p-value) ≤ nilai α (0,05), yaitu 0,019, 0,02 dan 0,006. Tidak ada
perbedaan efektivitas yang signifikan antara variasi ketebalan serat sabut kelapa sebagai
media filtrasi terhadap penurunan kadar minyak (lemak) dalam air limbah domestik, dimana
diperoleh nilai p (p-value) 0,073 > nilai α (0,05). Adapun efektivitas penurunannya masing-
masing adalah 89,24 (ketebalan 20 cm), 0,02 (ketebalan 40 cm) dan 0,006 (ketebalan 60 cm).
Serat sabut kelapa efektif sebagai media filtrasi untuk mengolah air limbah domestik yang
mengandung minyak (lemak). Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan
menambah waktu tinggal air limbah dalam bak filtrasi.

Kata Kunci: Filter; Filtrasi; Sabut Kelapa; Air Limbah Domestik; Minyak/Lemak.
.
PENDAHULUAN demikian sejalan dengan meningkatnya
Air merupakan senyawa kimia yang taraf hidup manusia, maka kebutuhan air
paling berlimpah di alam, namun

Article history: Received January 03, 2020, Received in revised form January 04, 2020, Accepted July 01, 2020
82 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 17 No. 2, Juli 2020

pun meningkat pula, sehingga akhir-akhir Setjen/2016 tentang Baku Mutu Air
ini air menjadi barang yang "mahal" (1). Limbah Domestik kadar maksimal minyak
Air merupakan salah satu unsur dan lemak yaitu 5 Mg/l (4).
terpenting yang dibutuhkan oleh semua Berdasarkan data di atas, maka
makhluk hidup terutama manusia. Djoko perlu dilakukan suatu penelitian yang
Pekik Irianto (2006: 11) menyatakan “ Air dapat menghilangkan kandungan minyak
merupakan komponen terbesar dari (lemak) di dalam air limbah. Cara atau
struktur tubuh manusia kurang lebih 60 – metode yang sering digunakan untuk
70 % berat badan orang dewasa berupa mengolah atau menyisihkan minyak dan
air sehingga sangat diperlukan air minum lemak adalah dengan menggunakan
oleh tubuh terutama bagi yang proses adsropsi. Adsorpsi adalah proses
berolahraga atau kegiatan berat yaitu air fisika dan atau kimia dimana substansi
mineral”. Menurut Mary E. Beck (2000: terkumulasi atau terkumpul pada lapisan
46) menyatakan “ air menjadi bagian permukaan adsorben. Banyak jenis
kurang lebih 60 hingga 70 persen dari adsorben yang bisa digunakan
berat total tubuh. Menurut Asmadi dkk diantaranya adalah karbon aktif, debu
(2011: 7), tubuh manusia membutuhkan terbang (fly ash), rumput/lumut, serbuk
air untuk dikonsumsi sebanyak 2,5 liter kayu, kayu, debu kasar, ampas tebu, kulit
atau setara dengan delapan gelas setiap jagung dan bahan berserat lainnya. Sabut
harinya (2). kelapa dapat menjadi pilihan untuk
Saat ini banyak aktifitas manusia digunakan sebagai adsorben karena sabut
yang menyebabkan terjadinya kelapa mengandung serat yang cukup
pencemaran air, baik aktifitas rumah tinggi. Sabut kelapa terdiri dari serat dan
tangga maupun industri. Pencemaran gabus yang menghubungkan satu serat
yang mengakibatkan penurunan kualitas dengan serat lainnya. Kemudian
air dapat berasal dari limbah terpusat dibersihkan dengan memisahkan serat
(point sources) seperti : limbah industri, dari serabutnya. Setiap butir kelapa
limbah usaha perternakan, perhotelan, mengandung 25% serat. Sedangkan sabut
rumah sakit dan limbah tersebar ( non kelapa merupakan bagian yang cukup
point sources) seperti : limbah pertanian, besar dari buah kelapa, yaitu 35% dari
perkebunan dan domestic (3). berat keseluruhan buah. Pembersihan
Air Limbah domestik terdiri dari serat dari gabus perlu dilakukan, karena
limbah rumah tangga, perkantoran, pasar gabus memiliki sifat mekanis yang rendah
dan pusat perdagangan. Salah satu unsur (mudah putus) dan memiliki daya serap
dari limbah cair domestik yang menjadi air yang tinggi (5).
penyebab tercemarnya lingkungan adalah Hasil penelitian yang peneliti
unsur minyak. Minyak dan lemak lakukan tahun 2018 tentang efektifitas
merupakan komponen utama bahan serat sabut kelapa sebagai media filtrasi
makanan yang juga banyak didapat di limbah minyak (lemak) menggunakan 3
dalam air limbah. Minyak dan lemak variasi ketebalan dengan waktu tinggal
membentuk ester dan alkohol. Lemak selama 60 menit diperoleh hasil yaitu
tergolong pada bahan organik yang tetap ketebalan 20 cm bisa menurunkan kadar
dan tidak mudah untuk diuraikan oleh minyak (lemak) sampai 89,24%, ketebalan
bakteri. Terbentuknya emulsi air dalam 40 cm (95,03%), dan ketebalan 60 cm
minyak akan membuat lapisan yang (95,89%). Penelitian tersebut dilakukan
menutupi permukaan air dan dapat dengan skala laboratorium. Waktu tinggal
merugikan, karena penetrasi sinar (Retention Time) air limbah penting untuk
matahari ke dalam air berkurang serta diperhitungkan karena sangat terkait
lapisan minyak menghambat pengambilan dengan dimensi ukuran bak yang
oksigen dari udara menurun. Untuk air diperlukan untuk dibuat. Selain itu
sungai kadar maksimum minyak dan masalah keterbatasan lahan menjadi
lemak 1 mg/l. Sedangkan menurut faktor yang penting untuk diperhatikan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan terkait dengan ukuran bak yang akan
Kehutanan Nomor P.68/Menlhk- dibuat. Berdasarkan masalah di atas maka
Hajimi1, Salbiah1, Susilawati1. Penggunaan Serat Sabut Kelapa 83
Untuk Pengolahan Limbah Cair Domestik

peneliti tertarik untuk mengetahui Kecamatan Pontianak Barat Kota


tentang “Penggunaan Serat Sabut Kelapa Pontianak, mulai Juni sampai dengan
Untuk Pengolahan Limbah Cair Domestik September 2019.
di Kota Pontianak”

BAHAN DAN CARA PENELITIAN


1. Tempat dan Waktu Penelitian 2. Alat dan Bahan
Penelitian ini dilaksanakan di Alat dan bahan yang digunakan
Komplek Pasar Dahlia Jl. H. Rais A. dalam penelitian ini lebih jelasnya
Rahman Kelurahan Sungai Jawi Dalam dapat dilihat pada tabel.1

Tabel.1 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Penelitian

Alat Bahan
- Bak Filtrasi - Serat Sabut Kelapa
- Ember Uk. 20 Liter - Air Sumur
- Baskom Plastik Uk. 30 Liter - Minyak Goren
- Kayu Pengaduk - Mentega
- Centong - Campuran Bumbu / rempah masakan
Sumber : Data primer hasil penelitian
b. Campurkan mentega dan minyak
3. Prosedur Kerja atau Tahapan goreng serta campuran bumbu ke
Penelitian dalam penggorengan. Lakukan
Proses pelaksanaan penelitian penggorengan selama lebih kurang
dilakukan dengan memberikan 15 menit sampai seluruh bahan
perlakuan seperti yang sebenarnya tercampur sempurna.
terjadi dalam proses pencucian di c. Campurkan cairan detergen (larutan
rumah tangga atau di rumah makan pencuci piring) sebanyak 100 ml ke
(warung nasi). Proses pengambilan dalam larutan bahan hasil
sampel dilakukan mulai dari sampel penggorengan sesuai variasi
sebelum masuk ke alat filtrasi (Pre) kemudian dimasukkan ke dalam
sampai setelah proses filtrasi (Post) baskom plastik ukuran 500 ml yang
secara berurutan mulai 30 menit, 60 sudah diisi air, lakukan pengadukan
menit, 120 menit sampai 360 menit, dengan menggunakan centong agar
proses ini dilakukan sebanyak enam terjadi pencampuran antara air
(6) kali pengulangan. Adapun tahapan baku dengan larutan minyak
proses pelaksanaan penelitian ini (lemak) dan detergen.
adalah sebagai berikut : d. Masukkan larutan hasil campuran
a. Membuat larutan minyak (lemak) ke dalam ember plastik dan isikan
untuk proses perlakuan. Untuk sampel sampai penuh untuk
pengulangan 1, 2 dan 3 masing- pengambilan sampel (sebelum
masing dibuat larutan campuran perlakuan)
antara 100 gr mentega di tambah e. Buka kran dari ember plastik,
dengan 100 ml minyak goreng curah alirkan air ke dalam bak filtrasi
dan 250 gr campuran berbagai sesuai debit dan waktu yang sudah
macam bumbu mentah. ditentukan sampai bak penuh penuh
Pengulangan 4,5 dan 6 masing- f. Lakukan proses ini secara terus
masing dibuat larutan campuran menerus secara berkala dengan
antara 200 gr mentega ditambah mengisi ember plastik seperti
dengan 200 ml minyak goreng curah proses pencucian yang sebenarnya.
dan 500 gr campuran berbagai g. Buka kran outlet, ambil botol
macam bumbu mentah. sampel ukuran 1.000 ml dan isi
84 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 17 No. 2, Juli 2020

sampai penuh (sampel setelah sebelum dikirim ke laboratorium


perlakuan) PT. Sucofindo untuk diperiksa.
h. Lakukan proses ini sesuai lama j. Lakukan prosedur yang sama untuk
waktu yang ditentukan yaitu 30 semua proses pengambilan sampel
menit, 60 menit, 120 menit dan 360 k. Kirim sampel ke Laboratorium PT.
menit. Sucofindo untuk pemeriksaan
i. Simpan sampel di dalam lemari parameter minyak (lemak)
pendingin di laboratorium terpadu
Poltekkes Kemenkes Pontianak

Gambar.1 Bak filtrasi dengan media serat sabut kelapa


Sumber : Data primer hasil penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tahapan dari proses perlakuan media serat sabut kelapa. Setelah melalui
dimulai dari larutan yang mengandung kotak ketiga, larutan akan masuk ke kotak
minyak (lemak) dimasukkan ke dalam empat melalui bagian bawah kota ketiga
ember, selanjutnya kran dibuka sesuai dan akan keluar melalui pipa outlet 2
dengan debit yg sudah diatur untuk (terakhir) dan air hasil olahan langsung
masing-masing lama waktu kontak. diambil sebagai hasil akhir dari tahapan
Selanjutnya larutan masuk ke dalam kotak proses perlakuan. Hasil pengukuran kadar
pertama dari bak filtrasi melalui pipa inlet minyak (lemak) pada air limbah dilakukan
dan kontak langsung media serat sabut sebelum dan sesudah filtrasi
kelapa. Dari bak pertama melalui bagian menggunakan media serat sabut kelapa
bawah kota pertama larutan akan masuk ketebalan media 20 cm dengan tiga (3)
ke bak kedua dan kembali kotak dengan variasi lama waktu kontak yaitu 30 menit,
media serat sabut kelapa dan akan keluar 60 menit, dan 120 dapat dilihat pada
melalui pipa autlet pertama di bagian atas tabel.2 di bawah ini :
ke kotak ketiga dan kembali kotak dengan

Tabel.2 Hasil Pengukuran Kadar Minyak (Lemak) Menggunakan Filtrasi Media Serat Sabut
Kelapa Ketebalan 20 cm Berdasarkan lama waktu kontak

Variasi Lama Rata-rata Hasil Pengukuran Kadar Minyak (Lemak)


Waktu Kontak Sebelum Sesudah % Penurunan
mg/l mg/l mg/l mg/l
30 Menit 595.13 131.87 463.27 65.67
60 Menit 595.13 208.45 386.68 56.31
120 Menit 595.13 1212.67 -617.53 -78.90
360 Menit 595.13 1599.23 -1004.10 -175.70
Sumber : Data primer hasil penelitian
Hajimi1, Salbiah1, Susilawati1. Penggunaan Serat Sabut Kelapa 85
Untuk Pengolahan Limbah Cair Domestik

Hasil uji statistik menggunakan zat organik akan turun apabila waktu
Paired Sample T-Test menunjukkan hasil kontaknya cukup (7).
tidak ada perbedaan yang signifikan Ada beberapa faktor lain yang dapat
dimana diperoleh nilai p (p-value > 0,05), menyebabkan hasil seperti di atas yaitu :
sedangkan hasil uji Anova diperoleh nilai p (1) Konsentrasi minyak (lemak) yang
(p-value) 0,000 artinya ada perbedaan berbeda pada saat dimasukkan dalam alat
yang signifikan kandungan minyak filtrasi pada setiap tahap perlakuan
(lemak) pada air limbah yang difiltrasi sehingga dapat menyebabkan terjadinya
menggunakan media serat sabut kelapa penumpukan atau peningkatan
ketebalan 20 cm, antara variasi waktu konsentrasi dan volume minyak (lemak)
kontak yang digunakan. Semakin tebal dalam sampel. (2) Terjadinya proses jenuh
media serat sabut kelapa yang digunakan (kejenuhan) pada media filter sehingga
sebagai media filtrasi akan semakin efektif unsur minyak (lemak) yang menempel
untuk menyaring minyak atau lemak. Hal atau tertangkap oleh media serat sabut
ini karena media serat sabut kelapa kelapa semakin sedikit sehingga semakin
mengandung bahan semisellulossa. lama jumlahnya semakin meningkat di
Kuadrat (2001) menyatakan bahwa bahan dalam sampel. Hal ini sesuai dengan teori
yang mempunyai komponen sellulosa dan absorbsi yaitu suatu proses dimana suatu
lignin memiliki daya serap 6000 kali lebih partikel terperangkap ke dalam struktur
besar dari pada daya serap karbon aktif suatu media dan seolah-olah menjadi
(6). Selain itu lama waktu kontak antar air bagian dari keseluruhan media tersebut.
limbah dengan bahan absorben (serat Proses ini dijumpai terutama dalam media
sabut kelapa) juga berpengaruh terhadap karbon aktif. Karbon aktif memiliki ruang
penurunan kandungan minyak (lemak) pori sangat banyak dengan ukuran
dalam air limbah. Menurut Wijaya et al. tertentu. Pori-pori ini dapat menangkap
(2002), waktu kontak merupakan suatu partikel-partikel sangat halus (molekul)
hal yang sangat menentukan dalam proses dan menjebaknya disana. Dengan
adsorbsi. Waktu kontak yang lebih lama berjalannya waktu pori-pori ini pada
memungkinkan proses difusi dan akhirnya akan jenuh dengan partikel-
penempelan molekul adsorbat partikel sangat halus sehingga tidak akan
berlangsung lebih baik. Konsentrasi zat- berfungsi lagi (8).

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Susana T. Air Sebagai Sumber


Berdasarkan hasil penelitian yang Kehidupan. Oseana [Internet].
dilakukan, maka dapat disimpulkan 2003;XXVIII(3):17–25. Available from:
bahwa serat sabut kelapa dapat digunakan www.oseanografi.lipi.go.id
sebagai media filtrasi untuk mengurangi 2. Sari IPTP. Tingkat Pengetahuan
kandungan minyak (lemak) dalam air Tentang Pentingnya Mengkonsumsi Air
limbah domestik, walaupun persentase Mineral Pada Siswa Kelas IV Di Sd
penurunannya baru mencapai angka 65%. Negeri Keputran a Yogyakarta. J
Agar persentase penurunannya maksimal Pendidik Jasm Indones.
maka sebaiknya penelitian dilakukan 2014;10(November):55–61.
langsung di tempat atau lokasi yang 3. Asmadi. Dasar-Dasar Teknologi
menghasilkan limbah minyak (lemak) Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta:
seperti restoran atau rumah makan. Selain Goysen Publishing; 2012.
itu penelitian harus dibedakan alat dan 4. Pemerintah Kota Surabaya Dinas
prosesnya untuk masing-masing Lingkungan Hidup. Pengelolaan Air
perlakuan waktu kontak atau waktu Limbah Kegiatan Bengkel. Surabaya;
tinggal limbah dalam bak filtrasi. 2019. 15 p.
5. Dan G, Liat T. Papan Dengan Berbagai
Jenis Matrik :
KEPUSTAKAAN 6. Herman AM. Pengelolaan Limbah Padat
86 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 17 No. 2, Juli 2020

Sabut Kelapa Sawit Sebagai Bahan


Untuk Mengelola Limbah Cair. Iltek.
2012;6(12).
7. Zaharah TA, Moelyani RRE. Reduksi
minyak , lemak , dan bahan organik
limbah rumah makan menggunakan
grease trap termodifikasi karbon aktif. J
Pengelolaan Lingkung Berkelanjutan.
2017;1(3):25–32.
8. Suharto I. No Title [Internet].
Yogyakarta: Andi; 2011. xxii, 518 hlm.;
23 cm. Available from:
http://libcat.uin-
malang.ac.id//index.php?p=show_detai
l&id=44909
Hajimi1, Salbiah1, Susilawati1. Penggunaan Serat Sabut Kelapa 87
Untuk Pengolahan Limbah Cair Domestik

You might also like