Cover Margin

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 50

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR

DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA


PELAJARAN IPA KELAS IV SDN 1 PANDAU
(Studi Kasus: Desa Pandau, Kecamatan Arut Utara)

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun oleh:
Rensi
NIM. 837051723

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S-1


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA PALANGKA RAYA
2022
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
IPA KELAS IV SDN 1 PANDAU
(Studi Kasus : Desa Pandau, Kecamatan Arut Utara)

Rensi (837051723)
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Unit Program Belajar Jarak Jauh
Universitas Terbuka Palangka Raya

Penggunaan media gambar adalah hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa, karena
penggunaan media gambar yang tinggi akan terlihat pada hasil belajar yang tinggi
pula dan sebaliknya, penggunaan media gambar yang rendah akan terlihat pada hasil
belajar yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
hubungan antara penggunaan media gambar dengan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA kelas IV SDN1 Pandau.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian dilakukan kepada siswa


kelas IV SDN 1 Pandau yang terdiri dari 1 kelas sampel penelitian sebanyak 12
siswa. Instrumen yang digunakan berupa angket dan dokumentasi. Untuk mendapat
data tentang penggunaan media gambar diperoleh melalui angket, dengan jumlah 20
soal, sedangkan untuk mendapat data tentang hasil belajar pada mata pelajaran IPA
diperoleh dengan menggunakan dokumentasi berupa nilai-nilai ulangan harian (nilai
formatif).

Hasil analisis data dimana nilai korelasi produk momen hasil perhitungan (rxy)
sebesar 0,016 lebih besar dari nilai produk momen yang tercantum dalam tabel
(rtabel) pada taraf signifikan 5% sebesar 0,0034 dengan demikian terdapat hubungan
yang signifikan antara penggunaan media gambar terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA SDN 1 Pandau. Ini menunjukan bahwa semakin tinggi
penggunaan media gambar maka semakin tinggi pula hasil belajar pada mata
pelajaran IPA pada siswa.

Kata Kunci : Penggunaan Media Gambar, Mata Pelajaran IPA, Kelas IV SD, Nilai
Korelasi.

2
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rensi
NIM : 837051723
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul :

“HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR

DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN


IPA KELAS IV SDN 1 PANDAU”
(Studi Kasus: Desa Pandau, Kecamatan Arut Utara)

Adalah hasil karya saya sendiri dan bukan menjiplak atau menduplikat serta tidak
mengutip atau menyadur dari hasil karya orang lain, kecuali disebutkan sumbernya.

Palangka Raya, November 2022


Yang membuat pernyataan,

Rensi
NIM. 837051723

3
LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji dan syukur saya panjatkan pada Tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan
kasih, karunia dan kelancaran yang sangat banyak dalam memulai hingga
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Kemudian terima kasih untuk kedua orang tua dan keluarga saya yang telah
memberikan doa, restu dan bantuan secara moril maupun materil yang sangat banyak
sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Terima kasih untuk bapak dan ibu dosen yang telah memberikan pelajaran dan
ilmunya selama masa perkuliahan ini dan juga terima kasih untuk dosen pembimbing
yang telah membantu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Lalu terima kasih juga teman-teman yang telah membantu dalam tugas-tugas saat
kuliah dan membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang mana jika
disebutkan namanya terlalu banyak sehingga lebih baik dijadikan satu saja semoga
kita sukses semua.

Semoga Tuhan yang maha esa membalas jasa dan budi kalian dikemudian hari dan
memberikan kemudahan dalam segala hal.

“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena
mereka, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan
membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” Ulangan 31 : 6.

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan
Antara Penggunaan Media Gambar Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Ipa Kelas Iv Sdn 1 Pandau” (Studi Kasus: Desa Pandau, Kecamatan Arut Utara).
Tujuan dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan guru sekolah dasar. Dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini, banyak pihak yang sangat membantu penulis
dalam berbagai hal. Oleh karena itu, penulis sampaikan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Rektor UPBJJ Universitas Terbuka Palangka Raya.
2. Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UPBJJ Universitas Terbuka
Palangka Raya.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Orang tua yang telah sangat banyak memberikan doa dan dukungannya kepada
penulis baik secara moril maupun materil sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
diselesaikan.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan karya ilmiah ini.

Palangka Raya, November 2022

Rensi
NIM. 837051723

5
DAFTAR ISI

ABSTRAK i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH ii
LEMBAR PERSEMBAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 3
1.3. Tujuan dan Manfaat 4
1.4. Batasan Masalah 5
1.5. Sistematika Penulisan 5

BAB II DASAR TEORI 7


2.1. Media Pembelajaran 7
2.1.1 Peran Media Pembelajaran 8
2.1.2 Tujuan Media Pembelajaran 10
2.1.3 Fungsi Media Pembelajaran 10
2.1.4 Manfaat Media Pembelajaran 11
2.1.5 Bentuk Media Pembelajaran 12
2.1.6 Prinsip Pemilihan Media 12
2.2. Media Gambar 14
2.2.1 Tujuan Penggunaan Media Gambar 14
2.2.2 Fungsi Penggunaan Media Gambar 15
2.2.3 Karakteristik dan Langkah - Langkah Menentukan Media
Gambar 16

6
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar 18
2.3. Hasil Belajar 19
2.3.1. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 20
2.4. Pengertian IPA 21
2.4.1 Tujuan Pembelajaran IPA di SD 22
2.4.2 Fungsi Pembelajaran IPA di SD 22
2.5. Kerangka Berfikir 23
2.6. Hipotesis Penelitian 24

BAB III METODELOGI PENELITIAN 25


3.1. Jenis Penelitian 25
3.2. Rancangan Penelitian 25
3.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian 26
3.3. Definisi Operasional Variabel 26
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian27
3.4.1 Populasi 27
3.4.2 Sampel 27
3.5. Teknik Pengumpulan Data dan Instrument Penelitian 28
3.6. Teknik Analisa Data 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 31


4.1 Deskripsi Data 31
4.1.1 Data Media Gambar 31
4.1.2 Data Tentang Hasil Belajar 32
4.2 Pengujian Hipotesis 34
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 36

7
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN 38
5.1 Kesimpulan 38
5.2 Implikasi 38
5.3 Keterbatasan Penelitian 39
5.4 Saran 39

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

8
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Diagram Kegiatan..................................................................................26

Tabel 3.2 Populasi Penelitian (TU SDN 1 Pandau)..............................................27

Tabel 3.3 Sampel Penelitian (TU SDN 1 Pandau)................................................27

Tabel 3.4 Skor Jawaban Angket............................................................................29

Tabel 3.5 Kisi – Kisi Angket.................................................................................29

Tabel 4.1 Daftar Nilai Penggunaan Media Gambar..............................................32

Tabel 4.2 Data Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 1 Pandau.......................33

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Persiapan Person (r).................................................34

9
10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan memegang peranan penting dalam memajukan suatu bangsa,
sejak zaman perjuangan kemerdekaan dahulu, para pejuang serta perintis
kemerdekaan telah menyadari bahwa pendidikan merupakan faktor yang sangat
vital dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta membebaskannya
dari belenggu penjajahan. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa disamping
melalui organisasi politik, perjuangan ke arah kemerdekaan perlu dilakukan
melalui jalur pendidikan. Pendidikan dijadikan media untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokraris serta bertanggung jawab. Untuk
mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan merupakan hubungan pribadi antara pendidik dengan peserta
didik. Dalam pergaulan terjadi kontak atau komunikasi masing-masing pribadi.
Hubungan ini jika meningkat ketaraf hubungan pendidikan, maka terjadi
hubungan antar pendidik dan pribadi peserta didik yang pada akhirnya melahirkan
tanggung jawab pendidik dan kewibawaan pendidik. Pendidikan yang berkualitas
memerlukan tenaga guru yang mampu serta sikap berperan dalam proses belajar
mengajar di sekolah. Oleh karena itu, guru dituntut untuk profesional dalam
menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan dapat menyesuaikan dengan
perkembangan yang ada. Guru tidak hanya menyampaikan materi kepada siswa,
akan tetapi harus mampu mendidik siswa sehingga siswa mudah untuk memahami
apa yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Guru harus
menilai dan mengarahkan proses belajar atau media pembelajaran agar bisa
berjalan susuai dengan yang diharapkan.
11

Media pembelajaran adalah salah satu dampak dari perkembangnya


teknologi saat ini. Isi dari materi dapat di sampaikan melalui media pembelajaran
(Briggs, 1997). Adanya teknologi perangkat keras sebagai salah satu media
pembelajaran (National Education Association, 1969). Pesan-pesan yang di
sampaikan dalam pembelajaran dapat di tuangkan melalui media pembelajaran
(Schramm, dalam Putri, 2011 : 20). Media pembelajaran dianggap penting, karena
penyampaian materi menjadi lebih jelas, dan siswa akan lebih mudah memahami
materi tersebut.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata
pelajaran yang diprogramkan oleh pemerintah mulai dari tingkat Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas maupun dibeberapa jurusan
Perguruan Tinggi. Fungsi dari mata pelajaran IPA yaitu memberikan pengetahuan
tentang lingkungan alam, mengembangkan keterampilan, wawasan dan kesadaran
teknologi dalam kaitan dengan pemanfaatan bagi kehidupan sehari-hari.
Upaya agar fungsi pembelajaran IPA dapat dicapai sudah dilakukan, yaitu
mulai dari pengadaan buku-buku penunjang materi pembelajaran, maupun metode
penyampaian materi, namun hal itu saja belum cukup untuk meningkatkan
kualitas belajar IPA di sekolah. Fakta yang ada membuktikan bahwa pembelajaran
IPA belum sesuai dengan apa yang diharapkan selama ini. Alasan mengapa
kualitas pembelajaran IPA belum optimal adalah tentang penggunaan media
belajar yang digunakan guru, guru telah menggunakan media belajar, namun
media yang digunakan oleh guru belum sesuai dengan materi mengingat
keterbatasan media di sekolah, hal ini tentunya dapat menimbulkan masalah
dalam proses pembelajaran di kelas, sebagaimana berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan di kelas IV SD Negeri 1 Pandau, Desa Pandau, Kecamatan
Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.
Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara dengan guru yang bersangkutan,
maka ditemukan beberapa permasalahan yaitu Guru jarang menggunakan media
atau alat peraga mengingat ketersediaan media di SD Negeri 1 Pandau masih
sangat terbatas, buku paket yang dimiliki pun telah banyak yang rusak. Karena
minimnya buku penunjang, maka contoh - contoh yang diberikan pada siswa
sebagian diambil dari buku paket sehingga siswa mengalami kesulitan dalam
12

memahami isi buku, siswa harus bergantian menggunakan buku tersebut, sebagian
besar siswa jarang mengerjakan pekerjaan rumah yang telah diberikan oleh guru,
siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep dan materi sehingga lambat
dalam mengerjakan latihan yang diberikan guru, Guru mengelola 2 kelas dalam 1
gedung sekolah.
Masalah yang timbul di kelas berdampak pada kurangnya pemahaman siswa
terhadap konsep dan materi yang diberikan, hal tersebut tentu akan berakibat
belum optimalnya hasil belajar siswa, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotorik. Dari segi kognitif ternyata masih cukup banyak siswa yang belum
tuntas dalam pembelajaran IPA.
Untuk mencapai hasil belajar yang optimal tidak harus dilihat dari
kemahalan suatu media, media gambar juga mampu mencapai tujuan pengajaran
dengan baik jika guru mampu mendesain secara kreatif serta pandai
menggunakannya. Alasan lain mengapa peneliti menggunakan media gambar
adalah kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif dengan
melibatkan diri siswa, yaitu dengan membuat gambar yang dicetak sesuai dengan
jumlah siswa di kelas, kemudian siswa diajak untuk mengamati gambar tersebut
yaitu tentang energi serta penggunaan energi dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat permasalahan-permasalahan di atas, maka peneliti merencanakan
solusi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
IV SD Negeri 1 Pandau yaitu dengan menggunakan media berbasis visual yang
dalam hal ini peneliti akan menggunakan media gambar. Dengan asumsi bahwa
media gambar yang digunakan sesuai dengan materi ajar sehingga siswa mudah
dalam memahami materi dan hasil belajar siswa akan meningkat. Selain itu media
yang digunakan harganya cukup terjangkau serta mudah didapat. Disisi lain,
media gambar tergolong sederhana dan mudah digunakan dalam proses
pembelajaran.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di ambil suatu perumusan
masalah sebagai berikut :
13

1. Guru jarang menggunakan media atau alat peraga dalam proses


pembelajaran dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
2. Metode ceramah dalam proses pembelajaran masih menjadi pilihan
utama.
3. Siswa kelas IV SD Negeri 1 Pandau mengalami kesulitan dalam
memahami materi atau mengingat materi yang telah lalu dan kurangnya
respon siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

1.3. Tujuan dan Manfaat


A. Tujuan dari penilitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah daya tarik dan daya serap siswa dalam pelajaran
IPA kelas IV SD Negeri 1 Pandau akan semakin bertambah setelah
menggunakan media gambar.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA kelas
IV SD Negeri 1 Pandau setelah menggunakan media gambar.

B. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Bagi siswa dapat memberikan pengalaman dan latihan yang menarik
serta menimbulkan kegairahan, rasa ingin tahu dalam belajar, melatih
berfikir konstruktif sehingga mampu mengembangkan kemampuan
kognitif siswa dengan media pembelajaran ini akan memungkinkan
interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan
kenyataans serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan media
pembelajaran berbasis visual yaitu media gambar.
2. Bagi guru untuk dapat mengembangkan kemampuan professional untuk
mengetahui dan menemukan kelemahan- kelemahan dalam
pembelajaran sehingga dapat mencari dan menemukan alternatif untuk
memperbaikinya dan dapat menambah pengetahuan tentang
penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPA dikelas, menambah
pengetahuan guru dalam upaya menciptakan kondisi kelas yang
kondusif, kreatif dan menyenangkan serta meningkatkan hasil belajar
siswa.
14

3. Bagi sekolah sekolah dapat menerapkan media pembelajaran yang


bervariasi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Negeri 1
Pandau sebagai masukan yang bermanfaat bagi perbaikan kualitas
pembelajaran di sekolah.

1.4. Batasan Masalah


Untuk menjelaskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini
dan tidak terlalu jauh dari judul penelitian yang buat, maka di penulis membuat
batasan masalah sebagai berikut :
1. Penulis hanya meneliti kelas IV SD Negeri 1 Pandau, Desa Pandau,
Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi
Kalimantan Tengah.
2. Penggunaan media gambar dilihat dari fungsi dan kegunaan media
gambar terhadap daya tarik dan daya serap siswa kelas IV SD Negeri 1
Pandau.
3. Keterkaitan antara nilai siswa dalam penggunaan media gambar dengan
nilai hasil belajar (nilai formatif) dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas IV SD Negeri 1 Pandau.
4. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) setelah proses
pembelajaran materi – materi pembelajaran IPA tentang sifat benda,
gaya dan energi diambil dari hasil ulangan harian (nilai formatif) kelas
IV SD Negeri 1 Pandau.

1.5. Sistematika Penulisan


Untuk memahami lebih jelas karya ilmiah ini, maka materi - materi yang
tertera pada karya ilmiah ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
1. Bab I : Pendahuluan
Pada bagian ini berisi tentang latar belakang melakukan penelitian
seperti judul tersebut. Tujuan penelitian ini berisi tentang sasaran
15

kedepan yang ingin dicapai dalam penelitian tersebut. Rumusan


masalah berisi tentang hal apa saja yang akan diteliti dalam penelitian
tersebut. Batasan masalah berisi tentang batasan ruang lingkup dalam
melakukan penelitian tersebut. Sistematika penulisan berisi tentang tata
cara dalam melaksanakan penelitian.
2. Bab II : Dasar Teori
Pada bagian ini berisi tentang pengertian untuk memberi gambaran
penelitian serta teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.
3. Bab III : Metodologi Penelitian
Bagian ini berisi tentang proses penelitian dilakukan dari pengumpulan
data kemudian proses pengolahan data hingga hasil akhir yang menjadi
tujuan penelitian ini.
4. Bab IV : Hasil dan Pembahasan
Bagian ini menjelaskan secara rinci pelaksanaan penelitian dalam
mencapai hasil serta kajian dan pembahasan hasil dari penelitian ini.
5. Bab V : Kesimpulan dan Saran
Bagian ini merupakan uraian singkat tentang kesimpulan hasil
pembahasan yang mencakup isi dari penelitian, serta saran – saran yang
berkaitan dengan kesesuaian penggunaan hasil penelitian agar tepat
guna dan sasaran.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Media Pembelajaran


Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan
itu dapat disampaikan kepada penerima yang dituju (Hamidjojo, 2008).
Kegiatan belajar mengajar merupakan bagian dari proses komunikasi dimana
dalam proses komunikasi ini terwujub dengan adanya kegiatan penyalur atau
penyampaian pesan atau informasi dari guru kepada peserta didik. Maka dalam
proses komunikasi itulah yang digunakan untuk sarana berupa media, agar tidak
terjadi kesalahpahaman pesan yang ingin disampaikan.
Menurut Gagne secara implicit mengatakan media pembelajaran meliputi alat
secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri
dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, film, slide (gambar
bingkai), foto, gambar, televisi, dan komputer. “Media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsang untuk belajar”
(Gagne, 1970).
Menurut pendapat Briggs mengatakan bahwa “Media adalah alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar” sedangkan
didalam proses belajar mengajar media pembelajaran merupakan alat untuk
menyampaikan atau mengantarkan pesan – pesan pembelajaran (Brigss, 1970).
Media pengajaran atau alat peraga lebih dikenal sebagai salah satu alat
pengajaran. Dikatakan sebagai alat karena fungsinya sebagai alat untuk membantu
guru dalam memperlancar jalannya pengajaran, sehingga dapat memperjelas
pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Alat bantu tersebut
merupakan cara untuk menyajikan suatu materi pelajaran melalui peragaan. Media
pengajaran ialah suatu alat yang dipergunakan dalam proses penyampain
pengajaran kepada siswa untuk membantu mempermudah, memperlancar jalannya
pengajaran sehingga materi dapat dipahami oleh siswa.

16
8

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan
dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan
yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan
media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui
kata-kata atau kalimat tertentu. Keabstrakan bahan dapat dikongkritkan dengan
kehadiran media. Dengan demikian, siswa lebih mudah mencerna pelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa pengertian
media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik yang
bertujuan untuk merangsang daya tangkap dan daya tarik siswa untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran serta untuk memberikan informasi ataupun motivasi
kepada siswa.

2.1.1 Peran Media Pembelajaran


Pada proses pembelajaran media memiliki kontribusi dalam
meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja
membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi
memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku
bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal ataupun media yang
sederhana dan murah. Menurut (kemp, 1985) menjabarkan sejumlah
kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain :
1. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar.
2. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
3. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif.
4. Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi.
5. Kualitas belajar dapat ditingkatkan.
6. Pembelajaran dapat disajikan dimana dan kapan saja sesuai
dengan yang dinginkan.
7. Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar
menjadi lebih baik.
8. Memberikan nilai positif bagi pengajar.
9

Penjabaran tentang peranan media dan pembelajaran yang


dikemukakan oleh Kemp memeberikan wawasan yang luas mengenai
pemanfaatan media dalam pembelajaran selain kemp, 1985), (Heinich et
al, 1996) melihat kontribusi media dalam proses pembelajaran secara lebih
global ditinjau dari kondisi berlangsungnya proses pembelajaran, seperti
berikut :
 Proses pembelajaran yang bergantung pada kehadiran
pengajar pada kondisi ini, penggunaan media dalam proses
pembelajaran umumnya bersifat sebagai pendukung bagi
pengajar. Perancangan media yang tepat akan sangat
membantu menguatkan materi pembelajaran yang
disampaikan secara langsung.
 Proses pembelajaran tanpa kehadiran pengajar ketidakhadiran
pengajar dalam proses pembelajaran dapat disebabkan oleh
tidak tersedianya pengajar atau pengajar sedanf bekerja
dengan peserta didik lain. Media dapat digunakan secara
efektif pada Pendidikan formal di mana pengajar yang pada
suatu hal tidak dapat hadir di kelas atau tidak sedang bekerja
dengan peserta didik lain.
 Pendidikan jarak jauh telah berkembang dengan cepat di
seluruh dunia. Hal utama yang membedakan antara
pendidikan jarak jauh dengan pendidikan tatap muka adalah
adanya keterpisahan antara pengajar dan peserta didik dalam
proses pembelajaran. Adanya keterpisahan ini membutuhkan
suatu media yang berperan sebagai jembatan antara pengajar
dengan peserta didik. Peranan media dalam Pendidikan jarak
jauh mampu mengatasi jarak, ruang dan waktu. Media yang
paling umum digunakan dalam pendidikan jarak jauh adalah
media cetak dengan menggunakan sistem korespondensi.
 Pendidikan khusus, dimana media memiliki peran yang
penting dalam Pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
10

keterbatasan, misalnya mereka yang memiliki


keterbelakangan mental, tuna netra, tuna rungu. Penggunaan
media tertentu akan sangat membantu proses pembelajaran
bagi mereka. Media yang digunakan adalah jenis – jenis
media yang sesuai dan tepat bagi masing – masing
keterbatasan.

2.1.2 Tujuan Media Pembelajaran


Tujuan disusunya media pelajaran adalah untuk menyediakan
bahan ajar yang sesuai dengan tuntunan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan siswa. Yakni bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan kondisi lingkungan sosial siswa. Juga untuk
membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping
buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
Media sumber belajar yang dipilih merupakan alat dan cara untuk
memfasilitasi, mempermudah proses belajar siswa, serta membuat proses
belajar menjadi lebih menyenangkan dan menarik bagi siswa serta menarik
dan siswa dapat dengan mudah memahami pelajaran yang disampaikan
oleh guru dalam proses pembelajaran, menggunakan media merupakan hal
yang harus dilakukan, agar proses pembelajaran berjalan secara
mengasyikan.

2.1.3 Fungsi Media Pembelajaran


Fungsi utama media pelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar
yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, lingkungan belajar yang ditata
dan diciptakan oleh guru. Pemakian media pelajaran dalam proses belajara
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan
membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Pengunaan media pada
tahap orientasi pembelajaranakan sangat membantuk keefektifan proses
pembelajaran dan menyampaikan pesan dan isi pada saat pembelajaran.
Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pelajaran juga
11

dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data


dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan
mendapat informasi.
2.1.4 Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar
interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih
afektif dan efesien. Sedangkan secara khusus manfaat media pembelajaran
adalah :
a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan dengan
bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antara
guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya
kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik media
dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan
dan warna, baik secara alami maupun manipulasi sehingga
membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi
lebih hidup, tidak menoton dan tidak membosankan dan proses
pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan media akan
terjadinya komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa
media guru cenderung bicara satu arah.
c. Efisiensi dalam waktu dan tenaga dengan media pembelajaran
tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal
dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin guru tidak harus
menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab
dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih
mudah memahami pelajaran.
d. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa media pembelajaran
dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih
mendalam dan utuh, bila dengan mendengar informasi verbal
dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran tapi jika
diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan
12

mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih


baik.

2.1.5 Bentuk Media Pembelajaran


berdasarkan jenisnya media dibagi menjadi tiga kelompok yaitu;
1. Media Auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan
kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder,
piringan hitam.
2. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra
penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar
diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai)
foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual
yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti
film bisu, dan film kartun.
3. Media Audiovisual
Media Audio Visual adalah media yang mempunyai unsur
suara dan unsur gambar. jenis media ini mempunyai
kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis
media yang pertama dan kedua.

2.1.6 Prinsip Pemilihan Media


Dalam pemilihan media pembelajaran, seharusnya memperhatikan
prinsip – prinsip tertentu agar penggunaan media dapat mencapai hasil
yang baik antara lain :
1. Menentukan jenis media dengan tepat.
2. Menetapkan atau mempertimbangkan subjek dengan tepat.
3. Menyajikan media dengan tepat.
4. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat
dan situasi yang tepat.
13

Dengan memperhatikan prinsip atau pedoman dalam pemilihan


media tersebut, maka guru dapat dengan mudah dalam menggunakan
media yang tepat untuk membantu dan mempermudah dalam
menyampaikan pelajaran kepada peserta didik.
Ada faktor – faktor lain yang mempengaruhi dalam pemilihan
pembelajaran, seperti yang dikemukan oleh (Sutikno, 2007) antara lain :
a. Objektivitas
Metode dipilih bukan atas kesenangan atau kebutuhan guru,
melainkan keperluan sistem belajar.
b. Program
Program pengajaran akan disampaikan kepada peserta didik
harus sesuai kurikulum yang berlaku, baik yang menyangkut
isi struktur maupun kedalamannya.
c. Sasaran program
Media yang digunakan harus dilihat kesesuainnya dengan
tingkat perkembangan peserta didik, baik dari segi bahasa,
simbol – simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajian
maupun waktu penggunaannya.
d. Situasi dan kondisi
Yakni situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan
yang akan dipergunakan, baik ukuran, perlengkapan maupun
situasi dan kondisi peserta didik yang mengikuti pelajaran
e. Kualitas teknik
Barangkali ada rekaman suara dan gambar – gambar dan alat –
alat lainnya yang perlu penyempurnaan sebelum digunakan.

2.2 Media Gambar


Diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum
dipakai. Hal ini dikarenakan peserta didik lebih menyukai gambar dari pada
tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang
baik, sudah tentu akan menambah semangat peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran.
14

Gambar adalah media visual yang berupa goresan – goresan, coretan –


coretan atau bentuk – bentuk lain yang dapat menimbulkan tanggapan, presepsi
ataupun pemikiran manusia terhadap suatu objek atau benda tertentu (Rodhatul
Jennah, 2009). “gambar adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan
melalui proses fotografi” Gambar dapat memberikan gambaran visual yang
kongkrit tentang masalah yang digambarkan (Rudi Susilana dan Cepi Riyadi,
2007).
Gambar dapat membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang
terkandung dalamnya jelas, lebih dari pada yang dapat diungkapkan oleh kata –
kata, baik yang tertulis maupun yang diucapkan. Dari pendapat diatas disimpulkan
bahwa media gambar merupakan alat visual yang mudah didapat serta dapat
memperjelas penyampaian suatu permasalahan serta gambar tergolong dalam
media visual yang berfungsi menyalurkan pesan dari pengirim pesan.

2.2.1 Tujuan Penggunaan Media Gambar


Sesuai dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar yang sangat
menyukai gambar, bahan pengajaran gambar atau lambang visual dapat
menggugah emosi dan sikap siswa. Dalam gambar dapat digunakan untuk
mendorong dan menstimulasi pengungkapan gagasan siswa, baik secara
lisan maupun secara tulisan.
Gambar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.Media visual
dalam pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan
gembira bagi murid-murid dan memperbaharui semangat mereka,
membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta
menghidupkan pelajaran.
Selain itu tujuan penggunaan media gambar adalah:
1. Untuk menerangkan suatu materi pelajaran kepada siswa baik
secara tertulis maupun secara pesan.
2. Sebagai pancingan untuk kegiatan latihan berbahasa, yaitu
memancing merespon siswa pada materi yang disampaikan.
15

3. Menggabungkan suatu unsur kebudayaan dengan kegiatan


kelas melalui penggunaan poster, iklan, gambar peristiwa,
surat dan sebagainya yang berhubungan dengan ilustrasi suatu
unsur kebudayaan yang sedang dibahas.
4. Mewujudkan suatu situasi belajar yang optimal.
5. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, benda, pengamatan kita
dan mencengah kebosanan akibat hanya membaca tulisan
maupun mendengar saja.

2.2.2 Fungsi Penggunaan Media Gambar


Levie dan Lentz dalam buku Azhar Arsyad (2005) mengemukakan
empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual atau gambar
yaitu :
1. Fungsi atens imedia visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Sering kali
pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran
atau materi pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang
tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak
memperhatikan.
2. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat
kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang
bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah
emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut
masalah social dan ras.

3. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan


penelitian yang mengungkap kan bahwa lambang visual atau
gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam
gambar.
16

4. Fungsi kompensantoris media pembelajaran terlihat dari hasil


penelitian bahwa media visual yang memberikan kontek suntuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran
berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat
menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan
teks atau disajikan secara verbal.
Menurut Brown dalam Gene L. Wilkinson (1984) fungsi media
gambar, yaitu :
a. Bahwa penggunaan media gambar dapat meranggsang minat
atau perhatian siswa.
b. Gambar – gambar yang dipilih dan diadaptasi secara tepat,
membantu siswa memahami dan mengingat isi informasi bahan
– bahan verbal dan menyertainya.
c. Isayarat yang bersifat non verbal atau simbol – symbol seperti
tanda panah, ataupun tanda – tanda lainnya pada gambar dapat
memperjelas atau mungkin pula mengubah pesan yang
sebenarnya dimaksudkan untuk dikomunikasikan.

2.2.3 Karakteristik dan Langkah-Langkah Menentukan Media


Gambar
Menurut Sadiman,ada beberapa kriteria yang perlu dipenuhi oleh
media gambar,yaitu :
1. Harus Autentik.
Gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan situasi
seperti kalau orang melihat benda sebenarnya,membicarakan
atau menyampaikan sesuatu kejadian sesuai dengan kenyataan
yang sebenarnya, seperti kalau menemukan buku tiga buah,
samakan lah sesuai banyak benda yang ditemukan.
17

2. Sederhana Komposisinya hendak cukup jelas menunjukan


poin-poin pokok dalam gambar,jangan sampai berlebihan
sehingga dapat membuat kesulitan siswa untuk memahaminya.
3. Ukuran Relatif.
a. Gambar dapat membesarkan atau mengecilkan objek/benda
sebenarnya,hendaknya dalam gambar tersebut ter dapat
sesuatu yang dikenal siswa sehingga dapat membantu
membayangkan gambar dan isinya.
b. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan untuk
mencapai tujuan pembelajaran, gambar yang baik
menunjukan objek dalam keadaan memperlihatkan aktifitas
tertentu sesuaid engan tema pembelajaran.
c. Gambar yang tersedia perlu digunakan dengan sebaik-
baiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
d. Gambar hendak lah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Dengan gambar anak memiliki panduan untuk merangkai cerita
dari kata menjadi dan dari kalimat menjadi paragraf demi paragraf
sehingga tersusun sebuah karangan yang runtut. Menurut Hastuti dikutip
Arsyad, bahwa gambar memiliki karakteristik :
1. Cocok dengan tingkat umur atau tingkat kemampuan anak.
2. Bersahaja dalam arti tidak perlu kompleks, sehingga anak
mendapatkan gambar yang cocok.
3. Realistis, maksudnya seperti benda sesungguhnya atau sesuai
dengan apa yang digambar.
4. Gambar dapat diperlakukan dengan tangan.Artinya sebagai
media pembelajaran, gambar harus dapat dipegang atau diraba
oleh anak.
Sumber belajar berupa media gambar sesungguhnya tidak harus
mahal, mewah, atau berupa barang yang sulit didapat, tetapi lebih kepada
sejauh mana kreatifitas dan kemauan para guru untuk berinovasi dan
memanfaatkan sumber belajar berupa media gambar yang ada, hasil karya
18

orang lain maupun membuat sendiri walaupun sangat sederhana. Menurut


Sumarni yang dikutip segala kriteria memilih gambar yang baik adalah :
1. Sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Dapat memberikan penjelasan dalam pembelajaran.
3. Mudah didapat.
4. Guru harus mampu dan mahir dalam menggunakanya.
5. Sesuai dengan waktu yang tersedia
6. Sesuai dengan tingkat pemikiran siswa.
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar
Dalam penggunaan media juga memiliki keterbatasan, diantaranya
yaitu; media gambar hanya menekankan persepsi indera mata saja, media
gambar kurang efektif untuk pembelajaran jika gambar benda yang
digunakan terlalu kompleks, media gambar juga memliki ukuran yang
sangat terbatas untuk kelompok besar.
Sehingga berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa terdapat kelebihan dan kelemahan pada penggunaan media gambar.
Adapun untuk meminimalisir kelemahan dalam menggunakan media
gambar ini, maka penulis berinisiatif untuk membuat gambar dengan
desain yang unik dan bervariasi serta berukuran kecil yang kemudian
dicetak sesuai dengan jumlah siswa sehingga semua siswa dapat
memanfaatkan media gambar tersebut sesuai dengan yang mereka miliki.

2.3 Hasil Belajar


Hasil adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari
kegiatan belajar yang dilakukannya. Sedangkan Sudjana dalam Kunandar
menyatakan bahwa hasil adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh
siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Di samping itu Gagne dalam
Dimyatimengemukakan pengertian belajar adalah kegiatan yang kompleks. Hasil
belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan,
pengetahuan, sikap dan nilai. Sedangkan menurut Skinner dalam Dimyati belajar
adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih
baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
19

Selanjutnya Kunandarmengemukakan tujuan dari penilaian hasil belajar


adalah untuk :
1. Mengetahui kemajuan peserta didik, artinya dengan melakukan penilaian,
maka perkembangan hasil belajar peserta didik dapat diidentifikasi, yakni
menurun atau meningkat.
2. Mengecek ketercapaian kompetensi peserta didik, dengan melakukan
penilaian, maka dapat diketahui apakah peserta didik telah menguasai
kompetensi atau belum menguasai.
3. Mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai oleh peserta didik, dengan
melakukan penilaian maka dapat diketahui kompetensi mana yang belum
dikuasai dan kompetensi yang telah dikuasai.
4. Menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi peserta didik, artinya dengan
melakukan penilaian, maka dapat dijadikan bahan acuan untuk
memperbaiki hasil belajar.
Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dari proses
pembelajaran yang dapat berupa perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan
psikomotor. Sedangkan Abdurrahman mengemuka kan yang dikutipoleh Jihad
bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksiona, biasanya guru
menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang
berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional.
Menurut Benyamin S. Bloom tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotorik. MenurutA.J. Romizowski hasil belajar merupakan
keluaran (output) dari suatu sistem pemprosesan masukan (input). Masukan dari
sistem tersebut beruba bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya
adalah perbuatan atau kinerja (performance). Dapat kita simpulkan bahwa hasil
belajar pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah
kognitif, afektif,dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu
tertentu.
20

2.3.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Dalam mencapai hasil belajar yang baik, biasanya menemukan
beberapa faktor yang secara langsung dan secara tidak langsung dapat
mempengaruhi perolehan hasil belajar, Adapun faktor – faktor tersebut
adalah :
1. Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih
ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar.
Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah
faktor psikologis, antara lain yaitu :
a. Motivasi.
b. Perhatian.
c. Pengamatan.
d. Tanggapan.

2. Faktor Eksternal
Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem
lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan
dengan faktor dari luar peserta didik. Adapun faktor yang
mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman
konsep dan keterampilan dan pembentukan sikap.

Menurut Blom dalam Nana Sudjana (2006) menyatakan bahwa ada tiga
hasil belajar antara lain :
1. Kognitif (Pengetahuan)
Kognitif (pengetahuan) adalah kawasan yang membahas tujuan
pembelajaran berkenaaan dengan proses mental yang berawal dari
tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni
evaluasi.

2. Efektif (Sikap)
21

Efektif (sikap) adalah suatu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai
– nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan
sosial.

3. Psikomotor (Keterampilan)
Psikomotor (keterampilan) mencakup tujuan yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik.

Dari ketiga urutan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil merupakan suatu
kesatuan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang tidak pernah dipisahkan
dalam proses belajar mengajar.
2.4 Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa
pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang
diperoleh melalui pengalaman, serangkaian proses ilmiah diantaranya melalui
penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan – gagasan. Bidang studi IPA
adalah salah satu program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai – nilai ilmiah pada peserta didik serta mencintai dan
menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan IPA bahkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar
serta proses pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan
sehari -hari. Proses pembelajaran lebih menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah.
2.4.1 Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum sekolah tujuan dari
pembelajaran mata pelajaran IPA yang diberikan kepada siswa dengan
tujuan agar siswa memiliki kemampuan :
a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
22

b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep - konsep


IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
c) Mengenbangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan aktif dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
selanjutnya.

2.4.2 Fungsi Pembelajaran IPA di SD


Fungsi pengajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) yaitu :
1. Memberikan pengetahuan tentang berbagai lingkungan alam dan
lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatan bagi
kehidupan sehari – hari.
2. Mengembangkan keterampilan proses.
3. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai – nilai yang berguna
bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari – hari.
4. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan
yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi
dengan keadaan lingkungan.

2.5 Kerangka Berpikir


Penggunaan media yang tepat akan memberikan manfaat yang cukup berarti
bagi proses belajar mengajar dan hasil yang diharapkan dari proses belajar
mengajar itu sendiri. Media belajar dalam proses belajar mengajar sangat
23

membantu karena dapat menunjang keberhasilan peserta didik dalam memahami


dan menguasai bahan ajaran. Hal ini tidak hanya karena media terkesan menarik
bagi peserta didik disegala umum, tetapi juga karena media akan menimbulkan
suatu kegiatan yang bervariasi dan dinamis dalam situasi belajar mengajar sesuai
dengan hasil yang ingin dicapai.
Keefektifan dalam penggunaan media meliputi apakah dengan menggunakan
media gambar tersebut informasi pengajaran hal ini dalam mata pelajaran IPA
dapat diserap oleh peserta didik dengan optimal, sehingga akan menimbulkan
pengaruh pada tingkah lakunya.
Adapun yang dapat dilakukan dalam membuat variasi pembelajaran IPA,
yaitu dimana salah satunya dengan menggunakan media gambar sehingga
meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPA.
Dengan kata lain media pembelajaran merupakan komponen sumber belajar
(pesan, materi dan lingkungan). Media juga dapat memperjelas penyajian pesan
yang disampaikan oleh guru dalam menyajikan suatu pelajaran serta
mempermudah siswa untuk menerima pelajaran, khususnya dalam mata pelajaran
IPA, seorang guru tidak hanya menggunakan metode ceramah saja dalam
pembelajaran sehingga membuat peserta didik pasif dalam mengikuti
pembelajaran, tapi guru juga harus menggunakan beberapa metode yang
bervariasi sehingga menarik minat peserta didik dalam mata pelajaran IPA yaitu
dengan menggunakan media pembelajaran seperti gambar yang dapat menarik
perhatian peserta didik dalam proses belajar mengajar sehingga para peserta didik
tidak lagi pasif dalam mengikuti pembelajaran disekolah.

2.6 Hipotesis Penelitian


Menurut Iqbal Hasan (2002) Hipotesis adalah “ jawaban sementara dari
permasalahan penelitian yang biasa dirumuskan dalam bentuk yang dapat diuji
secara empirik”. Jadi hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara
yang perlu diuji kebenarannya.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian
ini adalah ada hubungan antara pengguna media gambar dengan hasil belajar
peserta didik dengan mata pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 1 Pandau, Desa
24

Pandau, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawarigin Barat, Provinsi


Kalimantan Tengah.
Berdasarkan hipotesis diatas, maka penulis dapat diketahui Ha dan Ho yaitu
sebagai berikut :
Ha : Tidak ada hubungan antara penggunaan media gambar dengan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 1 Pandau,
Desa Pandau, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawarigin Barat,
Provinsi Kalimantan Tengah.
Ho : Ada hubungan yang signifikan antara penggunaan media gambar
dengan hasil belajar para peserta didik pada mata pelajaran IPA Kelas
IV SD Negeri 1 Pandau, Desa Pandau, Kecamatan Arut Utara,
Kabupaten Kotawarigin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah penelitian
Deskriptif.
Deskriptif adalah suatu metode yang didasarkan atas kenyataan yang sedang
berlangsung sekarang (Winarni Surachmad, 1996).

3.2 Rancangan Penelitian


Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
korelasional. Rancangan korelasional, menjelaskan bahwa selain mendiskripsikan
fenomena yang sebenarnya dari variabel – variabel yang diteliti, juga
mengungkapkan tentang ada atau tidaknya hubungan antara variable (Jacobs dan
Razavich, 2008).
Model hubungan teoritis antara variabel bebas (motivasi belajar) dan terikat
(hasil belajar IPA siswa) dapat dilihat dari gambar berikut :

X Y

Keterangan :

X : Penggunaan Media Gambar

Y : Hasil Belajar IPA Siswa

25
26

3.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian


a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Pandau, Desa Pandau,
Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat,
Provinsi Kalimantan Tengah.

b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat) Bulan, Terhitung
dari bulan Juli 2022 sampai dengan Oktober 2022.

Tabel 3.1 Diagram Kegiatan

3.3 Definisi Operasional Variabel


Untuk menjelaskan variabel yang menjadi objek dalam penelitian ini dapat
diuraikan sebagai berikut :
Definisi Operasional Variabel adalah sebagai berikut :
a. Penggunaan media gambar pada pembelajaran adalah dimaksudkan untuk
menyampaikan pesan atau informasi kepada siswa dalam meningkatkan
pemahaman siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Hasil Belajar IPA sebagai hasil belajar kegiatan belajar siswa kelas IV
yang diukur atau dinilai berdasarkan hasil belajar.
27

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian


3.4.1 Populasi
Menurut (suharsimi Arikunto, 2006) berpendapat bahwa populasi
adalah keseluruhan dari objek penelitian. Sedangkan menurut (Margono,
2003) menyatakan bahwa “populasi seluruh data yang menjadi perhatian
kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”. Maka yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1
Pandau, Desa Pandau, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin
Barat, Provinsi Kalimantan Tengah yang berjumlah peserta didik dengan
distribusi sebagai berikut :

Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
Laki - Laki Perempuan

1 IV 5 7 12

Tabel 3.2 Populasi Penelitian (Sumber, TU SDN 1 Pandau)

3.4.2 Sampel
Menurut (Margono, 2003) menyatakan bahwa “sampel adalah
sebagai bagian dari populasi”. Sedangkan menurut (Suharsimi, 1992)
menyatakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti” maka apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika subjeknya besar
dapat diambil antara 10-15% atau lebih.

Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
Laki - Laki Perempuan

1 IV 5 7 12

Tabel 3.3 Sampel Penelitian (Sumber, TU SDN 1 Pandau)


28

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrument Penelitian


1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data untuk penelitian ini menggunakan Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan angket dan nilai raport atau nilai –
nilai tugas responden. Angket yang digunakan berkaitan dengan variabel
penelitian yaitu variabel hubungan antara penggunaan media gambar dengan
hasil belajar IPA siswa. Oleh karena itu pertanyaan – pertanyaan yang
diberikan tertuju pada terungkapnya variabel tersebut. Kemudian,
dokumentasi digunakan untuk memperoleh hasil belajar IPA siswa berupa
data dari nilai – nilai ulangan harian (nilai formatif).

2. Instrumen Penelitian
Menurut (Arikunto, 2002) instrument penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

3. Angket
Menurut (Riduwan, 2008) “angket adalah daftar pertanyaan yang
diberikan kepada orang lain (responden) yang bersedia memberikan respon
sesuai dengan permintaan pengguna” angket digunakan untuk pengumpulan
data tentang variabel X (penggunaan media gambar) yang terdiri dari 20
butir pertanyaan, dengan mengacu pada skala likert.

4. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu untuk mengumpulkan data tentang variabel Y (hasil
belajar IPA siswa) yaitu dengan mencatat nilai – nilai hasil ulangan harian
(nilai formatif).
Jawaban Skor

SS = Sangat Setuju 5

Jawaban Skor
29

S = Setuju 4

R = Ragu - Ragu 3

TS = Tidak Setuju 2

STS = Sangat Tidak Setuju 1

Tabel 3.4 Skor Jawaban Angket

Jumlah
Variabel Indikator Nomor Item
Item

Penggunaan Ketetarikan pada tugas 4 1,2,3,4


Media
Sikap dalam belajar 5 5,6,7,8,9
Gambar
Keseriusan belajar 4 10,11,12,13

Kreativitas 5 14,15,16,17

Memiliki ketekunan 3 18,19,20

Tabel 3.5 Kisi – Kisi Angket

3.6 Teknik Analisa Data


Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan
perhitungan Teknik Korelasi, untuk menghitung besarnya korelasi penelitian ini
menggunakan statistik. Teknik statistik ini dapat digunakan untuk menghitung
korelasi produk moment yang rumusnya sebagai berikut :

n ∑ xy−(∑ x)(∑ y )
rxy =
√ ¿ ¿¿

keterangan :
30

rxy : Angka indek korelasi “r” product moment


n : Jumlah Siswa
x : Data tentang penggunaan media gambar
y : Data tentang hasil belajar IPA
∑x : Jumlah seluruh skor x
∑y : Jumlah Skor y
∑x² : Jumlah skor x yang di kuadratkan
∑y² : Jumlah skor y yang di kuadratkan
∑xy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
(Suharmisi Arikunto, dalam ringka marsanti. 2009:25).

Penggunaan Teknik analisis korelasi product moment dimaksudkan untuk


mengetahui adanya Hubungan Antara Penggunaan Media Gambar Dengan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran siswa kelas IV SD Negeri 1 Pandau, Desa
Pandau, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi
Kalimantan Tengah.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data


Dalam bab ini akan diuraikan hasil yang telah diperoleh dalam penelitian
yang meliputi hubungan antara penggunaan media gambar dengan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Pandau, Desa Pandau,
Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan
Tengah.

Data tentang penggunaan media gambar lebih mengarah pada fungsi media
gambar dalam proses pembelajaran diperoleh melalui angket yang berisi
pertanyaan – pertanyaan tentang media gambar terhadap hasil belajar siswa.

Data tentang hasil belajar diambil dari nilai tugas responden (ulangan harian)
yang diperoleh dari guru kelas IV SD Negeri 1 Pandau, Desa Pandau, Kecamatan
Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.

4.1.1 Data Media Gambar


Data tentang media gambar diperoleh melalui angket yang berisi
pertanyaan tentang penggunaan media gambar terdiri dari ketertarikan pada
tugas ada 4 soal, dari sikap dalam belajar ada 5 soal, dari keseriusan belajar
ada 5 soal, kreativitas ada 4 soal dan dari memiliki ketekunan ada 3 soal. Dari
pertanyaan tersebut diperoleh angka – angka. Soal yang berisi 20 item
tersebut kemudian digandakan kemudian di edarkan kepada sejumlah sampel
dalam penelitian ini yaitu 12 orang siswa. Hasil angket yang telah disebarkan
kemudian dikembalikan oleh responden kepada peneliti yang selanjutnya
diberikan skor. Hasil data yang telah diberikan skor telah dihitung. Setelah
diadakan pengumpulan data, maka diperoleh data tentang media gambar.
Untuk jelasnya terhadap data hasil penyebaran angket ini, penulis
sajikan dalam tabel sebagai berikut :

26
32

Tabel 4.1 Daftar Nilai Penggunaan Media Gambar


Responden Media Gambar
1 65
2 60
3 70
4 70
5 65
6 62
7 60
8 65
9 60
10 60
11 63
12 60
(sumber data, hasil penyebaran angket)
Perlu penulis jelaskan bahwa untuk pembahasan hasil penelitian, maka data
hasil penyebaran angket ditetapkan sebagai variabel X.

4.1.2 Data Tentang Hasil Belajar


Nilai hasil belajar IPA siswa dalam penelitian ini diambil dari nilai tugas
responden atau nilai ulangan yang diambil dari guru kelas IV SD Negeri 1
Pandau, Desa Pandau, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat,
Provinsi Kalimantan Tengah. Maka diperoleh gambaran bahwa siswa yang
berhasil memperoleh nilai hasil belajar yang terlihat pada nilai formatif dengan
nilai
33

Tabel 4.2 Data Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 1 Pandau
Nilai IPA

UH 1 UH 2 UH 3 Rata -
No Nama Jumlah
Rata
Sifat Energi
Gaya
Benda Panas

1 Siswa 1 70 60 60 190 63

2 Siswa 2 60 70 70 200 66

3 Siswa 3 65 65 70 200 66

4 Siswa 4 75 65 60 200 66

5 Siswa 5 60 70 70 200 66

6 Siswa 6 60 65 65 190 63

7 Siswa 7 60 70 70 200 66

8 Siswa 8 65 75 60 200 66

9 Siswa 9 70 60 60 190 63

10 Siswa 10 70 65 65 200 66

11 Siswa 11 65 60 65 190 63

12 Siswa 12 65 60 65 190 63

Jumlah seluruh nilai 777

Rata – rata kelas 64

(sumber data, dokumen guru IPA Kelas IV SDN 1 Pandau)


34

Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa rata – rata hasil belajar IPA pada
siswa kelas IV adalah 64 yang berarti masih belum mencapai nilai standart
ketuntasan belajar di SD Negeri 1 Pandau, Desa Pandau, Kecamatan Arut Utara,
Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah. Untuk mata
pelajaran IPA yaitu 65.

Pada bagian ini, untuk pembahasan hasil penelitian maka hasil belajar IPA
siswa kelas IV yang diperoleh dari documenter penulis tetapkan sebagai variabel
Y.

4.2 Pengujian Hipotesis


Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini dengan menggunakan rumus
korelasi produk moment dari pearson yang bertujuan untuk melihat hubungan
antara media gambar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas
IV SD Negeri 1 Pandau, Desa Pandau, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten
Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.
Hipotesis yang di uji dirumaskan sebagai berikut :
Ho : Tidak ada hubungan antara penggunaan media gambar dengan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri 1 Pandau,
Desa Pandau, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat,
Provinsi Kalimantan Tengah.
Ha : ada hubungan antara penggunaan media gambar dengan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri 1 Pandau, Desa
Pandau, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat,
Provinsi Kalimantan Tengah.
Data yang diperoleh dari penyebaran angket dan hasil documenter disusun
dalam bentuk tabel persiapan uji korelasi, kemudian dianalisis menggunakan
rumus koefisien korelasi pearson.
35

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Persiapan Korelasi Person (r)


RESPONDEN X Y X² Y² XY

Siswa 1 65 63 4225 3969 4097

Siswa 2 60 66 3600 4356 3978

Siswa 3 70 66 4900 4356 4628

Siswa 4 70 66 4900 4356 4628

Siswa 5 65 66 4225 4356 4290

Siswa 6 62 63 3844 3969 3906

Siswa 7 60 66 3600 4356 3978

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Persiapan Korelasi Person (r)


RESPONDEN X Y X² Y² XY

Siswa 8 65 66 4225 4356 4290

Siswa 9 60 63 3600 3969 3784

Siswa 10 60 66 3600 4356 3978

Siswa 11 63 63 3969 3969 3969

Siswa 12 60 63 3600 3969 3784

Jumlah 760 777 48288 50337 45342

Keterangan :
X = data media gambar IPA siswa kelas IV
36

Y = data hasil belajar IPA siswa kelas IV


X² = data media gambar IPA siswa kelas IV yang dikuadratkan
Y² = data hasil belajar IPA siswa kelas IV yang dikuadratkan
XY = hasil kali data media gambar dengan hasil belajar IPA kelas IV

Dari tabel diatas, selanjutnya adalah menghitung tingkat korelasi antara minat
belajar dengan hasil belajar IPA, sebagaimana dalam hitungan pada rumus
korelasi produk moment dari Karl Pearson berikut :

n ∑ xy−(∑ x)(∑ y ) 46416


rxy = =
√ ¿ ¿¿ √584640
12. 45342−(760)(777) 46416
= ¿ =
√[ 12. 48288−( 760 ) } {12. 50337−( 777 ) ¿
2 2
√764,6175515
544104−590520
= = 0,016473146
√ {579456−577600 } {604044−603729 }
46416
= = 0,016
√ [ 1856 ] [315]
46416
=
√584640

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product


moment di peroleh r hitung sebesar 0,016 r tabel dengan taraf signifikan 5%
sebesar 0,0034 jadi r hitung > r tabel yaitu 0,016 > 0,0034 maka hipotesis
alternatif (Ha) diterima sedangkan hipotesis nol (Ho) ditolak. Ini berarti ada
hubungan antara penggunaan media gambar dengan hasil belajar IPA siswa kelas
IV SD Negeri 1 Pandau, Desa Pandau, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten
Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.
Apabila dilihat dari tabel nilai korelasi Guilford Emperical Rulesi maka
berada pada tingkat hubungan rendah yaitu berada pada nilai korelasi antara ≥
0,02 - < 0,40.
37

Dengan demikian penggunaan media gambar mempunyai hubungan yang


positif dengan hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri 1 Pandau, Desa Pandau,
Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan
Tengah. Sehingga disimpulkan jika penggunaan media gambar kurang maka
hasil belajar IPA juga kurang.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian


Pembahasan hasil penelitian ini lebih difokuskan pada hubungan antara
penggunaan media gambar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
Berdasarkan hasil perhitungan data dengan Teknik analisis korelasi product
moment dari pearson, terdapat hubungan antara variabel media gambar (X)
dengan hasil belajar pada mata pelajaran IPA (Y). ini terlihat dari hasil analisis,
dimana r hitung sebesar 0,016 lebih besar dari r tabel 0,266 pada N = 12 pada
taraf signifikan 5% sehingga dapat simpulkan bahwa terdapat hubungan
signifikan nyata antara penggunaan media gambar dengan hasil belajar pada
mata pelajaran IPA siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pandau, Desa Pandau,
Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan
Tengah. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media gambar turut berperan
dalam kegiatan pembelajaran, khususnya dalam belajar IPA.
Dengan diterimanya hipotesis alternatif atau adanya hubungan antara
penggunaan media gambar dengan hasil belajar pada mata pelajaran IPA telah
memberikan gmabaran tentang pentingnya alat bantu atau media pembelajaran
terutama penggunaan media gambar. Penggunaan media yang tepat akan
memberikan manfaat yang cukup berarti dalam proses pembelajaran. Media
gambar dalam proses belajar mengajar sangat menentukan keberhasilan siswa
dalam memahami dan menguasi materi pelajaran dengan kata lain hasil belajar
yang dicapai siswa ditentukan oleh penggunaan media pembelajaran yang tepat
khususnya media gambar.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan sebagaimana telah disajikan pada Bab IV, maka
dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan media gambar dengan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri 1 Pandau,
Desa Pandau, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat
Provinsi Kalimantan Tengah. Hal ini terbukti dari hasil analisis data dimana
nilai korelasi produk moment hasil perhitungan (rxy) sebesar lebih besar dari
nilai product moment yang tercantum dalam table (r table) pada taraf
signifikan 5% sebesar 0,0034 dengan demikan hipotesis alternatif yang
mengatakan bahwa terdapat korelasi antara variabel penggunaan media
gambar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD
Negeri 1 Pandau, Desa Pandau, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten
Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah diterima bukti
kebenarannya. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi penggunaan media
gambar pada mata pelajaran IPA semakin tinggi pula hasil belajar IPA yang
dicapai.

5.2 Impilkasi
Hasil penetlitian bagaimanapun merupakan masukan bagi para pembaca sebagai
bahan kajian untuk memahami tentang apa yang diupayakan dalam meningkatkan
penggunaan media gambar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV
SD Negeri 1 Pandau, Desa Pandau, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin
Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, sesuai dengan prosedur sebagaimana peneliti
telah berusaha semaksimal mungkin agar kiranya penelitian ini dapat tercapai.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penulis telah berupaya mengumpulkan
data – data yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Pandau, Desa Pandau,
Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah,
namum dalam memperoleh data tersebut penulis memiliki keterbatasan waktu dan
disamping itu peneliti dalam hal penugasan penelitian kuantitatif ini dirasa masih
kurang, akan tetapi dalam hal ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk
memperoleh data tersebut, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

5.4 Saran
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dikemukan pada kesimpulan di
atas, maka penelitian memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi guru IPA diharapkan untuk berusaha meningkatkan penggunaan media
gambar dalam proses pembelajaran, yaitu dengan berbagai metode dan
strategi dalam belajar yang dapat digunakan agar pembelajaran IPA yang
diberikan menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga anak – anak
lebih semangat dan senang dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya
dalam pelajaran IPA.
2. Kepada pihak sekolah agar selalu memperhatikan proses pengajaran yang
berlangsung supaya senantiasa tercipta suasana belajar yang aktif, inovatif,
kreatif, dan menyenangkan sehingga akan menimbulkan semangat dari pada
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
3. Penelitian – penelitian yang relevan dengan penelitian ini tetap selalu
dipergunakan dalam memberikan gambaran yang lebih baik/akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2017. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rieneke Cipta.

Fathurrohman, P., dan Sobry, S. 2017. Strategi Belajar Mengajar. Bandung :


Refika Aditama.

Hakim, T. 2018. Belajar Efektif. Jakarta : Puspasari.

Hasan, I. 2017. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Hamalik, O. 2018. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Iskandar. 2018. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta : Gaung


Persada Press.

Jennah, R. 2018. Metode Pembelajaran. Banjarmasin : Antasari Press.

Margono. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Made, R. 2019. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Riduwan. 2018. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta

Susilana, R., dan Riyana, C. 2017. Media Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima

Sudiman. 2018. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Simpun. 2019. Bahan Ajar Media Pembelajaran. Universitas Palangka Raya

Siringoringo, M. 2019. Bahan Ajar Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Universitas


Palangka Raya.
Sugiono. 2017. Metode Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suparno, P. 2018. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta :


Karnisius.

Slameto. 2017. Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka
Cipta.

Sion, H. 2018. Bahan Ajar Metodologi Penelitian. Universitas Palangka Raya.

Soedijanto. 2016. Menuju Pendidikan yang Relevan dan Bermutu. Jakarta : Balai
Pusaka.

You might also like