Fix Sop PKM Fogging DBD

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

SOP FOGGING DBD

No. Dokumen : /SOP/PKM-….. / /2021


SOP No. Revisi : 00
Tanggal terbit : 2021
Halaman : 1/3

UPT Nama Kapus dan


PUSKESMAS NIP
........... ...........
1. Pengertian Fogging adalah kegiatan pemberantasan nyamuk penular DBD dengan
cara melakukan penyemprotan/pengasapan menggunakan insektisida
dengan radius 200 meter.
2. Tujuan Tujuan kegiatan ini adalah sebagai upaya menurunkan faktor risiko
penularan oleh vektor dengan cara meminimalkan habitat
perkembangbiakan vektor, menurunkan kepadatan dan umur vektor,
mengurangi kontak antara vektor dengan manusia serta memutus
rantai penularan penyakit.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas.............. No : /SK/PKM-…../ /2021
tentang Kebijakan ……….
4. Referensi 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan
Wabah Penyakit;
2. Permenkes No. 949/Menkes/per/X/2004 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewasapadaan Dini Kejadian Luar Biasa;
3. Buku Saku Pengendalian Demam Berdarah untuk pengelola
Program DBD Puskesmas, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Dirjen P2 dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2013;
4. Pedoman Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia
Tahun 2017;
5. Surat Edaran Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : HK.02.02/IV/2360/2020 tentang Pelaksanaan
Pencegahan dan Pengendalian DBD dalam situasi Pandemi Covid-
19;
6. Surat Edaran Bupati Musi Banyuasin Nomor:1465/KES/XII/2020
Tentang Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Demam
Berdarah.
5. Alat dan bahan A. Alat
1. Mesin fogging
2. Racun fogging
3. Solar
4. Bensin
5. helm pengaman
6. kacamata pelindung
7. masker
8. baju kerja
9. sarung tangan
10. sepatu untuk fogging
B. Bahan
1. Form hasil penyelidikan epidemiologi
6. Prosedur A. Pelaksanaan fogging
1. Menerima hasil dari laporan penyelidikan epidemiologi dengan
Hasil PE positif yaitu ditemukan 1 atau lebih penderita DBD lainnya
dan/atau ≥ 3 orang tersangka infeksi dengue, dan ditemukan jentik
(ABJ < 95% atau HI ≥5%);
2. Fogging dilaksanakan pada pagi atau sore hari oleh tenaga
Puskesmas bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten;
3. Petugas fogging bersama puskesmas mendatangi tempat kasus
DBD;
4. Petugas puskesmas memberitahukan kepada keluarga pasien,
kades dan masyarakat setempat untuk melakukan fogging karena
ada kasus positif dan keluarga pasien setuju untuk dilakukan
fogging;
5. Penyuluhan tentang 3M Plus dan bahaya fogging yang dilakukan
secara sembarangan/tanpa indikasi bisa menimbulkan resistensi
nyamuk terhadap insektisida. Penggerakan masyarakat dalam PSN
DBD dan larvasidasi dilaksanakan sebelum dilakukan fogging
siklus 1;
6. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan;
7. Selama masa pandemi Covid-19, pelaksanaan fogging hanya
dilakukan di luar rumah dengan radius area pengabutan 200
meter dari rumah penderita DBD dan tetap memperhatikan
protokol kesehatan. Pengendalian vektor didalam rumah
dilaksanakan oleh penghuni rumah dengan melaksanakan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui Gerakan 1 Rumah 1
Jumantik dengan 3M Plus, penyemprotan dalam rumah (Indoor
Sprayin) dengan produk pestisida rumah tangga dan larvasidasi;
8. Fogging dilakukan sebanyak 2 siklus, dan akan dilihat pada saat
melakukan fogging siklus 2 apakah kebiasaan warga berubah dan
apakah kebersihan lingkungannya bertambah baik setelah
dilakukan penyuluhan dan fogging siklus 1.
7. Bagan Alur TATA LAKSANA PELAKSANAAN FOGGING DBD

8. Hal-hal yang Apabila tidak dilakukan sesuai dengan SOP dapat meningkatkan resiko
perlu terjadinya keracunan insektisida dan menyebabkan resistensi nyamuk
diperhatikan terhadap insektisida.
9. Unit terkait Ruang pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD)
10. Dokumen Rekam medis
terkait
11. Rekam historis Tgl mulai
NO Yang Dirubah Isi Perubahan
perubahan diberlakukan

You might also like