Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul

Vol. 1 No. 1 Juli 2016, Samarinda, Indonesia

ISSN : 2528 - 0988

PENENTUAN ZONASI BANJIR BERDASARKAN PARAMETER KEMIRINGAN


LERENG, INFILTRASI TANAH DAN TUTUPAN LAHAN DI AREAL KAMPUS
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Determination of Flood Zonation Based on the Slope, Soil Infiltration and Land
Cover Parameters in the Areal of Campus of Mulawarman University Samarinda

Adi Ramadani1, Kadek Subagiada1,*


1
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman
*
Corresponding Author: kadek_fmipaunmul@yahoo.com

Abstract Mulawarman University is a State University in the town of Samarinda which established of
September 27, 1962. The Campus was devided into several areal of campus, one of which was the main
campus Gunung Kelua by an area of 69,2553 Ha. On the campus weren’t rarely found flood zones that
hamper development and impacted educational activities. To determine flood zonation in the areal of
campus of Mulawarman University Samarinda, the research using the method of mapping overlay has
been done. This research was conducted by directly measuring data to the parameters of causing of flood
such as slope, soil infiltration, rainfall average and land cover. Then the data was processed into thematic
maps to made the classification values of each of the parameters. Further more was conducted by
analysis to determine of the flood zonation. The result of the research showed that flood zonation was
area which flat surface topography condition by slope of 0 – 5 %, soil infiltration 0,5 – 2,5 mm/h, by the
average of high rainfall of 170,308 mm and land cover by an area of building was 27,809 Ha, Vegetation
of 25,134 Ha, road of 12,986 Ha and pools of 2,623 Ha.

Keywords : Flood Zonation, Overlay, Mapping.

Pendahuluan
pemetaan tumpang susun (overlay) dari
Universitas Mulawarman adalah Universitas
beberapa parameter.
Negeri yang ada di kota Samarinda yang berdiri
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
sejak tanggal 27 September 1962, sehingga
zonasi terjadinya banjir berdasarkan parameter
merupakan Universitas tertua di propinsi
kemiringan lereng, infiltrasi tanah, curah hujan
Kalimantan Timur. Universitas Mulawarman
dan tutupan lahan di areal kampus Universitas
dibagi menjadi beberapa areal kampus, salah
satunya adalah Kampus Gunung Kelua. Mulawarman.
Kampus Gunung Kelua merupakan kampus
utama Universitas Mulawarman yang memiliki Tinjauan Pustaka/Metodologi
luasan sebesar 69,2553 Ha, sebagian besar
fakultas, kantor administrasi dan fasilitas Pemetaan merupakan suatu usaha untuk
penunjang kegiatan terletak di kampus ini (Profil menyampaikan, menganalisis dan
Universitas Mulawarman, 2010). Selain itu mengklasifikasikan data yang bersangkutan,
kampus gunung kelua berada di wilayah serta menyampaikan ke dalam bentuk peta
pemukiman kota yang strategis, sehingga dengan mudah, memberi gambaran yang jelas,
aktivitas pembangunan dan pendidikan dapat rapi dan bersih (Sandy, 1972 dalam Prasetyo, B.
dengan mudah diakses. Akan tetapi, sering kali A., 2009).
ditemukan zona-zona banjir yang tersebar di Peta Topografi adalah suatu peta yang
beberapa wilayah bagian kampus tersebut. Hal menunjukkan deskripsi topografi dan fitur-fitur
ini menyebabkan terhambatnya pembangunan yang ada di atas permukaan bumi. Seperti bukit,
kampus dan juga mengganggu aktivitas sungai, jalan dan lain-lain. Nama-nama tempat,
pendidikan/perkuliahan. Zona-zona banjir dapat sungai, gunung dan lain-lain dinyatakan dengan
diprediksi dan ditentukan dengan metode jelas. Seperti peta lain, simbol dan warna
digunakan untuk mewakili suatu fitur

1
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Vol. 1 No. 1 Juli 2016, Samarinda, Indonesia

ISSN : 2528 - 0988

(WFST1113 Asas Kerja Lapangan, Universitas dan secara vertikal. Air dapat masuk ke dalam
Kebangsaan Malaysia). tanah melalui seluruh permukaan tanah secara
merata. Infiltrasi merupakan bagian dari siklus
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Banjir hidrologi yang berhubungan dengan kandungan
air tanah dan simpanan air bawah tanah (ground
Peristiwa banjir terjadi karena beberapa
water) (Banuwa, 2013).
faktor yang mempengaruhinya, antara lain :
Kurva kapasitas infiltrasi atau daya serap
a. Curah Hujan dapat dinyatakan dalam persamaan Horton
Curah hujan merupakan faktor utama yang (1933, dalam linsley, dkk., 1989 dalam Banuwa,
mengendalikan berlangsungnya daur hidrologi 2013) berikut :
dalam suatu wilayah. Curah hujan dipandang
F  fc   fo  fc e  kt
sebagai faktor pendukung sekaligus pembatas
bagi usaha pengelolaan sumber daya air dan (2)
tanah. Curah hujan sangat menentukan
kerawanan gerakan tanah. Semakin besar
k =
 fo  fc  (3)
intensitas curah hujan, gerakan tanah akan
semakin besar (Schmidt and Ferguson, 1957
hc
dalam Utama, L. dan Naumar, A., 2012). dimana
b. Kemiringan Lereng F : laju Maksimum infiltrasi (cm/jam).
Kemiringan lereng mempengaruhi jumlah fc : laju infiltrasi konstan (cm/menit).
dan kecepatan limpasan permukaan, drainase fo : laju infiltrasi permulaan (cm/menit).
permukaan, penggunaan lahan dan erosi. k : Suatu konstanta bagi suatu tanah.
Diasumsikan semakin landai kemiringan t : Waktu Infiltrasi konstan.
lerengnya, maka aliran limpasan permukaan
e : 2,71828
akan menjadi lambat dan kemungkinan
terjadinya genangan atau banjir menjadi besar, hc : Tinggi permukaan air pada infiltrasi
sedangkan semakin curam kemiringan lereng konstan (cm).
akan menyebabkan aliran limpasan permukaan Kapasitas infiltrasi setiap tipe tanah
menjadi cepat sehingga air hujan yang jatuh berbeda–beda tergantung banyak faktor yang
akan langsung dialirkan dan tidak menggenagi memengaruhinya. Berdasarkan hasil
daerah tersebut, sehingga resiko banjir menjadi pengukuran lapangan, Kohnke dan Bertrand
kecil (Pratomo, J. Agus, 2008).
(1959) menunjukan kapasitas infiltrasi beberapa
Untuk mengetahui kelas lereng atau kemiringan
lereng (slope) dari suatu areal, maka dapat tipe tanah seperti disajikan pada tabel berikut :
dihitung dengan sistem grid berdasarkan peta
kelerengan yang dinyatakan dalam persamaan Tabel 1. Kapasitas Laju Infiltrasi Beberapa
Wenthworth (Djurjani, 1998 dalam Hasriyanti, Tipe Tanah dari Pengukuran
2013) berikut : Lapangan
 ( N  1)Ci  Tekstur Tanah Kapasitas Infiltrasi
α =    100 % (1) (mm/jam)
 L( Skala)  Pasir berlempung 25 – 50
dimana Lempung 12,5 – 25
α : Kemiringan Lereng (Slope) (%). Lempung berdebu 2,5 – 12,5
N : Jumlah garis kontur yang memotong Lempung berliat 0,5 – 2,5
diagonal. Liat (Kurang dari) < 0,5
Ci : Interval kontur. Sumber : (Kohnke dan Bertrand, 1959 dalam
Banuwa, 2013)
L : Panjang diagonal Grid.
Skala : Penyebut skala peta d. Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan
c. Infiltrasi Tanah
Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang
Infiltrasi merupakan peristiwa masuknya air
meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi, dan
ke dalam tanah, umumnya melalui permukaan

2
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Vol. 1 No. 1 Juli 2016, Samarinda, Indonesia

ISSN : 2528 - 0988

vegetasi, dimana faktor-faktor tersebut Hasil Dan Pembahasan


mempengaruhi potensi penggunaannya.
Pengambilan data penelitian meliputi data
Termasuk di dalamnya adalah akibat-akibat
primer dan data sekunder. Pengukuran data
kegiatan manusia, baik pada masa lalu maupun
primer dibagi menjadi data topografi lapangan
sekarang, seperti reklamasi daerah-daerah
yang dipersentasikan berdasarkan kelas
pantai, penebangan hutan, dan akibat-akibat
kemiringan lereng (α) dan laju infiltrasi tanah (F)
yang merugikan seperti erosi dan banjir
dengan pengukuran nilai laju infiltrasi
(Hardjowigeno et al., 2001 dalam Haryani,
maksimum, sedangkan data sekunder berupa
Poppy, 2011).
curah hujan yang kemudian diolah menjadi peta
curah hujan dan peta tutupan lahan.
Kondisi Umum Daerah Penelitian
Hasil Pengolahan Data Kemiringan Lereng
Secara geografis daerah penelitian terletak
pada koordinat 0˚28ʹ6,3732ʺLU dan
117˚9ʹ14,778ʺ BT atau 0,46667˚ LS dan 117,15˚ Hasil pengolahan data pada parameter
BT. Secara umum, daerah penelitian kemiringan lereng berawal dari pembuatan peta
merupakan daerah yang terbagi menjadi daerah kontur yang kemudian dilakukan perhitungan
perbukitan dan daerah dataran landai. Topografi nilai α (slope), sehingga menghasilkan peta
daerah penelitian memiliki relief permukaan kemiringan lereng.
berbukit dan kemiringan lereng curam, landai
hingga datar. Berdasarkan hasil survei
lapangan, lokasi penelitian memiliki struktur
permukaan berupa lempung dan lempung
pasiran.

Gambar 2. Peta Kontur Lokasi Penelitian

Gambar 3. Peta Kemiringan Lereng Lokasi


Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Penelitian

3
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Vol. 1 No. 1 Juli 2016, Samarinda, Indonesia

ISSN : 2528 - 0988

Hasil Pengolahan Data Infiltrasi Tanah Analisis Data


Dari hasil pengolahan dan perhitungan data
primer maupun sekunder, maka dapat dilakukan
analisis dengan mengumpulkan semua hasil
pengolahan data yang berupa peta kemiringan
lereng, peta infiltrasi tanah, peta curah hujan
dan peta tutupan lahan. Kemudian hasil tersebut
digabungkan dengan metode tumpang susun
(overlay) sehingga menghasilkan peta zonasi
banjir. Hasil dari overlay peta kemiringan lereng,
peta infiltrasi tanah, peta curah hujan dan peta
tutupan lahan ditunjukan pada gambar berikut :
Gambar 4. Peta Infiltrasi Tanah Lokasi
Penelitian

Hasil Pengolahan Data Curah Hujan

Gambar 7. Peta Hasil Overlay


Gambar 5. Peta Curah Hujan Lokasi Penelitian Selanjutnya peta hasil overlay tersebut di
analisis untuk menentukan zonasi banjir yang
terjadi yaitu dengan mengklasifikasikan kriteria
Hasil Pengolahan Data Tutupan Lahan dari parameter kemiringan lereng, infiltrasi
Dari pengolahan data observasi lapangan tanah, curah hujan dan tutupan lahan seperti
yang dipadukan dengan hasil digitasi dengan yang ditunjukan pada tabel berikut :
menggunakan data citra GeoEye, maka
diperolehlah hasil dari tutupan lahan tersebut, Tabel 2. Klasifikasi Kriteria Zonasi Banjir
sehingga menghasilkan peta tutupan lahan.
Kemiringan Lereng = 0 – 5 %
(Djauhari Noor, 2006)

Laju Infiltrasi = 0,5 – 2,5


mm/jam (Kohnke dan
Bertrand, 1959 dalam
ZONASI
Banuwa, 2013)
BANJIR

Curah Hujan = 170,308 mm

Tutupan Lahan = Jenis


tutupan lahan Bangunan,
Jalan, Kolam dan Vegetasi.
Gambar 6. Peta Tutupan Lahan Lokasi
Penelitian

4
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Vol. 1 No. 1 Juli 2016, Samarinda, Indonesia

ISSN : 2528 - 0988

Kesimpulan [4] Djauhari, Noor. Edisi Pertama, 2006.


Geologi Lingkungan. Penerbit Graha Ilmu.
Zonasi banjir yang dihasilkan pada areal
Yogyakarta.
kampus Universitas Mulawarman memiliki
klasifikasi dengan kriteria persentasi kemiringan
[5] Haryani, Poppy. 2011. Perubahan
lereng dengan besar 0 – 5 %, laju infiltrasi tanah
Penutupan/Penggunaan Lahan dan
0,5 – 2,5 mm/jam, curah hujan 170,308 mm dan
Perubahan Garis Pantai di DAS Cipunagara
tutupan lahan dengan jenis tutupan lahan
dan Sekitarnya, Jawa Barat. Program Studi
berupa bangunan dengan luas 27,809 Ha, jalan
Manajemen Sumberdaya Lahan
dengan luas 12,986 Ha, kolam dengan luas
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya
2,623 Ha serta vegetasi dengan luasan 25,134
Lahan Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Ha.
Bogor.
Parameter dominan yang menjadi penyebab [6] Hasriyanti. 2013. Analisis Kelerengan dan
terjadinya banjir adalah kemiringan lereng yang Jenis Butir Sedimen Dasar Perairan Untuk
mencapai 0 – 5 %, termasuk dalam katagori Wisata Pantai Di Pulau Samalona Makasar
lahan bertopografi datar. Selain itu daerah Sulawesi Selatan. Jurnal Sainsmat, Vol. II
penelitian memiliki daya serap air yang buruk No. 2, Hal 198-208.
dengan nilai laju infiltrasi tanah sebesar 0,5 –
2,5 mm/jam yang tergolong dalam katagori [7] Januardin. 2008. Pengukuran Laju
tekstur tanah lempung berliat serta tutupan Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang
lahan berupa bangunan, jalan, kolam dan Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
vegetasi, melihat kondisi wilayah yang demikian Kecamatan Medan Tuntungan Medan.
maka sangat memungkinkan terjadinya banjir.
Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih ditujukan kepada [8] Ningsih, E. Arintia. 2014. Kajian
Hardy, S.Si dan Sugiyarta, SE., M.Si yang telah Pengukuran Dan Pemetaan Bidang Tanah
memberikan bantuan dalam kelengkapan data Metode DGPS Post Processing Dengan
penelitian. Ucapan terima kasih juga ditujukan Menggunakan Receiver Trimble GEOXT
kepada Dr. Eng. Idris Mandang, M.Si, dan 3000 Series. Fakultas Teknik Program Studi
Dadan Hamdani, M.Si yang telah memberikan Teknik Geodesi Universitas Diponegoro,
kritik, saran dan diskusi yang mutakhir. Semarang.

Daftar Pustaka [9] Prasetyo, B. Agustinus. 2007. Pemetaan


Lokasi Rawan Dan Risiko Bencana Banjir Di
[1] Arif, A. Dian. 2012. Prioritas Penanganan Kota Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Banjir Kecamatan Telanaipura Kota Jambi Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Tahun 2012. Program Pendidikan Geografi Surakarta, Surakarta.
PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia.
[10] Pratomo, J. Agus. 2008. Analisis
[2] Arifin, I. Y., dan Kasim, M. 2012. Penentuan Kerentanan Banjir Di Daerah Aliran Sungai
Zonasi Daerah Tingka Kerawanan Banjir Di Sengkarang Kabupaten Pekalongan
Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo Untuk Propinsi Jawa Tengah Dengan Bantuan
Mitigasi Bencana. Program Studi Geografi Sistem Informasi Geografis. Fakultas
Fakultas Matematika dan IPA Universitas Geografi Universitas Muhammadiyah
Negeri Gorontalo. Surakarta.

[3] Banuwa, S. I., Ir., Dr., Prof. 2013. Erosi. [11] Ristya, Wika. 2012. Kerentanan Wilayah
Edisi Pertama Penerbit Kencana Prenada Terhadap Banjir Di Sebagian Cekungan
Media Group. Jakarta. Bandung. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Departemen Geografi
Universitas Indonesia, Depok.

6
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Vol. 1 No. 1 Juli 2016, Samarinda, Indonesia

ISSN : 2528 - 0988

[12] Supangat, B. A., dan Putra, B. P.,. 2010.


Kajian Infiltrasi Tanah Pada Berbagai
Tegakan Jati (Tectona Grandis L.) Di Cepu,
Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam, Vol. VII No. 2 : 149-159.

[13] Utama, L., dan Naumar, A. 2012. Kajian


Kerentanan Kawasan Berpotensi Banjir
Bandang dan Mitigasi Bencana Pada
Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Kuranji
Kota Padang. Jurusan Teknik Universitas
Bung Hatta, Padang. Jurnal Rekayasa
Sipil, Vol. 9 No. 1 – 2015 ISSN 1978-5658.

[14] WFSTIII3, Asas Kerja Lapangan. Peta


Topografi. Program Peralihan Pembantu
Makmal (PPPM) Universitas Kebangsaan
Malaysia, Malaysia.

You might also like