Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

JNPH

Volume 11 No. 1 (April 2023)


© The Author(s) 2023

OPTIMALISASI PEMERATAAN SDM KESEHATAN DI INDONESIA

OPTIMIZING EQUITABLE DISTRIBUTION OF HEALTH HUMAN


RESOURCES IN INDONESIA

MARIA TRI DIANI, ROSTIKA FLORA, RIZMA ADLIA SYAKURAH


FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT, UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG, SUMATERA SELATAN, INDONESIA
Email: rostikaflora@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: SDM Kesehatan merupakan salah satu bagian yang perlu diperhatikan di
Indonesia. SDM kesehatan terjadi karena standar konsistensi yang rendah dari tenaga kesehatan
meskipun fakta bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan pemeliharaan
kesejahteraan tenaga kesehatan/SDM kesehatan untuk membangun sirkulasi aset kesejahteraan
yang adil. Dalam subsistem dan eksekutif SDM kesehatan, pemeliharaan tenaga kesehatan
adalah dengan memperhatikan tingkat kesejahteraan SDM kesehatan, di mana hal ini sangat
penting agar SDM kesehatan yang terampil dan ahli dapat terus bekerja untuk jangka waktu
yang lama. Metode: Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik literature
review. Dalam tulisan ini, informasi yang digunakan adalah informasi opsional. Informasi
opsional menggunakan informasi yang diperoleh dari item kueri sumber tulisan yang didapat
melalui indeks web, seperti peneliti google, buku harian bersumber dari Mendeley dan Google
Scholar dan buku harian kesejahteraan. Hasil dan Pembahasan: Dalampemeliharaan
kesejahteraan SDM kesehatan merupakan salah satu masalah dalam subsistem Sumber Daya
Manusia Kesehatan karena kelangsungan SDM kesehatan untuk tinggal dan bekerja di daerah
yang jauh untuk mengoptimalisasi Pemerataan SDM Kesehatan di Indonesia. Kesimpulan:
Penelitian ini menunjukkan bahwa pemeliharaan tenaga kesehatan merupakan isu yang diusung
oleh multifaktor dan mencakup multisektor sehingga tidak ada lagi maldistribusi sumber SDM
kesejahteraan antara wilayah metropolitan (Perkotaan) dan di daerah terpencil.

Kata Kunci: Optimalisasi, SDM, Kesehatan

ABSTRACT

Intoduction: Human Resources for Health is one part that needs attention in Indonesia. Health
human resources occur because of the low consistency standards of health workers despite the
fact that the World Health Organization (WHO) stipulates maintenance of the welfare of health
workers/health human resources to establish a fair circulation of welfare assets. In the health
HR sub-system and executive, the maintenance of health personnel is by paying attention to the

234 Journal of Nursing and Public Health Vol. 11 No. 1 April 2023
welfare level of health human resources, where this is very important so that skilled and expert
health human resources can continue to work for a long period of time.Method: The strategy
used in this study is the literature review technique. In this paper, the information used is
optional information. Optional information uses information obtained from written resource
query items obtained via web indexes, such as Google Research, Mendeley and Google Scholar
sourced diaries and wellness diaries.Result and Discussion: Maintaining the welfare of health
human resources is one of the problems in the Health Human Resources subsystem because of
the continuity of health human resources to live and work in remote areas to optimize the
distribution of health human resources in Indonesia.Conclusion:his study shows that the
maintenance of health personnel is an issue that is carried out by multifactors and includes
multisectors so that there is no longer a maldistribution of welfare human resources between
metropolitan (urban) areas and in remote areas.

Keywords: Optimization, SDM, Health

PENDAHULUAN adalah tenaga kesehatan (termasuk tenaga


kesehatan utama) dan staf pendukung yang
Sejak berdirinya Sistem Kesehatan terlibat dan bekerja, serta berkomitmen dalam
Nasional, otoritas publik terus berupaya untuk upaya kesehatan yang dinaungi oleh dewan
meningkatkan sistem kesehatan yang bersifat kesehatan (Kementerian Kesehatan Republik
administrasi di semua pusat pelayanan Indonesia, 2019). SDM Kesejahteraan adalah
kesehatan di Indonesia. Salah satu titik fokus salah satu subsistem dalam Sistem Kesehatan
utama pusat pelayanan kesehatan dalam Nasional (SKN) yang mengambil bagian
mengembangkan kualitas lebih lanjut di pusat penting dalam pelaksanaan upaya kesehatan
pelayanan kesehatan adalah administrasi dan pencapaian Universal Health Coverage
SDM kesehatan. Dalam pelaksanaan (UHC) dan Sustainable Development Goals
pelayanan kesehatan masyarakat, dikatakan (SDGs) (Kementerian Perencanaan
bahwa peningkatan kinerja SDM kesehatan Pembangunan Nasional/Bappenas, 2019).
merupakan tujuan akhir dalam bekerja Salah satu sistem dalam Rencana
sehingga harus memadai dalam jumlah, jenis, Pembangunan Jangka Panjang Bidang
dan kualitas, serta diseminasi secara adil dan Kesehatan (RPJPK) tahun 2005-2025 adalah
merata sesuai kebutuhan peningkatan penguatan SDM di bidang kesehatan terutama
kesehatan (Shofiah et al., 2019). pemerataan tenaga kesehatan (Komasawa et
Peningkatan kesehatan masyarakat al., 2019).
merupakan salah satu prioritas yang Seperti yang dituangkan dalam
diutamakan dan merupakan tujuan akhir “Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012
untuk mencapai tujuan negara Indonesia. tentang Sistem Kesehatan Nasional, ini
Untuk melakukan peningkatan kesehatan, menetapkan bahwa SDM kesehatan adalah
pusat-pusat pelayanan kesehatan melakukan tenaga kesehatan yang terlibat dan bekerja
pertemuan dan bersama-sama merencanakan dengan mendedikasikan diri mereka dalam
Sistem Kesehatan Nasional (SKN), dengan upaya kesehatan dan eksekutif". Pusat
mendirikan dewan kesehatan yang Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang
dikoordinasikan oleh semua bagian negara memberikan administrasi kesehatan misalnya,
Indonesia untuk saling mendukung. SKN klinik medis, fasilitas kesehatan, pusat terapi
dalam menangani pengelolaan berbagai medik, dan pusat terapi khusus. “Kehadiran
kondisi medis di Indonesia, dengan beberapa klinik darurat di Indonesia sendiri telah
metodologi yang dipartisi menjadi beberapa berkembang sebesar 12,86% dari tahun 2016-
subsistem, salah satu subsistem ini adalah 2020. Pusat-pusat aktual pada tahun 2020,
subsistem SDM kesehatan. SDM kesehatan sesuai informasi, terdapat 11.347 fasilitas di

235 Journal of Nursing and Public Health Vol. 11 No. 1 April 2023
Indonesia yang dimiliki oleh otoritas publik Dalam penelitian (Mobaraki et al., 2013)
dan wilayah setempat, yang terdiri dari menyatakan bahwa "ada perbedaan yang
10.239 fasilitas penting dan 1.108 fasilitas terjadi dalam penyebaran tenaga kesehatan di
dasar”. Kuantitas SDM kesehatan di puskesmas di Indonesia, dan yang
Indonesia pada tahun 2020 di atas 1.464.453 mengejutkan beberapa puskesmas mengalami
individu yang terdiri dari 1.073.678 tenaga kekurangan tenaga kesehatan seperti dokter
kesehatan (74,30%) dan 391.773 tenaga spesialis terutama dokter spesialis kandungan
pendukung kesehatan (27,71%) (Primadi & di daerah yang jauh". " Hal ini dilihat dari
Ma’ruf, 2020). Melihat area topografi, tenaga tidak meratanya tenaga kesehatan antar
kesehatan juga lebih tertarik untuk bekerja di puskesmas yang terletak di daerah-daerah
wilayah perkotaan yang memberikan dengan derajat status ekonomi keluarga yang
keuntungan sosial dan ahli. Wilayah rendah dan tinggi, daerah topografi dalam
perkotaan juga menawarkan akses yang lebih pandangan daerah perkotaan dan pedesaan
terbuka untuk profesi, instruksi, dan bahkan pada tingkat umum tenaga kesehatan
pekerjaan yang lebih baik bagi tenaga juga mempertimbangkan dalam memilih
kesehatan. Terlebih lagi, penghasilan yang posisi daerah ". "Berbagai puskesmas
rendah rendah sering didapat oleh tenaga memiliki aksesibilitas yang rendah terhadap
kesehatan yang bekerja di daerah pedesaan tenaga kesehatan dan tingginya tingkat
dan jauh, sehingga tenaga kesehatan lebih kemiskinan terkait status keuangan
memilih bekerja di daerah perkotaan yang keluarga"(Pullawach Arjyotha a & Vorapoj
nyaman (Dussault & Franceschini, 2006). Promasatayaprot b, 2021).
Dalam pengaturan eksekutif adalah Berdasarkan (Husain et al., 2006)
pekerjaan organisasi untuk memutuskan menyatakan Sifat tenaga kesehatan akan
aktivitas cerdas dengan memberikan pilihan dilihat dari korelasi tenaga klinis dan non-
pilihan di kemudian hari melalui interaksi klinis. Tenaga kesehatan klinis terdiri dari
yang tepat. Sesuai Green A (1999) dalam (Jia, spesialis seperti spesialis gigi, spesialis bedah,
Peng Cao, et al., 2021), mengatur di area spesialis kandungan, ahli gizi dan tenaga
kesehatan diurutkan menjadi dua jenis. Jenis klinis lainnya. Tenaga kesehatan non-klinis
utamanya adalah pengaturan tindakan yang terdiri dari pekarya, staf manajerial dan lain-
terhubung dengan mengatur jadwal dan lainnya. Dispersi dipandang adil ketika
sistem yang dapat diperiksa untuk eksekusi penyampaian pekerjaan utilitarian antara
sebelum gerakan dijalankan. Jenis selanjutnya masyarakat perkotaan setara dengan kota.
adalah alokasi yang mengelola dinamika yang Diseminasi SDM kesehatan yang adil
terkait dengan bagaimana aset harus merupakan isu penting dalam peningkatan
dialokasikan agar tepat sasaran dan sesuai kesejahteraan di Indonesia. Jumlah, kualitas,
rencana. Pengaturan alokasi semacam ini dan sirkulasi adalah komponen mendasar
sebagian besar digunakan di bidang untuk membuat kualitas, tidak memihak, dan
kesehatan. Gagasan ini diubah menjadi kualitas kesehatan yang penting dengan
strategi publik untuk mengatur kebutuhan tujuan bahwa pelaksanaan kesehatan yang
SDM kesehatan oleh otoritas publik sebagai sangat ideal. Indonesia adalah negara
rencana yang tepat untuk kepuasan dan situasi kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar
Sumber Daya Manusia Kesehatan mengingat dan kecil. Isu penyebaran SDM kesehatan
jenis administrasi kesehatan dan kantor yang yang tidak merata sebagaimana dimaksud
diperlukan dengan jenis dan jumlah yang seperti di pulau-pulau yang jauh, pulau-pulau
sesuai. Pengaturan yang tepat memungkinkan eksternal, dan daerah batas, sehingga SDM
kemampuan kerja yang tepat untuk diketahui kesehatan di beberapa wilayah ini masih
mendapatkan keharmonisan antara pasokan belum terpenuhi (Misnaniarti et al., 2018).
dan tanggung jawab tenaga kesehatan (Yang Ketidaktertarikan tenaga kesehatan untuk
& Dong, 2014). bekerja di daerah yang jauh merupakan

P-ISSN: 2338-7033 E-ISSN: 2722-0613 236


masalah yang masih belum bisa diatasi dan meningkatkan dan sirkulasi SDM kesehatan
merupakan penyebab ketidakmerataan SDM yang tidak memihak di Indonesia.
kesehatan di daerah terpencil di Indonesia Mengingat maksud di atas, penulis
(Kementerian Kesehatan RI, 2019). Indonesia tertarik untuk meneliti tentang "Optimalisasi
yang merupakan negara kepulauan memiliki Pemerataan SDM Kesehatan di Indonesia"
masalah tersendiri dalam meratakan SDM dimana SDM kesehatan di antara wilayah
Kesehatan untuk kemajuan kesehatan, perkotaan dan wilayah pedesaan di Indonesia
khususnya dalam kesejahteraan para teanga terjadi ketidakmerataan tenaga kesehan.
kesehatan di pusat pelayanan kesehatan,
khususnya di daerah yang jauh , pulau-pulau METODE PENELITIAN
eksternal dan daerah-daerah yang
mempengaruhi kualitas dan penerimaan Jenis Penelitian
terhadap administrasi tenaga kesehatan yang
tidak ideal (Masango et al., 2008). Mengingat Dalam penelitian ini para peneliti
“Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menggunakan metode literature review
tentang Pemerintah Daerah, desentralisasi dimana peneliti menelusuri penelian-penelitan
menyebabkan pertukaran kekuatan dari terdahulu dengan melakukan survei
pemerintah fokus ke badan legislatif penulisan. Survei penulisan tersebut
lingkungan, mengingat untuk daerah merupakan klarifikasi spekulasi, penemuan
kesehatan”. Legislatif terdekat untuk situasi dan materi eksplorasi lainnya yang didapat
ini memiliki kekuatan dan kewajiban penuh dari bahan referensi untuk dimanfaatkan
dalam mengarahkan area kesehatan di tempat sebagai bentuk usaha penelitian (Cahyono et
mereka, mengingat untuk administrasi tenaga al., 2019). Audit penulisan ini sangat penting
kesehatan (Romadhona & Siregar, 2018). dan digunakan dalam melakukan
Akibatnya, legislatif lingkungan harus penggubahan yang diselesaikan dengan
memiliki opsi untuk merencanakan kantor mengungkapkan kata-kata yang berbeda dari
administrasi kesehatan di daerah mereka, berbagai tulisan yang diperoleh. Konsentrat
yang dapat digunakan sebagai alasan untuk ini juga menggunakan penyelidikan yang
mengatur kebutuhan tenaga kesehatan. Pada berbeda, yang merupakan pengukuran yang
periode sentralisasi, kesejahteraan para tenaga akan digunakan untuk memecah informasi
kesehatan sepenuhnya merupakan kewajiban yang ada dengan menggambarkan informasi
pemerintah dan harus menjadi perhatian, yang telah dikumpulkan dan tujuan akan
namun di masa desentralisasi ini ada dibuat untuk masyarakat umum.
"kekuatan berbagi" antara fokus pemerintah
dan pemerintah terdekat (Romadhona & Subjek dan Situasi Penelitian
Siregar, 2018). Karena portabilitas tenaga
kesehatan pada umumnya akan bekerja di “Penelitian ini menggunakan subjek
wilayah perkotaan dan tidak memiliki yaitu SDM kesehatan di Indonesia. Penelitian
keinginan untuk bekerja untuk rentang waktu ini lebih fokus pada pemerataan SDM
yang signifikan di daerah terpencil, sehingga kesehatan di Indonesia sehingga peneliti
pemerintah tertarik untuk mengeksplorasi dan menggunakan sebuah studi
membandingkan pemeliharaan tenaga Sistematicliteratur review untuk mencakup
kesehatan antara wilayah perkotaan dan semua”.
daerah pedesaan (Jia, Cao, et al., 2021).
Korelasi ini berarti melihat perspektif yang Sumber Informasi
mempengaruhi perbedaan dalam perpindahan
tenaga kesehatan di dua daerah yang berbeda “Untuk data yang digunakan dalam
ini sehingga cenderung terkonsentrasi pada penelitian ini menggunakan data
metode yang paling mahir untuk sekunder.Sumber informasi dari penulisan

237 Journal of Nursing and Public Health Vol. 11 No. 1 April 2023
jurnal, artikel, buku, laporan serta Web yang hubungan sebab akibat antara setidaknya dua
berkaitan dengan penelitian ini”. faktor. Penelitian ini dapat mengenali atau
kesempatan sebagai variabel yang bergantung
Instrument Penelitian dan memimpin pemeriksaan terhadap faktor
bebas.
Para peneliti menggunakan strategi
tinjauan tertib PRISMA (Preferred Reporting HASIL PENELITIAN
Items for Systematic Review) yang mencakup
ID, penyaringan, penggabungan, dan SDM Kehatan Indonesia
pencapaian mengingat penemuan artikel yang
kemudian dipecah. Artikel yang memenuhi Optimalisasi pemerataan adalah
aturan akan dievaluasi untuk mendapatkan pengerahan tenaga yang efisien yang
informasi yang terkait dengan pelaksanaan dilakukan oleh pemerintah untuk membangun
aset manusia kesejahteraan dewan. Semua dan memberdayakan pada pusat pelayanan
penemuan sehubungan dengan pelaksanaan kesehatan yang dapat menampung perwakilan
kesehatan akan dicatat dan diperkenalkan yang diharapkan dengan menangani
bersama dengan klarifikasi cerita. kebutuhan tenaga kerja yaitu tenaha
kesehatan. Pemeliharaan kerja adalah rentang
Tahap Penelitian dan Analaisis Data waktu antara mulai bekerja dan berhenti
bekerja (Mckown, 2007; Nair, 2009) dalam
Identifikasi dan Eksplorasi penelitian ini penelitian (Ramadhanti, 2021). Pemeliharaan
untuk menganalisis Optimalisasi Pemerataan tenaga kesehatan dicirikan sebagai pekerjaan
SDM Kesehatan di Indonesia. Selanjutnya, tanpa henti dari pekerja kesejahteraan yang
para peneliti menetapkan beberapa keadaan berbakat dan berguna (World Health
sebelum memulai pencarian tulisan, Organization, 2020)
khususnya: Di Indonesia, tidak ada pengaturan yang
1) Persyaratan munculnya gagasan jelas dalam hal pemeliharaan tenaga
Mengoptimalkan pemerataan SDM kesehatan baik itu tenaga spesialis dan tenaga
kesehatan yang setara di Indonesia. kesehatan lainnya hingga saat ini.
2) Pengembangan pemikiran yang Bagaimanapun, sekarang ada” strategi tenaga
berhubungan dengan Optimalisasi kesehatan dengan perjanjian bagi tenaga
Pemerataan SDM Kesehatan yang kesehatan sebagai motivator untuk daerah
diterapkankan di wilayah perkotaan dan yang jauh atau peningkatan daerah yang
wilayah pedesaan. sangat terpencil. Salah satu pedoman sebagai
Setelah pembedahan pembuktian selesai rujukan adalah Keputusan Menteri Kesehatan
dalam mencari semua artikel logis yang Republik Indonesia Nomor
dirujuk diperoleh dari Mendeley, Google 1235/MENKES/SK/XII/2007 tentang
Scholar, WHO, Kemenkes Dan Sumber lain Pemberian Insentif bagi Sumber Daya
yang memenuhi persyartan dengan tahun Manusia Kesehatan yang Melaksanakan
terbatas tujuan 2011-2022. Setelah proses Tugas Khusus dan Keputusan Menteri
pencarian penulisan, para peneliti melakukan Kesehatan Republik Indonesia NOMOR
penyaringan dan memutuskan model dengan 156/Menkes/SK/I/2010 tentang Pemberian
bantuan aplikasi Mendeley, untuk Insentif bagi Tenaga Kesehatan dalam Rangka
mengetahui refleksi dari 30 tulisan dan Penugasan Khusus di Puskesmas daerah
mereview untuk mengetahui hubungan antara terpencil”(Romadhona & Siregar, 2018)
topik yang ditemukan. Tulisan yang telah Mengingat dampak pemeriksaan dengan
memenuhi syarat akan diambil inti dan di strategi investigasi tanggung jawab, hal ini
eksplorasi sehingga karya dapat dibentuk. menunjukkan bahwa terdapat kontras
Penelitian ini dapat membedakan isu sebagai tanggung jawab antara puskesmas di wilayah

P-ISSN: 2338-7033 E-ISSN: 2722-0613 238


perkotaan dan pedesaan. Tenaga kesehatan tentang Standar Pelayanan Kesehatan di
diperlukan di perkotaan dan wilayah Perkotaan, Pedesaan dan Daerah
pedesaan(Organization, 2016). Tenaga Terpencil.
kesehatan di wilayah pedesaan lebih banyak Dalam melaksanakan administrasi
dibutuhkan karena masih banyak terdapat kesehatan di pedesaan dan daerah
kekosongan tenaga kesehatan di wilayah terpencil , strategi tentang norma-norma
pedesaan. Dalam hal ini puskesmas di administrasi kesehatan yang didefinisikan
wilayah pedesaan belum memiliki sistem dengan baik untuk daerah terpencil
pengaturan dalam penerimaan tenaga ditegakkan oleh prinsip-prinsip kantor dan
kesehatan di wilayah pedesaan sehingga yayasan dengan mempertimbangkan
sehingga tenaga kesehatan tidak mau untuk keadaan topografi domain. Prinsip-prinsip
dipindahkan ke wilayah pedesaan (H.C., ini harus dibuat mengingat pendekatan
2014). Daerah perkotaan dengan fasilitas pada norma-norma layanan medis yang
kesehatan yang lenkap dan akses yang baik tidak ambigu dan pedoman tenaga
dengan jumlah penduduk yang tinggi akan kesehatan yang utama.
menarik lebih banyak tenaga kesehatan klinis. b. Pola Rekrutmen dan Orientasi Tenaga
Mengingat hal ini, pemerintah mengatur Kesehatan di Pedesaan dan Daerah
bahwa akan ada lebih banyak tenaga kerja Terpencil.
klinis di kota (Mobaraki et al., 2013). Sejauh ini pemerintah masih
Apresiasi yang didapat oleh tenaga mengembangkan lebih lanjut strategi
kesehatan berbeda saat bekerja di daerah pendaftaran bagi tenaga spesialis yang
perkotaan dan daerah pedesaan karena para sedang berlangsung dengan tujuan bahwa
pimpinan benar-benar melihat kinerja para itu dapat mengikat tenaga kesehatan yang
tenaga kesehatan. SDM kesehatan sebenarnya baru lulus dengan sengaja untuk
bersedia ditempatkan dimanapun wilayah ditetapkan di pedesaan dan daerah
kerjanya tetapi harus didukung oleh fasilitas terpencil sehinnga tidak secara langsung
yang memadai dan upah yang sesuai. mencari tugas di wilayah perkotaan.
(Mobaraki et al., 2013) Strategi pendaftaran tenaga kesehatan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi SDM baru menggabungkan dukungan yang
Kesehatan seperti yang ditunjukkan oleh disengaja untuk ditetapkan di pedesaan
(Palembangan et al., 2015) faktor-faktor yang dan daerah terpencil menggunakan sistem
mempengaruhi pemeliharaan tenaga dari jangka menengah dan sementara
kesehatan antara lain: hanya lulus. Terlebih lagi, keahlian dapat
a. Tingkat Makro (Sistem Kesehatan) diperoleh melalui persiapan bagi teanga
Misalnya, mengatur dan menggunakan kesehatan yang telah ditetapkan.
tenaga kesehatan, arahan, strategi, dll. c. Kurikulum Berbasis Kompetensi Tenaga
b. Tingkat Mikro (Fasilitas Kesehatan atau Kesehatan di Pedesaan dan Daerah
Tempat Kerja) Terpencil.
Misalnya, perlengkapan dan perlengkapan Strategi tentang kemampuan yang
kerja, rekanan, lingkungan kerja, dll. jelas berdasarkan prinsip-prinsip rencana
c. Karakteristik Individu dan Kondisi Hidup pendidikan untuk tenaga kesehatan di
Misalnya, orientasi, usia, status suami- pedesaan dan daerah terpencil untuk
istri, budaya, dll. organisasi yang bertanggung jawab atas
Beberapa variabel berbeda yang sekolah dan mempersiapkan tenaga
berdampak pada pemeliharaan tenaga kesehatan sebagai tim dengan
kesehatan adalah sebagai berikut (Kay et al., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2012) dalam persyaratan dalam rencana
a. Perbedaan Koordinasi antar Kementerian pendidikan pelatihan yang tepat dari
Kesehatan, Provinsi dan Kabupaten tenaga kesehatan. Sama sekali tidak

239 Journal of Nursing and Public Health Vol. 11 No. 1 April 2023
seperti wilayah perkotaan, kepuasan Tenaga kesehatan yang tinggal di
ekstra dari rencana pendidikan di pedesaan dan daerah terpencil sebagian besar
pedesaan dan daerah terpencil akan mengalami masalah mendapatkan
membuat komitmen positif dalam administrasi kesehatan yang berkualitas. Ini
menciptakan lulusan yang memiliki karena keadaan geologi, geografi,
keterampilan eksplisit untuk mengatasi transportasi, penerimaan korespondensi,
masalah perawatan medis. peningkatan tingkat keterpurukan penduduk,
d. Manajemen SDM Kesehatan dan berbagai masalah sosial lainnya yang
Sosialisasi pengaturan penataan yang mereka hadapi. Menurut Cushway dalam
terkonsentrasi tentang pengaturan aturan ulasan (Suharmiati et al., 2012)ada beberapa
untuk kebutuhan tenaga kesehatan di perbedaan dalam pemeliharaan tenaga
daerah terpencil yang tidak ambigu kesehatan di wilayah perkotaan, termasuk:
dinyatakan dalam “Keputusan Menteri a. Upah dan jabatan
Kesehatan Republik Indonesia Nomor Perbedaan upah dan jabatan bagi
81/Menkes/SKI/2004 tentang Pedoman tenaga kesehatan yang bekerja di wilayah
Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan metropolitan dan di daerah pedesaan
di Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan adalah kemiripan upah dan gaji yang
Rumah Sakit, yang menggabungkan didapat.
macam-macamnya, jumlah dan b. Pengakuan dan Prospek
kemampuan yang dibutuhkan sebagai Apresiasi yang didapat oleh tenaga
bundel (keahlian dicampur) dengan kesehatan berbeda saat bekerja di wilayah
mempertimbangkan masalah geologis, perkotaan dan pedesaan karena pimpinan
spasial dan ketebalan pekerja harus benar-benar melihat presentasi
kesejahteraan per lokal”. kinerja tenaga kesehatan untuk
e. Jaminan Karir pasca penugasan dan memberikan apresiasi terhadap kinerja
Pengembangan Profesional kerjanya. Tenaga kesehatan yang benar-
Untuk mengatasi masalah benar bekerja di tempat mana pun yang
kesejahteraan tenaga kesehatan di mungkin ditegakkan dengan kemampuan
Pedesaan dan daerah terpencil, diperlukan berbakat untuk posisi yang lebih tinggi.
pengaturan yang menjamin kesejahteraan Meskipun demikian, kemampuan
tenaga kesehatan dan peningkatan membangun posisi di daerah pedesaan
keterampilan setelah tugas di pedesaan sulit diperoleh oleh tenaga kesehatan.
dan daerah terpencil yang terkait dengan c. Keadaan kerja
lamanya jangka waktu tugas yang Keadaan kerja yang tidak
bersangkutan. Strategi ini harus menguntungkan membuat tenaga
menggabungkan kejelasan sertifikasi kesehatan umumnya akan memutuskan
untuk berubah menjadi pegawai untuk bekerja di wilayah perkotaan
pemerintah, dan sertifikasi peluang untuk dibandingkan dengan di daerah pedesaan
melanjutkan dengan instruksi ke tingkat yang jauh.
yang lebih signifikan. Sementara itu, di d. Work (Kerja)
wilayah perkotaan terbuka akses dan Pimpinan harus bisa mengatasi
peluang bisnis yang luar biasa bagi tenaga masalah individu adalah dengan
kesehatan sangat luas dan ditegakkan oleh memberikan minat dan kesempatan yang
kemajuan globalisasi yang belum berbeda untuk belajar dan berkembang,
terhubung ke daerah yang jauh. namun di daerah pedesaan yang jauh ini
sulit ditemukan akibatnya menyebabkan
Analisis Perbedaan SDM Kesehatan di kekecewaan bagi tenaga kesehatan
Daerah Perkotaan dan Pedesaan sehingga memutuskan untuk berhenti
bekerja dan kemudian kembali ke wilayah

P-ISSN: 2338-7033 E-ISSN: 2722-0613 240


perkotaan. PEMBAHASAN
e. Promosi dan Pilihan
Pendaftaran dan pemilihan tenaga “Berdasarkan hasil studi literatur di atas,
kesehatan diselesaikan dengan hati-hati implementasi SDM kesehatan di fasilitas
baik secara adat maupun dengan cara kesehatan masih belum optimal, dilihat dari
yang mutakhir. Di wilayah perkotaan, adanya kekurangan dan ketidakmerataan
jalannya kemajuan, pendaftaran, dan SDM kesehatan yang ada di fasilitas
pilihan terjadi semakin metodis dan kesehatan”.“Kekurangan SDM kesehatan
terkoordinasi, namun melewati mengakibatkan penempatan kerja bagi tenaga
mekanisme penentuan yang sulit sangat kesehatan tidak sesuai dengan disiplin ilmu
menantang. Sama sekali tidak seperti yang mereka kuasai sehingga terdapat tenaga
halnya dengan daerah pedesaan yang kesehatan yang harus memegang 3-4
jauh, proses pendaftaran dan penentuan pekerjaan, dimana seharunya tiap tanaga
terjadi semakin adil dan efektif dengan kesehatan hanya memegang satu
alasan bahwa hal itu didorong oleh aset pekerjaan.Pada umunya di fasilitas kesehatan
kesehatan terbatas yang dapat diakses, tenaga yang masih belum mencukupi seperti
namun interaksi kemajuan secara umum tenaga ahli gizi, sanitasi, kesehatan
akan lebih lama. masyarakat, kesehatan lingkungan, dan
f. Harapan kefarmasian”. “Hal itu diakibatkan karena
Dalam pekerjaan, tenaga kesehatan adanya penerapan desentralisasi yang
harus memiliki keinginan untuk maju dan mengakibatkan tidak meratanya SDM
mendapatkan kompensasi atas pekerjaan kesehatan di fasilitas kesehatan khusunya di
yang mereka lakukan. Di wilayah pedesaan dan daerah terpencil, serta fasilitas
perkotaan biasanya asumsi-asumsi ini kesehatan juga sulit merekrut tenaga
agar dapat dipenuhi, namun di daerah kesehatan yang dibutuhkan (Palembangan et
pedesaan yang jauh asumsi-asumsi ini al., 2015)”.
menantang untuk dipenuhi karena tidak Keberagaman jenis keterampilan yang
adanya aset moneter yang dialokasikan dikuasai oleh tenaga kesehatan menjadi
untuk tenaga kesehatan . kebanggan pribadi dan menganggap bahwa
g. Beban Kerja pekerjaannya penting secara psikologis
Berbagai macam kemampuan yang memiliki arti terhadap pekerjaan. Di daerah
didominasi oleh tenaga kesehatan menjadi perkotaan, distribusi tenaga kesehatan
kebanggaan individu dan berpikir bahwa cenderung bertumpuk dan berlimpah,
pekerjaan mereka signifikan secara mental sehingga menyebabkan kurangnya rasa
memiliki arti penting untuk pekerjaan. Di kompetitif dan semangat tenaga kesehatan
wilayah perkotaan, penyebaran tenaga karena beban kerja yang lebih ringan,
kesehatan secara umum mengalami kemudian sifat profesionalisme tenaga
kelebihan, membawa adanya keseriusan kesehatan juga dipengaruhi oleh geografis
dan kepercayaan diri tenaga kesehatan daerah, kemudahan akses, tingginya insentif
karena tanggung jawab yang lebih serius, dan kompensasi yang didapatkan. Sementara
maka gagasan ahli tentang tenaga itu, tenaga kesehatan yang ada di pedesaan
kesehatan juga dipengaruhi oleh topografi dan daerah terpencil memiliki beban
lokal, entri langsung, motivasi tinggi dan pekerjaan ganda “(Multitasking”).Alasan
remunerasi yang didapat. Sementara itu, utama penugasan ganda adalah jumlah SDM
SDM kesehatan di pedesaan dan daerah yang kurang(Nurlinawati & Putranto, 2020).
terpencil mengalami kekrurangan tenaga “Dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan karena tenaga kesehatan lebih kesehatan di pedesaan dan daerah terpencil
fokus berkerja daerah perkotaan. membutuhkan kebijakan tentang standar
pelayanan kesehatan yang spesifik untuk

241 Journal of Nursing and Public Health Vol. 11 No. 1 April 2023
daerah terpencil yang didukung oleh standar Tetap. Melalui kedua peraturan tersebut
sarana dan prasarana dengan penempatan tenaga strategis Dokter, Dokter
mempertimbangkan kondisi geografis gigi dan Bidan PTT telah diatur mulai dari
wilayah. “Standar ini harus disusun masa kerja, lama penugasan, sampai dengan
berdasarkan kebijakan tentang standar kriteria penempatannya”(D. S. Ramadhanti,
pelayanan kesehatan spesifik dan standar 2021).
tenaga kesehatan strategis (Yang & Dong, “Para dokter dan Bidan PTT dikirimkan
2014)”. “Dalam hal peningkatan retensi untuk memperkuat pelayanan primer dan
tenaga kesehatan, pemerintah sudah sekunder seperti Puskesmas dan Rumah
melakukan berbagai upaya dalam menyiasati Sakit. “Penrekrutan PTT adalah secara person
pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan to person, tidak secara tim”. Setelah
terutama di pedesaan dan daerah terpencil, ditetapkannya “Keputusan Presiden Nomor
tertinggal dan perbatasan Upaya pemberian 25 Tahun 2018 menjadi kabar baik bagi 4.143
insentif bagi dokter, bidan desa, perawat dan tenaga kesehatan PTT yang pada 2016 lalu
tenaga kesehatan lainnya bisa menjadi telah mengitui tes CPNS. Para peserta berusia
alternatif untuk merangsang tenaga kesehatan setinggi-tingginya 40 tahun dapat diangkat
untuk bersedia ditempatkan di daerah tersebut menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) di
Besaran insentif ini tentu harus dilakukan lingkungan pemerintah
secara proporsional sehingga disatu sisi daerah”(Mahendradhata et al., 2017). Hal
merangsang nakes untuk siap mengabdi, di tersebut merupakan salah satu solusi dalam
sisi lain juga menyesuaikan kemampuan dari menyelesaikan ketidakmerataan distribusi
anggaran pemerintah”(Rój, 2020). tenaga kesehatan khususnya di daerah
Upayalain yang dilakukan untuk pemerataan terpencil (Daerah Terpencil) dengan memberi
tenaga kesehatan yaitu dengan apresiasi kepada peserta PTT yang telah
mengintensifkan kembali program-program mengabdi selama bertahun-tahun menjadi
pengabdian oleh tenaga kesehatan seperti Nakes di daerah terpencil (Daerah Terpencil)
program wajib profesi dan program Pegawai (Primadi & Ma’ruf, 2020)”.
Tidak Tetap bagi dokter-dokter baru. “Pemerataan tenaga kesehatan jelas
Pemerintah pusat juga dapat memfasilitasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah
pemenuhan kebutuhan dengan mencetak pusat, tetap juga tanggung jawab pemerintah
institusi-institusi pendidikan yang terstandar daerah.Sinergisme antara pemerintah pusat
sehingga dapat mencetak lebih banyak lagi dan pemerintah daerah seharusnya dapat
lulusan tenaga kesehatan. Sedangkan mengatasi ketidakmerataan distribusi tenaga
pemerintah daerah dapat berupaya kesehatan, perencanaan kebutuhan tenaga
mengalokasikan anggaran dalam bentuk kesehatan yang tepat menjadi acuan dalam
beasiswa bagi putra daerah untuk mengabdi pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di
di daerahnya masing-masing (Wulandari & Indonesia”. “UU nomor 36 Tahun 2014 pasal
Laksono, 2019). 23 menyebutkan bahwa penempatan tenaga
Kebijakan penempatan “Dokter, Dokter kesehatan oleh pemerintah atau pemerintah
Gigi, dan Bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT)” daerah dilaksanakan dengan cara penugasan
merupakan salah satu upaya Kementrian khusus”. “Sejak 2015 Kemenkes RI
Kesehatan di lingkungan Pemda untuk melakukan program penempatan tenaga
menyelesaikan permasalahan distribusi SDM kesehatan yang komprehensif, yakni
kesehatan yang tidak merata. “Kebijakan ini Nusantara Sehat”.
berdasarkan Keppres No. 37 Tahun 1991 “Nusantara Sehat merupakan upaya
tentang Pengangkatan Dokter Sebagai kesehatan terintegrasi mencakup aspek
Pegawai Tidak Tetap Selama Masa Bakti dan preventif, promotif, dan kuratif melalui
Keppres No. 23 Tahun 1994 tentang penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis
Pengangkatan Bidan Sebagai Pegawai Tidak tim dengan jumlah dan jenis tertentu guna

P-ISSN: 2338-7033 E-ISSN: 2722-0613 242


meningkatkan akses dan mutu pelayanan SDM kesehatan adalah tenaga kesehatan
kesehatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan (tenaga kesehatan utama) dan fakultas
di daerah Tertinggal, Perbatasan, dan pendukung kesejahteraan yang terlibat dan
Kepulauan (DTPK) serta daerah Bermasalah bekerja, dan berkomitmen dalam upaya
Kesehatan (DBK)”. “Program ini bertujuan meningkatkan derajat kesehatan bersama
mewujudkan pelayanan kesehatan primer dewan kesehatan. Ada beberapa faktor yang
yang dapat dijangkau oleh setiap anggota membuat tenaga kesehatan di wilayah
masyarakat, terutama oleh mereka yang perkotaan lebih tinggi dari pada di daerah
berada di wilayah-wilayah terpencil di pedesaan, misalnya, bobot kerja, asumsi,
berbagai pelosok Nusantara. Pelaksanaannya kompensasi, gaji, motivasi, kemajuan, proses
dilakukan dengan Penugasan Khusus Tenaga pendaftaran dan pilihan, persiapan kerja,
Kesehatan Berbasis Tim (Team Based) yang konfigurasi posisi, keadaan kerja, kantor, dan
dikirim ke terpencil” (Aminulloh et al., 2020). asumsi.
“Di samping itu, melalui program Palapa
Ring, Kemenkominfo juga bertujuan untuk SARAN
meningkatkan akses masyarakat yang
terpinggirkan dan yang berada di pinggiran Diharapkan pemerintah melakukan
negeri, yang juga bermanfaat untuk kesehatan percepatan dan optimalisasi dalam berbagai
masyarakat (Leski Rizkinaswara, 2020)”. upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
“Belum semua masyarakat Indonesia tenaga kesehatan, salah satunya adalah
menikmati pelayanan kesehatan, terutama meningkatkan fondasi program Nusantara
bagi mereka yang tinggal di pedesaan dan Sehat, yang melibatkan sistem tugas luar
daerah tepencil, tertinggal, perbatasan, dan biasa bagi tenaga kesehatan. Dengan
kepulauan (DTPK)”. “Pemenuhan tenaga didukung juga oleh Kementerian Informasi
kesehatan (Nakes) melalui program dan Informatika dalam membingkai sistem
Nusantara Sehat (NS) untuk DTPK Palapa Ring untuk mengedarkan data
diperlukan agar masyarakat di daerah sehingga pelayanan kesehatan semakin
terpencil mendapatkan pelayanan kesehatan seragam didapat oleh masyarakat umum.
yang baik”.
“Oleh karena itu, program Nusantara DAFTAR PUSTAKA
Sehat (NS) diharapkan dapat menjadi salah
satu upaya mengurangi kesenjangan Aminulloh, A., ILMIAH, P. A.-K. J., & 2021,
kesehatan di daerah. Salah satunya dengan undefined. (2020). Literatur Review:
mengirimkan tenaga kesehatan melalui Sumber Daya Manusia Rumah Sakit
program Nusantara Sehat ke pedesaan, daerah Dalam Ekonomi Saat Pandemi Covid 19
terpencil, daerah perbatasan, tertinggal dan Melanda Indonesia.
kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah Ejurnal.Swadharma.Ac.Id.
kesehatan (DBK)”. “Nusantara Sehat http://ejurnal.swadharma.ac.id/index.php/
diharapkan dapat mengisi kekurangan- kompleksitas/article/view/142
kekurangan terkait kesehatan di DTPK dan Cahyono, E. A., Sutomo, & Harsono, A.
DBK (Kemenkes RI, 2019) (2019). Literatur Review: Panduan
Penulisan dan Penyusunan. Jurnal
KESIMPULAN Keperawatan, 12.
Dussault, G., & Franceschini, M. C. (2006).
SDM Kesehatan adalah salah satu Not enough there, too many here:
masalah dalam subsistem SDM Kesehatan Understanding geographical imbalances
yaitu tenaga kesehatan karena tenaga in the distribution of the health
kesehatan tidak mau untuk tinggal dan workforce. Human Resources for Health,
bekerja di pedesaan dan daerah terpencil. 4(February 2006).

243 Journal of Nursing and Public Health Vol. 11 No. 1 April 2023
https://doi.org/10.1186/1478-4491-4-12 Mahendradhata, Y., Trisnantoro, L.,
H.C., van R. (2014). South Africa’s Listyadewi, S., Soewondo, P., MArthias,
protracted struggle for equal distribution T., Harimurti, P., & Prawira, J. (2017).
and equitable access - still not there. The Republic of Indonesia Health
Human Resources for Health, 12, 26. System Review (Vol. 7, Issue 1).
http://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi? Masango, S., Gathu, K., & Sibandze, S.
T=JS&PAGE=reference&D=emed12&N (2008). Retention strategies for
EWS=N&AN=24885691 Swaziland’s health sector workforce:
Husain, I., Hasanbasri, M., & Soetjipto, H. P. Assessing the role of non-financial
(2006). Kualitas dan KuantitasTenaga incentives. Training, December, 1–30.
Kesehatan PuskesmasStudi Distribusi Misnaniarti, M., Hidayat, B., Pujiyanto, P.,
Desa-Kota dan Regional Analisis Data Nadjib, M., Thabrany, H., Junadi, P.,
SAKERTI 2000. Working Paper Series, Besral, B., Purwoko, B., Trihono, T., &
18, 1–22. Yulaswati, V. (2018). Ketersediaan
Jia, H., Cao, P., Yu, J., Zhang, J., Jiang, H., Fasilitas dan Tenaga Kesehatan Dalam
Zhao, Q., & Yu, X. (2021). Article a new Mendukung Cakupan Semesta Jaminan
perspective for improving the human Kesehatan Nasional. Jurnal Penelitian
resource development of primary Dan Pengembangan Pelayanan
medical and health care institutions: A Kesehatan, September, 6–16.
structural equation model study. https://doi.org/10.22435/jpppk.v1i1.425
International Journal of Environmental Mobaraki, H., Hassani, A., Kashkalani, T.,
Research and Public Health, 18(5), 1–18. Khalilnejad, R., & Chimeh, E. E. (2013).
https://doi.org/10.3390/ijerph18052560 Equality in Distribution of Human
Jia, H., Peng Cao, Jianxing Yu, Zhang, J., Resources: the Case of Iran’s Ministry of
Jiang, H., Zhao, Q., & Xihe Yu1. (2021). Health and Medical Education. Iran J
A New Perspective for Improving the Public Health, 42(1), 161–165.
Human Resource Development of Morasae EK, Forouzan AS, Majdzadeh R,
Primary Medical and Health Care Asadi-Lari M, Noorbala AA,
Institutions: A Structural Equation Model Hosseinpoor AR. Understanding
Study. Int J Environ Res Public Health, determinants of socioeconomic
18(5). inequality in mental health in Iran’s
https://doi.org/10.3390/ijerph18052560 capital, Tehran: a concentration index
Kay, B., Roger, A., & IFrancis, A. (2012). decomposition approach. Int J Equity
Journal of Health Organization and Health. 2012;11(1):18.
Management Motivation and retention of Nithiapinyasakul A, Arora R, Chamnan P.
health workers in Ghana ’ s district hos ... Impact of a 20-year collaborative
Related papers. approach to increasing the production of
Komasawa, M., Yuasa, M., Shirayama, Y., rural doctors in Thailand. Int J Med
Sato, M., Komasawa, Y., & Alouri, M. Educ. 2016;7:414–416.
(2019). Impact of the village health Nurlinawati, I., & Putranto, R. H. (2020).
center project on contraceptive behaviors Faktor-Faktor Terkait Penempatan
in rural Jordan: A quasi-experimental Tenaga Kesehatan di Fasilitas Pelayanan
difference-in-differences analysis. BMC Kesehatan Tingkat Pertama Daerah
Public Health, 19(1), 1–10. Terpencil/Sangat Terpencil. Jurnal
https://doi.org/10.1186/s12889-019- Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan
7637-9 Kesehatan, 4(1), 31–38.
Leski Rizkinaswara. (2020). Palapa Ring. https://doi.org/10.22435/jpppk.v4i1.3312
https://aptika.kominfo.go.id/2020/01/pala Organization, W. H. (2016). Global strategy
pa-ring/ on human resources for health:

P-ISSN: 2338-7033 E-ISSN: 2722-0613 244


Workforce 2030. Who, 64. di Kabupaten Sambas (Studi Kasus di
https://www.who.int/hrh/resources/global Puskesmas Sajingan Besar) (Factors
_strategy_workforce2030_14_print.pdf? Influence Accesibility of Health Services
ua=1 at a Remote and Border Health Servi.
Palembangan, P., Rantetampang, A. L., & Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
Pongtiku, A. (2015). Factors Affecting Vol. 15(No. 3), 223–231.
the Performance of Non-Permanent Techakehakij W, Arora R. Rural retention of
Medical Health Employees in the new medical graduates from the
Bintang Mountains, Papua. Core.Ac.Uk, Collaborative Project to Increase
24, 51–64. Production of Rural Doctors (CPIRD): a
https://core.ac.uk/download/pdf/2493349 12-year retrospective study. Health
32.pdf Policy Plan. 2017;32(6):809–815.
Primadi, O., & Ma’ruf, A. (2020). Health World Health Organization. (2020). WHO
Information Systems. In Boga Hardhana, Labour Care Guide User’s ManUal. In
F. Sibuea, & Winne Widiantini (Eds.), Who (Issue licence (CC BY-NC-SA 3.0
Kementerian Kesehatan Republik IGO).
Indonesia (Vol. 48, Issue 1). Wulandari, R. D., & Laksono, A. D. (2019).
https://doi.org/10.1524/itit.2006.48.1.6 Urban-Rural Disparity: the Utilization of
Pullawach Arjyotha a, & Vorapoj Primary Healthcare Centers Among
Promasatayaprot b, T. P. (2021). Elderly in East Java, Indonesia. Jurnal
COMPETENCY PREDICTION Administrasi Kesehatan Indonesia, 7(2),
EQUATION FOR THE 147.
PERFORMANCE OF ACADEMIC https://doi.org/10.20473/jaki.v7i2.2019.1
HEALTH PERSONNEL IN SUB- 47-154
DISTRICT HEALTH PROMOTING Yang, Q., & Dong, H. (2014). Have health
HOSPITALS IN THE human resources become more equal
NORTHEASTERN REGION OF between rural and urban areas after the
THAILAND. 1–12. new reform? International Journal of
Ramadhanti, D. (2021). Kajian Pustaka : Health Policy and Management, 3(7),
Pemerataan Sumber Daya Manusia 359–360.
( SDM ) Kesehatan dalam Analisis https://doi.org/10.15171/ijhpm.2014.129
Kinerja di Indonesia Literature Review :
Equitable Distribution of Health Human
Resources ( HR ) in Perfo ... December.
Roj, J. (2020). Inequality in the distribution of
healthcare human resources in Poland.
Sustainability (Switzerland), 12(5).
https://doi.org/10.3390/su12052043
Romadhona, Y. S., & Siregar, K. N. (2018).
Analisis Sebaran Tenaga Kesehatan
Puskesmas di Indonesia berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75
Tahun 2014 tentang Puskesmas. Jurnal
Kesehatan Manarang, 4(2), 114–121.
https://doi.org/10.33490/JKM.V4I2.99
Suharmiati, Handayani, L., & Kristiana, L.
(2012). Faktor-faktor yang Memengaruhi
Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Daerah Terpencil Perbatasan

245 Journal of Nursing and Public Health Vol. 11 No. 1 April 2023

You might also like