200709-Revisi Ujian Tesis - Christo Deksan Banunaek - 912018015

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 81

Peran Moderasi Dilema Etik Pada Pengaruh

Profesionalisme Perawat Terhadap


Kualitas Pelayanan Keperawatan

HALAMAN JUDUL

Oleh:
Christo Deksan Banunaek
NIM : 912018015

TESIS

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Magister Manajemen

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS


PROGRAM STUDI : MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2020

i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

ii
Peran Moderasi Dilema Etik Pada Pengaruh
Profesionalisme Perawat Terhadap
Kualitas Pelayanan Keperawatan

LEMBAR PERSETUJUAN

Oleh:
Christo Deksan Banunaek
NIM : 912018015

TESIS

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Magister Manajemen

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS


PROGRAM STUDI : MAGISTER MANAJEMEN

Disetujui untuk Diuji oleh :

Roos Kities Andadari, SE.,MBA.,PhD


Pembimbing

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2020

iii
Halaman Motto

“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”

(Kolose 3 : 23)

“Apa pun keadaamu bersyukurlah”

(Ma’Beci)

iv
Abstract

An ethical dilemma is known as a situation involving the conflict of values


or beliefs about which decision is right or the best to do but restricted by existing
rules or laws. Ethical dilemmas experienced by nurses tend to influence their
professionalism at work and affect the quality of nursing services. Under the
circumstance, this research aims to find out how the impact of nurses'
professionalism on the quality of nursing services, and how the role of the ethical
dilemma moderation on the impact of nurses' professionalism at work on the
quality of nursing services.
This is a quantitative research that taking nurses in Salatiga Regional
Public Hospital as the population. The selected sample is nurses in the treatment
room. The sampling method of this research is purposive sampling technique
based on the criteria of age, sex, education, and tenure of 100 respondents. The
data analysis technique and method in this research is using the simple linear
regression analysis and moderation regression with SPSS 22.0.
The result of this research shows that the professionalism of nurses
positively affects the quality of nursing services. Meanwhile, the ethical dilemma
changes the impact of professionalism of nurses on the quality of nursing services
to become negative.

Keywords: Ethical dilemma, the professionalism of nurses, quality of nursing


services.

v
Abstrak
Dilema etik merupakan situasi yang melibatkan konflik nilai-nilai atau
kepercayaan tentang tindakan apa yang benar atau yang terbaik namun dibatasi
oleh aturan-aturan atau hukum yang ada. Dilema etik yang dialami oleh perawat
cenderung mempengaruhi sikap profesional dalam bekerja dan mempengaruhi
kualitas pelayanan keperawatan. Ini menjadi latar belakang dalam penelitian ini,
sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
profesionalisme perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan, dan bagaimana
pengaruh profesionalisme perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan
dimoderasi dilema etik.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga dan sampel
yang di pilih adalah perawat pelaksana diruang bangsal. Metode pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang
berdasarkan kriteria usia, jenis kelamin, pendidikan, dan masa kerja sebanyak 100
responden. Teknik dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi linear sederhana dan regresi moderasi dengan SPSS
versi 22.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profesionalisme perawat
berpengaruh positif terhadap kualitas pelayanan keperawatan, sedangkan hasil
penelitian lainnya menunjukan dilema etik mengubah pengaruh profesionalisme
perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan bersifat negatif.

Kata Kunci : Dilema etik, profesionalisme perawat, kualitas pelayanan


keperawatan

vi
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
nikmat dan karunia-Nya penulis dapat merencanakan, menyusun dan
menyelesaikan tesis tanpa kendala yang berarti. Tesis ini dibuat untuk memenuhi
sebagian dari persyaratan-persyaratan untuk mencapai gelar Magister Manajemen
Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga.
Penulisan tesis ini berawal dari ketertarikan penulis terhadap pengaruh
dilema etik terhadap perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Berdasarkan
uraian tersebut, penulis membahas penelitian ini menjadi beberapa bab. Pertama,
pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, dan manfaat penelitian. Kedua, telaah pustaka berisi tentang teori-teori
yang mendukung penelitian ini. Ketiga, metode penelitian berisi jenis penelitian,
objek penelitian, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. Keempat,
berisi tentang analisis dan pembahasan penelitian. Kelima, penutup yang berisi
kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.
Penulis berharap semoga tesis ini dapat memberi manfaat kepada banyak
orang khususnya dalam bidang manajemen sumber daya manusia. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk keperluan perbaikan pada
penelitian yang akan datang.

Salatiga, 23 Juni 2020

vii
Ucapan Terima Kasih

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
anugerah-Nya tesis ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Selain itu,
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir
ini. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua Orang tua : Bapak Pither Banunaek dan Ibu Beci Bansae, serta
saudara-saudariku : Santi Banunaek, Penderta Yeri, yang sudah mendukung
penulis baik secara material, moril, doa, nasihat dan motivasi.
2. Ibu Roos Kities Andadari, S.E., MBA., Ph.D, selaku dosen pembimbing dan
Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
yang memberikan bimbingan, arahan, dan saran bagi penulis sejak awal
hingga terselesaikannya tesis ini.
3. Ibu Maria Rio Rita, selaku Ketua program Studi Magister Manajemen
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
4. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah membekali
ilmu pengetahuan dan pengalaman selama peneliti menempuh pendidikan di
Universitas Kristen Satya Wacana.
5. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga yang telah mengizinkan peneliti
untuk melakukan penelitian terhadap para perawat di ruang rawat inap.
6. Keluarga besar Persekutuan Doa Eklesia Salatiga dan Happy Center Salatiga
untuk dukungan doa, semangat dan motivasi bagi penulis dalam menjalankan
studi hingga penyelesaian tesis ini.
7. Keluarga Kontrakan Abu-Abu: Elin, Chung, Te’o Fifi, Lens, K’Jo, Ge
Seleky, Mima, Ili, Joi, Sinyo dan Eza untuk doa dan motivasi bagi penulis.
8. Grace Siantari Septiani Aden selaku teman berbagi sekaligus motivator yang
selalu memberikan doa, dukungan, dan semangat kepada peneliti dalam
menyelesaikan tesis.

viii
9. Teman-teman seperjuangan Magister Manajemen angkatan 37 yang selalu
memberikan dukungan dan semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan
tesis.

Salatiga, 23 Juni 2020

Christo Deksan Banunaek

ix
Halaman Persembahan

Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus selaku Sang Pemilik Kehidupan.


2. Kedua Orang tua : Pither Banunaek dan Beci Bansae, serta saudara-
saudaraku : Santi Banunaek, Yeri.
3. Almamater tercinta yang menjadi kebanggaan penulis yaitu Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
4. Sahabat-sahabat penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang
sudah mendukung dalam penulisan tugas akhir ini.
5. Teman-teman seperjuangan Magister Manajemen angkatan 37.

x
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................i
Surat Pernyataan Keaslian Tesis..............................................................................ii
Halaman Pengesahan..............................................................................................iii
Halaman Motto.......................................................................................................iv
Abstract....................................................................................................................v
Abstrak....................................................................................................................vi
Kata Pengantar.......................................................................................................vii
Ucapan Terima Kasih...........................................................................................viii
Halaman Persembahan.............................................................................................x
Daftar isi..................................................................................................................xi
Daftar Tabel..........................................................................................................xiii
Daftar Gambar......................................................................................................xiv
PENDAHULUAN...................................................................................................1
TELAAH PUSTAKA..............................................................................................5
Profesionalisme Perawat.....................................................................................6
Dilema Etik.........................................................................................................7
Kualitas Pelayanan..............................................................................................8
Pengembangan Hipotesis....................................................................................9
Model Penelitian...............................................................................................10
METODE PENELITIAN.......................................................................................11
Jenis Penelitian..................................................................................................11
Populasi dan Sampel.........................................................................................11
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel....................................12
Metode Pengumpulan Data...............................................................................14
Uji Kualitas Data...............................................................................................14
Uji Validitas....................................................................................................14

Uji Reliabilitas................................................................................................14

Uji Asumsi klasik...........................................................................................15

Uji Hipotesis......................................................................................................16
Analisis Regresi Moderasi (Moderating Regresion Analysis).......................16

xi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................................17
Gambaran Umum Objek Penelitian..................................................................17
Sejarah dan Letak Geografis Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga..............17

Deskripsi Responden Penelitian........................................................................18


Hasil Penelitian.................................................................................................19
Karakteristik Umum Responden.....................................................................19

Uji Validitas....................................................................................................21

Uji Reliabilitas................................................................................................24

Statistik Deskriptif..........................................................................................24

Statistik Deskriptif Profesionalisme Perawat (X1).........................................26

Statistik Deskriptif Dilema Etik (X2).............................................................27

Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Keperawatan (Y)..............................29

Uji Asumsi Klasik...........................................................................................30

Uji Normalitas................................................................................................30

Uji Multikolinieritas.......................................................................................31

Uji Heterokedastisitas.....................................................................................32

Uji Hipotesis......................................................................................................33
Hipotesis 1......................................................................................................33

Hipotesis 2......................................................................................................35

Pembahasan.......................................................................................................37
PENUTUP..............................................................................................................40
Kesimpulan........................................................................................................40
Saran..................................................................................................................41
Keterbatasan Penelitian.....................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................43
Lampiran................................................................................................................50

xii
Daftar Tabel
Tabel 1. Variabel penelitian dan definisi operasional variabel..............................12
Tabel 2. Rincian Penyebaran Kuesioner................................................................18
Tabel 3.Karakteristik Umum Responden...............................................................19
Tabel 4.Hasil Uji Validitas.....................................................................................21
Tabel 5.Hasil Uji Reliabilitas.................................................................................24
Tabel 6.Nilai Index dan Persepsi Responden.........................................................25
Tabel 7. Hasil Statistik Profesionalisme Perawat (X1)..........................................26
Tabel 8. Hasil Statistik Deskriptif Dilema Etik (X2).............................................28
Tabel 9. Hasil Statistik Kualitas Pelayanan Keperawatan (Y)...............................29
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas..............................................................................30
Tabel 11. Hasil Uji Multikolinearitas....................................................................31
Tabel 12. Hasil Uji Glejser....................................................................................33
Tabel 13. Uji F.......................................................................................................33
Tabel 14. Uji T Parsial...........................................................................................34
Tabel 15. Koefisien Determinasi (R2)...................................................................34
Tabel 16. Uji F.......................................................................................................35
Tabel 17. Uji T Parsial...........................................................................................36
Tabel 18. Koefisien Determinasi (R2)...................................................................37

xiii
Daftar Gambar
Gambar 1. Model Penelitian..................................................................................10
Gambar 2. Uji Normalitas Probability Plot............................................................31
Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Gambar Scatterplots.................32

xiv
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, yang
kebanyakan orang sering melakukan berbagai cara untuk memperoleh kesehatan
yang prima. Orang yang sakit akan berusaha untuk mengatasi dan mengobati
penyakit yang diderita hingga sembuh, salah satunya melalui pelayanan kesehatan
yang didapat baik di rumah sakit maupun tempat kesehatan lainnya (Indrawati,
2013). Pasien yang juga sebagai konsumen rumah sakit, menginginkan pelayanan
yang lebih dan selalu tidak puas dengan pelayanan yang didapatkan, dimana
penilaian pasien setelah membandingkan antara harapan terhadap pelayanan yang
diterimanya, apabila sesuai maka akan puas dan sebaliknya (Wu, 2010).

Dalam pelayanan keperawatan dibutuhkan profesionalisme perawat.


Profesionalisme perawat merupakan konsep dasar keperawatan (Nikbakht et al.,
2013), dimana perawat yang profesional mendapat entitas baru menjadi individu
yang beralih ke sebuah profesi yang menerima tanggung jawab dan memiliki
sifat-sifat tertentu (Wagner et al., 2007). Profesionalisme perawat juga sangat
dibutuhkan oleh masyarakat terkait masih banyaknya keluhan baik dari pasien
maupun keluarga pasien terhadap kualitas pelayanan perawat di rumah sakit
mengenai sikap dan tindakan perawat yang mengecewakan, galak, judes, kurang
perhatian, kurang terampil dan sebagainya (Widyarini, 2005). Hal ini juga
dihubungkan dengan perawat yang dituntut untuk mampu menunjukkan kinerja
dan asuhan keperawatan yang berkualitas yang sesuai dengan standar operasional
prosedur yang telah ditetapkan (Delaune, 2015).

Profesionalisme perawat menurut perspektif perawat adalah melaksanakan


kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya (Noprianty & Karana, 2019).
Profesionalisme perawat juga diharapkan mampu bersikap humanis yaitu
memperlakukan pasien sebagai manusia yang harus diperhatikan (Nursalam,
2011), sedangkan untuk profesionalisme pelayanan keperawatan pada dasarnya
memberi penekanan pada kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
masyarakat (Saragih, 2013). Karakteristik keperawatan profesional menurut
Kusnanto (2014) adalah memiliki otoritas (authority), akuntabilitas

1
(accountability), pengambilan keputusan yang mandiri (independent decision
making), kolaborasi (collaboration), dan pembelaan/dukungan (advocacy).

Pentingnya profesionalisme perawat dapat dilihat dari beberapa hasil


penelitian yang menunjukkan bahwa perawat berperan penting dalam usaha
penyembuhan pasien. Salah satu penelitian Nuralita & Hadjam (2002) yang
menemukan adanya persepsi tentang layanan keperawatan di rumah sakit dengan
kecemasan pasien rawat inap sebesar 14,5 % terhadap tindakan asuhan
keperawatan yang didapat. Adapun penelitian yang dilakukan Kusminarti (2013)
yang menemukan bahwa sikap profesionalisme perawat menjamin kualitas
pelayanan keperawatan dan kepuasan pasien dalam menerima asuhan
keperawatan. Namun menurut penelitian Mulyadi & Hannan, (2013) perawat juga
tidak mampu menjaga sikap profesional, karena semakin banyak tugas yang
dikerjakan baik tugas mandiri maupun tugas limpahan dari tenaga kesehatan lain
sehingga perawat lupa mengerjakan tugas utamanya.

Dalam pelayanan keperawatan, dilema etik sering muncul sebagai masalah


yang mempengaruhi perawat untuk membuat keputusan terkait tindakan yang
tepat. Dalam situasi seperti itu, konflik mungkin timbul di antara keduanya atau
prinsip yang lebih etis, dan kemungkinan setiap solusi untuk konflik dapat berisi
hasil yang tidak diinginkan untuk satu atau lebih pihak yang terlibat (Bollig at al,
2015).

Manajemen pelayanan kesehatan dalam keadaan perubahan transformatif


berkelanjutan juga menciptakan dilema etik pada organisasi keperawatan, karena
melayani kepentingan pasien kadang bertentangan dengan melayani kebutuhan
individu atau isntitusi, dalam hal ini, kepala perawat mengalami dilema etik
(Shale, 2008). Untuk menyelesaikan dilema etik, kepala perawat sebagai manajer
di bangsal perlu membuat keputusan berdasarkan kepercayaan dan perasaan
secara fundamental baik atau benar. Konsep dilema etik digunakan untuk merujuk
pada keadaan ketika sebuah pilihan yang memiliki dua alternatif jawaban yang
sama-sama tidak memuaskan (Toren dan Wagner, 2010).

2
Dilema etik juga dapat mempengaruhi sikap perawat terkait
ketidakamanan kerja atau Job insecurity yang dapat menyebabkan perawat
melaporkan niat untuk meninggalkan atau mengubah profesi, dan berdampak
terhadap kekurangan staf perawat. Adapun penelitian yang dilakukan Burke et al.,
(2015) yang menemukan bahwa job insecurity mempengaruhi ancaman keamanan
pekerjaan, sikap kerja, keterlibatan kerja, kesejahteraan psikologis, bornout,
kepuasan pekerjaan, dukungan rumah sakit terhadap keadaan kerja perawat.
Penelitian yang sama juga dilakukan Boya et al., (2008), yang menemukan bahwa
job insecurity terbukti ada dampak negatif pada kesehatan mental dan fisik dan
transformasi perawatan kesehatan di Turki yang meningkat akibat ancaman
ketidakamanan pekerjaan bagi banyak pekerja di sektor perawatan kesehatan.

Menurut penelitian yang dilakukan Vilma et al., (2015), mengungkapkan


bahwa dalam keadaan dilema etik, kepala perawat yang profesional membuat
keputusan berdasarkan kompetensi dan kepercayaan diri, kepemimpinan yang
terlibat langsung terhadap sikap masyarakat, sistem perawatan, dan juga
manajemen organisasi keperawatan menjadi masalah yang dihadapi. Masalah ini
meliputi kesenjangan antara harapan masyarakat dan peluang untuk diterapkan
manajemen keperawatan di organisasi keperawatan.

Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan Amestiasih (2015) terkait


dilema etik yang dirasakan perawat, timbul akibat kurangnya pengalaman,
pengetahuan dan informasi terkait tindakan DNR ( Do Not Resuscitate) yang tidak
adekuat informasinya dan mempengaruhi keefektifan pemberian perawatan yang
bermartabat. Kurang optimal dalam pengambilan keputusan terkait tingginya stres
dan kecemasan maupun faktor lingkungan, menjadi masalah yang dihadapi
perawat ( Chan, 2011).

Pelayanan keperawatan merupakan rangkaian tindakan yang unik dan


berbeda dengan pelayanan kesehatan yang diberikan dokter ataupun profesi lain,
dimana tindakan ini mengedepankan sikap kepedulian dan kasih sayang terhadap
klien (Perry, 2012). Kualitas layanan keperawatan berhasil apabila apa yang
menjadi kebutuhan, keinginan dan harapan pasien dapat terpenuhi (Nursalam,

3
2015) dan juga membutuhkan interaksi yang baik antara petugas dan pasien,
apabila pemberi layanan memberikan pelayanan dengan cara dan hasil yang baik,
dapat juga menimbulkan kesan yang baik pula (Tjiptono, 2011).

Menurut penelitian Direktorat Keperawatan dan PPNI tentang kegiatan


perawat, ditemukan 75% dari seluruh kegiatan pelayanan kesehatan adalah
kegiatan pelayanan keperawatan (Depkes 2011). Masalah yang sering terjadi
dalam pelayanan keperawatan seperti banyaknya perawat yang kurang ramah dan
kurang kesabaran dalam menghadapi pasien (Maulana, 2013). Adapun studi yang
dilakukan Lee & Yom (2007) menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara
kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat dan dokter sehingga mereka kembali
menggunakan jasa pelayanan rumah sakit.

Penelitian yang dilakukan Chahal (2008), menemukan bahwa kualitas


layanan perawat berhubungan secara signifikan terhadap kualitas pelayanan
secara keseluruhan yang terpenting untuk kepuasan antara lain ramah, memahami
kebutuhan pasien, memperlakukan pasien seperti keluarga dan kontrol diri.
Perawat yang profesional, ikhlas, sabar, ramah, amanah juga berpengaruh
terhadap kepuasan pasien terkait kualitas layanan yang didapatkan (Abdurrouf,
2013).

Kualitas pelayanan keperawatan merupakan tujuan utama bagi organisasi


kesehatan dengan memenuhi kebutuhan pasien melalui rasa peduli, empati,
bertanggung jawab, jujur, dan pembela sebagai landasan esensial (Mundakir,
2011). Kualitas pelayanan keperawatan dalam menjamin dan memberikan asuhan
keperawatan diperlukan adanya sikap profesionalisme (Alfian, 2013). Fenomena
yang sering terjadi yaitu tentang ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan rumah
sakit, karena disebabkan lamanya respon perawat terhadap bel pasien,
ketidaktepatan waktu pemberian obat – obatan dan suntikan
(www.kompasiana.com), selain itu, kasus perawat yang bekerja sambil bermain
handphone menunujukan sikap tidak profesional saat memberikan asuhan
keperawatan terhadap pasien (www.kompasiana.com).

4
Menurut penelitian yang dilakukan Ma’ruf (2018), kualitas pelayanan
yang baik dan sesuai di rumah sakit dapat menciptakan rasa puas pada pasien. Hal
yang sama dalam penelitian Pambudy (2016), mengungkapkan bahwa kepuasan
pasien terkait kualitas pelayanan yaitu tentang kenyamanan, keramahan dan
kecepatan pelayanan. Pencapaian kualitas pelayanan keperawatan yang dapat
memenuhi kepuasan pasien menuntut setiap perawat memiliki kompetensi sebagai
perawat professional (Meida & Gilny, 2009).
Peningkatan kualitas pelayanan terhadap pasien harus memperhatikan
manajemen perawatan pasien yang dikelola oleh dokter, perawat dan tenaga
kesehatan lainnya yang harus berkolaborasi, berkoordinasi, bekerja sama, saling
memberikan informasi dan mempunyai tujuan bersama yaitu kesembuhan pasien
(Tuti & Novita, 2016).
Dari uraian diatas, penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya
tentang dilema etik, sikap profesionalisme perawat terhadap kualitas layanan yang
diteliti oleh Vilma et al., (2015), terkait pengambilan keputusan dalam keadaan
dilema etik dan penelitian Burke et al., (2015), Boya et al., (2008) terkait
pengaruh dilema etik terhadap perawat, Ayise et al., (2007) terkait sikap
profesional, maka fokus penelitian ini yaitu meneliti tentang peran moderasi
dilema etik pada pengaruh profesionalisme perawat terhadap kualitas pelayanan
keperawatan pada perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga,
karena berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti menemukan bahwa
keluarga pasien sering meminta perawat untuk melakukan tindakan keperawatan
namun perawat sering menunggu keputusan dokter dan juga sering terlambat
dalam menjawab keluhan pasien atau keluarga. Adapun rumusan masalah yang
hendak diteliti yaitu (i) apakah ada pengaruh profesionalisme perawat terhadap
kualitas pelayanan keperawatan, (ii) apakah dilema etik mempengaruhi pengaruh
profesionalisme perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan.

Penelitian ini secara spesifik bertujuan untuk menguji: (i) bagaimana


pengaruh profesionalisme perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan, (ii)
bagaimana pengaruh profesionalisme perawat terhadap kualitas pelayanan
keperawatan dimoderasi oleh dilema etik di Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga.

5
Hasil yang diperoleh diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi,
masukan untuk Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga agar dalam merencanakan
program kegiatan kedepannya sesuai dengan yang dibutuhkan perawat dan juga
dijadikan sebagai bahan pengetahuan dan referensi untuk penelitian lebih lanjut
tentang peran moderasi dilema etik pada profesionalisme perawat terhadap
kualitas pelayanan keperawatan.

TELAAH PUSTAKA
Pelayanan di rumah sakit yang dilakukan perawat, sering mengalami
banyak masalah yang disebabkan oleh beban kerja yang berlebihan, stres kerja,
konflik kerja, ketidakamanan kerja dan pengaruh lingkungan kerja yang secara
keseluruhan menjadi penyebab dilema etik bagi perawat sehingga dalam
melaksanakan praktik keperawatan, perawat sering bertindak tidak profesional
dan menciptakan sikap kerja yang tidak sesuai dengan kompetensi perawat dan
hasilnya yaitu banyaknya keluhan dari pasien dan keluarga terhadap
ketidakpuasan dan ketidaknyamanan dalam pelayanan yang didapatkan dan juga
mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit dan kinerja pelayanan dari perawat.

Profesionalisme Perawat
Profesionalisme adalah sikap atau perilaku (behaviour) profesional yang
selalu berbasis pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan,
pelatihan dan pengalaman yang bersifat formal (pendidikan formal yang
menghasilkan ijasah atau bersertifikat), non-formal (pelatihan yang
diselanggarakan sewaktu-waktu), dan informal (melalui proses magang atau dari
pengalaman kerja (Awaluddin & Arifuddin, 2019). Profesionalisme juga diartikan
sebagai perilaku, cara dan kualitas yang menjadi ciri suatu profesi (Oerip dan
Utomo, 2012). Seseorang dikatakan profesional jika mempunyai keahlian untuk
melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya, melakasanakan satu tugas atau
profesi dengan menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan dan
menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi yang ditetapkan
(Fujianti, 2012).

6
Profesionalisme juga merupakan landasan sikap dan tindakan yang
didasarkan pada ilmu pengetahuan dan nilai-nilai profesi dalam
menyelenggarakan kegiatan dan pelayanan yang selalu mengutamakan
kepentingan publik (Dwiyanto, 2011:157). Selain itu, Saragih (2013) menyatakan
bahwa Profesionalisme perawat adalah kemampuan tenaga keperawatan
menggunakan kompetensinya untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara
baik dan benar dalam melaksanakan praktek keperawatan untuk kesejahteraan
manusia.

Dalam pelaksanaan praktek keperawatan, profesionalisme perawat


mengandung unsur yaitu unsur keahlian dan unsur panggilan, unsur kecakapan
teknik dan kematangan etika, unsur akal dan unsur moral (Herlambang, 2011).
Sering kali ditemui bahwa citra perawat di mata sebagian besar masyarakat
Indonesia saat ini belum terbangun dengan baik, karena disebabkan oleh nilai-
nilai profesionalisme perawat yang belum diaplikasikan dalam kegiatan pelayanan
keperawatan sehingga menyebabkan keluhan dari klien dan keluarga tentang
perilaku perawat yang tidak ramah, judes, dan bersikap kasar dalam melayani
klien (Dedi & Afiyanti, 2008). Hal ini juga mempengaruhi kepuasan pasien yang
timbul akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya dan dibandingkan
dengan apa yang diharapkannya (Pohan, 2007).

Dilema Etik
Dalam melakukan pelayanan keperawatan, sering terjadi dilema etik pada
perawat atau petugas kesehatan lainnya. Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap
proses pelayanan dan sangat membutuhkan perhatian oleh organisasi atau pihak
rumah sakit. Dilema etik menurut Gunz et al., (2002) adalah situasi dimana harus
memilih antara dua atau lebih tindakan yang relevan, tetapi bertentangan dengan
arahan etika dan hasilnya tidak menyenangkan. Dilema etik merupakan situasi
yang melibatkan konflik nilai-nilai atau kepercayaan tentang tindakan apa yang
benar atau yang terbaik namun dibatasi oleh aturan-aturan atau hukum yang ada (
Peluso et al., 2018). Dalam situasi seperti itu, konflik mungkin timbul di antara

7
keduanya dan setiap kemungkinan solusi untuk konflik dapat berisi hasil yang
tidak diinginkan untuk satu atau lebih pihak yang terlibat.

Dilema etik juga disebabkan oleh beban kerja dan stress kerja yang
dialami perawat yang mempengaruhi proses caring, proses perawatan yang adil,
standar organisasi, tindakan otonomi, kerahasiaan pasien, keamanan kerja perawat
(Shapira-Lishchinsky, 2010). Menurut Supardi (2007), beban kerja menjadi
penyebab terjadinya dilema etik. Munandar (2008) mengungkapkan bahwa
bertambahanya waktu perawatan pasien, kondisi pasien yang selalu berubah,
keinginan berprestasi kerja dan tuntutan pekerjaan yang tinggi serta jumlah
perawat yang tidak seimbang dengan jumlah pekerjaan yang harus dilakukan
dapat memicu terjadinya stres kerja dan dilema etik pada perawat.

Selain itu, dilema etik dapat menyebabkan perawat merasakan


ketidakamanan kerja akibat dilema yang dialaminya. Ketidakamanan kerja atau
job Insecurity merupakan perbedaan antara tingkat keamanan seseorang
mengalami dan tingkat yang disukai (Laine et al., 2009). Hal yang harus
diperhatikan dalam mengatasi terjadinya dilema etik yaitu terkait prinsip etika.
Prinsip-prinsip etika menurut Suryadi (2009) adalah etika yang berfungsi sebagai
dasar yang bersifat kritis yang bersumber pada empat kaidah dasar yaitu otonomi,
berbuat baik (benefience), tidak merugikan (non maleficience), keadilan (justice).

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dilema etik yang
dialami dan dirasakan oleh perawat karena berbagai masalah yang dihadapi
misalnya beban kerja yang berlebihan, stres kerja, konflik kerja, ketidakamanan
kerja, dan pengaruh lingkungan kerja berpengaruh dalam profesionalisme perawat
terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang dirasakan oleh pasien maupun
keluarga pasien.
Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat di Rumah Sakit kepada
setiap pasien akan berpengaruh pada proses kecepatan kesembuhan bagi para
pasien. Kualitas pelayanan merupakan aspek dalam rangka menciptakan kepuasan
pasien dengan melakukan sebuah tindakan yang menjadi tanggung jawab rumah

8
sakit (Eka Trisnawati, 2017). Selain itu kualitas pelayanan tercapai jika adanya
kecepatan tindakan dan kesembuhan pasien serta kepuasan pasien dalam
memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan diharapkan (Radito, 2014).
Peningkatan kualitas pelayanan, baik kompetensi teknis yang dimiliki oleh
perawat maupun dokter dalam penyelenggaran pelayanan medik dalam
memberikan pelayanan dengan kepedulian dan kesabaran sangat dipercayai dan
menjadi harapan pasien (Moh Yunus, 2018).
Berdasarkan Keputusan Menpan Nomor 63 Tahun 2004 tentang
pelayanan publik yang menyatakan asas–asas pelayanan sebagai berikut:
Transparansi yaitu bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak
yang membutuhkan dan disediakan secara layak serta mudah dimengerti,
akuntabilitas yaitu dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, kondisional yaitu sesuai dengan kondisi dan
kemampuan pemberi dan penerima pelayanan, partisipatif yaitu dalam
penyelenggaraan pelayanan publik, mendorong masyarakat ikut berperan dengan
memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat. Kesamaan hak yaitu
tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, gender, dan
status ekonomi dan juga keseimbangan hak dan kewajiban.
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Profesionalisme Perawat Terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan

Profesionalisme perawat merupakan sikap, nilai,


pengetahuan,kepercayaan, dan keterampilan yang umum diantara kelompok
profesional yang terkait dengan peran profesional yang dimilki dalam profesi
keperawatan (Yazdannik et al, 2012). Penelitian yang dilakukan Ramlibidullah
(2010) menjelaskan bahwa target kepuasan terkait kualitas pelayanan keperawatan
belum sesuai karena dipengaruhi sikap dan perilaku perawat yang tidak sesuai
harapan.
Menurut penelitian Wulandari (2012), menjelaskan bahwa profesionalisme
perawat dalam tindakan layanan keperawatan sangat puas dirasakan pasien,

9
namun situasi dan kondisi lingkungan berpengaruh negatif terhadap kualitas
pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat. Hal ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan Napitupulu (2012) bahwa komunikasi perawat yang
tidak terjaga saat melakukan tindakan terhadap pasien berpengaruh negatif
terhadap kekuatan negatif pikiran dan ketakutan pasien.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya Profesionalisme Perawat dapat berpengaruh positif terhadap
kualitas pelayanan keperawatan. Dengan demikian hipotesis pertama diusulkan
sebagai berikut:
H1: Profesionalisme Perawat Berpengaruh Positif Signifikan
Terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan

Dilema Etik Menyebabkan Pengaruh Profesionalisme Perawat Terhadap


Kualitas Pelayanan Keperawatan Rendah

Dilema etik sering terjadi dalam situasi yang dirasakan dalam suatu
pekerjaan yang mempengaruhi perawat dalam melakukan tindakan. Menurut
penelitian Setiani (2018) menyatakan bahwa dilema etik yang dialami oleh tenaga
kesehatan baik perawat maupun bidan berpengaruh negatif pada profesionalisme
baik sikap maupun tindakan dalam melakukan praktik keperawatan. Adapun
penelitian yang dilakukan Pratama (2016), menjelaskan bahwa dilema yang
dirasakan perawat terkait kehidupan kerjanya juga berpengaruh negatif terhadap
perilaku dan kualitas layanan. Dilema etik terkait ketidakamanan kerja perawat
juga berpengaruh negatif terhadap kualitas layanan yang diberikan (Woran et al.,
2018).

Menurut penelitian yang dilakukan Morika (2017) kualitas layanan dapat


dipengaruhi oleh kondisi dilema terkait jenis pekerjaan dan tindakan keperawatan
yang dilakukan seorang tenaga medis. Kualitas layanan yang diperoleh pasien
ketika dirawat di rumah sakit kadang tidak optimal. Menurut penelitian Amalia
(2017) dilema terkait banyaknya kerja juga berpengaruh negatif terhadap sikap
dan kualitas layanan seorang perawat terhadap pasien yang tidak optimal.

10
Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya dilema etik yang dialami perawat menyebabkan profesionalisme
perawat berpengaruh positif terhadap kualitas pelayanan keperawatan. Dengan
demikian hipotesis kedua diusulkan sebagai berikut:
H2: Dilema Etik Yang Tinggi Menyebabkan Profesionalisme Perawat
Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan

Model Penelitian

Profesionalisme Kualitas Pelayanan

Perawat Keperawatan

X1 Y

Dilema Etik
X2

Gambar 1. Model Penelitian


Keterangan:

X1 :Profesionalisme Perawat

X2: Dilema etik sebagai variabel moderasi

Y : Kualitas pelayanan keperawatan.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif
dengan jenis eksplanatif karena ingin menguji hipotesis mengenai peran moderasi
dilema etik pada pengaruh profesionalisme perawat terhadap kualitas Pelayanan

11
Keperawatan. Tujuan penelitian ini yaitu menunjukan pengaruh antar variabel,
menguji teori, dan mencari simpulan yang mempunyai nilai prediktif (Sugiyono,
2011).

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini yaitu tenaga kebidanan dan tenaga
keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga, dan sampel dalam
penelitian ini yaitu bidan dan perawat pelaksana. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah purposive sampling yang merupakan pengambilan
sampel yang dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan peneliti
(Ferdinand, 2013). Adapun kriteria perawat yang akan dijadikan sampel dalam
penelitian ini yaitu perawat yang sudah bekerja lebih dari 6 bulan, berjenis
kelamin laki-laki dan perempuan, usia minimal 25 tahun, pendidikan minimal D3
Keperawatan atau kebidanan. Untuk penentuan jumlah sampel dalam penelitian
ini adalah berdasarkan metode Slovin sebagai alat ukur untuk menghitung ukuran
sampel karena jumlah populasi yang diperkirakan lebih dari 100 responden dan
jumlah perawat Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga sebanyak 202 orang, maka
dalam penelitian ini untuk lebih jelas sampel yang dipilih menggunakan rumus
Slovin yang dikemukanan oleh Bungin (2010) yaitu:

N
n=
1 + N.e2

Keterangan:

n = Jumlah elemen / anggota sampel

N = Jumlah elemen / anggota populasi

e = Error level (tingkat kesalahan) (catatan: Dapat dipilih oleh peneliti, umumnya
digunakan 1 % atau 0,01, 5 % atau 0,05, dan 10 % atau 0,1).

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dengan menggunakan rumus Slovin, ukuran


sampel dapat dihitung sebagai berikut:

202

12
n= = 101
1 + (202) x (0,1)2

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


Penelitian ini menggunakan pengukuran terhadap tiga variabel yaitu
pengaruh profesionalisme perawat, kualitas pelayanan keperawatan dan dilema
etik sebagai variabel moderasi dengan data yang diambil secara langsung oleh
peneliti. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Variabel penelitian dan definisi operasional variabel


Variabel Definisi Operasional Sub Variabel Indikator
Penelitian Variabel

Profesionalisme Profesionalisme Dedikasi a. Dedikasi pribadi


merupakan tanggung b. Persepsi terhadap dedikasi rekan
Perawat
jawab untuk bertindak kerja
(X) lebih dari sekedar Kewajiban Sosial a. Tujuan pekerjaan
memenuhi tanggung a. Persepsi orang lain
jawab diri sendiri maupun
Kemandirian a. Kesempatan membuat keputusan
ketentuan hukum dan
a. Wewenang kepala perawat
peraturan masyarakat
Keyakinan terhadap a. Standar perilaku perawat
(Arens et al., 2008).
a. Standar pekerjaan dalam organisasi
Peraturan
Profesional
a. Kuantitas pekerjaan
Afiliasi Komunitas b. Intensitas pertemuan organisasi
Professional

Situasi dimana harus Etika Profesi a. Asuhan keperawatan


memilih antara dua atau b. Nilai keperawatan
Dilema Etik
lebih tindakan yang
(X2) a. Berkata jujur
relevan, tetapi
b. Kepercayaan klien
bertentangan dengan Hubungan Perawat
Dengan Klien c. Membagi perhatian
arahan etika dan hasilnya
d. Pemberian Informasi

13
tidak menyenangkan a. Perbedaan pandangan dalam
untuk satu orang atau pemberian praktik pengobatan
Hubungan Perawat
lebih (Gunz et al., (2002) b. Konflik peran perawat
Dengan Sejawat dan
c. Kesulitan pekerjaan
Dokter

a. Otonomi
b. Keadilan
Pengambilan
Keputusan c. Kejujuran
d. Kerahasiaan
Kualitas Merupakan aspek dalam Bukti Fisik a. Penampilan perawat
b. Kelengkapan fasilitas
Pelayanan rangka menciptakan
kepuasan pasien dengan
Keperawatan
melakukan sebuah Empati a. Kepedulian perawat
b. Perhatian perawat
(Y) tindakan yang menjadi
tanggung jawab rumah
sakit Daya Tanggap a. Kecepatan daya tanggap
b. Kesigapan perawat
(Eka Trisnawati, 2017) Kehandalan a. Kemampuan perawat

Jaminan a. Kompetensi perawat


b. Kesopanan perawat
c. Kredibilitas perawat

Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan teknik
penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden (Perawat dan bidan di
ruang bangsal) karena sampel yang ditentukan dapat dijangkau secara personal
dan mudah ditemui. Kuesioner yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan
data, berisikan item pernyataan-pernyataan yang dikembangkan untuk mengukur
variabel-variabel yang diteliti. Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
skala likert, yang mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang
dirinya atau kelompok orang yang berhubungan dengan suatu hal (Silalahi,
2009:229) dengan analisis berupa pemberian skor (1) Sangat tidak setuju, (2)

14
Tidak setuju, (3) Netral, (4) Setuju, (5) Sangat setuju, yang akan diolah dengan
pengujian-pengujian sebagai berikut:
Uji Kualitas Data
Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan sesuatu instrumen (Arikunto, 2002: 144). Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data
dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dapat digunakan dalam menguji kemampuan suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukurannya diulangi dua kali atau lebih
(Sugiyono, 2004). Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran
dan hasilnya. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
tekhnik Formula Alpha Cronbach dan dengan menggunakan program SPSS 22.0
for windows.

Uji Asumsi klasik


Dalam menggunakan metode regresi linear berganda, terlebih dahulu
dilakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian ini mencakup uji normalitas, uji
heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas, untuk menginterprestasikan data agar
lebih relevan dalam menganalisis dan mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi
(Purwoto dan Wahyuni, 2009:127-131) :

Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan agar data terdistribusi normal, dan apakah dalam
model regresi, variabel dependen, variabel independen keduanya memiliki
distribusi normal atau tidak. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov Test. Residual berdistribusi normal jika memiliki nilai
signifikansi > 0,05 (Ghozali, 2012).

15
Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji
Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2012). Untuk
menguji multikolinieritas, dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya
variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance >10 dan nilai VIF <10, maka
dapat disimpulkan data bebas dari gangguan multikolinieritas.

Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Pengujian ini dapat dilakukan dengan uji grafik scatterplot, uji park, uji
glejser dan uji white. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan Grafik
Scatterplot dengan melihat apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas, dan uji Glejser, jika memiliki nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung
heterokedastisitas (Ghozali, 2012).

Uji Hipotesis
Analisis Regresi Moderasi (Moderating Regresion Analysis)
Penelitian ini terdiri dari satu variabel independen, satu variabel dependen,
dan satu variabel moderasi. Karena itulah digunakan moderating regression
analysis. Analisis tersebut digunakan untuk melihat apakah variabel pemoderasi
(X2) mempengaruhi pengaruh antara variabel X1 yaitu suatu variabel yang
menekan atau menerangkan variabel lainnya dan disebut sebagai variabel bebas
(independen variabel) terhadap variabel Y (variabel dependen/ terikat) yaitu: suatu
variabel yang ditentukan atau diterangkan oleh variabel lainnya dari variabel ini
disebut dengan variabel tidak bebas (dependen variabel). Pengaruh ini selanjutnya
dapat digunakan untuk mencari pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y,
kemudian melihat apakah variabel (X2) mempengaruhi hubungan antara variabel

16
X1 terhadap Y. Moderating Regression Analysis dinyatakan dalam persamaan
sebagai berikut :

Persamaan : a + b1X1 + b2X2 + b3X1X2 + e

Y = Nilai yang diramalkan


a = Konstansta
b1 = Koefisien regresi untuk X1
b2 = Koefisien regresi untuk X2
b3 = Koefesien variabel moderasi
X1 = Variabel bebas pertama
X2 = Variabel Moderasi
X1X2= Interaksi
e = Nilai Residu
Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Dalam penelitian ini untuk menguji model dapat mengunakan alat uji
dalam SPSS yang disebut uji F. Uji F dikenal dengan uji Anova atau uji serentak
atau secara simultan. Uji F dapat dicari dengan membandingkan F hitung dengan
F tabel, jika F hitung> F table maka Ho di tolak dan Ha diterima.

Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)


Dalam penelitian ini selain menggunakan Uji F dalam melihat kelayakan
model dapat pula kita menggunakan pengukuran yang lain, yaitu Uji T. Uji T
dapat dilakukan dengan cara membandingkan T hitung dengan T tabel. Jika T
hitung> T tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antar nol sampai satu (0<R²<1). Nilai R² yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi ariasi variabel dependen.

17
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Sejarah dan Letak Geografis Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga
Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga merupakan rumah sakit milik
pemerintah kota Salatiga. Kota salatiga sendiri secara geografis terletak ditengah-
tengah kabupaten Semarang yang jaraknya 47 km dari kota Semarang, 53 km dari
kota Solo dan 100 km dari kota Yogyakarta. Untuk letak Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Salatiga yaitu berada di wilayah kelurahan Mangunsari Kecamatan
Sidomukti kota Salatiga, yang berdiri diatas tanah pemerintah seluas 33.600 m2
ditambah dengan fasilitas bangunan induk sebesar 16.000 m2.

Pada tahun 1978 RSUD Salatiga dengan bangunannya masih menumpang


di RS DKT dan merupakan rumah sakit tipe D. Kemudian pada tahun 1981
gedung baru RSUD Salatiga mulai dibangun di Jl. Osamaliki No.19 dan pada
tanggal 01 Mei 1983 RSU salatiga mulai menempati gedung yang baru. Pada
tahun 1988 RSU dari tipe D mendapat SK menjadi RSU tipe C. Rumah sakit ini
ditetapkan sebagai rumah sakit unit swadana daerah sejak 1 April 1995. Tahun
2008 RSUD salatiga mengalami peningkatan kelas RS dari tipe C menjadi kelas B
pendidikan sampai sekarang. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga ini sangat
mudah jangkauannya baik dengan kendaraan sendiri maupun umum karena yang
letaknya cukup strategis.

Deskripsi Responden Penelitian


Responden dalam penelitian ini adalah petugas kesehatan yaitu perawat
dan bidan pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap yang meliputi 10 ruang
bangsal yaitu ruang Angrek, Melati, ICU, Teratai I, Pavilium 2 dan 3, dan
Flamboyan I, II, III dan IV. Jumlah petugas kesehatan yaitu tenaga keperawatan
sebanyak 197 orang dan 45 orang tenaga kebidanan (bppsdmk.kemkes). Selain
itu, petugas kesehatan ini juga bekerja sama dengan dokter, resepsionis, pegawai
administrasi, apotik, laboratorium dan juga bagian service untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan prosedur saat sedang bekerja. Selanjutnya data
penelitian sendiri diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner secara langsung

18
kepada kepala ruangan yang kemudian dibagikan ke semua perawat dan bidan
yang ada di ruangan tersebut dan alat yang digunakan yaitu alat tulis berupa
ballpoint. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 1 bulan yaitu bulan oktober
sampai november tahun 2019. Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan 112
kuesioner dan sejumlah 100 kuesioner yang bisa digunakan sebagai data
penelitian. Adapun penyebaran kuesionernya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Rincian Penyebaran Kuesioner

Keterangan Jumlah Presentase (%)

Total kuesioner yang dibagikan 112 100%

Total kuesioner yang tidak kembali 12 11%

Total kuesioner yang tidak lengkap - -

Total kuesioner yang bisa digunakan 100 89%

(Sumber : Data Primer diolah tahun 2019)

Hasil Penelitian
Karakteristik Umum Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini terbagi dalam profil
responden berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir dan masa
kerja. Adapun karakteristik umum responden tersebut akan dijelaskan dalam tabel
berikut:

Tabel 3.Karakteristik Umum Responden

No Keterangan Jumlah Presentase

1. Jenis Kelamin
 Laki-laki 11 11%
 Perempuan 89 89%
Jumlah 100 100%
2. Usia

19
 <30 33 33%
 31–40 44 44%
 41–50 20 20%
 >50 3 3%
Jumlah 100%

3. Tingkat Pendidikan Terakhir


 D3 Kebidanan 7 7%
 D3 Keperawatan 67 67%
 S1 Keperawatan + Ners 26 26%
Jumlah 100 100%
4. Masa Kerja
 < 5 Tahun 21 21%
 >5 Tahun 79 79%
Jumlah 100 100%
(Sumber : Data primer diolah tahun 2019)
Berdasarkan tabel diatas maka karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin dalam penelitian ini didominasi oleh perempuan (89%). Gambaran
seperti ini banyak ditemukan di semua rumah sakit. Seperti diketahui, pekerjaan
perawat masih banyak diminati oleh perempuan dibandingkan laki-laki karena
keperawatan identik dengan sifat perempuan yang lebih sabar, lemah lembut dan
peduli (Yanti & Warsito, 2013). Selain itu juga dilihat saat pengumpulan
kuesioner oleh peneliti bahwa dalam setiap ruangan yang jumlah tenaga
kesehatannya kurang lebih 12 sampai 14 orang didominasi juga oleh perempuan
dan juga tidak menutup kemungkinan untuk laki-laki dalam melakukan
pekerjaannya sebagai seorang perawat, yang dapat dilihat pada tabel 3 diatas.

Dilihat dari usia, sebagian besar responden (43%) berusia antara 32


sampai 41 tahun. Usia terendah 22 tahun sedangkan usia tertinggi 51 tahun.
Dalam hal usia, sebagian besar perawat termasuk berusia muda karena hampir
80% berusia dibawah 40 tahun. Ini karena tugas perawat sangat berat tidak hanya
mengurusi pasien tetapi juga harus melakukan administrasi, pengambilan obat dan
mengantar pasien yang dituntut dalam pekerjaannya. Selain itu, perawat biasanya

20
juga harus berganti shift baik shift pagi, siang maupun malam. Hal ini
membutuhkan tenaga dan kesehatan fisik yang baik dan cocok untuk perawat usia
muda. Sedangkan perawat yang usianya tua atau berusia 50 tahun ke atas,
biasanya bekerja pada shift pagi atau siang dan mendapatkan posisi sebagai kepala
ruangan. Dalam penelitian Farida (2011) mengatakan bahwa semakin
bertambahnya usia maka semakin bersikap energik atau memiliki kecepatan
dalam pelayanan dan juga masih bisa mengontrol emosi, bersikap sabar dan lebih
dewasa dalam bertindak.

Selanjutnya untuk karakteristik pendidikan terakhir ditemui bahwa


pendidikan D3 Keperawatan masih lebih dominan dari S1 Keperawatan + Ners
dan D3 Kebidanan. Hal ini juga sangat berpengaruh pada sikap dan tindakan dari
petugas kesehatan tersebut dalam melakukan asuhan keperawatan. Menurut
penelitian Suarli (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seorang
perawat berpengaruh terhadap pengetahuan, kemampuan intelektual dan sikap
perawat itu sendiri dalam bekerja. Untuk karakteristik responden berdasarkan
masa kerja dalam penelitian ini terbagi lagi menjadi dua tingkatan yaitu, masa
kurang dari 5 tahun dan lebih dari 5 tahun. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa
masa kerja lebih dari 5 tahun paling dominan yang artinya petugas kesehatan
tersebut sudah memiliki pengalaman dalam bekerja. Hal ini juga didukung oleh
penelitian Mochtar et.al (2013) yang menyatakan bahwa masa kerja yang lama
akan cenderung membuat pekerja betah pada pekerjaannya dan juga tetap merasa
nyaman dalam lingkungan dimana mereka bekerja.

Uji Validitas
Dalam penelitian ini pengujian validitas digunakan untuk memperlihatkan
apakah kuesioner yang digunakan sudah valid atau tidak, untuk mengetahui valid
atau tidaknya hasil dari pengujian yaitu jika r-hitung lebih besar dari r-tabel
(0,195) maka kuesioner dinyatakan valid dan sebaliknya jika r-hitung lebih kecil
dari r-tabel (0,195) maka kuesioner dinyatakan tidak valid. Adapun rangkuman
dari uji validitasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

21
Tabel 4.Hasil Uji Validitas

22
Variabel Item rhitung rtabel 5% (100) Hasil
Profesionalism x1.1 0,602 0,195 Valid
e Perawat (x1)
x1.2 0,386 0,195 Valid
x1.3 0,453 0,195 Valid
x1.4 0,661 0,195 Valid
x1.5 0,736 0,195 Valid
x1.6 0,732 0,195 Valid
x1.7 0,692 0,195 Valid
x1.8 0,659 0,195 Valid
x1.9 0,641 0,195 Valid
x1.10 0,543 0,195 Valid
x1.11 0,667 0,195 Valid
x1.12 0,544 0,195 Valid
x1.13 0,602 0,195 Valid
x1.14 0,605 0,195 Valid
x1.15 0,607 0,195 Valid
x1.16 0,554 0,195 Valid
x1.17 0,767 0,195 Valid

Dilema Etik
(x2) x2.1 0,234 0,195 Valid
x2.2 0,403 0,195 Valid
x2.3 0,327 0,195 Valid
x2.4 0,318 0,195 Valid
x2.5 0,472 0,195 Valid
x2.6 0,451 0,195 Valid
x2.7 0,542 0,195 Valid
x2.8 0,311 0,195 Valid
x2.9 0,167 0,195 Tidak Valid
x2.10 0,397 0,195 Valid
x2.11 0,269 0,195 Valid
x2.12 0,409 0,195 Valid
x2.13 0,534 0,195 Valid
x2.14 0,309 0,195 Valid
x2.15 0,539 0,195 Valid
x2.16 0,402 0,195 Valid
x2.17 0,427 0,195 Valid
x2.18 0,513 0,195 Valid
x2.19 0,368 0,195 Valid
x2.20
23
0,624 0,195 Valid
x2.21 0,384 0,195 Valid
x2.22 0,286 0,195 Valid
( Sumber : Data primer diolah tahun 2019)

Berdasarkan tabel 4 hasil uji validitas menunjukkan bahwa terdapat 4


pernyataan yang tidak valid dan 60 pernyataan yang valid pada kuesioner
dikarenakan r-hitung lebih besar dari r-tabel. Variabel yang tidak valid diprediksi
karena isi pernyataan kurang menarik lebih dalam bagi responden untuk
menjawab pada pernyataan nomor 9 pada indikator hubungan perawat dengan
klien dan adanya keraguan bagi responden untuk menjawab pada pernyataan
nomor 25, 26 dan 27 pada indikator pengambilan keputusan dalam variabel
dilema etik. Untuk kuesioner yang valid tersebut maka akan dilakukan pengujian-
pengujian selanjutnya untuk mendukung penelitian ini, sedangkan untuk
pernyataan yang tidak valid di hapus.

Uji Reliabilitas
Dalam suatu penelitian pengujian reliabilitas dikatakan baik jika hasil
pengukurannya lebih besar dari nilai cronbach alpha. Hasil pengujian reliabilitas
dalam penelitian ini diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,887 untuk variabel
Profesionalitas Perawat, 0,786 untuk variabel dilema etik , dan 0,865 untuk
variabel Kualitas Pelayanan Keperawatan, sehingga dari ketiga variabel tersebut
dikatakan reliabel karena nilainya lebih besar dari nilai cronbach alpha itu sendiri
yaitu 0,6. Hasil ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 5.Hasil Uji Reliabilitas


Variabel Alpha Cronbach

Profesionalisme Perawat 0,887

Dilema Etik 0,786

Kualitas Pelayanan Keperawatan 0,865

Statistik Deskriptif
Deskripsi Variabel

24
Untuk mengetahui jawaban responden terhadap variabel profesionalisme
perawat, dilema etik, dan kualitas pelayanan keperawatan, maka digunakan
deskripsi variabel. Analisis ini menggunakan analisis indeks untuk mendapatkan
gambaran jawaban responden mengenai variabel-variabel yang diteliti, maka
akan didasarkan pada nilai skor rata-rata (indeks) yang dikategorikan ke dalam
rentang skor berdasarkan perhitungan three box method (Ferdinand, 2006).

Batas atas rentang skor : (%F*5) / 5 = (100*5)/5 = 100

Batas bawah rentang skor : (%F*1) / 5 = (100*1)/5 = 20

Angka indeks yang dihasilkan menujukkan skor 20 – 100, dengan rentang


sebesar 80. Dengan menggunakan three box method, maka rentang 80 dibagi
menjadi tiga bagian, sehingga menghasilkan rentang untuk masing-masing bagian
sebesar 26,66, dimana akan digunakan sebagai daftar interpretasi indeks sebagai
berikut:

20,00 – 46,66 : Interpretasi Rendah

46,67 – 73,33 : Interpretasi Sedang

73,34 – 100 : Interpretasi Tinggi

Teknik skoring yang digunakan dalam penelitian ini adalah minimal 1 dan
maksimal 5, maka rumus yang digunakan dalam perhitungan indeks jawaban
responden adalah sebagai berikut:

Nilai Indeks = ((%F1*1)+ (%F2*1) + (%F3*1) + (%F4*1) + (%F5*1)) / 5

Keterangan:

F1 : Frekuensi responden yang menjawab 1


F2 : Frekuensi responden yang menjawab 2
F3 : Frekuensi responden yang menjawab 3
F4 : Frekuensi responden yang menjawab 4
F5: Frekuensi responden yang menjawab 5

25
Tabel 6.Nilai Index dan Persepsi Responden
Variabel Nilai Index Persepsi responden

Profesionalisme Perawat 82,76 Tinggi

Dilema Etik 75,02 Tinggi

Kualitas Pelayanan Keperawatan 81,29 Tinggi

Sumber : Data Primer diolah, 2020

Dari tabel 6 diatas nampak hal-hal sebagai berikut:

- Hasil perhitungan nilai indeks untuk variabel Profesionalisme Perawat


menunjukkan bahwa variabel ini memiliki nilai indeks 82,76 sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut dipersepsikan tinggi oleh
responden. Artinya menurut responden, hal ini menunjukan bahwa dalam
melakukan tugas dan pelayanannya perawat selalu bersikap profesional
terhadap pekerjaannya.
- Hasil perhitungan nilai indeks untuk variabel Dilema Etik menunjukkan
bahwa variabel ini memiliki nilai indeks 75,02 sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel tersebut dipersepsikan tinggi oleh responden. Hal ini
menunjukan bahwa dilema etik terjadi pada perawat karena dalam
melakukan tugas dan pelayanannya dipengaruhi oleh tuntutan kerja dan
cara pandang dari pasien atau keluarga pasien yang mengharuskan perawat
melakukan tindakan keperawatan yang cepat sedangkan tindakan tersebut
diluar wewenangnya perawat.
- Hasil perhitungan nilai indeks untuk variabel Kualitas Pelayanan
Keperawatan menunjukkan bahwa variabel ini memiliki nilai indeks 81,29
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut dipersepsikan tinggi
oleh responden. Artinya kualitas pelayanan keperawatan merupakan hasil
yang diharapkan oleh setiap perawat dalam melakukan tugas dan
pelayanannya.

26
Untuk nilai indeks dan persepsi responden tiap variabel, dapat dilihat pada
penjelasan dibawah ini.

Statistik Deskriptif Profesionalisme Perawat (X1)


Variabel profesionalisme perawat (X1) pada penelitian ini diukur dengan
lima indikator. Untuk hasil jawaban analisis indeks skor mengenai jawaban
responden terkait variabel profesionalisme perawat yang diolah dengan SPSS
Versi 22, disajikan sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Statistik Profesionalisme Perawat (X1)
No. Indikator Skor Jumlah* Indeks** Kategori
1 2 3 4 5
1. Dedikasi 18 36 240 106 1634 81,7 Tinggi
(4 Pernyataan)
2. Kewajiban Sosial 28 215 157 1729 86,45 Tinggi
(4 Pernyataan)
3. Kemandirian 1 11 45 188 55 1185 79 Tinggi
(3 Pernyataan)
4. Keyakinan Terhadap 6 203 71 1239 82,60 Tinggi
Peraturan
profesional
(3 Pernyataan)
5. Afiliasi Komunitas 25 189 86 1261 84,07 Tinggi
Profesional
(3 Pernyataan)
Jumlah 413,82

Rata-rata*** 82,76 Tinggi

Sumber: Data Primer diolah Tahun 2020


Keterangan:
Keterangan:
* : Akumulasi frekuensi jawaban dikali skor masing-masing
** : Jumlah * dibagi dengan 5 (tingkat skor)
*** : Akumulasi nilai indeks (**) semua pernyataan dibagi jumlah indikator

27
Berdasarkan tabel 8 di atas diketahui bahwa nilai rata-rata indeks untuk
variabel profesionalisme perawat sebesar 82,76 dan dikategorikan tinggi. Artinya
menurut responden, profesionalisme perawat sangat penting perannya bagi
petugas kesehatan. Berdasarkan Indikator, kewajiban sosial termasuk indeks
tertinggi dengan nilai sebesar 86,45. Ini menunjukkan bahwa perawat atau bidan
dianggap mampu melaksanakan kewajiban sosialnya dalam bekerja.

Statistik Deskriptif Dilema Etik (X2)


Variabel dilema etik (X2) pada penelitian ini diukur dari empat indikator
dan mengenai variabel dilema etik, hasil jawaban analisis indeks skor jawaban
responden disajikan sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Statistik Deskriptif Dilema Etik (X2)
No. Indikator Skor Total Indeks** Kategori
Skor*
1 2 3 4 5
1. Etika Profesi 4 60 58 317 261 2871 82,02 Tinggi
(7 Pernyataan )

2. Hubungan 3 69 205 83 1448 72,4 Sedang


Perawat dengan
Klien
(4 Pernyataan )
3. Hubungan 12 60 235 370 122 2927 73,17 Sedang
Perawat dengan
Sejawat dan
Dokter
(8 Pernyataan)

4. Pengambilan 20 31 96 185 68 1450 72,5 Sedang


Keputusan
(4 Pernyataan )
Jumlah 300,09

Rata-rata*** 75,02 Tinggi

Sumber: Data Primer diolah Tahun 2020

28
Keterangan:
* : Akumulasi frekuensi jawaban dikali skor masing-masing
** : Jumlah * dibagi dengan 5 (tingkat skor)
*** : Akumulasi nilai indeks (**) semua pernyataan dibagi jumlah indikator

Berdasarkan tabel 7 di atas diketahui bahwa nilai rata-rata untuk variabel


dilema etik sebesar 75,02 dan dikategorikan tinggi. Artinya menurut responden,
dilema etik terjadi dan dialami atau dirasakan oleh responden yaitu tenaga
kesehatan baik perawat maupun bidan. Berdasarkan indikator, etika profesi
termasuk indeks tertinggi dengan nilai sebesar 82,02. Hal tersebut menunjukkan
bahwa perawat atau bidan dianggap mampu menjaga etika profesinya.

Statistik Deskriptif Kualitas Pelayanan Keperawatan (Y)

Variabel kualitas pelayanan keperawatan (Y) dalam penelitian ini, diukur


dari lima indikator dan mengenai variabel kualitas pelayanan keperawatan, hasil
jawaban analisis indeks skor jawaban responden disajikan sebagai berikut:

Tabel 9. Hasil Statistik Kualitas Pelayanan Keperawatan (Y)


No. Indikator Skor Total Indeks* Kategori
Skor* *
1 2 3 4 5
1. Bukti Fisik 5 104 90 881 88,1 Tinggi
(2 Pernyataan)
2. Empati 1 20 206 62 1196 79,73 Tinggi
(3 Pernyataan)
3. Daya Tanggap 1 19 42 443 95 2412 80,4 Tinggi
(6 Pernyataan)
4. Kehandalan 3 11 54 343 89 2004 80,16 Tinggi
(5 Pernyataan)
5. Jaminan 3 9 76 239 73 1570 78,5 Tinggi
(4 Pernyataan)
Jumlah 406,49

29
Rata-rata*** 81,29 Tinggi

Sumber: Data Primer diolah Tahun 2020


Keterangan:
* : Akumulasi frekuensi jawaban dikali skor masing-masing
** : Jumlah * dibagi dengan 5 (tingkat skor)
*** : Akumulasi nilai indeks (**) semua pernyataan dibagi jumlah indikator

Berdasarkan tabel 9 di atas diketahui bahwa nilai rata-rata untuk variabel


kualitas pelayanan keperawatan sebesar 81,29 dan termasuk dalam kategori tinggi.
Artinya menurut responden, kualitas pelayanan keperawatan sangat penting bagi
mereka. Berdasarkan indikator, bukti fisik termasuk indeks tertinggi dengan nilai
sebesar 88,1. Ini menunjukan bahwa perawat atau bidan menunjukkan bahwa
bukti fisik memiliki peran tinggi dalam menentukan kualitas pelayanan
keperawatan kepada mayarakat.

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Uji normalitas, dilakukan dengan menggunakan pendekatan Uji
Kolmogorov Smirnov (Ghozali, 2011: 160). Data penelitian memenuhi sebaran
normal jika nilai signifikan sebesar 0,100 > 0,05. Untuk hasil uji normalitas dapat
dilihat pada tabel 10 di bawah ini.

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas

30
Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2020
Dari hasil tabel diatas, menunjukkan bahwa uji normalitas dengan
Kolmogorov-Smirnov Test statistik 0,069 dan Asymp.sig sebesar 0,200 lebih
besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.

Gambar 2. Uji Normalitas Probability Plot


Berdasarkan output “Charts” di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik ploting
yang terdapat pada gambar diatas mengikuti dan mendekati garis diagonalnya.
Oleh karena itu, disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.

Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah
didalam model persamaan regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas atau
tidak (Ghozali, 2011: 105). Pengujian ini dapat dilihat dari Variation Inflation
Factor (VIF). Jika nilai dari VIF < dari 10 dan nilai tolerence > 0,1, maka artinya
tidak terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel
11 di bawah ini.

31
Tabel 11. Hasil Uji Multikolinearitas

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada variabel bebas tidak terdapat


masalah multikolinieritas atau tidak ada variabel bebas yang menunjukan nilai
Tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF lebih dari 10. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa dalam model regresi tidak ada multikolinieritas antar variabel independen.

Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah kesamaan residual untuk
semua pengamatan pada model regresi linear. Jika terjadinya ketidaksamaan
varian dari error untuk semua pengamatan variabel bebas, maka disebut
heteroskedastisitas dan jika sama disebut homoskedastisitas (Ghozali, 2011: 139).
Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05, jika korelasi antara variabel
independen dengan residual didapat signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 2 dan tabel 12 di bawah
ini.

32
Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Gambar Scatterplots
Dari gambar 3 diatas, terlihat bahwa secara acak titik-titik tersebut
menyebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan model regresi ini sudah baik dan layak dipakai karena tidak terjadi
heteroskedastisitas.

Tabel 12. Hasil Uji Glejser

Dari tabel hasil uji heterokedastisitas menggunakan uji glejser diatas


menunjukan bahwa nilai signifikansi variabel profesionalisme perawat (X1)
adalah 0,024 dan dilema etik sebesar 0,403 (Z). Karena kedua variabel tersebut
diatas memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan
model regresi tidak mengandung heterokedastisitas.

33
Uji Hipotesis
Hipotesis 1
Pengaruh Profesionalisme Perawat Terhadap Kualitas Pelayanan
Keperawatan Positif Signifikan

Untuk menguji pengaruh profesionalisme perawat terhadap kualitas


pelayanan digunakan model regresi linear sederhana. Model ini tepat untuk
digunakan seperti yang ditunjukkan oleh tabel 13 dibawah ini, dimana nilai F
signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05).

Tabel 13. Uji F

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2020


Sementara itu pengaruh profesionalisme perawat adalah positif dan
signifikan terhadap kualitas pelayanan keperawatan sehingga hipotesis yang
diajukan (Ha1) yang menyatakan bahwa profesionalisme perawat berpengaruh
terhadap kualitas pelayanan keperawatan positif signifikan diterima. Untuk
hasilnya dapat dilihat pada tabel 14 di bawah ini:

Tabel 14. Uji T Parsial

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2020

34
Pengaruh profesionalisme perawat terhadap kualitas pelayanan
keperawatan dapat digambarkan dalam persamaan regresi sebagai berikut:
Y1 = 26,852 + 0,768X1
Artinya semakin tinggi profesionalisme perawat maka semakin tinggi
kualitas pelayanan keperawatan. Sebaliknya jika profesionalisme perawat rendah
maka semakin rendah juga kualitas pelayanan keperawatan. Pengaruh ini
didukung oleh koefesien determinasi R2 yang dapat dilihat pada tabel 15 di bawah
ini:

Tabel 15. Koefisien Determinasi (R2)

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2020

Dari koefisien di atas, artinya 57,4% perubahan dalam variabel kualitas


pelayanan keperawatan dijelaskan oleh profesionalisme perawat dan sisanya 42,6
% (100% - 57,4%) dijelaskan oleh variabel lain. Artinya bagi rumah sakit yang
mengutamakan kualitas pelayanan, maka perlu memberikan perhatian pada
pengembangan profesionalisme perawat. Hal ini menunjukan bahwa adanya
dukungan terhadap sikap kerja perawat baik dedikasi terhadap profesinya,
kewajiban sosial yang dijalankan, sikap kemandirian dalam mengerjakan
tugasnya, kepatuhan terhadap peraturan yang ada, dan juga afiliasi komunitas
profesional yang terjaga dan diperlukan dukungan tambahan dengan memberikan
pelatihan, kesempatan pengembangan karir internal dengan berpindah ke unit lain
dan juga jenjang pendidikan lanjutan yang lebih tinggi.

Selain itu kualitas pelayanan keperawatan akan mengalami peningkatan,


apabila perawat punya rasa tanggung jawab, bersikap proaktif, adanya rasa cinta
pada pekerjaan, loyalitas, mau belajar dari kesalahan, dan juga bisa dipercaya dan

35
jujur. Dengan adanya perhatian seperti ini, akan bermanfaat pada pengetahuan dan
keterampilan yang membawa keuntungan dalam menciptakan kualitas pelayanan
keperawatan yang lebih baik.

Hipotesis 2
Dilema Etik Yang Tinggi Menyebabkan Profesionalisme Perawat
Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan

Peran dilema etik yang memoderasi pengaruh profesionalisme perawat


terhadap kualitas pelayanan diuji dengan menggunakan Moderated Regression
Analysis (MRA) dan model tersebut tepat dipakai karena signifikan seperti yang
terlihat pada tabel 16 di bawah ini:

Tabel 16. Uji F

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2020

Hasil perhitungan diperoleh nilai F signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil


dari 0,05 atau nilai F hitung sebesar 55,240 lebih besar dari nilai F tabel 2,70.

Sementara itu pengaruh moderasi dilema etik ditampilkan pada tabel 17 di


bawah ini:

36
Tabel 17. Uji T Parsial

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2020

Peran dilema etik pada pengaruh profesionalisme perawat terhadap


kualitas pelayanan keperawatan ditulis sebagai berikut:
Y1 = 253.068 – 2,565X1 – 2,149X2 + 0,032X1*X2
Ini menggambarkan dilema etik menyebakan pengaruh profesionalisme
perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan bersifat negatif, sehingga
hipotesis yang diajukan (Ha2) pengaruh moderasi dilema etik terhadap
profesionalisme perawat yang positif signifikan terhadap kualitas pelayanan
keperawatan ditolak.
Pentingnya peran dilema etik ditegaskan oleh koefisien determinasi
dimana perubahan kualitas layanan dan profesionalisme perawat 63,3% dijelaskan
oleh perubahan dilema etik dan sisanya 36,7% (100% - 63,3%) dijelaskan oleh
variabel lain, yang dapat dilihat pada tabel 18 di bawah ini:

Tabel 18. Koefisien Determinasi (R2)

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2020


Hal ini menunjukan bahwa dilema etik terjadi dan mempengaruhi sikap
perawat terkait etika profesi dalam mengerjakan tugasnya, hubungan perawat

37
dengan rekan kerja ataupun pasien dan juga dalam membuat keputusan, dimana
profesionalisme perawat mengalami perubahan. Pada saat berhadapan dengan
dilema etik terdapat juga dampak emosional berupa rasa marah, frustasi dan takut
saat prores pengambilan keputusan pada perawat dan hal ini biasanya
menimbulkan perubahan profesionalisme yang dampaknya berupa menurunnya
sikap dedikasi, kewajiban sosial yang dilakukan, kemandirian dalam bekerja,
keyakinan terhadap peraturan profesional serta afiliasi komunitas profesional
yang tidak terjaga. Hal ini yang mempengaruhi menurunnya kualitas pelayanan
keperawatan. Dengan adanya kesiapan mental, kesiapan dalam membuat
keputusan baik tindakan yang tepat maupun konsekwensinya yang mungkin
dihadapi oleh perawat maka dapat meminimalkan dampak dari dilema etik
tersebut.

Pembahasan
Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa
profesionalisme perawat tergolong tinggi. Profesionalisme merupakan faktor yang
penting karena mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan
perawat kepada pasien. Profesionalisme perawat yang tinggi tercermin dari
adanya sikap dedikasi perawat terhadap pekerjaannya, dimana hal ini mendorong
perawat menjaga nama baik profesinya dimata masyarakat dengan membangun
hubungan yang baik dengan pasien dan keluarga pasien. Selain itu, perawat yang
selalu menggunakan kompetensi dan selalu konsisten bekerja sesuai aturan yang
ada dan juga membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja, juga
mencerminkan sikap profesionalisme yang tinggi. Hal ini juga didukung
penelitian Kusnanto (2013) bahwa seorang perawat yang profesional jika
memiliki karakteristik seperti: otoritas (authority), akuntabilitas (accountability),
pengambilan keputusan yang mandiri (independent), dan pembelaan atau
dukungan (advocacy).

Dalam penelitian ini juga menemukan bahwa adanya pengaruh positif


signifikan profesionalisme perawat terhadap kualitas pelayanan keperawatan. Ini
menunjukkan bahwa responden menunjukkan sikap profesionalnya dalam

38
menjalankan pekerjaannya. Sikap tersebut antara lain, mencintai pekerjaannya,
menggunakan kompetensinya dalam bekerja, membangun hubungan baik dengan
rekan kerja, pasien maupun keluarga pasien yang di dukung dengan kemampuan
komunikasi keperawatan.

Hal ini juga didukung dengan penelitian Rahman (2013) bahwa


komunikasi keperawatan membantu perawat membangun hubungan antara tenaga
kesehatan dan pasien mengenai kebutuhan dan tindakan serta kerja sama dalam
memenuhi kualitas pelayanan yang baik terhadap pasien. Hal ini dilakukan
perawat, karena perawat merupakan garda terdepan dalam memberikan jasa
pelayanan keperawatan bagi masyarakat yang ditunjukan dengan melakukan
tugasnya secara langsung dan berfokus pada kliennya.

Tjokrowinoto (1996) menjelaskan bahwa dengan terciptanya


profesionalisme kerja pegawai, diharapkan terciptanya pula hasil pelayanan yang
berkualitas dimana penyelenggara pelayanan publik, prioritas utamanya adalah
kesejahteraan masyarakat. Sesuai yang dikemukakan oleh Tjokrowinoto bahwa
profesionalisme berkaitan dengan kemampuan aparat yang bekerja dengan
memiliki inovasi dan etos kerja yang tinggi. Tentu hal ini akan memberikan
kontribusi yang nyata terhadap kualitas pelayanan kepada para pengguna jasa.
Data dari responden memperlihatkan bahwa mereka pada umumnya memiliki
profesionalisme yang tinggi.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Id et al., (2019) terkait
dengan sikap profesionalisme perawat yang tetap dijaga bahkan dalam ketegangan
emosional yang dirasakan perawat terkait dengan kewajiban sosial, kemandirian,
bahkan terkait peraturan profesional di rumah sakit tersebut dalam menciptakan
kualitas pelayanan yang baik. Dengan adanya dukungan terhadap profesionalisme
perawat akan mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan yang lebih baik.

Sementara itu temuan dalam penelitian ini juga menunjukan bahwa dilema
etik tergolong tinggi dan dirasakan oleh perawat yang bekerja di ruang rawat inap.
Dilema etik merupakan situasi yang sulit yang timbul dan mengubah sikap

39
perawat misalnya stress, susah mengontrol emosi, hubungan komunikasi dengan
rekan kerja, pasien atau keluarga pasien tidak terjaga dalam bekerja sehingga
kualitas pelayanan keperawatan yang diharapkan tidak tercapai. Dilema etik yang
tinggi tercermin dari kurangnya pengetahuan dalam membuat keputusan yang
cepat terhadap permintaan keluarga terkait tindakan yang tepat sesuai kondisi
pasien, jumlah pekerjaan yang meningkat disertai tekanan kerja dari rekan kerja
maupun masayarakat. Hal ini sejalan dengan penelitian Aghdam (2013) bahwa
dilema etik karena konflik antar perawat dan pasien atau keluarga adalah masalah
yang sering ditemui perawat yang membuat perawat sulit membuat keputusan
dalam melakukan asuhan keperawatan.

Keadaan ini, terjadi jika perawat merasa berada di dalam konflik ketika
mereka dihadapkan dengan dua pilihan yang sulit dimana mereka tidak yakin
pilihan mana yang lebih baik untuk dilakukan (Bilajac & collegoeus, 2011).
Selain itu, situasi ini terjadi ketika perawat tidak memiliki pedoman untuk
memutuskan tindakan yang benar. Hal ini yang membuat dilema etik semakin
tinggi dirasakan perawat. Hal ini juga didukung dengan penelitian Darwati et al.,
(2015) bahwa perawat sulit melakukan tindakan asuhan keperawatan yang utuh
kepada pasien disebabkan harus mengerjakan tugas dokter yang dilimpahkan
kepada perawat sehingga tugas utama tidak berjalan dengan baik.

Selain itu, dilema etik terjadi akibat nilai-nilai perawat, klien atau
lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam
mengambil keputusan dan dapat menimbulkan stress pada perawat karena dia tahu
apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Hal ini
mempengaruhi profesionalisme perawat dimana mereka merasa tidak memiliki
kekuatan dan keterbatasan pengetahuan terkait etik dan bagaimana membuat
keputusan etik sehingga kualitas pelayanannya menurun. Selain itu dilema etik
terjadi pada responden yang merupakan perawat yang bekerja di ruang rawat inap
yang relatif memiliki karakteristik terkait usia, jenis kelamain, pendidikan dan
masa kerja berbeda dimana hal ini berpengaruh pada proses pengambilan
keputusan dalam menyelesaikan masalah.

40
Menurut Canadian Nurse Association (2009) dilema etik merupakan
situasi yang timbul ketika secara bersamaan terjadi pemaksaan tindakan
keperawatan yang bertentangan dengan pemahaman etika tertentu sedangkan
tindakan tersebut harus dilakukan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan White, Phakoe, & Rispel, (2015) dan Hamid, et al., (2016) yang
mengungkapkan dilema etik mempengaruhi perawat terkait karakteristiknya
dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara profesional, mengalami tekanan
terkait kondisi kerja yang buruk, pendapatan yang rendah, perilaku rekan kerja
yang tidak kooperatif dan juga pandangan masyarakat terhadap citra buruk
perawat bahkan tuntutan keluarga pasien, sehingga kualitas pelayanan
keperawatan menurun.

Mengingat dilema etik menjadi masalah yang tidak dapat dihindari oleh
perawat, upaya perlu dilakukan pihak rumah sakit dengan memberikan pelatihan
pencegahan dilema etik. Diharapkan dengan upaya seperti ini, maka ketika
perawat mengalami dilema etik, mereka mampu mengatasi hal tersebut dengan
solusi yang tepat yang kemudian diharapkan berdampak pada pengaruh
profesionalisme perawat yang positif terhadap kualitas pelayanan keperawatan.

PENUTUP
Kesimpulan
Profesionalisme perawat yang bertugas di ruang rawat inap dipersepsikan
tinggi, demikian juga kualitas pelayanan keperawatan. Hal ini menunjukkan
bahwa profesionalisme perawat berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas
pelayanan keperawatan. Artinya dengan adanya profesionalisme perawat yang
semakin tinggi maka semakin tinggi juga kualitas pelayanan keperawatan atau
sebaliknya.

Selanjutnya dilema etik yang dialami perawat di ruang rawat inap


dipersepsikan tinggi, karena dalam melakukan tugas dan pelayanannya perawat
dipengaruhi oleh tuntutan kerja dan cara pandang dari pasien atau keluarga pasien

41
yang mengharuskan perawat melakukan tindakan keperawatan yang cepat
sedangkan tindakan tersebut diluar wewenangnya perawat. Hal ini menunjukkan
dilema etik menyebabkan profesionalisme perawat berpengaruh negatif signifikan
terhadap kualitas pelayanan keperawatan. Artinya semakin tinggi dilema etik
menyebabkan pengaruh profesionalisme perawat menurun maka semakin
menurun kualitas pelayanan keperawatan atau sebaliknya.

Saran
Adapun saran peneliti dalam penelitian ini yaitu, agar kualitas pelayanan
dapat ditingkatkan, selain terus mendorong profesionalisme perawat maka rumah
sakit harus berusaha untuk meminimalkan dilema etik yang dihadapi oleh perawat
dengan cara: Pertama, mengontrol perawat untuk selalu berpedoman pada etika
profesi dalam menjalankan pelayanan kesehatan, mengontrol hubungan perawat
dengan rekan kerja maupun pasien dan juga proses pengambilan keputusan.
Kedua, perlu dibuat petunjuk pelaksanaan tindakan perawat yang lebih mengarah
kepada tugas mandiri keperawatan sedangkan sedikit demi sedikit perlu
mengurangi tugas pelimpahan dan lebih meningkatkan pelatihan terkait
pencegahan dilema etik maupun pembinaan terkait nilai etik keperawatan kepada
perawat maupun tenaga kesehatan lainnya. Ketiga, bagi perawat untuk lebih
memperluas dan memperdalam kompetensi dan ilmu pengetahuannya guna
mendukung tugas dan pelayanannya.

Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu pertama, responden tidak mewakili
semua perawat dari semua bagian di RSUD Salatiga. Kedua, kuesioner yang baru
di isi pada saat waktu pengumpulan dan ada beberapa kesamaan jawaban
kuesioner, sehingga hal tersebut akan menghasilkan jawaban yang tidak akurat
dan tidak cukup untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Ketiga, pada saat pengumpulan kuesioner, adapun beberapa kuesioner


yang belum di isi namun dikembalikan, jadi peneliti mencari responden tambahan
dari ruang yang berbeda untuk memenuhi target sampel yang dibutuhkan. Maka
hal ini diharapkan bagi penelitian selanjutnya bisa memperluas lokasi dan

42
menambah variabel penelitian yang selanjutnya akan diteliti sehingga bisa
membandingkan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan hasil pengujian
sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrouf, M, Nursalam, & Purwaningsih. (2013). Model Caring islami terhadap


Peningkatan Kepuasan pasien. Jurnal Ners , 156-163.
Aghdam, A. ( 2013). Knowledge and performane about nursing ethic codes from
nurses and patiens perspective in tabriz teaching hospitals Iran. Tabriz
university of medical sciences. 2 (3). 219-220.
Amalia, L. (2017). Pengaruh Beban Kerja Dan Komitmen Terhadap Kinerja Dan
Kepuasan Kerja Perawat Sebagai Variabel Intervening Pada Rumah Sakit Tabrani
Rab Pekanbaru. Jom Fekon, Vol.4 No.2, 3415–3428.
Amestiasih, T., Ratnawati, R., & Rini, I.S. (2015). Studi fenomenologi: Pengalaman
perawat dalam merawat pasien dengan do not resuscitate (DNR) di Ruang Icu Rsup
Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Medika Respati, X, 1–11. Diperoleh dari
http://journal.resp ati.ac.id/index.php/medika/article/view/391
AN. Nuralita, & M. Noor-Rochman Hadjam.(2002). "Kecemasan Pasien Rawat Inap
Ditinjau dari Persepsi Tentang Layanan Keperawatan di Rumah Sakit". Anima.
Indonesian Psychological Journal. Vol 17, No 2, 150-160.
Alfian, N. (2013). “Komparasi Pengaruh Kekuatan Budaya Terhadap Tingkat
Profesionalisme Perawat Antara RS PKU Muhammadiyah Dengan RSUD
Temanggung”. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
Ardiyanti, N., Wahyuni, I., & Jayanti, S. (2017). Hubungan Beban Kerja Mental Dengan
Kelelahan Kerja Pada Tenaga Keperawatan Dan Tenaga Kebidanan Di Puskesmas
Mlati Ii Sleman Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5, 264–273.
Arens, A.A. dan Loebbcke 2008. Auditing Pendekatan Terpadu. Salemba Empat. Jakarta.

43
Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta.

Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk


skripsi, Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro.

Awaluddin, I., & Arifuddin Mas’ud. (2019). Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran,
Komitmen Organisasi, Profesionalisme, Gaya Kepemimpinan, Dan Struktur
Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Progres Ekonomi Pembangunan
(Jpep), 4(3), 99–113.
Ayise Karadag, Filiz Hisar, & Ozhan Elbas. (2007). “The Lever of Professionalism
Among Nurses in Turkey”. Journal of Nursing Scholarship, Vol 39 No. 4, pp 371-
374.
Bilajac et al. 2001. How Nurses and physicians Face Ethical Dilemmas – The
Croatian experience. Nursing Ethic 18(3): 341–355
Bollig, G., Schmidt, G., Rosland, J. H., & Heller, A. (2015). Ethical Challenges In
Nursing Homes - Staff’s Opinions And Experiences With Systematic Ethics
Meetings With Participation Of Residents’ Relatives. Scandinavian Journal Of
Caring Sciences, 29(4), 810–823. Https://Doi.Org/10.1111/Scs.12213
Boya, F. Ö., Demiral, Y., & Ergör, A. (2008). Boya Et Al._2008_Perceived Job
Insecurity Effects On Nurse Mental Health, 613–619.
Bungin, Burhan. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Rajawali Pers. Jakarta.

Burke, R. J., Ng, E. S. W., & Wolpin, J. (2015). Economic Austerity And Healthcare
Restructuring: Correlates And Consequences Of Nursing Job Insecurity.
International Journal Of Human Resource Management, 26(5), 640–656.
Https://Doi.Org/10.1080/09585192.2014.921634
Chahal, H. (2008). Predicting Patient Loyalty and Service Quality Relationship: A Case
Study of Civil Hospital. The Journal of Business Perspective, Vol 12 No.4.
Chan, G.K. (2011). Trajectories of approaching death in the emergency department:
clinician narratives of patient transitions to the end of life. Journal of pain and
symptom management, 42 (6), 864–881.
Darwati, L. E., Winarni, I., Haedar, A., & Belakang, L. (2015). Studi
Fenomenologi : Pengalaman Perawat Dalam Melaksanakan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Henti Jantung Di Salah Satu Igd Rumah Sakit Tipe

44
a Di Jawa Timur. Jurnal Medika Respati, X, 30–48.

Dedi, B., & Afiyanti, Y. (2008). Perilaku Caring Perawat Pelaksana Di Sebuah Rumah
Sakit Di Bandung : Studi Grounded Theory. Jurnal Keperawatan Indonesia, 12(1),
40–46.
Delaune. (2015). Hubungan Motivasi Dan Komitmen Organisasi Dengan Kinerja Perawat
Dalam Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 18 No.1, 9.
Depkes RI. (2011). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Dwiyanto, Agus. (2011). Mengembalikan Kepercayaan Publik Melalui Reformasi
Birokrasi, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Eka Trisnawati. (2017). Kualitas Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Di
Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak. Bisma, 1(12), 37–46.
Farida. (2011). Kepemimpinan Efektif dan Motivasi Kerja dalam Penerapan Komunikasi
Terapeutik Perawat. Jurnal Ners. 6(1):31-41.
Ferdinand, Augusty. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Semarang. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.

Ferdinand, Augusty. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Semarang, Badan Penerbit


Universitas Diponegoro.

Fujianti, Lailah. (2012). Pengaruh Profesionalisme Terhadap Komitmen Organisasi Dan


Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Akuntan Pendidik. Prosiding
Seminar Nasional Forum Bisnis & Keuangan ISBN : 978-602-17225-0-3.

Gunz., H.P., S.P. Gunz dan J.C. McCutcheon. (2002). " Organizational Influences on
Approaches to Ethical Decisions by Professionals: The Case of Public
Accountants". Canadian Journal of Administrative Sciences, Vol. 19 No. 1, hal 76-
91.

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS (7th ed.).
Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Id, G. H., Daddona, J., Burke, D. J., Cullinane, J., Skeer, M., & Wurcel, A. G. (2019). “

45
You ’ Re Kind Of At War With Yourself As A Nurse ”: Perspectives Of Inpatient
Nurses On Treating People Who Present With A Comorbid Opioid Use Disorder.
Plos One, 1–16.
Kusnanto. (2014). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC
Lee & Yom. (2007). A Comparative Study of Patients’ and Nurses’ Perceptions of The
Quality of Nursing Services, Satisfaction and Intent to Revisit The Hospital: A
Questionnaire Survey. International Journal of Nursing Studies, pp545–555.
Hamid, S., Kanwal, R., Bajwa, M. H., Khalid, S., & Mubarak, H. (2016). Ethical Issues
Faced By Nurses During Nursing Practice In District Layyah , Pakistan. Diversity
And Equality In Health And Care, 13, 302–308.
Herlambang. Susatyo. (2011). Etika Profesi Tenaga Kesehatan: Pedoman Untuk Sukses
Berkarya Bagi Tenaga Kesehatan. Cetakan pertama 2011.Yogyakarta: KDT
Hestiantoro, Andon, dkk. (2012). Best practices on imperial (infertility, menopause, pcos,
endometriosis, recurrent miscarriage, invitro fertilization, adolescent gynecology,
luterine bleeding. Jakarta: Sagung Seto.
Indrawati. (2013). Manajemen Keperawatan Dan Komunikasi Keperawatan. Jakarta:
Graha Ilmu

Kusminarti, R. (2013). “Pengaruh Persepsi Tentang Profesionalisme, Komunikasi 491


Dalam Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat Di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar”. Tesis. Program Studi Magister
Manajemen Universitas Muhammadiyah Surakarta

Laine, M., Van Der Heijden, B. I. J. M., Wickstrom, G., Hasselhorn, H. M., &
Tackenberg, P. (2009). Job Insecurity And Intent To Leave The Nursing Profession
In Europe. International Journal Of Human Resource Management, 20(2), 420–
438. Https://Doi.Org/10.1080/09585190802673486
Maulana, A. (2013). Sistem Pelayanan Kesehatan, Tujuan Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
EGC.
Ma’ruf, M. H. (2018). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien
Pada Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo. Jurnal Akuntansi Dan Pajak, 16(02),
37–45. Https://Doi.Org/10.29040/Jap.V16i02.211
Meida Agnes Wijaya, G. A. R. (2009). Persepsi Pasien Terhadap Kompetensi Profesional
Perawat. Skolastik Keperawatan, 1(1), 75–82.
Moh Yunus. (2018). Analisis Peningkatan Kualitas Pelayanan Rawat Inap Jiwa Di

46
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang. Jurnal Mahasiswa Administrasi
Negara (Jman), 02(02), 119–135.
Mochtar dkk.,. 2013. Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Pedagang
Tradisional Pasar Daya Kota Makassar Tahun 2013: 1-11.
Morika, H. D. (2017). Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Timbang Terima
(Overan) Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Ibnu Sina. The
Indonesian Journal Of Health Science, 9(1), 13–22.
Mulyadi, E., & Hannan, M. (2013). Profesionalisme perawat dalam perspektif masyarakat
madura. Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika,” 126–129.
Mundakir. (2011). Komunikasi Keperawatan Aplikasi Dalam Pelayanan.Yogyakarta:
Graha Ilmu
M.M. Nilarn Widyarini. (2005). Dalam Perspektif Pasien ( Pendekatan Kualitatif).
Proceeding, Seminar Nasional PESA T 2005, (2002), 23–24.
Munandar, Ashar Sunyoto. (2008). Psikologi Industri Dan Organisasi. Universitas
Indonesia, Jakarta.
Napitupulu, J. (2012). Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan
Keperawatan di Rumah Sakit Umum Estomihi Medan. Universitas Sumatera Utara
Nikbakht, A., Rezapour, R., Cheraghi, M. A., & Mohammadi Shahbalaghi, F. (2013).
Nursing professional excellence: A grounded theory approach. Life Sciences, 10(1),
1616–1620.
Noprianty, C. S. F. R., & Karana, I. (2019). Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori
Jean Watson di Ruang Rawat Inap. Jurnal Kesehatan Vokasional, 4(1), 33–48.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional (Edisi: 3). Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2015). Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan.Jakarta:
Salemba.
Oerip, S. P., dan Utomo, T. T. (2012). Mengatasi Krisis Manusia di Perusahaan. Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Pambudy, A. P. (2016). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Lokasi Terhadap
Kepuasan Pasien Di Puskesmas Dukun Gresik. Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen,
I(01), 11–21.
Peluso, M. J., Kallem, S., Elansary, M., & Rabin, T. L. (2018). Ethical Dilemmas During
International Clinical Rotations In Global Health Settings: Findings From A
Training And Debriefing Program. Medical Teacher, 40 (1), 53–61.

47
Https://Doi.Org/10.1080/0142159x.2017.1391374
Po_er & Perry, 2012. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses Dan
Praktek. Volume II. Jakarta: EGC.
Pratama, M. Y. (2016). Analisis Kualitas Kehidupan Kerja Perawat Pelaksana Di Rumah
Sakit Putri Hijau Medan. Jurnal Jumantik, 1(1), 147–154.
Pohan, Imbolo. (2007). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran
ECG, Jakarta.

Purwoto, Agus dan Sri Wahyuni. (2009). Modul Laboratorium Statistik (SPSS) Program
SA. Jakarta: Abfii Perbanas.

Rahman, A. 2013. Komunikasi Terapeutik Perawat Dalam Memotivasi Penyembuhan


Pecandu Narkoba Dan Zat Adiktif. [JURNAL]. Universitas Komputer: Bandung.

Ramlibidullah. (2010). Menejemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Airlangga:


Rineka Cipta.
Saragih, R. (2013). Profesionalisme Keperawatan dalam Lingkup Keperawatan Medikal
Bedah Yang diselenggarakan di Rumah Sakit. Jurnal FIK Darma Agung, Vol 1, hal.
1- 4.
Setiani, B. (2018). Pertanggungjawaban Hukum Perawat Dalam Hal Pemenuhan
Kewajiban Dan Kode Etik Dalam Praktik Keperawatan. Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan Indonesia, 8, 4.
Shale, S. (2008), “Managing The Conflict Between Individual Needs And Groups
Interests-Ethical Leadership In Health Care Organizations”, The Keio Journal
Ofmedicine, Vol. 57 No. 1, Pp. 37-44.

Shapira-Lishchinsky, O. (2010). Ethical Dilemmas In Teaching And Nursing: The Israeli


Case. Oxford Review Of Education, 36(6), 731–748.
Https://Doi.Org/10.1080/03054985.2010.503686
Suarli, S & Yayan Bahtiar. (2010). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan
Praktis. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian, Cetakan Keenam, Penerbit Alfabeta,
Bandung.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta

48
Supardi . (2007). Analisa Stres Kerja Pada Kondisi Dan Beban Kerja Perawat Dalam
Klasifikasi Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumkit TK II Putri Hijau Kesdam I/BB,
Medan.

Suryadi. (2009). Manajemen Mutu Berbasis Sekolah: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT
Sarana Panca Karya

Th. A. Radito. (2014). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas


Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Puskesmas. Jurnal Ilmu Manajemen,
11(2), 1–26.

Tjiptono, F. (2011). Service Management Mewujudukan Pelayanan Prima. Yogyakarta:


ANDI
Tjokrowinoto, Moeljarto. 1996. Pembangunan Dilema dan Tantangan. Cetakan I.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI).
Toren Orley, Wagner nurith (2010). Applying an ethical decision –making tool to a nurse
management dilemma, Journal of Nursing Ethics, 17 (3), 393-402.
Tuti Anggarawati, & Novita Wulan Sari. (2016). Kepentingan Bersama Perawat-Dokter
Dengan Kualitas Pelayanan Keperawatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan,
12(1), 44–54.
Ulber, Silalahi. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Vilma Zydziunaite Daiva Lepaite Päivi Åstedt-Kurki Tarja Suominen , (2015),"Head


nurses’ decision making when managing ethical dilemmas", Baltic Journal of
Management, Vol. 10 Iss 2 pp. 166 – 187

Yanti, R. I., & Warsito, B. E. (2013). Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi, Dan
Supervisi Dengan Kualitas Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan Retyaningsih
Ida Yanti*, Bambang Edi Warsito ** *). Jurnal Managemen Keperawatan, 1, 107–
114.
Yazdannik, A., Yekta, Z. P., & Soltani, A. (2012). Nursing Professional Identity: An
Infant Or One With Alzheimer. Iranian Journal Of Nursing And Midwifery
Research, 17(2), 178–186.
Wagner, P., Hendrich, J., Moseley, G., & Hudson, V. (2007). Defining medical
professionalism: A qualitative study. Medical Education, 41(3), 288–294.
White, J., Phakoe, M., & Rispel, L. C. (2015). ‘Practice What You Preach’: Nurses’

49
Perspectives On The Code Of Ethics And Service Pledge In Five South African
Hospitals. Global Health Action, 1, 1–8.
Wulandari, Elisabeth P. (2012). Hubungan Kepuasan Pasien Rawat Jalan dan Tingkat
Loyalitas Pasien di Poli Kebidanan Siloam Hospital. Program Studi Kesehatan
Masyarakat. Universitas Esa Unggul: Jakarta.
Woran, I. L., Tucunan, A. A. T., Maramis, F. R. R., Kesehatan, F., Universitas, M., &
Ratulangi, S. (2018). Hubungan Antara Supervisi Dan Keamanan Kerja Dengan
Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rsud Noongan. Jurnal Kesmas, 7(5).
Wu, C. (2010). The Study of Service Gaps in The Hospital. Northeast Decision Sciences
Institute Proceedings, 27-32.

Internet

Google. (2020). Badan PPSDM Kesehatan Informasi SDM Kesehatan Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia. (Di akses, 20 Desember 2019).
Http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk/info/fasyankes?unit=337301
Kompasiana.com. 2017. Pentingnya Kebijakan Rumah Sakit Dalam Mengatasi Masalah
Beban Kerja Perawat Non Keperawatan. (Di akses, 21 September 2019)
Https://www.kompasiana.com/mella_nafisah/592e1ba592937303058b4567/rumah-
sakit-penting-mengatasi-beban-kerja-perawat-non-keperawatan?page=all
Kompasiana.com. (2019). Menjadi Seorang Perawat yang Profesional untuk
Meningkatkan Kualitas Perawat dan Citra Perawat di Indonesia. (Di akses, 21
September 2019).
Https://www.kompasiana.com/erikaasri/5ceac0e795760e670a11c132/menjadi-
seorang-perawat-yang-profesional-untuk-meningkatkan-kualitas-perawat-dan-citra-
perawat-di-indonesia

50
Lampiran 1.

Pedoman Wawancara

KUESIONER PENELITIAN

Data Responden
Petunjuk: Isilah dengan benar dan lingkarilah pilihan sesuai dengan data anda.

Nama/ Inisial Responden :


Jenis Kelamin :L/P
Usia : .....Tahun
Agama : Islam / Kristen Protestan / Katolik / Budha / Hindu
Pendidikan Terakhir : D3 Kebidanan / D3 Keperawatan / S1 Ners
Lama Kerja : <5 Tahun / > 5 Tahun
Ruang Kerja :

Berilan tanda centang (√ ) pada pilihan jawaban yang anda setujui dan jawablah dengan
jujur sesuai hati nurani anda. Setiap pernyataan berikut hanya membutuhkan satu jawaban
dengan keterangan pilihan jawaban sebagai berikut :
STS : Sangat Tidak Setuju, TS : Tidak Setuju, N : Netral, S : Setuju, SS : Sangat Setuju

Pernyataan untuk variabel Profesionalisme Perawat


No Indikator Variabel STS TS N S SS

51
Dedikasi
1. Saya menggunakan kompetensi dan pengalaman saya dalam
bekerja sebagai perawat profesional.

2. Saya tetap teguh sebagai perawat meskipun saya


mendapatkan tawaran pekerjaan lain dengan imbalan yang
lebih besar
3.
Kompensasi yang saya harapkan adalah kepuasan batin/
rohani.
4.
Saya tetap mencintai profesi saya sebagai perawat yang
profesional.
Kewajiban Sosial
5. Saya selalu menjaga nama baik profesi saya dimata
masyarakat.

6. Saya menciptakan suasana yang nyaman untuk pasien dan


keluarga saat saya bekerja.

7. Saya selalu berusaha mengutamakan masyarakat dalam


menjalankan tugas.

8. Saya selalu menjelaskan tentang jenis pelayanan yang akan


diterima kepada pasien atau keluarga.
Kemandirian
9. Saya selalu yakin pada kemampuan dan keputusan yang saya
ambil.

10. Dalam menyatakan pendapat atas laporan asuhan


keperawatan saya tidak berada dibawah tekanan manajemen.

11. Saya selalu konsistensi terhadap waktu kerja sesuai


ketentuan yang berlaku.
Keyakinan Terhadap Peraturan Profesional

12. Saya menerima kritik dan saran dari rekan seprofesi terkait
kinerja saya sebagai seorang perawat.

13. Saya merasa yakin terhadap nasihat dari rekan seprofesi


mengenai pekerjaan saya sebagai perawat.

14. Peraturan profesi menjadi motivasi bagi saya untuk bekerja


dengan baik.
Afiliasi Komunitas Profesional

15. Saya selalu memberikan ide/ pemecahan masalah sebagai


rekan secara profesional kepada perawat lainnya.

52
16. Saya memiliki hubungan interaksi yang baik, dan selalu
bertukar pendapat dengan rekan seprofesi lainnya

17. Saya menjaga hubungan baik dengan rekan seprofesi dan


saling menjaga nama baik profesi.

Pernyataan untuk variabel Dilema Etik


No. Indikator Variabel STS TS N S SS
Etika Profesi
1. Sebagai seorang perawat, saya bertanggung jawab terhadap
profesi yang telah saya pilih.

2. Saya melakukan asuhan keperawatan sesuai kode etik yang


telah ditetapkan.
3. Saya selalu bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas
pekerjaan saya.
4. Prinsip kehati-hatian dalam bekerja selalu diterapkan dalam
bekerja.
Saya tetap memegang teguh kode etik profesi walaupun saya
5. mendapat kompensasi yang kecil.

6. Saya menafsirkan kode etik profesi sesuai keinginan pribadi.

7. Saya akan tetap pada profesi saya meskipun ada tawaran


pekerjaan lain dengan imbalan yang lebih besar.
Hubungan Perawat Dengan Klien

8. Saya selalu berkata jujur kepada pasien terkait haknya untuk


mengetahui kondisi penyakitnya.

9. Bersikap sopan terhadap klien merupakan hal yang sulit


untuk dilakukan.

10. Saya berusaha untuk tetap ramah kepada pasien walaupun


beban kerja terasa berat.

11. Saya selalu menjaga privasi pasien terhadap tuntutan


keluarga terkait kondisi yang dialaminya.

12. Saya selalu membagi perhatian saya secara optimal terhadap


semua pasien
Hubungan Perawat Dengan Sejawat dan Dokter

13. Saya selalu menegur rekan kerja atau sejawat, jika mereka
melakukan kesalahan.

53
14. Saya selalu menghargai dan menghormati rekan kerja saya
meskipun ada konflik kerja.

15. Saya selalu membantu pekerjaan rekan kerja yang sulit,


meskipun saya juga sedang mengerjakan tugas saya.

16. Saya selalu menciptakan komunikasi yang baik dengan rekan


kerja atau dokter dalam melakukan tindakan keperawatan.

17. Saya selalu memberikan masukan kepada dokter tentang


masalah pasien.
Saya selalu menghormati dokter, meskipun saya mendapat
18. perlakuan tidak wajar (dimarahi atau dibentak).

Saya tetap mengerjakan tugasnya dokter yang dilimpahkan


19. kepada saya, saat dokter tidak masuk kerja.

20. Saya bersikap cepat dan tegas dalam menyelesaikan masalah


terkait hubungan dengan rekan kerja atau dokter.
Pengambilan Keputusan
21. Dalam mengambil keputusan saya akan bersikap obyektif,
tanpa dipengaruhi pihak lain.

22. Saya selalu menjunjung prinsip-prinsip moral untuk terapi


yang sama dan adil terhadap orang lain.

23. Saya selalu menjaga kerahasiaan terkait informasi klien yang


terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien.

24. Saya selalu melaksanakan kewenangan secara pribadi terkait


asuhan keperawatan tanpa harus menunggu perintah dokter.

25. Saya selalu melakukan asuhan keperawatan tepat waktu.

26. Saya dalam mengambil keputusan selalu berdasarkan


kompetensi yang saya miliki.

27. Saya selalu mengambil keputusan tindakan dengan cepat


tanpa menunggu keputusan dari dokter terkait kondisi pasien
yang kritis.

Pernyataan untuk variabel Kualitas Pelayanan Keperawatan


No. Indikator Variabel STS TS N S SS
Bukti Fisik

54
1. Saya selalu berpenampilan bersih dan rapi dalam melayani
pasien.

2. Saya melakukan tindakan keperawatan dengan


memperhatikan kebersihan dan sterilisasi.
Empati
3. Saya meluangkan waktu khusus untuk berkomunikasi dan
berkonsultasi dengan pasien maupun keluarganya.

4. Saya selalu penuh perhatian dalam memenuhi kebutuhan


pasien.

5. Saya menghibur dan memberikan dorongan kepada pasien


supaya cepat sembuh dan mendoakan mereka.
Daya Tanggap
6. Saya selalu menanyakan keluhan atau masalah pasien

7. Saya selalu tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi


dokter atau rekan kerja saya.

8. Saya memberikan penjelasan tentang keadaan penyakit pada


pasien, dokter atau perawat lainnya.

9. Saya memperhatikan kebutuhan dan keluhan pasien.

10. Saya memperbaiki tindakan keperawatan berdasarkan respon


klien.

11. Saya selalu rutin menentukan alternatif tindakan


keperawatan sesuai kondisi pasien yang selalu berubah.
Kehandalan
12. Saya selalu memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan
segera.

13. Saya selalu memperhatikan keluhan dan siap melayani


pasien secara akurat.

14. Saya selalu cepat memberikan informasi terkait perubahan


keadaan pasien kepada dokter.

15. Saya membuat keputusan cepat terkait dengan kondisi pasien


yang kritis sesuai kompetensi saya, tanpa harus menunggu
dokter.

16. Saya melakukan pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan


tepat waktu saat bekerja.
Jaminan
17. Saya selalu menjelaskan kondisi pasien kepada pasien dan
keluarganya.

55
18. Saya selalu meyakinkan pasien dan keluarga terkait dokter
dan perawat yang profesional dalam melakukan perawatan.

19. Saya selalu menjaga rahasia pasien selama berada dalam


ruang rawat inap.

20. Saya selalu mendukung dan memberi jaminan akan


kesembuhan pasien.

Lampiran 2

Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

Tabel 2. Uji Validitas Variabel Profesionalisme Perawat

56
Tabel 3. Uji Validitas Variabel Dilema Etik

57
Tabel 4. Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan Keperawatan

58
Tabel 5. Uji Realibilitas Variabel Profesionalisme Perawat

Tabel 6. Uji Realibilitas Variabel Dilema Etik

59
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.786 23

Tabel 7. Uji Realibilitas Variabel Kualitas Pelayanan Keperawatan

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.865 20

Tabel 8. Uji Realibilitas Secara Keseluruhan

Lampiran 3

60
Hasil Uji Asumsi Klasik

Tabel 9. Uji Normalitas

Gambar 1. Uji Normal Probability Plot

Tabel 10. Uji Multikolinearitas

61
Gambar 2. Uji Heterokedastisitas dengan Scatterplots

Tabel 11. Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glestjer

Lampiran 4

62
Hasil Uji Hipotesis

Tabel 12. Uji Hipotesis 1

Tabel 13. Uji Hipotesis 2

63
Lampiran 5

64
Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

Lampiran 6

65
Surat Tembusan Dari Kesbangpol Salatiga

Lampiran 7

66
Surat Ijin Penelitian dari Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga

67

You might also like