Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

PENGHIRUP

1. Anatomi fisiologi hidung

Anatomi hidung
Hidung adalah tonjolan yang berada tepat di tengah wajah dan berfungsi
sebagai organ pernapasan, indera penciuman, bahkan indera penggecap.
Hidung juga berperan sebagai saringan yang membersihkan dan
menyaring udara yang akan memasuki tubuh. Hidung memiliki
kemampuan alami untuk menghangatkan udara yang terlalu dingin dan
melembabkan udara yang terlalu kering sebelum udara mencapai paru-
paru.
Bagaian - bagaian hidung yaitu :
• Hidung bagian luar

Hidung memiliki dua lubang yang secara anatomis disebut sebagai nares.
Kedua lubang hidung dipisahkan oleh struktur yang terbuat dari tulang
rawan, dan disebut sebagai septum.
Lubang hidung merupakan bagian yang mempunyai fungsi untuk
melindungi hidung dari berbagai ancaman dari luar. Dan juga berperan
sebagai pengatur ukuran sesuatu yang bisa masuk ke dalam hidung.

Secara keseluruhan, bagian luar hidung yang bentuknya terlihat seperti


segitiga, dinamakan meatus eksternal. Selain tulang rawan, meatus
eksternal juga terdiri dari kulit dan jaringan lemak. Di hidung bagian luar
juga terdapat otot yang membantu dalam membentuk ekspresi wajah.

• Rongga hidung
Pada rongga hidung diperoleh selaput lendir dan silia (rambut halus).
Rongga hidung memiliki fungsi untuk melanjutkan udara yang masuk
kemudian mengarah ke tenggorokkan. Rongga hidung juga bisa menjaga
kelembapan, suhu dan tekanan udara. Dalam melakukan fungsinya, bagian
ini akan dibantu oleh tulang tengkorak yang akan membentuk dinding-
dinding hidung. Ada 4 dinding yang saling berkaitan, yaitu dinding
superior (atas), inferior (bawah), medial (tengah), dan lateral (samping).

• Membran mukosa
Membran mukosa merupakan bagian yang melapisi sebagian besar area
rongga hidung. Lapisan ini berfungsi untuk membuat udara yang kita
hirup, menjadi lebih lembap dan hangat. Selain itu, lapisan membran
mukosa juga berfungsi untuk menyaring udara.
Proses ini memungkinkan udara yang masuk ke paru-paru sudah dalam
keadaan bersih, dan siap diedarkan ke seluruh tubuh.

• Lubang sinus
Lubang sinus juga merupakan bagian dari struktur rongga hidung. Terdiri
dari empat jenis, lubang-lubang ini berfungsi juga untuk meringankan
beban di tengkorak kepala, sehingga kepala kita tidak terasa terlalu berat.
- Sinus etmoidal. Terletak di area dekat batang hidung. Sinus ini sudah
muncul sejak lahir, dan akan terus berkembang.
- Sinus maksila. Terletak di area dekat pipi, dan sudah muncul sejak awal
lahir. Sama seperti sinus etmoidal, sinus maksila juga akan terus
berkembang.
- Sinus frontalis. Terletak di area dahi. Berbeda dari dua sinus sebelumnya,
sinus ini tidak muncul sejak awal kelahiran, dan baru terbentuk pada usia
sekitar tujuh tahun.
- Sinus sfenoidal. Terletak paling dalam dibanding sinus-sinus lainnya,
sinus spenoidal tersembunyi di balik rongga hidung. Sinus ini pun
biasanya baru terbentuk saat seseorang sudah memasuki usia remaja.

Fisiologi hidung
Berdasarkan teori struktural, teori revolusioner dan teori fungsional, maka
fungsi fisiologis hidung dan sinus paranasal adalah :
1) fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara (air conditioning),
penyaring udara, humidifikasi, penyeimbang dalam pertukaran tekanan
dan mekanisme imunologik local
2) fungsi penghidu, karena terdapanya mukosa olfaktorius (penciuman)
dan reservoir udara untuk menampung stimulus penghidu
3) fungsi fonetik yang berguna untuk resonansi suara, membantu proses
berbicara dan mencegah hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang
4) fungsi statistik dan mekanik untuk meringankan beban kepala, proteksi
terhadap trauma dan pelindung panas
5) refleks nasal.

2. Mekanisme penciuman :
1. Rangsang (bau) masuk ke dalam lubang hidung melakui udara yang
awalnya disaring oleh bulu-bulu hidung terlebih dahulu.
2. Udara yang mengandung kotoran akan dibersihkan sementara kotoran
menempel di hidung dan mengendap menjadi kotoran hidung.
3. Udara yang mengandung rangsangan bau ini masuk ke dalam epitelium
olfaktori
4. Rangsangan bau menggetarkan Mukosa olfaktori yang berbentuk seperti
cairan atau mukus, dan kemudian menggetarkan Saraf olfaktori.
Rangsangan yang menggetar tadi disampaikan ke Talamus dan lalu
menuju Hipotalamus yabg ada di otak.
5. Otak daerah olfaktori Hipotalamus Talamus (korteks serebrum) akan
menangkap bau lalu menerjemahkannya berdasarkan memori atau
menghadirkan memori baru dalam otak untuk digunakan ketika suatu saat
nanti mencium bau yang sama.
3. Gangguan – gangguan pada sistem penciuman :
• Hiposmia, yaitu menurunnya kemampuan untuk mendeteksi bau.
• Anosmia, yakni kondisi ketika indra penciuman kehilangan
kemampuannya untuk mencium bau secara total.
• Parosmia, yaitu kondisi saat indra penciuman mengalami perubahan
persepsi tentang bau, misalnya parfum yang berbau wangi bisa berubah
menjadi sesuatu yang berbau busuk.
• Fantosmia, yaitu saat seseorang mencium aroma tertentu yang
sebenarnya tidak ada. Biasanya hal ini disebabkan oleh halusinasi.

PENGECAP
1. Fungsi lidah
a. Menunjukkan kondisi tubuh
Selaput lidah manusia dapat digunakan sebagai indikator metabolisme
tubuh,terutama kesehatan tubuh manusia.
• Warna Lidah
Kuning menandakan adanya infeksi bakteri, jika warna kuning menuju
kehijauan adanya infeksi bakteri akut. Merah menandakan aktivitas panas
tubuh, jika hanya terdapat pada ujung lidah berarti adanya panas pd
jantung,jika terdapat pada sisi kanan kiri menandakan adanya ganguan
ginjal dan kandung empedu. Ungu berarti adanya aktivitas statis darah,
darah tidak lancar dan ada gangguan. Biru menandakan adanya aktivitas
dingin yang menyebabkan statis darah.
• Bentuk Lidah
Tipis ,jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan defisiensi
(kekurangan ) darah yang berhubungan dengan hati semakin pucat
semakin parah gangguan hati tebal ,sirkulasi darah tidak normal
menandakan gangguan ginjal dan limpa kaku ,menandakan masuk angin
panjang,adanya akivitas panas pada jantung Retak,adanya ganguan pada
lambung limpa dan jantung
b. Membasahi makanan di dalam mulut Kelenjar sublingualis, terletak di
bawah lidah
c. Mengecap atau merasakan makanan
d. Membolak-balik makanan
e. Menelan makanan
f. Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata

2. Lidah terbagi menjadi 3 yaitu :


1. Radiks lingua = pangkal lidah, yang terdapat epiglotis yang berfungsi
untuk menutup jalan napas pada waktu kita menelan makanan, agar
makanan tidak masuk ke jalan napas.
2. Dorsum lingua = punggung lidah, terdapat puting-puting pengecap atau
ujung saraf pengecap.
3. Apeks lingua (ujung lidah)
Berikut bagian-bagian lidah:
1. Rasa pahit terdapat pada pangkal lidah
2. Rasa manis terdapat pada ujung lidah
3. Rasa asin terdapat pada ujung, sampai kiri dan kanan lidah.
4. Rasa asam terletak pada samping kiri dan kanan lidah.

PENDENGARAN
1. Telinga manusia terdiri dari tiga bagian: telinga luar, tengah, dan dalam

Bagian luar dan tengah telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke
telinga dalam yang berisi cairan, mengamplifikasi energi suara dalam proses ini.
Telinga dalam berisi dua sistem sensorik: koklea, yang mengandung reseptor
untuk mengubah gelombang suara menjadi impuls saraf sehingga kita dapat
mendengar, dan aparatus vestibularis, yang penting bagi sensasi keseimbangan
(Sherwood L, 2014)

Tiga bagian telinga meliputi :

a. telinga bagian luar


Merupakan bagian telinga yang terdiri dari daun telinga dan bagian rongga telinga
luar menjadi batas dengan telinga bagian dalam.
1. Daun telinga berfungsi untuk memusatkan gelombang suara yang masuk ke
bagian saluran telinga.
2. Rongga telinga ini dilapisi lilin untuk mencegah masuknya air, merekatkan
kotoran, maupun hewan kecil yang masuk dalam telinga.

Dengan adanya lapisin lilin tersebut benda asing tak akan bisa masuk lebih dalam
ke telinga.

b. Telinga bagian tengah


Di bagian tengah telinga terdapat tiga bagian, yaitu:

1. Gendang telinga yang merupakan selaput merentang, sebagai batas telinga luar
dan telinga dalam.
2. Tulang-tulang pendengaran berfungsi sebagai penangkap getaran dari gendang
telinga. Meningkatkan amplitudonya untuk diteruskan ke telinga bagian dalam.
Tulang pendengaran meliputi martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi.
3. Tabung eustachius menghubungkan telinga tengah dengan rongga mulut.
Fungsi ini untuk menyamakan tekanan udara luar dengan tekanan udara di tengah.
Sehingga tidak akan merusak gendang telinga.

c. Telinga bagaian dalam


1. Rumah siput (koklea) di dalamnya terdapat alat korti yang mengandung saraf
pendengar. Saraf pendengar menghubungkan reseptor bunyi dengan otak.
2. Saluran setengah lingkaran berperan sebagai alat keseimbangan.
2. Mekanisme ( fisiologi ) pendengaran

Gelombang suara berganti-ganti daerah bertekanan tinggi dan rendah bergerak


dalam arah yang sama melalui beberapa media (seperti udara). Gelombang suara
berasal dari objek yang bergetar. Frekuensi getaran suara adalah nada. Frekuensi
getaran yang semakin tinggi akan menimbulkan bunyi yang semakin tinggi juga.
Intensitas suara yang semakin besar akan menghasilkan suara yang semakin keras
juga. Intensitas suara diukur dalam satuan yang disebut desibel (dB). Peningkatan
satu desibel mewakili peningkatan sepuluh kali lipat dalam intensitas suara.

Sebuah bunyi memerlukan beberapa proses untuk dapat diubah dan dimengerti
oleh manusia yang mendengarnya. Peristiwa berikut ini terlibat dalam
pendengaran:

a. Auricula mengarahkan gelombang suara ke meatus auditorius eksternus

b. Saat gelombang suara menghantam membran timpani, tekanan udara tinggi


dan rendah secara bergantian menyebabkan membran timpani bergetar bolak-
balik. Gendang telinga bergetar perlahan sebagai respons terhadap suara frekuensi
rendah (nada rendah) dan dengan cepat sebagai respons terhadap suara frekuensi
tinggi (nada tinggi).

c. Area tengah gendang telinga terhubung ke malleus, yang juga mulai


bergetar. Getaran ditransmisikan dari malleus ke incus dan kemudian ke stapes

d. Saat stapes bergerak maju dan mundur, itu mendorong membran jendela
oval masuk dan keluar.

e. Pergerakan jendela oval mengatur gelombang tekanan fluida di cairan


perilimfe koklea

f. Gelombang tekanan ditransmisikan dari scala vestibuli ke scala tympani


dan akhirnya ke jendela bundar, menyebabkannya membesar ke luar ke arah
telinga tengah

g. Gelombang tekanan juga mendorong membran vestibularis bolakbalik,


menciptakan gelombang tekanan di endolimfe di dalam saluran koklea

h. Gelombang tekanan dalam endolimfe menyebabkan membran basilaris


bergetar, yang menggerakkan sel-sel rambut organ spiral melawan membran
tektorial. Hal ini menyebabkan pembengkokan stereocilia sel rambut yang
menghasilkan potensial aksi reseptor hingga pada akhirnya mengarah pada
pembentukan impuls saraf

Perbedaan waktu pada impuls saraf yang datang dari dua telinga di nucleus olivari
superior memungkinkan kita untuk menemukan sumber suara. Akson dari nuclues
olivari superior juga naik di traktus meniskus lateral dan berakhir di colliculus
inferior. Impuls saraf kemudian akan disampaikan ke nucleus geniculate medial di
thalamus dan akhirnya ke area pendengaran primer 14 korteks serebral di lobus
temporal otak besar

secara singkatnya mekanisme yaitu gelombang bunyi ditangkap daun telinga


bergerak ke saluran telinga luar dan gendang telinga. Getaran suara akan
diteruskan ke tulang pendengaran dan sampai ke koklea. Sampai di koklea akan
menggetarkan cairan limfe yang berakibat mengenai reseptor pendengaran

3. Gangguan pada system pendengaran :

· Tuli Sejak Lahir (Tuli Kongenital)

· Sumbatan Serumen (Kotoran Telinga)

· Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK/Congek)

· Gangguan Pendengaran Akibat Bising (GPAB)

· Tuli karena usia lanjut (Presbikusis)

PENGLIHATAN

1. Menurut ilmu anatomi mata manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu: bagian
luar dan bagian dalam.

a) Bagaian luar mata


a. Bulu Mata
Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak mata.
Bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari bendabenda asing
b. Alis Mata (Supersilium)
Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata.
Alis mata berfungsi mencegah masuknya air atau keringat dari dahi ke mata
c. Kelopak Mata (Palpebra)
Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak di
depan bulbus okuli.
Kelopak mata berfungsi pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada
mata(menutup dan membuka mata)
d. Kelenjar Air Mata
Berfungsi untuk menghasilkan air mata yang bertugas untuk menjaga mata agar
tetap lembab (tidak kekeringan).
e. Kelenjar Meibom

b) Bagaian dalam mata


a. Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran tipis bening yang melapisi permukaan bagian dalam
kelopak mata dan dan menutupi bagian depan sklera (bagian putih mata), kecuali
kornea.Konjungtiva mengandung banyak sekali pembuluh darah.
Konjungtiva berfungsi melindungi kornea dari gesekan, memberikan
perlindungan pada sklera dan memberi pelumasan pada bola mata.

b. Sklera
Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada pada lapisan terluar
mata yang berwarna putih.
Skelera berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi
tempat melakatnya otot mata.

c. Kornea
Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat melihat
membran pupil dan iris.
Berfungsi sebagai pelindung mata gar tetap bening dan bersih, kornea ini dibasahi
oleh air mata yang berasal dari kelenjar air mata.

d. Koroid
Koroid adalah selaput tipis dan lembab merupakan bagian belakang tunika
vaskulosa ( lapisan tengah dan sangat peka oleh rangsangan).
Berfungsi Memberi nutrisi ke retina dan badan kaca, dan mencegah refleksi
internal cahaya

e. Iris
Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata.
Iris terdapat di belakang kornea dan berpigmen. Pigmen ini menentukan warna
pada mata seseorang. Iris juga mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dan
dikendalikan oleh saraf otonom.

f. Pupil
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya
yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika
kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang.
Pupil berfungsi sebagai tempat untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya
yangmasuk kedalam mata. Pupil juga Lubang di dalam Iris yang dilalui berkas
cahaya. Pupil merupakan tempat lewatnya cahaya menuju retina.

g. Lensa
Lensa adalah organ focus utama, yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang
terpantul dari benda-benda yang dilihat, menjadi bayangan yang jelas pada retina
Lensa berada dalam sebuah kapsul yang elastic yang dikaitkan pada korpus siliare
khoroid oleh ligamentum suspensorium.
Lensa berfungsi memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa. Lensa
berperan penting pada pembiasan cahaya

h. Retina
Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat sensitif
terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor(fotoreseptor).
Retina berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls saraf dan
menghantarkan impuls ke saraf optik(II).

i. Aqueous humor
Aquaeous humor atau cairan berair terdapat dibalik kornea. Strukturnya sama
dengan cairan sel, mengandung nutrisi bagi kornea dan dapat melakukan difusi
gas dengan udara luar melalui kornea.
Aqueous humor(humor berair) berfungsi menjaga bentuk kantong depan bola
mata

j. Vitreus humor (Badan Bening)


Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa zat transparan
seperti jeli(agar-agar) yang jernih. Zat ini mengisi pada mata dan membuat bola
mata membulat.
Vitreous humor(humor bening) berfungsi menyokong lensa dan menolong dalam
menjaga bentuk bola mata.

k. Bintik Kuning
Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena
merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk kerucut dan batang
Fungsi bintik kuning yang terdapat di retina pada mata adalah untuk menerima
cahaya dan meneruskan ke otak.

l. Saraf Optik
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.
Saraf optik memiliki fungsi untuk meneruskan sebuah rangsang cahaya hingga ke
otak. Semua informasi yang akan dibawa oleh saraf nantinya diproses di otak.
Dan Dengan demikian kita bisa melihat suatu benda.

m. Otot mata
Otot-otot yang melekat pada mata :
• Muskulus levator palpebralis superior inferior, fungsinya mengangkat kelopak
mata
• Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata
• Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata), berfungsi menggerakkan
bola mata ke bawah dan ke dalam
• Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata) berfungsi untuk
menggerakkan mata dalam (bola mata)
• Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas, ke bawah
dan ke luar

2. Penglihatan dimulai dari masuknya cahaya ke dalam mata dan difokuskan pada
retina. Cahaya yang datang dari sumber titik jauh,ketika difokuskan di retina
menjadi bayangan yang sangat kecil (Guyton & Hall, 2008).
Cahaya masuk ke mata direfraksikan atau dibelokkan ketika melalui kornea dan
bagian- bagian lain dari mata (aqueous humor, lensa, dan vitreous humor).
Bagian- bagian tersebut mempunyai kepadatan yang berbeda-beda sehingga
cahaya yang masuk dapat difokuskan ke retina. Cahaya yang masuk melalui
kornea diteruskan ke pupil. Pupil merupakan lubang bundar anterior di bagian
tengah iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. Pupil membesar
bila intensitas cahaya kecil, misalnya saat berada di tempat gelap. Apabila berada
di tempat terang atau intensitas cahaya tinggi maka pupil akan mengecil. Pengatur
perubahan pupil tersebut adalah iris yang merupakan cincin otot yang berpigmen
dan tampak dalam aqueous humor. Setelah melalui pupil dan iris, maka cahaya
sampai ke lensa (Guyton & Hall, 2008).
Daya akomodasi dan lensa berfungsi untuk memfokuskan bayangan agar jatuh
tepat di retina (Guyton & Hall, 2008).
Bila cahaya sampai ke retina, maka sel- sel batang dan sel- sel kerucut (sensitif
terhadap cahaya) akan meneruskan sinyal- sinyal cahaya tersebut ke otak melalui
saraf optik. Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah terbalik,
nyata, lebih kecil, tetapi pada persepsi otak terhadap benda tetap tegak, karena
otak mempunyai mekanisme menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai
keadaan normal (tegak) (Guyton & Hall, 2008).
Penglihatan manusia dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Central Vision
Central vision adalah penglihatan yang timbul pada saat cahaya jatuh pada area
macula lutea retina dan memberikan stimulus pada fotoreseptor yang berada pada
area tersebut.
b. Peripheral Vision
Peripheral vision adalah penglihatan yang timbul pada saat cahaya jatuh pada area
di luar macula lutea retina dan memberikan stimulus pada fotoreseptor yang
berada pada area tersebut (RiordanEva & Whitcher, 2007).

PERABA

1. Fisiologi kulit
Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis
dan jaringan subkutan
1. Lapisan epidermis/ kutikel
a. Stratum korneum
• Lapisan kulit yang paling luar
• Terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati
• Tidak berinti
b. Stratum lusidum
• Terdapat langsung di bawah lapisan korneum
• Lapisan sel terang
• Lapisan sel gepeng tanpa inti
• Hanya ada pada kulit yang tebal, tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki
c. Stratum granulosum
• Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng
• Grainy (lapisan bulir padi)
• Terdapat inti diantaranya.
• Tampak jelas di telapak tangan dan kaki.
d. Stratum spinosum
• Keratin merupakan protein yang tidak larut air – menjaga kelembaban kulit
e. Stratum basale
• Lapisan epidermis yang paling dalam, berkontak dengan dermis
• Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus
• Terdiri dari sel pembentuk melanin yang mengandung pigmen

2. Lapisan dermis
• Berisi 3 jenis jaringan : Kolagen dan serat elastis, Otot, Saraf
• Mendapat suplai darah dan saraf
• Sensori : sentuhan, tekanan, temperatur, nyeri.
• Terdiri dari 2 bagian :
1) Pars Papilare : bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf
dan pemb darah
2) Pars Retikulare : banyak mengandung jaringan ikat, folikel rambut, pemb
darah, saraf, kolagen.

3. Lap subkutis/ hipodermis


Merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel
lemak di dalamnya. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa yang
berfungsi sebagai cadangan makanan. Dalam lapisan ini terdapat ujung-ujung
saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening

Kulit memiliki beberapa fungsi yaitu :


1) Fungsi proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis,
misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi terutama yang bersifat
iritan; lisol, karbol, asam dan alkali kuat, gangguan yang bersifat panas; radiasi,
sengatan UV, gangguan infeksi luar; kuman/bakteri, jamur
Hal di atas terjadi karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan
serabut jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan
fisis.
2) Fungsi absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tapi cairan
yang mudah menguap lebih mudah diserap. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2
dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
3) Fungsi ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme
dalam tubuh; NaCl, urea, as urat dan ammonia. Sebum yang diproduksi
melindungi kulit juga menahan evaporasi air yang berlbhan sehingga kulit tidak
menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat di kulit menyebabkan
keasaman kulit pd pH 5- 6,5
4) Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap
dingin diperankan oleh badan krause yang terletak di dermis. Badan taktil
meissnerr terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan. Terhadap tekanan
diperankan oleh badan vater paccini di epidermis
5) Fungsi pengaturan suhu tubuh
Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan
otot / kontraksi pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga
memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik.
6) Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentukan pigmen/melanosit terletak di lapisan basal dan sel ini berasal
dari rigi saraf. Jumlah melanosit menentukan warna kulit ras maupun individu.
Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh
tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb dan karoten.
7) Fungsi keratinisasi
Proses berlangsung 14-21 hari sebagai perlindungan terhadap infeksi secara
mekanis fisiologik
8) Fungsi pembtkan vit D
Dengan mengubah 7-dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari.

2. Mekanisme nyeri :
Mekanisme Nyeri ada 4 tahap dalam proses terjadinya nyeri (pathways
nyeri), yaitu:
1. Transduksi
Transduksi merupakan proses perubahan rangsang nyeri menjadi suatu
aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Rangsang ini dapat
berupa stimulasi fisik, kimia, ataupun panas. Dan dapat terjadi di seluruh
jalur nyeri
2. Transmisi
Transmisi adalah proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh
proses transduksi sepanjang jalur nyeri, dimana molekul molekul di celah
sinaptik mentransmisi informasi dari satu neuron ke neuron berikutnya
3. Modulasi
Modulasi adalah proses modifikasi terhadap rangsang. Modifikasi ini
dapat terjadi pada sepanjang titik dari sejak transmisi pertama sampai ke
korteks serebri. Modifikasi ini dapat berupa augmentasi (peningkatan)
ataupun inhibisi (penghambatan).
4. Persepsi
Persepsi adalah proses terakhir saat stimulasi tersebut sudah mencapai
korteks sehingga mencapai tingkat kesadaran, selanjutnya diterjemahkan
dan ditindaklanjuti berupa tanggapan terhadap nyeri tlersebut.

3. Reseptor nyeri
Reseptor yang menerima rangsangan nyeri disebut dengan nosiseptor, ada
terdapat 3 nosiseptor yang menerima asal rangsangan masing – masing,
yakni:
a. Nosiseptor Mekanik
Nosiseptor mekanik merespons kerusakan mekanis seperti memotong,
menghancurkan, atau mencubit.
b. Nosiseptor Termal
Nosiseptor termal merespon suhu ekstrim, terutama panas.
c. Nosiseptor Polimodal/Kemikal
Nosiseptor polimodal/kemikal memberikan respons yang sama terhadap
semua jenis rangsangan kerusakan , termasuk bahan kimia bersifat
mengiritasi yang dilepaskan dari jaringan yang terluka.
Reseptor di kulit dan jaringan lain semuanya adalah ujung saraf bebas.
Mereka tersebar luas di lapisan superfisial kulit serta di jaringan internal
tertentu seperti periosteum, dinding arteri, permukaan sendi, dan falx dan
tentorium di tengkorak.

ASKEP
1. Pengakajian pada Kulit
(Warna)
Warna kulit dipengaruhi oleh ras. Kulit
abnormal ditemukan :
Diagnosis
(Temperatur)
Dikaji dengan dorsal tangan.
Normal : hangat secara keseluruhan.
Bila ada hipertermi atau hipotermi, bandingkan
dengan bagian opposite.

(Texture = Susunan)
Palpasi tekstur kulit dengan cara menekan secara
lembut dengan ujung jari.
• Normal
: halus, lembut, kenyal.
• Abnormal : bengkak, atropi.
(Turgor)
Turgor adalah elastisitas dari kulit.
Diukur : berapa lama kulit dan jaringan dibawahnya
kembali ke bentuk awal setelah ditarik.
Normal : < 3 detik.
(Edema)
Edema adalah penumpukan cairan yg berlebihan dalam jaringan.
Area edema dipalpasi untuk menentukan konsistensi, temperatur, bentuk,
mobilisasi. Pitting edema.
Area yang diperiksa : sakrum, diatas tibia, pergelangan kaki.
(Odor = Bau)
Kulit normal tidak bau. Bila ada terdapat pada aksila, luka terbuka, adanya
bakteri pada kulit, infeksi, hygiene tidak adekuat.
Lesi = Kerusakan kulit
(Lokasi)
Diantaranya :
Distribusi, Ukuran, Warna, Adanya drainase.

2. Diagnosa
- Gangguan integritas kulit/Jaringan
- Hipertermia
- Hipotermia
- Risiko alergi
- Risiko gangguan integritas kulit/jaringan
- Risiko infeksi
- Risiko Luka tekan
3. Intervensi
- Intervensi Utama : Perawatan integritas kulit, Perawatan luka.
- Intervensi Pendukung : Dukungan perawatan diri, Edukasi perawatan diri,
Edukasi perawatan kulit, Edukasi pola perilaku kebersihan, Pemberian obat,
Pemberian obat kulit, Pemberian obat topikal, Perawatan area insisi,
Perawatan luka tekan.

You might also like