345-Article Text-667-1-10-20180923

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411-0393

Akreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012

KOMPARASI AHP DAN ANP PENENTUAN SOLUSI PENGELOLAAN ZAKAT


(KASUS DKI DAN SULSEL)

Nurul Huda
pakhuda@yahoo.com
Universitas Yarsi/Pascasarjana Universitas Indonesia Kajian Timur Tengah dan Islam
Desti Anggraini
Alumni Pascasarjana Universitas Indonesia Kajian Timur Tengah dan Islam
Khalifah Muhamad Ali
Alumni Pascasarjana Universitas Indonesia Kajian Timur Tengah dan Islam
Nova Rini
STIE Muhammadiyah Jakarta
Yosi Mardoni
Alumni Pascasarjana Universitas Indonesia Kajian Timur Tengah dan Islam

ABSTRACT

This article aims to map the priority problems and solutions in the management of zakat by comparing methods
of AHP and ANP. The results showed three kinds of priority issues and solutions zakat management are shared
by stakeholder’s charity regulators, zakat organization (OPZ), as well as muzakis and mustahik charity. Based
on the method of AHP priority issue on OPZ while the ANP is the regulator. Priority issues regulators are not
yet become obligatory zakat system. OPZ is a low priority issue synergies between stakeholders charity. Priority
issues mustahik /muzakis ie lack of knowledge muzakis. Both AHP and ANP generate priority scores solving the
same problem, namely OPZ. Priority regulator solution are standardization and accreditation OPZ. Priority
OPZ solution according to the method of AHP and ANP are increased transparency and accountability. AHP
and ANP to experience the difference in the prioritization of solutions muzakis/mustahik , which assume that the
priority solution AHP muzakis/mustahik is to improve the ease of service, while the ANP method is to increase
socialization and education charity. Although using two different methods, the result of priority between AHP
and ANP has many similarities results (priorities). It is likely influenced by the similarity in network models of
relationships (connections) between nodes that have formed in the software superdecisions.

Keywords: Problems, Solutions, Zakat, AHP, ANP.

ABSTRAK

Artikel ini bertujuan untuk memetakan prioritas masalah dan solusi dalam pengelolaan zakat dengan
membandingkan metode AHP dan ANP. Hasil penelitian memperlihatkan tiga macam prioritas
masalah dan solusi pengelolaan zakat yang dibagi berdasarkan stakeholder zakat yaitu regulator,
organisasi pengelola zakat (OPZ), serta muzaki dan mustahik zakat. Berdasarkan Metode AHP
prioritas masalah pada OPZ sedangkan ANP adalah regulator. Prioritas masalah regulator adalah
zakat belum menjadi obligatory system. Prioritas masalah OPZ yaitu rendahnya sinergi antara
stakeholder zakat. Prioritas masalah mustahik/muzaki yaitu rendahnya pengetahuan muzaki. Baik
metode AHP maupun ANP menghasilkan skor prioritas pemecahan masalah yang sama, yaitu OPZ.
Prioritas solusi regulator adalah standarisasi dan akreditasi OPZ. Prioritas solusi OPZ menurut
metode AHP dan ANP adalah peningkatan transparansi dan akuntabilitas. Metode AHP dan ANP
mengalami perbedaan dalam penentuan prioritas solusi muzaki/mustahik, dimana AHP mengang-
gap bahwa prioritas solusi muzaki/mustahik adalah meningkatkan kemudahan layanan, sementara
pada metode ANP adalah peningkatan sosialisasi dan edukasi zakat. Meskipun menggunakan dua
metode yang berbeda, ternyata hasil prioritas antara AHP dan ANP memiliki banyak kesamaan hasil
(priorities). Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh adanya kemiripan jaringan model dalam hubungan

357
358 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 357 – 375

(connections) antar simpul (node) yang telah terbentuk di dalam software superdecisions.

Kata Kunci: Masalah, Solusi, Zakat, AHP, ANP.

PENDAHULUAN masih terdapat banyak persoalan yang


Ilmu ekonomi dan keuangan Islam perlu diselesaikan. Kesenjangan potensi dan
telah menerima banyak perhatian intelek- penghimpunan zakat, masih lemahnya per-
tual Muslim di seluruh dunia selama empat hatian masyarakat terhadap zakat, masalah
dekade terakhir. Dari sekian banyak isu kredibilitas lembaga, masalah Sumber Daya
prioritas dalam bidang ekonomi dan keua- Manusia (SDM) amil, masalah regulasi
ngan Islam, yang dinilai paling penting zakat, masalah peran antara Badan Amil
untuk dikaji adalah isu pengentasan ke- Zakat (BAZ) dengan Lembaga Amil Zakat
miskinan yang di dalamnya terdapat instru- (LAZ), dan masalah efektifitas serta efisiensi
men zakat. Meskipun isu perbankan dan program pemberdayaan zakat adalah se-
lembaga keuangan syariah telah menerima deret persoalan yang perlu dicarikan
perhatian yang paling banyak, para infor- solusinya.
man penelitian menilai bahwa isu perban- Hasil penelitian yang dilakukan oleh
kan dan lembaga keuangan syariah bukan- BAZNAS dan FEM IPB (2011) melaporkan
lah isu yang paling prioritas. Perbankan bahwa Indonesia memiliki potensi dana
syariah dinilai belum bisa memecahkan zakat sebesar Rp 217 triliun/tahun, namun
masalah yang sangat mendasar di dalam total penghimpunan zakat, termasuk juga
negara-negara Islam, yaitu kemiskinan dan infak dan sedekah pada tahun 2011 baru
rendahnya tingkat pendidikan (Abduh, mencapai angka Rp 1,729 triliun atau masih
2013). Hasil penelitian mengungkapkan kurang dari 1% dari total potensi zakat yang
bahwa zakat terbukti mampu mengurangi ada. Menurut Jahar (2010), salah satu faktor
jumlah dan persentase keluarga miskin, yang menyebabkan masih rendahnya reali-
serta mengurangi kedalaman dan kepara- sasi penghimpunan zakat adalah masih
han kemiskinan (Beik, 2009; Tsani, 2010; lemahnya koordinasi dan sinergi antar
Hartoyo dan Purnamasari, 2010; Anriani, lembaga zakat. Lembaga zakat cenderung
2010; Rini et.al., 2013). bekerja sendirian dalam menjalankan pro-
Salah satu indikator kemajuan zakat gramnya masing-masing.
Indonesia adalah terjadi peningkatan peng- Kesenjangan antara potensi zakat de-
himpunan zakat, termasuk infak dan sede- ngan realisasi penghimpunan zakat me-
kah yang cukup tinggi dari tahun ke tahun. nunjukkan bahwa perhatian dan pemaha-
Berdasarkan data dari Hafidhuddin dan man masyarakat terhadap zakat masih
Beik (2009), sampai saat ini, trend peng- perlu ditingkatkan. Hafidhuddin (2011) me-
himpunan zakat nasional masih sangat nyatakan bahwa salah satu langkah yang
positif, dimana total Zakat, Infak, dan dapat dilakukan untuk menggali potensi
Sedekah (ZIS) yang terhimpun tahun 2011 zakat adalah dengan cara sosialisasi dan
mencapai angka Rp 1,729 triliun. Angka ini edukasi kepada masyarakat terkait dengan
mengalami kenaikan sebesar 15,3% di- hukum dan hikmah zakat, harta objek zakat
bandingkan tahun sebelumnya, dan naik 25 sekaligus tata cara perhitungannya.
kali lipat jika dibandingkan dengan data Untuk menyelesaikan permasalahan
pada tahun 2002. Ini menunjukkan bahwa zakat dibutuhkan perencanaan yang baik,
trend kepercayaan berzakat masyarakat dan perencanaan yang baik selalu mem-
melalui institusi amil terus mengalami butuhkan pengetahuan tentang permasala-
peningkatan. han secara benar, akurat, dan lengkap,
Namun demikian, di balik pesatnya walaupun pada dasarnya semua masalah
kemajuan dunia perzakatan di Indonesia, zakat perlu diselesaikan, menyusun prio-
Komparasi Model AHP dan ANP Penentu Solusi..... – Huda, Anggraini, Ali, Rini, Mardoni 359

ritas masalah tetap penting untuk dilakukan 2010), sedangkan menurut Sabiq (2006),
karena adanya keterbatasan sumberdaya zakat merupakan nama dari sesuatu hak
yang dimiliki oleh institusi zakat. Me- Allah yang dikeluarkan kepada fakir,
nyusun prioritas masalah juga akan mem- orang-orang miskin, pengurus-pengurus
bantu pengelola zakat agar tidak terjebak zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya,
dalam permasalah-permasalahan yang ti- untuk (memerdekakan) budak, untuk
dak terlalu penting. orang-orang yang berhutang, untuk di jalan
Meskipun dianggap hal terpenting Allah dan orang-orang yang sedang dalam
dalam area ilmu ekonomi dan keuangan perjalanan. Dinamakan zakat dikarenakan
Islam, zakat belum menerima perhatian mengandung harapan untuk mendapatkan
yang cukup dari kalangan intelektual berkah, membersihkan, dan memupuk jiwa
muslim terutama dalam bidang riset-riset dengan berbagai kebaikan. Zakat merupa-
yang terkait dengan pengembangan pe- kan salah satu dari lima rukun Islam dan
ngelolaan zakat, padahal kenyataannya disebutkan secara beriringan dengan kata
masih banyak kelemahan yang ada pada shalat pada 82 ayat di dalam Al Qur'an.
pengelolaan zakat. Meskipun penghimpu- Allah telah menetapkan hukum wajib atas
nan zakat terus meningkat dari tahun ke zakat sebagaimana dijelaskan di dalam Al
tahun, realisasi penghimpunan zakat nasi- Qur'an, Sunnah Rasul, dan ijma' ulama
onal masih jauh dari potensi yang ada. Pada kaum muslimin (Sabiq, 2006; Bakar, 2011).
tahun 2011, total penghimpunan zakat Hukum menunaikan zakat adalah wajib
belum mencapai satu persen dari total bagi setiap muslim yang telah memenuhi
potensi yang ada (BAZNAS dan FEM IPB, kriteria.
2011). Zuhayly (2008) dalam kajian berbagai
Penelitian ini bermaksud untuk me- mazhab menyebutkan definisi zakat me-
nindaklanjuti penelitian Abduh (2013) de- nurut mazhab Maliki adalah mengeluarkan
ngan mencari prioritas isu dalam pe- sebagian yang khusus dari harta yang khu-
ngelolaan zakat. Penelitian ini akan me- sus pula yang telah mencapai nisab (batas
metakan prioritas masalah pengelolaan kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada
zakat dan mencari prioritas solusinya. Salah orang-orang yang berhak menerimanya
satu metode yang paling populer dalam (mustahik), kepemilikan itu penuh dan
pemetaan masalah dan solusi adalah mencapai haul (setahun), bukan barang
metode Analytic Hierarchy Process (AHP) tambang dan bukan pertanian. Sedangkan
dan Analytic Network Process (ANP). Ber- menurut mazhab Hanafi, zakat berarti men-
dasarkan uraian di atas, dapat disusun jadikan sebagian harta yang khusus dari
pertanyaan penelitian sebagai berikut, harta yang khusus sebagai milik orang yang
yaitu: (1) Apa prioritas masalah dalam khusus, yang ditentukan oleh syariat karena
pengelolaan zakat?; (2) Apa prioritas solusi Allah SWT.
yang dapat diberikan atas prioritas masalah Hafidhuddin (2002) menjelaskan bah-
tersebut?; dan (3) Bagaimana perbandingan wa hubungan antara pengertian zakat
antara AHP dengan ANP dalam menentu- menurut bahasa dan pengertian menurut
kan prioritas masalah/solusi pengelolaan istilah sangat erat sekali, harta yang di-
zakat? keluarkan zakatnya akan menjadi berkah,
tumbuh, berkembang dan bertambah, suci
TINJAUAN TEORETIS dan baik. Sebagaimana dinyatakan Allah
Zakat dalam surat ar-Ruum ayat 39:
Zakat secara fikih berarti sejumlah “dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu
harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk berikan agar Dia bertambah pada harta manusia,
diserahkan kepada orang-orang yang ber- Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah.
hak (Qardhawi, 2007; Bakar dan Rashid, dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
360 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 357 – 375

kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan zakat dapat berupa: a) Zakat akan mem-
Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah bebaskan penerimanya dari tekanan ke-
orang-orang yang melipat gandakan (pahala- butuhan, baik materi (seperti makan, pakai-
nya).” an, dan papan), kebutuhan psikis (seperti
Menurut UU No.23 Tahun 2011 tentang pernikahan), atau kebutuhan maknawiyah
Pengelolaan Zakat bahwa Zakat adalah fikriyah (seperti buku-buku ilmiah); dan b)
harta yang wajib dikeluarkan oleh se- Zakat membersihkan jiwa penerimanya dari
orang muslim atau badan usaha untuk penyakit hasad (iri) dan benci. Hal ini akan
diberikan kepada yang berhak menerima- memutuskan tali persaudaraan, meng-
nya sesuai dengan syariat Islam. Mathews hilangkan rasa cinta, dan mencabik-cabik
and Tlemsani dalam Dogarawa (2009), zakat kesatuan sosial. Sesungguhnya iri dan benci
adalah bagian tertentu dari kekayaan yang adalah penyakit yang melukai jiwa dan
ditentukan oleh Allah untuk di distribusi- fisik, serta menyebabkan banyak penyakit
kan kepada kategori orang yang berhak seperti infeksi usus besar dan tekanan
menerimanya. Dengan menunaikan zakat darah. Karena itu Rasulullah saw. Mem-
akan terealisasi juga tujuan-tujuan berikut- peringatkan, “Telah menjalar di tengah-
nya. Tujuan-tujuan tersebut menurut Qar- tengah kalian penyakit umat sebelum
dhawi (2005) terbagi atas 3 tujuan utama kalian, yaitu iri dan benci, kebencian adalah
yaitu: 1) Berkaitan dengan Muzakki; 2) Ber- pisau penyukur. Aku tidak mengatakan
kaitan dengan penerima; dan 3) Pengaruh penyukur rambut, tetapi pencukur agama.”
Zakat bagi Masyarakat. (Al-Bazzar dan Baihaqi).
Tujuan pertama menunaikan zakat Selain memiliki tujuan untuk muzaki
yaitu berkaitan dengan muzaki dapat be- dan penerima zakat, menunaikan zakat juga
rupa: a) Zakat membersihkan muzakki dari memiliki tujuan berupa pengaruh zakat
penyakit pelit, dan membebaskannya dari bagi masyarakat. Di antara kelebihan zakat
penyembahan harta; b) Zakat adalah latihan dalam Islam adalah ibadah fardiyah (indi-
berinfaq fii sabilillah. Dan Allah SWT vidual) sekaligus sosial. Zakat sebagai se-
menyebutkan infaq fii sabilillah sebagai sifat buah tatanan sosial dalam Islam yang
wajib orang muttaqin dalam lapang mau- memiliki banyak manfaat, di antaranya: a)
pun sempit dan menyertakannya sebagai Zakat adalah hukum pertama yang men-
sifat terpenting; dan c) Zakat adalah aktuali- jamin hak sosial secara utuh dan me-
sasi syukur nikmat yang Allah berikan, nyeluruh. Imam Az-Zuhriy menulis tentang
terapi hati dan membersihkannya dari cinta zakat kepada Umar bin Abdul Aziz: Bahwa
dunia. “Ambillah zakat dari sebagian harta di sana terdapat bagian bagi orang-orang
mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan yang terkena bencana, sakit, orang-orang
dan mensucikan mereka.” (At-Taubah: 103). miskin yang tidak mampu berusaha di
Dan sesungguhnya zakat adalah mekanis- muka bumi, orang-orang miskin yang me-
me membersihkan dan memperbanyak minta-minta, bagi muslim yang dipenjara
harta itu sendiri. Firman Allah dalam QS: sedang mereka tidak punya keluarga,
Saba’(34): 39, Katakanlah: "Sesungguhnya bagian bagi orang miskin yang datang ke
Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang masjid tidak memiliki gaji dan pendapatan,
dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya tidak meminta-minta, ada bagian bagi
dan menyempitkan bagi (siapa yang di orang yang mengalami kefakiran dan ber-
kehendaki-Nya)", dan barang apa saja yang hutang, bagian untuk para musafir yang
kamu nafkahkan, Maka Allah akan meng- tidak memiliki tempat menginap dan
gantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang keluarga yang menampungnya; b) Zakat
sebaik-baiknya. (Qardhawi, 2005). berperan penting dalam menggerakkan
Sementara tujuan berzakat kedua me- ekonomi, karena seorang muslim yang me-
nurut Qardhawi (2005) yaitu bagi penerima nyimpan harta, berkewajiban mengeluarkan
Komparasi Model AHP dan ANP Penentu Solusi..... – Huda, Anggraini, Ali, Rini, Mardoni 361

zakatnya minimal 2,5% setiap tahun, hal ini mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut,
akan mendorongnya untuk bersemangat sehingga didapatkan beberapa tingkatan
mengusahakannya agar zakat itu bisa di- dari persoalan tersebut. Comparative judge-
keluarkan dari labanya. Inilah yang mem- ment adalah melakukan perbandingan antar
buat uang itu keluar dari simpanan dan elemen-elemen dalam hirarki yang disajikan
berputar dalam sektor riil; c) Zakat mem- dalam bentuk matriks. Perbandingan ini
perkecil kesenjangan. Islam menghendaki dilakukan dengan cara berpasangan antar
orang-orang miskin juga berkesempatan elemen. Cara ini disebut juga pairwise
menikmati kesenangannya orang kaya, camparation. Sementara itu hasil akhir dari
memberinya apa yang dapat menutup seluruh prioritas adalah melakukan Syn-
hajatnya, dan zakat adalah satu dari banyak thesis of Priority, dengan demikian maka
sarana yang dipergunakan Islam untuk akan diperoleh prioritas masing-masing
menggapai tujuan di atas; d) Zakat berperan elemen.
besar dalam menghapus peminta-minta, Adapun Analytic Hierarchy Process
dan mendorong perbaikan antara sesama, (ANP) adalah pengembangan dari AHP.
maka ketika untuk membangun hubungan Ascarya (2012) mendefinisikan ANP sebagai
baik itu memerlukan dana, zakat dapat pendekatan kualitatif non parametrik non-
menjadi salah satu sumbernya; e) Zakat bayesian untuk proses pengambilan ke-
dapat menjadi alternatif asuransi. Asuransi putusan dengan kerangka kerja umum
adalah mengambil sedikit dari orang kaya tanpa membuat asumsi-asumsi. Kelebihan
kemudian memberikan lebih banyak lagi ANP dibandingkan AHP adalah ANP lebih
kepada orang kaya, sedang zakat meng- unggul dibanding AHP dalam kesederhana-
ambil dari orang kaya untuk diberikan an (simplicity), hubungan (connectivity),
kepada fuqara yang terkena musibah; dan f) komparasi lebih objektif, prediksi lebih
Zakat memberanikan para pemuda untuk akurat, hasil lebih stabil dan robust.
menikah, lewat bantuan biaya pernikahan- Perbandingan struktur model antara AHP
nya. Para ulama menetapkan bahwa orang dan ANP ditampilkan dalam gambar 1.
yang tidak mampu menikah karena
kemiskinannya diberikan dari zakat yang Penelitian Sebelumnya
membuatnya berani menikah. (Qardhawi, Beberapa persoalan utama zakat
2005) adalah gap yang sangat besar antara potensi
zakat dan realisasinya, hal ini disebabkan
AHP dan ANP masalah kelembagaan pengelola zakat dan
Saaty (2008), orang pertama yang masalah kesadaran masyarakat, serta masa-
mengembangkan AHP mengatakan bahwa, lah sistem manajemen zakat yang belum
“The Analytic Hierarchy Process (AHP) is a terpadu.
theory of measurement through pairwise Untuk mengatasi masalah tersebut,
comparisons and relies on the judgements of perlu dilakukan strategi yang dapat meng-
experts to derive priority scales.”AHP adalah atasi ancaman dan tantangan yang hadapi
sebuah teori pengukuran melalui perbandi- dan memperbaiki kelemahan OPZ secara
ngan berpasangan yang bergantung kepada keseluruhan.
penilaian para pakar yang dapat meng- Prioritas kebijakan yang perlu dilaku-
hasilkan skala prioritas. Saaty (1991), me- kan yaitu penerapan sangsi bagi muzakki
nyatakan bahwa penyelesaian masalah yang tidak berzakat; meningkatkan kualitas
dengan AHP terdapat beberapa prinsip sumber daya manusia untuk meningkatkan
dasar, yaitu: Decomposition, Comparative keprofesionalisme, kredibilitas, akuntabili-
Judgement, dan Synthesis of Priority. Decompo- tas, dan transparansi OPZ, dan mensinergi-
sition artinya memecah persoalan yang utuh kan pelaksanaan sistem pajak dan zakat
menjadi unsur-unsurnya sampai tidak secara nasional.
362 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 357 – 375

Hierarki Linier Jaringan Feedback

Tujuan
Komponen, C4
Cluster
(Level)
Kriteria

C1
Subkriteria Outer
Dependence

Feedback C2
Alternatif

Loop menunjukkan bahwa setiap


elemen hanya tergantung pada C3
dirinya sendiri

Elemen

Inner
Dependence

Gambar 1
Perbandingan Struktur Jaringan Antara Metode AHP (Kiri) Dengan ANP (Kanan).
Sumber: Ascarya (2012)

Skenario terbaik dalam meningkatkan po- Hafidhuddin (2011) menyatakan untuk


tensi zakat adalah melalui reformasi per- menggali potensi zakat maka ada empat
undang-undangan. (Indrijatiningrum, 2005). langkah yang dapat dilakukan: (1) sosiali-
Chalikuzhi (2009) dalam disertasinya sasi dan edukasi kepada masyarakat; (2)
menyatakan beberapa isu utama pengelola- penguatan amil zakat sehingga menjadi
an zakat: (1) Rendahnya pengetahuan zakat amil yang amanah, terpercaya, dan pro-
yang berakibat ketidakefektifan pengumpu- fesional; (3) penyaluran zakat yang tepat
lan zakat, hal ini berimplikasi perlunya sasaran sesuai dengan ketentuan syariah
sosialisasi zakat guna meningkatkan ke- dan memperhatikan aspek-aspek mana-
sadaran membayar zakat; (2) Rendahnya jemen yang transparan; (4) sinergi dan
keimanan juga mempengaruhi ketidak- koordinasi atau ta’awun baik antar se-
efektifan pengumpulan zakat; (3) Perbedaan sama amil zakat (tingkat daerah, nasional,
pandangan terhadap fikih zakat juga me- regional, dan internasional) maupun de-
rupakan faktor penghambat ketidak- ngan komponen umat yang lain seperti
optimalan penghimpunan zakat; (4) Faktor Majelis Ulama Indonesia (MUI), lembaga-
transparansi yang masih rendah dari lem- lembaga pemerintah, organisasi-organisasi
baga zakat berimplikasi terhadap rendah- Islam, lembaga pendidikan Islam, perguru-
nya pembayaran zakat pada lembaga zakat. an tinggi, media massa, dan lain-lain.
Mintarti (2011) menyatakan bahwa sa- Penelitian yang dilakukan oleh IMZ
lah satu masalah utama dalam pengelolaan (2010), Uzaifah (2007), dan tim dari FEM
zakat adalah masih lemahnya sumberdaya bekerjasama dengan BAZNAS (2011) me-
manusia (SDM) amil. Kebanyakan amil nunjukkan muzakki membayarkan zakat-
tidak menjadikan pekerjaannya sebagai pro- nya langsung pada yang berhak menerima
fesi atau pilihan karir, tapi sebagai pe- zakat/mustahik sehingga tidak terdata pi-
kerjaan sampingan atau pekerjaan paruh hak lembaga zakat. Sebenarnya tidak ada
waktu. yang salah dengan muzakki yang tidak
membayarkan zakatnya pada lembaga za-
Komparasi Model AHP dan ANP Penentu Solusi..... – Huda, Anggraini, Ali, Rini, Mardoni 363

kat, hanya saja jika dikaitkan dengan kon- teori maupun empiris. Penelitian ini me-
sep pemberdayaan tentu akan menjadi libatkan empat orang pria, tiga diantaranya
sangat berdaya jika pembayaran zakat di- adalah praktisi dan satu lainnya adalah
lakukan pada lembaga zakat. regulator zakat. Orang-orang yang dijadi-
Hafiduddin (2011), Chalikuzhi (2009), kan sebagai narasumber penelitian ini se-
dan Wahid et.al (2009) melakukan penelitian lanjutnya disebut sebagai informan. Dua
dengan hasil bahwa kepercayaan pada orang informan diambil dari Provinsi DKI
lembaga zakat masih sangat minim, hal ini Jakarta yaitu dari institusi PKPU dan
disebabkan oleh profesionalisme dan hasil BAZNAS, serta dua informan dari Provinsi
pengelolaan zakat yang tidak terpublikasi Sulawesi Selatan yaitu Dompet Dhuafa dan
kepada masyarakat. BAZNAS Provinsi Sulawesi Selatan. Pe-
Hasil penelitian yang dilakukan Hafi- milihan daerah didasari oleh perbedaan
duddin (2011), Wahid et.al (2009), dan potensi zakat dan perbandingan jumlah
Ahmad et.al (2006) menunjukkan bahwa mustahik dan muzaki di kedua daerah ter-
pendayagunaan dana zakat yang belum sebut. DKI Jakarta merupakan provinsi
maksimal yang menimbulkan permasalahan yang memiliki potensi zakat tinggi, se-
zakat. Banyak mustahik yang belum me- dangkan Sulawesi Selatan memiliki potensi
nerima dana zakat dari lembaga zakat, se- sedang. Perbedaan-perbedaan ini diharap-
lain birokrasi yang sangat rumit bagi musta- kan dapat memberikan hasil penelitian
hik untuk mendapatkan dana zakat dari yang lebih kaya dan beragam. Dalam taha-
lembaga zakat. Berdasarkan data BAZNAS pan konstruksi model ini para informan
(Hafidhuddin dan Beik, 2012), jumlah mus- diajak untuk melakukan diskusi secara
tahik yang dapat dilayani oleh organisasi mendalam (in-depth interview).
pengelola zakat (OPZ) pada tahun 2011 Dalam penelitian ini yang dimaksud
baru mencapai angka 9,30 persen dari total dengan informan dari kalangan praktisi
keseluruhan penduduk miskin. adalah pelaku utama dalam pengelolaan
Penelitian yang sudah dilakukan se- zakat (penghimpunan dan pendistribusian
belumnya oleh Hafiduddin (2011), Chali- serta pendayagunaan zakat) pada OPZ.
kuzhi (2009), dan IMZ (2010) menunjukkan Adapun yang dimaksud dengan regulator
bahwa masih rendahnya pemahaman zakat adalah pembuat regulasi zakat dari
masyarakat tentang kewajiban zakat. Hal ini Kepala Seksi Pengawasan Direktorat Pem-
tentu perlu dilakukan edukasi oleh pe- berdayaan Zakat Kementerian Agama
merintah agar terjadi peningkatan pemaha- Republik Indonesia.
man yang utuh tentang zakat.
Kuantifikasi Model
METODE PENELITIAN Tahap kuantifikasi model mengguna-
Metode yang digunakan adalah kuali- kan pertanyaan dalam kuisioner berupa
tatif yang dikuantitatifkan dengan alat perbandingan berpasangan (pairwise compa-
analisis AHP dan ANP. Ada tiga tahapan rison) antar elemen untuk mengetahui mana
penelitian yang akan dilakukan. Tiga taha- diantara keduanya yang lebih penting. Pe-
pan tersebut adalah sebagai berikut: ngukuran dilakukan dengan skala numerik
1-9. Data hasil penilaian kemudian di-
Konstruksi Model kumpulkan dan input melalui software
Konstruksi model AHP dan ANP di- Superdecisions.
susun berdasarkan kajian pustaka secara
364 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 357 – 375

Konstruksi KajianPustaka Kuisioner


Model
Indepeth Interview FGD

Konstruksi model

Validasi/Konfirmasi model

Kuantifikasi
Model PenyusunanKuisioner

Peneliti Informan
Tes kuisioner

Survei informan

Analisis
Hasil
Validasi data:
Ujikonsistensi

Bobot prioritas setiap elemen

Analisis Data

Interpretasi Hasil

Gambar 2
Tahapan Penelitian
Sumber : Saaty,2008

Sintesis dan Analisis ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Sebelum data terolah dianalisis, akan Penelitian ini menemukan bahwa ter-
dilakukan validasi data, yaitu dengan me- dapat tiga macam prioritas masalah dan
lakukan uji konsistensi. Data dianggap solusi pengelolaan zakat yang dibagi ber-
konsisten jika memiliki nilai rasio konsis- dasarkan lembaga pemangku kepentingan
tensi/consistency ratio (CR)<0.1 (Saaty, (stakeholder) pengelolaan zakat, yaitu regu-
1994). Jika nilai CR lebih besar dari 0,1 maka lator, Organisasi Pengelola Zakat (OPZ),
akan dilakukan penilaian (judgement) ulang dan masyarakat yang dalam hal ini di-
oleh informan. Jika nilai CR telah konsisten, definisikan sebagai muzaki dan mustahik
maka bobot prioritas elemen yang telah ada zakat. Muzaki adalah orang yang mem-
dapat digunakan sebagai dasar untuk ana- bayar zakat, sedangkan mustahik adalah
lisis data dan interpretasi hasil. orang yang berhak menerima zakat.
Komparasi Model AHP dan ANP Penentu Solusi..... – Huda, Anggraini, Ali, Rini, Mardoni 365

Hasil Konstruksi Model Prioritas masalah zakat pada OPZ


Hasil konstruksi model dibagi menjadi pertama adalah terlalu banyaknya OPZ
dua bagian, yaitu prioritas masalah dan bentukan masyarakat (LAZ). Pertumbuhan
prioritas solusi pengelolaan zakat. kuantitas yang tidak diiringi dengan pe-
Prioritas masalah yang ada dalam ningkatan kualitas dapat menjadi faktor
regulator adalah: pertama, perbedaan pen- yang dapat menurunkan tingkat kepercaya-
dapat (khilafiyah) mengenai fiqih zakat. an masyarakat terhadap OPZ secara
Kedua, rendahnya koordinasi antara regu- keseluruhan. Dari sekian banyak OPZ yang
lator dengan OPZ. Ketiga, rendahnya peran ada, baru 43 OPZ yang terdaftar di Forum
Kementerian Agama dalam pengelolaan Zakat (FOZ) dan baru 12 OPZ diantaranya
zakat. Keempat, zakat belum menjadi yang memiliki ijin dari pemerintah.
obligatory system. Prioritas masalah zakat pada OPZ
Salah satu contoh masalah perbedaan selanjutnya adalah mahalnya biaya promo-
khilafiyah fikih zakat adalah dalam pro- si. Dalam aktivitasnya menghimpun dana
kontra zakat profesi. Sebagian ulama men- dari masyarakat, OPZ perlu melakukan
dukung adanya zakat profesi, namun se- promosi kepada masyarakat luas. Akibat-
bagian yang lain menganggap zakat profesi nya biaya promosi diambil dari dana yang
adalah bid’ah atau sesuatu yang diada- telah dikumpulkan dari masyarakat yang
adakan dalam agama. sebenarnya diharapkan oleh para muzaki
Prioritas masalah zakat selanjutnya dapat digunakan untuk membantu musta-
adalah rendahnya koordinasi antara regu- hik terutama golongan fakir miskin.
lator zakat dengan OPZ. Sebagian OPZ, Rendahnya efektifitas program pen-
terutama OPZ besar bentukan swadaya dayagunaan zakat dianggap sebagai priori-
masyarakat, cenderung memiliki egoisme tas masalah pengelolaan zakat pada OPZ.
organisasi yang juga besar. Sejarah panjang Efektifitas yang dimaksud adalah ketepatan
OPZ dalam membesarkan organisasinya dan kesinambungan program pendaya-
memberikan pengaruh terhadap cara gunaan zakat dalam memberikan kemasla-
pandangnya terhadap memandang regu- hatan kepada mustahik. Masih banyak OPZ
lator. yang membuat program pendayagunaan
Prioritas masalah pengelolaan zakat zakat untuk sekedar pamer di media, se-
lainnya adalah rendahnya peran Kementri- hingga pada saat selesai diliput oleh media,
an Agama (Kemenag) dalam pengelolaan program pendayagunaan berakhir.
zakat. Perhatian Kemenag terhadap zakat Selain masih rendahnya sinergi antara
jauh lebih kecil dibandingkan perhatiannya OPZ dengan regulator, prioritas masalah
terhadap pengelolaan haji. Kemenag me- zakat pada OPZ juga ada pada lemahnya
nyerahkan urusan pengelolaan zakat ke- sinergi antara OPZ. OPZ yang telah berhasil
pada BAZNAS. membesarkan organisasinya masing-masing
Prioritas masalah zakat terakhir adalah dianggap memiliki egoisme organisasi yang
zakat belum menjadi obligatory system dalam akhirnya sulit membuat organisasinya be-
sistem negara. Akibatnya kesadaran masya- kerja sama dengan OPZ lain.
rakat dalam menunaikan zakat menjadi Prioritas masalah pada muzaki/musta-
rendah. hik adalah: 1) mustahik yang cenderung
Prioritas masalah pada OPZ adalah: 1) karikatif; 2) rendahnya kepercayaan muzaki
jumlah Lembaga Amil Zakat yang terlalu kepada OPZ dan regulator; 3) rendahnya
banyak; 2) mahalnya biaya promosi; 3) kesadaran muzaki dalam menunaikan zakat
rendahnya efektifitas program pedaya- secara benar sesuai syariat; 4) rendahnya
gunaan zakat; 4) rendahnya sinergi antar pengetahuan muzaki tentang fikih zakat.
stakeholder zakat; dan 5) terbatasnya Prioritas masalah pertama yang datang
sumberdaya manusia (SDM) amil zakat. dari sisi muzaki/mustahik adalah mustahik
366 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 357 – 375

yang cenderung karikatif atau konsumtif. Prioritas solusi regulator adalah: 1) ke-
Salah satu tujuan utama OPZ adalah me- teladanan pejabat dalam menunaikan zakat
ngubah status mustahik menjadi muzaki. sesuai syariat; 2) kewajiban audit eksternal;
Mustahik yang masih mampu berusaha 3) meningkatkan fungsi pengaturan dan
diberdayakan sedemikian rupa sehingga pengawasan; 4) meningkatkan peran Maje-
dapat mandiri dan hidup sejahtera. Namun lis Ulama Indonesia (MUI); 5) sertifikasi
demikian, banyak mustahik yang konsum- amil; dan 6) standarisasi dan akreditasi
tif. Dana zakat yang diberikan kepadanya OPZ.
untuk menjadi produksi justru digunakan Prioritas solusi pengelolaan zakat pada
untuk konsumsi. Akhirnya banyak program regulator adalah dengan pemberian ke-
pemberdayaan yang mengalami kegagalan. teladanan dalam menunaikan zakat secara
Prioritas masalah zakat yang berasal benar sesuai syariat. Para pemimpin, pe-
dari sisi muzaki/mustahik lainnya adalah jabat, termasuk juga pengelola zakat, para
rendahnya kepercayaan muzaki kepada da’i harus memulai dari diri sendiri se-
OPZ dan regulator. OPZ adalah organisasi belum menyuruh orang lain berzakat.
yang mengandalkan dana publik untuk Prioritas solusi selanjutnya adalah me-
menjalankan semua aktivitasnya, sehingga ngadakan kewajiban audit eksternal yang
aspek kepercayaan masyarakat (trust) men- dilakukan oleh regulator zakat kepada OPZ.
jadi sangat penting. Semakin tinggi tingkat Kewajiban audit bagi setiap OPZ dapat
kepercayaan masyarakat, maka semakin meningkatkan penerapan good corporate
tinggi pula tingkat penghimpunan dana governance (GCG) pada OPZ. Peningkatan
OPZ. Namun sayangnya hingga saat ini GCG dapat membantu meningkatkan trans-
masih banyak muzaki yang belum percaya paransi dan akuntabilitas OPZ yang dapat
dengan OPZ, sehingga lebih memilih me- membantu meningkatkan kepercayaan
nyalurkan dana zakatnya secara langsung masyarakat terhadap OPZ. Selain itu,
kepada mustahik. regulator juga dianggap perlu melakukan
Rendahnya kesadaran muzaki dalam fungsi pengaturan dan pengawasan kepada
menunaikan zakat secara benar sesuai OPZ sebagaimana Bank Indonesia melaku-
syariat juga menjadi prioritas masalah zakat kan fungsi tersebut kepada perbankan. Jika
dari sisi muzaki. Salah satu contohnya ada OPZ yang berprestasi, maka regulator
adalah muzaki masih gemar menyalurkan dapat memberikan penghargaan. Sebalik-
zakat secara langsung kepada mustahik. nya, jika OPZ tidak menjalankan perannya
Penyaluran zakat secara langsung dapat dengan baik, maka regulator dapat mem-
menimbulkan masalah baru. Kasus tewas- berikan sanksi.
nya mustahik zakat saat anteri mengambil Meningkatkan peran Majelis Ulama
zakat sudah banyak terjadi dan terus Indonesia (MUI) dalam menyelesaikan per-
terulang. soalan khilafiyah fikih zakat juga dianggap
Prioritas masalah selanjutnya adalah sebagai prioritas solusi pengelolaan zakat.
rendahnya pengetahuan muzaki tentang MUI sebagai wadah berkumpulnya para
fikih zakat. Rendahnya pengetahuan ten- ulama yang diakui oleh pemerintah se-
tang fikih zakat ini menyebabkan rendah- harusnya dapat memberikan keputusan ten-
nya kesadaran menunaikan zakat bagi para tang perbedaan pendapat fikih zakat yang
muzaki. Banyak muzaki yang tidak me- merebak di masyarakat.
ngetahui apakah dirinya sudah wajib zakat Sertifikasi amil juga dianggap sebagai
atau belum, bagaimana pentingnya kedudu- prioritas solusi permasalahan zakat nasio-
kan zakat dalam agama Islam, bagaimana nal. Amil zakat sebagai ujung tombak
beratnya ancaman Allah bagi orang yang pengeloaan zakat haruslah orang yang me-
tidak menunaikan zakat, dan bagaimana miliki kapasitas yang cukup untuk me-
cara menyalurkan zakat dengan benar. ngemban amanah sebagaimana Rasulullah
Komparasi Model AHP dan ANP Penentu Solusi..... – Huda, Anggraini, Ali, Rini, Mardoni 367

saw juga memilih sahabat-sahabat terbaik pun kualitas jaringannya sehingga dapat
sebagai amil zakat. Sertifikasi amil di- semakin menjangkau mustahik/muzaki.
maksudkan untuk menjamin kualitas amil Peningkatan efektifitas program pen-
sesuai dengan standar kompetensi yang dayagunaan zakat juga dianggap sebagai
dibutuhkan. prioritas solusi pengelolaan zakat pada
Prioritas solusi atas pengelolaan zakat OPZ. Program pendayagunaan yang di-
terakhir dari sisi regulator yang ditemukan lakukan OPZ hendaknya dilakukan dengan
adalah standarisasi dan akreditasi OPZ. prinsip tepat guna agar benar-benar dapat
Standarisasi pengelolaan zakat dalam OPZ memberikan maslahat kepada mustahik.
akan dapat memudahkan perbandingan Selain itu OPZ dianggap perlu menjaga
kinerja antar OPZ. program pendayagunaannya agar tetap ber-
Prioritas solusi OPZ adalah: 1) mana- jalan dengan baik meski sudah ditinggal
gement training dan kerjasama dengan per- oleh OPZ.
guruan tinggi dalam memenuhi kebutuhan Peningkatan transparansi dan akunta-
amil profesional; 2) membangun sinergi bilitas dipandang perlu dimasukkan sebagai
antar stakeholder zakat; 3) memperluas jari- prioritas solusi pengelolaan zakat pada
ngan OPZ; 4) peningkatan efektifitas pro- OPZ. Transparansi adalah keterbukaan
gram pendayagunaan zakat; 5) peningkatan dalam pengelolaan keuangan, sedangkan
transparansi dan akuntabilitas; dan 6) akuntabilitas yang dimaksud adalah keter-
standarisasi zakat nasional. sesuaian antara rencana dengan pelaksana-
Prioritas solusi pengelolaan zakat pada an keuangan. Pengelolaan keuangan yang
OPZ pertama adalah dengan pengadaan transparan dan akuntabel pada akhirnya
management training dan kerjasama dengan dapat menimbulkan kepercayaan masya-
perguruan tinggi dalam memenuhi kebutu- rakat terhadap OPZ.
han amil profesional. Management training Prioritas solusi pengelolaan zakat pada
adalah langkah jangka pendek yang di- OPZ terakhir yang diungkap adalah
lakukan untuk memenuhi kebutuhan amil standarisasi zakat nasional. Standarisasi
pada OPZ, sedangkan pembentukan kerja zakat nasional yang dimaksud adalah pe-
sama dengan perguruan tinggi adalah lang- nyamaan standar pengelolaan zakat pada
kah jangka menengah dan panjang untuk OPZ salah satu contoh bentuk standarisasi
menjamin stok amil profesional di masa pengelolaan zakat adalah PSAK 109, meski
yang akan datang. belum banyak OPZ yang menerapkan
Prioritas solusi pengelolaan zakat pada standar ini. Pengelola zakat dianggap perlu
OPZ selanjutnya adalah pembangunan melakukan standarisasi pada aspek-aspek
sinergi antar stakeholder zakat. Sinergi yang lain seperti standarisasi fikih zakat.
dapat dilakukan adalah dalam sosialisasi Prioritas solusi muzaki/mustahik ada-
zakat, persamaan fikih zakat, standarisasi lah: 1) kaderisasi dai zakat; 2) kemudahan
pengelolaan zakat, penyusunan data base layanan; 3) perbaikan materi zakat dalam
mustahik dan muzaki, hingga sinergi dalam pelajaran sekolah; 3) pemberian pengharga-
program pendayagunaan zakat di lapangan. an (reward) bagi yang menunaikan zakat
Memperluas jaringan OPZ juga me- dan hukuman (punishment) bagi yang tidak
rupakan prioritas solusi pengelolaan zakat menunaikan zakat padahal telah wajib
pada OPZ. Menurut Wibisono (2011), saat zakat; 4) peningkatan sosialisasi dan edu-
ini terdapat 33 BAZDA provinsi, 447 kasi zakat kepada masyarakat; dan 5)
BAZDA kabupaten/kota serta 18 LAZ menjadikan zakat sebagai gaya hidup (life
nasional dan 22 LAZ daerah. Meski jaringan style) masyarakat.
OPZ sudah cukup luas, perlu dilakukan Prioritas solusi pengelolaan zakat pada
peningkatan baik dari sisi kuantitas mau- muzaki/mustahik pertama yang dikemuka-
kan adalah kaderisasi dai zakat. Belum
368 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 357 – 375

banyak dai/ustadz yang menyampaikan terbangun tidak selalu bersifat top down.
tentang fikih zakat, akibatnya ummat Islam Namun demikian antara model AHP de-
tidak faham akan pentingnya zakat. Di- ngan model ANP di atas memiliki kesama-
harapkan dengan kaderisasi dai zakat, syiar an nodes yang merupakan aspek-aspek yang
zakat akan semakin tersebar melalui ingin disusun prioritasnya.
mimbar-mimbar Jumat, ceramah baik di
media cetak atau elektronik. Hasil Kuantifikasi Model
Prioritas solusi selanjutnya adalah me- Setelah model AHP dan ANP ter-
ningkatkan kemudahan layanan zakat. bentuk, tahapan selanjutnya adalah meng-
Kemudahan berzakat yang menjangkau ber- kuantifikasi model dengan melakukan per-
bagai lapisan masyarakat diharapkan dapat bandingan berpasangan (pairwise compare-
meningkatkan penghimpunan zakat. Pem- son). Hasil yang pairwise comparison dari
berian materi zakat dalam pelajaran sekolah kedua model di atas ditampilkan dalam
juga dianggap sebagai salah satu prioritas tabel 1 dan 2.
solusi pengelolaan zakat pada muzaki/ Tabel 1 menggambarkan perbandingan
mustahik. Selain itu pemberian pengharga- antara nilai skor prioritas model AHP dan
an bagi wajib zakat yang membayar zakat ANP dalam penentuan prioritas masalah
dan sanksi bagi wajib zakat yang tidak pengelolaan zakat secara keseluruhan. Tam-
membayar zakat juga merupakan prioritas pak bahwa lembaga paling bermasalah
solusi yang dianggap dapat menjadi salah dalam pengelolaan zakat menurut metode
satu langkah pemecahan masalah pe- AHP adalah OPZ dengan nilai skor sebesar
ngelolaan zakat. 0,448, sedangkan menurut metode ANP
Peningkatan sosialisasi dan edukasi adalah regulator dengan nilai skor sebesar
zakat kepada masyarakat merupakan prio- 0,355, namun demikian perbedaan yang
ritas solusi yang dianggap sangat penting terjadi sangat kecil karena skor antara prio-
dalam menyelesaikan permasalahan zakat ritas pertama dan kedua pada metode ANP
nasional. Sosialisasi dapat memberikan pe- hanya berbeda 0,001.
mahaman kepada masyarakat tentang Baik menurut metode AHP maupun
pentingnya zakat. Pemahaman memberikan ANP, prioritas masalah regulator adalah
kesadaran dan kesadaran akan memberikan zakat belum menjadi obligatory system dalam
dorongan yang lebih kuat untuk berzakat. sistem pengelolaan negara yaitu sama-sama
Prioritas solusi terakhir adalah men- memiliki nilai skor sebesar 0,423. Hasil
jadikan zakat sebagai gaya hidup masya- tersebut menunjukkan bahwa zakat di
rakat. Zakat diharapkan dapat menjadi gaya Indonesia hanya dianggap sebagai voluntary
hidup masyarakat sebagaimana masyarakat system, yaitu sesuatu yang bersifat sukarela.
modern yang sudah menggunakan asuransi Dalam voluntary system ini tidak ter-
sebagai gaya hidup. dapat sanksi hukum apapun bagi yang
Semua aspek di atas jika dikonstruksi tidak menunaikan zakat, akibatnya kesada-
menjadi model AHP dan ANP maka akan ran berzakat warga negara menjadi rendah.
tampak pada gambar 3 dan gambar 4. Zakat yang belum menjadi obligatory system
Gambar 3 adalah model dibangun de- yang tidak terdapat sanksi bagi yang tidak
ngan metode AHP. Model ini bersifat bayar zakat dianggap sebagai prioritas
hierarkis. Pada model AHP seluruh hubu- masalah Regulator. Sangat dimungkinkan
ngan yang terbentuk selalu berawal dari bahwa ini salah satu penyebab masih sangat
node (simpul) atas ke node bawah (top down). besarnya kesenjangan antara realisasi
Gambar 4 adalah model dibangun de- dengan potensi zakat.
ngan metode ANP. Model ini bersifat tidak Khaf (1987) mengatakan bahwa negara-
berbentuk hierarkis, tapi jaringan (network). negara yang telah mengimplementasikan
Pada ANP, hubungan (connexion) yang zakat sebagai obligatory system antara
Komparasi Model AHP dan ANP Penentu Solusi..... – Huda, Anggraini, Ali, Rini, Mardoni 369

Prioritas Masalah dan Solusi


Zakat

Masalah, Solusi

MASALAH SOLUSI

1. Regulator 1. Regulator
2. OPZ 2. OPZ
3. Muzakki dan 3. Muzakki dan
Mustahik Mustahik

Regulator OPZ Muzaki dan Regulator OPZ Muzaki dan


Mustahik Mustahik

1. Khilafiyah 1. Jumlah LAZ 1. Mustahik 1. Keteladanan 1. Management 1. Keteladanan


fiqih zakat terlalu banyak cenderung pejabat Training dan pejabat
2. Rendahnya 2. Mahalnya biaya karikatif 2. Kewajiban kerjasama dengan 2. Kewajiban audit
koordinasi promosi 2. Rendahnya audit eksternal Perguruan Tinggi eksternal
dengan 3. Rendahnya kepercayaan 3. Meningkatkan 2. Membangun 3. Meningkatkan
OPZ efektifitas terhadap OPZ fungsi sinergi antar fungsi
3. Rendahnya program 3. Rendahnya pengaturan stakeholder zakat pengaturan dan
peran pendayagunaan kesadaran dan 3. Memperluas pengawasan
Kemenag 4. Rendahnya muzaki pengawasan jaringan OPZ 4. Meningkatkan
4. Zakat blm kredibilitas 4. Rendahnya 4. Meningkatkan 4. Peningkatan peran MUI
sebagai 5. Rendahnya pengetahuan peran MUI efektifitas program 5. Sertifikasi amil
obligatory sinergi sesama mustahik 5. Sertifikasi amil pendayagunaan 6. Standarisasi dan
stakeholder 6. Standarisasi untuk akreditasi OPZ
6. Terbatasnya dan akreditasi kemaslahatan
SDM Amil Zakat OPZ mustahik
5. Peningkatan
transparansi dan
akuntabilitas
6. Standarisasi
pengelolaan zakat
nasional

Gambar 3
Struktur Jaringan AHP
Sumber: wawancara, data diolah.

lain Pakistan, Sudan, Arab Saudi, Libya, Juwaini (2006), dimana sinergi antar OPZ
dan Malaysia. Prioritas masalah OPZ adalah terutama antara lembaga zakat bentukan
rendahnya sinergi sesama stakeholder zakat pemerintah (BAZ) dengan lembaga zakat
yaitu sama-sama memiliki nilai skor sebesar bentukan masyarakat (LAZ) belum terjadi
0,206. Baik metode AHP maupun ANP dengan baik. Akibatnya, banyaknya OPZ
menghasilkan sintesa hasil prioritas yang bukan menjadi sarana untuk membantu
sama. Hasil ini sesuai dengan hasil pe- pemerintah dalam mengentaskan kemiski-
nelitian yang dilakukan Hafidhuddin dan nan, tapi justru menjadi penyebab tumbuh-
370 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 357 – 375

Prioritas Masalah dan Solusi


Zakat
MASALAH
Masalah, Solusi SOLUSI

Regulator 1. Regulator
2. OPZ 1.Regulator Regulator
1. Khilafiyah 3. Muzaki dan 2.OPZ 1. Keteladanan
fiqih zakat
Mustahik 3.Muzaki
2. Rendahnya pejabat
koordinasi dan 2. Kewajiban
dengan Mustahik audit eksternal
OPZ 3. Meningkatkan
3. Rendahnya fungsi
peran pengaturan
Kemenag dan
4. Zakat pengawasan
belum 4. Meningkatkan
sebagai peran MUI
obligatory OPZ OPZ 5. Sertifikasi amil
6. Standarisasi
Muzaki dan Muzaki dan 1. Management dan akreditasi
1. Jumlah LAZ Mustahik Mustahik Training dan OPZ
terlalu
kerjasama
banyak
1. Mustahik 1. Kaderisasi dai dengan
2. Mahalnya
cenderung zakat Perguruan
biaya
karikatif 2. Kemudahan Tinggi
promosi
2. Rendahnya layanan 2. Membangun
3. Rendahnya
kepercayaan 3. Perbaikan materi sinergi antar
efektifitas
terhadap OPZ zakat dalam stakeholder
program
3. Rendahnya pelajaran sekolah zakat
pendayaguna
kesadaran 4. Reward dan 3. Memperluas
an
muzaki punishment jaringan OPZ
4. Rendahnya
4. Rendahnya 5. Sosialisasi dan 4. Peningkatan
kredibilitas
pengetahuan edukasi efektifitas
5. Rendahnya
mustahik 6. Zakat sbg program
sinergi
lifestyle pendayagunaan
sesama
untuk
stakeholder
kemaslahatan
6. Terbatasnya
mustahik
SDM Amil
5. Peningkatan
Zakat
transparansi
dan
akuntabilitas
6. Standarisasi
pengelolaan
zakat nasional

Gambar 4
Struktur Jaringan ANP
Sumber: wawancara, data diolah.

nya persaingan yang tidak sehat antara juga memberikan hasil yang sama pula
organisasi. yaitu sebesar 0,409.
Prioritas masalah mustahik/muzaki Rendahnya pengetahuan muzaki ten-
adalah rendahnya pengetahuan muzaki. tang fikih zakat mengakibatkan rendahnya
Skor prioritas antara metode AHP dan ANP kesadaran bayar zakat.
Komparasi Model AHP dan ANP Penentu Solusi..... – Huda, Anggraini, Ali, Rini, Mardoni 371

Tabel 1
Perbandingan Nilai Skor Prioritas antara Model AHP dan ANP dalam Penentuan Prioritas
masalah Pengelolaan Zakat secara Keseluruhan

Lembaga AHP ANP Aspek AHP ANP

1. Khilafiyah fiqih zakat 0,116 0,116


2. Rendahnya koordinasi dengan OPZ 0,268 0,268
1. Regulator 0,276 0,355
3. Rendahnya peran Kemenag 0,193 0,193
4. Zakat belum sebagai obligatory system 0,423 0,423
1. Jumlah LAZ terlalu banyak 0,171 0,171
2. Mahalnya biaya promosi 0,111 0,111
3. Rendahnya efektifitas program 0,124 0,124
2. OPZ 0,448 0,354 pedayagunaan
4. Rendahnya kredibilitas 0,195 0,195
5. Rendahnya sinergi sesama stakeholder 0,206 0,206
6. Terbatasnya SDM Amil 0,192 0,192
1. Mustahik cenderung karikatif 0,128 0,128
3. Muzaki 2. Rendahnya kepercayaan terhadap OPZ 0,180 0,180
dan 0,276 0,252 dan regulator
mustahik 3. Rendahnya kesadaran muzaki 0,283 0,283
4. Rendahnya pengetahuan muzaki 0,409 0,409
Sumber: hasil penelitian, data diolah.

Banyak orang wajib zakat yang tidak Perbedaan hanya terjadi pada prioritas
bayar zakat lantaran tidak mengetahui lembaga bermasalah. Hal ini dikarenakan
kewajiban zakat. Hasil ini juga menunjuk- adanya kemiripan struktur konstruksi mo-
kan bahwa kondisi tersebut merupakan del AHP dan ANP yang dibentuk. Hasil
salah satu yang menyebabkan realisasi pairwise comparison selanjutnya adalah prio-
penghimpunan zakat baru mencapai ku- ritas solusi atas prioritas masalah zakat.
rang dari 2% dari total potensinya pada Perbandingan nilai skor prioritas antara
tahun 2012. Rendahnya pengetahuan fikih model AHP dan ANP dalam penentuan
zakat bagi muzaki juga menyebabkan prioritas solusi atas prioritas masalah zakat
praktik pembayaran zakat yang tidak sesuai disajikan dalam tabel 2.
dengan syariat. Kekeliruan yang paling Pada tabel 2 tampak bahwa meskipun
umum dijumpai adalah praktik pemberian regulator dianggap sebagai lembaga zakat
zakat secara langsung kepada mustahik. yang paling bermasalah dalam metode
Akibatnya, mustahik cenderung karikatif/ ANP, pada kali ini antara metode AHP dan
konsumtif dan sering terjadi korban me- ANP menghasilkan fakta bahwa lembaga
ninggal akibat berdesak-desakan berebut yang paling diandalkan dalam pemecahan
zakat. Selain itu juga, pemberian zakat masalah (problem solver)pengelolaan zakat
secara langsung tidak sesuai dengan adalah OPZ.
semangat pemberdayaan masyarakat yang Nilai skor pada metode AHP dan ANP
menjadi kunci untuk pengentasan kemiski- sama-sama sebesar 0,542 untuk prioritas
nan. solusi atau pemecahan masalah pengelolaan
Antara metode AHP dengan ANP zakat yaitu Organisasi Pengelola Zakat
terdapat banyak kemiripan hasil prioritas. (OPZ).
372 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 357 – 375

Tabel 2
Perbandingan Nilai Skor Prioritas antara Model AHP dan ANP dalam Penentuan Prioritas
Solusi Pengelolaan Zakat secara Keseluruhan

Lembaga AHP ANP Aspek AHP ANP

1. Keteladanan pejabat 0,109 0,112


2. Kewajiban audit eksternal 0,113 0,119
3. Meningkatkan fungsi pengaturan dan 0,126 0,190
1. Regulator 0,315 0,315 pengawasan
4. Meningkatkan peran MUI 0,072 0,081
5. Sertifikasi amil 0,255 0,190
6. Standarisasi dan akreditasi OPZ 0,324 0,308
1. Management Training dan kerjasama 0,146 0,156
dengan Perguruan Tinggi
2. Membangun sinergi antar stakeholder 0,099 0,155
zakat
3. Memperluas jaringan OPZ 0,084 0,088
2. OPZ 0,542 0,542
4. Peningkatan efektifitas program 0,164 0,162
pendayagunaan utk kemaslahatan
mustahik
5. Standarisasi pengelolaan zakat nasional 0,211 0,202
6. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas 0,296 0,235
1. Kaderisasi dai zakat 0,093 0,184
2. Kemudahan layanan 0,284 0,180
3. Muzaki 3. Perbaikan materi zakat dalam pelajaran 0,104 0,090
dan 0,143 0,143 sekolah
mustahik 4. Reward dan punishment 0,094 0,105
5. Sosialisasi dan edukasi 0,235 0,277
6. Zakat sbg lifestyle 0,189 0,165
Sumber: hasil penelitian, data diolah.

Hasil ini menunjukkan kenyataan bah- Rusydiana (2010), yang mengatakan bahwa
wa selama ini, yang paling berjasa dalam salah satu problematika utama pengelolaan
kemajuan zakat di Indonesia adalah OPZ zakat adalah OPZ yang belum terstandari-
terutama OPZ bentukan swadaya masya- sasi. Fakta di lapangan adalah tidak semua
rakat (LAZ). Hasil ini juga menunjukkan OPZ berniat baik dan profesional. Ada OPZ
bahwa pemerintah sebagai regulator tidak yang ingin memanfaatkan peningkatan ke-
terlalu berpengaruh bagi kemajuan zakat di sadaran zakat masyarakat untuk meraup
Indonesia jika tidak didukung oleh ke- keuntungan pribadi. Ada pula OPZ yang
beradaan OPZ yang terjun langsung ke berniat baik, namun tidak profesional.
masyarakat untuk melakukan penghimpu- Akibatnya prinsip-prinsip good corporate
nan, pengelolaan, dan pendayagunaan dana governance tidak tercapai, sehingga kondisi
zakat. ini yang pada akhirnya melunturkan ke-
Baik AHP maupun ANP menghasilkan percayaan masyarakat. Oleh karena itu,
bahwa prioritas solusi regulator adalah berdasarkan hasil di atas maka sudah
standarisasi dan akreditasi OPZ. Hasil ini saatnya pemerintah melakukan standarisasi
sesuai dengan penelitian Sanregodan dan akreditasi OPZ, sebagaimana Bank
Komparasi Model AHP dan ANP Penentu Solusi..... – Huda, Anggraini, Ali, Rini, Mardoni 373

Indonesia melakukannya kepada bank-bank mustahik/muzaki. Metode AHP mengang-


di dalam negeri. Berdasarkan hasil di atas gap prioritas solusi muzaki/mustahik
juga memberi masukan bagi pemerintah, adalah meningkatkan kemudahan layanan,
bahwa pemerintah juga perlu memberikan sedangkan ANP adalah sosialisasi dan edu-
sanksi bagi OPZ yang melakukan pelangga- kasi. Namun demikian perbedaan yang ada
ran demi menjaga kepercayaan masyarakat. tidak terlalu jauh, terlihat dari nilai skor
Prioritas solusi OPZ menurut metode yang berdekatan, AHP sebesar 0,284 se-
AHP dan ANP adalah peningkatan transpa- dangkan ANP 0,277. Kemudahan layanan
ransi dan akuntabilitas. Nilai skor dari zakat dianggap sebagai prioritas solusi
metode AHP dan ANP mengalami perbeda- dalam AHP. Hal ini dimungkinkan karena
an yaitu sebesar 0,296 dan sebesar 0,235 masih banyak muzaki yang belum ter-
untuk ANP. Hasil ini menunjukkan bahwa jangkau oleh OPZ. Sosialisasi dianggap
solusi tersebut dianggap paling prioritas prioritas solusi terpenting dalam metode
dibandingkan solusi-solusi OPZ lainnya. ANP hal ini didasari fakta bahwa tingkat
Hal ini dimungkinkan bahwa aspek pe- pengetahuan muzaki mengenai fikih zakat
ningkatan transparansi dan akuntabilitas masih rendah yang menyebabkan rendah-
adalah aspek terpenting dalam sebuah nya kesadaran berzakat. Hasil ini selaras
organisasi yang mengelola dana publik. dengan pernyataan Hafidhuddin (2011)
Peningkatan transparansi dan akuntabilitas bahwa untuk menggali potensi zakat salah
pada OPZ harus terus ditingkatkan, karena satu langkah penting yang harus dilakukan
hal ini masih menjadi kelemahan OPZ. adalah dengan terus meningkatkan sosiali-
Sebagai pengelola dana publik aspek trans- sasi dan edukasi kepada masyarakat. Kare-
paransi dan akuntabilitas adalah modal na boleh jadi masyarakat yang tidak bayar
utama bagi OPZ untuk mendapatkan ke- zakat tidak mengetahui bahwa dirinya telah
percayaan (trust) dari masyarakat luas. wajib zakat dan amat berat siksa Allah bagi
Masalah transparansi dan akuntabilitas me- orang yang tidak menunaikan zakat, se-
rupakan bagian dari good corporate gover- hingga sosialisasi yang utuh dan kompre-
nance yang seharusnya menjadi suatu hal hensif terkait kewajiban zakat kepada
yang mengakar dalam organisasi yang khalayak masyarakat merupakan sebuah
menjunjung tinggi kejujuran dan amanah. prioritas yang sangat penting.
Hasil ini juga sesuai dengan hasil penelitian Prioritas solusi untuk mengatasi per-
yang dilakukan oleh Indrijatiningrum (2005) masalahan zakat di masyarakat adalah
bahwa salah satu prioritas kebijakan yang dengan semakin meningkatkan kemudahan
perlu dilakukan untuk pengembangan pe- layanan zakat. Meskipun dewasa ini telah
ngelolaan zakat serta meningkatkan reali- dipermudah dengan adanya teknologi
sasi penghimpunan zakat nasional adalah informasi, layanan zakat masih belum men-
dengan meningkatkan transparansi dan jangkau seluruh muzaki dan mustahik.
akuntabilitas, termasuk juga meningkatkan Karena tidak semua musyarakat telah ter-
profesionalisme, kredibilitas, serta sinergi. biasa dengan penggunaan teknologi infor-
Standarisasi pengelolaan zakat nasional masi tersebut, namun demikian OPZ sejati-
penting untuk dilakukan pada amil zakat nya telah memiliki jaringan yang cukup
dan organisasi pengelola zakat. Untuk luas yang mana hal ini dapat dikembangkan
mewujudkan hal ini, OPZ sebagai pengelola untuk menjangkau masyarakat yang tidak
zakat juga perlu melakukan penyesuaian terjangkau/gagap teknologi informasi.
antara sistem pengelolaan zakatnya dengan Berdasarkan uraian di atas, tampak
regulasi zakat yang dikeluarkan oleh pe- bahwa meskipun menggunakan dua meto-
merintah. de yang berbeda, ternyata hasil prioritas
Metode AHP dan ANP mengalami antara AHP dan ANP memiliki banyak
perbedaan dalam hasil prioritas solusi kesamaan hasil (priorities). Hal ini ke-
374 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 357 – 375

mungkinan dipengaruhi oleh kemiripan (hubungan) antar node (simpul) yang telah
jaringan model connecxions antar node yang terbentuk di dalam software superdecisions.
telah terbentuk di dalam softwaresuper-
decisions. DAFTAR PUSTAKA
Abduh, M. 2013. Apa yang Menjadi Prioritas
SIMPULAN DAN SARAN Isu dalam Keuangan Syariah? Harian
Berdasarkan analisis dan pembahasan Republika Rubrik Iqtishodia. Edisi 31
yang telah diuraikan di atas, dapat di- Oktober 2013. Jakarta.
simpulkan beberapa hal sebagai berikut: Ahmad, S., H. Wahid, dan A. Mohamad.
Pertama, terdapat tiga macam prioritas 2006. ‘Penswastaan Institusi Zakat dan
masalah dan solusi pengelolaan zakat yang Kesannya terhadap Pembayaran Secara
dibagi berdasarkan lembaga pemangku Formal di Malaysia’. International
kepentingan (stakeholder) pengelolaan za- Journal of Management Studies 13(2): 175-
kat, yaitu regulator, organisasi pengelola 196.
zakat (OPZ), serta muzaki dan mustahik Anriani. 2010. BAZ Kota Bogor dan
zakat lembaga paling bermasalah dalam Pengentasan Kemiskinan. Iqtishodia
pengelolaan zakat menurut metode AHP Jurnal Ekonomi Islam Republika. Koran
adalah OPZ, sedangkan menurut metode Republika Kamis 29 Juli 2010: 10.
ANP adalah regulator. Prioritas masalah Ascarya. 2012. Konsep Dasar ANP: Pen-
regulator adalah zakat belum menjadi dekatan Baru dalam Penelitian Kualitatif.
obligatory system dalam sistem pengeloaan Pusat Pendidikan dan Studi Kebank-
negara. Prioritas masalah OPZ adalah sentralan. Bank Indonesia. Jakarta.
rendahnya sinergi sesama stakeholder Bakar, A., N. Barizah, dan H. M. A. Rashid.
zakat. Prioritas masalah mustahik/muzaki 2010. Motivations of Paying Zakat on
adalah rendahnya pengetahuan muzaki. Income: Evidence from Malaysia.
Kedua, baik metode AHP maupun International Journal of Economics and
ANP menghasilkan skor prioritas yang Finance 2(3): 76-84.
sama, bahwa lembaga yang paling di- Bakar, M. H. A. 2011. Towards Achieving
andalkan dalam pemecahan masalah (pro- the Quality of Life in the Management
blem solver) pengelolaan zakat adalah OPZ. of Zakat Distribution to the Rightful
Prioritas solusi regulator adalah standarisasi Recipients (The Poor and Needy).
dan akreditasi OPZ. Prioritas solusi OPZ International Journal of Business and
menurut metode AHP dan ANP adalah Social Science 2(4): 237-245.
peningkatan transparansi dan akuntabilitas, BAZNAS dan FEM IPB. 2011. Economic
namun demikian metode AHP dan ANP Estimation and Determinans of Zakah
mengalami perbedaan dalam penentuan Potential in Indonesia. Preliminary
prioritas solusi muzaki/mustahik, dimana Report. Bandung.
AHP menganggap bahwa prioritas solusi Beik, I. S. 2009. Analisis Peran Zakat dalam
muzaki/mustahik adalah meningkatkan ke- Mengurangi Kemiskinan: Studi Kasus
mudahan layanan, sementara pada metode Dompet Dhuafa Republika. Zakat &
ANP adalah peningkatan sosialisasi dan Empowering: Jurnal Pemikiran dan
edukasi zakat. Gagasan 2.
Ketiga, meskipun menggunakan dua ttp://imz.or.id/new/uploads/2011/10/
metode yang berbeda, ternyata hasil prio- Analisis-Peran-Zakat-dalam-Mengurangi-
ritas antara AHP dan ANP memiliki banyak Kemiskinan.pdf. Diakses 21 November
kesamaan hasil (priorities). Hal ini ke- 2012.
mungkinan dipengaruhi oleh adanya ke- Chalikuzhi, A. 2009. Problems and Pros-
miripan jaringan model dalam connecxions pects of Contemporary Zakat Mana-
gement: A Qualitative Embedded Case
Komparasi Model AHP dan ANP Penentu Solusi..... – Huda, Anggraini, Ali, Rini, Mardoni 375

Studies Investigation. Dissertation. The Zakat di Indonesia. http://www.imz.or.id.


Faculty of the Programme on Strategy, Diakses 21 November 2012.
Programand Project Management. Lille. Qardhawi, Y. 2007. Hukum Zakat. Terjema-
France. han. Pustaka Litera AntarNusa. Bogor.
Dogarawa, A. B. 2009. Poverty Alleviation ---------------------. 2005. Spektrum Zakat dalam
through Zakah and Waqf Institutions: Membangun Ekonomi Rakyat. Zikrul
A Case for the Muslim Ummah in Media Intelektual. Jakarta.
Ghana. Munich Personal RePEc Rini, N., N. Huda, Y. Mardoni, dan P. Putra.
Archive (MPRA) Paper 23191. 2013. Peran Dana Zakat Dalam
http://mpra.ub.unimuenchen.de/23191/1/M Mengurangi Ketimpangan Pendapatan
PRA_paper_23191.pdf. dan Kemiskinan. Jurnal Ekonomi dan
Diakses 20 November 2012 Keuangan Ekuitas 17(1): 108–127.
Hafidhuddin, D. 2002. Zakat dalam Saaty, T. L. 1994. Fundamentals of Decision
perekonomian Modern. Gema Insani. Making and Priority Theory with
-------------------------. 2011. Peran Strategis Analytic Hierarchy Process. Jurnal the
Organisasi Zakat dalam Menguatkan Series of AHP 6.
Zakat di Dunia. Jurnal Ekonomi Islam Al- ----------------. Pengambilan Keputusan Bagi
Infaq 2(2): 2087-2178. Para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik
Hafidhuddin, D., dan I. S. Beik, 2012. untuk Pengambilan Keputusan dalam
Penataan Zakat Nasional di Masa Situasi yang Kompleks. PT Pustaka
Transisi. Harian Republika Rubrik Binaman Pressindo.Jakarta.
Iqtishodia. Edisi 26 Juli 2012. Jakarta. ----------------. 2008. Decision Making with
Hartoyo, S., dan N. Purnamasari. 2010. the Analytic Hierarchy Process.
Pengentasan Kemiskinan Berbasis International Journal Services Sciences
Zakat: Studi Kasus di Garut. Jurnal 1(1).
Ekonomi Islam Republika. Koran Sabiq, S. 2006. Fiqh Sunnah. Jilid 1, 2 dan 4.
Republika Kamis 29 Juli 2010. Jakarta. Pena Pundi Aksara. Jakarta.
Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ). Tsani, T. 2010. Mengentaskan Kemiskinan
2010. Laporan Hasil Survey: Survey dan Kesenjangan di Lampung Selatan.
Opini Publik di Wilayah Jabodetabek, Iqtishodia Jurnal Ekonomi Islam Republika.
Persepsi Publik Tentang Zakat Maal Koran Republika Kamis 29 Juli 2010.
dan Pengelolaan Zakat Maal. Jakarta.
http://imz.or.id/new/uploads/2011/01/Surv Uzaifah, 2007. Studi Deskriptif Prilaku
ey-Opini-Publik-2010-Compatibility- Dosen Perguruan Tinggi Islam DIY
Mode.pdf. Diakses 19 November 2012. dalam Membayar Zakat, La_Riba.Jurnal
Indrijatiningrum, M. 2005. Zakat Sebagai Ekonomi Islam 1(1): 127-143.
Alternatif Penggalangan Dana Masya- Wahid, H. W., S. Ahmad, dan R. A. Kader.
rakat untuk Pembangunan. Tesis. 2009. Pengagihan Zakat oleh Institusi
Universitas Indonesia. Jakarta. Zakat kepada Lapan Asnaf: Kajian di
Jahar, A. S. 2010. Masa Depan Filantropi Malaysia. Seminar Ekonomi Islam
Islam Indonesia Kajian Lembaga- Peringkat Kebangsaan. Malaysia.
lembaga Zakat dan Wakaf.Prossiding http://www.ukm.my/hairun/kertas%20kerj
Annual Conference on Islamic Studies a/lapan%20asnaf.pdf.
(ACIS) 10 Banjarmasin. Diakses 19 November 2012.
Mintarti, N. 2011. Membangun Kepercayaan Zuhayly, W. 2008. Zakat: Kajian Berbagai
Publik dan Kapasitas Pengelolaan Mazahab, diterjemahkan Agus Effendy.
Remaja Rosdakarya. Bandung.

You might also like