Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

Analisis Peramalan dan Perencanaan Pemangunan Ekonomi Berbasis Daya Saing di

Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Barat

Wiwin Wulandari
Institut Agama Islma Negri Palopo

Abstrak
This study aims to determine the basic sector and potential economic sector for the economy
of Banggai City during 2017-2021, as well as to determine the suitability between the
development focus of Banggai City with the base sector and its potential sector. The analytical
tools used are Location Quotient Analysis to determine the base sector, Shift Share Analysis and
Klassen Typology to determine potential and competitive economic sectors in Banggai City.
Meanwhile, to determine the suitability of the development focus, descriptive analysis was used.
The results of the Location Quotient analysis show that out of 17 sectors, only 9 sectors are
non-base sectors (does not have a comparative advantage) namely the mining and quarrying
sector, the manufacturing industry sector, the electricity gas supply sector, the water supply
sector, the construction sector, the information sector, the industrial sector. real estate,
government administration sector, other service sectors. While the other 8 sectors are classified
as economic base sectors in Banggai City. The sector with the largest LQ Index is the
accommodation provision sector and the smallest is the gas power supply and management
industry.
The results of shift share analysis and Klassen typology show that there are potential
economic sectors and have competitive advantages (competitive) namely agriculture, trade,
administration, and education services. The developed but depressed sectors in the proud district
are the mining, information, transportation, and industrial sectors. Meanwhile, there are 3 sectors
that are classified as relatively lagging sectors, namely the water supply sector, company
services, and electricity procurement.
Keywords: Base sector; potential sector, PDRB

1
Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor basis dan sektor ekonomi
potensial bagi perekonomian Kota Banggai selama tahun 2017-2021, serta untuk
mengetahui kesesuaian antara fokus pembangunan Kota Banggai dengan sektor
basis dan sektor potensialnya. Alat analisis yang digunakan adalah Location
Quotient Analysis untuk mengetahui sektor basis, Shift Share Analysis dan
Typologi Klassen untuk mengetahui sektor ekonomi potensial dan berdaya saing di
Kota Banggai. Sementara untuk mengetahui kesesuaian fokus pembangunan,
digunakan analisis deskriptif.
Hasil analisis Location Quotient menunjukkan bahwa dari 17 sektor, hanya 9
sektor yang sektor non-basis (tidak memiliki keunggulan komparatif) yakni sektor
pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listri
gas, sektor pengadaan air, sektor konstruksi, sektor informasi, sektor real estate,
sektor administrasi pemerintah, sektor jasa lainnya. Sementara 8 sektor lainnya
tergolong sebagai sektor basis ekonomi di Kota Banggai. Sektor dengan Indeks LQ
terbesar adalah sektor penyediaan akomodasi dan yang terkecil adalah sektor
industri pengelolahan dan pengadaan listrik gas.
Hasil analisis shift share dan typologi klassen menunjukkan bahwa terdapat
sektor ekonomi potensial dan memiliki keunggulan kompetitif (berdaya saing) yakni
sektor pertanian, perdagangan, administrasi, dan jasa pendidikan. Sektor maju tapi
tertekan di Kabupaten banggai yakni sektor pertambangan, informasih, transportai,
dan industri. Sementara terdapat 3 sektor yang tergolong sektor relatif tertinggal
yakni sektor pengadaan air, jasa perusahaan, dan pengadaan listrik.

Kata Kunci : Sektor basis; sektor potensial, PDRB

2
1. PENDAHULUAN

Dalam rangka perencanaan pembangunan ekonomi, pemerintah daerah perlu


mengenal sumber daya potensial yang dimiliki oleh daerah tersebut. Menurut
(Arsyad, 2015). Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana
masyarakat dan pemerintah daerahnya bersinergi dalam mengelola sumber daya
yang ada untuk menciptakan lapangan kerja baru dan menstimulasi aktivitas
ekonomi baru yang berbasis potensi lokal, dimana sumber daya yang ada harus
mampu menaksir potensi yang diperlukan untuk merancang dan membangun
perekonomian. Formulasi kebijakan daerah perlu disesuaikan dengan kemampuan
suatu daerah dalam mendorong pembangunan melalui potensi sektoralnya.
Peningkatan kegiatan ekonomi di sektor basis maupun potensi ekonomi daerah
akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan PDRB daerah
tersebut.

Pemerintah daerah perlu mengetahui dengan pasti sektor-sektor yang


merupakan sektor basis maupun sektor non basis serta sektor-sektor mana saja
yang memiliki potensi untuk dikembangkan di masa mendatang (Vikaliana,
2018). Salah satu dimensi pembangunan ekonomi suatu daerah adalah
transformasi atau pergeseran struktur ekonomi melalui strategi kebijakan yang
bersinergi pada berbagai sektor basis dan berimplikasi pada penyerapan tenaga
kerja, partisipasi masyarakat dan pelayanan publik. Sektor basis dan potensi
ekonomi daerah merupakan dua hal yang sangat penting dan bersinergi dalam
upaya pembangunan ekonomi (Wati et al., 2015). Laju pertumbuhan ekonomi
dan pertumbuhan penduduk kota Banggai tahun 2017-2021 rata-rata mengalami
tren penurunan.

Jika dilihat dari struktur kontribusi sektor ekonomi kota Banggai, maka telah
terjadi pergeseran struktur ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan
tersier, namun hal ini masih perlu dikaji lebih jauh terkait : 1) sektor basis apa
saja yang memiliki peranan dalam pergeseran struktur ekonomi di kota Banggai;
2) apa sajakah sektor ekonomi yang potensial untuk dikembangkan dalam
mendukung pembangunan ekonomi kota Banggai; 3) apakah kebijakan

3
pembangunan ekonomi kota kendari didasarkan pada sektor basis dan sektor
ekonomi potensial yang ditinjau melalui RPJM. Hal inilah yang menjadi daya
tarik bagi peneliti untuk melihat dan menganalisis potensi sektoral dalam
perencanaan pembangunan ekonomi di kota Banggai tahun 2017-2021.
1. METODE PENELITIAN
1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif
dan kualitatif. Metode deskripsi kuantitatif yang dimaksud adalah untuk
mengidentifikasi dan menganalisis potensi ekonomi dengan mengukur variable-
variabel ekonomi yang terkait berdasarkan PDRB sektoral. Teknik analisis yang
digunakan dalam mengidentifikasi sektor dan sub sektor-sub sektor basis di
Kabupaten Banggai yaitu analisis Location Quotient. Sementara, untuk teknik
analisis yang digunakan dalam mengidentifikasi sektor ekonomi potensial di
kota kendari yaitu dengan shift share analysis dan analisis tipologi klassen. Input
data yang digunakan pada perhitungannya adalah nilai produksi tiap sektor dan
sub sektor di Kabupaten Banggai sebagai Daerah studi dan Provinsi Sulawesi
Barat sebagai daerah referensi berdasarkan nilai pendapatan sektor dan sub
sektor total.
1.1 Jenis dan Sumber Data
Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tekhnik survei
berdasarkan data-data sekunder. Pengumpulan data sekunder bersumber dari
dokumen yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik Kota Banggai tahun 2017-
2021, Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat tahun 2017-2021.
1.2 Metode analisis data
1) Analisis Location Quotient
Analisis location quotient (LQ) merupakan salah satu tekhnik analisis
konsentrasi yang digunakan untuk mengetahui tingkat spesialisasi sektor-sektor
ekonomi di suatu wilayah yang memanfaatkan sektor basis atau leading sektor.
Sektor unggulan berarti sektor usaha yang tidak akan habis walaupun
didayagunakan oleh pemerintah daerah (Tutupoho, 2019). Teknik LQ belum
mampu memberikan kesimpulan akhir dari sektor-sektor yang tergolong sebagai

4
sektor strategis. Namun, sudah cukup untuk memberikan gambaran terkait
kemampuan (komparatif) suatu wilayah dalam sektor-sektor yang teridentifikasi
(Taringan dalam Riswan, 2015). Formulasi yang digunakan dalam
membandingkan besarnya peranan suatu sektor di suatu daerah terhadap besarnya
peranan sektor yang sama secara nasional:

PDRBs , i/∑ PDRBs


LQ=
PDRBss , i/∑ PDRBss

Dimana :

PDRB s,I : PDRB Sektor i di Kota Banggai pada tahun tertentu

∑PDRB s : Total PDRB sektor i di Kota Banggai pada tahun tertentu

PDRB ss, i : PDRB sektor I di Provinsi Sulawesi Barat pada tahun tertentu

∑PDRB ss : Total PDRB sektor I di Provinsi Sulawesi Barat pada tahun


tertentu

Jika hasil perhitungan di formulasi di atas menghasilkan:


 LQ > 1 artinya, komoditas itu menjadi basis atau menjadi sumber
pertumbuhan. Komoditas yang unggul secara komparatif, hasilnya dapat
memenuhi kebutuhan di wilayah sendiri dan dapat juga diekspor ke
wilayah luar.
 LQ = 1 komoditas itu tergolong non-basis, tidak memiliki keunggulan
komparatif. Produksinya hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan
wilayah sendiri dan tidak mampu untuk diekspor keluar wilayah.
 LQ < 1 komoditas ini juga tergolong sektor non-basis. Produksi komoditas
di suatu wilayah tidak mampu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri,
oleh karena itu dibutuhkan pasokan atau impor dari luar wilayah.(R.
Jumiyanti, 2018).
2) Analisis Shift Share
Untuk menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian terkait sektor-
sektor ekonomi potensial maka digunakan alat analisis shift share. Hasil

5
analisis ini menggambarkan kinerja sektor-sektor dalam PDRB Kota
Banggai dibandingkan dengan Provinsi Sulawesi Barat. Kemudian,
dilakukan analisis terhadap ketidaksesuaian yang terjadi sebagai hasil
perbandingan tersebut. Bila ketidaksesuaian tersebut positif, maka dapat
diartikan bahwa suatu sektor dalam PDRB Kota Banggai memiliki
keunggulan secara kompetitif atau sebaliknya. Data yang diperlukan dalam
analisis ini adalah PDRB Kota Banggai dan PDRB Provinsi Sulawesi
Barat tahun 2017-2021 menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan
pada tahun berlaku.
Dengan analisis shift share, maka pertumbuhan ekonomi dan potensi
sektoral ekonomi Kota Banggai ditentukan oleh 3 komponen yaitu :
1. Propinsial Share (PS) digunakan untuk mengetahui pertumbuhan atau
pergeseran struktur perekonomian kabupaten banggai dengan melihat
PDRB kabupaten banggai sebagai daerah pengamatan pada periode awal
yang dipengaruhi oleh pergeseran pertumbuhan perekonomian Provinsi
Sulawesi Barat.
2. Proportional Shift (P) kadang-kadang dikenal sebagai komponen
structural atau industrial mix, mengukur besarnya shift regional netto
yang diakibatkan oleh komposisi sektor-sektor industry di daerah yang
bersangkutan. Proportional shift merupakan akibat dari unsur-unsur dari
luar yang bekerja secara nasional.
3. Differential shift (DS), digunakan untuk mengukur besarnya shift
regional netto yang terjadi akibat sektor-sektor industry tertentu yang
tumbuh lebih cepat atau lebih lambat di daerah yang bersangkutan
daripada tingkat nasional yang disebabkan oleh faktor-faktor lakasional
intern (Tarigan dalam (Riswan & Hasbiullah, 2015).
Menurut Soepomo dalam Novita, bentuk umum persamaan analsisis
shift share adalah :
𝐷𝑖𝑗 = 𝑁𝑖𝑗 + 𝑀𝑖𝑗 + 𝐶𝑖𝑗
𝑁𝑖𝑗 = 𝑌𝑖𝑗 . 𝑟𝑛
𝑀𝑖𝑗 = 𝑌𝑖𝑗 (𝑟𝑖𝑛 − 𝑟𝑛)

6
𝐶𝑖𝑗 = 𝑌𝑖𝑗 (𝑟𝑖𝑗 – 𝑟𝑖𝑛
Keterangan :
I = Sektor-sektor ekonomi yang diteliti
J = Variabel wilayah yang diteliti (Kabupaten Banggai)
Dij = Perubahan sektor i di daerah j (Kabupaten Banggai)
Nij = Pertumbuhan sektor i di daerah j (Kabupaten Banggai)
Mij = Bauran industry sektor I di daerah j (Kabupaten Banggai)
Cij = Keunggulan kompetitif sektor I di daerah j (Kabupaten Banggai)
Eij = PDRB sektor i di daerah j (Kabupaten Banggai)
Rij = Rata-rata laju pertumbuhan sektor i di daerah j (Kabupaten Banggai)
Rin = Laju pertumbuhan sektor i di daerah n (Provinsi Sulawesi Barat)
Rn = Laju pertumbuhan PDRB di daerah n (Provinsi Sulawesi Barat)

Masing-masing pertumbuhan dapat di definisikan sebagai berikut :


1. 𝑅𝑖𝑗 = (𝑒 ∗ 𝑖𝑗 − 𝑒𝑖𝑗) ÷ 𝑒𝑖𝑗 untuk mengukur laju pertumbuhan sektor i
di wilayah j
2. 𝑅𝑖𝑛 = (𝑒 ∗ 𝑖𝑛 − 𝑒𝑖𝑛) ÷ 𝑒𝑖𝑛 untuk mengukur laju pertumbuhan sektor i
di perekonomian nasional
3. 𝑅𝑛 = (𝑒 ∗ 𝑛 − 𝑒𝑛) ÷ 𝑒𝑛 untuk mengukur laju pertumbuhan nasional

Keterangan :

E*in: PDRB sektor i diProvinsi Sulawesi Barat di tahun akhir analisis Ein:
PDRB sektor i diProvinsi Sulawesi Barat ditahun dasar tertentu E*ij: PDRB
sektor i Kabupaten Banggai pada tahun akhir dalam analisis

Eij: PDRB sektor i di Kabupaten Banggai pada tahun dasar tertentu E*n: PDRB
Provinsi Sulawesi Kabupaten Banggai pada tahun akhir analisis En: PDRB
nasional pada tahun dasar tertentu

3) Analisis Typologi Klassen


Analisis Tipologi Klassen merupakan alat analisis yang digunakan untuk
melihat gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-

7
masing suatu daerah. Tipologi klassen pada dasarnya memetakan wilayah
berdasarkan indikator, yakni pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per
kapita daerah: (1) daerah maju dan tumbuh pesat (high growth and high income),
(2) daerah maju tapi tertekan (high income but low growth), (3) daerah potensial
masih dapat berkembang (high growth but low income) dan (4) daerah relatif
tertinggal (low growth but low income) (Pesurnay, 2018).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Sektor Basis


Alat analisis location quotient (LQ) digunakan untuk mengidentifikasi
keunggulan komparatif kegiatan ekonomi di Kabupaten Banggai dengan
membandingkannya pada tingkat provinsi. Metode Location Quotient
adalah salah satu pendekatan yang secara umum digunakan dalam model
ekonomi basis sebagai tahap awal untuk memahami sektor-sektor kegiatan
dari PDRB Kabupaten Banggai yang mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menurut Tarigan dalam (Riswan & Hasbiullah, 2015), Metode
location quotient (LQ) dapat dijadikan suatu perbandingan atas besarnya
peranan suatu sektor atau industry di suatu daerah terhadap besarnya
peranan sektor atau industry tersebut secara nasional. Dengan
menggunakan analisis tersebut maka dapat diidentifikasi sektor-sektor apa
saja yang dapat dikembangkan untuk tujuan sektor dan tujuan menyuplai
kebutuhan lokal, sehingga sektor yang dapat dikatakan potensial dapat
dijadikan sektor prioritas utama dalam perencanaan pembangunan
ekonomi.

8
Tabel 1. Hasil Perhitungan Indeks LQ kabupaten Banggai
Tahun 2014-2020
No. Sektor Kab/Kota Banggai LQ
Rata-
2017 2018 2019 2020 2021 Jumlah rata Keterangan
1 Pertanian 1,25 1,24 1,22 1,19 1,22 6,11 1,22 BASIS
2 Pertambangan 0,38 0,36 0,38 0,33 0,32 1,78 0,36 NON BASIS
3 industri pengolahan 0,24 0,24 0,24 0,25 0,24 1,20 0,24 NON BASIS
4 pengadaan listrik gas 0,23 0,24 0,23 0,25 0,25 1,20 0,24 NON BASIS
5 pengadaan air 0,64 0,61 0,56 0,57 0,60 2,97 0,59 NON BASIS
6 Konstruksi 0,27 0,26 0,29 0,28 0,26 1,35 0,27 NON BASIS
7 perdagangan besar dan eceran 1,99 1,92 1,88 1,83 1,93 9,56 1,91 BASIS
8 transportasi dan pergudangan 1,99 1,93 1,93 1,59 1,64 9,09 1,82 BASIS
9 penyediaan akomodasi 2,04 1,94 1,88 1,84 1,98 9,69 1,94 BASIS
10 informasi dan komunikasi 0,72 0,73 0,70 0,72 0,78 3,65 0,73 NON BASIS
11 jasa keuangan dan asuransi 0,93 0,96 0,97 1,03 1,11 5,00 1,00 noN BASIS
12 real estate 0,72 0,70 0,67 0,66 0,68 3,42 0,68 NON BASIS
13 jasa perusahaan 1,14 1,14 1,12 1,19 1,22 5,81 1,16 BASIS
14 Administrasi pemerintahan 0,60 0,58 0,59 0,64 0,67 3,09 0,62 NON BASIS
15 jasa pendidikan 1,04 1,01 0,94 1,01 1,04 5,04 1,01 BASIS
16 jasa kesehatan 1,15 1,12 1,18 1,23 1,30 5,97 1,19 BASIS
17 jasa lainnya 0,71 0,72 0,67 0,71 0,73 3,53 0,71 NON BASIS

Sumber : BPS, Kabupaten Banggai Dalam Tahun 2017-2021 (diolah)

Berdasarkan perhitungan LQ setiap sektor ekonomi di Kabupaten Banggai


selama kurun waktu 5 tahun (2017-2018) sebagai berikut:

Sektor yang termasuk dalam sektor basis adalah sektor pertanian dengan nilai
rata-rata 1,22, perdagangan besar dan eceran 1,91, transportasi dan
pergudangan1,82, penyediaan akomodasi1,94, jasa perusahaan1,16, jasa
pendidikan 1,01,dan jasa kesehatan 1,19. Ketujuh sektor tersebut masuk kedalam
sektor basisi Karena hasil dari perhitungan LQ selama kurun waktu 5 tahun
terakhir menunjukkan angka > 1. Sedangkan yang tidak termasuk kedalam sektor
basis adalah sektor pertambanagan yaitu 0,36, industri pengolahan 0,24, pengadaan
listrik gas 0,24, pengadaan air 0,95, konstruksi 0,27, informasi 0,73, real estate
0,68, dan jasa lainnya yaitu 0,71. Hal ini menunjukan bahwa sektor-sektor tersebut

9
tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Banggai.

3.2 Sektor Ekonomi Potensial


Untuk menjawab rumusan masalah dam tujuan penelitian tentang sektor
ekonomi potensial digunakan alat analisis shift share. Hal ini digunakan untuk
mengetahui sektor-sektor yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan
di masa yang akan datang di kota kendari. Hasil analisis shift share akan
menggambarkan kinerja sektor-sektor dalam PDRB Kabupaten Banggai yang
dibandingkan dengan Provinsi Sulawesi Barat. Kemudian dilakukan analisis
terhadap ketidaksesuaian yang terjadi sebagai hasil perbandingan tersebut. Bila
ketidaksesuaian tersebut bersifat positif, maka dikatakan suatu sektor dalam
PDRB Kabupaten Banggai memiliki keunggulan kompetitif atau sebaliknya. Data
yang digunakan dalam analysis ini adalah PDRB Kabupaten Banggai dan PDRB
Provinsi Sulawesi Barat atas dasar harga konstan (tahun tertentu) menurut
lapangan usaha.
Hasil analisis shift share menunjukkan bahwa selama tahun analisis 2017-
2021 nilai PDRB sektoral Kabupaten Banggai telah mengalami perubahan
PDRB dimana pada tahun 2017 sebesar Rp. 2.461,853 dan pada tahun 2021
menjadi Rp. 2.735,238 . Perubahan ini dipengaruhi oleh komponen pertumbuhan
ekonomi nasional (Nij), bauran industri (Mij), dan keunggulan kompetitif (Cij).
Menurut perhitungan komponen pertumbuhan nasional (Nij), dalam hal ini
pertumbuhan ekonomi provinsi Sulawesi Barat telah mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banggai sebesar Rp. 2.928,248. Nilai positif
ini menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten banggai masih sangat
bergantung pada perekonomian Provinsi Sulawesi Barat di semua sektor. Hal ini
juga menggambarkan pertumbuhan sektor-sektor tersebut secara positif
dipengaruhi oleh pertumbuhan nasional, dalam hal ini pertumbuhan ekonomi
provinsi Sulawesi Barat. Dalam hal ini kebijakan umum dalam lingkup nasional
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan sektor pembangunan di Kabupaten
Banggai. Kebijakan umum misalnya sistem perpajakan daerah, retribusi daerah,
arah pembangunan daerah dan lain-lain dapat memberikan pengaruh positif

10
terhadap perkembangan seluruh sektor di Kabupaten banggai.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Nilai Shift Share Kabupaten Banggai


Tahun 2014-2020
Kab/Kota banggai Provinsi SulBar
No. SEKTOR 2017 2021 2017 2021
a b c d
114331 129067
1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 1202111 1321555 5 6
2 pertambangan dan penggalian 21157 20752 65779 77764
3 industri pengolahan, manufaktur 62776 72596 312366 360699
4 pengadaan listrik gas 400 556 2064 2615
5 pengadaan air 2693 3016 5009 5993
6 Konstruksi 53151 55740 237411 257244
7 perdagangan besar dan eceran 481355 525477 287077 323056
8 transportasi dan pergudangan 79164 68447 47296 49503
9 penyediaan akomodasi 11847 13211 6900 7917
10 informasi dan komunikasi 83326 116611 138337 176835
11 jasa keuangan dan asuransi 49457 72780 63499 77703
12 real estate 48447 52585 79956 91743
13 jasa perusahaan 2441 2729 2540 2670
14 Administrasi pemerintahan 130386 147892 258126 261825
15 jasa pendidikan 140481 145121 160336 165708
16 jasa kesehatan 58535 75835 60782 69475
17 jasa lainnya 34126 40335 57455 66032
292824 328745
Total 2461853 2735238 8 8

Sumber : BPS Kabupaten Banggai dan Provinsi Sulawawesi Barat (Diolah)

Komponen bauran industry (Mij) menyatakan besar perubahan


perekonomian wilayah sebagai akibat adanya bauran industry. Hasil analisis ini
memberikan gambaran bahwa sektor pertanian memberikan pengaruh yang
positif bagi perkembangan perekonomian Kabupaten Banggai, yaitu sebesar Rp.
1.321,555 juta. Nilai tersebut mencerminkan bahwa komposisi sektoral pada
PDRB Kabupaten Banggai cenderung mengarah pada perekonomian yang
tumbuh relative cepat dari pada pertumbuhan rata- rata perekonomian di provinsi
Sulawesi Barat. Pengaruh efek bauran industry/sektoral terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Banggai masih tergolong positif. Pada Tabel 2 di atas dapat

11
dilihat sektor-sektor yang memiliki pengaruh positif dari komponen bauran
industry ada empat sektor diantaranya pertanian, perdanganan besar dan eceran,
Administrasi pemerintahan, jasa pendidikan. Sementara sembilan sektor lainnya
memiliki pengaruh negative dari komponen bauran industry. Sektor yang
memiliki pertumbuhan paling cepat di Kabupaten Banggai dibandingkan dengan
pertumbuhan rata-rata Provinsi Sulawesi Barat adalah sektor pertanian. Hal ini
sejalan dengan RPJMD Kabupaten Banggai tahun 2017- 2021.

Secara keseluruhan, dampak nyata pertumbuhan ekonomi (Dij) menunjukkan


bahwa semua sektor perekonomian Kabupaten Banggai mendapatkan hasil yang
positif terhadap nilai Total Kinerja selama kurun waktu 2017-2021 karena
mengalami kenaikan nilai absolute serta keunggulan kinerja perekonomian daerah
sebesar 2.735,238 hal ini menunjukkan bahwa ke tujuh belas sektor tersebut
mempunyai prospek untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banggai.

3.2 Analisis Tipologi Klassen

Pada dasarnya, Tipologi klassen membagi daerah berdasarkan dua


indikator, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan kontribusi PDRB daerah.
Tujuan analisis ini adalah untuk melihat potensi sektor ekonomi di Sulawesi
Barat dengan Kabupaten Banggai sebagai daerah analisis.
Gambar 2. Matriks Typologi
Klassen

Kontribusi Trhdp.
PDRB
Si>S Si<S
Laju-Pert.
Ekonomi
(Kategori I) (Kategori II)
Sektor Maju dan Tumbuh Pesat Sektor potensial yang masih dapat
1. Pertanian, kehutanan dan dikembangkan
Gi > G perikanan 1. Pertambangan
2. Perdagangan besar dan eceran 2. Informasih
3. Administrasi pemerintah 3. Transportasi dan pergudangan
4. Jasa pendidikan

12
(Kategori III) (Kategori IV)
Sektor maju tapi tertekan Sektor relative tertinggal
Gi < G 1. Industry pengolahan 1. Pengadaan air,
2. Konstruksi pengolahan sampah
3. Perdagangan 2. Penyediaan akomodasi
4. Jasa perusahaan 3. Real estate
5. Jasa lainnya
Sumber : BPS, Kabupaten Banggai Dalam Angka 2017-2021, (diolah)

1. Sektor Maju dan Tumbuh Pesat


Dari hasil analisis terdapat empat sektor maju dan tumbuh pesat di
kabupaten Banggai diantaranya ialah; sektor pertanian, perdagangan,
administrasi, jasa pendidikan.
2. Sektor potensial yang masih dapat dikembangkan

Dari hasil analisis terdapat lima sektor yang masih bisa berkembang atau
potensial di Kabupaten Banggai diantaranya ialah; sektor pertambangan,
informasih, transportasi, industri pengolahan.
3. Sektor maju tapi tertekan

Dari hasil analisis terdapat lima sektor maju tapi tertekan di Kabupaten
banggai diantaranya ialah; Sektor konstruksi, jasa kesehatan, jasa
keuangan, real estate, jasa lainnya, penyediaan akomodasi.
4. Sektor relative tertinggal
Dari hasil analisis terdapat tiga sektor yang terkebelakang atau relative
tertinggal di Kabupaten banggai diantaranya ialah; Sektor pengadaan
air, jasa perusahaan, dan pengadaan listrik gas.
3.4. Ringkasan Analisis dan Kesesuaian Kebijakan yang Tepat di Kabupaten
Banggai Berdasarkan RPJMD 2017-2022
Dari berbagai analisis yang telah diuraikan diatas, diperoleh gambaran
yang lebih jelas mengenai posisi masing-masing sektor dilihat dari tingkat
basis atau keunggulan komparatif (basis), daya saing atau keunggulan
kompetitif dan klasifikasi sektor potensial yang dapat dikembangkan di masa
yang akan datang.
Sektor tersebut yang paling unggul adalah sektor pertanian. Sektor ini
memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif, dan sektor tersebut sudah

13
tergolong dalam sektor maju dan tumbuh pesat di Kabupaten banggai.
Sementara sektor pertambanagn, informasih, transportasi, dan industri masih
dapat dikembangkan di masa yang akan datang.
Sektor infrastruktur di Kabupaten banggai tidak tergolong dalam sektor
potensial dan tidak memiliki keunggulan kompetitif. Sementara, pembangunan
infrastruktur sosial seperti fasilitas layanan kesehatan dan pendidikan, belum
menjadi fokus pembangunan infrastruktur kabupaten Banggai.

4. PENUTUP
Artikel ini lebih menitik beratkan pada temuan penelitian yaitu : 1) Hampir
seluruh sektor termasuk dalam sektor basis atau memiliki keunggulan komparatif,
kecuali sektor pengadaan air, jasa perusahaan, dan pengadaan listrik; 2) Sektor
ekonomi potensial dan memiliki keunggulan kompetitif adalah sektor pertanian,
perdagangan besar dan eceran, administrasi pemerintah; 3) Fokus pembangunan
yang tertuang dalam RPJMD Kota Kendari tahun 2017-2021 salah satunya
adalah sektor pertambangan tidak termasuk dalam sektor potensial dan tidak
memiliki keunggulan kompetitif.

14
5. DAFTAR PUSTAKA
Bps. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Banggai 2017-2021
https://bangkepkab.bps.go.id/publication/2022/04/05/6272016f7d9936a0bce624ab/
produk-domestik-regional-bruto-kabupaten-banggai-kepulauan-menurut-lapangan-
usaha-2017-2021.html
Bps. Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Tengah 2017-2021
https://sulteng.bps.go.id/publication/2022/04/05/a7f163cd8981f36f84864d8c/produk-
domestik-regional-bruto-provinsi-sulawesi-tengah-menurut-lapangan-usaha-2017-
2021.html
Wati, D. E., Jumiati, A., & Priyono, T. H. (2015). Analisis Pergeseran Struktur
Ekonomi Dan identifikasi Sektor Basis Di Kabupaten Banyuwangi (
Analysis of Transformation Economic Structure and Identification of Base
Sector in Banyuwangi Regency ). 1–12.

15

You might also like