Tugas Mata Kuliah Askeb Remaja - BD - Dudeh

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

NAMA : DUDEH DEWANGSIH

NIM : 230608091

TUGAS MATA KULIAH ASKEB REMAJA

(IMUNISASI BAGI REMAJA)

1. Menurut anda apakah penting remaja diberikan imunisasi, jelaskan ?

Jawaban :

Imunisasi sangat penting diberikan pada remaja, karena pada masa remaja adalah periode
pertumbuhan dan perkembangan biologis, fisik, intelektual dan neuro-kognitif yang mendalam,
di mana peran dan tanggung jawab sosial baru diperoleh. Vaksinasi berpotensi mencegah
penyakit akut dan kronis selama periode ini dan mengurangi risiko penyakit, kecacatan, dan
kanker di masa dewasa. Di sini, vaksin yang direkomendasikan untuk remaja dikaji ulang, dan
peran penting penyedia layanan kesehatan dalam memberikan pendidikan kepada remaja tentang
imunisasi disorot. Setiap pertemuan layanan kesehatan merupakan peluang untuk memastikan
bahwa remaja mendapatkan manfaat dari semua vaksin yang tersedia.

Masa remaja, dimana anak-anak melakukan transisi menuju masa dewasa, ditandai
dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis, fisik, intelektual dan neuro-kognitif yang
mendalam serta perolehan peran dan tanggung jawab sosial yang baru.

Imunisasi adalah salah satu dari 10 pencapaian kesehatan masyarakat abad ke-20 , dan
imunisasi memainkan peran integral dalam pencegahan penyakit menular akut dan kronis,
termasuk kanker. Penyedia layanan kesehatan memainkan peran penting dalam memastikan
bahwa remaja mempunyai kesempatan untuk mendapatkan imunisasi dan membantu remaja
memahami bahwa imunisasi mencegah kesakitan dan kematian bagi mereka dan keluarga
mereka sepanjang hidup mereka. Dalam ulasan naratif ini diuraikan vaksin-vaksin yang
direkomendasikan untuk remaja. Diakui bahwa vaksin spesifik yang direkomendasikan untuk
remaja berbeda-beda di setiap negara berdasarkan epidemiologi penyakit lokal dan sumber daya
ekonomi yang tersedia untuk melaksanakan program vaksin.

Imunisasi menjadi program perlindungan kesehatan publik semua negara di dunia yang
merupakan anggota Badan Kesehatan Dunia (WHO). Indonesia termasuk yang memiliki
program vaksinasi atau imunisasi bagi masyarakatnya. Untuk anak usia dini hingga remaja,
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) rutin mengeluarkan daftar vaksin serta jadwal imunisasi
IDAI setiap tahun.

IDAI membuat rekomendasi daftar vaksin ini dengan mengacu pada WHO position
paper, yakni esai yang menjelaskan soal imunisasi terkini. IDAI juga mempertimbangkan
peraturan Menteri Kesehatan dan kebijakan pemerintah lewat Kementerian Kesehatan mengenai
program vaksinasi nasional.

Vaksinasi remaja dimulai sejak usia 9 tahun. Pada usia ini, anak umumnya telah mendapat
sejumlah vaksin sedari lahir. Dalam program vaksinasi bagi usia remaja, vaksin bisa berupa
dosis lanjutan, booster, atau vaksin kejar (catch-up), tergantung jenis vaksin yang diterima.

2. Jelaskan patofisiologi bagaimana vaksin HPV dapat mencegah terjadinya ca


cervick?

JAWABAN :

HPV adalah virus yang menyebar melalui hubungan seksual dan dapat
menyebabkan infeksi pada area genital dan anus. Ada lebih dari 100 jenis HPV, namun
beberapa jenis HPV dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti
kanker serviks, anus, vulva, vagina, penis, dan orofaringeal (tenggorokan dan mulut).
Seseorang yang terinfeksi HPV belum tentu akan menderita kanker pada akhirnya.
Namun, tidak bisa disangkal mayoritas infeksi HPV dapat menjadi semakin parah dan
bermutasi menjadi sel kanker.
Virus HPV juga dapat menyebar melalui kontak non seksual, meskipun sangat
kecil kemungkinannya. Misal, bila terdapat HPV hidup pada toilet dan toilet tersebut
disentuh seseorang dengan daya tahan tubuh yang buruk, maka penularan mungkin bisa
terjadi. Oleh karena itu, pencegahan HPV dengan vaksinasi sangat diperlukan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan rekomendasi penting


kepada negara-negara untuk memasukkan vaksin HPV (Human Papillomavirus) ke dalam
program imunisasi nasional. Sebagai Upaya untuk Mencegah Infeksi yang Menyebabkan
Kanker dan Pra-Kanker. Infeksi HPV dan pra-kanker serviks (sel-sel abnormal pada
serviks yang dapat berkembang menjadi kanker) telah mengalami penurunan sejak tahun
2006, ketika vaksin HPV pertama kali digunakan di Amerika Serikat.

Efektivitas dan Cara Kerja Vaksin HPV

Vaksinasi HPV adalah program imunisasi untuk melindungi tubuh dari


infeksi human papillomavirus (HPV). Vaksinasi ini bermanfaat untuk mencegah kanker
di area kelamin dan organ reproduksi, seperti kanker serviks dan kanker penis.

Di Indonesia, ada dua jenis vaksinasi kanker HPV yang dapat membantu
mencegah kanker serviks, bivalen dan tetravalen. Vaksinasi bivalen mencakup dua virus
HPV, tipe 16 dan 18, yang mampu mencegah kanker serviks. Sementara itu, jenis
tetravalen dari HPV memiliki empat virus yang berbeda, tipe 6, 11, 16, dan 18, Empat
jenis virus dalam vaksinasi HPV berguna untuk melawan kanker serviks dan kutil
kelamin. Dosis tunggal vaksinasi HPV sudah cukup dalam mencegah kanker serviks.
Oleh karena itu, pemerintah membuat kewajiban untuk vaksinasi HPV, terutama kepada
perempuan.

Partikel HPV dapat dibuat dengan menggunakan kapsid L1 untuk kemudian


dieksploitasi menjadi vaksin. Vaksin ini dapat menimbulkan titer antibodi yang tinggi
terhadap infeksi HPV, sehingga vaksinasi HPV diharapkan dapat berperan atau
memberikan manfaat yang baik untuk program pencegahan kanker serviks.
Efektivitas vaksin HPV sangat tinggi dalam mencegah infeksi HPV jenis 16 dan
18 yang menjadi penyebab terbanyak pada kasus kanker serviks. Selain itu, vaksin HPV
juga dapat membantu mencegah beberapa jenis kanker lain yang terkait dengan HPV,
seperti kanker vulva, vagina, anus, dan orofaringeal. Vaksin HPV bekerja dengan
merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi yang dapat melawan virus
HPV. Setelah diberikan vaksin, tubuh akan mengenali bagian-bagian virus HPV yang
terkandung dalam vaksin dan memproduksi antibodi untuk melawannya.
Ketika seseorang terinfeksi HPV, virus tersebut dapat menyebabkan perubahan
pada sel-sel di leher rahim yang berisiko berkembang menjadi kanker serviks. Dengan
membuat tubuh menghasilkan antibodi, vaksin HPV membantu melindungi tubuh dari
infeksi HPV dan meminimalkan risiko terkena kanker serviks.

Vaksin HPV bukanlah upaya tunggal dalam pencegahan kanker leher rahim. Program ini
mencakup rangkaian strategi yang terkoordinasi dan komprehensif. Selain vaksinasi, edukasi
perilaku serta informasi mengenai skrining, diagnosis, dan tata laksana penyakit juga menjadi
fokus. Pendekatan ini membantu membangun pemahaman yang lebih baik tentang pencegahan
dan penanganan kondisi ini.

Sasaran utama program ini adalah anak perempuan usia 9-14 tahun, dan cakupan yang luas
menjadi kunci keberhasilan dalam mencegah kanker leher rahim.

Menurut WHO merekomendasikan:

 Jadwal satu atau dua dosis untuk anak perempuan berusia 9-14 tahun.

 Jadwal satu atau dua dosis untuk anak perempuan dan perempuan berusia 15-20 tahun.

 Dua dosis dengan selang 6 bulan bagi perempuan yang berusia di atas 21 tahun.

You might also like