Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 27
PTE Cerne cuteness ey 2.1. PERKEMBANGAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK Dalam tahun 1972, untuk pertama kalinya tkatan Akuntan Indonesia berhayy menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan, yang disahkan dalam Kongres ke hag Akuntan Indonesia. Norma Pemeriksaan Akuntan tersebut mencakup: tanggung jawah akuntan publik, unsur-unsur norma pemeriksaan akuntan yang antara lain melipyy, pengkajian dan penilaian pengendalian intern, bahan pembuktian dan penjelassy informatif, serta pembahasan mengenai peristiwa kemudian, laporan khusus dan berkas pemeriksaan. Dalam KongreskelV Ikatan Akuntan Indonesiatanggal 25-26 Oktober1982, Komi Norma Pemeriksaan Akuntan mengusulkan agar segera dilakukan penyempurnaan atas buku Norma Pemeriksaan Akuntan yang lama, dan melengkapinya dengan serangkaian suplemen yang merupakan penjabaran lebih lanjut norma tersebut. Untuk melaksanakan tugas tersebut, telah dibentuk Komite Norma Pemeriksaan ‘Akuntan yang baru untuk periode kepengurusan 1982-1986, yang anggotanya berasal dari unsur-unsur akuntan pendidik, akuntan publik dan akuntan pemerintah. Komite ini telah menyelesaikan konsep Norma Pemeriksaan Akuntan yang disempurnakan pada tanggal 1 Maret 1984. Pada tanggal 19 April 1986, Norma Pemeriksaan Akuntan yang telah diteliti dan disempurnakan oleh Tim Pengesahan, disahkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia sebagai norma pemeriksaan yang berlaku efektif selambat-lambatnya untuk penugasan pemeriksaan atas laporan keuangan yang diterima setelah tanggal 31 Desember 1986. Dalam tahun 1992, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan, Edisi revisi yang memasukkan suplemen no. 1 sampai dengan no. 12 dan interpretasi no. 1 sampai dengan no. 2. Dalam Kongres ke Vil Ikatan Akuntan Indonesia tahun 1994, disahkan Standar Profesional Akuntan Publik yang secara garis besar berisi: 1. Uraian mengenai standar profesional akuntan publik 2. Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasfikasikan 3. _ Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah diklasifik 4. Pernyataan jasa akuntansi dan review an Pertengahan tahun 1999 Ikatan Akuntan Indonesia : Norma Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Pa ee Kol Selama tahun 1999 Dewan melokukan perubshan besa atas Stank noel Akuntan Publik per Agustus 1994 dan menesbitkannyadalam bulasnanc gee Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001 yang diberi judul Standar Profesional Akuntan Publik per Januari 2091 ter atas lima standar, yaitu: 1. Pernyataan Stan Standar Auditing (IPSA). dar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan ty terpretasi Pernyataan LSAT SAA RAGS MUA ULeMMLAN La PEN Coe are shaun eo Us 2. Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkap dengan Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT). 3. Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR). 4. Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (IPSJK). 5. Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (IPSM). Selain kelima standar tersebut masih dilengkapi dengan Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang merupakan aturan normal yang wajib dipenuhi oleh akuntan publik. Di tahun 20n Institut Akuntan Publik Indonesia telah merevisi SPAP tersebut. Pada Gambar 2.1. diperlihatkan kodifikasi dari Standar Profesional Akuntan Publik per 31 Maret 20n, sedangkan pada Gambar 2.2. diperlihatkan Hierarki Standar Auditing. Gambar 2.1. Kerangka Kodifikasi Berbagai Standar Profesi Perikatan Non Atestasi [ Perikatan Atestasi Standar Standar Standar Jasa Standar Standar Auditing Atestasi Akuntansi & Jasa Konsultasi | | Pengendatian Review Mutu Y Y y y ¥ PSA PSAT PSAR PS}K PSPM ¥ Y Y y y ISA IPSAT IPSAR IPsk IPspM Buku Standar Profesional Akuntan Publik Sumiser: SYAP Per 31 Maret 201 (API, 201: 00136). ee a | Gambar2.2. Hierarki Standar Auditing Standar Auditing Landasan Konseptual Landasan Konseptual Standar Umum Standar Pekerjaan Standar Pekerjaan Lapangan Lapangan Keahlian dan pelatiban Perencanaan dan super- Pernyataan tentang kes- teknis yang memadai visi audit esuaian laporan keuangan dengan standarakuntansi keuangan Independensi dalam sikap Pemahaman yang me- Pernyataan mengenai mental madai atas pengendalian ketidakkonsistensian intern penerapan standarakun. tansi keuangan Penggunaan kemahiran Bukti audit kompeten Pengungkapan informatif profesional dengan cer- yang cukup dalam laporan keuangan mat dan saksama Pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan Landasan| Operasional Landasan|Operasional y v Pernyataan Standar Pernyataan Standar Pernyataan Standar Auditing ‘Auditing ‘Auditing (PSA) (PSA) (PSA) | Y ¥ Interpretasi Pernyataan Interpretasi Pernyataa Inte ; y fernyataan spretasi Pernyataan Standar Auditing Standar Auditing Standar Auditing (isa) i) (IPSA) Sumber: SPAP Per 31 Maret 2011 (IAPI, 2 2.2. SEPULUH STANDAR AUDITING Menurut PSA No. o1 (SA Seksi 150) Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing. “Prosedur” berkaitan denga” tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan “standar” berkenaan dengan kritet# atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan berkaitan dengan tujuan yang hen4#! dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Standar auditing, yang berbeda deng™ prosedur au‘liting, berkaitan dengan tidak hanya kualitas profes ional auditor namut ‘ itan deny i ; ee Pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan auditnya dan Standar auditing yang telah diteta, publik Indonesia (201:150.1-150.2) terdini menjadi tiga kelompok besar, yaitu; a. Standar Umum 1. Audit harus dilaksanakan oleh seoran dan pelatih pkan dan disahkan oleh Institut Akuntan atas sepuluh standar yang dikelompokkan a ig atau lebih yang memiliki keahlian ‘an teknis yang cukup sebagai auditor. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan saksama. b. Standar Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan, 3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, Pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. ¢. Standar Pelaporan 1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat Petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor (IAPI, 2013504 & 150.2), Standar-standar tersebut di atas dalam banyak hal sering berhubungan dan saling tergantung satu sama lain. Keadaan yang berhubungan erat dengan penentuan dipenuhi atau tidaknya suatu standar, dapat berlaku juga untuk standar yang lain. “Materialitas” dan “risiko audit” melandasi penerapan semua standar auditing, ‘erutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. 0 kee) VIN SMU Cua CAV TT en Ee PSA No. (SA Seks 61) mengatur hubungan standar auditing dengan sty a pengendalian mutu sebagai berikut: , 1, Auditor independen bertanggung jawab untuk memenuhi standar auditin ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia dalam penugasan audit. 202 Kode Etik Profesi Akuntan Publik mengharuskan anggota Institut Ak; Publik Indonesia yang berpraktik sebagai auditor independen mematuhi s auditing jika berkaitan dengan audit atas laporan keuangan. 62 Kantor akuntan publik juga harus mematuhi standar auditing yang ditetapkay Institut Akuntan Publik Indonesia dalam pelaksanaan audit. Oleh karena itu, kantorakuntan publik harus memuat kebijakan dan prosedur pengendalian Mutu untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian Penugasan audit dengan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia, Sifat dan luasnya kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik tergantung atas faktor-faktor tertentu, seperti ukuran kantor akuntan publik, tingkat otonomi yang diberikan kepada karyawan dan kantor-kantor cabangnya, sifat praktik, organisasi kantornya, serta pertimbangan biaya manfaat. Lihat SPM Seksi 100 (PSPM No. 1) Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik. 03. Standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia berkaitan dengan pelaksanaan penugasan audit secara individual; standar pengendalian mutu berkaitan dengan pelaksanaan praktik audit kantor akuntan publik secara keseluruhan. Oleh karena itu, standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia dan standar pengendalian mutu berhubungan satu sama lain, dan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang diterapkan oleh kantor akuntan Publik berpengaruh terhadap pelaksanaan penugasan audit secara individual dan pelaksanaan praktik audit kantorakuntan Publik secara keseluruhan. B Yang untay tanday 2.3. PENJELASAN MASING-MASING STANDAR AUDITING Standar Umum Standar umum bersifat pribadi dan berk: pekerjaannya, dan berbeda dengan st pekerjaan lapangan dan pelaporan, Sta: sama dalam bidang pel ‘aitan dengan persyaratan auditor dan mutt ‘andar yang berkaitan dengan pelaksanaan indar pribadi atau standar umum ini berlaku Taksanaan pekerjaan lapangan dan pelaporan, Standar Umum Pertama Berbunyi “Audi haras dlaksanakan oh seoran atau lebih yang memitki keahlian dan pelatihan teks yO"9 cukup sebagai auditor: Standar umum pertama menegaskan bahwa bet seseorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dala, tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudl tidak memilik? pendidikan serta per tapa pun tingginya kemampuat im bidang bisnis dan keuangan, 9 an dalam standar auditing ini, jika ‘ngalaman memadai dalam bidang auditing. Pendidikan formal audito. « melengkapi satu sama ain.” "4ePenden dan Pengalaman profes Pendidikan formal diperoteh, meta resvon jurusan akuntansi negeri (PTY) ap ne ltl UNA Profesi. Sekarang unt fulus Pendidikan Profesi KAP, yang berhak men, alnya saling atne ase Canta tinggi, yaitu fakultas ekonomi ‘uk memperoleh zi S) ditambah ujian UNA Dasar dan Akuntan (pay, fat *Kuntan lulusan $i akuntane! harus Karen, jadi andatangani quay 2 UMtuk menjadi seorang: Parnes CPA. Di bawah jenjang Partner, tidak harus seorang akuntan ber mempelajari akuntansi, perpajak, Selain itu seorang auditor (continuing professional educatio diseminar dan lokakarya, Dalam ada audit manage eBister (registered an, dan auditing, harus mengikuti Pendidikan Profes Berkelanjutan ) bail yang diadakan di KAP sem senior, asisten yang accountant) namun harus pernah peroleh dari praktik kerja di. bawah bimbingan (supervisi) auditor yang lebih senior. Standar Umum Kedua 01. Standar umum kedua berbunyi: “Dalam semua hal yang bethubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor” Hal-hal berikut ini dimuat dalam PSA No. 04 (SA Seksi 220): Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjannya untuk kepentingan umm (ibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern), Dengan demkia, ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingansiapa pun, eabab bngimanapun sempurnanya keahlian teknisyang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidal ee ing untuk mempertahankan kebebasan meminak yang justru. sangat Esa eairalltalinise beer seperti sikap 4 independensi dalam hal ini tidak t e oe Nom aaa pengadilan, tetapi lebih dapat disamakan Storang penuntut dalam p hakim. Auditor mengakui kewajiban dengan sikap tidak memihaknya seorang bakin pemilik perusahaan, tetapi | ‘ jemen da aan, te untuk jujur tidak hanya pean ‘meletakkan kepercayaan (paling tidak : : ha n ne igs hepada ae oren auditor independen, seperti calon-calon pemilikt dan ebagian) atas la kreditur. Kepercayaan masyarat umumal 02. independensi sikap auditor independen sangat i A roel akuntan publik Kepercyaan masyarakat beating bagi perkembangan Pl? jahwa independensi sikap a jor teat akan menurun jika terdapat aan masyarakat dapat iB. eit dion P berkurang, bahkan ae yang berpikiran sehat (reasonable) Beal oleh keadaan yang olel 03, 4 vit, Untuk menjadi independen, iakui pihak lain sebagai orang an tethadap kliennya dan ya, apaka itu. manajemen den terseb ur, Untuk di j setiap kewajil dengan klient ‘ebagai contoh, seorang auditor yang subi sikap indepen auditor harus secara intelektual jul yang independen, i2 harus bebas dari tidak mempunyai suat repentingan " persia 208 i Po us ena seagate oe a evckipun ia telah menggunakan keahliannya dengan Pera yt untuk mengharapkan Masyarakat mempercayainya sebagai isu mam ndependen, Masyarakat akan mend bahwa kesimpulan dan vanglah aa diambil oleh Jama auditnya dipengaruhi oleh ‘auditor independen se edudukannya sebagai anggota direksi Demikian juga halnya, seorang auditor yang mempunyai kepentingan keuangan yang cukup besar dalam perusahaan yang diauditnya; mungkin ia benar-benar tidak memihak dalam menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan tersebut, namun, bagaimanapun juga ‘masyarakat tidak akan percaya, bahwa ia bersikap jujur dan tidak memihak, Auditor independen tidak hanya be erkewajiban mempertahankan fakta bahwaia independen, tetapi ia harus pula menghindari keadaan yang dapat menyebabkan pihak luar meragukan sikap independensinya. og. Profesiakuntan publik telah menetapkan dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik, agar anggota profesi menjaga dirinya dari kehilangan perseps independensi dari masyarakat. Anggapan masyarakat terhadap independensi auditor ditekankan di sini karena pemilikan independensi secara intristik merupakan masalah mutu pribadi, bukan merupakan suatu aturan yang dirumuskan untuk dapat div secara objektif. Sepanjang persepsi independensi ini dimasukkan ke dalam Kode dapat mempeng” Etik, hal ini akan mengikat auditor independen menurut ketentuan profesi. 05. Bapepam-LK juga menetapkan persyaratan independensi bagi auditor yang melaporkan tentang informasi keuangan yang diserahkan kepada badan tersebutyang mungkin berbeda dengan yang ditentukan oleh Institut Akuntat Publik Indonesia. Pengertian independent bagi : gi akuntan publik it it auditor ada tiga (3) jenis independensi: a “a 1. Independe in pendent In Appearance (independensi dilihat dari penampilanny? # struktur organisasi perusahaan) 06. 07, Dewan Komisaris Pi i rut i Tnternal External Auditor Auditor Direktur Direktur Direktur Sales Direktur HRD Keu&Adm & Marketing Produksi In appearance, akuntan publik adalah in di luar perusahaan sedangkan internal merupakan pegawai perusahaan, Independent In Fact (Independensiddalam kenyataannya/dalam menjalankan tugasnya). In-Fact, akuntan publik seharusnya independen, dalam menjalankan tugasny: idependen karena merupakan pihak I auditor tidak independen karena sepanjang ‘a memberikan jasa profesional, bisa menjaga integritas dan selalu mentaati kode etik, Profesi akuntan publik dan standar profesional akuntan publik. Jika tidak demikian, akuntan publik in-fact tidak independen. Infact, internal auditor bisa independen jika dalam menjalankan tugasnya selalu mematuhi kode etik internal auditor dan professionalpractise framework of internal auditor, jika tidak demikian internal auditor infact tidak independen, 3. Independent In Mind (Independensi dalam pikiran) misalnya seorang auditor mendapatkan_ temuan audit yang memiliki indikasi pelanggaran atau korupsi atau yang, memerlukan audit adjustment yang material. Kemudian dia berpikir untuk menggunakan audit findings tersebut untuk memeras auditee. Walaupun baru dipikirkan, belum dilaksanakan, in-mind auditor sudah ‘Kehilangan independensinya. Hal ini berlaku baik untuk akuntan publik maupun internal auditor. . | Auditor harus mengelola praktiknya dalam semangat Persepsi independensi dan aturan yang ditetapkan untuk mencapai derajat independensi dalam melaksanakan pekerjaannya. toes ee Untuk menekankan independensi auditor dari manajemen, penunjukan auditor di banyak perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat umum pemegang saham, atau komite audit. mines AUDITIN Standar Umum Ketiga 1 1m ketiga berbunyi: , or ae audit. dan penyusunan lporannys, story menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan saksama’. Hal jy berikut dimuat dalam PSA No. 04 (SA Seksi 230): 02. Standar ini menuntut auditor independen untuk merencanakan day melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan kemahiran profesional, secara cermat dan saksama, Penggunaan kemahiran profesional dengay kecermatan dan kesaksamaan menekankan tanggung jawab setiap profesions yang bekerja dalam organisasi auditor independen untuk mengamati stands, pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. 63, Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan saksama menyangkutapa yang dikerjakan auditor dan bagaimana kesempurnaan perkerjaannya tersebut. 04. Seorang auditor harus memiliki “tingkat keterampilan yang umuminya dimilik oleh auditor pada umumnya dan harus menggunakan keterampilan tersebut dengan “kecermatan dan kesaksamaan yang wajar”. 05. Para auditor harus ditugasi dan disupervisi sesuai dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengevalausi bukti audit yang mereka periksa. Auditor dengan tanggung jawab akhir untuk suatu perikatan harus mengetahui, pada tingkat yang minimum, standar akuntansi dan auditing yang relevan dan harus memili tantang kliennya, Auditor dengan tanggung jawab akhir bertangg Penetapan tugas dan pelaksanaan supervisi asisten, Penggunaan kemahiran profesional dengan cermatdan saksama menuntutauditor untuk melaksanakan skeptisme profesional. Skeptisme profesional adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluas secara kritis bukti audit. Auditor menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh profesi akuntan publik untuk melaksanakan dengan cermat dan saksama, dengan maksud baik dan integritas, pengumpulan dan penilaian bukti audit secara objektif, ©7- Pengumpulan dan penilaian bukti audit secara objektif menuntut auditor mempertimbangkan kompetensi dan kecukupan bukti tersebut. Oleh karen kt dikumpulkan dan dinilai selama proses audit, skeptisme profesional harus digunakan selama proses tersebut, i pengetahuan jung jawab atas 06. pat dicapai karena sifat bukti audit dan karakterst ‘arena itu, suatuaudit yang dilaksanakan berdasatl#? i kecurangan tersebut, Oleh UN standar auditing yang diteta tidak dapat mendeteksi yp. Tujuan auditor indepe cukup untuk memberikan bas y pendapat. Sifat sebagian besar selektif atas data yang di Pan Instit alah saji materi nden adal Ut Akuntan py al. lah untuk meny ang Memadai ba bukti diperoteh, set audit, yang mem, Fan dane diaudtt, ya rlukan pertimbamy yang akan dui dan stot, saat des Iuasnya penpey ee Di samping itu, pertimbangan dipertukan dal audit dan penilaian bukti audit, Meskipun dengan maksud baik dan integritas, kesalahan dan kekeliruan dalam Pertimbangan dapat terjadi. Lebih lanjut, penyajian akuntansi berisi estimas Fr : i akuntansi, pengukuran nyajian ak : 5 fan yang mengandung ketidakpastian bawaan dan tergantung pada hasil dari Peristiwa di masa depan, BN profesional dalam men, ‘ublik Indonesia mungkin Pevoleh bukti kompeten yang nya dalam merumuskan suatu bagian, dari konsep pengujian an tentang bidang, Bujian yang harus dilakukan, lam menafsirkan hasil pengujian I hal, auditor harus mempercayai bukti yang bersifat persuasif daripada yang bersifat meyakinkan, Glehkarena karaktristik kecurangan,terutama yang melibatkanpenyembunyian dan pemalsuan dokumentasi (termasuk pemalsuan dokumen), adi yang direncanakan dan dilaksanakan semestinya mungkin tidak dapat mendeteksi salah saji material. Sebagai contoh, suatu audit yang dilaksanakan berdasarken standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia jarang berkaitan dengan penentuan keaslian dokumentasi. Disamping itu, prosedur auditing mungkin tidak efektif untuk mendeteksi salah saji yang disengaja yang disembunyikan melalui kolusi di antara personel klien dan pihak ketiga atau di antara manajemen atau karyawan Klien. Oleh karena pendapat auditor atas laporan keuangan didasarkan pada konsep Pemerolehan keyakinan memadai, auditor bukanlah penjamin dan laporannya tidak merupakan suatu jaminan, Oleh karena itu, penemuan kemudian salah saji material, yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan, yangadadalam. pean keuangan, tidak berarti bahwa dengan sendirinya merupakan bukti (a) kegngalan untuk memperoleh keyakinan memadai, (b) tidak memadainya perencanaan, elaksanaan, atau pertimbangan,(c) tidak menggunakan kemahiran profesional ae agalan untuk mematuhi standarauditing Indonesia (IAPI, 201: 230.1-230.3) dengan cermat dan saksama, atau (d) kt yang di tetapkan Institut Akuntan Publi Standar Pekerjaan Lapangan ; aneaatal Standar pekerjaan lapangan berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan akuntan erjaan lapa apangan (audit field work), mulai dari perencanaan audit dan supervisi, pemahaman In (audit field work), mula kt it melalui compliance m4 Jan bukti-bukti audit thn evaluasi gendalian intern, pengumpul asi pengendalian intern, jew, sampai selesainya audit field work, ‘est, substantive test, analytical review, sampai selesainy fi ma berbuny! .paik-baiknya angan pertal a dengan semestiny®’ erst pedoman bagi auditor dala Standar pekerj “Pekerjaan harus harus disupervisi Standar ini melakukan supervisi- Pembahasan meni dilihat di Bab 8. m membuat perencanaan day genai rencana pemeriksaan (audit plan) dan supervisi big j dua berbunyi: dar pekerjaan lapangan ke / a yarn rcmadaatas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sift, saat dan Tingkup pengujian yang akan dilakukan’, Standar ini menjelaskan mengenai_unsur-unsur pengendalian intern da | mbangkan pengendalian intern | bagaimana cara auditor mempet tersebut dalam | mrereneanakan dan melaksanakan suatu audit — igendalian intern bisa dilihat di Bab 5- Pembahasan mengenai pen berbunyi: | diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, | jasar memadai untuk menyatakan Standar pekerjaan lapangan ketiga “Bukti audit kompeten yang cukup harus pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai ¢ pendapat ats laporan keuangan yang diaudit’ aoe ar ini menjelaskan mengenai cara-cara yang harus dilakukan oleh auditor dalam mengumpulkan bahan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung pendapat yang harus diberikan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan yang | diauditnya | Berkat ini dikutip beberapa hal mengenai asersi dari PSA No. 07 (SA Seksi 326 + Asersi (assertions) adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam omponen laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit at cheplisit serta dapat diklasifkasikan berdasarkan penggolongan dasar sebaei H tnt. | berikut ini | Keberadaan atau keterjadian (existence or occurance) Kelengkapan (completeness) Hak dan kewajiban (right and obligation) Penilaian (evaluation) atau alokasi Penyajian dan pengungkapan ( ? ; . P (presentation and disclosure) Aes tentang keberadaan atau keterjadian bethubungan deng atau utany tt i ae Ae tan aha ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi eee ales re ree tertentu. Sebagai contoh, manajem™? eniestae lea ean produk jadi yang tercantum dalam lapor Poss Kevangan (neraca adalah esd untuk dijual, Begitu pula, manaie™® SS ees penjal lan dalam laporan laba rugi komprene ‘ a ing atau j e {raya piutang) dengan pelanggan fea dene ee atu ant bow . rsi tentang kelengka ; i akun yang ei eae dengan apatah semua case ae jikan dalam laporan keuangan telah dicantum'@" i 3 epoaoge an apakah ast yang Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan jasa dicatat dalam laporan keuangan. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di laporan posisi keuangan (neraca) telah mencakup semua kewajiban perusahaan kepada pemasok. + Asersi tentang hak dan kewajban bethubungan dengan apakah aset merupakan hak perusahaan dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha (lease) yang dikapitalisasi di laporan posisi keuangan (neraca) mencerminkan nilai perolehan hak perusahaan atas kekayaan yang disewa guna usahakan (leased) dan utang sewa guna usaha yang bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban perusahaan. + Asersi tentang penilaian atau alokasi berhubungan dengan apakah komponen- Komponen aset, kewajiban, pendapatan, dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa aset tetap dicatat berdasarkan harga perolehannya dan perolehan semacam itu secara sistematik dialokasikan ke dalam periode-periode akuntansi yang semestinya. Demikian pula, manajamen membuat asersi bahwa jumlah yang disajikan dalam pos luar biasa dalam laporan laba rugi komprehensif diklasifikasikan dan diungkapkan semestinya. + Di dalam memperoleh bukti audit yang mendukung asersi dalam laporan keuangan, auditor independen merumuskan tujuan audit spesifik ditinjau dari sudut asersi tersebut. Dalam merumuskan tujuan audit, auditor independen hendaknya mempertimbangkan kondisi khusus dalam perusahaan tersebut. Misalnya, salah satu tujuan audit yang berhubungan dengan asersi tentang kelengkapan saldo persediaan yang dapat dirumuskan oleh auditor bahwa kuantitas persediaan mencakup seluruh produk jadi, bahan baku dan bahan pembantu yang ada di tangan Klien. * Auditor independen tidak perlu secara satu per satu menghubungkan tujuan audit dengan prosedur audit. Beberapa prosedur audit dapat dikaitkan dengan lebih dari satu tujuan audit. Di lain pihak, kombinasi berbagai prosedur audit dibutuhkan untuk mencapai satu tujuan audit. Standar Pelaporan Standar pelaporan yang terdiri atas empat standar merupakan pedoman bagi auditor independen dalam menyusun laporan auditnya. ©. Standar pelaporan pertama menyatakan: “Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indone: Menurut.PSA No. 08 (SA Seksi 410): 2. Istilah standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang digunakan dalam standar pelaporan pertama dimaksudkan meliputi tidak hanya prinsip dan ___ Praktik akuntansi, tetapi juga metode penerapannya. Standar pelaporan pertama dak mengharuskan auditor untuk menyatakan tentang fakta, namun standar tersebut RUTHIN Cre ONION i apakah keuangan telah disjkan sesuai dengan standar akuntansi tersebut. ji it enyatakan suatu pendapat menge1 menghanuskan auditoruntuk menyat pendapat mengen, imelaporkan suati laporan keuangan yang disusun sesuai dengan basi am komprchensif selain standar akuntansi yang berlakuy umum di tndoneg, standar pelaporan pertama akan terpenuhi dengan cara Imenunglapan ga laporanaueitorbahwalaporan kewangan tah disusunsestai dengan bag komprchensif slain standarakuntansi yang bevlaku ummum di Indonesia dang menyatakan pendapat (atau pernyataan tidak memberikan_pendapay) laporan kevangan tersebut cisajikan sesuai basis akuntans. Komprehengp digunakan, fika pembatasan terhadap lingkup audit tidak mennungkinkan 9g unk memberkan pendapat mengenaKesesaiantersebut, maka peng semestinya diperlukan dalam laporan audlitnya. 03._ Istilah*standarakuntansiyangberlaku umum adalah padanan dar frasa gen accepted accounting principles” dan adalah suatu istlah teknis akuntansy mencakup konvensi, aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk membag praktik akuntansi yang berlaku umum di wilayah tertentu pada saat term Standar akuntansi yang berlaku umum di suatu wilayah tertentt, mun berbeda dari standar akuntansi yang berlaku di wilayah lain, Oleh Karena untuk laporan kevangan yang akan didistribusikan kepada mun di Indonesy, harus disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indone_ Standbarpelaporan pertama akan terpenuhi dengan cara mengungkapkan diay laporan auditor apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan stand akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Standar pelaporan kedua (disebut sebagai standar konsistensi) berbunyi: “Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapit standarakuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandinglat dengan penerapan standar akuntansi tersebut dalam periode sebelumny | Menurut PSA No.09 (SA Seksi 420): + Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa ji ka day banding laporan keuangan di antara dua Periode dipengaruhi secara material olét Perubahan standar akuntansi, auditor akan mengungkapkan perubahan terse dalam laporannya. Juga dinyatakan secara tersirat dalam tujuan standar te bahwa standar akuntansi tersebut telah diamati konsistensi penerapannya setiap periode akuntansi yang bersangkutan. Standar tersebut secara te mengandung arti bahwa auditor puas bahwa daya banding laporan keuangal! antara dua periode akuntansi tidak di ipengaruhi secara material oleh perub! standar akuntansi dan bahwa standar akuntansi tersebut telah diterapkan se konsisten di antara dua atau lebih periode akuntansi baik karena (1) tidak te Perubahan standar akuntansi atau (2) terdapat perubahan prinsip atau me Penerapannya,namundampakperubahanstandarakuntansiterhadapdayaba™ Hn-keadaan tersebut auditor tidak apan me it ea z nen ‘nai konsistensi dalam laporan auditnya. a standa ister ns my lar konsistensi menuntut auditor independen untuk memahami hubungan antara konsistensi de daya banding laporan keuangan. Walaupun ketidak konsistenan penerapan standar akuntansi dapat menyebabkan kurangnya daya banding laporan kewangan, namun faktor lain yang tidak berhubungan dengan konsistensi dapat pula menyebabkan kurangnya daya banding laporan keuangan japoran keangan tidak material, Dal petla membuat pengung Penerapan semes + Perbandingan laporan keuangan suatu satuan w : ha di antara_beberapa periode dapat dipengaruhi oleh (a) perubahan akuntansi (b) kesalahan dalam laporan keuangan yang diterbitkan dalam periode sebelumnya (c) perubahan penggolongan dan (d) peristiwa atau transaksi yang sangat berbeda dengan yang dipertanggungjawabkan dalam laporan keuangan yang disajikan dalam periode sebelumnya. Perubahan akuntansi adalah suatu perubahan dalam (i) standar akuntansi, (2) estimasi akuntansi, (3) entitas yang membuat laporan keuangan (yang merupakan tipe khusus perubahan standar akuntansi). + Perubahan dalam standar akuntansi yang mempunyai pengaruh material atas laporan keuangan memerlukan penjelasan dalam laporan auditor independen dengan cara menambahkan paragraf penjelasan (yang disajikan setelah paragraf pendapat). Faktor-faktor lain yang mempengaruhi daya banding laporan keuangan mungkin membutuhkan pengungkapan, tetapi pada umumnya tidak perlu diberi komentar dalam laporan auditor independen. 1. Standar laporan ketiga berbunyi: “Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor’. Menurut PSA No. 10 (SA Seksi 431) + Penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi mencakup dimuatnya pengungkapan informatif yang memadai atas hal-hal material. Hal-hal tersebut mencakup bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan, serta catatan atas laporan keuangan, yang, meliputi, sebagai contoh, istilah yang dignnakan, rincian yang dibuat, penggolongan unsur dalam laporan keaangan, dan dasar-dasar yang digunakan untuk menghasilkan jumlah yang dicantumkan dalam laporan keuangan, Auditor harus mempertimbangkan apakah mash terdapat hab-hal tertenta yang harus diungkapkan schubungan dengan keadaan dan fakta yang diketahuinya pada saat audit. Apabila manajemen meng yang seharusnya_diungkapk: catatan atas laporan_ keuan Wajar dengan pengectialian atau pe terscbut dan harus memberikan informasi yang cukup dalam laporannya, {ik memungkinkan atau praldis; kecali tidak disajihannya informasi pyataan Stancdar Auditing yang ditetapkan langkan dari laporan keuangan, —informasi sesuiai dengan standar akuntansi, termastik in, maka auditor harus meniberikan pendapat dapat tidak wajar karenaalasany ersebut adalah sesuai dengan r | ubungan ini, : x Indonesia. Dalat diperoleh secara waie® dari akun yajikan informasi Ya" demikian dalam yeagai pibak yang menyusun laporan laporannya ti untuk menyusun laporan Sebagai conto, a keuangan. Seat? au informasi Iain mengen®t perusahaan dan memasukkan Paneer e dalam jka manajemen tidak menyajikan informasi tersebut Japorannya j informasi tersebut. + Dj dalam mempertit pek lain auditnya, sar kepercayai ormasi terseb hh informasi yang Oleh karena itu, tanpa izit si yang tidak diharuskan unt gan standar akuntansi. dan cati tau tidaknya pengungkapan dan dalam ggunakan informasi yanB diterima dari hh kliennya, bahwa auditorakan demikian, auditor akan diperlukan untuk menyatakan pendapat n kliennya, auditor tidak boleh tuk diungkapkan dalam mbangkan cukup a auditor men an yang diberikan ole wut, Tanpa kepercayaan segala as| Kliennyaatas das merahasiakan in! sulit untuk memperolel atas laporan keuangan. mengungkapkan informa: Japoran keuangan sesuai den} at berbunyi: fat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan atu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat Nbertkan, fika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harusdinyatakan, Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka Taporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit at tanggung jawab yang dipikul oleh auditor yang dilaksanakan,jika ada, dan ting! Tujuan standar pelaporan keempat adalah untuk mencegah salah tafsir tentang tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengsn laporan keuangan. + Seorang akuntan dikaitkan dengan laporan keuangan jika ia mengizinkan namany? dicansumban dalam suatu laporan, dokumen, atau komunikasi tertulis yang berist lporan tersbut Apabliaseorang akuntan menyerahkan kepada kliennya atau pihak inst porn Keuangan yang disusunnya atau dibantu penyusunannya, ia ju? cing berhaitan dengan laporan keuangan tersebut. Meskipun akuntan dapat E nan spas aie Penyusunan Japoran keuangan, laporan keuangan merupakat asi manajemen, dan_kewajaran i i ae merupakananggungjawabmangjemen. cenal dong =n kuntan dapat dikaitkan dengan laporan keuany iaudi idak diaudit. Laporan keui i an yang diauit atau yore ran Keuangan disebut telah diaudit bil kat posed andicngrange atone ila akuntan telah meneraP sebagaimana dijelaskan dalam SA. Sel inane meleporian ipran atas Laporan Keuangan Auda, pea our WESA) Nowy), [Lepore ‘Audit! interim enttas publik yang tidak diaudit, dis Keuangan (informasi Me esenerap onl poeede rae it disebut sebagai di-review bila aku" yang memungkink; anya untuk menyatakan pendal atas laporan (informasi i) tersebut sebagaimana dij ! (PSAT No. 0), Informasi keuangan interin, dicutan am St Sg i Standar pelaporan keemp: “Laporan auditor harus memu euangan secara keseluruhan atausu AONE Pee eas WO UEANSNCMNUNS Oe ear aD Te Venenn as Mengenai jenis pendapat akuntan publik dan contoh laporan audit dibahas di bt: ad. KODE ETIK PROFES! AKUNTAN PUBLIK setiap manusia yang memberikan jasa dari pengetahuan dan keahliannya puts pihak Tain seharusnya memiliki rasa tanggung, jawab pada pihak-pihak yang fipengarui oleh jasanya itu, Kode Etik Profesi Akuntan Publik adalah pedoman bagi jx anggota Institut Akuntan Publik Indonesia untuk bertugas secara bertanggung javab dan objektif. Rumusan Kode Etik sebelum 1 Januari 2011 sebagian besar merupakan rumusan ode etik yang dihasilkan dalam kongres ke-6 Ikatan Akuntan Indonesia dan ditambah dengan masukan-masukan yang diperoleh dari Seminar Schari Pemutakhiran Kode pik Akuntan Indonesia tanggal 15 Juni 1994 di Hotel Daichi Jakarta serta hasil pembahasan Sidang Komite Kode Etik Akuntan Indonesia tahun 1994 di Bandung, Pernyataan Etika Profesi Saat itu Kode Etik Akuntan Indonesia terdiri atas delapan (8) bab (n pasal) dan enam (6) pernyataan etika profesi. Pernyataan tersebut adalah: 1. Pernyataan etika profesi Nomor 1 tentang INTEGRITAS, OBJEKTIVITAS, DAN INDEPENDENS! Pernyataan etika profesi Nomor 2 tentang KECAKAPAN PROFESIONAL Pernyataan etika profesi Nomor 3 tentang PENGUNGKAPAN INFORMASI RAHASIA KLIEN 4. Pemyataan etika profesi Nomor 4 tentang IKLAN BAGI KANTOR AKUNTAN PUBLIK 5. Pernyataan etika profesi Nomor 5 tentang KOMUNIKASI ANTAR AKUNTAN PUBLIK 6 Pernyataan etika profesi Nomor 6 tentang PERPINDAHAN STAF/PARTNER DARI SATU KANTOR AKUNTAN KE KANTOR AKUNTAN LAIN. Rumusan Kode Etik Akuntan Indonesia saat itu, secara lengkap disajikan dalam Lampiran 3 di bagian akhir buku ini. Dalam Kongres ke 7 Institut Akuntan Publik Indonesia yang diadakan di Jakarta bulan September 1998 diadakan beberapa perubahan mengenai Kode Etik, antara lain sebagai berikut: + Komite Kode Etik tidak ada lagi di struktur organisa + Rerangka Kode Etik [API menjadi: © Prinsip Etika © Aturan Etika © Interpretasi Aturan Etika Tanya dan Jawab Prinsip Etika mengikat seluruh anggota IAPI IAPI, dan merupakan produk kongres. —_ Aturan Etika mengikat kepada anggota kompartemen dan merupakan produ Anggota Kompartemen. Aturan k ika tidak boleh bertentangan dengan Prinsip ine Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh fy yang dibentuk oleh Kompartemen setelah memperhatikan tanggapan dari an dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan A, Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya, Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat itu dapat dipakai sebagai interpreta dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru un menggantikannya. Prinsip Etika Profes, yang merupakan landasan perilaku etika profesional, edi atas 8 prinsip yaitu: Tanggung Jawab Profesi Kepentingan Umum (Publik) Integritas Objektivitas Kompetensi dan kehati-hatian Profesional Kerahasiaan Perilaku Profesional Standar Teknis uray ey anew er Pada Gambar 2.4. bisa dilihat Rerangka Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia sebelum 1 Januari 201. Gambar 2.4, Rerangka Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia Tanggung Jawab Profesi Kepentingan Umum (Publik) Integritas Objektivitas Kompetensi LAPL-PUSAT dan Kehati-hatian |] _PRINSIP ETIKA Profesional Kerahasiaan Perilaku Profesional Standar Teknis KAP ATURAN ETIKA, Tots Independensi, |_| 20@Standar 500 Tanggung, Integritas, | | Umum Prinsip Jawab Kepada | |” Jawabdan Akuntansi Rekan Praktik Lain INTERPRETAST ATURAN ETIKA, TANYA DAN JAWAD, Sumber: SI PAP IAL 2001: 200007. cara lengkap Auuran Etika Kompartemen Akuntan Publik sebelum i Januari 2001s jana eka imi di acura Etika Profesi Akuntan Publik (IAI, 20000.1-20000.6) “ETERTERAPAN (APPLICABILITY) aini harusditerapkanolchanggota [katanAkuntan Indonesia Kompartemen lik (IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota JAI-KAP maupun anggota IAL-KAP (yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP). *. KAP bertanggung jawab atas ditaatinya aturan ctika oleh anggota aturan Et ik akuntan Pul ang bukan Rekan pimpina KAP. pEFINISI/PENGERTIAN kienadalah pemberi Kerja (orang atau badan), yang mempe seseorang, atau lebih anggota IAL-KAP atau KAP tempat Anggota bekerj melaksanakan jasa profesional. Istilah pemberi kerja untuk tujuan ini tidak termasuk trang atau badan yang mempekerjakan Anggota. Laporan Keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aset) dan/atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu perubshan atas aset dan/atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan tandar akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain sandar akuntansi yang berlaku umum. Data keuangan lainnya yang digunakan untuk mendukung rekomendasi kepada lien atau yang terdapat dalam dokumen untuk suatu pelaporan yang diatur dalam standar atestasi dalam perikatan atestasi, dan surat pemberitahuan tahunan pajak (sPT) serta daftar-daftar pendukungnya bukan merupakan laporan_ keuangan. Pernyataan, surat kuasa atau tanda tangan pembuat SPT tidak merupakan pernyataan pendapat atas laporan keuangan. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik in sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha ‘al dalam praktik akuntan publik. adalah wadah organisasi profesi akuntan kerjakan atau menugaskan ja untuk atau yang memperoleh izi di bidang pemberian jasa profesion Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Indonesia yang diakui pemerintah. Ikatan Akuntan Publik-Komp: wadah organisasi para akuntan Indonesia yang me Publik atau bekerja di kantor akuntan publik. Anggota adalah semua anggota IAI-KAP Anggota kantor akuntan publik (anggot Staf profesional (baik yang anggota IAI-KAP maupun yan} Yang bekerja pada satu KAP. Akuntan publik adalah akuntan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan atau Prjabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan publik. rf frail akuntan publik adalah pemberian jasa profesional kepada Klien yang, 'kukan oleh anggota JAI-KAP yang dapat berupa jasa audit, jasa atestasi, jasa artemen Akuntan Publik (IAI-KAP) adalah njalankan profesi sebagai akuntan a KAP) adalah anggota IAI-KAP dan 1g bukan anggota LAI-KAP) a F ) akuntansi dan review, perpajakan, perencanaan keuangan perorangan, jasa pendul 100 101 203 5 a Un, asi, dan jasa lainnya yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik. INDEPENDENSI, INTEGRITAS, DAN OBJEKTIVITAS Independensi Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sika mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAPI, Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (infact maupun dalam penampilan (in appearance). Integritas dan Objektivitas Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain. STANDAR UMUM DAN STANDAR AKUNTANSI Standar Umum Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interprestasi yang terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAPI: A. Kompetensi profesional. Anggota KAP hanya boleh melakukan Pemberian jasa profesional yang secara layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional. Kecermatan dan kesaksamaan profesional. Anggota KAP wajib melakukan Pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan kesaksamaan profesional C. Perencanaan dan superv Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa profesional. Data relevan yang memadai. Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi simpulan ata rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya. Kepatuhan terhadap Standar Anggota KAP yang melaksanakan Penugasan jasa auditing, atestasi, review, kompilas konsultasi manjemen, perpajakan, atau jasa profesional lainnya wajib mematubi standar yang dikeluarkan oleh badan Pengatur standar yang ditetapkan oleh IAP!- Standar Akuntansi gene Anggota KAP tidak diperkenankan: (1) menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa_ 1apo" Keuangan atau data keuangan lain suatu entieee disajikan sesuai dené™ Prinsip akuntasi yang berlaku umum atau (2) pauclen bahwa ia tidak menemukan Perlunya modifikasi ma yang harus dilakukan tethadap laporan atau dary tersebts agar $8 dengan standar akuntansi_ yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari standar akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAPI. Dalam keadaan luar biasa, laporan atau data mungkin memuat penyimpangan seperti tersebut di atas, Dalam kondisi tersebut, anggota KAP dapat tetap mematuhi ketentuan dalam butir ini selama anggota KAP dapat menunjukan bahwa laporan atau data akan menyesatkan apabila tidak memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara mengungkapkan penyimpangan dan estimasi dampaknya (bila praktis), serta alasan mengapa kepatuhan atas standar akuntansi yang berlaku umum akan menghasilkan laporan yang menyesatkan. TANGGUNG JAWAB KEPADA KLIEN Informasi Klien yang Rahasia Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien. Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk: 30 (1) membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan aturan etika kepatuhan terhadap standar dan prinsip-standar akuntansi. (2) mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apa pun untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang berlaku. (3) melarang review praktik profesional (review mutu) seorang Anggota sesuai dengan kewenangan IAPI atau menghalangi Anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk LAPI- KAP dalam rangka penegakan disiplin Anggota. (4 Anggota yang terlibat dalam penyidikan dan review di atas, tidak boleh memanfaatkannya untuk kepentingan diri pribadi mereka atau mengungkapkan informasi klien yang harus dirahasiakan yang diketahuinya dalam pelaksanaan tugasnya, Larangan ini tidak boleh membatasi Anggota dalam pemberian informasi sehubungan dengan proses penyidikan atau penegakan disiplin sebagaimana telah diungkapkan dalam butir (4) di atas atau review praktik profesional (review mutu) seperti telah disebutkan dalam butir (3) di atas. 302 Fee Profesional A. Besaran JFee Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara lain: risiko Penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan/ee yang dapat merusak citra profesi. Hed Ue CUT eee OEE er etna tes B. Fee Kontinjen : Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suaty kg profesional tanpa adanya/ee yang akan dibebankan, kecuali ada tema atau hasil tertentu di mana jumlah/ce tergantung pada temuan atay hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dagy, penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatyy Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabjly penetapan tersebut dapat mengurangi independensi. 400 TANGGUNG JAWAB KEPADA REKAN SEPROFESI go. Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan day perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi. 402, Komunikasi Antar Akuntan Pul Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik terdahulu bil, akan mengadakan perikatan (engagement) audit menggantikan akuntan publi pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan. Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai. 403 Perikatan Atestasi Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila perikatan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan atau peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang, 500 TANGGUNG JAWAB DAN PRAKTIK LAIN 501 Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau_mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi. 502 Iklan, Promosi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencafi Klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiata® pemasaran sepanjang tidak merendahkan citra profesi. 503 KOMISI DAN FEE REFERAL A. Komisi tersebut dapat mengurangi i s gi independensi. B. Rujukan (Fee Referal) Pendens Rujukan (Fee Referal) adalah imbalan dari sesama pen hanya dipcties, ie yang dibayarkan/diterima k yedia jasa profesional akuntan publik. Rujukan (Fee Ref ssn bagi sesam» profe: ge pentuk Organisasi dan KAP so Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasi yang ;;,inkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau yang tidak yesatkan dan merendahkan citra profesi. dii men} xoDE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK ak Januari 20U, TAPL memberlakukan Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang sir: Bagian A Prinsip Dasar Etika Profesi dan Bagian B Aturan E ka Profesi. Kode ik Profesi Akuntan Publik selengkapnya bisa dilihat di SPAP 2on atau buku yang pitkan IAPI. Kode etik ini mengacu pada kode etik dari International Federation of Accountant AC). Kode etik IAPI yang baru disusun berdasarkan sistematik sebagai berikut: diter (lv (laPl 2008). Bagian A berisi Prinsip Dasar Etika Profesi yang terdiri atas: Seksi100 _Prinsip-Prinsip Dasar Etika Profesi Seksi uo _Prinsip Integritas Seksi 120 Prinsip Objektivitas Seksi130__Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional Seksi1go _Prinsip Kerahasiaan Seksi 150 Prinsip Perilaku Profesional Bagian B Aturan Etika Profesi yang terdiri atas: Seksi200 Ancaman dan Pencegahan Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP Seksi220 Benturan Kepentingan Seksi 230 Pendapat Kedua Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional Seksi 260 Penerimaan Hadial atau Bentuk Keramah-tamahan lainnya Seksi270 _ Penyimpanan Aset Milik Klien Seksi 280 Objektivitas Semua Jasa Profesional Seksi290 _ Independensi dalam Perikatan Assurance TANGGAL BERLAKU EFEKTIF Aturan Etika ini berlaku efektif mulai tanggal 5 Mei 2000 25 STANDAR AUDIT BERBASIS ISA ed tahun 2013 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAP!) telah mengeluarkan Standar a ‘Akuntan Publik dalam bentuk Standar Audit (SA), yang berlaku untuk audit Poran keuangan tahun 2013 (untuk emiten) tahun buku 2014 (untuk non-emiten). i Standar Audit tersebut merupakan adopsi dari ISA karena Indonesia merupakan 'egota IFAC. ea ~~ Kode Etik profesi Akuntan Publik dan al Akuntan Publik yang Ditetapkan Struktur Baru tan Publik Indonesia Standar Profesion: oleh Institut Akun| Kode tik Profesi Akuntan Publik (Kode EX) standar Pengendalian Mut (SPMi) Standar Jasa Terkait (st) Kerangka untuk Perikatan Asurans (Kerangka) Standar Perikatan Asurans (SPA) Standar Perikatan Reviu (SPR) Standar Audit (sa) ur Baru Standar Audit yang Ditetapkan oleh strukt institut Akuntan Publik Indonesia STANDAR AUDIT Penilaian Risiko Prinsip Umum =——_dan Respons Bukti Audit ‘Penggursas Kesimpulan ‘Area Khusus {hn Tongs —Terhadap Rsiko HasilPekerjaan Audit dan Jawab yang Di Pihak Lain Pelaporan A300 SA 300 SA 500 Oe Sano [— SAB SA 50. SAG “'SAz05.— [~ SA805 SA220 [— SA320 [— SA 505 ‘— SA 620 SA 706 SA B10 $A230, [— $A330 [— SA 510 [— SA710 SA240 [— SA 402 [383.2 "— SA720 SA250, — SA 450 [#shss8 SA 260 [asso SA 265 _— I SA 560 [= SAs70 L_ Sasso Daftar SPAP-ISA No. Standar Audit 1 | SA200, “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Suatu Audit Berdasarkan Standar Audit’ 2 | SA200, “Persetujuan atas Syarat-Syarat Perikatan Audit’ 3._| SA220, “Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan’. 4_|$A230, “Dokumentasi Audit’ ea 240, "Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit Atas Laporan ceuangan’ 6 | S250, “Pertimbangan Atas Peraturan Perundang-undangan dalam Audit Laporan Keuangan’, 7_[SA260, “Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola’. 8 [SA.265, “Pengomunikasian Defisiensi dalam Pengendalian Internal kepada Pibak yang Bertanggung Jawab Atas Tata Kelola dan Manajemen’ 9 | SA 300, “Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Kewangan’ 10 | SA 15, “Pengindentifikasian dan Penilaian Risiko Salah Saji Material Melalui Pemahaman atas |_| Entitas dan Lingkungannya” 12 | SA 320, “Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Aut }2 | SA 330, “Respons Auditor terhadap Risiko yang Dinilai” L8_[ SA 402, “Pertimbangan Audit terkait dengan Enttas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa” | SA 450, “Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diindentifikasi Selama Audit” X38. [SA 500, ‘Bukti Audit ak atas Unsu Pl Pertimbangan SP putt Aut ~ vo Sse : gos Rows Ester = pee a wal’ a [sa sin Penbatan Alt Tahun Pertama - Saldo Pangan Prose Anal Srsyo Sampling Audit ae = : Estimasi “TrantansTermasuk Estimasi ARUNIANS! Nilai Wajar, dan Pen- af SA sao. “Auitatas AK sunghapan yang Bersanghutar Sr] sao, Pibak Berea Sp | st so. Perstina Kemudian ay] Sk570."Kelangsungan Usha SA 580, Representasi Tertulis in Grup (Termasuk Pekerjaan Aud [sx coo, Pervimbangan Khusus- Audit ates Laporan Kewang tor Komponen)” ‘SA Gio, “Penggunaan Pekerjaan Au =Penggunaan Pekerjaan Seorang Pakar Auditor” 28_[SA6 Tp _| Sazo0.-Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan’ | sA ros. Moaifilasierhadap Opini dalam Laporan Audit Independen’ Gy) SA 706, Paragraf Penckanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan ‘Audit Indepen- den esa 720, “Tanggung jawab Auditoratas informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan Kevangan Auditan 33 | SA 800, “Pertimbangan Khusus~ Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Seswai dengan Kerangha Bertujuan Khusus 34 | A805, Pertimbangan Khusus - Audit tas Laporan Keuangan Tunggal jn a Pos Spesfik dalam Suatu Laporan Kewangane nin 35 | SA Bio, “Perikatan untuk Melaporkan Ikhtisar Laporan Keuangan’. Standar Auditing (SA) Struktur SA 1. Pendahuluan 2. Tujuan 3. Defini 4. Ketentuan 5. Materi Penerapan dan Penjelasan Lain SA mengharuskan auditor untuk men memelihara skeptisisme profesional audit atas laporan keuangan, negunakan pertimbangan profesional dan lalam merencanakan dan melaksanakan laporan keuangan, + Yang berkaitan dengan perikatan audit atas auditor memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk ima, dan oleh karena ndasari SA mengharuskan *'enurunkan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat dite ita, memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan wajar yang ™e opini auditor ‘jaditor harus mematuhi seluruh SA yang relevan dengan audit. ‘auditor harus memiliki suatu pemahaman tentang, keseluruhan isi suatu SA, termasuk materi penerapan dan penjelasan lain. ‘Auditor tidak diperkenankan untuk menyatakan kepatuhannya terhadap SA dalam laporan auditor kecuali auditor telah mematuhi ketentuan SA 200 dan SA Jain yang relevan Kode Etik Profesi Akuntan Publik seak 1 Januari 201, IAP memberlakukan Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang terdiri atas: + Bagian A Prinsip Dasar Etika Profesi dan Bagian B Aturan Etika Profesi. Kode Etik Profesi Akuntan Publik selengkapnya bisa dilihat di SPAP 20 atau buku yang diterbitkan IAPI. » Kodectik ini mengacu pada kode etik dari International Federation of Accountant (IFAC). + Kode etik [API yang baru disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut: (IAPI 2008). Bagian A Berisi Prinsip Dasar Etika Profesi yang terdiri atas: + Scksi 100 Prinsip-Prinsip Dasar Etika Profesi + Seksi no Prinsip Integritas + Seksi 120 Prinsip Objektivitas * Seksi 130 Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional Seksi 140 Prinsip Kerahasiaan Seksi 150 Prinsip Perilaku Profesional Bagian B Aturan Etika Profesi yang terdiri atas: Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jariny Seksi 220 Benturan Kepentingan Seksi 230 Pendapat Kedua Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional Seksi 260 Penerimaan Hadial atau Bentuk Keramah-tamahan Lainnya gan KAP Bentuk Remunerasi Lainnya + Seksi 270 Penyimpanan + Seksi 280 Objektivitas Se + Seksi 290 Independensi d Aset Milik Klien mua Jasa Profesional alam Perikatan Assurance Sica SOAL LATIHAN BAB 2 Tuliskan B jika menurut Anda kalimat berikut ini Benar dan S jika Salah, 1. Standar auditing sama dengan prosedur auditing, karena mencakup mnutu. profesional auditor indepenclen dan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor, Standar auditing berkenaan dengan kriteria atau ukuran muty pelaksanaan serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan prosedur yang bersangkutan. 3. Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh IAPI terdiri atas sepuluh standar yang dpat dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu: Standar Umum (3 standar), Standar Pekerjaan Lapangan (4 standar) dan Standar Pelaporan (3 standar) «4 Standar umum yang ketiga mengatakan bahwa: “Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”. = 5. Standar pekerjaan lapangan yang kedua mengatakan: “Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian = yang akan dilakukan’. — 6. Standar pelaporan yang pertama menyatakan: “Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan ” = standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia’, 7. Materialitas dan risiko audit melandasi penerapan semua standart auditing, terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.. —— 8. Standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia berkaitan dengan pelaksanaan penugasan audit secara individual; standar pengendalian mutu berkaitan dengan pelaksanaan_praktik audit kantor akuntan publik secara keseluruhan. 9. Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya, dan berbeda dengan standar yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapangan auditor. 10, Standarpekerjaan lapangan berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaa" akuntan di lapangan, mulai dari perencanaan audit dan supervisi, pemahaman dan evaluasi pengendalian intern, pengumpulan bukti- ukti audit melalui compliance test, substantive test, analytical reviews sampai selesainya audit field work. “ana —4q un. Asersi (Assertions) adalah pernyataan manajemen yang terkandunB di dalam komponen laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat

You might also like