Makalah Pengantar Pendidikan Kel.2

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 23

MAKALAH

“SISTEM PENDIDIKAN PEMBANGUNAN INDONESIA DAN GLOBALISASI”

PENGANTAR KEPENDIDIKAN

Dosen Pengampu :
MUSTIKA KURNIASARI, S.Pd., M.pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

RAFLY :A1G121071

IKA TRIANIZA : A1G123060

AGUSTIAWAN : A1G123100

SEPTI CHAIRUN MU'MIN : A1G123085

RESKY : A1G123079

INDAH DELVIA : A1G123062

NAFISAH APRILIANI : A1G123070

WA ODE RIFANI :A1G123093

SITI SRIMURTI : A1G123087

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena hanya atas limpahan
dan Rahmat, kasih sayang dan belas kasihnya,dan tidak lupa Penulis panjatkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW. Beserta dengan para sahabat dan keluarganya. Yang telah
memberikan contoh yang baik untuk semua umat yang ada di bumi.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT. atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa fisik maupun akal pikiran, sehingga Penulis mampu menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah “Penngantar Pendidikan”.

Makalah ini Penulis susun dengan semaksimal mungkin sehingga Penulis harap
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca dan untuk
kedepannya makalah ini dapat di perbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar
menjadi lebih baik. Dalam penyusunan makalah ini Penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna perbaikan tugas Makalah di kemudian hari.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pengampu mata kuliah “Pengantar Pendidikan” yaitu Ibu Mustika Kurniasari, S.Pd.,
M.Pd. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kendari, 23 Desember 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat........................................................................................................................ 2

BAB II ....................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3

2.1 Sistem Pendidikan Pembangunan .................................................................................... 3

2.2 Globalisasi ........................................................................................................................ 7

2.3 Keterkaitan Antara Sistem Pendidikan Pembangunan Di Indonesia Dengan Globalisasi


................................................................................................................................................ 7

2.4 Pengaruh Globalisasi Terhadap Perkembangan Pendidikan Di Indonesia ...................... 9

2.5 Sistem Pendidikan Pembangunan Indonesia Dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi


.............................................................................................................................................. 12

2.6 Perbandingan pendidikan di perkotaan dan pedesaan .................................................... 14

BAB III.................................................................................................................................... 17

KESIMPULAN ...................................................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 17

3.2 Saran ............................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi pada saat sekarang ini pendidikan adalah merupakan suatu hal
atau sebuah komponen yang sangat penting dan dibutuhkan dalam mengikuti
perkembangan jaman. Dalam melaksanakan dan mewujudkan suatu pembangunan, suatu
bangsa dan negara memerlukan pendidikan. Dengan kata lain pelaksanaan sebuah
pembangunan suatu bangsa dan negara tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak
didukung oleh berbagai sektor, salah satu diantaranya adalah sektor pendidikan.
Pendidikan dinegara Indonesia bertujuan membentuk karakter bangsa yaitu manusia
seutuhnya yang memiliki kualitas iman, budi pekerti dan rasionalitas tinggi. Pendidikan
yang ada dapat dijadikan sebagai sebuah cara sekaligus sebagai tolak ukur bagi kemajuan
dan keberhasilan sebuah negara dalam mencetak dan menghasilkan manusia yang
berkualitas.
Seiring perkembangan jaman dan tuntutan untuk perubahan yang lebih baik,
pemerintah Indonesia terus melakukan perbaikan diberbagai sektor, khususnya disektor
pendidikan. Salah satu wujud perbaikan tersebut adalah dengan diterapkannya otonomi
daerah yang memberikan kewenangan kepada setiap daerah untuk mengatur dan
mengelola pendidikan didaerahnya masing-masing.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah dari Makalah ini yaitu sebagai berikut :


1. Apa yang dimaksud dengan system pendidikan pembangunan ?
2. Apa yang dimaksud dengan globalisasi ?
3. Apa keterkaitan antara sistem pendidikan pembangunan di Indonesia dengan
globalisasi ?
4. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia ?
1
5. Bagaimana sistem pendidikan pembangunan Indonesia dalam menghadapi tantangan
globalisasi ?
6. Bagaimana perbandingan pendidikan di perkotaan dan pedesaan ?

1.3 Tujuan

Adapun Tujuan dari Penulisan Makalah ini yaitu Sebagai Berikut :


1. Untuk mengetahui tentang sistem pendidikan pembangunan
2. Untuk mengetahui tentang globalisasi
3. Untuk mengetahui keterkaitan antara sistem pendidikan pembangunan yang ada di
Indonesia dengan globalisasi
4. Untuk mengetahui pengaruh globalisasi terhadap perkembangan pendidikan di
Indonesia
5. Untuk mengetahui bagaimana sistem pendidikan pembangunan Indonesia dalam
menghadapi tantangan globalisasi
6. Untuk mengetahui perbandingan pendidikan diperkotaan dan pedesaan

1.4 Manfaat

Adapun Manfaat dari Penulisan Makalah ini yaitu Sebagai Berikut :


1. Dapat mengetahui tentang sistem pendidikan pembangunan
2. Dapat mengetahui tentang globalisasi
3. Dapat mengetahui keterkaitan antara sistem pendidikan pembangunan yang ada di
Indonesia dengan globalisasi
4. Dapat mengetahui pengaruh globalisasi terhadap perkembangan pendidikan di
Indonesia
5. Dapat mengetahui bagaimana sistem pendidikan pembangunan Indonesia dalam
menghadapi tantangan globalisasi
6. Dapat mengetahui perbandingan pendidikan di perkotaan dan pedesaaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pendidikan Pembangunan

Asal kata Sistem berasal dari bahasa Latin systema dan bahasa Yunani sustema.
Pengertian sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk
mencapai suatu tujuan. Atau dapat juga dikatakan bahwa Pengertian Sistem adalah
sekumpulan unsur elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam
melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Jadi, secara umum Pengertian
Sistem adalah perangkat unsur yang teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu
totalitas. Pengertian lain dari Sistem adalah susunan dari pandangan, teori, asas dan
sebagainya. Menurut Etimologi istilah sistem berasal dari bahasa dari bahasa Yunani,
System yang artinya himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur
untuk mencapai tujuan berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Azhar Susanto di dalam bukunya, ia mengemukakan bahwa sistem


adalah kumpulan atau grup dari sub sistem/bagian/komponen atau apapun baik fisik
ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan dapat bekerja sama untuk
mencapai satu tujuan tertentu (Susanto, 2013). Sutarman ia menjelaskan bahwa sistem
adalah kumpulan elemen yang saling berinteraksi dalam kesatuan untuk menjalankan
suatu proses pencapaian suatu tujuan utama (Sutarman, 2009).

Menurut Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem
Informasi bahwa sistem dapat juga didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan
komponen. Sistem dan prosedur adalah suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu
dengan yang lain. Suatu sistem baru dapat terbentuk jika di dalamnya ada beberapa
prosedur yang mengikutinya.

Pengertian pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk


mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepriba- dian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

3
diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan
sistematis untuk mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan lebih baik. Secara sederhana,
pengertian pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat
mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis dalam berpikir.

Secara etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam bahasa inggris disebut
dengan education, dalam bahasa latin pendidikan disebut dengan educatum yang tersusun
dari dua kata yaitu E dan Duco di mana kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam
ke luar atau dari sedikit banyak, sedangkan Duco berarti perkembangan atau sedang
berkembang. Jadi, secara etimologi pengertian pendidikan adalah proses mengembangkan
kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu. Sedangkan menurut Kamus Bahasa
Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan.

Pendidikan dapat diperoleh baik secara formal dan non formal. Pendidikan secara
formal diperoleh dengan mengikuti program- program yang telah direncanakan,
terstruktur oleh suatu insititusi, departemen atau kementtrian suatu negara. Sedangkan
pendidikan non formal adalah pengetahuan yang diperoleh dari kehidupan sehari- hari
dari berbagai pengalaman baik yang dialami atau dipelajari dari orang lain.

Zaharai Idris seorang Ahli Epistimologi juga menyampaikan pendapatnya tentang


pengertian pendidikan ialah: Pendidikan ialah serangkaian kegiatan komunikasi yang
bertujuan, antara manusia dewasa dengan si anak didik secara tatap muka atau dengan
menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak
seutuhnya.

Pengertian pendidikan menurut H. Horne: Pendidikan adalah proses yang di


lakukan terus menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang
telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti
termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

Pengertan pendidikan menurut Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa


Pendidikan adalah Bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terdapat
perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

4
Pembangunan adalah suatu proses perubahan yang mencakup seluruh sistem
sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, dan lain-lain. Proses ini
dilakukan melalui upaya-upaya sadar dan terencana. Pembangunan juga dapat diartikan
sebagai kegiatan komersial atau serangkaian kegiatan komersial yang direncanakan
secara sadar dan dilakukan oleh rakyat, negara, dan pemerintah. Dalam konteks
pembangunan, terdapat dua orientasi utama, yaitu pembangunan yang lebih berorientasi
pada pertumbuhan dan pembangunan yang lebih berfokus pada masalah. Selain itu,
pembangunan juga melibatkan aspek ekonomi, infrastruktur, sosial, budaya,
keterampilan, dan kompetensi. Proses pembangunan juga dapat menimbulkan konflik,
peperangan, dominasi, bahkan penindasan, terutama jika tidak dilakukan secara
berkelanjutan dan berkelanjutan. Oleh karena itu, pembangunan harus berorientasi kepada
pemecahan masalah dan pembinaan nilai-nilai moral.

Hakikat Pembangunan adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan


pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Dengan kata lain manusia Indonesia
seutuhnya adalah titik sentral dari pembangunan nasional, di mana manusia Indonesia itu
sekaligus subyek dan obyek pembangunan. Tilaar (1990). Berbicara mengenai
pembangunan adalah suatu hal yang komplek karena banyak elemen yang saling terkait.
Pembangunan tidak hanya bisa disandarkan pada satu aspek saja, tetapi banyak aspek
yang juga harus diperhatikan. Tolok ukur kemajuan dari suatu pembangunan yang telah
dilakukan sangat relatif. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mencapai taraf
hidup rakyat menuju yang lebih berkualitas sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku.

Prof. Dr. Hj. Syamsiah Badruddin, M.Si, pembangunan adalah suatu proses
perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. W.W.
Rostow menyatakan bahwa pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang
tanpa akhir, yang menghendaki adanya pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan
perubahan, baik dari segi pertumbuhan sektor ekonomi, perubahan kelembagaan, maupun
regulasi.

Sistem pendidikan pembangunan adalah sebuah sistem pendidikan yang ditujukan


untuk meningkatkan kualitas dan kesamaan pendidikan di sebuah negara, dengan
mengacu pada prinsip-prinsip pembangunan dan menciptakan sumber daya manusia yang
kompetitif dan berprestasi tinggi. Sistem ini mempunyai dua aspek utama, yaitu:

5
1. Pendidikan untuk pembangunan: Sistem ini mengacu pada konsep bahwa pendidikan
harus menjadi salah satu prioritas dalam proses pembangunan sebuah negara. Pendidikan
di dalam sistem ini digunakan untuk membangun sumber daya manusia yang kompetitif
dan berprestasi tinggi, serta untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan masyarakat.

2. Pendidikan untuk kebijakan: Sistem ini mengacu pada konsep bahwa pendidikan harus
menjadi salah satu prioritas dalam proses kebijakan publik. Pendidikan di dalam sistem
ini digunakan untuk membantu masyarakat dalam proses perkembangan dan perubahan,
serta untuk menghasilkan sumber daya manusia yang dapat membantu negara dalam
menghadapi tantangan dan peluang yang diberikan oleh globalisasi.

Sistem pendidikan pembangunan juga mempunyai beberapa komponen utama,


yaitu:

1. Kurikulum: Kurikulum adalah rencana pelajaran dan penilaian yang digunakan dalam
sistem pendidikan. Kurikulum di dalam sistem ini digunakan untuk menghasilkan sumber
daya manusia yang dapat membantu negara dalam menghadapi tantangan dan peluang
yang diberikan oleh globalisasi.

2. Pedagogy: Pedagogy adalah cara dan metode yang digunakan dalam proses belajar dan
pembelajaran. Pedagogy di dalam sistem ini digunakan untuk membantu masyarakat
dalam proses perkembangan dan perubahan, serta untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang dapat membantu negara dalam menghadapi tantangan dan peluang yang
diberikan oleh globalisasi.

3. Sarana dan prasarana: Sarana dan prasarana adalah fasilitas dan peralatan yang
digunakan dalam sistem pendidikan. Sarana dan prasarana di dalam sistem ini digunakan
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang dapat membantu negara dalam
menghadapi tantangan dan peluang yang diberikan oleh globalisasi, serta untuk
membantu masyarakat dalam proses perkembangan dan perubahan.

4. Tenaga ahli guru: Tenaga ahli guru adalah orang-orang yang berwawasan profesional
dalam bidang pendidikan. Tenaga ahli guru di dalam sistem ini digunakan untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang dapat membantu negara dalam menghadapi
tantangan dan peluang yang diberikan oleh globalisasi, serta untuk membantu masyarakat
dalam proses perkembangan dan perubahan.

6
2.2 Globalisasi
Globalisasi merupakan proses perkembangan pada masa kini (kontemporer) yang
mempunyai pengaruh dalam mendorong munculnya berbagai kemungkinan tentang
perubahan dunia yang akan berlangsung. Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan
berbagai halangan dan rintangan yang menjadikan dunia semakin terbuka dan saling
bergantung satu sama lainnya.

Menurut Selo Soemardjan, globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan


komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah
yang sama. Globalisasi merupakan kecenderungan masyarakat di kota-kota besar untuk
menyatu dengan dunia terutama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, pariwisata, dan
media komunikasi massa.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, globalisasi di- definisikan sebagai


fenomena (gejala) yang menjadikan dunia menjadi kecil dari segi hubungan manusia. Hal
ini di- mungkinkan karena perkembangan teknologi yang sangat cepat. Menurut
cendekiawan Barat, globalisasi adalah satu proses kehidupan yang serbaluas, tidak
terbatas, dan merangkum segala aspek kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi
yang dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia ini.

Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari


pengaruh perkembangan globalisasi, mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang
pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena
terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke
Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus
dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan
memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta memberikan
akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.

2.3 Keterkaitan Antara Sistem Pendidikan Pembangunan Di Indonesia Dengan


Globalisasi
Di sekolah kuno, pendidikan adalah belajar di bawah bimbingan seorang guru.
Dalam pendidikan, guru berfungsi sebagai titik fokus atau sumber utama. Wen juga
menyebutkan bahwa "seorang guru dapat mempengaruhi perilaku, cara berbicara, dan
kehidupan sehari-hari seorang murid." Sayling Wen (2003), hlm. 100. Namun, sejak
globalisasi masuk ke negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, peran guru mengalami

7
pergeseran. Guru tidak lagi menjadi alat bantu dalam pendidikan. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan
manusia, di mana berbagai masalah hanya dapat diselesaikan melalui upaya pendidikan
dan penelitian di bidang-bidang tersebut.

Dalam perbedaan tersebut, bakat dan spesialisasi seseorang juga bervariasi. Pekerjaan
pertanian adalah pekerjaan manual dan mencari nafkah melalui kerja fisik. Industri
modern memprioritaskan standar di atas bakat dan kualitas individu. Namun, saat ini,
internet berfungsi sebagai platform untuk mengevaluasi standar kualitas individu yang
sering kali kurang di sektor ini. Oleh karena itu, pendidikan harus menerapkan sistem
perubahan. Jika tidak, pembelajaran di sekolah dapat mengakibatkan persaingan antar
siswa dan tujuan yang tidak jelas. Oleh karena itu, revolusi baru telah muncul dalam
pendidikan Indonesia, termasuk revisi kurikulum dari kurikulum 1994. Guru, sebagai
pusat pengajaran, telah mengubah kurikulum menjadi kurikulum yang berbasis pada
kompetensi siswa dan satu tingkat pendidikan yang disebut CBSA (aksi siswa-guru), di
mana siswa berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar-mengajar.

Pendidikan bermutu dalam pembangunan sebuah bangsa (termasuk di Dalamnya


pembangunan pada lingkup kabupaten/kota) adalah suatu keniscayaan, melalui
Pendidikan bermutu dapat dilahirkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan
berdaya Saing sebagai salah satu row input proses pembangunan. Tanpa pendidikan yang
bermutu Tidak mungkin tujuan pembangunan sebuah bangsa dapat terwujud dengan baik.
Pendidikan bermutu dan pembangunan berkualitas bagaikan dua sisi mata uang yang
tidak dapatdipisahkan satu sama lain.

Dalam konteks bangsa Indonesia, landasan yuridis Undang-Undang Dasar 1945alinea


ke empat menyatakan bahwa “….kemudian dari pada itu, untuk membentuk
suatupemerintahan negara Indonesia, yang melindungi segenap bangsa, seluruh tumpah
darahIndonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa…”. Merujuk kepada petikan pembukaan UUD 1945 tersebut, jelas bahwa salah
satutujuan pembangunan nasional adalah dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.Strategi operasional untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui upaya
pembangunansektor pendidikan. Dengan demikian, pendidikan merupakan pilar strategis
yang tidak bisatergantikan oleh sektor manapun dan sudah menjadi komitmen nasional
sejak Negara Ini berdiri, sehingga isu pendidikan memiliki kedudukan yang strategis

8
untuk selalu dikaji Dan dikembangkan. Barizi (2009:129) mengungkapkan bahwa di era
globalisasi ini, pendidikan masih dianggap sebagai kekuatan utama dalam komunitas
sosial untuk mengimbangi laju perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

2.4 Pengaruh Globalisasi Terhadap Perkembangan Pendidikan Di Indonesia


Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
perkembangan globalisasi, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat.
Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena
terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke
Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus
dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan
memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta memberikan
akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.

Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas dan bermoral
yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah globalisasi, menimbulkan
Dampak positif dan negatif dari dari pengaruh globalisasi dalam pendidikan dijelaskan.
dalam poin-poin berikut:

1. Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia (Pengajaran


Interaktif Multimedia)
a. Kemudahan dalam Mengakses Informasi Pendidikan
Dampak positif globalisasi selanjutnya dalam bidang pendidikan adalah
mudahnya mengakses informasi pendidikan. Internet memberi kemudahan bagi
pendidik dan peserta didik untuk mengakses materi belajar, katakanlah hadirnya
situs-situs yang menyediakan buku dalam bentuk digital yang dapat diunduh dan
dijadikan referensi dalam proses belajar mengajar. Buku-buku elektronik atau
ebook ini bisa diunduh dan langsung dibaca tanpa harus mencetaknya terlebih
dahulu, sehingga bisa menghemat pemakaian kertas.
b. Meningkatnya Kualitas Pendidik
Kemudahan dalam mengakses informasi pendidikan secara langsung bisa
meningkatkan kualitas dari tenaga pendidik. Kemudahan di era globalisasi ini
seyogyanya harus dimanfaatkan secara maksimal oleh guru, karena saat ini guru
bisa leluasa melihat trend pembelajaran di dunia, serta mencari referensireferensi
dari negara termaju di dunia yang berguna dalam proses belajar

9
mengajar. Dengan memaksimalkan teknologi dan informasi di era globalisasi,
kualitas pengajar akan terus meningkat.
c. Meningkatnya kualitas pendidikan
Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran
pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi
pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer. Apabila
dulu, guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambar sederhana
atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah ada computer.
Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi
suatu proses komunikasi. Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa
daya itu dapat mengubah bentuk sebuah objek. Dulu, ketika seorang guru
berbicara tentang bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa
bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang
guru tentu akan menjelaskan dengan contoh-contoh, tetapi mendengar tak
seefektif melihat. Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2005) yang membaca
kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan
verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih
baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan
menghubung-hubungkan fakta dengan konsep.
d. Mendorong Siswa untuk Menciptakan Karya Inovatif
Perkembangan IPTEK pada era globalisasi bagi sebuah instansi pendidikan
seyogyanya bisa dimanfaatkan untuk mendorong siswa-siswanya agar bisa
menciptakan suatu karya yang inovatif. Sistem pembelajaran tradisional yang
hanya bersifat satu arah agaknya dapat menghambat perkembangan siswa, oleh
karena itu diperlukan metode pembelajaran baru seperti metode student oriented
yang nantinya bisa merangsang daya pikir siswa dan juga meningkatkan
keaktifan siswa dalam belajar.

2. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia

a. Komersialisasi Pendidikan

Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan


sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait

10
menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia
pendidikan dalam bukunya "Masa Depan Sempurna" bahwa tibanya perusahaan
pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan. Salah satu ciri utamanya
ialah semangat menguji murid ala Victoria yang bisa menyenangkan Mr. Gradgrind
dalam karya Dickens. Perusahaan-perusahaan ini harus membuktikan bahwa mereka
memberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga pemegang saham.(John
Micklethwait, 2007:166).

b. Bahaya Dunia Maya

Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga
dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam
materi yang berpengaruh negative bertebaran internet. Misalnya: pornografi,
kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat
pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa
pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak
ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan salah
seorang siswi SMA Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui
seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan "facebook". Hal ini sangat
berbahaya pada proses belajar mengajar.

c. Ketergantungan

Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computerdan internet dapat


menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun
siswa terkesan tak bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-
alat tersebut.

d. Meningkatnya Kesenjangan Sosial

Dampak buruk selanjutnya adalah meningkatnya kesenjangan sosial di masyarakat.


Metode pendidikan berbasis teknologi bisa menjadi kesempatan bagi sebuah negara
untuk meningkatkan pendidikannya, namun nyatanya kemajuan teknologi dan
informasi di dunia pendidikan perlu dibarengi dengan kesiapan mental dan modal
yang tentunya tidak sedikit. Di beberapa negara di dunia khususnya negara
berkembang, perkembangan teknologi hanya bisa dinikmati sekolah-sekolah di
wilayah perkotaan, sementara sekolah yang berada di wilayah pedalaman terus

11
tertinggal karena sulitnya akses dan kurangnya modal. Akibatnya kesenjangan
sosial di bidang pendidikan tidak dapat dibendung lagi.

e. Tergerusnya Kebudayaan Lokal


Arus globalisasi yang sangat pesat juga bisa menggerus kebudayaan lokal di
sebuah negara. Perkembangan teknologi memungkinkan kontak budaya terjadi
melalui media massa, akibatnya pengaruh luar negeri dapat masuk dengan leluasa
ke sebuah negara. Pengaruh globalisasi dalam bidang pendidikan yang dikuasai
dan digerakkan oleh negara-negara maju bisa menjadi masalah bagi negara-negara
berkembang, tidak terkecuali bagi Indonesia yang memiliki beberapa pulau yang
masuk dalam kategori pulau terbesar di dunia.
Akibat dari arus globalisasi ini, budaya di Indonesia dikhawatirkan akan
hilang karena pudarnya rasa nasionalisme, berkurangnya sifat kekeluargaan, serta
gaya hidup masyarakat yang kebarat-baratan. Sebagai contoh dapat kita lihat dari
gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari, remaja-remaja di
Indonesia banyak yang berdandan meniru selebritis Korea maupun Amerika.
Remaja ini mengenakan pakaian yang tidak pantas dan tidak sesuai dengan
kebudayaan yang ada di Indonesia.
f. Munculnya Tradisi Serba Cepat dan Instan
Dampak buruk globalisasi selanjutnya dalam dunia pendidikan adalah munculnya
tradisi serba cepat dan instan. Penyikapan arus globalisasi yang tidak tepat bisa
menjadikan pendidikan kehilangan orientasi idealnya yaitu proses pembelajaran.
Orientasi pendidikan yang awalnya menekankan pada proses telah berubah ke
ranah pencapain hasil. Akibatnya banyak orang yang hanya menekankan pada
hasil akhir ketika menempuh sebuah pendidikan, bahkan kini makin marak adanya
jual beli ijazah palsu karena banyak orang yang ingin cepat mendapatkan
keuntungan secara cepat dan instan.

2.5 Sistem Pendidikan Pembangunan Indonesia Dalam Menghadapi Tantangan


Globalisasi
Beberapa langkah yang diambil oleh sistem pendidikan pembangunan Indonesia
dalam menghadapi globalisasi:

1. Kurikulum Berorientasi Global: Kurikulum pendidikan di Indonesia telah mengalami


perubahan untuk mencerminkan perspektif global. Mata pelajaran seperti bahasa asing,

12
studi global, dan kebudayaan internasional telah diperkenalkan ke dalam kurikulum. Hal
ini bertujuan untuk memperluas wawasan siswa tentang dunia, mempromosikan
pemahaman lintas budaya, dan meningkatkan keterampilan komunikasi global.

2. Penggunaan Teknologi dan Akses Internet: Dalam menghadapi globalisasi,


penggunaan teknologi dan akses internet menjadi penting dalam pendidikan. Sistem
pendidikan Indonesia telah berupaya meningkatkan akses ke teknologi dan internet di
sekolah-sekolah. Ini membantu siswa mengakses sumber daya pendidikan global,
berkomunikasi dengan siswa di negara lain, dan mengembangkan keterampilan digital
yang diperlukan dalam lingkungan global yang semakin terhubung.

3. Pertukaran Pelajar dan Program Internasional: Sekolah-sekolah di Indonesia semakin


mendorong pertukaran pelajar dan program internasional. Melalui pertukaran pelajar,
siswa memiliki kesempatan untuk belajar dan hidup dalam budaya yang berbeda,
memperluas wawasan mereka, dan mengembangkan pemahaman tentang keragaman
global. Program internasional juga memberikan siswa peluang untuk belajar tentang isu-
isu global dan bekerja sama dengan siswa dari berbagai negara.

4. Peningkatan Keterampilan Global: Sistem pendidikan Indonesia juga berfokus pada


pengembangan keterampilan yang relevan dengan tantangan global. Ini termasuk
keterampilan komunikasi lintas budaya, pemecahan masalah, kerjasama tim, pemikiran
kritis, dan keterampilan kewirausahaan. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan siswa
agar dapat beradaptasi dengan cepat dengan perubahan global dan bersaing dalam
lingkungan kerja yang semakin global.

5. Pelatihan Guru: Guru juga memainkan peran penting dalam menghadapi globalisasi
dalam pendidikan. Oleh karena itu, pelatihan guru mencakup pengembangan pemahaman
tentang isu-isu global, keterampilan komunikasi lintas budaya, dan integrasi teknologi
dalam pengajaran. Guru juga didorong untuk terus meningkatkan pemahaman mereka
tentang perkembangan terkini dalam pendidikan global.

Dalam menghadapi globalisasi, sistem pendidikan pembangunan Indonesia berusaha


untuk mempersiapkan siswa agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang cepat,
memiliki pemahaman yang mendalam tentang isu-isu global, dan memiliki keterampilan
yang relevan dalam dunia yang semakin terhubung.

13
2.6 Perbandingan Pendidikan di Perkotaan Dan Pedesaan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana bagi para peserta didik untuk
menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara
aktif mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang dipergunakan untuk
dirinya maupun masyrakat disekelilingnya. pendidikan di kota memang sangat berbeda
dibandingkan di desa, dimana kota adalah banyaknya informasi yang ada, dan juga
adanya internet yang mendunia saat ini. sedangkan di desa tidak seperti itu bahkan
mungkin sebaliknya.

Di desa mempunyai komitmen untuk memperolah pendidikan, meskipun mereka


jarang memperoleh informasi tentang kejadian yang ada di dunia ini, dan juga mereka
berlomba-lomba untuk untuk memeproleh pendidikan yang lebih dari pada yang ada di
kota. Banyak orang desa yang pergi merantau ke kota untuk melanjutkan studinya dengan
tujuan memperoleh pendidikan yang tinggi. yang pasti mereka akan senang dengan
sekolah dikota, karena adanya informasi yang di dapat di dalamnya. Sangat kontras
apabila dicermati dengan kondisi guru di kota yang dipenuhi fasilitas dan kemudahan.
Kembali terlintas bagaimana guru di kota mengajar berdasarkan jadwal, dan minus
dedikasi serta pengorbanan untuk siswanya, guru kota lebih condong materialistis dan
structural. Guru di kota cenderung terikat dengan waktu dan pelit terhadap waktu luang
untuk melakukan aktivitas pengembangan siswa. Walaupun tidak keseluruhan berkarakter
seperti itu semua, namun umumnya guru di kota cenderung minim rasa pengorban yang
benar-benar iklhas.

1. Pendidikan Di Kota

Dalam pengertian geografis, kota itu adalah suatu tempat yang penduduknya rapat,
rumahrumahnya berkelompok kelompok, dan mata pencaharian penduduknya bukan
pertanian. Sementara kota dalam tinjauan geografi adalah suatu bentang budaya yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan
penduduk yang cukup besar, dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan
materialistis dibandingkan dengan daerah di belakangnya.

Fenomena pendidikan masyarakat perkotaan salah satunya yaitu, masyarakat kelas


atas menyekolahkan anaknya di sekolah – sekolah mewah di saat masyarakat golongan
ekonomi lemah harus bersusah payah bahkan untuk sekedar menyekolahkan anak mereka

14
di sekolah biasa. Maka, ketimpangan ini dapat memicu kecemburuan yang berpotensi
menjadi konflik sosial. Peningkatan kualitas pendidikan yang sudah tercapai akan sia-sia
jika gejolak sosial dalam masyarakat akibat ketimpangan karena kemiskinan dan
ketidakadilan tidak diredam (Hanakristina,2010).

Sekolah yang kualitasnya bagus karena memiliki pengajar yang kompeten, fasilitas
lengkap, dan siswa-siswanya cerdas akan semakin bagus. Sedangkan sekolah yang
kualitasnya sedang justru sebaliknya. Sekolah yang kualitasnya sedang atau kurang bagus
akan menjadi bertambah buruk. Sudah tenaga pengajarnya kurang kompeten, fasilitasnya
kurang, siswa-siswanya juga kurang secara akademis.

2. Pendidikan Di Desa

Ketidakmampuan desa untuk berhadapan dengan pesatnya kemajuan kota salah


satunya diakibatkan oleh kelemahan sistem pendidikan yang ada di desa itu sendiri.
Seringkali pengembangan pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah desa banyak
yang tidak disesuaikan terlebih dahulu dengan kebutuhan yang ada di dalam masyarakat.
Bahkan yang lebih memprihatinkan dalam penyusunan kurikulum terkadang disamakan
dengan pengembangan kurikulum di sekolah-sekolah kota. Hal ini kemudian
menyebabkan sekolah-sekolah di pedesaan menjadi tidak mungkin mampu dalam
menjawab tantangan serta peluang kerja yang ada di daerahnya sendiri. Akhirnya muncul
kecenderungan bila ada seorang anak desa yang terdidik, maka ia akan enggan untuk
bekerja di desanya dan selanjutnya lebih memilih pergi untuk mencari pekerjaan yang
lebih menjanjikan ke kota. Mahalnya biaya pendidikan di Indonesia saat ini sudah bukan
menjadi masalah baru.

Meskipun pemerintah sudah memberikan keringanan melalui beberapa beasiswa bagi


siswa yang tidak mampu dan berprestasi tetap saja tidak sesuai dengan standar hidup
masyarakat Indonesia saat ini. Beberapa fenomena yang saat ini terjadi diantaranya tidak
meratanya penyebaran beasiswa yang di berikan pemerintah. Contohnya saja beasiswa
tidak mampu tidak tersalurkan seutuhnya pada masyarakat yang memang membutuhkan.
Dengan persyaratan yang boleh di bilang tidak terlalu rumit salah satunya adalah
melampirkan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) dari pemerintah daerah setempat
maka calon mahasiswa yang mendaftar bisa dengan mudah mendapatkan beasiswa.
Sayangnya saat ini banyak fenomena pemalsuan identitas yang seharusnya calon
mahasiswa itu di golongkan pada tingkat mampu menjadi tidak mampu karena sebagian

15
dari mereka berfikir dan enggan mengeluarkan uang yang besar untuk biaya kuliah.
Akibat oknum-oknum seperti itulah, masyarakat yang tidak mampu kehilangan
kesempatan.

Selain itu sebagian mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung juga
mengeluhkan tidak mendapatkan fasilitas yang selayaknya. Mahalnya biaya pendidikan di
Indonesia kini dirasakan hampir oleh seluruh lapisan masyarakat. Lalu masalah
infrastruktur pendidikan dimana banyak sekali fasilitas-fasilitas sekolah yang sangat
buruk dan tidak layak untuk dijadikan sarana penunjang pendidikan. Ribuan gedung
sekolah banyak sekali yang ambruk, rusak, dan sudah tidak layak pakai, terutama di
daerah daerah pedesaan. Seharusnya, sebagai sarana pembelajaran, sebuah sekolah harus
memiliki gedung dan fasilitas yang baik, agar para siswa nyaman dalam proses
pembelajaran. Tidak hanya infrastruktur sekolah yang buruk melainkan juga hingga ke
buku-buku pelajaran siswa yang sudah rusak. Konten dalam sebuah buku pelajaran
banyak ditemukan terdapat pornografi didalamnya.

Hal ini sangat merusak moral dan etika para siswa yang merupakan tunas bangsa.
Seharusnya penerbit buku-buku sekolah menjunjung tinggi etika dalam buku-buku
pelajaran yang diterbitkannya. Satu lagi masalah pendidikan yang masih terus
diperbincangkan adalah mengenai dana bantuan operasional sekolah (BOS). Dana ini
seakan belum efektif bagi semua kalangan, terutama kalangan siswa yang tidak mampu.
BOS memang diperuntukkan untuk siswa-siswa tidak mampu namun dana BOS yang cair
belum semuanya sampai ke tangan yang berhak. Banyak sekali kasus dana BOS yang
disalahgunakan, seperti diambil pihak sekolah dan tidak diberikan kepada siswanya,
diambil oleh siswa kalangan mampu, dan yang tidak dipergunakan untuk keperluan
bantuan sekolah.

16
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Sistem pendidikan pembangunan Indonesia dan globalisasi merupakan dua konsep


yang terkait satu sama lain, dimana sistem pendidikan Indonesia harus mencapai standar
internasional dan memahami konsep globalisasi untuk menghadapi tantangan dan peluang
yang diberikan oleh globalisasi.

2. Globalisasi mempengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan, dengan


bahwa sistem pendidikan Indonesia harus melakukan reforma dan inovasi dalam bidang
kurikulum, pedagogy, sarana dan prasarana, serta tenaga ahli guru untuk menyesuaikan
diri dengan konsep globalisasi dan memperhatikan kebutuhan lokal.

3. Pengaruh globalisasi terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia adalah positif


dan negatif, dimana pengaruh positif terlihat dari keberlanjutan penelitian dan teknologi
yang diperoleh dari globalisasi, serta dari peluang kerja yang diperolehi oleh pelajar
Indonesia akibat globalisasi. Pengaruh negatif terlihat dari keausan kualitas pendidikan di
sektor swasta akibat konkurensi internasional, serta dari ketidakseimbangan antara
kualitas pendidikan di perkotaan dan pedesaan.

4. Perbandingan pendidikan di perkotaan dan pedesaan adalah bahwa di perkotaan lebih


mudah untuk mendapatkan fasilitas dan sarana belajar yang lebih baik, serta lebih mudah
untuk mencapai standar internasional akibat konkurensi internasional. Di pedesaan
terlihat ketidakseimbangan antara kualitas pendidikan akibat kurangnya fasilitas dan
sarana belajar, serta kurangnya tenaga ahli guru yang kompetitif.

5. Untuk menghadapi tantangan globalisasi, sistem pendidikan Indonesia harus


melakukan reforma dan inovasi dalam bidang kurikulum, pedagogy, sarana dan
prasarana, serta tenaga ahli guru. Reforma harus menyesuaikan diri dengan konsep
globalisasi dan memperhatikan kebutuhan lokal.

17
3.2 Saran
Pemerintah Indonesia harus meningkatkan penyaluran informasi dan teknologi ke
pedesaan untuk menghadapi ketidakseimbangan antara kualitas pendidikan di perkotaan
dan pedesaan juga Pemerintah Indonesia harus melakukan seleksi tenaga ahli guru secara
bersama-sama dengan komunitas pedesaan untuk menghadapi kurangnya tenaga ahli guru
yang kompetitif di pedesaan lalu Pemerintah Indonesia harus melakukan penatahan harga
sarana belajar di pedesaan untuk menghadapi kurangnya fasilitas dan sarana belajar di
pedesaan dan Pemerintah Indonesia harus melakukan kolaborasi antar sektor swasta dan
publik untuenghadapi konkurensi internasional dalam bidang pendidikan

18
DAFTAR PUSTAKA

Abdulkarim,Aim. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Membangun Warga Negara yang


Demokratis . Bandung:PT Grafindo Media Pratama.

Azwar Yusran Anas, Agus Wahyudi Riana, & Nurliana Cipta Apsari. DESA DAN KOTA
DALAM POTRET PENDIDIKAN, Prosiding KS: Riset&PKM. Vol: 2,No: 3
Hal: 301 - 444.

Badruddin, Syamsiah. "Pembangunan: Suatu Proses Perubahan yang Sadar dan Terencana."
Jurnal Pembangunan Masyarakat, vol. 10, no. 2, 2019, pp. 123-136.

Chan, S. M., & Sam, T. T. (2015). Menuju Era Globalisasi Pendidikan: Tantangan dan
Harapan bagi Perguruan Tinggi di Tanah Air. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora,
4(2), 1-12.

Curriculum Development for Sustainable Development: A Framework for Action by United


Nations Educational, Scientific and Cultural Organization

Erwan Effendy, dkk. (2023). MENGENAL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


DAKWAH (pengertian sistem dan karakteristik sistem). Jurnal Pendidikan dan
Konseling Vol. 5, No. 2, 4346.

Gunaryadi. (2004). Globalisasi dan Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 10(1),
1-10.

Inclusive Education: A Guide for Curriculum Development by United Nations Educational,


Scientific and Cultural Organization

Khoiruddin,Muhammad.2022.KONSEP PENDIDIKAN SOSIAL BERBASIS TAUHID


DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN.Jawa Tengah.UNISNU Press.

Koswara, Iwan. 2016. REVITALISASI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DALAM


PEMBANGUNAN PENDIDIKAN. Prosiding Seminar Nasional Komunikasi.

M.D.S. (2017). Globalisasi dan Kebudayaan: Tantangan dan Peluang Bagi Bangsa Indonesia.
Jurnal Lemhannas RI, 32(2), 1-12.

19
Rostow, W.W. "The Stages of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto." Cambridge
University Press, 1960.

Salim, K., Sari, M. P., Islam, J. M. P., & Riau, S. A. K. (2014). Pengaruh Globalisasi
Terhadap Dunia Pendidikan. Makalah Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, STAI
Abdurahman Kepulauan Riau. Page, 1-11.

Saodah,.DKK. 2020. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP SISWA SEKOLAH


DASAR. Jurnal Pendidikan. Volume 2 (3).Hlmn: 376-385.

Teaching and Learning for a Sustainable Future: A Transformative Approach to Education


by United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization

Tubagus,Steven.2021. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang Efektif dalam


Pembentukan Karakter Siswa .Sumatra Barat : CV INSAN CENDEKIA MANDIRI.

20

You might also like