Professional Documents
Culture Documents
Contoh Antrian 3
Contoh Antrian 3
Abstract
Alfamart is a minimarket in which there is a service to consumers; therefore, services must be considered
and taken into account for consumer convenience. The purpose of this study was to determine the optimal
service for the Alfamart branch of Perum Cengkong. Alfamart Perum Cengkong uses a Single Channel-
Single Phase queuing system. The results of this study were that by testing the normality of the data using
the Statistical Program for Social Science (SPSS) software, the results of testing using the 1-Sample
Kolmogorov-Smirnov showed that the positive deviation value was 0.215, the negative deviation was -
0.167, while the Asymp, Sig values were 0.000. The data on the number of buyers are normally distributed
because 0.000 ≤ 0.05. Furthermore, the single channel-single-phase queuing model is appropriate for use
because buyers can serve well and obtain optimal time. This can be observed from the number of individuals
or buyers waiting in the queue (Lq), which is 0.003. The average number of buyers in the system (L) totaled
0.06. The probability of having no buyers or empty servers (P0) is 94%.
Keywords: service, queue, optimal, single channel-single phase, statistical program for social science,
SPSS
Abstrak
Alfamart merupakan minimarket dimana didalamnya terdapat sebuah pelayanan terhadap konsumen, maka
dari itu pelayanan harus diperhatikan dan diperhitungkan untuk kenyamanan konsumen. Tujuan dalam
penelitian ini untuk melihat seberapa optimal pelayanan pada Alfamart cabang Perum Cengkong. Alfamart
Perum Cengkong menggunakan sistem antrian Single Channel-Single Phase. Hasil dari penelitian ini
bahwa dengan dilakukan uji kenormalan data menggunakan software Statistical Program for Social Science
(SPSS) mendapat hasil pengujian menggunakan 1-Sample Kolmogorov-Smirnov menunjukan bahwa nilai
deviasi positif 0,215, deviasi negatif -0,167, sementara nilai Asymp, Sig adalah 0,000. Maka data jumlah
pembeli berdistribusi Normal dikarenakan 0,000 ≤ 0,05. Selanjutnya pada model antrean Single Channel-
Single Phase sangat tepat digunakan karena pembeli sudah dapat dilayani dengan baik dan mendapatkan
waktu yang optimal. Hal ini terlihat dari banyaknya individual atau pembeli yang menunggu dalam antrian
(Lq), yaitu berjumlah 0,003. Jumlah rata-rata pembeli yang ada dalam sistem (L) total sebesar 0,06.
Probabilitas tidak adanya pembeli atau server yang kosong (P 0) adalah 94%.
Kata Kunci: pelayanan, antrian, optimal, single channel-single phase, statistical program for social
science, SPSS
1. Pendahuluan
Perkembangan zaman yang terjadi di segala sektor dan pertumbuhan penduduk semakin cepat dari
waktu ke waktu, memunculkan inovasi serta teknologi terbaru yang diterapkan dalam sektor bisnis. Para
pengusaha dituntut untuk melihat perkembangan pasar yang dinamis dan mencari peluang yang ada.
Pertumbuhan penduduk berakibat pada meningkatkan kebutuhan penduduk yang harus terpenuhi. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut menyebabkan penduduk mengantri yang sudah menjadi tradisi dalam
praktiknya [1].
Mengantri adalah suatu hal yang sering dilakukan dalam kegiatan sehari-hari dan selalu dihindari.
Walaupun dihindari tetapi dalam praktiknya kegiatan ini tidak bisa dihindarkan dan ditemukan pada
kegiatan sehari-hari. Antrian ini disebabkan oleh kapasitas pelayanan tidak sebanding dengan kebutuhan
pelayanan [2]. Teori Antrian termasuk ke dalam penelitian operasi yang selanjutnya akan membuat suatu
keputusan tentang aspek yang diperlukan untuk memperoleh suatu layanan [3], [4]. Antrian merupakan
bagian dari proses pelayanan. Kualitas pelayanan menjadi hal penting karena semakin baik pelayanan yang
diberikan maka membuat pelanggan menjadi semakin puas sehingga perusahaan harus terus meningkatkan
pelayanan kepada pelanggan [5], [6]. Pelayanan yang cepat dan tidak menunggu lama akan memberikan
5810
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5810 - 5816
e-ISSN : 2541-1934
pelayanan yang terbaik [7]. Pelayanan tersebut dapat dilakukan dengan perbaikan dari sistem antrian karena
konsumen banyak mengeluh dari banyak kasus yang terjadi pada waktu menunggu yang lama pada sebelum
diproses saat transaksi. Antrian yang panjang yang terjadi berakibat pada kekecewaan konsumen dan
kepercayaan pada jasa tersebut menjadi turun [8].
Pada penelitian sebelumnya yang membahas perihal teori antrian dan optimalisasi pelayanan sudah
banyak dilakukan yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Maman Hilman, Nugraha Kusuma N., dan
Priyo Nur Utomo pada tahun 2019 dengan menggunakan metode antrian Multiple Channel Single Phase
pada pelayanan SPBU PD. ALADIN 4 Banjarsari menggunakan 3 jalur fasilitas sehingga menghasilkan
waktu pelayanan yang optimum dengan total biaya yang efisien [9]. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh
Muhammad Kurniawan, Lucky Ades Tiyan, dan Oza Restianita pada tahun 2021 menghasilkan bahwa
Sistem antrian Multiple Channel Single Phase yang diterapkan Bank Syariah Mandiri KC Bandar Lampung
dan Bank Rakyat Indonesia KC Bandar Lampung sudah optimal [10]. Penelitian lain dilakukan oleh Delfi
Wiranda, Muhardi, dan Eka Tresna Gumelar pada tahun 2022 menghasilkan bahwa dengan menggunakan
sistem alternatif yaitu Sistem antrian Multiple Channel Single Phase, pada data yang telah dihitung
menghasilkan penurunan biaya sehingga mendapat efesiensi biaya dan dapat mengotimalkan pelayanan
nasabah pada teller [11].
Alfamart merupakan minimarket dimana didalamnya terdapat sebuah pelayanan terhadap konsumen,
maka dari itu pelayanan harus diperhatikan dan diperhitungkan untuk kenyamanan konsumen. Tujuan
dalam penelitian ini untuk melihat seberapa optimal pelayanan pada Alfamart cabang Perum Cengkong.
Alfamart Perum Cengkong menggunakan sistem antrian Single Channel-Single Phase. Single Channel-
Single Phase adalah sistem antrian yang memiliki satu jalur saja untuk masuk ke sistem pelayanan, maka
setelah mendapatkan pelayanan langsung keluar dari sistem antrian. Metode Single Channel-Single Phase
berguna pada kasus antrian dengan satu pelayanan dengan mencari penyelesaian yang efektif [12], [13],
[14]. Penelitian ini dilakukan dengan melihat dari hasil optimalisasi pelayanan yang dilakukan berupa data
Jumlah pembeli dalam antrian (Lq), Jumlah pembeli dalam sistem (L), dan Probabilitas tidak adanya
pembeli atau server yang kosong (Po). Optimasi adalah suatu keadaan terbaik dan efisien dalam
memberikan solusi dalam permasalahan sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik [15],
[16].
2. Metode Penelitian
Pada Gambar 1 berisi penjelasan alur penelitian atau flowchart dengan dimulai dengan studi literatur
dengan mengkaji teori-teori yang berhubungan pada buku dan artikel ilmiah serta studi lapangan dengan
cara observasi atau melihat langsung objek penelitian yaitu jumlah kedatangan orang dan lamanya waktu
pelayanan per orang. Dengan studi pustaka dan studi lapangan yaitu observasi yang dilakukan sehingga
menjadi dasar dalam membuat identifikasi masalah, rumusan dan tujuan masalah. Selanjutnya dilakukan
pengumpulan data dengan cara observasi di salah satu Alfamart. Setelah data terkumpul dilakukan uji
kenormalan data menggunakan software Statistical Program for Social Science (SPSS), kemudian masuk
ke langkah analisis dan pembahasan dengan menggunakan perhitungan manual, dimana menggunakan
sistem antrian Single Channel-Single Phase. Sistem antrian ini digunakan karena melihat hanya terdapat
satu jalur pelayanan yaitu 1 pelayanan kasir pada Alfamart tersebut dan yang terakhir menghasilkan
kesimpulan.
5811
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5810 - 5816
e-ISSN : 2541-1934
Mulai
Pengumpulan Data:
1. Jumlah Kedatangan
Orang
2. Waktu Pelayanan Per
Orang
Ya
Kesimpulan
Selesai
5812
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5810 - 5816
e-ISSN : 2541-1934
5813
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5810 - 5816
e-ISSN : 2541-1934
Gambar 3. Hasil Uji Rata-rata Waktu Pelayanan Menggunakan 1-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sumber: Hasil Penelitian (2023)
5814
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5810 - 5816
e-ISSN : 2541-1934
4. Probabilitas 0 pembeli pada kedatangan sistem atau server yang kosong (𝑃0 )
(𝑃0 ) = 1 − 𝑝 = 1 – 0,057 = 0,943 = 94%
Maka, hasil ringkasan perhitungan dari sistem antrian Single Channel-Single Phase dapat dilihat
pada Tabel 2.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil ringkasan perhitungan analisis antrian Alfamart Perum Cengkong dapat dilihat
bahwa model antrian Single Channel-Single Phase sangat tepat digunakan karena pembeli sudah dapat
dilayani dengan baik dan mendapatkan waktu yang optimal. Hal ini terlihat dari banyaknya individual atau
pembeli yang menunggu dalam antrian (Lq), yaitu berjumlah 0,003. Jumlah rata-rata pembeli yang ada
dalam sistem (L) total sebesar 0,06. Probabilitas tidak adanya pembeli atau server yang kosong (P0) adalah
94%.
5815
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5810 - 5816
e-ISSN : 2541-1934
6. Referensi
[1] E. H. Pellondou, R. P. C. Fanggidae dan A. E. L. Nyoko, “Analisis Teori Antrian Pada Jalur Sepeda
Motor Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Oebobo,” GLORY: Jurnal Ekonomi & Ilmu
Sosial, vol. 2, no. 1, pp. 19-31, 2021.
[2] L. I. Nurmalitasari dan M. Fauzan, “Analisis sistem antrian model multi channel single phase pada
teller bank mandiri Sleman,” Jurnal Kajian dan Terapan Matematika, vol. 8, no. 2, pp. 129-137,
2022.
[3] S. Shanmugasundaram dan P. Umarani, “Queuing Theory Applied in Our Day To Day Life Ijser
Queuing Theory Applied in Our Day To Day Life,” International Journal of Scientific & Engineering
Research, vol. 6, no. 4, pp. 533-541, 2015.
[4] D. A. Ramdani, W. Wahyudin dan D. N. Rinaldi, “Model Sistem Antrian Menggunakan Pola Single
Channel-single Phase Dengan Promodel Pada Antrian Alfamart Unsika,” Tekmapro : Jurnal of
Industrial Enggineering and Manajemen, vol. 16, no. 1, pp. 13-24, 2021.
[5] M. Aidi, “Analisis Optimalisasi Pelayanan Konsumen Berdasarkan Teori Antrian Pada
Kaltimgps.Com Di Samarinda,” EJournal Ilmu Administrasi Bisnis, vol. 2, no. 3, pp. 346-357, 2014.
[6] M. Y. Ramadhan, D. Herwanto dan L. Akhriyani, “Analisis Ukuran Kinerja Sistem Pelayanan Pada
Antrian Alfamidi Jalan HS. Ronggo Waluyo Karawang,” Jurnal NOE, vol. 4, no. 1, pp. 35-44, 2021.
[7] S. Nainggolan, D. E. Sirait dan R. F. Sinaga, “Analisis Model Antrian Multi Channel Single Phase
Pada Pelayanan Sistem Antrian Di Kantor Pos Pematangsiantar,” Jurnal Pembelajaran Dan
Matematika Sigma (JPMS) , vol. 8, no. 2, pp. 484-493, 2022.
[8] B. L. Bataona dan A. E. Nyoko, “Analisis Sistem Antrian Dalam Optimalisasi Layanan Di
Supermarket Hyperstore,” Journal Of Management (SME’s), vol. 12, no. 2, pp. 225-237, 2020.
[9] M. Hilman, N. K. N. dan P. N. Utomo, “Optimasi Pelayanan Pada SPBU PD. ALADDIN 4 Banjarsari
Dengan Metode Antrian Multiple Channel Single Phase,” Jurnal Industrial Galuh , vol. 1, no. 1, pp.
30-42, 2019.
[10] M. Kurniawan, L. A. Tiyan dan O. Restianita, “Optimalisasi Pelayanan Nasabah Berdasarkan
Queueing System (Studi Pada Bank Syariah Mandiri KC Bandar Lampung Dan Bank Rakyat
Indonesia KC Bandar Lampung),” FUDUSIA: Jurnal Ilmiah Keuangan dan Perbankan, vol. 4, no.
1, pp. 43-54, 2021 .
[11] D. Wiranda, Muhardi dan E. T. Gumelar, “Analisis Sistem Antrian Layanan Teller Dengan
Menggunakan (M/M/S) Untuk Mengoptimalkan Pelayanan,” Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis
(JRMB), vol. 2, no. 2, pp. 71-80, 2022.
[12] P. Ardella dan P. M. Hasugian, “Penerapan Metode Weight Product (WP) Untuk Menentukan
Pengalokasian Pendistribusian Telur Terbaik Di Kecamatan Pantai Labu,” Jurnal Nasional
Komputasi dan Teknologi Informasi (JNKTI), vol. 4, no. 1, pp. 14-19, 2021.
[13] D. Yuliana, J. Santony dan a. Sumijan, “Model Antrian Multi Channel Single Phase Berdasarkan
Pola Kedatangan Pasien untuk Pengambilan Obat di Apotik,” Jurnal Informasi dan Teknologi, vol.
1, no. 4, pp. 7-11, 2019.
[14] H. A. Nasution, H. Lubis dan E. Hadinata, “Perancangan Aplikasi Sistem Antrian Calon Perserta
Pemilihan Dengan Menggunakan Metode Single Channel Single Phase,” Jurnal Nasional Komputasi
dan Teknologi Informasi, vol. 5, no. 1, pp. 43-48, 2022.
[15] A. F. Zuhri, A. P. Windarto, I. Parlina, M. Safii dan S. R. Andani, “Optimasi Levenberg-Marquardt
backpropagation dalam Mempercepat Pelatihan Backpropagation,” Seminar Nasional Sains dan
Teknologi Informasi (SENSASI), vol. 3, no. 1, p. 627–630, 2022.
[16] V. Devani, S. N. Sari dan A. N. Luthfi, “Optimalisasi Jumlah Fasilitas Pelayanan Provider dengan
Menggunakan Metoda Multi Channel – Single Phase dan Simulasi Antrian,” Seminar Nasional
Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI), pp. 218-226, 2022.
5816