Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

PERMOHONAN AHLI WARIS YANG DI TOLAK

(Analisis Putusan 251/Pdt.P/2022/PA.Plh)

FITYATUL JANNAH
Institut Agama Islam Darussalam Martapura
Fityajannah2006.com@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini di Latar Belakangi Oleh seorang istri sah yang mengajukan permohonan
ahli waris yang di tolak Analisis Putusan No 251/Pdt.P/2022/PA.Plh. Tujuan peneliti untuk
mengetahui putusan dan pertimbangan Analisi Putusan No 251/Pdt.P/2022/PA.Plh.
Permohonan yang di tolak di karenakan adanya anak dari pewaris terdahulu yang nikah
secara siri, dan pengadilan menganggap kurangnya ahli waris karena adanya anak dari nikah
siri tidak dimasukkan ke dalam pengajuan permohonan ahli waris tersebut. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif hukum yang dilakukan
secara menelaah bahan pustakan dan dan mendasarkan hukum sebagai norma. Hasil penelitian
menyimpulkan isi dari putusan No 251/Pdt.P/2022/PA.Plh bahwa berdasarkan fakta-fakta di
dalam persidangan bahwa saudara si pewaris memiliki beberapa istri secara siri dan
mempunyai anak hasil dari nikah siri tersebut. karena itu si pemohon sebagai istri sah
mengajukan permohonan kepengadilan permohonannya di tolak dikarenakan kurang pihak
sebagai ahli waris. pertimbangan hakim berdasarkan angka 2 rumusan kamar agama surat
edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia No 1 Tahun 2017.
Kata Kunci: Analisi, Waris, Ditolak

Abstract
The background of this research was a legal wife who submitted an application for heirship
which was rejected. Analysis of Decision No. 251/Pd.P/2022/PA.Plh. The researcher”s aim is to
find out the decision and considerations of Decision Analysi No. 251/Pdt.P/2022/PA.Plh. The
application was rejected because there were children from the previous heir who had an
unregistered marriage, and the court considered that the lack of heirs due to the presence of
children from an unregistered marriage was not included in the application for heirs. The method
used in this research is normative legal research which is carried out by reviewing library materials
and basing the law as a norm. Theresults of the research concluded that the content of decision
No. 251/Pdt.P/2022/PA.Plh was that based on the facts in the trial, the heir’s brother had several
wives in a series and had children as a result of this series of marriages. Therefore, the applicant
as the legal wife submitted a request to the court whose application was rejected due to the lack of
parties as heirs. The judge’s considerations are based on number 2 of the formulation of the
regious chamber’s circular letter of the Supreme Court of the Republic of Indonesia No. 1 of 2017.
Keywords: Analysis, Inheritance, Rejected
.
PENDAHULUAN
kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta
peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris
dan berapa bagiannya masing-masing. Pewaris adalah orang yang pada saat
meninggalnya atau yang dinyatakan meninggal berdasarkan putusan pengadilan
beragama islam, meninggalkan ahli waris dan harta peninggalan ahli waris adalah orang
yang saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan
dengan pewaris, beragama islam yang tidak terhalang karena hukum yang menjadi ahli
waris perkawinan dengan pewaris beragama islam dan tidak terhalang karena hukum
untuk menjadi ahli waris.
Pembagian waris di Indonesia sudah diatur dalam tiga sumber hukum, yaitu
Hukum Islam, Hukum Perdata. Dan Hukum Adat. Bagi pewaris yang beragama Islam,
maka pembagian warisnya tunduk pada hukum yang terpedoman pada kompilasi
hukum Islam, sedangkan non-Islam dapat memilih antara hukum adat atau KUHP
Perdata.1
Waris menurut perdata adalah Hukum waris berupa perangkat ketentuan Hukum
yg mengatur dampak-akibat hukum umumnya di bidang Hukum harta kekayaan karena
kematian seseorang yaitu pengalihan harta yang ditinggalkan si meninggal bersama
akibat-akibat pengasingan tadi bagi para penerimanya, baik pada hubungan antar
mereka juga antar mereka menggunakan pihak ketiga.
Hukum Waris adat hukum waris adat artinya Hukum lokal suatu daerah ataupun suku
tertentu yg berlaku, diyakini dan dijalankan oleh rakyat-masyarakat wilayah tersebut. hukum
waris adat pada Indonesia tak terlepas berasal impak susunan rakyat kekerabatannya yg tidak
sinkron. hukum waris istiadat tetap dipatuhi dan dilakukan sang masyarakat adatnya terlepas
asal hukum waris adat tersebut telah ditetapkan secara tertulis maupun tidak tertulis. 2
Hukum waris islam atau ilmu faraidh adalah ilmu yang diketahui. Siapa yang
berhak mendapatkan waris dan siapa yang tidak berhak, dan siapa yang berhak, dan
juga berapa ukuran untuk setiap ahli waris. Adapun di dalam Al-qur’an dan Hadist:
Surah An-Nisa Ayat 11:
‫ُيۡو ِص ۡي ُك ُم ُهّٰللا ِفۤۡى َاۡو اَل ِد ُك ۡم‌ ۖ ِللَّذ َك ِر ِم ۡث ُل َح ِّظ اُاۡلۡن َثَيۡي ِن‌ ۚ َفِاۡن ُك َّن ِنَس ٓاًء َفۡو َق اۡث َنَتۡي ِن َفَلُهَّن ُثُلَثا َم ا َتَر َك‌ ۚ َو ِاۡن َك اَنۡت َو اِح َد ًة َفَلَه ا‬
‫الِّنۡص ُف‌ ؕ َاِل َب ۡي ِه ِلُك ِّل اِحٍد ۡن ُه ا الُّسُد ُس ِمَّم ا َتَر َك ِاۡن َك اَن َلٗه َلٌد ۚ َفِاۡن َّلۡم َيُكۡن َّلٗه َلٌد َّو َثۤٗه َاَبٰو ُه َفُاِلِّمِه الُّثُلُث‌ ؕ َفِاۡن َك اَن َل ۤٗه‬
‫َو َو ِر‬ ‫َو‬ ‫َو ِّم َم‬ ‫َو َو‬
‫ۢۡن‬
‫ِاۡخ َو ٌة َفُاِلِّمِه الُّسُد ُس ِم َبۡع ِد َو ِص َّيٍة ُّيۡو ِص ۡى ِبَهۤا َاۡو َد ۡي ٍن‌ ؕ ٰا َبٓاُؤ ُك ۡم َو َاۡب َنٓاُؤ ُك ۡم ۚ اَل َتۡد ُر ۡو َن َاُّيُهۡم َاۡق َر ُب َلـُك ۡم َنۡف ًع ‌ا ؕ َفِر ۡي َض ًة ِّم َن ِهّٰللا‌ؕ ِاَّن‬
‫َهّٰللا َك اَن َع ِلۡي ًم ا َح ِكۡي ًم ا‬.
Artinya: Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian
warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian
dua orang anak perempuan. Dan jika anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya
lebih dari dua, maka bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia
(anak perempuan) itu seorang saja, maka dia memperoleh setengah (harta yang
ditinggalkan). Dan untuk kedua ibu-bapak, bagian masing-masing seperenam dari harta
yang ditinggalkan, jika dia (yang meninggal) mempunyai anak. Jika dia (yang meninggal)
tidak mempunyai anak dan dia diwarisi oleh kedua ibu-bapaknya (saja), maka ibunya
mendapat sepertiga. Jika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa saudara, maka
ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) setelah (dipenuhi)
wasiat yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya. (Tentang) orang tuamu dan
anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak
manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui,
Mahabijaksana. (Q.S. An-Nisa)3
1
Santoso Budi,Doris Rahmat,Estu Al Akbar,Donny Hastomo,”Konflik Waris Dalam Hukum Islam”.
(FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA, Januari 202)hal.04
2
pengertian-hukum-waris-adat-yang-berdasarkan-pasal-171/, diakses pada Tgl 10 Desember 2022, Pukul 15.20
Wita
3
surat-an-nisa-ayat-11-12-aturan-pembagian-harta-warisan-teks-arab-latin-dan-terjemahan, diakses pada Tgl 10
Desember 2022, Pukul 15.35 Wita
Ada beberapa hadist Nabi yang mejelaskan tentang ketentuan pembagian warisan,
diantaranya adalah sabada beliau:
‫َاْلِح ُقْو ااْلَفَر اِءَض ِبَاْهِلَهاَفَم اَبِقَي َفُهَو َاِلْو َلى َر ُج ِل َذ َك ِر‬
“Berinkalah harta warisan kepada orang yang berhak menerimanya, sedangkan
sisanya untuk saudara kerabat laki-laki yang terdekat”.
Dalam hadist ini Rossulullah memerintahkan supaya pembagian ini di mulai dari
ashabul furudh, yaitu ahli waris yang mendapatkan jatah tertentu (setengah,
seperempat, seperdelapan, dua pertiga sepertiga, atau seperenam), kemudian jika ada
sisa diberikan kepada saudara kerabat laki-laki yang terdekat.4
Adapun di dalam salinan putusan Bahwa di dalam surat permohonan dari
pemohon, selain dari 2 (dua) orang ahli waris tersebut, tidak ada lagi ahli waris lainnya,
akan tetapi sebelum pemohon dengan almarhum termohon menikah, almarhum
termohon telah menikah sebanyak 2 (dua) kali yang dimana pernikahan keduanya
tidak tercatat dan sekarang kedua istri tersebut sudah meninggal dunia, dan juga dari
kedua pernikahan tersebut antara almarhum termohon dengan istri pertama telah
mempunyai 1 (satu) orang anak, dan kemudian dengan almarhum istri ke 2 (dua)
mempunyai 2 (dua) orang anak.
Pertimbangan Hukum, bahwa pemohon beragama islam, permohon dalam
permohonannya mendalilkan mempunyai hubungan darah dengan pewaris, serta
pemohon memohon di tetapkan sebagai ahli waris dari pewaris, maka berdasarkan
Pasal 49 ayat (1) HURUF (B) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 yang diubah dengan
Undang-Undang No. 3 tahun 2006 dan diubah dengan Undang-Undang No.5 tahun 2009
tentang peradilan agama, pemohon mempunyai legal standing untuk mengajukan
permohonan penetapan ahli waris dalam perkara a quo.
Adapun fakta yang di temukan menimbang bahwa berdasarkan fakta selain
pemohon dan anak pemohon, ternyata masih terdapat 3 orang anak dari dua orang istri
dari pernikahan yang tidak tercatat di kantor urusan agama (kua), menimbang bahwa
berdasarkan angka 2 rumusan hukum amar agama surat edaran Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2017, menyatakan bahwa “surat gugatan dalam
kewarisan dan permohonan pembagian harta warisan menurut hukum islam harus
menempatkan semua ahli waris yang berhak sebagai pihak, ketua pengadilan atau
hakim yang ditunjuk sebelum penetapan Majelis Hakim dapat memberi petunjuk untuk
memperbaikinya.5
Adapun kasus yang serupa, dengan Putusan mahkamah konstitusi nomor 46/PUU-
VIII/2010 mengabulkan permohonan Machica Mochtar yang telah menikah dengan
Moerdiono secara agama Islam, tetapi tidak dicatatkan. Dari perkawinan tersebut lahir
seorang anak laki- laki bernama Muhammad Iqbal Ramadhan.
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/ PUU-VIII/2010 mengenai anak luar
kawin yang ditetapkan pada tanggal 13 Februari 2012 oleh Mahkamah Konstitusi,
merupakan momentum hasil uji materiil terhadap Undang-Undang Nomor 1 Tahun
4
faraidh-hadits-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam-seputar-warisan/ , diakses pada Tgl 10 Desember 2022, Pukul
16.00 Wita
5
Dokumen Putusan Pengadilan Pelaihari Nomor Perkara 251/Pdt.P/2022/PA PLH.
1974 tentang Perkawinan, yang diajukan Machica Mochtar dalam rangka
memperjuangkan hak-hak anak yang dilahirkannya dari hasil perkawinannya dengan
Moerdiono. Isi Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut menyebabkan adanya
perubahan status anak luar kawin menurut Undang-Undang Perkawinan yang semula
anak luar kawin hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga
ibunya, menjadi mempunyai hubungan perdata dengan ayahnya dan keluarga ayahnya.
Dengan dikabulkannya uji materi pasal ini, tidak lagi anak yang ditolak masuk
lembaga pendidikan maupun lembaga formal lainnya akibat tidak memiliki keterangan
siapa ayahnya. Secara resmi, MK sudah menetapkan bahwa anak yang lahir di luar
perkawinan masih punya hubungan dengan ayah secara perdata. Kemudian, status anak
tersebut tetap sah secara hukum.6
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan hukum diatas, majelis hakim
berpendapat bahawa permohonan pemohon dinyatakan kurang pihak, oleh karenanya
permohonan pemohon harus dinyatakan tidak dapat diterima. Menetapkan bahwa
menyatakan permohonan pemohon tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard).

BAHAN DAN METODE


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian hukum
normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan
studi pustaka berupa data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara
mengadakan penelusuran terhadap peraturan-peraturan dan literatur-literatur lain
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti atau sering disebut sebagai penelitian
hukum kepustakaan. Penelitian hukum normatif ini menggunakan landasan analisis
yaitu: Norma Hukum Positif, Yurisprudensi (keputusan Pengadilan yang sudah
mempunyai kekuatan hukum tetap) dan Doktrin. Dengan menggunakan pendekatan
konseptual, pendekatan perundang-undangan dan pendekatan kasus.
Bahan hukum primer pada penelitian ini Putusan Nomor 251/Pdt.P/2022/PA.Plh.
Sedangkan bahan sekunder, hukum kewarisan Islam, buku mengenai kewarisan Islam,
dan buku yang berkaitan dengan yang penulis tulis. Teknik pengumpulan bahan hukum
penelitian ini dilakukan observasi dan Studi keperpustakaan. Setelah bahan hukum
terkumpul maka di olah dengan cara editing. Setelah bahan hukum di olah maka
dilanjut dengan Teknik analisis, yaitu dengan cara menggambarkan struktur putusn
pernhyataan resmi yang ada di dalam putusan No. 251/Pdt.P/2022/PA.Plh. etelah itu
penulis menjabarkan pertimbangan/alasan diambilnya dalam amar putusan tersebut,
kemudian data tersebut dicatat secara sistematis dan konsisten, sehingga data-data
yang diperoleh dalam penelitian ini dapat ditulis secara kritis, logis, dan sestematis
sehingga nantinya bisa mengungkap suatu norma dalam permasalahan tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. WARIS

6
kisah-machica-mochtar-perjuangkan-anak-hasil-nikah-siri-ke-mk.html, diakses pada Tgl 12 Desember 2022,
Pukul 13.00 Wita
Waris ialah sesuatu yang berkaitan dengan pembagian harta warisan
berdasarkan prinsip dan syariat dalam islam. Adapun kata waris dalam Bahasa
arab memiliki kata jama’ yaitu waratsah yang artinya ahli waris, maka dari itu
mempelajari hukum waris ini hukumnya ialah fardhu kifayah yang mana Ketika
ada orang di dlam satu desa yang menekuninya maka gugurlah kewajiban
tersebut. Hukum waris ialah yang dimana mengatur pembagian harta seseorang
yang sudah meninggal kepada ahli waris yang masih hidup atau kepada keluarga
yang berhak atas harta terebut. Adapun dalam hukum islam dikenal adanya rukun
dan syarat pengertian rukun dan syarat ada memiliki pebedaan. Rukun warisan
ialah sesuatu yang harus ada termasuk di dalam warisan dan merupakan hakikat
dari warisan itu sendiri. Jadi jika tidak ada salah satu dari rukun tersebut maka
kewarisan itu tidak sah atau tidak bisa dilakukan. Sedangkan yang dimaksut
syarat warisan ialah sesuatu yang ada didalam warisan itu tpi tidak termasuk
hakekat warisan itu sendiri. Kalua dari salah satu syarat itu tidak dipenuhi maka
warisan itu tidak sah.7
B. AHLI WARIS YANG DI TOLAK
Pengadilan Agama Pelaihari yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu
pada tingkat pertama dalam sidang majelis hakim telah menjatukan penetapan
melalui salur elektronik Pengadilam Agama Pelaihari 1B dalam perkara
P3HP/Penetapan Ahli Waris Yang dijatuhkan oleh si pemohon Ahli Waris,
kemudian mendiskripsikan dalam Putusan No 251/Pdt.P/PA.Plh
Bahwa pemohon dalam surat permohonannya 18 Mei 2022 telah
mengajukan permohonan P3HP/Penetapan Ahli Waris yang telah terdaftar di
kepaniteraan Pengadilan Agama Pelaihari dengan Nomor 251/Pdt.P/2022/PA.
Plh. Bahwa pemohon ini merupakan istri dari almarhum (termohon), yang
menikah pada tgl 04 Desember 2007 dan terdaftar di kantor urusan agama
Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut dengan kutipan akta nikah:
217/06/X/2012.
Dan pada tanggal 21 Juli 2021 meninggal nya almarhum termohon, bahwa
almarhum termohon tersebut sebelum meninggal beliau meninggalkan 2 orang
ahli waris yakni si pemohon dan anak si pemohon, tidak ada lagi ahli waris yang
lain, akan tetapi almarhum termohon tersebut ternyata sebelum menikah dengan
si pemohon, almarhum termohon tersebut telah menikah sebanyak dua kali akan
tetapi pernikahan yang tidak tercatat di kantor urusan agama, dan di saat dengan
istri pertama meninggalkan 1 orang anak, kemudian dengan istri ke 2
meningggalkan 2 orang anak.8
C. ANALISIS
Pertimbangan bahwa maksut dan tujuan permohonan si pemohon sudah
sebagaimana di uraikan di atas. Menimbang, bahwa pemohon beragama Islam.
Pemohon dalam permohonannya mendalilkan mempunyai hubungan darah
dengan pewaris, serta pemohon memohon di tetapkan sebagai ahli waris dari
7
Dr. hj. Suryati, S.H,.M.H, Hukum Waris Islam, ANDI nggota IKAPI, hal.57
8
Dokumen Putusan Pengadilan Pelaihari Nomor Perkara 251/Pdt.P/2022/PA PLH
pewaris, maka berdasarkan Pasal 49 ayat (1) huruf (b) Undang-Undang Nomor 7
tahun 1989 yang diubah dengan Undang-Undang No. 3 tahun 2006 dan diubah
dengan Undang-Undang No. 50 tahun 2009 tentang Peradilan Agama, Pemohon
mempunyai legal standing untuk mengajukan permohonan penetapan ahli waris
dalam perkara a quo.
Menimbang bahwa berdasarkan fakta diatas selain pemohon dan anak
pemohon ternyata masih ada terdapat 3 orang anak dari dua orang istri termohon
terdahulu yang tidak tercatat di kantor urusan agama. Kemudian menimbang
bahwa berdasarkan angka 2 Rumusan Kamar Agama Surat Edaran Mahkamah
Agung Republik Indonesia No 1 Tahun 2017, menyatakan Bahwa “surat gugatan
dalam kewarisan dan permohonan pembagian harta warisan menurut Islam harus
menempatkan semua ahli waris yang berhak sebagai pihak. Jika tidak, ketua
pengadilan atau hakim yang ditunjuk sebelum penetapan Majelis Hakim dapat
memberikan petunjuk untuk memperbaikinya. Apabila tidak diperbaiki, maka
perkara tersebut sinyatakan tidak dapat diterima”9
D. SIMPULAN
Putusan menyatakan bahwa permohonan pemohon tidak dapat diterima,
demikian penetapan ini dijatuhkan dalam rapat permusyawarahan majelis hakim
yang dilangsungkan pada Hari Rabu Tanggal 25 mei 2022 Masehi, bertepadan
dengan Tanggal 24 Syawwal 1443 Hijriah.
Pertimbangan hukum hakim terhadap perkara permohonan ahli waris yang di
tolak (analisis putusan No 251/Pdt.P/2022/Pa.PLH) Berdasarkan angka 2 Rumusan
Kamar Agama Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia No 1 Tahun 2017,
menyatakan “surat gugatan dalam kewarisan dan permohonan pembagian harta warisan
menurut Islam harus menempatkan semua ahli waris yang berhak sebagai pihak. Jika
tidak, ketua pengadilan atau hakim yang ditunjuk sebelum penetapan Majelis Hakim
dapat memberikan petunjuk untuk memperbaikinya. Apabila tidak diperbaiki, maka
perkara tersebut dinyatakan tidak dapat diterima”
DAFTAR PUSTAKA

9
Dokumen Putusan Pengadilan Pelaihari Nomor Perkara 251/Pdt.P/2022/PA PLH

You might also like