Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

ARTIKEL SEJARAH SENI RUPA INDONESIA

Untuk memenuhi tugas UTS Matakuliah Sejarah Seni Rupa Barat


Yang diampu oleh Bapak Dr. Hariyanto, M.Hum

OLEH

ILHAM JUNIAR PHARMADIE

NIM. 210251604849

OFFERING A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

DESEMBER 2021
Kisah Raden Saleh semasa di Eropa

Raden Saleh adalah salah satu seniman paling berpengaruh di indonesia, memiliki nama
lengkap Raden Saleh Syarif Bustaman lahir pada tahun 1807. Ia adalah putra dari sosok
keturunan bangsawan yang lahir di semarang,jawa tengah. Ayahnya bernamaa Sayyid Hoesen
Bin Alwi Bin Awal Bin Jahja yang merupakan keturunan arab dan ibunya yang memiliki nama
Mas Ajeng Zarip Hoesen. Raden Saleh adalah keponakan bupati Semarang kala itu. Oleh
karena itulah sejak berusia kecil, Raden Saleh sering bertemu dengan orang Belanda yang
menjadi atasan pamannya di pemerintahan. bakat menggambar raden saleh sudah mulai terlihat
sejak ia sekolah di sekolah rakyat atau biasa disebut volks school. Awal dari berangkatnya
Raden shaleh adalah ketika ia bertemu seorang pelukis yakni A.A.J Payen, ia merupakan
seorang pelukis dari belgia yang sedang tinggal di jawa. Saat itu payen jatuh hati dengan karya
raden saleh dan ia pun merasa bahwa Raden Saleh memiliki bakat Raden Saleh pun langsung
menjadi muridnya bersama payen ia mulai dikenalkan dengan cat minyak, terpentin, minyak
rami, palet, dan pisau lukis. Selain itu Payen juga mengajarkan Raden Saleh mengenai gaya
lukisan Eropa dan swni barat.Payen juga sering mengajak Raden Saleh dalam perjalanan
dinasnya berkeliling jawa. Di perjalanan itulah raden saleh kerap mendapatkan inspirasi
mengenai lukisannya payen pun memberi tugas untuk raden saleh Tugas tersebut adalah
melukis tipe tipe orang indonesia di setiap daerah yang mereka berdua singgahi
akhirnya ia pyn mengatur cara agar Raden Saleh dapat mendapatkan pendidikan dari pihak
belanda kemudian raden saleh juga mendapatkan dukungan dari salah satu ahli lukis dan botani
yakni Prof. Reinward . lalu pada akhirnya di tahun 1830 raden saleh berhasil pergi ke belanda.
Ketika hendak belajar ke Eropa, Raden Saleh menerima beasiswa dari pemerintah belanda
sebesar 2.000 gulden. Ketika belajar melukis di Belanda, Raden Saleh diawasi langsung oleh
Gubernur Jenderal yakni J.C. Baud. Baud mengungkapkan jika menurutnya raden saleh adalah
pelukis jawa yang ajaib. Di belanda ia pun belajar mengenai lukisan pitret bersaama Cornelius
Kruesman yang sering mendapat pesanan dari pemerintah belanda saat itu. Beberapa lama
setelah itu, Raden Saleh pun pindah ke Den Haag dan disana ia belajar bersama salah satu
pelukis terkenal Andreas Schelfhout. Ketika itu dia bertemu dengan rombongan sirkus binatang
yang dipimpim Henri Martin dari prancis yang sedang berkunjung ke Den Haag. Raden Saleh
memafaatkan momen itu dan banyak membuat sketsa singa dan harimau yang dimilki Martin.
Hal tersebut merupakan sebuah awal dari ketertarikannya terhadap melukis kehidupan
binatang. awalnya, ia tidak berniat tinggal lama di Belanda. Tapi akhirnya, raden saleh memilih
untuk menetap lebih lama di Eropa agar dapat berlajar berhitung, bahasa Belanda, dan
litografi.Semasa tinggal dibelanda raden saleh sempat menggelar pameran pertamanya
tepatnya di Den Haag dan Amsterdam pada tahun sekitar 1840 an, selaim tiu Raden Saleh juga
menjadi pelukis di kerajaan belanda pada tahun 1844. Namun mesipun begitu masyarakat
belanda cenderung memandang Raden Saleh sebagai masyarakat kelas dua. Selama berada
berada di Belanda Raden Saleh kebanyakan menghasilkan karya yang cnderung berupa lukisan
potret para pejabat belanda.
Meski telah banyak menghasilkan banyak karya ia masih belum puas keingin tahuan pada
dunia seni semakin besar. Raden Saleh ingin terus menggali kemampuan lukisnya dengan
mempelajari seni lukis dari berbagai negara Eropa lain selain Belanda.
Ketika di belanda raden saleh berkelana dan mengunjungi sejumlah kota yang ada di jerman
seperti dusseldorf berlin hingga akhirnya dia tiba di Dresden dan Maxen, akhirnya ia pun
menetap di Dresden karena ia merasa orang disana sangat menghargainya sebagai manusia dan
juga menghargai karya karyanya. Di Dresden ia menetap selama 1o tahun, pada masa itu kaum
liberal cenderung mendominasi di Dresden. Mulai dari Kebebasan berpolitik, pendidikan, seni
dan budaya. Saat itu masih belum ada kaum nasionalis buta yang berkembang pada akhir abad
ke-18. Orang orang disana menjulukinya sebagai pangeran dari jawa. Di jerman ia tingga di
sebuah kastil milik Friedrich Anton Serre seorang pensiunan,walikota dan tuan tanah sekaligus
penampung seniman. Ia tinggal selama lima tahun di jerman.Menurut raden saleh Serre sangat
berpengaruh ke hidupnya, ia telah menganggap Serre sebagai guru sekaligus orang tuannya.
Raden Saleh didorong oleh serre untuk mendalami romantisme dan belajar untuk memadukan
dengan budaya oriental yang dia bawa. Raden Saleh adalah keponakan bupati Semarang kala
itu. Di jerman raden saleh sangat di hargai Dan banyak dicatat oleh pemerintah Jerman. Raden
saleh merupakan orang pertama di Jerman yang melukiskan gaya orientalisme, yang mana pad
saat itu Jerman belum mengenal gaya orientalisme.
Namun sayangnya dokumen mengenai Raden Saleh yang diantaranya merupakan catatan
setebal 300 halaman harus hancur ketika pasukan Soviet menyerang Jerman pada PD II dan
mengangkut berbagai benda yang dinilai berharga dalam museum, termasuk salah satunya
catatan mengenai Raden Saleh. Dari sebuah catatan yang ditemukan di Jerman, pada tahun
1847, Raden Saleh mengemukakan tentang ba gaiman masyarakat jerman dapat membuatnya
memahami tentang kebudayaan eropa yang tinggi Dalam catatan yang ia tulis Raden Saleh
menjelaskan bahwa ia sadar jika kehidupan masyarakat nya yang terbilang sederhana.
Masyarakat nya yang ia maksud dalam penyataannya , mengarah kepada masyarakat Jawa yang
tertindas, bukan masyarakat Belanda dan bukan juga masyarakat bangsawan. Sampai pada
tahun 1844, pemerintah belanda mengetahui persembunyiannya dan ia pun dipaksa oleh
pemerintah Belanda untuk berangkat ke Perancis. Raden Saleh pun kemudian tinggal di
Perancis hingga tahun 1851. Kala itu di prancis aliran Romantisisme sedang naik. Ketika
berada di Eropa, ia menjadi saksi mata revolusi Februari 1848 di Paris yang akhirnya turut
mempengaruhi dirinya.
Disana ia bertemu dengan salah satu pelukis disana yakni Horace Vernet yang sering
melukiskan mengenai kehidupan liar di Afrika dalam karyanya. Waktu itu lukisan raden
mendpat pengaruh yang kuat dari pelukis besar aliran Romantisisme Prancis yang bernama
Ferdinand Victor Eugène Delacroix.Selama ia melangkah di eropa ia sadar jika Eropa yang
maju akan peradabannya, ia menyadari perlunya revolusi untuk menegakkan keadilan dan
menyelamatkan rakyat Jawa dari penindasan kolonial. Aliran Romantisme raden saleh dapat
dilihat pada karya-karya diantara lain Berburu Banteng di Jawa ,Perkelahian dengan Singa
,Berburu Singa di Jawa dan Banjir di Jawa. Selain itu ada seniman prancis lain yang cukup
mempengaruhi karya Raden Saleh dia adalah Theodore Gericault. Lukisan raden saleh yang
berjudul banjir di Jawa terpengaruh dari the Raft of Medusa karya Gericault. Permainan warna
Raden Saleh sangat terpengaruh karya Vernet. Negara Eropa lain yang pernah ia di sambangi
raden saleh adalah Austria dan Italia. Petualangan raden saleh di Eropa berakhir di tahun
1851.Raden saleh Kembali ke Indonesia pada 1851, waktu itu ia mendapat tugas untuk menjadi
sebagai konservator "Kumpulan Koleksi Benda-benda Seni". Raden Saleh juga sempat
mengembara di Jawa, dia pergi ke Jawa Tengah dan Jawa Barat untuk melukis pemandangan
dan potret raja dan juga bangsawan. karya fenomenal yang sempat dibuat raden saleh saat ia di
Indonesia adalah lukisan Penangkapan Diponegoro yang merupakan respon dari lukisan karya
Nicolas Pieneman yang memiliki judul Penaklukan Diponegoro. Lukisan ini pada akhirnya
diberikan ke Raja Belanda pada waktu itu yaitu Willem III.

Daftar pustaka
BPSMP, Sangiran. 2017. RADEN SALEH Biografi. Artikel Kemdikbud.
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/raden-saleh-biografi/

BPSMP, Sangiran. 2017. RADEN SALEH Penghargaan. Artikel Kemdikbud.


http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/raden-saleh-penghargaan/

Achmad, Katherina. (2012), Kiprah, Karya, dan Misteri Kehidupan Raden Saleh : Perlawanan
Simbolik Seorang Inlander, Narasi, Yogyakarta.

Bachtiar, Harsja W., Peter B.R. Carey, dan Onghokham. (2009), Raden Saleh : Anak
Belanda, Mooi Indie & Nasionalisme, Komunitas Bambu, Jakarta.

Bustaman, Soekondo. (1990), Raden Saleh Pangeran diantara Para Pelukis Romantik,
Abardin, Bandung

You might also like