Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Khoirotun Najihah, Gerry Silaban, Zulfendri / Pena Medika Vol 8 (1) Juni 2018: 43 - 53

Pelaksanaan Serta Pemantauan Evaluasi Kinerja K3 Dan Implikasinya Terhadap Kejadian


Kecelakaan Kerja Di PTPN III Tebing Tinggi Tahun 2017

PELAKSANAAN SERTA PEMANTAUAN EVALUASI KINERJA K3


DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEJADIAN KECELAKAAN
KERJA DI PTPN III TEBING TINGGI TAHUN 2017

Khoirotun Najihah 1, Gerry Silaban 2, Zulfendri2


1
Mahasiswa Program Studi S-2 Ilmu Kesehatan Masyarakat USU
2
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat USU
khoirotunnajihah@gmail.com

ABSTRACT

Good implementation of SMK3 is closely related to the rate of work accident, but
work accidents still occur in some companies in Indonesia although they have implemented
SMK3. PKS (Oil Palm Plant) Kebun Rambutan also underwent work accident although it
implemented SMK3. There were 20 cases of mild work accident in 2014, 14 cases of mild
work accident in 2015, 23 cases of work accidents in 2015 (2 of them were serious work
accidents). The objective of this research was to find out the implementation of SMK3 and its
implication on the incidence of work accident.The research used qualitative method which
was aimed to find out clearly and deeply the implementation of SMK3 and its implication on
the incidence of work accident. The research informants were the management of P2K3. The
data were analyzed in three processes: data reduction, data presentation, and conclusion.The
result of the research showed that the obstacles of implementing SMK3 which had the
implication on work accident were as follows: the management did not carry out SMK3
properly since the implementation of K3 was not in target, lack of supervision, evaluation on
each activity was not optimally done, and employees’ unsafe attitude/action such as working
without complying with SOP and without using Personal Protective Devices during their
working in the field. The conclusion of the research was that in the implementation of SMK3
at the PKS Kebun Rambutan, including the implementation, monitoring, and evaluation of its
performance were bad.

Keywords: Implementation, Evaliation Of SMK3, Work Accident, Tebing Tinggi, 2017.

43
Khoirotun Najihah, Gerry Silaban, Zulfendri / Pena Medika Vol 8 (1) Juni 2018: 43 - 53
Pelaksanaan Serta Pemantauan Evaluasi Kinerja K3 Dan Implikasinya Terhadap Kejadian
Kecelakaan Kerja Di PTPN III Tebing Tinggi Tahun 2017

ABSTRAK

Penerapan SMK3 yang terlaksana dengan baik akan berkorelasi dengan berkurangnya
angka kecelakaan kerja, namun di beberapa perusahaan di Indonesia kecelakaan kerja masih
terjadi meskipun perusahaan telah menerapkan SMK3, begitupun dengan PKS Kebun
Rambutan selama penerapan SMK3 juga masih terjadi kecelakaan kerja, pada tahun 2014
terdapat 20 kasus kecelakaan kerja tipe ringan, tahun 2015 terdapat 14 kasus kecelakaan kerja
tipe ringan, tahun 2016 terdapat 23 kasus kecelakaan kerja, 2 kasus diantaranya merupakan
kecelakaan kerja berat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan
SMK3 dan implikasinya terhadap kejadian kecelakaan kerja.Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan
mendalam tentang penerapan SMK3 dan implikasinya terhadap kejadian kecelakaan kerja.
Informan penelitian ini adalah pihak manajemen yaitu P2K3. Analisis data dilakukan dengan
tiga proses yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa yang menjadi kendala dalam penerapan SMK3 sehingga berimplikasi
terhadap kejadian kecelakaan kerja adalah pelaksanaan SMK3 yang belum terlaksana dengan
baik oleh pihak manajemen dalam hal pelaksanaan program K3 yang tidak tepat sasaran,
kurangnya pengawasan oleh pihak manajemen, evaluasi dari setiap kegiatan yang belum
terlaksana dengan optimal serta sikap/tindakan tidak aman tenaga kerja seperti bekerja tidak
sesuai dengan SOP, tidak menggunakan Alat Pelindung Diri ketika bekerja.Berdasarkan hasil
penelitian, diharapkan kepada pihak manajemen PKS Kebun Rambutan untuk melaksanakan
sosialisasi secara terus menerus tentang penerapan SMK3, melakukan pengawasan yang lebih
optimal dan melibatkan tenaga kerja secara aktif dalam semua kegiatan yang dilakukan,
melakukan evaluasi terhadap setiap kegiatan yang dilakukan untuk melihat efektivitas
kegiatan tersebut.

Kata Kunci : Pelaksanaan K3, Pemantauan K3, Kecelakaan Kerja,Tebing Tinggi, 2017.

44
Khoirotun Najihah, Gerry Silaban, Zulfendri / Pena Medika Vol 8 (1) Juni 2018: 43 - 53
Pelaksanaan Serta Pemantauan Evaluasi Kinerja K3 Dan Implikasinya Terhadap Kejadian
Kecelakaan Kerja Di PTPN III Tebing Tinggi Tahun 2017

PENDAHULUAN 2004 tercatat 95.418 kasus kecelakaan


kerja, tahun 2005 tercatat 99.023 kasus
Pembangunan sektor industri kecelakaan kerja, tahun 2006 tercatat
saat ini merupakan salah satu andalan 90.071 kasus kecelakaan kerja, tahun
dalam pembangunan nasional Indonesia 2007 tercatat 83.714 kasus kecelakaan
yang terus berkembang dan tumbuh kerja, tahun 2008 tercatat 93.823 kasus
secara cepat serta berdampak positif kecelakaan kerja, tahun 2009 tercatat
terhadap penyerapan tenaga kerja, 96.697 kasus kecelakaan kerja
peningkatan pendapatan dan (Kurniawidjaja, 2012).
pemerataan pembangunan. Suatu Berdasarkan data dari BPJS
perusahaan dalam menjalankan Ketenagakerjaan, di Indonesia Pada
aktivitasnya selalu menginginkan Tahun 2011 tercatat 105.182 kasus
keberhasilan baik berupa hasil kecelakaan kerja, di tahun 2012 tercatat
produksinya maupun hasil layanannya. 125.206 kasus kecelakaan kerja, ditahun
Disisi lain kegiatan industri dalam 2013 tercatat 119.615 kasus kecelakaan,
proses produksinya selalu disertai di tahun 2014 tercatat 130.415 kasus
faktor-faktor yang mengandung risiko kecelakaan kerja, dan di tahun 2015
bahaya terhadap terjadinya kecelakaan yang mengalami kecelakaan kerja
kerja dan penyakit akibat kerja sebanyak 192.911 orang. Dari jumlah
(Adiatama, 2010). tersebut 146.219 orang (75,8%) berjenis
Setiap pekerjaan selalu kelamin laki-laki dan 46.692 orang
mengandung potensi bahaya dalam (24,2 %) berjenis kelamin perempuan,
bentuk kecelakaan kerja maupun jumlah kecelakaan tersebut sebagian
penyakit akibat kerja yang tidak besar atau sekitar 69,59 % terjadi di
diinginkan dan merupakan hal yang dalam perusahaan ketika mereka
merugikan terhadap manusia, merusak bekerja. Sedangkan yang di luar
harta benda serta kerugian terhadap perusahaan sebanyak 10,26 % dan
proses produksi (Herrianto, 2010). sisanya atau sekitar 20,15 % merupakan
Setiap tahun ribuan kecelakaan kecelakaan lalu lintas yang dialami para
kerja terjadi ditempat kerja yang pekerja. Sementara akibat kecelakaan
menimbulkan kerugian yang besar, baik tersebut, jumlah tenaga kerja yang
itu kerugian material dan kerugian fisik. meninggal sebanyak 3.093 jiwa, yang
World Safety menyebutkan bahwa data mengalami sakit 15.106 jiwa, luka-luka
kecelakaan kerja dunia, setiap tahunnya 174.266 jiwa dan meninggal mendadak
terjadi 270 juta kecelakaan kerja. Oleh sebanyak 446 jiwa. Sebanyak 34,43%
karena kecelakaan kerja tersebut, tenaga penyebab kecelakaan kerja dikarenakan
kerja yang meninggal adalah 355.000 posisi tidak aman atau ergonomis dan
orang per tahunnya. Pada sepertiga sebanyak 32,12 % pekerja tidak
kecelakaan kerja tersebut. Kehilangan memakai peralatan yang safety. Sebesar
hari kerja adalah 4 atau lebih hari kerja. 51,3 % penyebab kecelakaan kerja
Insiden penyakit akibat kerja adalah 160 dikarenakan adanya benturan,
juta kasus setiap tahunnya. Kematian sedangkan bagian tubuh yang paling
oleh kecelakaan kerja. banyak terkena cedera adalah jari
Di Indonesia data kecelakaan tangan kemudian kaki. Sumber
kerja menurut PT.Jamsostek (persero) penyebab cedera terbanyak sebesar
pada tahun 2002 tercatat 103.804 kasus 32,25 % adalah mesin.
kecelakaan kerja, tahun 2003 tercatat Berdasarkan data International
105.846 kasus kecelakaan kerja, tahun Labour Organization (ILO) satu pekerja

45
Khoirotun Najihah, Gerry Silaban, Zulfendri / Pena Medika Vol 8 (1) Juni 2018: 43 - 53
Pelaksanaan Serta Pemantauan Evaluasi Kinerja K3 Dan Implikasinya Terhadap Kejadian
Kecelakaan Kerja Di PTPN III Tebing Tinggi Tahun 2017

di dunia meninggal setiap 15 detik sebanyak 100 orang atau lebih dan atau
karena kecelakaan kerja, selain itu juga mengandung potensi bahaya yang
kecelakaan kerja menimbulkan kerugian ditimbulkan oleh karakteristik proses
mencapai 4 % dari biaya produksi atau bahan produksi yang dapat
berupa pemborosan terselubung (hidden mengakibatkan kecelakaan kerja seperti
cost) yang dapat mengurangi peledakan, kebakaran, pencemaran
produktivitas dan pada akhirnya dapat lingkungan dan penyakit akibat kerja
mempengaruhi daya saing suatu negara wajib menerapkan Sistem Manajemen
(Suma’mur, 2009). Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Berdasarkan hal tersebut diatas (SMK3)”.
maka perlu adanya upaya yang harus Keberhasilan dari SMK3 itu
dilakukan untuk melindungi sendiri tidak terlepas dari peran
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) manajemen K3 di suatu perusahaan
bagi tenaga kerja itu sendiri. Pemerintah dalam hal ini adalah Panitia Pembina
telah menetapkan peraturan perundang- Keselamatan dan Kesehatan Kerja
undangan mengenai keselamatan dan (P2K3), P2K3 merupakan suatu badan
kesehatan kerja, dalam UU RI No. 13 yang dibentuk perusahaan sebagai
Tahun 2003 pasal 87 ayat 1 tentang organisasi fungsional yang
ketenagakerjaan dinyatakan bahwa “ mengembangkan kerjasama tidak hanya
Setiap Perusahaan wajib menerapkan antara pengusaha dan manajemen akan
Sistem Manajemen Keselamatan dan tetapi manajemen dengan tenaga kerja
Kesehatan Kerja (SMK3) yang dalam melaksanakan kewajiban
terintegrasi dengan sistem manajemen bersama untuk meningkatkan
perusahaan secara keseluruhan” keselamatan dan kesehatan kerja serta
Sistem Manajemen Keselamatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) kerja di tempat kerja, oleh karena itu
merupakan Bagian dari sistem peran manajemen khususnya dalam hal
manajemen perusahaan secara ini adalah P2K3 sangat penting.
keseluruhan dalam rangka pengendalian Menurut Somad (2013), komitmen
risiko yang berkaitan dengan kegiatan dan keterlibatan manajemen puncak
kerja guna tercapainya tempat kerja (Top Management) merupakan hal
yang aman, efisien dan produktif untuk yang paling mendasar dan paling
mencegah terjadinya kecelakaan kerja. penting didalam menggerakkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan partisipasi pekerja terhadap pemenuhan
Kesehatan Kerja (SMK3) mempunyai 5 perilaku kerja aman untuk mencapai
prinsip yaitu penetapan kebijakan K3, budaya K3 unggul dan mencegah
perencanaan K3, pelaksanaan rencana terjadinya kecelakaan kerja.
K3, pemantauan dan evaluasi kinerja Apabila P2K3 mampu bekerja
K3, peninjauan dan peningkatan kinerja dengan baik tentu penerapan sistem
K3. manajemen keselamatan dan kesehatan
Penerapan Sistem Manajemen kerja (SMK3) akan terlaksana dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik, namun faktanya dilapangan masih
(SMK3) diatur dalam PP RI No. 50 banyak pimpinan perusahaan yang tidak
Tahun 2012 pasal 5 ayat 2 tentang peduli dan tidak memasukkan K3 ke
Sistem Manajemen Keselamatan dan dalam fungsi manajemen. Hal ini
Kesehatan Kerja (SMK3) yang dikarenakan adanya pandangan bahwa
menyatakan bahwa ”Setiap perusahaan penerapan K3 di perusahaan merupakan
yang mempekerjakan tenaga kerja pengeluaran kedua (investasi kedua)

46
Khoirotun Najihah, Gerry Silaban, Zulfendri / Pena Medika Vol 8 (1) Juni 2018: 43 - 53
Pelaksanaan Serta Pemantauan Evaluasi Kinerja K3 Dan Implikasinya Terhadap Kejadian
Kecelakaan Kerja Di PTPN III Tebing Tinggi Tahun 2017

yang tidak memberikan keuntungan gagang egrek, serpihan tatal, bunga


secara langsung atau merupakan suatu kelapa sawit, 1 orang tenaga kerja
kerugian belaka. terluka pada bagian kaki dan tangan, 3
Hal lain yang menjadi kendala orang tenaga kerja terluka pada bagian
dari penerapan SMK3 antara lain latar kepala yang disebabkan karena terkena
belakang pendidikan tenaga kerja relatif kayu, 3 orang tenaga kerja mengalami
masih rendah, implementasi peraturan kasus kecelakaan akibat hubungan kerja
keselamatan dan kesehatan kerja yang yaitu kecelakaan sepeda motor pada
belum berjalan dengan baik karena saat selesai bekerja.
masih ada perusahaan yang ingin Tahun 2015 terdapat 14 kasus
mencari jalan pintas dengan berkolusi kecelakaan kerja dengan tipe
kepada para pengawas atau para kecelakaan kerja ringan. Adapun
pemberi izin, jenis standar K3 berbeda, kecelakaan kerja yang terjadi
kurangnya sumber daya insani yang diantaranya adalah 7 orang tenaga kerja
mempunyai kompetensi di bidang K3, terluka pada bagian mata yang
kurangnya sosialisasi K3, kurangnya disebabkan karena terkena tatal, bunga
pembinaan, pemantauan dan kelapa sawit, seng dan terkena amoniak
pengawasan yang dilakukan oleh cair pada saat bekerja, 5 orang tenaga
instansi yang berwenang (Rudiyanto, kerja dengan kasus terluka pada bagian
2004). tangan dan kaki yang disebabkan
Abidin (2015) dari hasil terpijak paku, terkena kampak, tersayat
penelitian yang dilakukannya di PT. pisau, dan terkena gergaji, 2 orang
Mega Andalan Kalasan Kabupaten tenaga kerja mengalami kasus
Sleman, menunjukkan capaian kecelakaan akibat hubungan kerja yaitu
penerapan SMK3 diperusahaan tersebut mengalami kecelakaan pada saat pulang
yaitu 76,5% dengan kategori baik dan bekerja. Sebagian besar kecelakaan
kecelakaan kerja dengan kategori kerja tersebut terjadi dikarenakan sikap
sedang 16,7% , dari hasil penelitian ini kerja dari tenaga kerja yang tidak
menyimpulkan bahwa terdapat mematuhi peraturan yang telah
hubungan yang siginfikan antara ditetapkan oleh PKS Kebun Rambutan
penerapan Sistem Manajemen seperti bekerja tidak sesuai dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja prosedur kerja yang telah ditetapkan,
(SMK3) dengan terjadinya kecelakaan bekerja dengan tidak menggunakan
kerja, dimana perusahaan tersebut telah APD, dan sikap kerja yang kurang
menerapkan SMK3 dengan baik berhati-hati.
sehingga dapat menekan ataupun Tahun 2016 terdapat 23 kasus
mengurangi terjadinya kecelakaan kerja. kecelakaan kerja, dimana 21 kasus
Dari hasil survey pendahuluan merupakan kecelakaan kerja ringan, dan
yang dilakukan di PKS Kebun 2 diantaranya merupakan kasus
Rambutan diketahui bahwa selama kecelakaan kerja berat. 21 kasus
penerapan SMK3 di PKS ini juga kecelakaan kerja ringan yang terjadi
pernah terjadi kasus kecelakaan kerja diantaranya adalah 10 orang tenaga
pada tahun 2014 terdapat sebanyak 20 kerja dengan kasus terluka pada bagian
kasus kecelakaan kerja di kebun kepala dan mata, disebabkan karena
rambutan, dengan tipe kecelakaan kerja terkena serbuk kelapa sawit dan
ringan yaitu 13 orang tenaga kerja parang, 1 orang tenaga kerja terjatuh
terluka pada bagian mata disebabkan dari tangga duduk ke lantai dasar hal ini
karena terkena pelepah kelapa sawit, berawal pada saat thressing dibuka

47
Khoirotun Najihah, Gerry Silaban, Zulfendri / Pena Medika Vol 8 (1) Juni 2018: 43 - 53
Pelaksanaan Serta Pemantauan Evaluasi Kinerja K3 Dan Implikasinya Terhadap Kejadian
Kecelakaan Kerja Di PTPN III Tebing Tinggi Tahun 2017

akibat plat kisi-kisi yang lepas sehingga ditempat kerja untuk mencegah
menyangkut di conveyor under terjadinya kecelakaan kerja karena
thressing , setelah diperbaiki thressing apabila penerapan SMK3 dapat
tersebut ditutup kembali namun tiba- terlaksana dengan baik secara
tiba pengunci penutupnya lepas keseluruhan dan seimbang maka akan
sehingga plat penutup tersebut dapat mencegah ataupun meminimalisir
mendorong tubuh tenaga kerja tersebut terjadinya kecelakaan kerja . Akan
dan terkena pintu pada stasiun thressing tetapi faktanya dilapangan masih
pada saat bekerja, 8 orang tenaga kerja banyak terdapat kasus kecelakaan kerja
terluka pada bagian tangan dan kaki di dalam suatu perusahaan meskipun
disebabkan karena tersayat pisau, perusahaan sudah menerapkan SMK3.
terkena kampak, parang dan pelepah
kelapa sawit. Bagaimana pelaksanaan serta
Dari hasil wawancara awal yang pemantauan evaluasi kinerja k3 dan
dilakukan dengan salah seorang P2K3, implikasinya terhadap kejadian
salah satu hal yang menyebabkan kecelakaan kerja di PKS Kebun
terjadinya kecelakaan kerja di PKS Rambutan PTPN-III Tebing Tinggi
Kebun Rambutan tersebut adalah Tahun 2017.
kurangnya kesadaran dari tenaga kerja
untuk mematuhi dan melaksanakan METODOLOGI PENELITIAN
program-program K3 yang telah dibuat
oleh perusahaan tersebut, dan hal ini Penelitian ini menggunakan
terlihat dari sikap tidak disiplin dan metode penelitian kualitatif yang
tindakan tidak aman dari beberapa bermaksud untuk memahami penerapan
tenaga kerja pada saat bekerja seperti SMK3 dan implikasinya dengan
tidak memakai APD pada saat bekerja, kejadian kecelakaan kerja. SMK3 yang
hal ini merupakan kendala dalam dimaksud dalam hal ini adalah
prinsip pelaksanaan rencana K3 dalam penetapan kebijakan K3, perencanaan
SMK3, selain itu tenaga kerja hanya K3, pelaksanaan rencana K3,
mau menggunakan APD hanya pada pemantauan dan evaluasi kinerja K3,
saat ada atasan atau pimpinan, peninjauan dan peningkatan kinerja K3.
sedangkan menurut pengakuan dari Penelitian ini dilakukan di PKS
salah seorang P2K3 tersebut bahwa Kebun Rambutan PTPN-III Jl. Prof.H.
pengawasan tidak mungkin di lakukan M. Yamin No.1 Desa Paya Bagas
setiap hari dikarenakan masih banyak Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten
pekerjaan lainnya dan seharusnya Serdang Bedagai Sumatera Utara
tenaga kerja mengerti akan Penelitian ini dilakukan pada bulan
kewajibannya untuk mematuhi setiap Desember 2016 – Maret 2017.Informan
peraturan dan program yang telah penelitian adalah pihak manajemen
dibuat oleh perusahaan, dan hal ini (P2K3) berjumlah 10 orang. Analisis
merupakan kendala pada prinsip data dilakukan dengan tiga proses yaitu
pemantauan kinerja dalam SMK3. reduksi data, penyajian data, dan
Berdasarkan pada kasus penarikan kesimpulan.
kecelakaan kerja yang terjadi Di PKS
Kebun Rambutan PTPN-III Tebing HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinggi tersebut menunjukkan SMK3 PT Perkebunan Nusantara III
merupakan hal yang sangat penting (Persero) PKS Kebun Rambutan telah
untuk dilaksanakan dan diterapkan menerapkan SMK3 dengan mengacu

48
Khoirotun Najihah, Gerry Silaban, Zulfendri / Pena Medika Vol 8 (1) Juni 2018: 43 - 53
Pelaksanaan Serta Pemantauan Evaluasi Kinerja K3 Dan Implikasinya Terhadap Kejadian
Kecelakaan Kerja Di PTPN III Tebing Tinggi Tahun 2017

pada Peraturan Pemerintah Republik optimal disebabkan karena Sumber


Indonesia Nomor 50 Tahun 2012. PKS Daya Manusia (SDM) yang tidak
Kebun Rambutan secara umum telah mematuhi peraturan yang telah
menerapkan SMK3 disetiap bagian di ditetapkan, baik itu dari pihak
perusahaan baik di kantor maupun di manajemen ataupun dari pihak tenaga
semua areal kerja yang bearada dibawah kerja, akibatnya tidak jarang kasus
kendali perusahaan. Perusahaan didalam kecelakaan kerja masih sering terjadi
menerapkan sistem manajemen setiap tahunnya meskipun perusahaan
memiliki konsistensi dan komitmen sudah memiliki komitmen, membuat
untuk pemenuhannya dengan telah kebijakan, menetapkan tujuan dan
memiliki sistem dokumentasi yang melakukan perencanaan dengan baik.
memudahkan pengguna/pelaksana Demikian halnya dengan kasus
sistem manajemen, yang mencakup kecelakaan kerja yang masih terjadi di
persyaratan dokumen berupa manual PKS Kebun Rambutan dalam kurun
sampai dengan formulir, yang juga waktu tiga tahun terakhir (2014-2016)
mencakup rekaman pelaksanaan SMK3. dimana trend kasus kecelakaan kerja di
Didalam menerapkan SMK3 PKS Kebun Rambutan salah satunya
PKS Kebun Rambutan juga telah disebabkan karena pelaksanaan K3 yang
menerapkan ke lima prinsip SMK3 belum optimal seperti tidak bekerja
yaitu penetapan kebijakan K3, sesuai SOP, tidak menggunakan APD,
perencanaan K3, pelaksanaan rencana serta pengawasan dari pihak manajemen
K3, pemantauan dan evaluasi K3, yang belum optimal.
peninjauan dan peningkatan kinerja K3, Berikut adalah trend kasus
kelima prinsip tersebut harus dilakukan kecelakaan kerja yang terjadi dalam
dengan optimal sehingga dapat kurun waktu tiga tahun terakhir di PKS
meminimalisir atau mencegah Kebun Rambutan.
terjadinya kecelakaan kerja dan dapat
menciptakan tempat kerja yang aman Grafik Kasus Kecelakaan Kerja di
bagi tenaga kerja, sehingga PKS Kebun Rambutan PTPN III
Tebing Tinggi Periode 2014-2016
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 30
Jumlah kasus kecelakaan

dapat terlaksana.
20
2014
1. Pelaksanaan Rencana K3
kerja

10 2015
Perusahaan dalam melaksanakan
rencana K3 didukung oleh sumber daya 0 2016
manusia di bidang K3, Sumber daya 2014 2015 2016
manusia tersebut harus memenuhi Tahun
beberapa hal diantaranya memiliki
kompetensi kerja yang dibuktikan Gambar 4.19 Grafik Kasus Kecelakaan
dengan sertifikat pelatihan Kerja.
internal/eksternal, memiliki (Sumber : Hasil Observasi Peneliti)
kewenangan dibidang K3 yang
dibuktikan dengan surat izin Berikut adalah hasil wawancara
kerja/operasi dan/atau surat penunjukan yang dilakukan dengan wakil sekretaris
dari instansi yang berwenang. P2K3 (Ahli K3 Umum), Krani SMK3,
Penerapan SMK3 di suatu dan perwakilan tenaga kerja tentang
perusahaan atau tempat kerja sering bagaimana pelaksanaan PKS Kebun
sekali tidak dapat terlaksana dengan Rambutan didapatkan informasi
sebagai berikut:

49
Khoirotun Najihah, Gerry Silaban, Zulfendri / Pena Medika Vol 8 (1) Juni 2018: 43 - 53
Pelaksanaan Serta Pemantauan Evaluasi Kinerja K3 Dan Implikasinya Terhadap Kejadian
Kecelakaan Kerja Di PTPN III Tebing Tinggi Tahun 2017

“Pelaksanaan K3 belum sepenuhnya manajemen, kasus kecelakaan kerja


berjalan dengan baik, oleh karena tersebut bisa saja terjadi karena
faktor manusia tentunya seperti kurangnya sosialisasi dari pihak
kesadaran akan K3 yang kurang manajemen, pelatihan yang belum
baik.kesadaran dalam memakai terlaksana secara optimal kepada
APD, bekerja tidak sesuai SOP seluruh tenaga kerja akibatnya tenaga
contoh pada tahun 2014 ada 20 kerja tidak tahu, tidak mau, dan dan
kasus kecelakaan kerja tipe ringan, tidak mampu melaksanakan apa yang
tahun 2015 ada 14 kasus kecelakaan menjadi tanggungjawabnya.
kerja tipe ringan, nah di tahun 2016 Wawancara juga dilakukan
ada 23 kasus kecelakaan kerja kepada tenaga kerja terkait alasan
ringan tapi memang 2 diantaranya tenaga kerja tersebut tidak mau
kecelakaan kerja berat yang menggunakan atau memakai APD, serta
menyebabkan fatality, dan memang bekerja tidak sesuai dengan SOP,
tahun 2016 kalau berbicara K3 berikut adalah hasil wawancara yang
adalah tahun yang sangat kelam dilakukan dengan salah seorang tenaga
buat kita.” (Informan II) kerja.
”Yang penting bekerja dengan
“Sulit rasanya kalau ingin mencapai baik saja, APD tujuannya baik
pelaksanaan K3 yang optimal mba, kalau gak pake APD kan
karena memang karakter orang- gapapa yang penting jangan
orang kita seperti bekerja hanya celaka, terus kalau masalah cara
ketika diawasi, kalau pengawas gak kerja kan yang penting itu mba,
ada ya balik lagi tidak patuh, jadi hasilnya dapat atau tidak kalau
memang budaya K3 ini belum prosesnya yang penting jangan
sepenuhnya terlaksana dengan baik, celaka aja. Kadang ya kita lupa,
akibatnya kecelakaan kerja masih kadang ya kita cape, udah gak
terjadi disebabkan oleh faktor mikir mba, tapi selama ini aman-
manusia bisa karena sikap tidak aman saja kok mba, kalau pun
aman, dan tidak peduli sehingga terjadi ya mungkin lagi apes”
meskipun manajemen udah (Informan X)
maksimal tapi respon dari tenaga
kerja nya tidak baik ya sulit Informasi diatas menunjukkan
memang, contoh sering yang bahwa kurangnya kesadaran tenaga
menjadi alasan adalah karena tidak kerja didalam menggunakan APD
memakai APD.” (Informan IV) sehingga tentu hal ini akan berpotensi
menyebabkan terjadinya kecelakaan
Informasi diatas menunjukkan kerja, tenaga kerja mengetahui bahwa
bahwa pelaksanaan rencana K3 belum APD memiliki manfaat dan tujuan yang
berjalan dengan baik karena masih baik, hanya saja masih terdapat tenaga
ditemukannya tenaga kerja yang bekerja kerja yang tidak mau menggunakan
tidak sesuai SOP dan tidak memakai APD. Selain itu wawancara juga
APD akibatnya frekuensi terjadinya dilakukan kepada tenaga kerja lainnya
kasus kecelakaan kerja masih sering dengan mengajukan pertanyaan yang
terjadi. Kasus kecelakaan kerja yang sama, berikut hasil wawancaranya.
terjadi tidak hanya disebabkan oleh
kesalahan tenaga kerja semata akan “Saya merasa kurang nyaman
tetapi juga merupakan tanggungjawab mba, sama APD yang dikasih

50
Khoirotun Najihah, Gerry Silaban, Zulfendri / Pena Medika Vol 8 (1) Juni 2018: 43 - 53
Pelaksanaan Serta Pemantauan Evaluasi Kinerja K3 Dan Implikasinya Terhadap Kejadian
Kecelakaan Kerja Di PTPN III Tebing Tinggi Tahun 2017

makanya saya kadang gak pake Informasi diatas menunjukkan


APD, contoh mba yah kayak bahwa perlu kerjasama yang baik antara
misalnya helm ini kalau saya pihak manajemen dan seluruh tenaga
narik tali lori helmnya jatuh, kan kerja yang berada di tempat kerja, selain
gak kerjaan saya mbak tiap jatuh itu mengubah karakter seseorang
saya ambil yang ada makin memang sulit dan tidak bisa dilakukan
memperlambat kerjaan saya, nah dalam waktu yang singkat oleh karena
kalau ditaliin ke leher ngerasa itu perlu adanya berbagai upaya dan
gak nyaman aja mba, ya saya tindakan yang diwujudkan dalam
lepas saja APD nya.” (Informan bentuk program-program K3, seperti
IX) sosialisasi yang dilakukan secara terus
menerus, menyediakan pelatihan bagi
Informasi diatas menunjukkan seluruh karyawan yang berada
bahwa alasan tenaga kerja tidak dilingkungan PKS Kebun Rambutan
menggunakan APD adalah disebabkan dan menerapkannya dalam keseharian
karena rasa tidak nyaman dengan APD sehingga budaya K3 dapat diterapkan.
yang disediakan oleh pihak perusahaan
sehingga tenaga kerja memilih untuk Prinsip pelaksanaan rencana K3
tidak menggunakan APD pada saat tediri dari 6 elemen, 27 sub elemen, 91
bekerja, dan ketika hal ini dikonfirmasi kriteria, 1 elemen diantaranya tidak
oleh peneliti kepada pihak manajemen, dapat dipublikasikan karena elemen
berikut adalah hasil wawancara yang tersebut merupakan data rahasia dari
dilakukan dengan Asisten pengolahan PKS Kebun Rambutan, elemen tersebut
(bidang evaluasi) yang juga adalah elemen 5 tentang pembelian dan
bertanggungjawab dalam hal pengendalian produk. Berdasarkan hasil
pengawasan terlaksananya K3 ditempat penelitian yang dilakukan terdapat 13
kerja. kriteria minor sehingga dari 91 kriteria
“Sering memang yang menjadi PKS Kebun Rambutan telah memenuhi
alasan adalah karena tidak 78 kriteria.
memakai APD karena gak nyaman
sama APD nya padahal 2. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja
perusahaan dalam menyediakan K3
APD juga sudah disesuaikan Pemantauan dan evaluasi kinerja
dengan SNI, dan dilakukan dulu K3 merupakan persyaratan dalam
seperti di uji, kira2 APD nya sistem manajemen K3, pemantauan dan
nyaman tidak dipakai kerja, evaluasi dilakukan untuk mengetahui
perusahaan tidak mungkin asal2an bagaimana kondisi pelaksanaan K3
dalam penyediaan APD, karena dalam suatu organisasi, apakah telah
selain cepat rusak tentu kan berjalan sesuai dengan rencana atau
habisin anggaran perusahaan terjadi penyimpangan yang tidak di
namanya,ya sama saja kan bu, inginkan.
makanya bicara K3 ini hal yang Dari hasil penelitian yang
kompleks dan jika ada tenaga dilakukan oleh peneliti ditemukan
kerja yang mengatakan tidak bahwa dalam hal pemantauan dan
nyaman itu bisa dikatakan sebagai evaluasi kinerja K3 pihak PKS Kebun
alasan yang dibuat-buat saja untuk Rambutan sudah terlaksana dengan
tidak patuh.” (Informan IV) baik, berikut adalah hasil wawancara
yang dilakukan dengan dengan

51
Khoirotun Najihah, Gerry Silaban, Zulfendri / Pena Medika Vol 8 (1) Juni 2018: 43 - 53
Pelaksanaan Serta Pemantauan Evaluasi Kinerja K3 Dan Implikasinya Terhadap Kejadian
Kecelakaan Kerja Di PTPN III Tebing Tinggi Tahun 2017

sekretaris P2K3, bidang evaluasi Prinsip pemantauan dan evaluasi


tentang bagaimana pengukuran kinerja K3 tediri dari 2 elemen, 5 sub
lingkungan kerja meliputi faktor fisik, elemen, dan 20 kriteria. Berdasarkan
kimia, biologis, radiasi dan psikologis hasil penelitian yang dilakukan bahwa
di PKS Kebun Rambutan, diperoleh pihak PKS Kebun Rambutan telah
informasi sebagai berikut: memenuhi seluruh kriteria yang ada,
dan ini menunjukkan bahwa
”PKS Kebun Rambutan telah pemantauan dan evaluasi kinerja K3
melakukan pemantauan/ yang dilaksanakan oleh PKS Kebun
pengukuran lingkungan kerja Rambutan telah terlaksana dengan
dengan menunjuk orang-orang atau optimal.
petugasnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing tentunya, KESIMPULAN
hal ini dapat dilihat dari job
description yang telah ditetapkan 1. Pelaksanaan rencana K3 di PKS
oleh perusahaan, didalam Kebun Rambutan belum sepenuhnya
melakukan pemantauan ada terlaksana dengan baik, disebabkan
prosedurnya dan menggunakan form oleh beberapa hal sebagai berikut:
ceklist, tetapi prosedurnya seperti  Frekuensi terjadinya kasus
apa hal itu tidak dapat dijelaskan kecelakaan kerja yang masih
secara terperinci karena hal itu tinggi periode 2014-2016.
merupakan rahasia perusahaan,  Kurangnya pengawasan yang
tetapi mekanisme nya sama yaitu dilakukan oleh pihak
dengan melakukan survey ke tempat manajemen hal ini terlihat dari
kerja.” (Informan II) masih banyaknya tenaga kerja
“Pemantauan/pengukuran yang melakukan sikap dan
lingkungan kerja di PKS Kebun tindakan tidak aman seperti
Rambutan itu sebenarnya adalah bekerja tidak sesuai dengan SOP
tanggungjawab bersama, namun dan bekerja tidak memakai
didalam kepengurusan P2K3, APD.
pemantauan merupakan  Pelaksanaan pelatihan yang
tanggungjawab oleh Bidang belum merata terkait dengan
evaluasi”. (Informan V) anggaran yang dimiliki oleh
pihak perusahaan dimana
Informasi tersebut menunjukkan pelatihan hanya diberikan
bahwa PKS Kebun Rambutan telah kepada karyawan pimpinan saja.
membentuk tim didalam melakukan  Kurangnya kesadaran dari
pemantauan dan evaluasi kinerja K3 tenaga kerja didalam mematuhi
serta tugas-tugas apa saja yang harus peraturan yang telah ditetapkan
dilakukan, pemantauan atau perusahaan seperti bekerja
pemeriksaan dilakukan dengan survey sesuai dengan SOP dan
kelapangan dan mengisi form ceklist menggunakan APD pada saat
terhadap temuan yang ditemukan bekerja.
dilapangan, dimana hasil pemantauan  Evaluasi dari kegiatan pelatihan
yang ditemukan dilapangan dapat yang belum terlaksana dengan
dijadikan sebagai tindak lanjut optimal.
perbaikan.  Pemeriksaaan atau
Housekeeping yang belum

52
Khoirotun Najihah, Gerry Silaban, Zulfendri / Pena Medika Vol 8 (1) Juni 2018: 43 - 53
Pelaksanaan Serta Pemantauan Evaluasi Kinerja K3 Dan Implikasinya Terhadap Kejadian
Kecelakaan Kerja Di PTPN III Tebing Tinggi Tahun 2017

terlaksana dengan optimal Ilmu Kesehatan Masyarakat.


dibeberapa areal kerja. Universitas Gajah Mada :
2. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 Yogyakarta.
di PKS Kebun Rambutan sudah Adiatama, C. Y., 2010. Kesehatan dan
terlaksana dengan baik. Keselamatan Kerja. UI Press :
Jakarta.
SARAN Herrianto, R. 2010. Kesehatan Kerja.
Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
1. Diharapkan kepada pihak Kurniawidjaja, L. M., 2012. Teori dan
manajemen PKS Kebun Rambutan Aplikasi Kesehatan Kerja. UI
untuk dapat melakukan sosialisasi Press: Jakarta.
menyeleruh tentang Sistem Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Manajemen Keselamatan dan Transmigrasi Republik
Kesehatan Kerja (SMK3) kepada Indonesia No. 04 tahun 1987
seluruh tenaga kerja secara terus tentang Panitia Pembina
menerus dan berkesinambungan. Keselamatan dan Kesehatan
2. Diharapkan kepada pihak Kerja (P2K3).
manajemen untuk melakukan Peraturan Pemerintah Republik
pengawasan yang lebih optimal dan Indonesia No. 50 Tahun 2012
memberi kesempatan kepada tenaga tentang Sistem Manajemen
kerja untuk menyampaikan masalah Keselamatan dan Kesehatan
yang dihadapinya terkait dengan Kerja (SMK3).
pekerjaan yang dilakukannya. Peraturan Perundang-undangan
3. Diharapkan kepada pihak Republik Indonesia No. 13
manajemen untuk melibatkan tenaga tahun 2003 tentang
kerja secara aktif, seperti Ketenagakerjaan.
memberikan peraturan dimana Pusat Kesehatan Kerja. 2008.
tenaga kerja harus mampu Keselamatan Kerja di Sarana
memberikan breifing jika ditunjuk Kesehatan. Departemen
untuk menyampaikan breifing, Kesehatan Republik Indonesia :
karena bisa jadi tenaga kerja yang Jakarta.
diberikan tugas kepadanya akan Suma’mur, P. K., 2004. Road Map
merasa bahwa ia memiliki OHSAS 18000. Makalah
tanggungjawab dan Workshop Road Map OHSAS
melaksanakannya dalam keseharian 18000. Jakarta.
sehingga budaya K3 dapat diterapkan Suma’mur, P. K., 2009. Higiene
ditempat kerja. Perusahaan dan Kesehatan Kerja
(HIPERKES). CV. Agung Seto :
DAFTAR PUSTAKA Jakarta.
Somad, I., 2013. Teknik Efektif dalam
Abidin, A. U., 2015. Penerapan Sistem Membudayakan Keselamatan
Manajemen Keselamatan dan dan Kesehatan Kerja. Dian
Kesehatan Kerja (SMK3) dan Rakyat : Jakarta.
Faktor yang Berpengaruh pada
Kejadian Kecelakaan Kerja di
PT Mega Andalan Kalasan.
Kabupaten Sleman.Karya Akhir
Profesional Program Magister

53

You might also like