Professional Documents
Culture Documents
Haura Adzra - 2300594 Uts Kesmen
Haura Adzra - 2300594 Uts Kesmen
Kelas : BK – 1B
Mata kuliah : Kesehatan Mental
Dosen : Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN., M.Pd.
pengampu Nadia Aulia Nadhirah, M.Pd.
indonesia sendiri sudah sering terjadi kasus hubungan yang toxic ini di lingkup
percintaan, pertemanan dan dengan orang tua.
Berikut contoh kasus yang terjadi akibat toxic relationship :
1. Hubungan toxic pada percintaan
Dalam hubungan percintaan sering terjadi kesalahpahaman akibat
dari rasa cinta yang berlebih sehingga takut akan kehilangan
pasangannya dan tidak adanya rasa percaya kepada pasangan, seperti
contoh seorang perempuan yang baru saja lulus dari sekolah menengah
atas didaerah bogor sering mengalami kekerasan verbal dari
pasangannya, kekasih nya sering menuduh jika ia tidak membalas
pesan atau telepon dengan cepat, menurut pengakuan kekasihnya, ia
merasa takut kekasihnya akan berpindah hati karena ia merasa insecure
dengan para lelaki yang mendekati kekasihnya, perempuan ini
memang banyak disukai oleh kaum lelaki karena memiliki wajah yang
cantik dan otak yang pintar terbukti ia diterima di 13 perguruan tinggi
negeri. Permasalahan yang sebernya ini kecil namun dibesar –
besarkan membuat perempuan itu stress karena memikirkaan
hubunganya, alih – alih merasa senang setelah bertemu kekasih nya ia
malah sedih dan memikirkan bagaimana hubungan mereka
kedepannya, dilihat dari kasus ini salah satu alasan terjadinya
hubungan yang toxic adalah rasa cinta yang berlebih, tidak adanya rasa
kepercayaan dan adanya rasa insecure terhadap pasangan.
2. Hubungan toxic dalam pertemanan.
Dalam pertemanan kita memang harus membantu satu sama lain,
namun jika hanya salah satu pihak yang diuntungkan dan pihak lainnya
dirugikan itu sudaah termasuk hubungan yang toxic, begitu juga
dengan kasus yang dialami seorang mahasiswa semester 6 di sebuah
universitas swasta di jakarta. Ia memiliki perkembangan fisik yang
tidak sempurna dimana ia memiliki suara yang sengau dan tidaak
norml seperti yang lain, hal itu membuat ia dijauhi oleh teman
sebayanya walau begitu ia memiliki pengetahuan yang sangat cerdas
terbukti dengan ia selalu mendapat nilai sempurna Dalam sudut
pandangya memiliki teman adalah suatu mimpi yang ingin ia capai,
ketika ada teman yang meminta bantuan perihal tugas ia selalu
membantu dan menyelesaikan sampai akhir dengan harapan orang itu
mau berteman dengannya, tapi nyatanya tidak, orang yang meminta
Nama : Haura Adzra Intan Faiha
Kelas : BK – 1B
Mata kuliah : Kesehatan Mental
Dosen : Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN., M.Pd.
pengampu Nadia Aulia Nadhirah, M.Pd.
bantuan malah mengejek suaranya yang sengau dan hanya baik ketika
perlu bantuan saja.
3. Hubungan toxic dalam keluarga
Keluarga adalah tempatnya yang seharusnya nyaman, tempat
istirahat daan tempat pulang. Namun tidak semua keluarga memiliki
kondisi seperti itu, contoh kasus ini terjadi pada siswa sekolah
menengah pertama di daerah bogor,ia mengaku mengalami pengabaian
karena kesukaan nya tidak sesuai dengan keinginan ibunya, ibunya
ingin anaknya belajar tentang design baju sedangkan ia tak suka itu,
bidang yang ia sukai adalah psikologi, ia sering dibandingkan dengan
anak teman ibunya. Namun perempuan itu tidak ingin mengecewakan
ibunya, alhasil ia mempelajari tentang design baju, ia mencoba
menggambar namun ketika ia memperlihatkan pada ibunya, ibunya
malah memandingkan dengan anak teman nya dengan berkata “masih
bagusan anak teman ibu” akhirnya ia merasa sia – sia, dengan begitu
rumah bukan lagi tempat yang nyaman dan perempuan itu tidak betah
untuk diam di rumah.
Tidak hanya contoh kasus yang dijabarkan, banyak juga kasus hubungan
toxic yang terjadi di lingkungan kita dan akibat dari hubungan yang toxic ini tidak
sedikit orang yang mengalami trauma secara mendalam. Sebagaimana tercantum
dalam banyak literatur , trauma merupakan peristiwa luar biasa yang
menimbulkan luka dan perasaan sakit. Secara umum juga dipahami bahwa
sebagai suatu luka atau sakit berat yang diakibatkan oleh peristiwa yang terjadi
pada seseorang secara langsung atau tidak langsung, baik luka itu bersifat fisik
atau psikis atau kombinasi dari keduanya, tingkat keparahan peristiwa tersebut
akan berbeda sesuai penerimaan setiap orangnya sehingga pengaruh yang
dirasakan juga akan berbeda setiap orangnnya (Cavanagh, 1982; Mental Health
Channel, 2004).
Ketika seseorang mengalami peristiwa traumatis, ada beberapa orang yang
akan bereaksi dan mengatasinya dengan menggunakan mekanisme pemulihan
yang dimilikinya agar tidak berdampak negatif, namun bagi sebagian orang,
kejadian tersebut belum berakhir dan akan meninggalkan bekas luka dan rasa sakit
dalam jangka waktu yang lama dan berkepanjangan. Dan menderita akan
mengalami stress pasca trauma atau biasa disebut PTSD (post traumatic stress
disorder) dalam keadaan ini akan berisiko tinggi untuk terkena gangguan jiwa
seperti panik, depresi, fobia dan lain sebagainya.
Nama : Haura Adzra Intan Faiha
Kelas : BK – 1B
Mata kuliah : Kesehatan Mental
Dosen : Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN., M.Pd.
pengampu Nadia Aulia Nadhirah, M.Pd.
REFERENSI
Nihayah, U., Pandu Winata, A., & Yulianti, T. (2021). Penerimaan Diri
Korban Toxic Relationship dalam Menumbuhkan Kesehatan Mental. Ghaidan:
Jurnal Bimbingan Konseling Islam Dan Kemasyarakatan, 5(2), 48-55.