Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 26

MAKALAH PENGANTAR ILMU TASAWUF

TOKOH-TOKOH TASAWUF

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar
Ilmu Tasawuf

Dosen Pengampu: Dr. Cucu Setiawan, S.Psi.I., M.Ag

Disusun oleh:
1. Leezti Pepriani (1231040001)
2. Lilih Rochimatul Fadhilah (1231040008)
3. Nia Andani (1231040015)
4. Rifdah Azmi Humaimah (1231040022)
5. Abdul Basith Zakiy (1231040029)
6. Zahra Nur Amalia Rahmah (1231040036)

JURUSAN TASAWUF DAN PSIKOTERAPI


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2023

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji terpanjatkan kepada Allah Swt Sang Pemilik Alam
Semesta yang memiliki dan mengkehendaki segala sesuatu yang terjadi
di langit dan bumi, sehingga kami dapat dapat menyelesaikan makalah
Ulumul Hadits ini. Shalawat serta salam terpanjatkan kepada
Rasulullah Saw Sang Pembawa Kabar Gembira, Penyempurna Aqidah
dalam Agama Islam yang membawa penerangan bagi umatnya yakni
Nabi Muhammad SAW.

Ucapan terima kasih tidak lupa tersampaikan kepada dosen


pengampu Mata Kuliah Pengantar Ilmu Tasawuf yang sangat kami
hormati, yang telah memberikan tugas makalah yang berjudul “Tokoh-
Tokoh Tasawuf”.

Dalam pembuatan makalah ini semoga kita semua khususnya


kelompok penyusun dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
mengenai hal tersebut. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mohon untuk
segala kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan dari
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk kita semua dan menjadi referensi ataupun tambahan materi.

Bandung, 9 November 2023

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................. 2
A. Tokoh Tasawuf Terkemuka Pada Abad I Dan II Hijriah .............
B. Tokoh Tasawuf Terkemuka Pada Abad III Dan IV Hijriah .........
C. Tokoh Tasawuf Terkemuka Pada Abad V Hijriah ......................
D. Tokoh Tasawuf Terkemuka Pada Abad VI Hijriah .....................
BAB III PENUTUP .........................................................
A. Kesimpulan ................................................................................
B. Saran ..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tasawuf salah satu aspek asoterik Islam, dianggap sebagai
manifestasi dari ihsan, yang percaya bahwa ada komunikasi langsung
antara hamba dan Tuhannya. Tujuan dari sufisme adalah untuk
membangun hubungan langsung dengan Tuhan. Namun, inti dari ini
adalah kesadaran akan adanya komunikasi rohaniah yang terjadi antara
manusia dan Tuhan melalui kontemplasi. Seseorang yang bertasawuf
akan dibimbing oleh cahaya Ilahi karena hati dan jiwanya bersih.
Selain itu, ada beberapa tokoh yang menonjol dalam ajaran Tasawuf,
dan masing-masing tokoh memiliki ajaran Tasawuf mereka sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Siapakah tokoh-tokoh tasawuf terkemuka pada abad pertama dan
kedua hijriah?
2. Siapakah tokoh-tokoh tasawuf terkemuka pada abad ketiga dan
keempat hijriah?
3. Siapakah tokoh-tokoh tasawuf terkemuka pada abad kelima hijriah?
4. Siapakah tokoh-tokoh tasawuf terkemuka pada abad keenam hijriah
hingga seterusnya?
C. Tujuan
1.Untuk mengetahui tokoh-tokoh tasawuf terkemuka pada abad
pertama dan kedua hijriah
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh tasawuf terkemuka pada abad ketiga
dan keempat hijriah
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh tasawuf terkemuka pada abad
kelima hijriah
4. Untuk mengetahui tokoh-tokoh tasawuf terkemuka pada abad
keenam hijriah hingga sekarang.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. TOKOH TASAWUF TERKEMUKA PADA ABAD I DAN
II HIJRIAH
1. Hasan Al-Basri
Dia dikenal sebagai al-Hasan bin Abi al-Hasan Abu Sa'id dan
dilahirkan di Madinah pada 21 Hijriah/642 masehi. Dia meninggal di
Basrah pada 110 Hijriah/728 Masehi. La adalah putra Zaid bin Sabit,
seorang budak yang ditangkap di Maisan dan kemudian menjadi sekretaris
Nabi Muhammad SAW.1
Ibunya adalah salah satu hamba sahaya yang Bernama Ummu Salamah,
beliau adalah istri Nabi. Ia dibesarkan di lingkungan yang penuh dengan
orang-orang shaleh yang memiliki pengetahuan agama yang mendalam.
Hasan al-Bashri dianggap sebagai salah satu ulama sufi terpenting di masa
awal. Para penulis Arab mengumpulkan banyak kata dan ungkapan yang
disampaikannya karena dia dikenal sebagai orator ulung.
Hasan al-Basri juga menekankan pentingnya ibadah dan ketaatan
dalam kehidupan sehari-hari. Beliau percaya bahwa tasawuf tidak hanya
tentang mendapatkan pengalaman spiritual; itu juga tentang melakukan
ketaatan kepada Allah dalam semua aspek kehidupan kita. Beliau
menekankan bahwa salat, puasa, dan amalan lain sangat penting untuk
mendekatkan diri dengan Tuhan. Menurut Hasan al-Basri, hanya dengan
ketaatan yang teguh kepada ajaran agama dan ibadah yang sungguh-
sungguh seseorang dapat mencapai kehidupan spiritual yang sejati. 2

1
Amru Khalid, "Hasan al-Basri: The Spiritual Legacy of a Great Islamic Scholar",
sufiway.com. Diakses pada 20 Juni 2022.

2
Farid Abdul Sattar, "Memoirs of the Saints: Al-Hasan al-Basri (d.110AH/728 CE)",
seekersguidance.org. Diakses pada 20 Juni 2022.

2
Dua komponen penting dari ajaran tasawuf yang dianut Hasan al-Basri
adalah kepercayaan dan ketekunan. Beliau memberi tahu kita betapa
pentingnya memiliki keyakinan yang kuat kepada Allah dan terus
melakukan ibadah meskipun kita dihadapkan pada cobaan dan kesulitan
hidup. Keyakinan Hasan al-Basri adalah bahwa ketekunan dan
kepercayaan yang teguh adalah kunci untuk mencapai kedamaian jiwa dan
kedekatan dengan Tuhan.Karena mereka percaya bahwa semua yang
terjadi adalah kehendak Allah yang maha bijaksana, dia percaya bahwa
para sufi sejati tidak akan mudah menyerah pada ujian hidup.

2. Ibrahim Bin Adham


Dia bernama Abu Ishaq Ibrahim bin Adham, dan dia lahir di Balkh, di
antara keluarga bangsawan Arab. Ia digambarkan dalam legenda sufi
sebagai seorang pangeran yang meninggalkan kerajaannya dan
mengembara ke Barat untuk menjadi seorang petapa dan mencari rezeki
halal. Pada akhirnya, ia meninggal di negeri Persia kira-kira pada tahun
160H/777M.
Ibrahim bin Adham adalah salah seorang zahid terkenal di Khurasan
pada masanya. Dia mengarahkan pandangannya ke negeri Syam (Syria), di
mana dia bekerja sebagai penjaga kebun dan melakukan pekerjaan kasar
lainnya. Dia lebih suka memakai pakaian bulu domba yang kasar.
"Ketahuilah, kamu tidak akan bias mencapai peringkat orang-orang saleh
kecuali setelah kamu melewati enam pos penjagaan," katanya setelah itu.
Semua zahid pada masanya berusaha keras untuk akhirat, memiliki sikap
zahid terhadap dunia, dan tetap taat.
Ibrahim bin Adham juga menekankan betapa pentingnya zuhud, yaitu
menjauhkan diri dari keinginan duniawi yang berlebihan. Ia mengajarkan
bahwa orang yang terlalu tergantung pada dunia akan terjebak dalam siklus
keinginan dan tidak akan dapat mencapai kesadaran spiritual yang

2
sebenarnya. Dengan zuhud, seseorang dapat menghindari keinginan
duniawi dan berkonsentrasi pada pencapaian spiritual. 3

3. Sufyan Al-Sauri
Dia bernama Abu Abdullah Sufyan bin Sa'id bin Masruq al Sauri al-
Kuhfi dan dilahirkan di Kufah pada tahun 97H/175M dan meninggal di
Basrah pada tahun 161H/778M. Dia adalah tabi'in dan zahid yang luar
biasa dan seorang bulama hadits yang terkenal, sehingga dijuluki amir al-
mu'minin dalam hal hadits.
Ia pertama-tama belajar dari ayahnya sendiri, kemudian dari banyak
orang pintar di masa itu, hingga akhirnya menjadi seorang ahli hadits dan
biologi.
Ketika Sufyan al-Sauri berguru kepada Hasan al-Basri, fatwa-fatwa
gurunya sangat memengaruhi jalan hidupnya. Dia mengajarkan murid-
muridnya agama agar mereka tidak terpengaruh oleh kemewahan dan
kemegahan duniawi dan tidak suka menjilat raja-raja dan penguasa.
Salah satu zahid yang sangat berani adalah Sufiyan al-Sauri; dia tidak
takut dibunuh jika dia mengkritik penguasa dan sangat mencela gaya
hidupnya yang mewah. "Supaya jangan rusak agamamu" adalah salah satu
dari ucapan-ucapannya dalam member nasihat.
Wawasan yang mendalam tentang jalan spiritual menuju kesatuan
dengan Tuhan diberikan oleh ajaran tasawuf Al Sauri. Al Sauri
menekankan nilai-nilai seperti introspeksi diri, praktik dzikir batin, dan
mencintai Tuhan dengan sepenuh hati. Seseorang dapat meningkatkan
hubungannya dengan Tuhan dan maju dalam perjalanan tasawufnya
dengan memahami dan menerapkan ajaran Sufian Al Sauri. 4

3
Rebbe Nachman, 2019. Ibrahim bin Adham: A Model for us in Our Times. Chabad.org.
Available at: https://www.chabad.org/library/article_cdo/aid/4320145/jewish/Ibrahim-
bin-Adham.htm [Diakses pada 5 Juli 2021].

4
Khadim al-'Alawi, Syekh. (2007). "Risalah al-Ma'na". Marrakech: Dar al-Alwyn.

2
4. Robi’ah Al-Adawiyah
Nama penuhnya adalah Ummu al-Khair Rabi'ah binti Isma'il al-
Dawiyah al-Qisiyah. Dia lahir di Basrah pada tahun 97H/713M dan
kemudian menjadi hamba sahaya keluarga Atik. Dia berasal dari keluarga
yang miskin dan telah tinggal di kotra kelahirannya sejak kecil. Robi’ah al-
Adawiyah, yang tidak pernah menikah sepanjang hidupnya sangat
berperan dalam memasukkan konsep cinta khas sufi ke dalam mistisisme
Islam.
Pokok ajaran tasawuf Rabi'ah adalah cinta. Akibatnya, dia melakukan
kebajikan dan pengabdian karena cintanya kepada Allah, bukan karena
takut akan neraka atau mengharapkan surge. Cintalah yang membuatnya
ingin selalu dekat dengan Allah, dan cinta itu juga yang membuatnya
menangis karena takut berpisah dari yang dicintainya. 5

B. TOKOH TASAWUF TERKEMUKA PADA ABAD III DAN IV


HIJRIAH
1. Ma’ruf Al-Karkhi
Dia bernama Abu Mahfuz Ma'ruf bin Firuz al-Karkhi dan berasal dari
Persia. Namun, dia tinggal di Bagdad selama pemerintahan Harun al-
Rasyid, dan meninggal di sana pada tahun 200H/815M. Dia dianggap
sangat berjasa dalam meletakkan dasar-dasar tasawuf, dan dia adalah orang
pertama yang mengembangkan tasawufnya dari paham cinta yang dibawa
oleh Rabi'ah al- Adawiyah. Ma'ruf juga dikenal sebagai sufi yang selalu
dipenuhi rasa rindu kepada Allah, sehingga ia dimasukkan ke dalam
kelompok auliya'. Al-Karkhi pernah berkata tentang salah satu ajaran
tasawufnya, "Seseorang sufi adalah tamu Tuhan di dunia ini, dan oleh
karena itu ia berhak mendapat sesuatu yang diberikan." 6

5
Abdul Qadir Jailani,Al-Ghunya li Thalibi Thariqil Haqq.

6
M. Abdurahman, "Maruf Al-Karkhi: A Sufi Master", International Journal of Middle
Eastern Studies, vol. 48, no. 3, 2016, pp. 417-432.

2
Ajaran tasawuf Maruf Al-Karkhi memiliki dampak yang signifikan
terhadap perkembangan spiritual umat Islam. Maruf Al-Karkhi juga
menekankan betapa pentingnya memiliki hubungan pribadi dengan Allah,
membangun sifat-sifat moral yang baik, dan mencapai penghancuran ego
dalam cinta Allah.Di dunia Islam, ajaran dan karya Maruf Al-Karkhi masih
menjadi sumber inspirasi untuk pengembangan diri dan pemahaman
tasawuf. 7

2. Abu Al-Hasan Surri Al-Saqti


Beliau bernama Abu al-Hasan Surri al-Muglisi al-Saqti. Dia adalah
seorang tokoh sufi terkenal di Bagdad dan adalah murid Ma'ruf al-Kahrki
dan paman al-Junaidi. Dia bekerja sebagai penjual barang bekas dan
meninggal pada tahun 253H/867M pada usia 98 tahun.
Ia terkenal dalam sejarah sufi sebagai orang pertama yang berbicara
tentang "tauhid". Dia juga menjadi imam di masjid Bagdad. "Kekuatan
paling dahsyat adalah nafsu, karena itu hendaklah kau mampu
mengendalikannya. Dan barang siapa tidak mampu mengendalikan
dirinya, niscaya dia lebih tidak mampu lagi mengendalikan orang lain",
katanya tentang pendidikan moral dan akhlak. Al-Saqti berpendapat bahwa
untuk pendidikan moral hingga tercapai keselamatan lahir dan batin, orang
harus menyendiri dari orang banyak dan mengkonsentrasikan perhatian
dan memusatkan tujuan. Jika pikiran dan perasaan seorang sufi
terkonsentrasi pada Tuhan, tabir antara mereka dan Tuhan hilang, dan
seorang sufi tidak akan merasakan atau berpikir apa pun selain wujud
Tuhan.
Menekankan betapa pentingnya pengalaman spiritual, agama, dan
hubungan yang mendalam antara manusia dan Tuhan. Tasawuf Al Hasan
suri al-Mugisial Saqti memberikan pesan dan ajaran yang relevan bagi

7
A. Green, "The Life and Teachings of Maruf Al-Karkhi", Journal of Islamic Studies, vol.
12, no. 2, 2001, pp. 145-165.

2
semua umat Islam melalui konsep seperti fana fillah, zikir, dan perbuatan
baik kepada sesama. Selain itu, ajaran tasawuf Al Hasan suri al-Mugisial
Saqti menekankan betapa pentingnya mengingat Allah atau berzikir
kepada-Nya untuk mencapai keberadaan spiritual yang lebih tinggi.
Dengan mengingat dan mencintai Allah secara teratur dengan
menggunakan nama-nama-Nya, zikir dapat membantu kita memahami
makna agama dan memperkuat hubungan spiritual kita dengan Tuhan. 8

3. Abu Sulaiman Al-Darani


Nama lengkapnya adalah Abu Sulaiman Abdurrahman bin Uthbah al-
Darani. Dia lahir di Daran, sebuah desa di dekat Damaskus, dan meninggal
pada tahun 215 H/830 H. Dia adalah murid Ma'ruf dan salah satu tokoh
sufi terkenal.
Al-Darani dikenal dalam sejarah sebagai salah satu sufi yang banyak
berbicara tentang ma'rifah dan hakikah. Menurut Abu Sulaiman al-Darani,
hukum dan syariah terkait erat. Dalam upayanya, dia menyatakan, "Selama
beberapa waktu aku tertimpa persoalan ini (para sufi), sementara aku tidak
bias menerimanya (menerimanya dengan yakin), kecuali disertai dua saksi
yang adil: al-Qur'an dan al-Sunnah."
Jadi, ajaran tasawuf Abu Sulaiman Al-Darani memberikan perspektif
penting tentang kehidupan spiritual Islam. Ia membantu orang Muslim
memahami Allah dengan lebih baik dan meningkatkan kehidupan spiritual
mereka melalui konsep zuhud, wara', dan kesederhanaan. Teori-teorinya
berfungsi sebagai landasan penting untuk perkembangan tasawuf, dan
doktrin-doktrinnya masih relevan hingga saat ini. 9

8
Al-Qushayri, Al-Qushayri’s Epistle on Sufism: Al-Risala al-Qushayriyya fi ’ilm al-
tasawwuf, translated by Alexander D. Knysh, Garnet Publishing Ltd, 2007.

9
Al-Qushayri, Abu al-Qasim. Al-Risalah: Principles of Sufism. Terjemahan oleh R. C.
Nicholson, Garnet Publishing, 2007.

2
4. Haris Al-Muhasibi
Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah al-Haris bin Asad al-Basri al-
Muhasibi. Dia lahir di Basrah pada tahun 165H/781M. Saat kecil, dia
pindah ke Bagdad untuk belajar hadits dan teologi. Di sana dia meninggal
pada 243H/857M. Ajaran dan tulisannya sangat dipengaruhi oleh ahli sufi
setelahnya, terutama Abu Hamid al-Ghazali.
Dia adalah seorang pakar usul dan akhlak yang terkenal. Al-Taftazani
mengatakan bahwa dia mungkin salah satu dari para sufi yang pertama kali
berbicara tentang moral dan hal-hal seperti jiwa, lautan, sabar, reda,
tawakal, takwa, takut, dan sebagainya. Suka mengadakan intropeksi, dia
digelari al-Muhasibi. Dalam hal ilmu, al-Qusyairi mengatakan bahwa dia
memiliki sifat wara' dan pergaulan yang baik.
Ajaran Haris Al-Muhasibi sangat membantu memahami dan
mempraktikkan tasawuf. Ia mengajarkan pentingnya introspeksi diri,
kemajuan spiritual yang terus-menerus, memahami Al-Quran dan hadits
dengan benar, dan menghadapi cobaan dengan cara yang baik. Dengan
mengikuti ajarannya, diharapkan kita dapat mencapai keselamatan jiwa
dan meningkatkan kesadaran spiritual. 10

5. Zu Al-Nun Al-Misri
Dengan nama lengkap Abu al-Faid Sauban bin Ibrahim Zu al-Nun al-
Misri.Dia lahir di Ekhmim, di wilayah Mesir Hulu, pada tahun
155H/770M. Dia telah menerima banyak guru dan telah melakukan banyak
pengembaraan di Arab dan Syiria. Dia ditangkap atas tuduhan membuat
bid'ah pada 214H/829M dan dikirim ke kota Bagdad untuk dipenjara.
Setelah dia diadili, khalifah meminta dia dibebaskan dan dikembalikan
ke Cairo. Dia meninggal di kota ini pada tahun 245H/860M, menurut
biografi para sufi. Pada masanya, dia terkenal karena ilmunya yang luas,
kerendahan hatinya, dan budi pekertinya yang baik.

10
"Islamic Online Bookstore." Dikutip dari situs www.islamiconlinebookstore.com

2
Dia dianggap penting dalam tasawuf karena dia adalah orang pertama
di Mesir yang membahas masalah awal dan maqamat para wali. Zu al-Nun
al-Misri juga mengatakan bahwa ada kecenderungan untuk
menghubungkan ma'rifah dengan syariah, mengatakan, "Tanda seorang
'arif itu ada tiga: cahaya ma'rifahnya tidak memudarkan cahaya sifat
wara'nya, secara batiniah tidak memegang ilmu yang menyangkal hokum
lahiriah, dan banyaknya karunia Allah tidak menjadikannya melanggar
tirai-tirai larangannya."
Ajaran zu al nun Al Misri tentang tasawuf adalah salah satu faktor
penting yang berkontribusi pada perkembangan tasawuf sebagai cabang
agama Islam. Melalui pemikirannya yang mendalam, ia mengajarkan
tentang pentingnya menghilangkan keegoisan dan menumbuhkan
kecintaan kepada Tuhan. Kesederhanaan, introspeksi, dan pengabdian
kepada Tuhan juga merupakan ajaran penting dari Al Misri. "Dalam
pencarianmu, jangan mencari cahaya di luar dirimu, karena sesungguhnya
11
cahaya itu ada dalam dirimu," kata Al Misri sendiri.

6. Abu Yazid Al-Bushtami


Dengan nama lengkap Abu Yazid bin Isa bin Syurusan al-Bustami, Dia
lahir di Bustam, di bagian Timur Laut Persia, sekitar tahun 200H/814M,
dan meninggal di sana pada tahun 261H/875M.
Sebelum mempelajari tasawuf, Abu Yazid belajar agama Islam dari
masbah Hanafi. Abu Yazid adalah seorang zahid yang sangat dihormati.
Di matanya, zahid adalah seseorang yang memutuskan untuk hidup di
dekat Allah. Kepribadiannya sangat menonjol di kalangan kaum sufi Persia
awal.
Tidak banyak orang sufi yang mengesankan sekaligus membingungkan
orang-orang sezamannya dan zaman- zaman sesudahnya. Abu Yazid lah
yang pertamakali menimbulkan paham fana' dan baqa' dalam tasawuf.

11
Kanzu al Asrar, zu al nun Al Misri

2
Yang biasanya dirujukkan kepada Abu Yazid sebaga ipembawanya
terdapat pula, ucapan-ucapannya tentang hidup kerohaniannya, yang
menjadi perhatian bagi pengagumnya, terutama dikalangan kaum syufi.
Misalnya: "Pertikaian para ulama adalah rahmat kecuali
dalam kehidupan".
Ajaran Tasawuf Abu Yazid Al Bustami memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang hubungan antara manusia dan Tuhan melalui
pengalaman spiritual yang mendalam. Umat Islam dapat memahami
pentingnya hidup sederhana, pengendalian diri, dan kedermawanan
melalui pemikiran dan pengajaran Abu Yazid Al Bustami.Ajaran-ajaran ini
masih relevan hingga hari ini. Mereka menjadi pedoman bagi umat Islam
untuk memperoleh pemahaman spiritual yang lebih baik. 12

7. Junaid Al-Bagdadi
Nama lengkapnya adalah Abu al-Qasim sl-Junaid bin Muhammad al-
Khazzaz al-Nihawandi. Dia adalah putra eorang pedagang dan keponakan
Surri al-Saqti serta teman akrab Haris. al-Musabihi. Dia meninggal di
Bagdad pada tahun 297H/910M.
Al-Junaid dikenal dalam sejarah tasawuf sebagai seorang sufi yang
banyak membahas tentang tauhid.
Menurut al-Junaid, tauhid yang adalah hasil dari fana' terhadap semua
yang selain Allah, ketika dia menyampaikan suatu hadits. Pendapatnya
jelas menunjukkan bahwa tauhid bentuk khusus yang didasarkan pada
kefanaan.dan tauhid kefanaan adalah pengetahuan yang dapat dicapai oleh
jiwa manusia dalam alam lain. Al-Junaid menandaskan bahwa tasawuf
berarti bahwa "Allah akan menyebabkan kau mati dari dirimu sendiri dan
hidup. di dalamNya." Dia menganggap tasawuf sebagai perjuangan dan
penyucian kejiwaan yang tak henti-hentinya.

12
Ahmad, Z., & Thohar, A. (2012). "Tasawuf, Genealogi Spiritualitas Islam". Jurnal
Tasawuf, Vol. 2(1), hlm. 77-98.

2
Ajaran tasawuf Juned al-Baghdadi menekankan betapa pentingnya
tauhid, zuhud, dan ma'rifat. Semua bentuk spiritualitas dan ibadah
didasarkan pada tauhid; zuhud adalah sikap hati yang tidak terikat oleh
dunia; dan ma'rifat adalah pengetahuan tentang Allah yang diberikan
langsung kepada manusia melalui wahyu atau ilham. 13

8. Al-Hallaj
Nama lengkapnya adalah Abu al-Mugis al-Husain bin Mansur bin
Muhammad al-Baidawi, lebih dikenal dengan nama al- Hallaj. Dia lahir
pada tahun 244H/858M di Tur.
Pada waktu umur 16 tahun ia pernah berguru kepada Sahl bin Abdullah
al-Tusturi, salah seorang tokoh sufi terkenal pada abad ke tiga hijriah.
Tetapi setelah dua tahun belajar kepadanya, dengan latihan-latihan berat,
ia pergi ke Basrah dan dari sini pergi ke Bagdadi.
Al-Hallaj adalah seorang alim dalam ilmu agama islam. sebagaimana
dikatakan oleh ibn suraij, ia adalah seorang yang hapal al-qur'an dan sarat
dengan pemahamannya, menguasai ilmu fiqh dan hadits, serta tidak
diragukan lagi keahliannya dalam ilmu tasawuf. dia adalah seorang zabid
yang terkenal pada masanya; dan banyak lagi sifat-sifat kesalehannya,
keahlian dan kepribadiaanya yang demikian itulah yang menjadikannya
mampu melahirkan karya- karya gemilang, terutama tentang tasawuf.
Penekanan pada pengalaman subjektif: Ajaran Al-Hallaj menggeser
fokus dari pengetahuan teoritis tentang Tuhan ke pengalaman subjektif
tentang Tuhan. Hal ini mendorong para sufi untuk lebih memperhatikan
pengalaman batiniah mereka dan mengembangkan praktik-praktik spiritual
yang dapat membawa mereka ke dalam pengenalan Tuhan
secara langsung.

9. Abu Bakar Syibli

13
al-Qusyairi, Abu al-Qasim. (1999). Al-Risala al-Qushayriyah. Beirut: Dar al-Fikr.

2
Nama lengkapnya Abu Bakr Dulaf bin Jahdar Al-Syibli. Keluarganya
berasal dari Khurasan, tetapi dia sendiri dilahirkan di Bagdad. Al-Syibli
meninggal pada tahun 334 H./946 M. Dalam usia 87 tahun.
Al-Syibli adalah srorang yang tidak pernah mengeluh menghadapi
kehidupan, dia hidup penuh kegembiraan. bagaimana sikap seseorang
dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat, dia berkata "Hidupla seperti
pohon kayu yang lebat buahnya, tumbuh di tepi jalan. Di lempar orang
dengan batu lalu dibalasnya dengan buah."
Kemudian tentang arti dan hakikat tasawuf dan sufi Al- Syibli
mengatakan: tasawuf ialah duduk bersama allah tanpa ada rasa duka". Dan
katanya pula "tasawuf adalah kehalusan yang membakar". Selanjutnya
katanya "sufi ialah orang yang terputus hubungannya dengan makhluk dan
senantiasa. berhubungan dengan khalik."dan katanya pula: "orang-orang
sufi ialah anak-anak kecil dalam pangkuan tuhan."
Ajaran Al-Syibli adalah sumber berharga bagi siapa saja yang tertarik
pada tasawuf atau spiritualitas secara umum. Wawasannya tentang hakikat
cinta, kemurnian hati, dan keterpisahan dari dunia dapat membantu kita
menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan memuaskan.14

C.TOKOH TASWUF TERKEMUKA PADA ABAD V HIJRIAH


1. Al-Qusyairi An-Naisabury
Nama lengkapnya adalah Abdul karim bin Hawazin bin Abdul Malik
bin Thalhah bin Muhammad An-Naisaburi, la lebih dikenal dengan nama
Abdul Karim Al-Qusyairi karena ia berasal dari keturunan kabilah Arab
Al-Qusyairi bin Ka'ab yang pindah ke kurasan pada masa dinasti
Umawi.[2] Al-Qusyairi, lahir tahun 376 H. di Istiwa, kawasan Nishafur,
salah satu pusat ilmu pengetahuan pada masanya. Disini lah ia bertemu
dengan gurunya, abu Ali Ad-Daqqaq, seorang sufi terkenal. Al-Qurairi
selalu menghadiri majelis gurunya dan dari gurunya itulah ia menempuh

14
The Meccan Revelations by Abu Bakar Al-Ashibi.

2
jalan tasawuf. Sang guru menyarankannya untuk pertama-tama
mempelajari syariat. Oleh karena itu, dia selalu mempelajari fiqih dari
seorang faqih, Abu Bakr Muhammad bin Abu Bakr Ath-Thusi (wafat tahun
405 H), dan mempelajari ilmu kalam serta ushul fiqih Abu Bakr bi Farauk
(wafat tahun 406 H).
Ajaran tasawuf Al-Qusyairi An-Naisabury didasarkan pada dua prinsip
utama, yaitu cinta dan penyerahan diri. Ia percaya bahwa cinta adalah jalan
menuju Allah, dan bahwa penyerahan diri adalah tujuan akhir dari
perjalanan spiritual. 15

2. Al-Harawi
Tokoh sufi yang lahir pada 396 H dan wafat pada 481 H/1088 M di
Herat ini mempunyai nama lengkap Abu Isma'il Abdullah bin Muhammad
bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Ali bin Ja'far bin Manshur bin
Matta al-Anshari al-Harawi. Adalah tokoh Khurasan, keturunan sahabat
Nabi SAW, yaitu Abu Ayyub al-Anshari ra. la juga seorang pemuka dalam
ilmu hadis, tafsir, bahasa, dan tasawuf dari kalangan mazhab Hambali
yang penuh semangat. Manazilus-Sa'irin hanyalah satu saja dari sekian
banyak karya yang sudah ditelorkan oleh tokoh yang penjelasannya
mengenai hakikat diakui paling lurus dan dapat diterima oleh masyarakat
awam maupun para spesialis.
Karya lain yang juga bemilai sastra tinggi adalah Munajat (Doa), yang
ditulis dalam prosa berirama bahasa Persia, yang diselang-seling dengan
beberapa sajak yang dipergunakannya untuk mencurahkan cintanya,
dambanya, dan nasihatnya. Karya yang bahkan dihargai oleh kaum Hindu
di India ini menjadi literatur doa andalan di dunia berbahasa Persia.
Perkembangan tasawuf Sunni, khususnya tasawuf Hanbali. Ajaran Al-
Harawi menekankan pentingnya ilmu, cinta, dan penyucian hati dalam
jalan spiritual. 16

15
Al-Munqidh min al-Dalal, sebuah karya tentang Tasawuf.
16
Al-Ta’arruf li Madhhab Ahl al-Tasawuf.

2
3. Al-Ghazali
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin
Muhammad bin Ta'us Ath-Thusi Asy-Syafi'l ΑΙ- Ghazali. Secara singkat
dipanggil Al-Ghazali atau Abu Hamid Al- Ghazali. la dipanggil Al-Ghazali
karena dilahirkan di Ghazlah, suatu kota di Khurasan, Iran, pada tahun 450
Hijriah (1085 M), tiga tahun setelah kaum Saljuk mengambil alih
kekuasaan di Baghdad.[5] Setelah mengabdiakn diri untuk ilmu
pengetahuan, menulis dan mengajar, maka pada usia 55 tahun al-Ghazali
meninggal dunia di kota kelahirannya, Tus, pada tanggal 14 Jumadil Akhir
505 H /19 Desember 1111M, dalam pangkuan saudaranya Ahmad al-
Ghazali.
Ajaran-ajaran tasawuf al-Ghazali diantaranya:
a) Ma'rifah.
Di dalam tasawufnya al-Ghazali memilih tasawuf sunni yang
berdasarkan al-qur'an dan sunnah ditambah dengan doktrin ahlussunnah
wal jamaah. Dari faham tasawufnya itu, ia menjauhkan semua
kecenderungan gnotis yang mempengaruhi para filosof Islam, sekte
Ismailiyyah, aliran Syi'ah, dan lain-lainnya. Mengenai ma'rifah,
menurutnya, adalah mengetahui rahasia Allah dan mengetahui peraturan-
peraturan tuhan tentang segala yang ada. Alat memperoleh ma'rifah
bersandar pada sirr, qalb, dan ruh. Qalb dapat mengetahui hakekat segala
yang ada. Jika dilimpahi cahaya tuhan, qalb dapat mengetahui rahasia-
rahasia tuhan dengan sirr, qalb dan ruh yang telah suci dan kosong, tidak
berisi apapun. Saat itulah ketiganya akan menerima iluminasi (kasyf) dari
Allah. Pada waktui tu pulalah, Allah menurunkan cahaya -Nya kepada sang
sufi sehinnga yang dilihat sang shufi hanyalah Allah. Di sini, sampailah ia
ketingkat ma-rifah. Ma'rifah seorang shufi tidak dihalangi hijab,
sebagaimana ia melihat si Fulan ada di rumah dengan mata kepalanya
sendiri. Ringkasnya, ma'rifah menurut al-Ghazali tidak seperti ma'rifah
menurut orang awam maupun ma'rifah. ulama mutakallimin, tetapi

2
ma'rifah shufi yang dibangun atas dasar dzauq ruhani dan kasyf ilahi.
Ma'rifah seperti ini dapat dicapai oleh para khawwas auliya tanpa melalui
perantara, langsung dari Allah.
b). As-Sa'adah.
Menurut al-Ghazali kelezatan dan kebahagian. yang paling tinggi
adalah melihat Allah. Di dalam kitab kimiya as-sa'adah, ia menjelaskan
bahwa as-sa'adah (kebahagian) itu sesuai dengan watak /tabiat, sedangkan
watak sesuatu itu sesuai dengan ciptaannya. Nikmatnya mata terletak
ketika melihat gambaryang bagus dan indah, nikmatnya telinga terletak
ketika mendengar suara yangmerdu. demikian jga seluruh anggota tubuh,
masing-masing kenikmatan tersndiri. Kenikmatan hati sebagai alat
memperoleh ma'rifah- terletak ketika melihat Allah. Melihat Allah
merupakam kenikmatan yang paling agung yang tiada taranya karena
ma'rifah itu sendiri agung dan mulia.

D. TOKOH TASAWUF TERKEMUKA PADA ABAD VI HIJRIAH


1. Ibnu Arabi
Nama lengkapnya Muhammad ibn Ali ibn Ahmad ibn. Abdullah ath-
Thai' al-Haitami. la lahir di Murcia, Andalusia tenggara, Spanyol, pada
tanggal 17 Ramadhan tahun 560 H / 28 Juli 1163 M, dari keluarga
berpangkat, hartawan, dan ilmuan. Tahun 620 H, ia tinggal di Hijaz dan
meninggal di sana pada tanggal 28 Rabi'ul akhir 638 H/16 November 1240
M. Namanya biasa disebut tanpa "al" (bukan Ibn al-Arabi) untuk
membedakan dengan Abu Bakar Ibn al-Arabi, seorang qodhi dari sevilla
yang wafat tahun 543 H. di Sevilla spanyol ia mempelajari al-qur'an, hadits
serta fiqih pada sejumlah murid seorang faqih Andalusia terkenal, yakni
Ibn Hazm az-Zahiri.
Diantara karya monumentalnya adalah Al-Futuh alMakiyah yang
ditulis pada tahun 1201 tatkala ia sedang menunaikan ibadah haji. Karya
lainnya adalah Turjuman al-Asywaq yang ditulisnya untuk mengenang
kecantikan, ketaqwaan dan kepintaran seorang gadis cantik dari keluarga

2
seorang shufi dari Persia. Karya lainnya: Masyahid al-Asrar, mathali' al-
anwar al- ilahiyyah, hilyat al-abdal, al-ma'rifah al-ilahiyah, al-isra' ila
maqam al-atsna, muhadharat al-abrar, kitab al-akhlaq, dan lain- lain.
Ajaran tasawuf Ibnu Arabi didasarkan pada dua konsep utama, yaitu
wahdatul wujud dan insan kamil. Wahdatul wujud adalah konsep yang
menyatakan bahwa semua wujud adalah satu wujud, yaitu wujud Allah.
Insan kamil adalah manusia yang telah mencapai kesempurnaan spiritual.
Insan kamil adalah manusia yang telah menyatu dengan Allah.

2. Abdul Karim Al-Jilli


Nama lengkapnya Abdul Karim ibn Ibrahim al-Jilli. la lahir pada tahun
767 H/1365 M. di Jllan (Gilan), sebuah propinsi di sebelah selatan Kaspia
dan wafat pada tahun 805 H/1417 M. (riwayat lain tahun 1403 M). Nama
al-Jilli diambil dari tempat kelahirannya di Gilan. la adalah seorang shufi
terkenal dari Baghdad. Riwayat hidupnya tidak banyak diketahui oleh para
ahli sejarah, tetapi sebuah sumber mengatakan bahwa ia pemah melaukan
perjalanan ke India tahun 1387 M. kemudian belajar. tasawuf di bawah
bimbingan Abdul Qadir al-Jaelani, seorang pendiri dan pemimpin tarekat
Qadiriyah yang sangat terkenal.di samping itu berguru pula kepada Syeikh
Syarafuddin Ismail ibn Ibrahim al-Jabarti di Jabid (Yamano tahun 1393-
1403 M.)
Kitab al-Jilli yang terkenal yang menggambarkan ajaran tasawufnya,
khususnya tentang konsep al-insan al-kamil (mansia sampurna) berjudul
Al-insan al-kamil fi ma'rifah al-awakhir wa alawali (dua juz untuk satu
buku, yang memuat 63 bab: 41 bab untuk juz pertama dan 22 bab untuk juz
kedua). Kitab ini menurutnya, ditulis berdasarkan intruksi Allah yang
diterimanya melalui ilham.
Ajaran tasawuf al-Jilli didasarkan pada konsep wahdatul wujud, yaitu
konsep yang menyatakan bahwa semua wujud adalah satu wujud, yaitu

2
wujud Allah. Segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik makhluk
maupun alam semesta itu sendiri, hanyalah manifestasi dari wujud Allah.17

3. Suhrawardi
Nama beliau selengkapnya adalah Umar bin Muhammad bin Abdullah
bin Muhammad Suhrawardi. la adalah seorang ahli fiqh yang terkemuka
dalam madzhab syafi'l, seorang yang solih dan wara', banyak berijtihad
dalam urusan ibadat dan thariqat, terkenal di Irak sebagai orang yang
sangat alim dan arif, berkelakuan baik, mempunyai sifat-sifat yang mulia,
sehingga ia dimasukkan kedalam golongan wali.
Karya-karya Suhrawardi
Suhrawardi adalah sosok pemuda yang cerdas, kreatif, dan dinamis. la
termasuk dalam jajaran para filosof-sufi yang sangat produktif sehingga
dalam usianya yang relatif pendek itu ia mampu melahirkan banyak karya.
Hal ini menunjukkan kedalaman pengetahuannya dalam bidang filsafat dan
tasawuf yang ia tekuni.
Dalam konteks karya-karyanya ini, Hossein Nasr mengklasifikasikan-
nya menjadi lima kategori sebagai berikut:
a) Memberi interpretasi dan memodifikasi kembali ajaran peripatetik.
Termasuk dalam kelompok ini antara lain kitab: At-Talwihat al-Lauhiyyat
al-'Arshiyyat, Al-Muqawamat, dan Hikmah al-'Ishraq.
b) Membahas tentang filsafat yang disusun secara singkat. dengan bahasa
yang mudah dipahami Al-Lamahat, Hayakil al-Nur, dan Risalah fi al-
'Ishraq.
c) Karya yang bermuatan sufistik dan menggunakan lambang yang sulit
dipahami Qissah al-Ghurbah al Gharbiyyah, Al-'Aql al-Ahmar, dan
Yauman ma'a Jama'at al-Sufiyyin.
d) Karya yang merupakan ulasan dan terjemahan dari filsafat klasik:
Risalah al-Tair dan Risalah fi al-'Ishq.

17
Tasawuf Al-Jilli: Telaah Filosofis, oleh M. Amin Syukur

2
e) Karya yang berupa serangkaian do'a yakni kitab Al-Waridatal wa al-
Taqdisat.
Banyaknya karya ini menunjukkan bahwa Suhrawardi benar-benar
menguasai ajaran agama-agama terdahulu, filsafat kuno dan filsafat Islam,
la juga memahami dan menghayati doktrin-doktrin tasawuf, khususnya
doktrin- doktrin sufi abad III dan IV H. Oleh karena itu tidak.
mengherankan bila ia mampu menghasilkan karya besar serta
memunculkan sebuah corak pemikiran baru, yang kemudian dikenal
dengan corak pemikiran mistis-filosofis (teosofi).

4. Ibnu Al-Farid
Nama lengkapnya Syarifuddin 'Umar Abu Al Hasan 'Ali. Lahir di Cairo
tahun 576 H/1181 M dan meninggal tahun 632 H/1233 M. Beliau adalah
sufi cinta Illahi yang paling menonjol, uang mendedikasikan hidupnya
untuk cinta dan menjadikan sebagai poros utama puisi puisinya.
Menurutnya, seorang pecinta hanya dapat menyaksikan kekasihnya, Alloh
SWT, lewat fana' dari segala pesona serta daya tarik kehidupan dunia,
bahkan surga dan nikmat kehidupan akhirat. Paham tersebut menjadi titik
tolak pahamnya tentang kesatuan berdasarkan penyaksian, qutb dan
kesatuan kesatuan agama. Kesatuan, menurutnya, bukan berarti suatu
wujud telah menyatu dengan Wujud YME, tetapi bermakna penyatuan
dengan penyaksian Wujud YME.
Ajaran tasawuf Ibnu Al-Farid didasarkan pada konsep cinta, yaitu cinta
kepada Allah. Cinta adalah kekuatan yang dapat menyatukan manusia
dengan Allah. Cinta juga dapat membantu manusia untuk mengatasi segala
rintangan dalam perjalanan spiritualnya. 18

5. Jalaluddin Al-Rumi

18
Al-Farid dan Konsep Cinta, oleh A. Khoirul Umam

2
Nama lengkapnya Jalaluddin Muhammad Bin Muhammad Al Balkhi
Al Qunuwi. Lahir di Balkh tahun 604 H/1217 M dan meninggal tahun 672
H/1273 M di Qunyah. Beliau dipandang sebagai pendiri tarekat al jalaliah
atau al maulawiah, tarekat ini masih bisa didapatkan di daerah Turki dan
syiria. Beliau merupakan sufi yang menganut faham kesatuan wujud yang
didasari atas teori fana' sebagaimana sufi sufi sebelumnya. Beliau juga
berpendapat tentang nur muhammad yang menjadi dasar ma'rifah semua
nabi ataupun wali. Beliau juga seorang sufi yang diliputi rasa cinta
sehingga mengantarkannya kepada kefanaan ataupun
penyaksian kesatuan.

2
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ajaran pokok Taswuf adalah: Wara" yaitu: Menjauhkan diri dari segala
yang buruk. Zuhud ialah: Menghilangkan segala keinginan yang bersifat
duniawi. Faqr ialah: Tidak membutuhkan dunia. Al-Ridha/Ridha ialah:
tidak menentang qada dan qadar Allah SWT.
Tokoh-Tokoh Tasawuf pada abad ke I da ke II Hijriyah ialah: Hasan
Al- Basri, Ibrahim bin Adham, Sufyan Al-Sauri, dan Robi'ah Al-
Adawiyah. Tokoh-tokoh Tasawuf terkemuka abad ke III dan ke IV
Hijriyah adalah: Maruf Al-Karhi, Abu Al-Hasan Surry Al-Saqti, Abu
Sulaiman Al-Darani, Haris Al- Muhsibi, Zu Ainun Al-Misri, Abu Yazid
Al- Bustami, Junaid Al-Bagdadi, Al-Hallaj, Abu Bakar Al-Syibli.
Tokoh-tokoh Tasawuf terkemuka abad ke V Hijriyah ialah: Al-
Qusyairi, Al-Hawari, Al- Ghazali Tokoh-tokoh Taswuf terkemuka abad ke
VI Hijriyah adalah: Al-Suhrawardi, ibn „Arabi, Abd Al-Karim Al-Jilli, Ibn
Al-Farid, Jalaludin Al-Rumi.
Manfaat mepelajari tasawuf adalah: dapat selalu mengingatkan
manusia kepada kematian, membantu manusia dalam membersihkan diri
dari pengaruh materi, mempertinggi akhlak manusia, dan dapat
menenangkan dan menentramkan hati.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat dijadikan pandangan, fikiran yang
nantinya dapat dijadikan sebuah referensi tentang keteladanan tokoh-tokoh
Tasawuf terkemuka yang memiliki tabiat yang baik dalam perjalanan
hidupnya.

2
Untuk pembaca dan penulis hendaknya dapat mencontoh para sufi
yang keilmuan dan kepribadiannya patut kita teladani dan kita dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari mengenai sifat-sifat para
tokoh-tokoh Tasawuf. Semoga dengan adanya mempelajari ilmu tasawuf
dapat bermanfaat dan membawa kita ke yang lebik baik lagi yang diridhoi
Allah SWT. Aamiin

2
DAFTAR PUSTAKA

1. Amru Khalid, "Hasan al-Basri: The Spiritual Legacy of a Great


Islamic Scholar", sufiway.com. Diakses pada 20 Juni 2022.
2. Farid Abdul Sattar, "Memoirs of the Saints: Al-Hasan al-Basri
(d.110AH/728 CE)", seekersguidance.org. Diakses pada 20 Juni
2022.
3. Rebbe Nachman, 2019. Ibrahim bin Adham: A Model for us in Our
Times. Chabad.org. Available at:
https://www.chabad.org/library/article_cdo/aid/4320145/jewish/Ib
rahim-bin-Adham.htm [Diakses pada 5 Juli 2021].
4. Khadim al-'Alawi, Syekh. (2007). "Risalah al-Ma'na". Marrakech:
Dar al-Alwyn.
5. Abdul Qadir Jailani,Al-Ghunya li Thalibi Thariqil Haqq
6. M. Abdurahman, "Maruf Al-Karkhi: A Sufi Master", International
Journal of Middle Eastern Studies, vol. 48, no. 3, 2016, pp. 417-
432.
7. A. Green, "The Life and Teachings of Maruf Al-Karkhi", Journal
of Islamic Studies, vol. 12, no. 2, 2001, pp. 145-165.
8. Al-Qushayri, Al-Qushayri’s Epistle on Sufism: Al-Risala al-
Qushayriyya fi ’ilm al-tasawwuf, translated by Alexander D.
Knysh, Garnet Publishing Ltd, 2007.
9. Al-Qushayri, Abu al-Qasim. Al-Risalah: Principles of Sufism.
Terjemahan oleh R. C. Nicholson, Garnet Publishing, 2007.
10. "Islamic Online Bookstore." Dikutip dari situs
www.islamiconlinebookstore.com
11. Kanzu al Asrar, zu al nun Al Misri
12. Ahmad, Z., & Thohar, A. (2012). "Tasawuf, Genealogi Spiritualitas
Islam". Jurnal Tasawuf, Vol. 2(1), hlm. 77-98.
13. al-Qusyairi, Abu al-Qasim. (1999). Al-Risala al-Qushayriyah.
Beirut: Dar al-Fikr.

2
14. The Meccan Revelations by Abu Bakar Al-Ashibi
15. Al-Munqidh min al-Dalal, sebuah karya tentang Tasawuf.
16. Al-Ta’arruf li Madhhab Ahl al-Tasawuf.
17. Tasawuf Al-Jilli: Telaah Filosofis, oleh M. Amin Syukur
18. Al-Farid dan Konsep Cinta, oleh A. Khoirul Umam
19. Asmaran, Pengantar Study Tasawuf. Jakarta:PT Raja GFrafindo
Persada, 2002.
20. Labib, Memahami Ajaran Tasawuf, Surabaya, Bintang Usaha Jaya,
2001.
21. Munir Amin Samsul, Ilmu Tasawuf, Jakarta, Amzah, 2012.
22. http://santoson111.blogspot.co.id/2015/02/tokoh-tokoh-tasawuf-d-
isusun diunduh pada tanggal 25 Januari 2016 pukul 14.15.

You might also like