5 Demokrasi Yang Pernah Berlaku Di Indonesia Sejak 1945 Sampai Sekarang

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

5 Demokrasi yang Pernah Berlaku di Indonesia Sejak

1945 Sampai Sekarang

Indonesia, dalam masa kemerdekaan lebih dari 70 tahun telah mengalami


berbagai masa pasang surut politik. Ketika pasang surut politik tersebut, konstitusi
yang pernah berlaku di Indonesia juga beberapa kali mengalami perubahan. Mulai
dari berlakunya UUD 1945, UUD RIS, UUDS 1950, sampai kembali lagi kepada UUD
1945. Di mana pelaksanaan UUD 1945 sendiri meskipun diakui sebagai sebuah
konstitusi tidak selalu dilaksanakan secara penuh. Demokrasi yang secara umum
mempunyai arti pemerintahan yang berasal dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat
dinyatakan sebagai dasar penyelenggaraan pemerintahan. Demokrasi ini
mempunyai unsur-unsur budaya demokrasi, antara lain :

 Adanya partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Faktor


yang mempengaruhi partisipasi politik terutama.
 Adanya pengakuan terhadap supremasi hukum. Maksudnya negara demokrasi adalah
negara yang menjunjung tinggi hukum dalam penyelenggaraan pemerintahannya,
sehingga segala sesuatu diselesaikan secara hukum yang berkeadilan.
 Adanya kesamaan antar warga negara. Siapapun dan apa pun kedudukan semuanya
mempunyai hak dan kewajiban warga negara yang sama.
 Adanya asas kemerdekaan mengemukakan pendapat secara lisan maupun tulisan,
kebebasan berekspresi, berkumpul dan berserikat.

Berdasarkan unsur demokrasi yang pernah berlaku di Indonesia dan sejarah


perubahan pleaksanaan UUD atau konstitusinya, demokrasi yang pernah berlaku di
Indonesia juga beberapa kali mengalami perubahan. Demokrasi yang disesuaikan
dengan konstitusi yang digunakan dan pemipimpin negara pada saat itu. Inilah
beberapa demokrasi yang pernah berlaku di negara Indonesia, sebagai berikut:

1. Demokrasi Liberal / Parlementer


Tahun 1949, setelah Konfrensi Meja Bundar, Indonesia resmi menjadi negara RIS.
Konsitusi yang digunakan adalah Konstitusi atau UUD RIS. Setahun kemudian,
dengan penuh tekad pembubaran RIS dilaksanakan dan kembali ke NKRI. Namun,
dirasakan UUD 1945 tidak relevan lagi digunakan. Oleh sebab itu, diberlakukan
Undang-Undang Dasar Sementara mulai 17 Agustus 1950. UUDS diberlakukan
dengan waktu yang tidak tentu sampai Dewan Konstituante yang dibentuk presiden
berhasil merumuskan konstitusi baru. Dari sinilah Indonesia menganut demokrasi
liberal atau demokrasi parlementer. Menurut Kamus Oxford, demokrasi liberal adalag
demokrasi yang representatif pada perwakilan rakyat dalam penyelenggaraan
pemerintahan, namun mengakui hak individu dan kebebasannya. Sedangkan menurut
kamus Cambridge, demokrasi liberal adalah demokrasi yang berdasarkan prinsip
liberalisme atau paham kebebasan pada pemerintahannya. Ciri-ciri demokrasi
liberal di Indonesia adalah :

1. Menganut paham demokrasi, Sejak pertama kali Indonesia memproklamasikan


kemerdekaannya, dipastikan bahwa negara Indonesia adalah negara demokrasi.
Dibuktikan dengan adanya konstitusi yang memberikan kebebasan berpendapat,
berserikat, dan berkumpul kepada warga negaranya.
2. Memiliki lembaga perwakilan rakyat, Sejak diberlakukannya UUDS 1950, Indonesia
memiliki DPR meskipun baru sementara.
3. Kekuasaan tidak berpusat pada satu titik- Kekuasaan pemerintah tidak berpusat
kepada presiden atau lembaga tertentu. Semua mempunyai hak dan kebebasan yang
sama dalam menentukan kebijakan pemerintah.
4. Tidak menganut sistem presidensial- Kabinet yang berlaku adalah kabinet
parlementer. Di mana kepala pemerintahan dipegang perdana menteri, sedangkan
presiden hanya sebagai kepala negara.
5. Keputusan berdasarkan suara mayoritas- Apapaun kebijakan pemerintah,
diputuskan berdasarkan suara terbanyak atau suara mayoritas dalam parlemen atau
voting.
6. Adanya pemilu- Ciri bahwa Indonesia menganut demokrasi salah satunya
diadakannya pemilu. Pemilu pada akhirnya diselenggarakan pada tahun 1945 dengan
banyak peserta pemilu sehingga tidak menghasilkan suara mayoritas.
7. Banyak partai politik- Banyaknya partai politik termasuk ciri dominan demokrasi
liberal yang memang memegang teguh kebebasan individu. Saat itu siapa saja
berhak menyalurkan aspirasinya melalui partai politik dan mendirikannya dengan
persyaratan mudah.

Kabinet yang pernah memimpin dalam masa demokrasi liberal di Indonesia, yaitu:

1. Kabinet Natsir, bekerja dalam parlemen mulai 7 September 1950 sampai 21 Maret
1951
2. Kabinet Soekiman, bekerja dalam kabinet 27 April 1951 sampai 3 Febuari 1952
3. Kabinet Wilopo, bekerja dalam kabinet mulai 3 April 1952 sampai 3 Juni 1953
4. Kabinet Ali Sastroamidojoyo dan Wongso, mulai bekerja dalam cabinet 1 Agustus
1953 sampai 24 Juli 1955
5. Kabinet Burhanudin Harahap, yang bekerja dalam parlemen mulai 1955 sampai 1957
6. Kabinet Ali Satroamidjoyo, yang bekerja dalam parlemen mulai 24 Maret 1957
7. Kabinet Dijuanda, merupakan kabinet terakhir dalam parlemen yang bekerja mulai 9
April 1957 sampai 10 Juli 1959.

Demokrasi liberal berakhir di Indonesia dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli


1959. Dekrit yang salah satu isinya menyatakan kembali kepada UUD 1945 itu,
otomatis menyatakan bahwa demokrasi liberal berakhir. Di dalam UUD 1945
Indonesia tidak menganut sistem kabinet parlementer. Penyebab berakhirnya
demokrasi liberal di Indonesia, yaitu :

 Pemberontakan di berbagai wilayah Indonesia karena ketidakpuasan dengan


penyelenggaraan pemerintahan. Contoh pemberontakan-pemberontakan tersebut
yaitu Pemberontakan PRRI, Permesta di Sulawesi, Pemberontakan PKi di Madiun,
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, dan sebagainya.
 Pembangunan tidak berjalan stabil karena tidak ada kabinet yang benar-benar
bekerja efektif. Ini akibat dari kabinet yang sering berganti.
 Dewan Konstituante gagal membentuk konstitusi baru.
 Secara politik, ekonomi, dan persatuan bangsa terancam karena setiap kelompok
bebas mementingkan kelompoknya sendiri.
 Penyimpangan demokrasi liberal, tidak sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia.

2. Demokrasi Terpimpin
Setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden tahun 1959, Indonesia kembali kepada UUD
1945. Namun, pada masa ini tidak sepenuhnya dilaksanakan. Presiden yang
sebelumnya sudah mengeluarkan pernyataan tentang demokrasi terpimpin pada saat
sidang Dewan konstituante tahun 1957, melaksanakan idenya. Beberapa ciri
demokrasi terpimpin yang dilaksanakan di Indonesia, yaitu :

1. Adanya perwakilan rakyat dan sistem pemerintahan presidensil


Adanya perwakilan rakyat menunjukkan pada masa ini sistem pemerintahan
demokrasi tetap dilaksanakan meskipun dengan gaya berbeda. MPRS dan DPAS
dibentuk tidak berdasarkan pemilihan umum, namun anggotanya ditunjuk langsung
oleh Presiden Sukarno. Sedangkan ciri-ciri pemerintahan presidensil dibentuk
mengikuti UUD 1945 dan mengingat kabinet parlemnter gagal memenuhi tugas dan
tanggungjawabnya.

2. Kedudukan presiden sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara


Hal ini sesuai dengan UUD 1945 bahwa presiden adalah kepala negara dan kepala
pemerintahan. Presiden juga membentuk kabinet kerja, di mana para menteri
bertanggungjawab kepadanya.

3. Kekuasaan presiden tak terbatas


Kalau yang disebutkan di atas adalah ciri demokrasi secara umum yang
dilaksanakan pada periode ini, maka kekuasaan presiden tak terbatas merupakan
ciri khas demokrasi terpimpin yang ada di Indonesia. Presiden mempunyai
kekuasaan hampir tanpa batas. Presiden menunjuk anggota DPRS, DPAS, dan MPRS
sekaligus ketuanya. Sementara para ketua lembaga negara tersebut juga menjabat
sebagai menteri di bawah presiden. Sehingga secara tidak langsung presiden
menguasai semua lembaga negara. Bahkan presiden dapat membubarkan DPRGR
ketika tidak menyetujui RAPBN yang disusun oleh pemerintah.
4. Dibentuknya poros Nasakom
Padahal jelas dalam UUD 1945, Indonesia tidak mengakui komunis yang tidak
beragama dan tidak memeprcayai adanya Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pelaksanaanya membuat benturan antar kelompok dalam masyarakat semakin
tajam.

5. Penyederhanaan partai
Fungsi partai politik yang sangat banyak disederhanakan meskipun pemilihan umum
belum akan diadakan kembali. Penyederhanaan partai ini dibuat dengan maksud
memudahkan dan memperkecil pengaruh antar kelompok dan golongan. Beberapa
partai dibubarkan juga karena mempunyai pikiran yang tidak sejalan dengan
presiden. Salah satunya adalah pembubaran Masyumi.

6. Peran serta ABRI dalam politik


ABRI yang awalnya mempunyai tugas, peran, dan wewenang dalam pertahanan dan
keamanan negara diberikan peran sosial politik juga. Angkatan Darat termasuk yang
mempunyai peran besar di sini. Peran dan fungsi ABRI yang demikian selanjutnya
mempertajam konflik politik.

Puncaknya setelah pemberontakan G30S/Pki, presiden mengeluarkan Supersemar


(Surat Perintah Sebelas Maret). Kekuasaan demokrasi terpimpin berakhir karena
beberapa penyebab antara lain :

 Demokrasi terpimpin tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, Pancasila dan UUD
1945.
 Situasi politik dan terutama ekonomi yang memburuk. Dengan harga semakin tinggi
sementara ketersediaan kebutuhan pokok sangat sulit.

3. Demokrasi Pancasila Masa Orde Baru


Berakhirnya masa demokrasi terpimpin dan demokrasi liberal, yang banyak disebut
sebagai sistem pemerintahan orde lama, Indonesia mempounyai harapan baru.
Pemerintahan selanjutnya dikenal sebagai pemerintahan orde baru. Pemerintahan ini
di awal bertekad akan menjalankan Pancasila secara murni dan konsekuen. Ciri
pelaksanaan demokrasi pada masa ini adalah :

1. Pemerintahan presidensil
Masa ini presiden tetap mempunyai tugas dan wewenang sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan dengan kekuasaan tidak tak terbatas. Ada konstitusi dan UU di
bawahnya yang membatasi. Presiden membentuk kabinet kerja yang
bertanggungjawab kepadanya untuk membantu menjalankan peyelenggaraan
pemerintahan.

2. Penyederhanaan partai dan pelaksanaan pemilu


Adanya partai sebagai sarana aspirasi rakyat tetap ada, namun dibatsi hanya ada3
partai yaitu PPP, Golkar, dan PDI. Partai ini ditegaskan harus menggunakan
Pancasila sebagai ideologinya. Fungsi pemilu juga diadakan setiap 5 tahun sekali
untuk memilih para wakil rakyat yang akan duduk di lembaga-lembaga negara.
3. Adanya lembaga negara
Lembaga negara dibentuk berdasarkan hasil pemilihan umum yang berdasarkan asas
pemilu dan berlangsung 5 tahun sekali. Pemilu pertama pada tahun ini dilaksanakan
pertama kali tahun 1967. Tugas lembaga negara tersebut adalah MPR, DPR, BPK,
DPA, dan lembaga peradilan yang tugas dan wewenangnya tercantum dalam UUD
1945. Meskipun pada pelaksaannya, kekuasaan presiden yang saat itu dipegang Oleh
Presiden Suharto, masih sangat besar terhadap lembaga negara.

4. Pelaksanaan daerah otonomi

Pada masa ini Indonesia terdiri dari 27 propinsi termasuk Timor-Timur. Sistem yang
digunakan antara pemerintah pusat dan daerah adalah desentralisasi.

Pemerintaha orde baru berakhir tahun 1998, ditandai dengan demo mahasiswa dan
turunnya Presiden Suharto dan digantikan oleh BJ Habibie yang menjabat
sementara. Penyebab berkhirnya demokrasi Pancasila era ini adalah :

 Korupsi, kolusi, dan nepotisme yang semakin merajalela


 Tidak terlaksananya landasan hukum persamaan kedudukan warga negara
 Kekuasaan ABRI yang semakin besar
 Pertumbuhan ekonomi yang juga semakin memburuk

4. Demokrasi Pancasila Era Reformasi


Kekuasaan pemerintahan prde baru berakhir. Presiden baru, K.H. Abdurrahman
Wahid dipilih secara demokrasi oleh sidang DPR/MPR tahun 1999. Selanjutnya,
demokrasi Pancasila dilaksanakan dengan versi baru dengan harapan Indonesia
menjadi lebih baik. Ciri demokrasi Pancasila masa ini adalah:

1. Pemilu Langsung
Pelaksanaan pemilu secara langsung untuk memilih presiden dan wakil presiden
serta memilih wakil rakyat yang akan duduk di MPR. DPR,DPD. Pelaksanaan pemilu
ini juga berlaku untuk pemilihan kepala daerah dan anggota DPRD. Asas-asas
pemilu langsung baru dilaksanakand an diperkenalkan pada era ini.

2. Amandemen UUD 1945


Perubahan pada UUD 1945 menjadi lebih terperinci dengan menghapuskan bab
penjelas. Sementara pembukaan UUD 1945 tidak diubah.

3. Pengembalian tugas ABRI


Pada masa ini tugas ABRI dikembalikan seperti semula, yaitu pertahanan dan
keamanan negara. Tidak ada lagi keterlibatan ABRI secara langsung dalam politik,
mereka harus bersikap netral. ABRi kemudian berganti nama menjadi TNI dan
dipisahkan lembaganya dengan Kepolisian, dengan tugas dan wewenang masing=-
masing yang diatur dalam Undang-Undang.
Dalam pelaksanaannya masih banyak terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945,
seperti korupsi yang semakin mengakar kuat di segala bidang. Pembangunan juga
belum merata. Kesenjangan sosial masih sangat dirasakan, terutama bagi
masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Namun, harapan masyarakat terhadap
masa ini selalu ada. Dengan bercermin terhadap sejarah, semoga sejarah kelam
tidak pernah terulang kembali dan tujuan pembangunan nasional segera terwujud.
Demikian pembahasan mengenai demokrasi yang pernah berlaku di Indonesia,
semoga bermanfaat.

You might also like