Professional Documents
Culture Documents
Mekanisme Kerja Lambung
Mekanisme Kerja Lambung
PBL C05
SKENARIO
Saat kuliah pagi, mahasiswa A usia 19 tahun, merasa
mual, kembung dan nyeri ulu hati. Oleh temannya
dia diantar ke poliklinik kampus. Setelah dilakukan
pemeriksaan oleh Dokter, ia didiagnosis menderita
gangguan lambung. Mahasiswa tersebut setiap
harinya jarang sarapan pagi dan supaya tidak
mengantuk di kelas dia sering minum kopi.
Mahasiswa 19 tahun mengeluh nyeri ulu hati,
kembung, dan merasa mual
RUMUSAN
MASALAH
Mahasiswa 19 tahun tersebut mengalami
penyakit lambung
HIPOTESIS
1. Mahasiswa mengetahui makroskopik dan mikroskopik
dari organ lambung
2. Mahasiswa mengetahui vaskularisasi dan persarafan,
dan getah bening lambung
3. Mahasiswa mengetahui fisiologi lambung SASARAN
4. Mahasiswa mengetahui 4 proses dasar pencernaan
5. Mahasiswa mengetahui pencernaan pada lambung
BELAJAR
6. Mahasiswa mengetahui enzim-enzim pencernaan
(lambung)
7. Mahasiswa mengetahui hubungan sarapan dan
minum kopi pada penyakit lambung
MAKROSKOPIS
LAMBUNG
Vaskularisasi Lambung
ARTERI LAMBUNG
Curvatura minor : A. gastrica
sinistra dan A. gastrica dextra
Curvatura major : A.
gastroomentalis sinistra dan A.
gastroomentaslis dextra (suplai
ke omentum majus)
Fundus : Aa gastrici breves
Posterior : A. gastrica posterior
Vaskularisasi Lambung
VENA LAMBUNG
Curvatura minor : V. gastrica
sinistra dan V. gastrica
dextra
Curvatura major : V.
gastroomentalis sinistra dan
V. gastroomentalis dextra
Fundus : Vv. gastricae
breves
Posterior : V. gastrica
posterior
PEMBULUH LIMFA
LAMBUNG
1. Stasiun pertama: nodus limfa
regional dari 3 daerah aliran
(sepanjang curvatura)
2. Stasiun kedua: nodus limfa
sepanjang cabang Truncus
coeliacus
3. Stasiun ketiga: nodus limfa di
Tiga jalur drainase besar dari limfa: jalur keluar Truncus coeliacus
1. Area cardia dan curvatura minor: Nodi lymphoidei gastrici (Nodi lymphoidei coeliaci,
2. Kuadran kiri atas: Nodi lymphoidei splenici kemudian limfa mengalir melaui
3. 2/3 bawah curvatura major dan pylorus: Nodi lymphoidei Truncus intestinalis menuju
gastroomentales dan Nodi lymphoidei pylorici Ductus thoracicus.
Vaskularisasi Lambung
PERSARAFAN
Serat parasimpatis
1. N. vagus [N.X] kiri →
Truncus vagalis anterior
2. N. vagus [N.X] kanan →
Truncus vagalis posterior
Serat simpatis
1. Serat pre-ganglionik → Nn.
Splanchnici major & minor
2. Serat pos-ganglionik →
Ganglia plexus celiacus
MIKROSKOPIS
LAMBUNG
Mikroskopis Lambung
TUNIKA MUKOSA
terdiri atas epitel selapis torak/
silindris tanpa sel goblet.
Lamina propria mengandung
serabut otot polos, sel limfoid
kapiler, dan limfatik
Terdiri dari empat jenis sel
utama
1. Sel mukosa leher
2. Sel parietal
3. Sel zimogen (chief cell)
4. Sel enteroendokrin
Mikroskopik Lambung
Sel Parietal
Bentuknya bulat atau berbentuk piramid,
masing-masing dengan satu sentral yang
dikelilingi nukleus. Sel parietal mensekresi
HCl dan juga mengeluarkan faktor intrinsik
untuk penyerapan vitamin B12 di usus halus
Mikroskopik Lambung
Sel Enteroendokrin
Di gaster terdapat beberapa sel
enteroendokrin yg mensekresi serotonin,
histamin, gastrin dan enteroglukagon
Mikroskopis Lambung
TUNIKA
SUBMUKOSA
terdiri atas jaringan ikat
padat
Lapisan ini mengandung
pembuluh darah dan
pembuluh limfe.
Lapisan ini juga
mengandung sel-sel
limfoid, makrofag, dan sel
mast
Mikroskopis Lambung
FUNGSI
LAMBUNG Lambung melakukan tiga fungsi utama:
1. Menyimpan makanan yang masuk sampai
disalurkan ke usus halus dengan
kecepatan sesuai untuk pencernaan &
penyerapan optimal
2. Mensekresikan HCl & enzim-enzim yang
memulai pencernaan protein
3. Mencampur makanan dengan sekresi
→
lambung kimus
Proses Pencernaan
Sekresi Pepsinogen :
SEKRESI
Sekresi disitoplasma sel utama didalam vesikel Pengeluaran sekret untuk
sekretorik (granula zymogen) proses kimiawi
Diuraikan oleh HCl menjadi pepsin
HCl / Hydrochloric acid →
Aktif (Prekursor enzim
pepsinogen) → pepsin →penyerapan B12. //
mengurai makanan + mematikan mikroorganisme
Fase Sefalik
peningkatan sekresi HCl dan pepsinogen
Rangsangan di kepala (melihat, menghidu mengucap, mengunyah,
menelan makanan)
Fase Lambung
FASE berlangsung 3 sampai 4 jam
SEKRESI Makanan mencapai lambung → reseptor peregangan → neuron
parasimpatis melepas ACh sehingga sekresi asam lambung ↑
Fase Usus
Duodenum : mengatur pengosongan lambung
sel mukosa usus melepaskan gastrin usus (enterik), → sekresi
asam lambung
stimulasi ini hanya berlangsung singkat, karena ketika usus
membengkak karena chyme, refleks enterogastrik menghambat
sekresi.
Proses Pencernaan
Kopi:
→
Kopi mengandung kafein produksi asam lambung
→
Konsumsi kopi berlebihan dapat meningkatkan produksi asam lambung nyeri ulu
hati, mual, dan gangguan pencernaan lainnya.
Kafein juga dapat mengganggu fungsi katup antara lambung dan esofagus (sfingter
esofagus bagian bawah), yang dapat menyebabkan asam lambung naik ke esofagus
dan menyebabkan gejala refluks asam.
Berdasarkan pada pembahasan diatas, pasien
tersebut mengeluh nyeri ulu hati disertai rasa mual
karena terjadi gangguan pada salah satu organ
pencernaan yaitu lambung. Dimana lambung sangat
sangat sensitif sekali dengan pola makan kita sehari-
hari. Asam lambung yang di sekresi oleh sel parietal
lambung berfungsi membantu mencerna makanan.
KESIMPULAN Asam lambung akan diekskresikan sesuai pola makan
kita sehari-hari. Bila kita makan 3 kali sehari, maka
saat itu juga asam lambung akan diekskresikan. Jika
kita terlambat atau tidak makan dan sering
mengunsumsi kopi, maka asam lambung yang
diekskresikan akan menumpuk dan merusak mukosa
lambung, dan mengakibatkan rasa nyeri di ulu hati
dan rasa mual.
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2006.
2. Gunardi S., Kurnia, Liem I. Buku ajar anatomi Sobotta: edisi Bahasa Indonesia. 1st ed.
Singapore: Elsevier; 2016. pp.306.
3. Mescher AL. Histologi dasar Junqueira: teks dan atlas. Jakarta: EGC; 2017.
4. Eroschenko VP. DiFiore’s: Atlas of histology with functional correlation. 11th ed. Lippincott
Williams & Wilkins; 2008.
5. Paulsen F, Waschke J. Sobbota Atlas anatomi manusia: organ interna. 24th ed. Jakarta:
Elsevier; 2017
6. Daniels IR, Allum WH. The anatomy and physiology of stomach. 2006:17-37.
7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 9th ed. Jakarta:EGC;2018.
DAFTAR 8. Hall JE. Guyton and Hall: Buku ajar fisiologi kedokteran. 12th ed. Jakarta: EGC; 2014.
9. Huisairi A, dkk. Sistem pencernaan: tinjauan anatomi, histologi, biologi, fisiologi, dan biokimia.