Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 30

MEKANISME KERJA LAMBUNG

Alena Friday Madusha - 102022142

PBL C05
SKENARIO
Saat kuliah pagi, mahasiswa A usia 19 tahun, merasa
mual, kembung dan nyeri ulu hati. Oleh temannya
dia diantar ke poliklinik kampus. Setelah dilakukan
pemeriksaan oleh Dokter, ia didiagnosis menderita
gangguan lambung. Mahasiswa tersebut setiap
harinya jarang sarapan pagi dan supaya tidak
mengantuk di kelas dia sering minum kopi.
Mahasiswa 19 tahun mengeluh nyeri ulu hati,
kembung, dan merasa mual
RUMUSAN
MASALAH
Mahasiswa 19 tahun tersebut mengalami
penyakit lambung
HIPOTESIS
1. Mahasiswa mengetahui makroskopik dan mikroskopik
dari organ lambung
2. Mahasiswa mengetahui vaskularisasi dan persarafan,
dan getah bening lambung
3. Mahasiswa mengetahui fisiologi lambung SASARAN
4. Mahasiswa mengetahui 4 proses dasar pencernaan
5. Mahasiswa mengetahui pencernaan pada lambung
BELAJAR
6. Mahasiswa mengetahui enzim-enzim pencernaan
(lambung)
7. Mahasiswa mengetahui hubungan sarapan dan
minum kopi pada penyakit lambung
MAKROSKOPIS
LAMBUNG
Vaskularisasi Lambung

ARTERI LAMBUNG
Curvatura minor : A. gastrica
sinistra dan A. gastrica dextra
Curvatura major : A.
gastroomentalis sinistra dan A.
gastroomentaslis dextra (suplai
ke omentum majus)
Fundus : Aa gastrici breves
Posterior : A. gastrica posterior
Vaskularisasi Lambung

VENA LAMBUNG
Curvatura minor : V. gastrica
sinistra dan V. gastrica
dextra
Curvatura major : V.
gastroomentalis sinistra dan
V. gastroomentalis dextra
Fundus : Vv. gastricae
breves
Posterior : V. gastrica
posterior
PEMBULUH LIMFA
LAMBUNG
1. Stasiun pertama: nodus limfa
regional dari 3 daerah aliran
(sepanjang curvatura)
2. Stasiun kedua: nodus limfa
sepanjang cabang Truncus
coeliacus
3. Stasiun ketiga: nodus limfa di
Tiga jalur drainase besar dari limfa: jalur keluar Truncus coeliacus
1. Area cardia dan curvatura minor: Nodi lymphoidei gastrici (Nodi lymphoidei coeliaci,
2. Kuadran kiri atas: Nodi lymphoidei splenici kemudian limfa mengalir melaui
3. 2/3 bawah curvatura major dan pylorus: Nodi lymphoidei Truncus intestinalis menuju
gastroomentales dan Nodi lymphoidei pylorici Ductus thoracicus.
Vaskularisasi Lambung

PERSARAFAN
Serat parasimpatis
1. N. vagus [N.X] kiri →
Truncus vagalis anterior
2. N. vagus [N.X] kanan →
Truncus vagalis posterior

Serat simpatis
1. Serat pre-ganglionik → Nn.
Splanchnici major & minor
2. Serat pos-ganglionik →
Ganglia plexus celiacus
MIKROSKOPIS
LAMBUNG
Mikroskopis Lambung

TUNIKA MUKOSA
terdiri atas epitel selapis torak/
silindris tanpa sel goblet.
Lamina propria mengandung
serabut otot polos, sel limfoid
kapiler, dan limfatik
Terdiri dari empat jenis sel
utama
1. Sel mukosa leher
2. Sel parietal
3. Sel zimogen (chief cell)
4. Sel enteroendokrin
Mikroskopik Lambung

Sel Mukosa Leher


TUNIKA MUKOSA Bentuk sel torak, mirip sel epitel mukosa,
terdapat di leher kelenjar. Inti sel lonjong
terletak di dasar sel. Sitoplasma bagian apikal
kadang mengandung granula.

Sel Parietal
Bentuknya bulat atau berbentuk piramid,
masing-masing dengan satu sentral yang
dikelilingi nukleus. Sel parietal mensekresi
HCl dan juga mengeluarkan faktor intrinsik
untuk penyerapan vitamin B12 di usus halus
Mikroskopik Lambung

Sel zimogen (chief cell)


TUNIKA MUKOSA Berbentuk piramid, inti di basal, oval,
kromatin agak padat. Pada bagian apikal
sel tdp butir2 zymogen yg mengandung
pepsinogen. Sel ini memproduksi lipase
gastrik yang mencerna banyak lipid

Sel Enteroendokrin
Di gaster terdapat beberapa sel
enteroendokrin yg mensekresi serotonin,
histamin, gastrin dan enteroglukagon
Mikroskopis Lambung

TUNIKA
SUBMUKOSA
terdiri atas jaringan ikat
padat
Lapisan ini mengandung
pembuluh darah dan
pembuluh limfe.
Lapisan ini juga
mengandung sel-sel
limfoid, makrofag, dan sel
mast
Mikroskopis Lambung

Tunika Muskularis eksterna:


TUNIKA MUSKULARIS terdiri atas serabut otot polos
DAN TUNIKA SEROSA yang tersusun dalam tiga arah
utama;
1. lapisan luar tersusun
longitudinal
2. lapisan tengah tersusun
sirkular,
3. lapisan dalam tersusun oblik.
Tunika serosa: Peritoneum
visceral dengan epitel selapis
gepeng, yang diisi pembuluh
darah dan sel-sel lemak.
Fisiologi Lambung

FUNGSI
LAMBUNG Lambung melakukan tiga fungsi utama:
1. Menyimpan makanan yang masuk sampai
disalurkan ke usus halus dengan
kecepatan sesuai untuk pencernaan &
penyerapan optimal
2. Mensekresikan HCl & enzim-enzim yang
memulai pencernaan protein
3. Mencampur makanan dengan sekresi

lambung kimus
Proses Pencernaan

MOTILITAS Pengisian Lambung


suatu kontraksi otot polos yang
Volume kosong: 50 ml, terisi: dapat mengembang
mencampur dan mendorong
hingga 1 L
maju isi saluran cerna.
dimungkinkan oleh 2 faktor:
Otot polos berkontraksi dengan
1. Plastisitas otot polos lambung
kekuatan rendah: tonus
dua jenis dasar motilitas 2. Relaksasi reseptif lambung saat terisi
pencernaan:
1. Gerakan propulsif : mendorong Mekanisme:
makanan Interior lambung membentuk lipatan
2. Gerakan mencampur: →
Saat makan Rugae mengecil dan datar
mencampur makanan dengan →
Response N. Vagus
getah pencernaan dan →
Makan banyak >1 liter →rasa tidak nyaman
mempermudah penyerapan.
Penyimpanan Lambung Pencampuran Lambung
.Pada bagian fundus dan korpus →
Kontraksi peristaltik lambung Makanan bercampur dengan
lambung, makanan yang masuk sekresi lambung → Kimus
tersimpan relatif tenang tanpa - Kontraksi tonik ; Sfingter pilorus tertutup
adanya pencampuran dan secara - Setiap gel. Peristaltik ; Antrum (30ml Kimus) → sisanya ke
bertahap akan disalurkan dari duodenum
korpus ke antrum. - Kimus di sfingter pilorus → kembali ke antrum→ masuk
kembali ke pilorus. Disebut Retropulsi
Lapisan otot:
Di fundus & korpus tipis:
peristaltik lemah → berisi
sejumlah gas
Di antrum lebih tebal:
peristaltik kuat→ tempat
pencampuran makanan
Pengosongan Lambung
Pengosongan Lambung.

- Peristaltik antrum mendorong.

- Jumlah kimus ke duodenum tergantung kekuatan peristaltik

- Faktor di Lambung; Jumlah kimus → peregangan lambung → motilitas


naik & Derajat keenceran kimus.
Proses Pencernaan
Sekresi Kelenjar Lambung
Sekresi Gastrin: Di daerah kelenjar pilorus lambung terdapat
sel G yang mensekresikan gastrin

Sekresi HCl: Diproduksi oleh sel parietal : menyebabkan ph


lambung < 2 SEKRESI
Mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi enzim aktif
pepsin Pengeluaran sekret untuk
Membantu penguraian erat otot dan jaringan ikat, partikel proses kimiawi

besar kecil (denaturasi protein).

Bersama lisozim air liur mematikan mikroorganisme

Sekresi Mukus: disekresikan oleh sel mukosa → melindungi


lambung
Proses Pencernaan
Sekresi Kelenjar Lambung
Faktor Intrinsik :
Produksi oleh sel parietal
Penyerapan vit. B12

Sekresi Pepsinogen :
SEKRESI
Sekresi disitoplasma sel utama didalam vesikel Pengeluaran sekret untuk
sekretorik (granula zymogen) proses kimiawi
Diuraikan oleh HCl menjadi pepsin
HCl / Hydrochloric acid →
Aktif (Prekursor enzim
pepsinogen) → pepsin →penyerapan B12. //
mengurai makanan + mematikan mikroorganisme
Fase Sefalik
peningkatan sekresi HCl dan pepsinogen
Rangsangan di kepala (melihat, menghidu mengucap, mengunyah,
menelan makanan)
Fase Lambung
FASE berlangsung 3 sampai 4 jam
SEKRESI Makanan mencapai lambung → reseptor peregangan → neuron
parasimpatis melepas ACh sehingga sekresi asam lambung ↑
Fase Usus
Duodenum : mengatur pengosongan lambung
sel mukosa usus melepaskan gastrin usus (enterik), → sekresi
asam lambung
stimulasi ini hanya berlangsung singkat, karena ketika usus
membengkak karena chyme, refleks enterogastrik menghambat
sekresi.
Proses Pencernaan

DIGESTI Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus


lambung di bawah pengaruh amilase liur.
Pemecahan molekul (karbohidrat, Pencernaan protein dimulai oleh pepsin di antrum
protein, dan lemak) menjadi lebih lambung
kecil→ mudah diserap
kontraksi peristaltik yang kuat mencampur

makanan dengan sekresi lambung kimus
ABSORPSI Tidak ada nutrien yang diserap di lambung
Proses penyerapan →
dialirkan ke jaringan limfatik
atau pembuluh darah
Enzim Pencernaan (Lambung)

PEPSIN RENIN LIPASE


untuk hidrolisis molekul Enzim digunakan untuk Fungsi utama
protein menjadi peptide. koogulasi susu dan hidrolisis tri-
Disekresikan dalam mencegah aliran cepat asilgliserol menjadi
bentuk inaktif. Jika dari lambung asam lemak dan
diperlukan maka akan Fungsi utama gliserol.
berubah bentuk dari mengubah kaseinogen
pepsinogen menjadi menjadi kasein.
pepsin. Hanya terdapat pada
lambung bayi
Pembahasan Skenario
Sarapan :
Ketika seseorang jarang sarapan pagi→ peningkatan produksi asam lambung yang
berlebihan saat makan → karena lambung "mengira" bahwa makanan yang masuk
adalah makanan pertama setelah waktu yang lama.
Peningkatan produksi asam lambung yang berlebihan dapat merusak lapisan
pelindung lambung dan menyebabkan iritasi atau peradangan pada dinding lambung.

Kopi:

Kopi mengandung kafein produksi asam lambung

Konsumsi kopi berlebihan dapat meningkatkan produksi asam lambung nyeri ulu
hati, mual, dan gangguan pencernaan lainnya.
Kafein juga dapat mengganggu fungsi katup antara lambung dan esofagus (sfingter
esofagus bagian bawah), yang dapat menyebabkan asam lambung naik ke esofagus
dan menyebabkan gejala refluks asam.
Berdasarkan pada pembahasan diatas, pasien
tersebut mengeluh nyeri ulu hati disertai rasa mual
karena terjadi gangguan pada salah satu organ
pencernaan yaitu lambung. Dimana lambung sangat
sangat sensitif sekali dengan pola makan kita sehari-
hari. Asam lambung yang di sekresi oleh sel parietal
lambung berfungsi membantu mencerna makanan.
KESIMPULAN Asam lambung akan diekskresikan sesuai pola makan
kita sehari-hari. Bila kita makan 3 kali sehari, maka
saat itu juga asam lambung akan diekskresikan. Jika
kita terlambat atau tidak makan dan sering
mengunsumsi kopi, maka asam lambung yang
diekskresikan akan menumpuk dan merusak mukosa
lambung, dan mengakibatkan rasa nyeri di ulu hati
dan rasa mual.
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2006.
2. Gunardi S., Kurnia, Liem I. Buku ajar anatomi Sobotta: edisi Bahasa Indonesia. 1st ed.
Singapore: Elsevier; 2016. pp.306.
3. Mescher AL. Histologi dasar Junqueira: teks dan atlas. Jakarta: EGC; 2017.
4. Eroschenko VP. DiFiore’s: Atlas of histology with functional correlation. 11th ed. Lippincott
Williams & Wilkins; 2008.
5. Paulsen F, Waschke J. Sobbota Atlas anatomi manusia: organ interna. 24th ed. Jakarta:
Elsevier; 2017
6. Daniels IR, Allum WH. The anatomy and physiology of stomach. 2006:17-37.
7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 9th ed. Jakarta:EGC;2018.

DAFTAR 8. Hall JE. Guyton and Hall: Buku ajar fisiologi kedokteran. 12th ed. Jakarta: EGC; 2014.
9. Huisairi A, dkk. Sistem pencernaan: tinjauan anatomi, histologi, biologi, fisiologi, dan biokimia.

PUSTAKA Puwokerto:CV IRDH;2020.


10. Fried GH, Hademenos GJ. Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006. pp.185-8.
11. Puteri AD, Yuristin D. Hubungan tidak sarapan pagi, jenis makanan dan minuman yang
memicu asam lambung dengan kejadia Dispepsia pada remaja usia 15-19 tahun di Kelurahan
Bangkinang. KOLONI: Jurnal Multidisiplin Ilmu. 2022;1(2):666-74.
12. Jusuf H, Adityaningrum A, Yunus R. Determinan kejadian gastritis pada Mahasiswa.
JAMBURA: Health and Sport Journal. 2022;4(2):108-18.
13. Ilham MI, Haniarti, Usman. Hubungan pola konsumsi kopi terhadap kejadian gastritis pada
Mahasiswa Muhammadiyah Parepare. J Ilmiah Manusia dan Kesehatan. 2019;2(3):433-46.
14. Nehlig A. Effects of coffee on the Gastro-Intestinal tract: A narrative review and literature
update. Nutrients. 2022;14(2):399.
THANK YOU

You might also like