Uin Khas

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam

Vol. 4, No. 2 (2021), pp. xx-xx


e-ISSN. 2685-8509; p-ISSN. 2685-5453
Homepage: https://alisyraq.pabki.org/index.php/alisyraq/

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING GURU BK BAGI


SISWI KELAS XI MADRASAH ALIYAH AR-RISALAH AJUNG
JEMBER

GUIDANCE AND COUNSELING SERVICES FOR FEMALE


STUDENTS IN CLASS XI MADRASAH ALIYAH AR-RISALAH
AJUNG JEMBER

Siti Nafisa1
1
Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Kiai Haji
Achmad Siddiq Jember, Indonesia
*E-mail: sitinafisasurip@gmail.com

Abstract
Guidance and counseling services are the provision of assistance from counselors/experts
to counselees directly either individually or in groups in terms of understanding
themselves and their potential. The urgency of holding guidance and counseling services
at Madrasah Aliyah Ar-Risalah is that researchers are interested in researching the form
of services used by BK teachers in alleviating problems experienced by class XI students.
The focus of the problem in this study are: 1) How does the guidance and counseling
teacher provide guidance and counseling to the students of Madrasah Aliyah Ar-Risalah
Ajung Jember who are facing problems? 2) What form of guidance and counseling
services does the BK teacher apply for Madrasah Aliyah Ar-Risalah Ajung Jember
students who are facing problems? The aims of this research are: 1) Describe and explain
about BK teachers in carrying out guidance and counseling to students who are facing
problems. 2) Explaining the form of service applied by the BK teacher in dealing with
problems. In this study, the approach used is qualitative with the type of research field
research (field research) with data collection techniques using observations, interviews and
documentation. The results of this study: 1. Guidance and counseling teachers in
implementing guidance and counseling are using an interpersonal communication
approach. Openness. b) Empathy (empathy). c) Supportive behavior (Supportiveness). d)
Positive behavior (positiveness). e) Equality. 2. Teacher counseling guidance in dealing
with problems experienced by students is to use individual counseling services.
Keywords: Services, Guidance and Counseling.

1
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. xx-xx

Abstrak
Layanan bimbingan dan konseling merupakan pemberian bantuan dari
konselor/tenaga ahli kepada konseli secara langsung baik individual ataupun
kelompok dalam hal memahami dirinya, potensi yang dimilikinya. Urgensi
dari diadakanya layanan bimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah Ar-
Risalah adalah peneliti tertarik untuk meneliti tentang bentuk layanan yang di
gunakan guru BK dalam pengentasan masalah yang dialami oleh siswi kelas
XI. Fokus masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana Guru BK
melakukan bimbingan dan konseling kepada siwi Madrasah Aliyah Ar-Risalah
Ajung Jember yang menghadapi masalah? 2) Apa bentuk layanan bimbingan
dan konseling yang diterapkan Guru BK bagi siswi Madrasah Aliyah Ar-
Risalah Ajung Jember yang menghadapi masalah ? Tujuan dari penelitian ini
adalah: 1) Mendeskripsikan dan Menjelaskan tentang Guru BK dalam
melaksanakan bimbingan dan konseling kepada siswi yang menghadapi
masalah. 2) Menjelaskan tentang bentuk layanan yang diterapkan Guru BK
dalam menghadapi masalah. Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan
adalah kualitatif dengan jenis peneltian Field research (penelitian lapangan)
dengan tekhnik pengumpulan data menggunakan Observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasil dari penelitian ini: 1. Guru bimbingan dan konseling
dalam melaksanakan bimbingan dan konseling adalah dengan menggunakan
pendekatan komunikasi interpersonal. a) Keterbukaan (Opennes). b) Empati
(empathy). c) Perilaku suportif (Suportiveness). d) Perilaku Positif
(positiveness). e) Kesamaan/kesetaraan (Equality). 2. Guru bimbingan
konseling dalam menangani masalah yang dialami oleh siswi adalah dengan
menggunakan layanan konseling individu.
Kata Kunci: Layanan, Bimbingan dan Konseling.

Pendahuluan
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial yang memiliki
kebutuhan bersosialisasi tidak memandang laki-laki ataupun perempuan. Manusia
merupakan Makhluk yang saling timbal balik, mereka membutuhkan manusia lain
untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya. Manusia dalam hidupnya yang saling
tolong menolong kepada yang lainya, dari waktu lahir sampai mati tidak
memandang saudara, teman ataupun tetangga. Manusia dalam berinteraksi
membutuhkan orang lain memenuhi kebutuhan hidup nya yaitu berupa kebutuhan
biologis dan kebutuhan Psikologis. Dalam hal ini individu satu dengan individu yang
lain harus hidup saling berdampingan (Suryani, 2018).

2
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. xx-xx

Interaksi yang terjadi antar manusia satu dengan yang lainya adalah melalui
komunikasi. Menurut Hardjana dalam dalam Ascharisa Manusia dapat hidup untuk
berkembang dan berperan sebagai manusia dengan menjalin Interaksi dengan Orang
lain. Komunikasi sangat berperan penting dalam melangsungkan kelanjutan hidup
suatu individu. Kenapa berperan penting? karena setiap hari nya individu bertemu
dengan individu yang lain dan saling berinteraksi dan menjalin hubungan melalui
komunikasi. Dalam menjalin hubungan baik antara seseorang dengan yang lainya
adalah melalui komunikasi (Afrilia, 2020). Al-Qur’an dalam Surat Al-Hujurat(49)
ayat13, sebagai berikut :

‫َّاس إِ ََّّن أخلأ ْقنأ ُك ْم ّمن ذأ أك ٍرأوأُنْثأى أو أج أعلْنأ ُك ْم ُشعُ ْوابً أوقأباأ ئِ أل لِتأعاأأرفُ ْوج اِ َّن أ ْكأر أم ُكم‬
ُ ‫أَيأيُّ أها الن‬
‫اّللأ أعلِْي ٌم أخبِ ْْي‬ ِ ِ‫﴾عِْن أد ه‬۱۳﴿
ّ‫اّلل اأتْ هقى ُكم قلى ا َّن ه‬
ّ
Artinya : Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah
Maha Mengetahui dan Maha Mengenal (Kementerian Agama Republik Indonesia,
2017).
Ayat diatas menjelaskan bahwasanya kita sesama manusia untuk saling
mengenal dan saling berhubungan baik dengan individu lainya. Ketika kita saling
mengenal maka untuk bersosialisasi dengan lainya akan dengan mudah. Manusia
dalam proses hidupnya yang di mulai sejak lahir sampai dewasa memiliki masa
perkembangan dan masa pertumbuhan hal ini juga dialami oleh remaja. Menurut
Hurlock Masa remaja merupakan suatu Masa peralihan baik Fisik maupun Psikis
berubah dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini merupakan masa dimana
banyak konflik muncul, banyak ke-ingin tahuan dengan dunia luar dan juga
membina hubungan antarpribadi yang baik agar dia dapat diterima baik oleh
lingkungan sosialnya.
Masa remaja yang baik adalah masa remaja yang mampu menyelesaikan
tugas-tugas perkembangannya. Dalam Fase remaja seringkali mengalami
permasalahan tentang Kepribadianya, hubungan dengan orang tua, teman sebaya,

3
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. xx-xx

masalah belajar dan masalah tentang masa depan. Dari beberapa permasalahan
tersebut ada masalah yang mereka mampu untuk mengatasinya sendiri dengan baik
tanpa bantuan orang lain ada juga yang tidak mampu mengatasinya sehingga
permasalahan tersebut menumpuk pada diri remaja yang mengakibatkan Tindakan
yang sifatnya negatif. Permasalahan tersebut apabila tidak diselesaikan atau tidak
diatasi dengan baik maka akan menjadi perilaku yang menyimpang. Adapun faktor
yang menjadi penyebab timbulnya permasalahan adalah faktor internal dan
eksternal, yang mana untuk faktor internal ini berada pada diri remaja itu sendiri,
sedangkan pada faktor eksternal berada pada luar diri yaitu lingkungan keluarga,
sekolah ataupun masyarakat.
Siswi Madrasah Aliyah kelas XI (Sebelas) masuk dalam kategori Remaja.
Karena pada kelas tersebut mereka sudah berusia kisaran 16-17 tahun. Pada usia
tersebut banyak masalah-masalah yang dihadapi, seperti mudah emosi, memiliki ego
yang tinggi dan pola komunikasi yang kurang baik dengan teman sebayanya.
Ditambah lagi faktor lingkungan turut memengaruhinya (Aprilis, 2022). Siswi kelas
XI Madrasah Aliyah Ar-Risalah memiliki permasalahan yang sama sebagaimana
dijelaskan tersebut dengan teman seusianya dan juga dengan tenaga pendidik yang
ada di sekolahnya, yang mana dalam kelas tersebut ada grup-grupan (geng-gengan)
dalam lingkar pertemanan nya yang membuat hubungan antar siswi terhalang grup
nya. Tidak hanya kondisi itu saja, ada beberapa siswi yang kurang bisa
menyampaikan pendapatnya dan cenderung tertutup dengan guru dan juga teman
kelas nya. Kondisi tersebut juga menjadi penghambat dalam proses belajar mengajar
pada kelas XI.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling ini memiliki peranan penting pada
lingkungan sekolah dalam membantu penyelesaian permasalahan peserta didik.
Bimbingan dan konseling ialah sesuatu proses pemberian dorongan kepada seorang
secara Continue/ terus menerus serta secara tersusun yang dilaksanakan oleh
konselor yang bertujuan supaya seorang tersebut sanggup menguasai dirinya dan
lingkungannya serta pula bisa membiasakan dirinya sesuai dengan area tinggalnya
sehingga bisa meningkatkan kemampuan yang dimilikinya secara maksimal
(Salahudin, 2016). Bimbingan dan konseling merupakan suatu bentuk pemberian
bantuan yang diberikan oleh konselor yang berguna untuk menangani masalah

4
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. xx-xx

ataupun dalam pengembangan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Pelaksana
dari layanan bimbingan konseling ini merupakan tenaga ahli/professional yang
disebut dengan guru bimbingan dan konseling.
Guru Bimbingan Konseling adalah tenaga pendidik yang berada di
lingkungan Pendidikan yang memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam proses
layanan bimbingan dan konseling secara penuh, termasuk dalam mencegah masalah
yang kedepannya akan timbul seperti mengadakan kegiatan yang bersifat positif
(Walgito, 2000). Fungsi dari guru bimbingan dan konseling melalui layanan
konseling adalah mendampingi juga mengarahkan kepada anak didik dalam
mengembangkan kompetensi yang dimilikinya. Hal ini dicantumkan pada Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar isi satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah guru Bimbingan dan Konseling/Konselor
Sekolah, yaitu :
“Layanan konseling berfokus pada pengembangan individu, pengembangan
Sosial, pekerjaan dan Pendidikan. Layanan konseling dapat dilaksanakan dalam
kegiatan-kegiatan didalam ataupun diluar ruangan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.” (Menteri Pendidikan/ Organisasi Perburuhan Internasional, 2011)
Layanan bimbingan dan konseling merupakan pemberian bantuan dari
konselor/tenaga ahli kepada konseli secara langsung baik individual ataupun
kelompok dalam hal memahami dirinya, potensi yang dimilikinya. Urgensi dari
diadakannya layanan bimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah Ar-Risalah
adalah peneliti tertarik untuk meneliti tentang bentuk layanan yang di gunakan guru
BK dalam pengentasan masalah yang dialami oleh siswi kelas XI. Berdasarkan
kontesk penelitian diatas maka peneliti merumuskan penelitian yang berjudul
“Layanan Bimbingan dan Konseling Guru BK Bagi Siswi Kelas Xi Madrasah Aliyah
Ar-Risalah Ajung Jember”

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
merupakan pendekatan yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif berupa hasil
lisan ataupun objek yang diteliti dan juga kata-kata tertulis. Peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif dengan maksud menarasikan fenomena yang temui oleh

5
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. xx-xx

subjek, baik itu peilaku, persepsi, motivasi dan Tindakan yang dituangkan dalam
serangkaian kata (Lexy, 2007). Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah
penelitian lapangan (Field Research) yang berisi Realitas pada obyek yang diteliti
secara langsung atau pengamatan fenomena secara alamiah (Sugiyono, 2017).
Dalam hal ini peneliti melihat kenyataan ataupun kejadian yang terjadi pada
lapangan. Jenis penelitian lapangan ini dipilih oleh peneliti karena ingin
menjelaskan dan memaparkan suatu kejadian yang sesuai dengan tema yang diambil
oleh peneliti yaitu tentang layanan bimbingan dan konseling yang berada di
Madrasah Aliyah Ar-Risalah.
Lokasi penelitian merupakan tempat atau objek penelitian yang digunakan
sebagai tempat dilaksanakanya penelitian. Lokasi penelitian ini berada di Curah
Kates Klompangan Ajung Jember, tepatnya berada di Madrasah Aliyah Ar-Risalah.
Madrasah Aliyah Ar-Risalh merupakan Sekolah yang berada di lingkup pesantren,
yaitu pondok pesantren Ar-Risalah. Alasan Peneliti memilih lokasi Madrasah Aliyah
Ar-Risalah sebagai tempat penelitian adalah untuk melihat layanan bimbingan dan
konseling yang digunkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswi kelas XI.
Subjek penelitian adalah dalam penelitian ini merupakan Narasumber
ataupun Informan yang dianggap mampu memberikan informasi terkait data yang
akan digali. Pemilihan subyek penelitian ini menggunakan tekhnik purposive
sampling atau berdasar pada pertimbangan yang sudah ditentukan dan memenuh
persyaratan seperti informan yang paling mengetahui dan memiliki keterlibatan
dengan data dilapangan (Hikmawati, 2017). Adapun informan yang ditetapkan dalam
penelitian diantaranya: 1) Guru bimbingan dan konseling Madrasah Aliyah Ar-
Risalah, yaitu Ibu Siti Mu’arofah, S.Pd. 2) Siwi kelas XI Madrasah Aliyah Ar-
Risalah yang berjumlah 5 orang. Dan 3) Wali kelas Kelas XI, yakni ibu Febiyani Cita
Marli, S.E.
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dan informasi dalam
penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Pertama. Peneliti
melaksanakan observasi menggunakan pedoman observasi guna memperoleh
beberapa data yakni Lokasi dan letak geografis Madrasah Aliyah Ar-Risalah Ajung
Jember serta Kondisi ataupun suasana para siswi didalam kelas. Kedua, peneliti
melakukan wawancara dengan dua jenis wawancara yaitu wawancara terstruktur

6
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. xx-xx

dan wawancara tidak terstruktur. Ketiga, dokumentasi yang berupa foto, catatan
harian, biografi, tulisan. Dokumentasi dalam tekhnik pengumpul data merupakan
pelengkap dari penggunakan metode observasi dan wawancara (Sugiyono, 2017).
Adapun data dokumentasi yang diperoleh dalam penelitian ini yakni Letak geografis
MA Ar-Risalah Curahkates Ajung Jember, Profil Singkat MA Ar-Risalah
Curahkates Ajung Jember, Struktur MA Ar-Risalah Curahkates Ajung Jember dan
Dokumen lain yang sesuai dari berbagai sumber yang diakui validitasnya.
Analisis data merupakan suatu proses pencarian dan penyusunan data yang
didapat dari lapangan yang berupa wawancara, observasi dan dokumentasi sehingga
mudah difahami dan dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2017).
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi a) Reduksi data
(Data Reduction) yakni merangkum, memilih hal-hal pokok atau yang dianggap
penting yang bertujuan agar peneliti dapat melihat gambaran fokus masalah dengan
mudah. b) Penyajian data (Data Display) yakni data yang direduksi kemudian
disajikan dengan teks narasi dengan tujuan agar peneliti dapat memahami apa yang
terjadi serta dapat merencanakan untuk Tindakan selanjutnya. c) Kesimpulan
(Conclusion) dan Verifikasi, tujuan dari kesimpulan ini adalah untuk menemukan
temuan-temuan baru yang sifatnya sudah jelas.
Keabsahan data dilaksanakan untuk membuktikan kebenaran dari data dalam
suatu penelitian (Sugiyono, 2017). dalam menguji keabsahan data menggunakan
Triangulasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dan
triangulasi tekhnik. Tringulasi sumber merupakan proses mendapatkan data dari
sumber lain, Baik itu teman ataupun orangtua dari dari narasumber yang berkaitan.
Tujuan dari triangulasi sumber adalah untuk pengecekan data yang diperoleh apakah
sesuai dengan hasil sebelumnya. Adapun Narasumber yang terlibat dalam triangulasi
sumber ini merupakan narasumber yang telah dipilih melalui purposive sampling.
Melalui tekhnik ini peneliti kemudian membandingakan dan melihat data yang
diperolah dari guru BK, siswi kelas XI dan juga wali kelas. Sedangkan triangulasi
tekhnik adalah suatu metode pengecekan data melalui tekhnik yang telah ditetapkan,
hal ini bisa dilihat dari tekhnik pengumpulan, yaitu observasi, wawancara dan
dokumentasi. Data yang sudah didapat oleh peneliti kemudian dilihat dan dicek
melalui hasil dari observasi dan juga dokumentasi (Sugiyono, 2017).

7
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. xx-xx

Hasil dan Pembahasan


Guru BK dalam melakukan bimbingan dan konseling kepada siwi
Madrasah Aliyah Ar-Risalah Ajung Jember yang menghadapi masalah.
Urgensi dilaksanakanya bimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah Ar-
Risalah adalah dengan menanggulangi permasalahan yang dialami siswi agar tidak
semakin merambah dan bisa merusak pribadi dan juga sebagai pengembangan
potensi diri siswi. Guru BK pada Madrasah Aliyah memiliki peran ganda, yang
mana juga berperan sebagai tenaga pendidik. Hal ini dikarenakan kurang nya tenaga
pendidik pada lembaga tersebut. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, guru
BK menciptakan hubungan yang baik kepada siswi yang bersangkutan, hal ini di
butuhkan karena akan memudahkan dalam proses konseling. Ketika hubungan baik
sudah terjalin maka akan dengan mudah konseli untuk bisa terbuka dengan konselor
nya. Selain itu konselor juga harus memposisikan diri untuk menjadi pendengar dan
juga penasehat yang baik.
Temuan lapangan dalam penelitian ini adalah cara guru BK dalam
melaksanakan bimbingan dan konseling adalah dengan menggunakan pendekatan
komunikasi interpersonal. Menurut Devito Komunikasi Interpersonal adalah suatu
proses pemberian dan tanggapan pesan antara dua orang atau sekelompok kecil yang
bersifat secara tepat dengan melibatkan kontak pribadi sehingga dapat terjadinya
komunikasi yang sungguh-sungguh (Rahmi, 2021). Hal ini bisa dilihat bagaiaman
guru BK dalam melakukan bimbingan konseling yang mana Indikator dari
Komunikasi Interpersonal menurut teori Devito adalah sebagaimana berikut (Sari,
2017) :
1) Keterbukaan (openness)
Memiliki sikap yang terbuka dapat membuat komunikasi yang efektif.
dengan sikap dan komunikasi yang terbuka ini diharapkan tidak ada yang
ditutupi antara komunikan dan komunikator, sehingga dapat membantu proses
komunikasi dengan baik. Keterbukaan dari komunikasi interpersonal ini
memiliki beberapa aspek, aspek yang pertama adalah terbuka dengan orang lain,
terbuka ini bukan berati orang tersebut menceritakan semua sisi-sisi kita, on point
nya adalah ada kemauan untuk terbuka terhadap masalah yang dihadapi. Aspek

8
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. xx-xx

yang kedua adalah keinginaan individu untuk memberikan respon/tanggapan


secara terus terang, begitupun sebaliknya.
Dalam hal ini, konseli mampu terbuka dengan konselor dengan
menceritakan permasalahan yang dihadapi dikarenakan konselor mampu
menciptakan hubungan yang baik dengan konseli baik dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling ataupun dlaam proses pembelajaran. Ketika konseli
mampu terbuka dengan konselor hal ini akan memudahkan dalam proses
konseling.
2) Empati (empathy)
Kemampuan seseorang untuk merasakan serta menghayati pengalaman
ataupun perasaan orang lain disebut dengan empati. Jadi pengertian tersebut,
dapat dikatakan bahwa empati seseorang dapat menentukan perilaku seseorang
dalam memahami posisi serta membentuk pandan toleran terhadap perilaku
ataupun sikap baik yang salam maupun benar yang dilakukan orang lain. Guru
bimbingan dan konseling mampu memiliki sikap empati dikarenakan dalam
proses konseling guru BK harus siap menjadi pendengar dan juga penasehat
yang baik juga merasakan apa yang konseli rasakan. Seperti Ketika konseli
menceritakan tentang rasa sedih yang dialaminya, konseli juga mampu
merasakan sedih yang dialami konseli.
3) Perilaku Suportif (Suportiveness)
Perilaku suportif adalah suatu perilaku yang saling mendukung antara
individu satu dengan yang lain, yang berarti dalam hal ini masing-masing
individu memiliki komitmen untuk mendukung tercapainya interaksi secara
terbuka. Perilaku suportif ini merupakan perilaku yang mana konselor dan
konseli saling mendukung untuk saling terbuka sehingga interaksi yang terjalin
bisa berjalan dengan baik.
4) Perilaku positif (positiveness)
Pada komunikasi interpersonal individu harus memiliki perasaan dan
juga pikiran positif yang menjadi bentuk dari perilaku positif selama komunikasi
interpersonal terjadi. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling guru BK dan
juga konseli mampu bersikap dan berucap dengan baik, hal ini berlansung

9
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. xx-xx

selama proses bimbingan dan konseling dan juga diluar waktu proses konseling
yang mana ini akan menjadi contoh dan acuan untuk para siswi. Apabila dalam
berperilaku sudah positif hal ini akan mempengaruhi fikiran konselor. Dalam
hal ini apabila dalam proses konseling guru BK terpancing emosi dan sampai
marah hal ini akan sangat menggangu proses konseling.
5) Kesamaan/kesetaraan (equality)
Kesamaan yang dimaksud pada komunikasi interpersonal adalah
kesadaran individu dalam menempatkan diri secara sejajar antar individu dalam
proses komunikasi. Selama proses konseling ini guru BK menempatkan diri
kepada konseli adalah sebagai sahabat dan juga temanya, harapanya, Ketika
konselor mampu menempatkan diri ini konseli dengan mudah menceritakan dan
juga merespon konselor dengan baik.
Bentuk layanan bimbingan dan konseling yang diterapkan Guru BK bagi
siswi Madrasah Aliyah Ar-Risalah Ajung Jember yang menghadapi masalah
Layanan bimbingan konseling yang diberikan oleh Guru bimbingan
konseling Madrasah Aliyah Ar-Risalah Ajung Jember sebagai konselor sekolah
dalam memberikan layanan disesuai dengan permasalahan yang dialami siswi.
Seperti bimbingan individu, karir, belajar maupun sosial, peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam penentuan Pendidikan ataupun karir lanjutan maka guru
bimbingan dan konseling memberikan Konseling karir sesuai dengan kebutuhan dari
konseli atau peserta didik yang bersangkutan. Bimbingan karir membantu seseorang
untuk mempersiapkan diri di dunia kerja, memilih kerja sesuai bakat dan minat serta
lain sebagainya (Jatmiko, 2022). Guru bimbingan dan konseling juga memberikan
arahan, motivasi serta nasehat. Guru bimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah
Ar-Risalah Ajung Jember menjaring relasi terkait karir maupun dunia Pendidikan di
perguruan tinggi melalui internet ataupun bertanya kepada alumni yang lulus pada
universitas yang disebutkan oleh siswi. Guru bimbingan dan konseling Madrasah
Aliyah Ar-Risalah Ajung Jember setiap kali menangani permasalahan yang dihadapi
siswi ini dihandel sendiri oleh pihaknya dengan tidak melibatkan pihak sekolah yang
lain, hal ini tergantung pada permasalahan yang dihadapi oleh siswi.

10
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. xx-xx

Guru Bimbingan dan Konseling Sebagai agen pengembangan potensi diri dari
siswi ini berdasarkan pada visi dan misi dari sekolah Madrasah Aliyah Ar-Risalah,
hal ini berguna agar sesuai dengan yang Lembaga inginkan, dengan ini para siswi
memanfaatkan sumber belajar yang difasilitasi dari sekolah dengan upaya bisa
mengembangkan potensi para siswi agar mereka memiliki keahlian tertentu yang
bisa dimanfaatkan dan juga dibutuhkan dikemudian hari. Adapun Sumber belajar
yang disediakan oleh pihak sekolah adalah, Lab komputer, Kaligrafi dan juga
wirausaha melalui koperasi siswa.
Guru BK dalam menangani siswi agar tidak terjerumus dalam permasalahan
yang dapat mengganggu perkembangan diri dan juga belajarnya menggunakan
layanan konseling individu dengan Metode yang digunakan adalah diskusi dengan
menambah materi yang berkaitan dengan maraknya permasalahan yang dihadapi
para siswi diluar sana. Seperti materi tentang kenakalan remaja, untuk materi Sex
Education kami menggunakan pemateri dari DP3AKB (Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Keluarga Berencana) kabupaten Jember.
Guru BK dalam menangani siswi yang sudah terlanjur mendapat masalah
adalah dengan memberikan konseling individu, guru BK selaku tenaga pendidik
dilembaga sekolah juga mengajak mereka dengan melakukan kegiatan yang positif
hal ini harapan nya mampu membuat siswi yang membuat masalah mampu
intropeksi diri.. Setiap pagi sebelum pembelajaran disekolah dimulai para siswi
membaca dzikir Rotibul Haddad. Pembacaan dzikir ini harapan nya mampu
mengontrol perilaku siswi agar tidak melakukan Tindakan yang merugikan diri
sendiri maupun orang lain. Guru Bimbingan dan Konseling juga melakukan home
visit yang di dampingi dengan wali kelas untuk mengunjungi rumah siswi guna
melihat kondisi sosial/interkasi nya di lingkungan rumah, dengan ini mempermudah
guru BK dalam menangani permasalahan yang dialami siswi, selain itu dengan
melakukan home visit berguna untuk menjalin silaturahmi dengan orang tua para
siswi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwasanya guru bimbingan
konseling dalam menangani masalah yang dialami oleh siswi adalah dengan
menggunakan layanan konseling individu. Konseling individu merupakan proses
konseling yang dilaksanaka oleh satu konselor dan satu konseli yang dalam hal ini

11
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. xx-xx

konselor dan konseli bertemu secara langsung untuk menyelesaikan permasalahan


yang dialami. Selain memberikan konseling guru BK juga memberikan materi-materi
yang berkaitan dengan permasalahan yang dialami oleh siswi. Hal ini sesuai dengan
teori Prayitno dan Emran Anti menjelaskan bahawa merupakan suatu layanan yang
berhubungan langsung dan bertemu secara langsung secara face to face antara
konselor dan konseli untuk membahas dan juga penyelesaian masalah (Prayitno,
2013). Layanan ini dilakukan untuk satu konseli dan satu konselor. Layanan
bimbingan dan konseling individu ini merupakan memberikan nasehat dan juga
arahan kepada siswi agar tidak terjerumus pada masalah yang mampu menghambat
perkembangan potensi dan juga belajarnya. Hal ini sesuai dengan Hadist yang
diriwayatkan Muslim :

ِِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ قُ ْلنأا لِمن قأ أ‬,ُ‫َّصيحة‬ ِ ِ


‫ال؟ َّّلل أولكتأابِه أولأر ُس ْوله أوِِلأئ َّمة الْ ُم ْسلم ْ أ‬
‫ْي‬ ْ‫أ‬ ‫ صلى هللا عليه وسلم – الأ ّديْ ُن أألن ْ أ‬- ‫َّب‬ َّ
ِّ ِ‫اأن الن‬
.‫أو أع َّامتِ ِه ْم‬
Artinya : Agama ini adalah nasihat, ditanyakan (kepada Nabi Muhamad SAW) :
bagi siapa wahai rosulullah ? beliau menjawab: bagi Allah, bagi Kitab-Nya, bagi Rosul-Nya,
dan bagi para pemimpin kaum Muslimin dan seluruh kaum Muslimin.(Zaen, 2020)
Dalam hadist tersebut dijelaskan bahwa agama merupakan nasehat bagi umat
islam. Saling memberikan nasehat sesama umat islam merupakan suatu keharusan
dan termasuk dalam ibadah. Dalam hal ini memberikan bimbingan dan konseling
kepada para siswi dalam menangani permasalahan dan membantu dalam
mengembangkan potensinya masuk dalam suatu anjuran yang masuk dalam kategori
ibadah.
Berdasarkan hasil dari wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti,
ditemukanya faktor pendukung dan faktor penghambat guru bimbingan dan
konseling dalam meningkatkan komunikasi interpersonal. Adapun faktor pendukung
guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan komunikasi Interpersonal adalah
sebagai berikut:
a. mendapat dukungan dari pihak sekolah, mulai dari tenaga pendidik sampai
kepala sekolah
b. mendapat dukungan fasilitas tempat untuk kegiatan bimbingan dan konseling.

12
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. xx-xx

Dukungan dari pihak sekolah menjadi salah satu keberhasilan kegiatan


bimbingan dan konseling, hal ini karena jika dari pihak sekolah memberikan
dukungan serta perizinan maka kegiatan yang dilaksanakan oleh guru bimbingan
dan konseling bisa berjalan dengan mudah, selain mendapat dukungan, guru
bimbingan dan konseling juga mendapatkan fasilitas ruangan yang digunakan untuk
kegiatan bimbingan dan konseling. Namun fasilitas ruangan tersebut memiliki
jangka waktu hanya sampai kegiatan belajar mengajar selesai, dikarenakan setelaha
dzuhur area sekolahan digunakan untuk TPQ (taman Pendidikan Al-Qur’an)
Sedangkan faktor penghambat guru bimbingan dan konseling dalam
meningkatkan keterampilan siswi adalah penjadwalan kegiatan bimbingan dan
konseling kurang maksimal, sehingga ini yang menjadi PR besar untuk pihak
kurikulum dan guru BK menjadwalkan ulang, selama ini proses bimbingan dan
konseling dilaksanakan pada waktu istirahat dan juga pada hari-hari tertentu yang
sudah diatur oleh guru BK, hambatan selanjutnya adalah Ketika bimbingan dan
konseling dilaksanakan pada waktu jam sekolah ini kurang mendapat izin dari pihak
orang tua, dikarenakan para siswi yang sekolah di MA Ar-Risalah tidak semua
bermukim di pesantren, sehingga ketika ada kegiatan apapun selain belajar mengajar
itu harus membuat surat pemberitahuan dan surat perizinan kepada orang tua.
Apalagi untuk kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan diluar sekolah
pada waktu selain waktu sekolah, untuk siswi yang bermukim di pesantren perizinan
nya lumayan sulit. selain itu setelah kegiatan belajar mengajar selesai ba’da dzuhur
nya ruangan sekolah digunakan untuk mengaji TPQ (Taman Pendidikan Al-
Qur’an).

Simpulan
Layanan bimbingan konseling yang diberikan oleh Guru bimbingan
konseling Madrasah Aliyah Ar-Risalah Ajung Jember sebagai konselor sekolah
dalam memberikan layanan disesuai dengan permasalahan yang dialami siswi.
Seperti bimbingan individu, karir, belajar maupun sosial, peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam penentuan Pendidikan ataupun karir lanjutan maka guru
bimbingan dan konseling memberikan Konseling karir sesuai dengan kebutuhan dari
konseli atau peserta didik yang bersangkutan. Bimbingan karir membantu seseorang

13
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. xx-xx

untuk mempersiapkan diri di dunia kerja, memilih kerja sesuai bakat dan minat serta
lain sebagainya (Jatmiko, 2022). Guru bimbingan dan konseling juga memberikan
arahan, motivasi serta nasehat. Guru bimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah
Ar-Risalah Ajung Jember menjaring relasi terkait karir maupun dunia Pendidikan di
perguruan tinggi melalui internet ataupun bertanya kepada alumni yang lulus pada
universitas yang disebutkan oleh siswi. Guru bimbingan dan konseling Madrasah
Aliyah Ar-Risalah Ajung Jember setiap kali menangani permasalahan yang dihadapi
siswi ini dihandel sendiri oleh pihaknya dengan tidak melibatkan pihak sekolah yang
lain, hal ini tergantung pada permasalahan yang dihadapi oleh siswi.

Daftar Pustaka
Afrilia, A. M. dan A. S. A. (2020). Buku Ajar Komunikasi Interpersonal. Magelang:
Pustaka Rumah Cinta.
Aprilis, M. (2022). Perkembangan Moral Remaja di Jorong Rumbai Kecamatan
Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman. Sociocouns : Journal of Islamic Guidance
and Counseling, 2, 9–22. Diambil dari
http://sociocouns.uinkhas.ac.id/index.php/sociocouns/article/view/28/18
Hikmawati, F. (2017). Metodologi Penelitian. Depok: Gaja Grafindo.
Jatmiko, A. (2022). Bimbingan Karier Sebagai Upaya Menumbuhkan Nilai-Nilai
Kewirausahaan Islami di Pondok Pesantren Entrepreneur Ad Dhuha Pajangan
Bantul. Sociocouns : Journal of Islamic Guidance and Counseling, 2. Diambil dari
http://sociocouns.uinkhas.ac.id/index.php/sociocouns/article/view/13/14
Kementerian Agama Republik Indonesia. (2017). Alquran dan Terjemahan.
Bandung: PT Sgyma Examedia Arkanleema.
Lexy, M. J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Menteri Pendidikan/ Organisasi Perburuhan Internasional. (2011). Panduan
Pelayanan Bimbingan dan Konseling Karir pada satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: ILO.
Prayitno, dan E. A. (2013). Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineke
Cipta.
Rahmi, S. (2021). Komunikasi Interpersonal dan Hubunganya dalam Konseling. Aceh:

14
Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling Islam
Vol. 4, No. 2 (2021), pp. xx-xx

Syiah Kuala University Press.


Salahudin, A. (2016). Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV Pustaka Setia.
Sari, A. (2017). Komunikasi Antar Pribadi. Sleman: Deepublish.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suryani, I. dan W. N. (2018). Upaya Guru BK dalam Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Interpersonal Siswa di Mal UIN SU Medan. Jurnal Pendidikan dan
Konseling, 8.
Walgito, B. (2000). Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
Zaen, A. (2020). Agama adalah Nasihat (Bag. 1). Diambil 30 Mei 2022, dari
https://muslim.or.id/262-agama-adalah-nasihat-1.html

15

You might also like