Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

BAB 1

RUANG LINGKUP KEPROTOKOLAN

1. Definisi protokol
Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan.
A. Definisi/Pengertian berbagai terminologi dalam Keprotokolan :

1. Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam


acara kenegaraan atau acara resmi, yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara dan
Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan
jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat. (
Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 9 Tahun 2010 ).

Secara estimologis istilah protokol dalam bahasa Inggris protocol, bahasa Perancis
protocole, bahasa Latin protocoll(um), dan bahasa Yunani protocollon. Awalnya,
istilah protokol berarti halaman pertama yang dilekatkan pada sebuah manuskrip
atau naskah. Sejalan dengan perkembangan zaman, pengertiannya berkembang
semakin luas, yakni keselurahan naskah yang isinya terdiri dari catatan, dokumen
persetujuan, perjanjian, dan lain-lain dalam lingkup secara nasional maupun
internasional. Perkembangan selanjutnya, protokol berarti kebiasan-kebiasan dan
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan formalitas, tata urutan dan etiket
diplomatik. Aturan-aturan protokoler ini menjadi acuan institusi pemerintahan dan
berlaku secara universal.

Protokol adalah kesepakatan bersama antara kedua pihak setiap kegiatan/upacara


diatur secara protokoler. Protokol juga bisa diartikan sebagai orang yang diserahi
“Mengatur” upacara pada hakekatnya setiap kegiatan yang melibatkan banyak
orang dengan berbagai status / kedudukan, selalu harus diatur secara Protokoler.

2. Azaz Keprotokolan
Asas dan Tujuan Keprotokolan Berdasarkan UU Nomor 9 Tahun 2010 Pasal 2
Tentang Keprotokolan:
 Keprotokolan diatur berdasar asas :
kebangsaan
1. ketertiban dan kepastian hukum
2. keseimbangan, keserasian dan keselarasan timbal balik

3. Tujuan protokol
Pasal 3 UU No. 9 tahun 2010 tentang pengaturan keprotokolan bertujuan untuk:
Memberikan penghormatan kepada pejabat negara, pejabat pemerintah, perwakilan
negara asing, dan /atau organisasi internasional, serta tokoh masyarakat tertentu dan/atau
tamu negara sesuai dengan kedudukan dalam negara pemerintah dan masyarakat.
a. Memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapi, lancar
dan teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku baik secara nasional
maupun internasional
b. Menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan antar bangsa

4. Peran keprotokolan
 FO
 MC
 Ajudan
 LO
 Barikade
 Pembawa bendera
 Dirigen
 Pembawa baki
 Operator
 Dokumentasi

5. Unsur-unsur protokol
Dengan demikian, terdapat unsur-unsur dalam protokol, yaitu:
1. Tata cara
Acara/Upacara harus dilakukan dengan khidmad & tertib, menurut aturan dan adat
yang sudah tetap dan harus ditaati.
2. Tata krama
Diperlukan kata-kata yang baik dan tepat menurut tinggi-rendahnya derajat pejabat,
disesuaikan dengan peristiwanya.
3. Aturan
Acara/Upacara terikat pada rumus-rumus tertentu yang sudah tetap (seating
arrangement, tata tempat, perlakuan terhadap bendera/lagu kebangsaan. Lambang
negara).
6. Tugas dan fungsi protokol
 Fungsi Protokol adalah menyelenggarakan “Kenyamanan” pelaksanaan suatu kegiatan
acara/upacara dalam artian yang seluas-luasnya.
 Fungsi protokol menjamin ketertiban dalam pergaulan antar bangsa memudahkan
hubungan antar bangsa agar pergaulan hidup antar bangsa menjadi lebih serasi dan
langgeng pejabat/petugas protokol bukan sekedar pelengkap kegiatan dan pajangan,
tetapi sebagai ujung tombak pengenalan citra positif.
Tugas-tugas Protokol :
a. Menyusun daftar tamu dengan segala tingkatannya.
b. Menyusun/membuat undangan
c. Mengatur lokasi dan kelengkapan acara/upacara
B. Menyusun acara
a. Menyiapkan lokasi dan kelengkapan acara/upacara
b. Mengusahakan kenyamanan suasana/tempat bagi yang diundang
c. Membagi tugas
7. Syarat-syarat petugas protokol
a. Menguasai pengetahuan teknis keprotokolan
b. Mengerti prinsip-prinsip manajemen dan memiliki kemampuan manajerial
c. Mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat
d. Berpenampilan/berpakaian rapi dan baik serta menyesuaikan dengan saat kegiatan yg
dihadiri
e. Mengerti arti pentingnya dekorasi, kebersihan dan keamanan
f. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
g. Mampu berpikir dan bertindak dinamis, efektif dan efisien
8. Sumber-sumber dan Aturan protokolan
UU. No 9 tahun 2010
Perkalan No. 40 Tahun 2015 tentang keprotokolan
PP No. 62 tahun 1990
9. Ruang lingkup tugas protokol
Luasnya ruang lingkup tugas protokol yang menyangkut segi-segi keupacaraan,
tercermin di dalam banyaknya macam acara yang harus dilaksanakan, yaitu seperti:

a. Penerimaan tamu/audensi (dalam dan luar negeri)


b. Kunjungan tamu (dalam dan luar negeri)
c. Perjalanan ke daerah/Luar Negeri
d. Pengaturan Rapat/sidang
e. Penyelenggaraan resepsi/jamuan makan
f. Penyelenggaraan upacara-upacara :
1) Hari Besar Nasional
2) Hari Besar Keagamaan
3) Peresmian Proyek
4) HUT Organisasi
5) Upacara Bendera
6) Pelantikan dan Serah Terima Jabatan
7) Crendetials
8) Penandatanganan Kerjasama Internasional
9) Peresmian Pembukaan/Penutupan Seminar/Lokakarya dll.

LATIHAN SOAL KD 10 RUANG LINGKUP KEPROTOKOLAN

Pilihlah jawaban yang paling benar


1. Peraturan-peraturan tentang Keprotokolan Republik Indonesia diatur dalam
a. UU No. 9 Tahun 2014 d. UU No. 15 Tahun 2010
a. UU No. 10 Tahun 2009 e. UU No. 9 Tahun 2010
b. UU No. 10 Tahun 2015

2. Undang-Undang terbaru tentang Keprotokolan RI sebelumnya diatur dalam


a. UU No. 8 Tahun 1987 c. UU No. 8 Tahun 1999
b. UU No. 8 Tahun 2001 d. UU No. 9 Tahun 2000
c. UU No. 8 Tahun 1997

3. Undang-Undang Keprotokolan terbaru menggantikan UU sebelumnya karena……….


a. Tidak sesuai dengan d. Tidak sesuai dengan keinginan
perkembangan jaman masyarakat dan pemerintah
b. Tidak sesuai dengan system e. Tidak mengakomodir pemerintahan
ketatanegaraan saat ini
c. Tuntutan masyarakat

4. Undang-undang tentang Keprotokolan disetujui bersama oleh


a. MPR dan Presiden d. Sekretariat Negara dan Presiden
b. MA dan Presiden e. DPR dan MPR
c. DPR dan Presiden

5. Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara
kenegaraan atau acara resmi yang meliputi…………….
a. Tata Tempat d. Tata Tempat dan Tata Upacara
b. Tata Upacara e. Tata Penghormatan
c. Tata Tempat, Tata Upacara dan
Tata Penghormatan

6. Acara yang diatur dan dilaksanakan oleh panitia Negara secara terpusat, dihadiri oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden, serta Pejabat Negara dan undangan lain, disebut…
a. Acara Kenegaraan d. Acara Formal
b. Acara Resmi e. Acara Sangat Format
c. Acara Sangat Resmi

7. Acara yang diatur dan dilaksanakan oleh pemerintah atau lembaga Negara dalam
melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dan dihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau
Pejabat Pemerintahan serta undangan lain, disebut...
a. Acara Kenegaraan d. Acara Formal
b. Acara Resmi e. Acara Sangat Formal
c. Acara Sangat Resmi

8. Pengaturan tempat bagi Pejabat negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan Negara


asing dan/atau organisasi internasional serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam
Acara Kenegaraan atau Acara resmi, disebut…
a. Tata Tempat d. Tata Upacara
b. Tata Pengaturan e. Tata Upacara Resmi
c. Tata Penghormatan

9. Aturan untuk melaksanakan upacara dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi,
disebut…
a. Tata Upacara Resmi d. Tata Pelaksanaan Upacara
b. Tata Upacara Kenegaraan e. Tata Pelaksanaan Acara Resmi
c. Tata Upacara

10 Aturan untuk melaksanakan pemberian hormat bagi Pejabat Negara, Pejabat


Pemerintahan, perwakilan Negara asing dan/atau organisasi internasional, dan Tokoh
Masyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi, disebut…
a. Tata Penghormatan d. Tata Penghormatan Acara Resmi
b. Tata Pengaturan Penghormatan e. Tata Penghormatan Acara
Kenegaraan
c. Tata Pemberian Hormat

11. Pimpinan dan anggota lembaga Negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pejabat Negara yang
secara tegas ditentukan dalam Undang-Undang, disebut…
a. Pejabat Negara d. Pejabat Yudikatif
b. Pejabat Pemerintahan e. Pejabat Eksekutif
c. Pejabat Legislatif

12. Pemimpin Negara asing yang berkunjung secara kenegaraan, resmi, kerja, atau
pribadi ke Negara Indonesia, disebut
a. Tamu Negara d. Tamu Kehormatan Negara
b. Tamu Kenegaraan e. Tamu Istimewa Negara
c. Tamu Resmi
13. Lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggaran pemerintahan
daerah, adalah
a. Dewan Perwakilan Rakyat d. Majelis Permusyawaratan Rakyat
Daerah
b. Lembaga Perwakilan Daerah e. Dewan Perwakilan Rakyat
c. Lembaga Perwakilan

14. Keprotokolan diatur berdasarkan asas:


a. Kebangsaan d. Kepastian Hukum
b. Ketertiban e. Keselarasan
c. kebangsaan;ketertiban dan
kepastian hukum;
keseimbangan, keserasian, dan
selarasan; dan
timbal balik.

15. Pernyataan yang kurang tepat tentang tujuan Pengaturan Keprotokolan, adalah
a. Memberikan penghormatan d. Memberikan pengormatan kepada
kepada Pejabat Negara, Pejabat tamu Negara sesuai denga
Pemerintahan, perwakilan kedudukan dalam negara,
Negara asing pemerintahan, dan masyarakat
b. Memberikan pedoman e. Menciptakan hubungan baik dalam
penyelenggaraan suatu agar tata pergaulan antarbangsa.
berjalan rapi, lancar, dan teratur
c. Memberikan pedoman
penyelenggaraan agar berjalan
efektif dan efisien

16. Acara Kenegaraan dan Acara Resmi dapat berupa


a. Upacara bendera atau bukan d. Acara resmi dan acara tidak resmi
upacara bendera.
b. Upacara bendera saja e. Acara tidak resmi dan acara forma;
c. Acara resmi dan formal

17. Dalam acara kenegaraan atau acara resmi, jika:


1 = Presiden RI
2 = Wakil Presiden RI
3 = Mantan Presiden dan mantan Wakil Presiden RI
4= Ketua MPR RI
5= Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI,
maka urutan pengaturan tempat yang tepat adalah
a. 1,2,3,4,5 d. 1,2,3,5,4
b. 1,2,5,4,3 e. 1,2,4,3,5
c. 1,2,4,5,3

18. Istri atau suami Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing
dan/atau organisasi internasional,serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam acara
kenegaraan dan/atau acara resmi…
a. Menempati urutan sesuai Tata d. Tidak diperkenankan mendampingi
Tempat suami atau istri istri/suami.
b. Ditempatkan berbeda dengan e. Dapat mendampingi istri/suami
Tata Tempat suami atau istri dalam kondisi khusus saja.
c. Ditempatkan dalam rombongan
tamu khusus

19. Jika
1 = Pengibaran bendera negara diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya;
2= Mengheningkan cipta;
3= Pembacaan naskah Pancasila;
4= Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
5= Pembacaan doa
Maka, susunan Tata Urutan Upacara bendera yang tepat adalah:
a. 1,2,3,4,5 d. 1,4,2,3,5
b. 1,2,4,3,5 e. 1,4,3,2,5
c. 1,3,4,2,5

20. Yang dimaksud dengan “timbal balik” dalam UU Keprotokolan adalah


a. Negara harus membalas seadil- d. Keprotokolan diberikan setimpal
adilnya kebaikan negara lain atau balas jasa terhadap
keprotokolan dari negara lain
b. Negara lain harus setimpal e. Negara lebih mementingkan
membalas jasa keprotokolan RI kepentingan bersama
c. Prinsip keadilan dalam
membalas keprokolan negara
lain

Tugas dikerjakan abjadnya saja di buku tulis, di foto lalu kirim ke google classroom OTK
Humas dan Keprotokolan
BAB II

MEMAHAMI REGULASI BIDANG KEPROTOKOLAN

A. ATURAN PROTOKOL

Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara
kenegaraan atau acara resmi yang meliputi tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan
sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan atau
kedudukannya dalam negara, pemerintahan atau masyarakat

1. Peraturan tentang Keprotokolan

a. UU no.8 tahun 1987 tentang protokol (sudah tidak berlaku)

b. UU no.9 tahun 2010 tentang keprotokolan

c. PP no.62 tahun 1990 tentang ketentuan keprotokolan mengenai tata tempat, tata upacara
dan tata penghormatan

d. Perkalan no. 40 Tahun 2015 tentang keprotokolan

2. Peraturan terkait Keprotokolan

a. UU no.43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian

b. UU no.22 tahun 2003 tentang pemerintah daerah

c. UU no.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah

d. UU no.24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan.

e. PP no.40 tahun 1958 tentang bendera kebangsaan RI

f. PP no. 43 tahun 1958 tentang penggunaan lambang negara RI

g. PP no.44 tahun 1958 tentang lagu kebnagsaan Indonesia Raya

h. PP no.21 tahun 1975 tentang sumpah atau janji PNS

i. PP no 24 tahun 2004 tentang kedudukan protokoler dan keuangan pimpinan dan anggota
DPRD.

j. PP no. 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian


kepala daerah dan wakil kepala daerah

k. Perpres no.11 thun 1959 tentang pelantikan jabatan negeri

l. Kepres no.18 tahun 1972 tentang penggunaan pakaian ketentuan dari institusi atau
lembaga resmi.
BAB III
RAPAT

A. Pengertian Rapat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rapat adalah pertemuan (kumpulan)
untuk membicarakan sesuatu, sidang, majelis. Dengan kata lain, rapat adalah suatu
pertemuan antar anggota organisasi/perusahaan yang bertujuan untuk
merundingkan/memecahkan masalah yang menyangkut organisasi/perusahaan.

B. Tujuan Rapat
1. Menyampaikan Informasi

Penyampaian informasi secara langsung melalui rapat bertujuan untuk meminimalisir


timbulnya salah persepsi di kalangan pegawai atau karyawannya.
2. Mendapatkan Masukan
Rapat menjadi sarana bagi para anggota rapat untuk menyampaikan masukan bila ada
masalah yang berat dan membutuhkan masukan dari semua anggota. Misalnya
masalah terkait penurunan gaji pegawai
3. Memecahkan Masalah
Rapat umumnya melibatkan beberapa orang yang memiliki kemampuan tertentu
untuk memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga masalah diharapkan dapat
segera diatasi.
4. Menjalin Kerja Sama
Salah satu tujuan rapat adalah untuk menjalin kerja sama di antara anggota untuk
membentuk suatu sikap yang diinginkan. Tanpa mengadakan rapat, kemungkinan
karyawan hanya akan memikirkan bagian pekerjaannya sendiri dan tidak memikirkan
bagian lainnya.
5. Sarana Menyampaikan Masalah
Rapat menjadi sarana untuk menyampaikan masalah. Pasalnya ada hal-hal seperti
menyampaikan masalah, keadaan tertentu, komplain dan lain-lain yang tidak bisa
dilakukan secara terbuka selain melalui rapat
6. Memotivasi
Selain menjadi sarana menyampaikan masalah, rapat juga menjadi sarana untuk
memotivasi. Tak jarang atasan memberi motivasi dan semangat kerja kepada para
anggotanya melalui rapat.
7. Mengambil Keputusan
Tujuan rapat selanjutnya adalah untuk mengambil keputusan sesuai dengan
kewenangannya dari orang-orang yang terlibat di dalamnya.

C. Jenis-Jenis Rapat
Ada 3 jenis rapat berdasarkan tujuan dilaksanakannya, yakni sebagai berikut.
1. Rapat Penjelasan (Teaching Conference)
Rapat penjelasan adalah rapat yang bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada
para peserta rapat. Contohnya, menjelaskan kegiatan launching produk baru
perusahaan. Pimpinan rapat menjadi pihak yang dominan dalam rapat jenis ini.
2. Rapat Pemecahan Masalah (Problem Solving Conference)
Rapat pemecahan masalah adalah rapat yang bertujuan untuk mencari pemecahan suatu
masalah atau untuk mencari kebenaran. Di dalam agenda rapat ini, para peserta rapat
diharapkan untuk mengutarakan pendapatnya.
3. Rapat Perundingan (Negotiation Conference)
Rapat perundingan adalah rapat yang diadakan karena ada dua atau lebih orang atau
organisasi yang memiliki kepentingan bersama, sehingga apabila tidak diadakan perundingan
dapat memicu timbulnya perselisihan atau memang telah terdapat perselisihan sehingga perlu
dirundingkan untuk menyelesaikannya secara damai.

Alasan Mengadakan Rapat


• Pimpinan memerlukan pendapat atau sumbangan pemikiran dari para stafnya atau
para pembantunya. Dikarenakan pemimpin tidak mau mengambil keputusan secara sepihak.
• Materi yang akan dibicarakan bersifat rahasia, sehingga akan tidak tepat jika materi
itu dibahas melalui saluran administrasi pada umumnya.

• Masalah yang merupakan subject matter tidak dapat dipecahkan melalui saluran
administrasi, namun disisi lain, masalah itu harus segera dipecahkan.
• Rapat dilakukan karena pemimpin ingin memberikan kesempatan kepada para
bawahan untuk memberikan saran/pendapat secara langsung kepadanya. Saran yang
disampaikan berupa solusi dari suatu masalah yang berhubungan dengan kepentingan
bersama.
• Rapat dilakukan karena miming telah tiba saatnya untuk diselenggarakan rapat secara
berkala atau pemimpin telah memutuskan agar diselenggarakan rapat.

Syarat Rapat yang Baik


1. Suasana Terbuka
Suasana rapat yang terbuka merupakan syarat rapat yang baik. Dengan suasana terbuka
berarti setiap peserta rapat siap untuk menerima informasi dari siapa pun. Untuk menjaga
suasana ini, hindari sikap saling mencurigai atau berprasangka buruk diantara sesama peserta
rapat. Suasana rapat yang terbuka mampu membangkitkan rasa kekeluargaan dan kerja sama
yang tinggi di antara para peserta rapat.
2. Tidak Ada Monopoli
Dalam rapat semua pihak yang terlibat mempunyai hak yang sama dalam mengeluarkan
pendapat. Oleh karena itu rapat yang baik adalah yang demokratis. Artinya, tidak ada yang
memonopoli atau ingin menguasai sendiri. Monopoli pembicaraan oleh seorang peserta rapat
atau oleh pimpinan akan menghambat jalannya rapat karena rapat menjadi kaku dan peserta
rapat menjadi pasif (tidak berpartisipasi).
3. Partisipasi Aktif dari Peserta Rapat
Rapat yang baik akan terwujud apabila para peserta rapat turut aktif dalam memecahkan
permasalahan yang dibahas dalam rapat. Peserta rapat harus menjadi pendengar yang baik
saat diberikan penjelasan-penjelasan dan harus memberikan sumbangan saran atau pendapat
yang positif saat kegiatan tanya jawab atau diskusi.

4. Bimbingan dan Pengawasan dari Pimpinan


Rapat yang baik harus terarah karena ada bimbingan dan pengawasan dari pemimpin rapat.
Pimpinan rapat harus memberikan bimbingan kepada seluruh peserta rapat agar mau berperan
aktif dalam rapat. Selain itu, pemimpin rapat juga harus dapat memonitor jalannya rapat
sehingga pembahasan tidak menyimpang dari tujuan rapat.
5. Perdebatan Berdasarkan Argumentasi

Rapat yang baik adalah mengadu argumentasi bukan emosi semata. Pada dasarnya
perdebatan merupakan hal yang biasa terjadi dalam rapat. Namun jika perdebatan terjadi
berkepanjangan dan tidak berdasarkan argumentasi yang benar akan mengakibatkan suasana
rapat menjadi panas dan tegang. Sehingga pada akhirnya rapat akan dimonopoli oleh peserta
yang saling berdebat. Oleh karena itu gunakan argumentasi atas dasar fakta untuk
menghindari perdebatan berkepanjangan dan emosi.
6. Pertanyaan Singkat dan Jelas
Dalam rapat hendaknya ajukan pertanyaan yang singkat, padat, menuju sasaran, tidak
bertele–tele, dan jelas. Tujuannya agar mudah dimengerti oleh seluruh peserta rapat.
Pertanyaan yang bertele-tele akan membuat pertanyaan menjadi tidak jelas dan cukup
menyita waktu.
7. Disiplin Waktu
Rapat yang baik adalah rapat yang disiplin waktu. Selain memuat peserta rapat menjadi lebih
disiplin, membiasakan pelaksanaan rapat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan akan
membuat pelaksanaan rapat jadi lebih tertib.
8. Selalu ada Kesimpulan

Rapat yang baik adalah yang di akhir rapat mampu dibuat kesimpulan atau keputusan
bersama. Sebaliknya rapat yang bertele-tele, tanpa ada keputusan merupakan tanda dari rapat
yang tidak baik dan tidak efektif.

Tipe Pimpinan Rapat


Pada dasarnya, ada 3 tipe pimpinan rapat yang harus Anda ketahui agar Anda dapat
menjalankan rapat dengan baik dan menghasilkan kesimpulan atau keputusan yang baik pula.
Terdapat 3 tipe pimpinan rapat, diantaranya sebagai berikut.
1. Tipe Otoriter
Komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin rapat tipe otoriter adalah komunikasi satu arah
(one way traffic). Ini karena tipe pimpinan dalam memimpin rapat cenderung ingin menang
sendiri, dan lebih banyak menggunakan paksaan.
2. Tipe Laissezfair
Lalu lintas komunikasi yang dilakukan oleh tipe pemimpin ini bisa dibilang kurang lancar.
Sebab, pimpinan rapat tidak mengendalikan dan mengarahkan jalannya rapat. Rapat
dibiarkan begitu saja oleh pemimpin sehingga berlarut-larut. Masing-masing peserta memiliki
pendapatnya sendiri sehingga rapat tidak berakhir dengan kesimpulan atau keputusan
sebagaimana yang diharapkan oleh seluruh peserta rapat.
3. Tipe Demokratis
Rapat yang dipimpin oleh tipe ini, akan banyak memberikan kesempatan pada para anggota
rapat untuk memberikan ulasan pendapat dan saran-saran. Oleh karenanya, lalu lintas
komunikasi yang terjadi dapat dua arah (two way traffic).

Tipe–Tipe Peserta Rapat


Ada tipe pemimpin rapat, maka ada juga tipe-tipe peserà rapat yang umum dijumpai.
Setidaknya ada 7 tipe peserta rapat, yakni sebagai berikut.
• Tipe pemberi informasi
• Tipe pemberi semangat

• Tipe inisiatif
• Tipe pemersatu
• Tipe penyerang
• Tipe perantara
• Tipe pendengar

You might also like