Professional Documents
Culture Documents
Hum&kep, Bu Enita 2
Hum&kep, Bu Enita 2
1. Definisi protokol
Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan.
A. Definisi/Pengertian berbagai terminologi dalam Keprotokolan :
Secara estimologis istilah protokol dalam bahasa Inggris protocol, bahasa Perancis
protocole, bahasa Latin protocoll(um), dan bahasa Yunani protocollon. Awalnya,
istilah protokol berarti halaman pertama yang dilekatkan pada sebuah manuskrip
atau naskah. Sejalan dengan perkembangan zaman, pengertiannya berkembang
semakin luas, yakni keselurahan naskah yang isinya terdiri dari catatan, dokumen
persetujuan, perjanjian, dan lain-lain dalam lingkup secara nasional maupun
internasional. Perkembangan selanjutnya, protokol berarti kebiasan-kebiasan dan
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan formalitas, tata urutan dan etiket
diplomatik. Aturan-aturan protokoler ini menjadi acuan institusi pemerintahan dan
berlaku secara universal.
2. Azaz Keprotokolan
Asas dan Tujuan Keprotokolan Berdasarkan UU Nomor 9 Tahun 2010 Pasal 2
Tentang Keprotokolan:
Keprotokolan diatur berdasar asas :
kebangsaan
1. ketertiban dan kepastian hukum
2. keseimbangan, keserasian dan keselarasan timbal balik
3. Tujuan protokol
Pasal 3 UU No. 9 tahun 2010 tentang pengaturan keprotokolan bertujuan untuk:
Memberikan penghormatan kepada pejabat negara, pejabat pemerintah, perwakilan
negara asing, dan /atau organisasi internasional, serta tokoh masyarakat tertentu dan/atau
tamu negara sesuai dengan kedudukan dalam negara pemerintah dan masyarakat.
a. Memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapi, lancar
dan teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku baik secara nasional
maupun internasional
b. Menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan antar bangsa
4. Peran keprotokolan
FO
MC
Ajudan
LO
Barikade
Pembawa bendera
Dirigen
Pembawa baki
Operator
Dokumentasi
5. Unsur-unsur protokol
Dengan demikian, terdapat unsur-unsur dalam protokol, yaitu:
1. Tata cara
Acara/Upacara harus dilakukan dengan khidmad & tertib, menurut aturan dan adat
yang sudah tetap dan harus ditaati.
2. Tata krama
Diperlukan kata-kata yang baik dan tepat menurut tinggi-rendahnya derajat pejabat,
disesuaikan dengan peristiwanya.
3. Aturan
Acara/Upacara terikat pada rumus-rumus tertentu yang sudah tetap (seating
arrangement, tata tempat, perlakuan terhadap bendera/lagu kebangsaan. Lambang
negara).
6. Tugas dan fungsi protokol
Fungsi Protokol adalah menyelenggarakan “Kenyamanan” pelaksanaan suatu kegiatan
acara/upacara dalam artian yang seluas-luasnya.
Fungsi protokol menjamin ketertiban dalam pergaulan antar bangsa memudahkan
hubungan antar bangsa agar pergaulan hidup antar bangsa menjadi lebih serasi dan
langgeng pejabat/petugas protokol bukan sekedar pelengkap kegiatan dan pajangan,
tetapi sebagai ujung tombak pengenalan citra positif.
Tugas-tugas Protokol :
a. Menyusun daftar tamu dengan segala tingkatannya.
b. Menyusun/membuat undangan
c. Mengatur lokasi dan kelengkapan acara/upacara
B. Menyusun acara
a. Menyiapkan lokasi dan kelengkapan acara/upacara
b. Mengusahakan kenyamanan suasana/tempat bagi yang diundang
c. Membagi tugas
7. Syarat-syarat petugas protokol
a. Menguasai pengetahuan teknis keprotokolan
b. Mengerti prinsip-prinsip manajemen dan memiliki kemampuan manajerial
c. Mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat
d. Berpenampilan/berpakaian rapi dan baik serta menyesuaikan dengan saat kegiatan yg
dihadiri
e. Mengerti arti pentingnya dekorasi, kebersihan dan keamanan
f. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
g. Mampu berpikir dan bertindak dinamis, efektif dan efisien
8. Sumber-sumber dan Aturan protokolan
UU. No 9 tahun 2010
Perkalan No. 40 Tahun 2015 tentang keprotokolan
PP No. 62 tahun 1990
9. Ruang lingkup tugas protokol
Luasnya ruang lingkup tugas protokol yang menyangkut segi-segi keupacaraan,
tercermin di dalam banyaknya macam acara yang harus dilaksanakan, yaitu seperti:
5. Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara
kenegaraan atau acara resmi yang meliputi…………….
a. Tata Tempat d. Tata Tempat dan Tata Upacara
b. Tata Upacara e. Tata Penghormatan
c. Tata Tempat, Tata Upacara dan
Tata Penghormatan
6. Acara yang diatur dan dilaksanakan oleh panitia Negara secara terpusat, dihadiri oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden, serta Pejabat Negara dan undangan lain, disebut…
a. Acara Kenegaraan d. Acara Formal
b. Acara Resmi e. Acara Sangat Format
c. Acara Sangat Resmi
7. Acara yang diatur dan dilaksanakan oleh pemerintah atau lembaga Negara dalam
melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dan dihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau
Pejabat Pemerintahan serta undangan lain, disebut...
a. Acara Kenegaraan d. Acara Formal
b. Acara Resmi e. Acara Sangat Formal
c. Acara Sangat Resmi
9. Aturan untuk melaksanakan upacara dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi,
disebut…
a. Tata Upacara Resmi d. Tata Pelaksanaan Upacara
b. Tata Upacara Kenegaraan e. Tata Pelaksanaan Acara Resmi
c. Tata Upacara
11. Pimpinan dan anggota lembaga Negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pejabat Negara yang
secara tegas ditentukan dalam Undang-Undang, disebut…
a. Pejabat Negara d. Pejabat Yudikatif
b. Pejabat Pemerintahan e. Pejabat Eksekutif
c. Pejabat Legislatif
12. Pemimpin Negara asing yang berkunjung secara kenegaraan, resmi, kerja, atau
pribadi ke Negara Indonesia, disebut
a. Tamu Negara d. Tamu Kehormatan Negara
b. Tamu Kenegaraan e. Tamu Istimewa Negara
c. Tamu Resmi
13. Lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggaran pemerintahan
daerah, adalah
a. Dewan Perwakilan Rakyat d. Majelis Permusyawaratan Rakyat
Daerah
b. Lembaga Perwakilan Daerah e. Dewan Perwakilan Rakyat
c. Lembaga Perwakilan
15. Pernyataan yang kurang tepat tentang tujuan Pengaturan Keprotokolan, adalah
a. Memberikan penghormatan d. Memberikan pengormatan kepada
kepada Pejabat Negara, Pejabat tamu Negara sesuai denga
Pemerintahan, perwakilan kedudukan dalam negara,
Negara asing pemerintahan, dan masyarakat
b. Memberikan pedoman e. Menciptakan hubungan baik dalam
penyelenggaraan suatu agar tata pergaulan antarbangsa.
berjalan rapi, lancar, dan teratur
c. Memberikan pedoman
penyelenggaraan agar berjalan
efektif dan efisien
18. Istri atau suami Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing
dan/atau organisasi internasional,serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam acara
kenegaraan dan/atau acara resmi…
a. Menempati urutan sesuai Tata d. Tidak diperkenankan mendampingi
Tempat suami atau istri istri/suami.
b. Ditempatkan berbeda dengan e. Dapat mendampingi istri/suami
Tata Tempat suami atau istri dalam kondisi khusus saja.
c. Ditempatkan dalam rombongan
tamu khusus
19. Jika
1 = Pengibaran bendera negara diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya;
2= Mengheningkan cipta;
3= Pembacaan naskah Pancasila;
4= Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
5= Pembacaan doa
Maka, susunan Tata Urutan Upacara bendera yang tepat adalah:
a. 1,2,3,4,5 d. 1,4,2,3,5
b. 1,2,4,3,5 e. 1,4,3,2,5
c. 1,3,4,2,5
Tugas dikerjakan abjadnya saja di buku tulis, di foto lalu kirim ke google classroom OTK
Humas dan Keprotokolan
BAB II
A. ATURAN PROTOKOL
Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara
kenegaraan atau acara resmi yang meliputi tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan
sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan atau
kedudukannya dalam negara, pemerintahan atau masyarakat
c. PP no.62 tahun 1990 tentang ketentuan keprotokolan mengenai tata tempat, tata upacara
dan tata penghormatan
d. UU no.24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan.
i. PP no 24 tahun 2004 tentang kedudukan protokoler dan keuangan pimpinan dan anggota
DPRD.
l. Kepres no.18 tahun 1972 tentang penggunaan pakaian ketentuan dari institusi atau
lembaga resmi.
BAB III
RAPAT
A. Pengertian Rapat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rapat adalah pertemuan (kumpulan)
untuk membicarakan sesuatu, sidang, majelis. Dengan kata lain, rapat adalah suatu
pertemuan antar anggota organisasi/perusahaan yang bertujuan untuk
merundingkan/memecahkan masalah yang menyangkut organisasi/perusahaan.
B. Tujuan Rapat
1. Menyampaikan Informasi
C. Jenis-Jenis Rapat
Ada 3 jenis rapat berdasarkan tujuan dilaksanakannya, yakni sebagai berikut.
1. Rapat Penjelasan (Teaching Conference)
Rapat penjelasan adalah rapat yang bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada
para peserta rapat. Contohnya, menjelaskan kegiatan launching produk baru
perusahaan. Pimpinan rapat menjadi pihak yang dominan dalam rapat jenis ini.
2. Rapat Pemecahan Masalah (Problem Solving Conference)
Rapat pemecahan masalah adalah rapat yang bertujuan untuk mencari pemecahan suatu
masalah atau untuk mencari kebenaran. Di dalam agenda rapat ini, para peserta rapat
diharapkan untuk mengutarakan pendapatnya.
3. Rapat Perundingan (Negotiation Conference)
Rapat perundingan adalah rapat yang diadakan karena ada dua atau lebih orang atau
organisasi yang memiliki kepentingan bersama, sehingga apabila tidak diadakan perundingan
dapat memicu timbulnya perselisihan atau memang telah terdapat perselisihan sehingga perlu
dirundingkan untuk menyelesaikannya secara damai.
• Masalah yang merupakan subject matter tidak dapat dipecahkan melalui saluran
administrasi, namun disisi lain, masalah itu harus segera dipecahkan.
• Rapat dilakukan karena pemimpin ingin memberikan kesempatan kepada para
bawahan untuk memberikan saran/pendapat secara langsung kepadanya. Saran yang
disampaikan berupa solusi dari suatu masalah yang berhubungan dengan kepentingan
bersama.
• Rapat dilakukan karena miming telah tiba saatnya untuk diselenggarakan rapat secara
berkala atau pemimpin telah memutuskan agar diselenggarakan rapat.
Rapat yang baik adalah mengadu argumentasi bukan emosi semata. Pada dasarnya
perdebatan merupakan hal yang biasa terjadi dalam rapat. Namun jika perdebatan terjadi
berkepanjangan dan tidak berdasarkan argumentasi yang benar akan mengakibatkan suasana
rapat menjadi panas dan tegang. Sehingga pada akhirnya rapat akan dimonopoli oleh peserta
yang saling berdebat. Oleh karena itu gunakan argumentasi atas dasar fakta untuk
menghindari perdebatan berkepanjangan dan emosi.
6. Pertanyaan Singkat dan Jelas
Dalam rapat hendaknya ajukan pertanyaan yang singkat, padat, menuju sasaran, tidak
bertele–tele, dan jelas. Tujuannya agar mudah dimengerti oleh seluruh peserta rapat.
Pertanyaan yang bertele-tele akan membuat pertanyaan menjadi tidak jelas dan cukup
menyita waktu.
7. Disiplin Waktu
Rapat yang baik adalah rapat yang disiplin waktu. Selain memuat peserta rapat menjadi lebih
disiplin, membiasakan pelaksanaan rapat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan akan
membuat pelaksanaan rapat jadi lebih tertib.
8. Selalu ada Kesimpulan
Rapat yang baik adalah yang di akhir rapat mampu dibuat kesimpulan atau keputusan
bersama. Sebaliknya rapat yang bertele-tele, tanpa ada keputusan merupakan tanda dari rapat
yang tidak baik dan tidak efektif.
• Tipe inisiatif
• Tipe pemersatu
• Tipe penyerang
• Tipe perantara
• Tipe pendengar