Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kelompok 6-1
Makalah Kelompok 6-1
Makalah Kelompok 6-1
halaman
DAFTAR ISI.........................................................................................................................i
DAFTAR TABEL..............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
i
2.13 Kelebihan Baja.......................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................v
ii
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2. 1 Sifat mekanis baja struktural.............................................................................11
Tabel 2. 2 Harga kekenyalan dan keliatan baja.................................................................12
iii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2. 1 Baja.................................................................................................................3
Gambar 2. 2 Baja ringan......................................................................................................3
Gambar 2. 3 Pemakaian kontruksi baja di Rugby tahun 1920.............................................5
Gambar 2. 4 Benda uji, dengan uji tarik, (b) dan (c) bersifat liat (ductile), (d) bersifat
rapuh/getas (brittle)..............................................................................................................9
Gambar 2. 5 Kurva tegangan – regangan hasil pengujian................................................10
Gambar 2. 6 Bagian kurva yang diperbesar, Ɛ = 0,2% merupakan regangan permanen...10
Gambar 2. 7 Sambungan dengan sobekan lamela akibat penyusutan las pada tabel bahan
yang sangat dikekang.........................................................................................................13
Gambar 2. 8 Bentuk Baja...................................................................................................14
Gambar 2. 9 Profil Baja.....................................................................................................15
Gambar 2. 10 Struktur Pithced Roof Portal.......................................................................16
.Gambar 2. 11 Rangka Portal (SCI, 2003..........................................................................17
Gambar 2. 12 Universal Testing Machine.........................................................................19
Gambar 2. 13 Electric Brinell Hardness Tester.................................................................19
Gambar 2. 14 Equotip Portable Rockwell Hardness..........................................................20
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Konstruksi baja yang paling banyak diminati adalah konstruksi atap yang
menggunakan bahan ringan. Rangka atap yang dibentuk dengan baja ringan adalah
rangka atap truss karena memiliki batang yang cukup banyak sehingga penyebaran beban
yang luas dan bisa mereduksi beban yang dipikul oleh batang tertentu.
v
I.4 Tujuan Makalah
Tujuan dari makalah ini untuk memberikan pengetahuan yang lebih dalam tentang apa itu
struktur baja
vi
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Baja dan Baja Ringan
II.1.1 Pengertian Secara teoritis
Baja adalah logam campuran yang tediri dari besi (Fe) dan karbon (C). Jadi baja
berbeda dengan besi (Fe), alumunium (Al), seng (Zn), tembagga (Cu), dan
titanium (Ti) yang merupakan logam murni. Dalam senyawa antara besi dan
karbon (unsur nonlogam) tersebut besi menjadi unsur yang lebih dominan
dibanding karbon. Kandungan kabon berkisar antara 0,2 – 2,1% dari berat baja,
tergantung tingkatannya. Secara sederhana, fungsi karbon adalah meningkatkan
kwalitas baja, yaitu daya tariknya (tensile strength) dan tingkat kekerasannya
(hardness). Selain karbon, sering juga ditambahkan unsur chrom (Cr), nikel (Ni),
vanadium (V), molybdaen (Mo) untuk mendapatkan sifat lain sesuai aplikasi
dilapangan seperti antikorosi, tahan panas, dan tahan temperatur tinggi.
Gambar 2. 1 Baja
vii
Baja ringan adalah baja canai dingin dengan kualitas tinggi yang bersifat ringan
dan tipis namun kekuatannya tidak kalah dengan baja konvensional. Baja ringan memiliki
tegangan tarik tinggi (G550). Baja G550 berarti baja memiliki kuat tarik 550 MPa (Mega
Pascal). Baja ringan adalah Baja High Tensile G-550 (Minimum Yeild Strength 5500
kg/cm2) dengan standar bahan ASTM A792, JIS G3302, SGC 570. Untuk melindungi
material baja mutu tinggi dari korosi, harus diberikan lapisan pelindung (coating).
Gambar 2. 2 Baja ringan
viii
II.2 Sejarah Penggunaan Kontruksi Baja Dan Baja Ringan
Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM Tahun 1100 SM,
Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai
oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebut proses peleburan besi mulai diketahui
secara luas. Tahun 1000 SM, Bangsa Yunani, Mesir, Jews, Roma, Carhaginians
dan Asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam
kehidupannya.Tahun 800 SM,
India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya. Tahun 700
– 600 SM, Cina belajar membuat besi. Tahun 400 – 500 SM, Baja sudah
ditemukan penggunaannya di Eropa. Tahun 250 SM, Bangsa India menemukan
cara membuat baja. Tahun 1000 M, Baja dengan campuran unsur lain ditemukan
pertama kali pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja
Damaskus. 1300 M, Rahasia pembuatan baja damaskus hilang.1700 M, Baja
kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di Eropa.
Penggunaan logam sebagai bahan struktural diawali dengan besi tuang
untuk bentang lengkungan (arch) sepanjang 100 ft (30 m) yang dibangun di
Inggris pada tahun 1777 – 1779. Dalam kurun waktu 1780 – 1820,. Dibangun lagi
sejumlah jembatan dari besi tuang, kebanyakan berbentuk lengkungan dengan
balok – balok utama dari potongan – potongan besi tuang indivudual yang
membentuk batang – batang atau kerangka (truss) konstruksi. Besi tuang juga
digunakan sebagai rantai penghubung pada jembatan – jembatan suspensi sampai
sekitar tahun 1840.
Setelah tahun 1840, besi tempa mulai mengganti besi tuang dengan contoh
pertamanya yang penting adalah Brittania Bridge diatas selat Menai di Wales
yang dibangun pada 1846 – 1850. Jembatan ini menggunakan gelagar –gelagar
tubular yang membentang sepanjang 230 – 460 – 460 – 230 ft (70 – 140 – 140 –
70 m) dari pelat dan profil siku besi tempa.
ix
Proses canai (rolling) dari berbagai profil mulai berkembang pada saat besi
tuang dan besi tempa telah semakin banyak digunakan. Batang – batang mulai
dicanai pada skala industrial sekitar tahun 1780. Perencanaan rel dimulai sekitar
1820 dan diperluas sampai pada bentuk – I menjelang tahun 1870-
an.Perkembangan proses Bessemer (1855) dan pengenalan alur dasar pada
konverter Bessemer (1870) serta tungku siemens-martin semakin memperluas
penggunaan produk – produk besi sebagai bahan bangunan. Sejak tahun 1890,
baja telah mengganti kedudukan besi tempa sebagai bahan bangunan logam yang
terutama. Dewasa ini (1990-an), baja telah memiliki tegangan leleh dari24 000
sampai dengan 100 000 pounds per square inch, psi (165 sampai 690 MPa), dan
x
1. Baja dengan kadar karbon rendah ( < 0,2 % C) Baja ini dengan
komposisi karbon kurang dari 2%. Fasa dan struktur mikronya
adalah ferrit dan perlit. Baja ini tidak bisa dikeraskan dengan
cara perlakuan panas (martensit) hanya bisa dengan 8
pengerjaan dingin. Sifat mekaniknya lunak, lemah dan memiliki
keuletan dan ketangguhan yang baik. Serta mampu mesin
(machinability) dan mampu las nya (weldability) baik cocok
untuk bahan bangunan konstruksi gedung, jembatan, rantai,
body mobil.
2. Baja dengan kadar karbon sedang ( 0,1%-0,5 % C) Baja karbon
sedang memiliki komposisi karbon antara 0,2%-0,5% C (berat).
Dapat dikeraskan dengan perlakuan panas dengan cara
memanaskan hingga fasa austenit dan setelah ditahan beberapa
saat didinginkan dengan cepat ke dalam air atau sering disebut
quenching untuk memperoleh fasa ang keras yaitu martensit.
Baja ini terdiri dari baja karbon sedang biasa (plain) dan baja
mampu keras. Kandungan karbon yang relatif tinggi itu dapat
meningkatkan kekerasannya. Namun tidak cocok untuk di las,
dengan kata lain mampu las nya rendah. Dengan penambahan
unsur lain seperti Cr, Ni, dan Mo lebih meningkatkan mampu
kerasnya. Baja ini lebih kuat dari baja karbon rendah dan cocok
untuk komponen mesin, roda kereta api, roda gigi (gear), poros
engkol (crankshaft) serta komponen struktur yang memerlukan
kekuatan tinggi, ketahanan aus, dan tangguh.
3. Baja dengan kadar karbon tinggi ( >0,5 % C) Baja karbon tinggi
memiliki komposisi antara 0,6- 1,4% C (berat). Kekerasan dan
kekuatannya sangat tinggi, namun keuletannya kurang. baja ini
cocok untuk baja perkakas, dies (cetakan), pegas, kawat
kekuatan tinggi dan alat potong yang dapat dikeraskan dan
ditemper dengan baik. Baja ini terdiri dari baja karbon tinggi
biasa dan baja perkakas. Khusus untuk baja perkakas biasanya
xi
mengandung Cr, V, W, dan Mo. Dalam pemaduannya unsur-
unsur tersebut bersenyawa dengan karbon menjadi senyawa
yang sangat keras sehingga ketahanan aus sangat baik. Kadar
karbon yang terdapat di dalam baja akan mempengaruhi kuat
tarik, kekerasan dan keuletan baja. Semakin tinggi kadar
karbonnya, maka kuat tarik dan kekerasan baja semakin
meningkat 9 tetapi keuletannya cenderung turun. Penggunaan
baja di bidang teknik sipil pada umumnya berupa baja
konstruksi atau baja profil, baja tulangan untuk beton dengan
kadar karbon 0,10% - 0,50%. Selain itu baja karbon juga
digunakan untuk baja/kawat pra tekan dengan kadar karbon s/d
0,90 %. Pada bidang teknik sipil sifat yang paling penting
adalah kuat tarik dari baja itu sendiri.
B. Baja Paduan
Baja dikatakan di padu jika komposisi unsur-unsur paduannya secara
khusus, bukan baja karbon biasa yang terdiri dari unsur fosfor dan
mangan. Baja paduan semakin banyak di gunakan.Unsur yang paling
banyak di gunakan untuk baja paduan, yaitu : Cr, Mn, Si, Ni, W, Mo,
Ti, Al, Cu, Nb, Zr
1. Baja Paduan Rendah
(Low Alloy Steel) Baja paduan rendah merupakan baja paduan
yang elemen paduannya kurang dari 2,5% wt, misalnya unsur
Cr, Mn, Ni, S, Si, P dan lainlain. Biasanya digunakan untuk
membuat perkakas potong, gergaji, cetakan penarikan, pahat
kayu, mata pisau, pemotong kikir, gurdi batu.
2. Baja Paduan Menengah
(Medium Alloy Steel) Baja paduan menengah merupakan baja
paduan yang elemen paduannya 2,5% - 10% wt, misalnya unsur
Cr, Mn, Ni, S, Si, P dan lain-lain. Biasanya digunakan untuk
membuat alat pengukur, cetakan penarikan, rol derat, mata
gunting untuk plat tebal.
xii
3. Baja Paduan Tinggi
(High Alloy Steel) Baja paduan tinggi merupakan baja paduan
yang elemen paduannya lebih dari 10% wt, misalnnya unsur Cr,
Mn, Ni, S, Si, P dan lain-lain (Amanto, 1999). Banyak
digunakan untuk cetakan penarikan kawat, cetakan pengetrim,
pengukur, rol derat.
II.4 Komponen Penyusun Baja
Komponen unsur penyusun baja ialah sebagai berikut:
A. Unsur karbon (C)
Karbon merupakan unsur terpenting yang dapat meningkatkan kekerasan
dan kekuatan baja. Kandungan karbon di dalam baja sekitar 0,1%-1,7%
sedangkan unsur lainnya dibatasi sesuai dengan kegunaan baja. Unsur
paduan yang bercampur di dalam lapisan baja adalah untuk membuat baja
bereaksi terhadap pengerjaan panas dan menghasilkan sifat-sifat yang
khusus. Karbon dalam baja dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasan
tetapi jika berlebihan akan menurunkan ketangguhan.
B. Unsur Mangan (Mn)
Semua baja mengandung mangan karena sangat dibutuhkan dalam proses
pembuatan baja. Kandungan mangan kurang lebih 0,6% tidak
mempengaruhi sifat baja, dengan kata lain mangan tidak memberikan
pengaruh besar pada struktur baja dalam jumlah yang rendah. Penambahan
unsur mangan dalam baja dapat menaikkan kuat tarik tanpa mengurangi atau
sedikit mengurangi regangan, sehingga baja dengan penambahan mangan
memiliki sifat kuat dan ulet.
C. Unsur Silikon (Si)
Silikon merupakan unsur paduan yang ada pada setiap baja dengan
kandungan lebih dari 0,4% yang mempunyai pengaruh untuk
menaikkan tegangan tarik dan menurunkan laju pendinginan kritis.
Silikon dalam baja dapat meningkatkan kekuatan, kekerasan,
kekenyalan, ketahanan aus, dan ketahanan terhadap panas dan karat.
Unsur silikon 11 menyebabkan sementit tidak stabil, sehingga
memisahkan dan membentuk grafit. Unsur silikon juga merupakan
xiii
pembentuk ferit, tetapi bukan pembentuk karbida, silikon juga
cenderung membentuk partikel oksida sehingga memperbanyak
pengintian kristal dan mengurangi pertumbuhan akibatnya struktur
butir semakin halus.
D. Unsur Nikel (Ni)
Nikel mempunyai pengaruh yang sama seperti mangan, yaitu memperbaiki
kekuatan tarik dan menaikkan sifat ulet, tahan panas, jika pada baja paduan
terdapat unsur nikel sekitar 25% maka baja dapat tahan terhadap korosi.
Unsur nikel yang bertindak sebagai tahan karat (korosi) disebabkan nikel
bertindak sebagai lapisan penghalang yang melindungi permukaan baja.
E. Unsur Kromium (Cr)
Sifat unsur kromium dapat menurunkan laju pendinginan kritis (kromium
sejumlah 1,5% cukup meningkatkan kekerasan dalam minyak). Penambahan
kromium pada baja menghasilkan struktur yang lebih halus dan membuat
sifat baja dikeraskan lebih baik karena kromium dan karbon dapat
membentuk karbida. Kromium dapat menambah kekuatan tarik dan
keplastisan serta berguna juga dalam membentuk lapisan pasif untuk
melindungi baja dari korosi serta tahan terhadap suhu tinggi.
xiv
sampai benda uji menjadi putus. Tegangan diberikan dengan persamaan gaya dibagi luas
penampang, (f/A), dan regangan adalah perbandingan antara pertambahan panjang
dengan panjang benda uji, (ΔL/L), dan hasil pengujian dilukiskan pada gambar 2.4
Gambar 2. 4 Benda uji, dengan uji tarik, (b) dan (c) bersifat liat (ductile), (d) bersifat
rapuh/getas (brittle)
Berikut adalah gambar kurva tegangan dan regangan dari pengujian uji tarik untuk
mengetahui sifat mekanik baja
Titik-titik penting dalam kurva tegangan-regangan adalah sebagai berikut,
fp = batas proporsional.
Fe = batas elastis. fyu,
fy = tegangan leleh atas dan bawah.
Fu = tegangan ultimate.
€sh = regangan saat mulai terjadi strain hardening (penguatan regangan).
Titik titik ini membagi kurva tegangan – regangan menjadi beberapa daerah yaitu :
A. Daerah linear antara titik 0 dan fp, pada daerah ini berlaku Hukum
Hooke,
Ɛ = ΔL / L = regangan.
xv
Gambar 2. 5 Kurva tegangan – regangan hasil pengujian
B. Daerah elastis dari 0 sampai fe, yaitu apabila beban yang bekeja
pada benda uji dihilangkan maka benda uji akan kembali kebentuk
xvi
Dalam perencanaan struktur baja SNI 03-1729-2002 dapat diambil beberapa sifat
mekanik dari material baja yang sama yaitu:
Modulus Elastisitas E = 200.000 MPa
xvii
Modulus Geser G = 80.000
MPa Angka Poison = 0.3
Koefisien muai panjang, α = 12.10-6 /°C
Kelas mutu baja yang terdapat pada SNI 03-1729-2002 terbagi menjadi 5 kelas
sebgaia berikut:
Tabel 2. 1 Sifat mekanis baja struktural
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
hancur. Untuk tegangan uniaksial (satu sambu), besaran ini dapat diperoleh dari
adalah jumlah energi elastis yang dapat diserap oleh satu satuan volume bahan
yang dibebani tarikan, besarnya sama dengan luas bidang di bawah diagram
yang dapat diserap oleh satu satuan volume bahan sebelum patah/putus. Untuk
tarikan uniaksial (satu sumbu), keliatan sama dengan luas bidang di bawah kurva
xviii
tegangan-regangan tarik sampai titik patah, disebut juga modulus keliatan.
Sebagai contoh, harga kekenyalan dan keliatan diberikan dalam tabel berikut :
Penurunan modulus elastisitas tidak terlalu besar pada suhu sampai 540
°C, setelah itu modulus elastisitas akan menurtm dengan cepat. Yang lebih
penting, bila suhu mencapai 260 sampai 320 °C deformasi pada baja akan
membesar sebanding dengan lamanya waktu pembebanan, fenomena ini dikenal
sebagai "rangkak" (creep). Rangkak sering dijumpai pada struktur beton dan
xix
pengaruhnya pada baja (yang tidak terjadi pada suhu kamar) meningkat bila
suhu naik.pengaruh suhu tinggi yang lain adalah
a. Memperbaiki daya tahan kejut tarik sampai kira-kira 65-95oC
b. Menaikan kegetasan akibat perubahan metalurgis, seperti
pengendapan senyawa karbon yang mulai terjadi pada suhu 510oC.
c. Menaikan sifat tahan karat baja struktural bila suhu mendekati 540oC.
Baja umumnya dipakai pada keadaan suhu di bawah 100 oF, dan beberapa
baja yang diberi perlakuan panas harus dijaga agar suhunya di bawah 430oC
II.8 .Patah Gelas
Patah getas didefenisikan sebagai "jenis keruntuhan berbahaya yang terjadi tanpa
deformasi plastis lebih dahulu dan dalam waktu yang sangat singkat",. Kelakuan
patah dipengaruhi oleh suhu, laju pembebanan, tingkat tegangan, ukuran cacat,
Gambar 2. 7 Sambungan dengan sobekan lamela akibat penyusutan las pada tabel
bahan yang sangat dikekang
xx
walaupun belum melampaui titik leleh dapat mengakibatkan keruntuhan, disebut
pembebanan pada gedung umumnya berasal dari muatan hidup lantai, hujan,
xxi
G. Profil rel: bentuk-bentuk pegangan, umumnya untuk tangga seperti :
Strap rail, Flanged rail, Baulk rail, Barlow rail, Flat bottomed rail,
Double-headed rail, Bullhead rail, Tangential turnouts, Grooved rail
H. Bar: potongan metal, dengan bentuk potongan adalah persegi panjang
namun tidak lebar hingga berbentuk
I. Rod: batangan metal panjang dengan penampang bulat atau kotak
J. Plate: lembaran logam dengan ketebalan mulai dari 4 mm
xxii
data mengenai volume, ruang bebas, dan lainnya dapat mengarah pada panjang
bentang yang akan diperlukan untuk mengakomodasi tujuan bangunan.
Umumnya, untuk panjang bentang 20-40 meter, biasanya akan
menggunakan tipe portal frame. Sementara untuk panjang bentang 40-70 meter,
akan menggunakan tipe portal truss. Dan untuk panjang bentang >70 meter, akan
menggunakan tipe space truss yang merupakan kombinasi portal frame dan truss.
A. Portal Frame
Portal Frame adalah sistem struktur portal kaku yang berbentuk
segitiga pelana pada satu bidang tunggal. Adapun elemen-elemen
struktur yang mendukung beban kerja di antaranya adalah rafter,
kolom, base-plate, stiffener, dan haunch.
Dalam desain struktur bangunan, seringkali komponen haunch tidak
melalui perhitungan yang detail, namun hanya sebagai komponen
tambahan yang mendukung kekakuan lentur struktur segitiga pelana.
Idealisasi dan asumsi struktur portal frame adalah bahwa setiap
elemen vertikal dan horizontal yang menerima beban mampu untuk
menerima gaya internal secara penuh baik itu momen, geser, dan
aksial.
Gambar 2. 10 Struktur Pithced Roof Portal
B. Portal Truss
Portal Truss adalah sistem struktur portal yang bagian struktur
horizontalnya merupakan susunan rangka batang pada satu bidang
tunggal.Susunan rangka batang harus mengakomodasi kekakuan dan
xxiii
kekuatan dalam sistem gaya tarik-tekan saja. Rangka batang akan
menggunakan susunan konfigurasi segitiga yang secara mekanik
dapat memberikan efek kekakuan dan kekangan (penahanan) yang
tinggi.
xxiv
Ukuran komponen baja yang akurat mempercepat proses pemasangan dan
memungkinkan pemantauan menggunakan manajemen perangkat lunak.
xxv
Alat yang biasa di gunakan pada pengujian baja ini adalah sebgai berikut:
A. Uji Tarik (Tensile Test) dengan Universal Testing Machine (UTM)
xxvi
C. Uji hardness dengan menggunakan Equotip Portable Rockwell Hardness,
dimana Equotip Portable Rockwell Hardness merupakan alat Non
Destructive Test.
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Deretan Pengusaha Pemilik
Pabrik Baja di Indonesia". kegiatan utama GGRP adalah dalam bidang industri
peleburan dan penggilingan baja (Furnace &Steel Rolling) dan lain-lain.
xxvii
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Deretan Pengusaha Pemilik
Pabrik Baja di Indonesia",
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Baja merupakan salah satu elemen konstruksi dengan kekuatan tekan dan tarik yang
cukup besar di banding bahan konstruksi lainnya yang umum dipakai sehingga banyak
digunakan pada struktur utama sebuah bangunan.
Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM Tahun 1100 SM, Bangsa
hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa
asia barat, pada tahun tersebut proses peleburan besi mulai diketahui secara luas. Tahun
1000 SM, Bangsa Yunani, Mesir, Jews, Roma, Carhaginians dan Asiria juga mempelajari
peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.Tahun 800 SM,
xxviii
M. Penggunaan baja
N. Pengujian baja
O. Perusahaan pembuat baja di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Nasional, B. S. (2005).
Perencanaan struktur baja untuk jembatan. SNI T-03-2005.
Taryana, A. (2017).
Analisis sifat mekanik baja SKD 61 dengan baja ST 41 dilakukan hardening
dengan variasi temperatur. Bina Teknika, 13(2), 189-199.
Sari, N. H. (2017).
Perlakuan panas pada baja karbon: efek media pendinginan terhadap sifat mekanik
dan struktur mikro. Jurnal Teknik Mesin (JTM), 6(4), 264.
Setiawan, A. (2008).
Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRF D.
xxix