Professional Documents
Culture Documents
Mini Project
Mini Project
Di susun oleh:
dr. Ruhbaniyah
dokter pendamping:
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan Mini Project saya yang berjudul “Karakteristik
Penderita Diare Pada Balita di UPTD Puskesmas Kaimana Periode Januari-Oktober 2023” ini
dalam memenuhi kewajiban tugas pada Program Dokter Internship Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, penyusunan Mini Project ini menemui banyak kendala dan
tidak semua dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Hal ini mungkin dapat menjadi
pembelajaran bagi penulis kedepannya.
Dengan selesainya Mini Project ini, saya menyampaikan terima kasih kepada:
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam Mini Project ini, sehingga
dengan kerendahan hati penulis menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk menjadikan Mini Project ini lebih baik dan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
dr. Ruhbaniyah
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
2.5 Patofisiologi.................................................................................................................8
2.7 Diagnosa....................................................................................................................10
2.8 Komplikasi................................................................................................................12
2.12 Prognosis...................................................................................................................19
BAB V PENUTUP..................................................................................................32
5.1 Kesimpulan................................................................................................................32
5.3 Saran..........................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................34
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
28,9% dari sasaran yang ditetapkan angka kejadian diare di papua barat sebanyak
10,02. Disparitas antar provinsi untuk cakupan pelayanan penderita diare semua umur
adalah antara 4,9% (Sulawesi Utara) dan Nusa Tenggara Barat (78,3%). Sedangkan
disparitas antar provinsi untuk cakupan pelayanan penderita diare balita adalah antara
4,0% (Sulawesi Utara) dan Nusa Tenggara Barat (61,4%) (Kemenkes RI, 2021).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Diare
Diare adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba, akibat
kandungan air di dalam tinja yang melebihi batas normal (10 ml/kgBB/hari) dengan
peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung kurang
dari 14 hari. Diare adalah keluarnya tinja air dan elektrolit yang hebat. Pada bayi dan
anak-anak, pengeluaran volume tinja yang lebih dari 15 gr/kg/24 jam disebut diare
(Ariska et all,2020:293).
Pada anak umur 3 tahun yang volume tinjanya sudah sama dengan orang
dewasa, yang memiliki volume tinja >200 g/kg/24 jam disebut diare. Oleh karena itu
frekuensi dan konsistensi bukan merupakan indikator untuk volume tinja. Enteritis
akut atau gastroenteritis akut atau sering disebut sebagai diare, yaitu frekuensi yang
abnormal dan konsistensi tinja yang lebih encer/cair. Diare yang disebabkan oleh
berbagai infeksi atau proses peradangan pada usus yang secara langsung
2.1.1.1 Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya
kurang dari 7 hari). Akibat dari diare akut adalah dehidrasi, sedangkan
3
yang muncul cepat yang dapat disertai dengan beberapa gejala seperti
kurang dari 14 hari. Sekitar 80% disebabkan oleh virus sedangkan infeksi
2.1.1.2 Diare kronik, yaitu keluarnya tinja air dan elektrolit yang hebat. Dengan
frekuensi buang air besar yang terus meningkat, konsistensi tinja semakin
lembek, atau volume tinja yang semakin bertambah dalam rentang waktu
2.1.1.3 Diare persisten, Diare persisten adalah adalah diare yang mula-mula
Dapat dimulai sebagai diare cair akut atau disentri. Diare persisten sering
seorang anak. Akibat dari diare persisten adalah penurunan berat badan,
2.1.1.4 Diare dengan masalah lain, Anak yang menderita diare akut dan diare
4
2.1.2 Berdasarkan derajat dehidrasi yang di timbulkannya:
besar, tetapi yang sering ditemukan di lapangan adalah diare yang disebabkan
infeksi dan malabsorbsi. Penyebab diare secara lengkap adalah sebagai berikut :
5
2.3.1.1 Enteral, Faktor enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang
2.3.1.2 Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat
2.3.3 Faktor pemberian antibiotik oral dengan dosis dan lama pemberian yang
tidak adekuat, seperti pada kasus diare yang sering disebabkan oleh
6
Clostridium Difficile Associated Diarrhea (CDAD) (Debie Anggraeni,
2.4.1 Gangguan osmotic, yaitu jika bahan makanan tidak dapat diabsorpsi
terjadinya diare yang cair. Diare akan berhenti bila pasien puasa.
2.4.2 Gangguan sekresi, yaitu akibat gangguan transport elektrolit dan cairan
Rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
Karakteristiknya berupa feses cair, banyak, tidak nyeri, dan tidak ada
7
berlebihan) bakteri, sehingga menyebabkan diare. Karakteristiknya mirip
usus juga dapat meningkat karena adanya zat makanan yang merangsang
misalnya pedas, asam, terlalu banyak lemak, serat dan dapat juga karena
2022:311).
2.5 Patofisiologi
2.5.1 Kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yangg menyebabkan
2.5.2 Gangguan sirkulasi darah dapat berupa renjatan hipovolemik atau pra-renjatan
sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai dengan muntah, perfusi jaringan
8
2.5.3 Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan berlebihan karena diare dan
takut bertambahnya muntah dan diare pada anak atau apabila makanan tetap
diberikan dalam bentuk diencerkan. Hipoglikemia akan lebih sering terjadi pada
anak yang sebelumnya telah menderita malnutrisi atau bayi dengan gagal
berambah berat badan. Sebagai akibat dari hipoglikemia dapat terjadi edema
otak yang dapatb mengakibatkan kejang dan koma (Debie Anggraeni, Olivitari
Kumala, 2022:312).
2.6.1 Sebagian besar manifestasi klinis yang muncul pada kasus diare berkaitan erat
dengan jenis pathogen yang menginfeksi dan seberapa besar tingkat infeksi
tersebut.
dan muntah yang cepat dalam waktu 6 jam, dengan kemungkinan demam, kram
perut setelah periode inkubasi 8-16 jam dikaitkan dengan produksi enterotoksin.
andomial dan diare berair setelah periode inkubasi 16-48 jam dapat dikaitkan
2.6.3 Bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu
2.6.4 Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama
9
2.6.5 Anus dan daerah sekitarnya menjadi lecet karena seringnya defekasi dan tinja
makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat, yang
berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare.
2.6.6 Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan
oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam
2.6.7 Bila penderita telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala
2.6.8 Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi
ringan, sedang dan berat, sedangkan berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi
2.7 Diagnosa
2.7.1 Anamnesa
Pada anamnesa perlu ditanyakan deskripsi diare, seperti frekuensi, lama diare
muntah, tanda dehidrasi (rasa haus, anak rewel/lemah), demam, kejang, jumlah
cairan masuk, riwayat makan dan minum, pengobatan yang diterima, dan gejala
10
2.7.2.1 Pemeriksaan keadaan umum, kesadaran, tanda vital, dan berat badan
elektrolit dan non elektrolit dalam terjadinya retensi air didalam lumen
pada diare osmotik >125 mosmol/kg, sedangkan pada diare sekretorik <
50 mosmol/kg.
11
2.7.3.2 Pemeriksaan elektrolit, kadar urea darah/ BUN (Blood Urea Nitrogen),
kreatinin, dan berat jenis urin dapat dipakai sebagai indikator hidrasi.
2.7.3.3 Spesimen tinja diperiksa bila dicurigai adanya invasi bakteri. Adanya
sebagai respons terhadap invasi bakteri yang luas pada mukosa kolon
seperti infeksi kuman Shigella sp, Salmonella sp, dan E.coli. penderita
diagnostic test’.
ekstraintersitial.
2022:313).
2.8 Komplikasi
kardiovaskular akibat hipovolemia berat. Kejang dapat terjadi dengan adanya demam
tinggi, terutama pada infeksi Shigella sp. Pada infeksi bakteri Salmonella sp, dapat
memicu terjadinya perforasi usus, suatu komplikasi yang mengancam jiwa. Muntah
hebat akibat gastroenteritis (diare) dapat menyebabkan ruptur esofagus atau aspirasi .
12
Komplikasi lainnya yang sering terjadi adalah hipokalemia, yaitu suatu kedaan
dimana kadar kalium dalam darah rendah dengan gejala meteorismus (kembung perut
karena pengumpulan gas secara berlebihan dalam lambung dan usus), hipotonik otot,
protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan
sebagai akibat defesiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa usus halus
Diare dapat disebabkan oleh infeksi, toksin, alergi saluran cerna, defek
malabsorbsi, dan inflammatory bowel disease. Infeksi spesifik dibedakan satu sama
lain melalui pemeriksaan kultur tinja dan ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent
Assay). Diare akut dapat menyerupai berbagai penyakit akut lainnya, seperti
intususepsi, apendisitis akut, iritasi lambung dan sindrom emetik yang dapat
Pada prinsipnya ada lima pilar tata laksana atau penanganan diare menurut
antibiotik sesuai indikasi, pemberian zink, dan edukasi pada orang tua. Berikut alur
13
b. Ubun-ubun cekung, mata sangat cekung
berikut :
selanjutnya
pertama, berikan
, 70
Umur 30 cc/KgBB
cc/KgBB
dalam:
dalam:
umur <12
1 jam 5 jam
bulan
umur ≥ 12
30 menit 2 ½ jam
bulan
(Depkes RI, 2011:10)
3) Jika tidak ada fasilitas intravena, pasang pipa nasogastrik dan beri
14
a. Rewel, gelisah, dan cengeng
lebih lambat.
3) Lanjutkan dengan ASI, untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapat
Pada diare tanpa dehidrasi tidak ada cukup tanda untuk diklasifikasikan
a. Beri cairan tambahan, seperti ASI, yang lebih sering dan lama. Jika anak
tidak memperoleh ASI eksklusif, berikan oralit, air matang atau cairan
makanan.
15
b. Beri oralit sampai diare berhenti. Bila muntah tunggu 10 menit dan
dilanjutkan sedikit demi sedikit. Umur <1 tahun diberi 50-100 ml setiap
kali BAB, sedangkan umur > 1 tahun diberi 100-200 ml setiap kali BAB.
c. Berikan pada anak tablet zink selama 10-14 hari berturut-turut walaupun
diare sudah berhenti, yaitu dengan ½ tablet (10 mg)/hari untuk anak usia
<6 bulan dan berikan tablet zink sebanyak 1 tablet (20 mg) untuk anak usia
>6 bulan, Zink bermanfaat untuk menurunkan frekuensi BAB (Buang air
dapat/malas minum, timbul demam, timbul darah dalam tinja, dan tidak
a. Antibiotik tidak digunakan secara rutin dan hanya bermanfaat pada anak
dengan diare berdarah (disentri), suspek kolera, dan infeksi berat lain
2022:314).
16
Pencegahan diare bertujuan untuk tercapainya angka kesakitan. Upaya kegiatan
terhadap diare. Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara penuh
pemberian ASI yang disertai dengan susu botol. Flora normal usus bayi yang
buruk.
Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap mulai
setelah anak berumur 9 bulan atau lebih. Berikan makanan lebih sering
17
makanan yang dimasak dengan baik, sebanyak 4-6x sehari, serta
b. Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi /bubur dan biji-
bijian untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging,
makanannya.
makanan, minuman atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jari-
jari tangan, makanan yang wadah atau tempat makan-minum yang dicuci
serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi
b. Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan
18
c. Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-
anak
e. Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air yang
sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak,
buang air besar sendiri, buang air besar hendaknya jauh dari rumah,
meter dari sumber air, hindari buang air besar tanpa alas kaki (Debie
19
2.12 Prognosis
terapi antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare infeksius sangat baik dengan
morbiditas dan mortalitas minimal. Prognosis diare ini sangat tergantung pada
Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak dengan
usia 0-3 tahun (batita) dan anak usia prasekolah. Anak usia 0-3 tahun merupakan
konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya.
Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia pra-sekolah sehingga
diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Kurangnya perhatian orang tua
terhadap pola makan dan kebersihan pada masa batita ini yang sering memicu
timbulnya penyakit seperti diare. Berikut ini adalah gambaran karakteristik balita
balita dan anak-anak merupakan hal yang cukup penting, terutama untuk
di RSUD Tabanan tahun 2023, distribusi proporsi penyakit diare pada balita
20
Tabel 2. 3.Distribusi Proporsi Penyakit Diare pada Balita Berdasarkan Jenis
Kelamin
Kelompok Jumlah
Jenis
kelamin N proporsi (%)
Laki-laki 31 56,4%
Perempuan 24 43,6%
Total 55 100%
(Nyoman et all, 2023:190)
2023:190).
sehingga tubuh belum mampu untuk melindungi tubuh dari serangan bakteri,
usia balita 1–12 bulan sebanyak 25 orang (45, 5%), usia 13–24 bulan
bulan sebanyak 2 orang (3,6%) dan pada usia 49-60 bulan sebanyak 3 orang
21
Tabel 2. 4.Distribusi Karakteristik Kejadian Diare
Pada Balita Berdasarkan Usia Balita
Jumlah
No Umur balita Frekuen Persentas
si e (%)
1 1–12 bulan 25 45,5
13–24
2 18 32,7
bulan
3 25-36 bulan 7 12,7
4 37-48 bulan 2 3,6
5 49-60 bulan 3 5,5
Jumlah 55 100
22
BAB III METODE PENELITIAN
September tahun 2023. Pendekatan cross sectional dipilih karena observasi atau
pengumpulan data dilakukan dalam waktu bersamaan atau sekaligus pada suatu saat
(point time approach). Penggunaan desain penelitian ini dimaksudkan agar memperoleh
Kaimana periode Januari- Oktober Tahun 2023 (Sidik Priadana & Denok Sunarsi,
2021:39 ).
Penyusunan Mini Project ini ini dilaksanakan pada bulan Mei 2023 hingga
tahun 2023 dan hasil penelitian dipresentasikan pada bulan November 2023.
Variabel yang diteliti pada gambaran karakteristik balita penderita diare di UPTD
Puskesmas Kaimana Periode Januari - Oktober Tahun 2023 adalah sebagai berikut :
3.3.1 Umur/usia
23
Umur/usia merupakan jumlah tahun yang dihitung sejak kelahiran hingga ulang
tahun terakhir saat penelitian dilakukan. Umur diketahui dengan melihat buku
Skala : Interval
Jenis kelamin adalah pembeda antara laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin
juga dapat diketahui dengan melihat buku register penderita atau data rekam
medik penderita.
Skala : Nominal
3.3.3 Diare
Diare merupakan gangguan buang air besar lebih dari 3x dalam sehari, dengan
3.3.4 balita
Balita menurut Kemenkes RI (2021) adalah masa bayi balita adalah masa
setelah dilahirkan sampai sebelum berumur 9 bulan, terdiri dari bayi baru lahir
usia 0-28 hari, bayi usia 0-11 bulan, dan anak balita usia 12- 59 bulan.
Sedangkan menurut WHO, kelompok usia balita adalah 0-60 bulan, balita dapat
dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu golongan usia bayi (0-2 tahun),
golongan batita (2-3 tahun), dan golongan prasekolah (>3-5 tahun).
Menurut Sidik Priadana & Denok Sunarsi (2021:159) Populasi penelitian adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
24
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita
September tahun 2023. Populasi yang diperoleh peneliti yaitu berjumlah 256
populasi.
Menurut Sidik Priadana & Denok Sunarsi (2021:160), Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, serta dianggap mewakili
seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah semua balita penderita diare
Januari- Oktober tahun 2023. Sampel yang diperoleh peneliti yaitu berjumlah 256
sampel.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling atau
disebut sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel dengan semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Teknik ini sering digunakan apabila penelitian yang
dilakukan ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil (Sidik
Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan data sekunder, yang dikumpulkan dari
rekam medik. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
25
teknik analisis dokumen karena peneliti menganalisis isi dokumen dari buku register yang
Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dengan tujuan menjelaskan atau
mendeskripsikan angka atau nilai terhadap gambaran karakteristik balita penderita diare
di UPTD Puskesmas Kaimana periode Januari- Oktober tahun 2023. Data dan informasi
yang diperoleh dari data rekam medis kemudian dicatat dan dikumpulkan untuk
dilakukan penginputan dan selanjutnya disajikan dalam tabel presentasi dimana presentasi
F
P= ×100 %
N
Dengan keterangan :
F = Frekuensi
N = jumlah sampel
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menekankan etika penelitian dengan tujuan
melakukan penelitian sesuai prosedur dan menjaga kerahasiaan identitas pasien atas
kemungkinan terjadinya ancaman terhadap pasien. Masalah etika yang ditekankan antara
lain:
a. Anonimity
Untuk menjaga privasi penderita maka data yang diambil tidak dicantumkan nama
26
b. Confidentiality
Kerahasiaan informasi atau data yang diperoleh dari pihak UPTD Puskesmas Kaimana
Kejadian diare
27
BAB IV
Sampel yang didapatkan pada penelitian ini berjumlah 256 pasien. Keseluruhan
sampel telah memenuhi kriteria dalam pengambilan sampel (total sampling). Adapun
karakteristik pasien diare pada balita yang berobat di Ruang Perawatan Infeksi UPTD
Tabel 4.1 Karakteristik jenis kelamin pasien diare pada balita yang berobat di Ruang
2023
Jumlah
N Jenis
o Kelamin Presentasi
Frekuensi
%
1 Laki-laki 138 53,90
2 Perempuan 118 46,10
Jumlah 256 100
Jenis Kelamin
140
135
130
125 Jenis Kelamin
120
115
110
105
Laki-Laki Perempuan
28
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Karakteristik Balita Penderita Diare
Berdasarkan tabel dan gambar 4.1 di atas dapat dilihat karakteristik pasien
diare pada balita berdasarkan jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki dengan
jumlah 138 orang (53,90%), dan perempuan sebanyak 118 orang (46,10%).
Hal ini sesuai dengan penelitian Ida Ayu (2023) yang menemukan bahwa
diare pada balita lebih banyak diderita oleh laki-laki, yaitu sebanyak 58
(45.3%) orang. Balita laki – laki memiliki perilaku yang lebih aktif dan
Balita laki-laki maupun perempuan dari segala aktifitas fisik, nutrisi serta
diare dari data sekunder yang didapat pada balita laki-laki karena laki-laki
lebih berani kotor dan lebih aktif bermain dan beraktivitas di luar rumah
dibanding balita perempuan yang lebih suka bermain di rumah dan bermain
bahwa walau terdapat beberapa perbedaan angka kejadian diare pada balita
29
sehingga dapat disimpulkan jenis kelamin tidak mempengaruhi kejadian
diare.
Tabel 4.2 Karakteristik usia pasien diare pada balita yang berobat di Ruang
Oktober 2023
Jumlah
N Usia
o Balita Frekuensi Presentasi
%
1 <1 tahun 65 25,40
2 1-2 tahun 110 42,96
3 3-5 tahun 81 31,64
Jumlah 256 100
USIA
120
100
80
USIA
60
40
20
0
<1 tahun 1-2 tahun 3-5 tahun
30
Berdasarkan tabel dan gambar 4.2 di atas dapat dilihat karakteristik pasien
diare pada balita berdasarkan usia terbanyak yaitu mayoritas terjadi pada usia
1-2 tahun sebanyak 110 orang (42,96%), diare juga ditemui pada rentang usia
3- 5 tahun sebanyak 81 orang (31,64%) dan minoritas terjadi pada usia <1
tahun sebanyak 65 orang (25,40%). Hal ini sejalan dengan penelitian Nandha
berusia 1-2 tahun (48,2%). Hal ini disebabkan karena pada usia <2 tahun secara
psikososial anak akan mengalami fase oral, yaitu fase dimana semua tingkat
sehingga bukan hanya makanan saja yang akan dimasukkan ke dalam mulut
tetapi apapun yang dapat dijangkau anak akan memasukannya ke dalam mulut,
penyebab diare, sehingga anak lebih mudah terpapar agen penyebab diare.
Selain itu, kekebalan tubuh pada anak usia di bawah 2 tahun belum terbentuk
Semakin muda usia balita maka semakin besar kecenderungan terkena penyakit
diare, kecuali pada kelompok dengan usia kurang dari 6 bulan, yang
disebabkan makanan bayi yang masih tergantung pada ASI. Tetapi pada
botol dan makanan campuran) yang dimulai ketika umur balita <6 bulan juga
misalnya pada pengganti air susu ibu dan makanan tambahan yang
31
terjadinya diare karena pada usia 3-5 tahun, anak beresiko terpapar dengan
makanan di luar rumah. Pada umur tersebut anak-anak lebih suka makan
kuman yang dapat menyebabkan diare, tetapi balita yang lebih dari 2 tahun
dapat mengerti apa yang orang tua ajarkan, contohnya seperti cuci tangan
sebelum makan dan sesudah makan, kekebalan tubuhnya juga lebih kuat
dibanding pada usia di bawah 2 tahun, sehingga diare pada usia di atas 2 tahun
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
5.1.1 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin pasien diare pada balita terbanyak yaitu
5.1.2 Karakteristik berdasarkan usia pasien diare pada balita terbanyak yaitu
mayoritas terjadi pada usia 1-2 tahun sebanyak 110 orang (42,96%), diare juga
Beberapa keterbatasan yang dijumpai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
variabel.
5.2.2 Sampel pada penelitian ini berupa telaah buku register dan atau laporan data
mengalami diare, serta karakteristik yang didapat pada rekam medis dan buku
register terbatas.
5.3 Saran
5.3.1 Usulan pada UPTD Puskesmas Kaimana, pentingnya rutin penyuluhan mengenai
pola hidup bersih dan sehat kepada orangtua pasien balita seperti etika mencuci
33
dehidrasi pada diare agar balita terhindar dari diare atau bahkan dehidrasi berat
5.3.2 Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang dapat
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Nandha H., Yuniati Y., & Wardhana A. 2022. Gambaran Karakteristik Penderita
283-295.
2. Nurul U., & Nabila L. 2016. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Diare pada
3. Anita M. W., Ancah C. M., & Dion K.D. 2020. Analisis Faktor Risiko Kejadian Diare
Pendidikan Dokter. Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Vol.6, No.1, Hal 43-52.
4. Ida A. P. P. D., Ayu A. L. P. , & Agung O. L. 2023. Karakteristik Pasien Diare Anak
Umur 2-5 Tahun di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Denpasar. e-Journal AMJ
(Aesculapius Medical Journal) Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum
pada Balita yang Dirawat Inap di RSUD Tabanan Periode 2020 - 2021. E-Journal
6. Sidik P., & Denok S. 2021. Metode Penelitian Kuantitatif. Pascal Books. Kota
35