Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

MAKALAH FARMAKOTERAFI GASTROINTESTINAL,RESPIRASI & INFEKSI

(FARMAKOTERAFI KONSTIFASI )

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2023
TIM PENYUSUN :

1. M. FADLAN HIDAYAT (220501026)

2. M. SAHRIL ISLAMI (220501027)

3. ANDINI YASMINA HUKMI (220501004)

4. AULIA IFFATUL AZIZA (220501007)

5. BAIQ RANI FEBRIANI (220501011)

6. ESTI APRILYANTI (220501018)

7. MARINA HILMI ULFATUSYFA` (220501028)

8. HIROSATUL IZZAH (220501022)

9. ASLINA (220501005)

ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “PARMAKOTERAPI
KONSTIPASI” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang a penyakit diare serta
perlakuan yang dilakukan jika terkena penyakit ini yang bisa kita pelajari.. Begitu pula atas
limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga
makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun
melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen pembimbing
kami, apt.ERMA EWISA OKRESIA, M.Farm dan juga kepada teman-teman seperjuangan
yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan
Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim
penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Pancor, 1 Oktober 2023

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Rumusan masalah.......................................................................................................................1
1.2. Manfaat......................................................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................................................1
Bab II: TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................................2
2.1 Pengertian konstipasi..................................................................................................................2
2.2 Klasifikasi konstipasi ..................................................................................................................2
2.3 Nama obat dan mekanisme kerja................................................................................................3

2.4 Tata laksana pengobatan konstipasi...........................................................................................3

BAB III: PENUTUP...................................................................................................................................6


3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................6
3.2 Saran...........................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................15

iv
BAB I : PENDAHULUAN
1.1.Rumusan masalah:

 Apa pengertian atau definisi dari penyakit konstipasi


 Apa saja nama obat yang diberikan sesuai dengan tingkatan penyakitnya
 Apa saja tata laksana yang dilakukan jika terkena penyakit konstipasi

1.2.Manfaat
 Dapat mengetahui pengertian atau definisi dari penyakt konstipasi
 Dapat mengetahui obat apa saja yang diberikan sesuai dengan tingkatan penyakitnya
 Dapat mengetahui tata laksana yang dilakukan jika terkena penyakit konstipasi

1.3.Tujuan
 Mampu memahami apa itu penyakit konstipasi serta penanganannya

v
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Konstipasi
. Konstipasi adalah kondisi dimana sesorang mengalami kesulitan dalam buang air besar
atau memiliki frekuensi buang air besar yang rendah. Dimana penderita buang air besar hanya
kurang dari 3x seminggu
2.2. Klasifikasi Konstipasi
Konstipasi dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Konstipasi primer
Adalah bentuk konstipasi yang tidak memiliki penyebab medis yang jelas. Hal ini dapat
terjadi karena faktor gaya hidup, diet, dan kurangnya aktifisat fisik seperti olahraga.

Adapun gejalanya yaitu:

1. kesulitan buang air besar,

2. feses kering atau keras,

3. frekuensi buang air besar rendah,

4. Perasaan tidak puas setelah BAB

5. Perut terasa penuh atau kembung

Perawatan konstipasi primer seringkali melibatkan perubahan gaya hidup seperti


peningkatan asupan serat, lebih banyak minum air, dan peningkatan aktifitas fisik seperti
olahraga.

2. Konstipasi sekunder
Adalah bentuk konstipasi yang disebabkan oleh kondisi medis atau penggunaan obat
tertentu, seperti opioid atau antidepresan. Penyebab konstipasi sekunder yaitu gangguan
mekanik seperti adanya sumbatan di saluran cerna berupa tumor, penyempitan usus dan luka
di area usus.

Adapun gejalanya yaitu:


1. Penurunan berat badan yang tidak dikehendaki
2. Nyeri perut yang intens atau berkepanjangan
3. Perdarahan rektal.
Perawatan konstipasi sekunder biasanya melibatkan pengaturan ulang dosis obat, dan
penanganan kondisi medis yang mendasarinya atau terapi fisik

vi
2.3. Nama Obat Dan Mekanisme Kerja

Sub Golongan Nama Obat Mekanisme Kerja


Bulk 1. Metthylcelulosa Bekerja Dengan menyerap
2. Psyllium cairan di dalam usus
sehingga membentuk massa
feses yang lebih lunak dan
mudah dikeluarkan, biasanya
digunakan untuk mengatasi
sembelit/konstipasi yang
disebabkan oleh rendahnya
serat/kurangnya asupan
cairan
Osmotik 1. Laktulosa Bekerja Dengan menarik air
2. Makrogol ke dalam usus, sehingga
meningkatkan volume dan
kelembutan feses serta
merangsang gerakan usus
Stimulan 1. Bisacodyl Bekerja dengan merangsang
gerakan usus dan
meningkatkan kontraksi otot
usus untuk memperlancar
BAB, melibatkan kontraksi
dengan reseptor khusus
dalam saluran pencernaan
Faecal Softener 1. Docusorte Sodium Bekerja dengan
2. Olyserin Suppositeris melembutkan feses dan
mempermudah keluar dari
tubuh, meningkatkan kadar
air dalam feses sehingga
feses menjadi lebih lembut
dan lebih mudah dilewatkan

2.4. Tata Laksana Pengobatan Konstipasi


Prinsip pendekatan tata laksana konstipasi adalah dengan menekankan pada etiologi dan
patofisiologi yang terjadi. Pada konstipasi sekunder akibat penyakit metabolik, penyakit
neurogenik, pengaruh obat-obatan atau adanya kelainan struktural, pengendalian terhadap
penyakit dasar diharapkan dapat mengurangi atau memperbaiki gejala konstipasi yang ada.
Namun, kebanyakan pasien dengan konstipasi tidak menunjukkan adanya kelainan morfologi
atau biokimiawi, atau dengan kata lain, konstipasi fungsional. Ringkasan algoritma
penatalaksanaan konstipasi secara umum disajikan dalam gambar 2 berikut.

vii
Pada konstipasi primer, pendekatan tata laksana dilakukan berdasarkan patofisiologi yang
terjadi. Pada pasien dengan waktu transit normal, reasurrance dan edukasi, terutama mengenai
pola kebiasaan buang air besar yang baik, sebenarnya cukup. Sedangkan untuk konstipasi
dengan waktu transit melambat biasanya membutuhkan modifikasi diet seperti peningkatan
asupan cairan dan serat, dan penggunaan pelunak tinja ataupun laksatif. Medikamentosa
golongan prokinetik juga dapat membantu, termasuk penggunaan misoprostol (suatu analog
prostaglandin), cisapride (agonis reseptor serotonin), ataupun tegaserod (untuk IBS dengan
konstipasi).3,5,10
Pada pasien konstipasi kronik yang tidak menunjukkan tanda bahaya (alarm symptoms)
seperti hematoskezia, penurunan berat badan, adanya riwayat kanker usus besar pada
keluarga, adanya anemia atau adanya perubahan dalam pola defekasi; usia di bawah 40 tahun;
viii
tidak ada kelainan pada pemeriksaan colok dubur dan diduga tidak ada konstipasi sekunder,
maka terapi empiris dapat dimulai. Terapi empiris secara umum berupa terapi
nonfarmakologis seperti modifikasi gaya hidup, peningkatan asupan serat dan air yang cukup,
konsumsi probiotik, peningkatan aktivitas fisik, mengatur kebiasaan defekasi, menghindari
mengejan, dan membiasakan buang air besar setelah makan. Terapi farmakologis umumnya
menggunakan laksatif (bulk laxative, osmotic laxative, stimulant laxative, dan enema)
ataupun nonlaksatif seperti obat-obatan prokinetik

Pada pasien konstipasi kronik yang tidak menunjukkan tanda bahaya (alarm symptoms)
seperti hematoskezia, penurunan berat badan, adanya riwayat kanker usus besar pada
keluarga, adanya anemia atau adanya perubahan dalam pola defekasi; usia di bawah 40 tahun;
tidak ada kelainan pada pemeriksaan colok dubur dan diduga tidak ada konstipasi sekunder,
maka terapi empiris dapat dimulai. Terapi empiris secara umum berupa terapi
nonfarmakologis seperti modifikasi gaya hidup, peningkatan asupan serat dan air yang cukup,
konsumsi probiotik, peningkatan aktivitas fisik, mengatur kebiasaan defekasi, menghindari
mengejan, dan membiasakan buang air besar setelah makan. Terapi farmakologis umumnya
menggunakan laksatif (bulk laxative, osmotic laxative, stimulant laxative, dan enema)
ataupun nonlaksatif seperti obat-obatan prokinetik

ix
BAB III: PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil makalah yang kami buat, yang dapat kami simpulkan dari makalah
ini yaitu bahwa konstipasi adalah suatu kondisi yang ditandai oleh kesulitan dalam buang air
besar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gaya hidup, diet, dan kondisi
medis. Untuk mengatasi konstipasi, terdapat berbagai jenis obat-obatan yang sesuai dengan
sub-golongannya, seperti pencahar, pelunak tinja, dan obat lainnya. Selain itu, tatalaksana
terapi konstipasi juga melibatkan perubahan gaya hidup, seperti meningkatkan asupan serat
dan cairan, serta olahraga. Dalam penanganan konstipasi, penting untuk konsultasi dengan
tenaga medis terkait untuk memilih terapi yang sesuai dengan kondisi individu.

x
DAFTAR PUSTAKA
Barbara G.Wells, Joseph T.Dipiro, Terry L. Schwinghammer, Cecily V.Dipiro.
Pharmacotherafy-handbook-9th-edition.pdf

xi

You might also like