Vira Julia-PPG Prajab2-Laporan PTKK

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 58

PENERA PA N PENDEKATA N TEACHI NG AT THE RIGHT LEVEL

UNTUK MENINGK AT K AN HASIL BELAJA R PESERTA DIDIK PADA


MATERI SUMBER ENERGI TERBAR UK A N DAN TAK
TERBAR UK A N
DI KELAS X SMA NEGERI 2 PERCUT SEI TUAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Oleh:
Vira Julia, S.Pd
NIM. 9223610343

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
PENERA PA N PENDEKATA N TEACHI NG AT THE RIGHT LEVEL
UNTUK MENINGK AT K AN HASIL BELAJA R PESERTA DIDIK PADA
MATERI SUMBER ENERGI TERBAR UK A N DAN TAK
TERBAR UK A N
DI KELAS X SMA NEGERI 2 PERCUT SEI TUAN

Vira Julia (92236101343)

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif (PTKK) yang
dilaksanakan di kelas X-7 SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan dengan jumlah siswa 36
orang yang terdiri dari 18 orang peserta didik laki-laki dan 18 orang peserta didik
perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pendekatan Teaching at
the Right Level dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi sumber
energi terbarukan dan tak terbarukan. Penelitian ini terbagi menjadi dua siklus yang
masing-masing siklus terdiri mengidentifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan dan pengumpulan data, analisis data, serta refleksi dan
perbaikan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes. Hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan belajar peserta didik pada materi
sumber energi terbarukan dan tak terbarukan, yang dibuktikan dari nilai rata-rata
hasil belajar peserta didik akhir siklus I sebesar 54,70 atau 25 % dan pada akhir
siklus II adalah sebesar 80,27 atau sebesar 65%. Dari hasil penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Teaching at The Right Level
dapat menigkatkan kemampuan peserta didik pada materi sumber energi terbarukan
dan tak terbarukan di kelas X-7 di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang selalu memberikan
kekuatan serta kesehatan bagi saya hingga dapat menyelesaikan penelitian tindakan
kelas kolaboratif (PTKK) ini dengan judul Penerapan pendekatan Teaching at The
Right Level dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi sumber
energi terbarukan dan tak terbarukan.
Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu pelaksanaan sampai terselesaikannya laporan Penelitian Tindakan
Kelas Kolaboratif (PTKK) ini, terutama kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Wawan Bunawan, M.Pd.,M.Si sebagai dosen pembimbing
lapangan (DPL) PPL II PPG Prajabatan Fisika Gelombang 2 Universitas
Negeri Medan.
2. Ibu Supraba Ika Sari, S.Pd., M.Pd sebagai kepala sekolah SMA Negeri 2
Percut sei Tuan
3. Ibu Nurhaida,S.Pd, sebagai guru pamong di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan.
4. Mahasiswi PPG Prajabatan Fisika Gelombang 2 UNIMED yaitu
Rahmadhani, Risdayani Simanullang, Rita Permata Sari Sitorus dan Vira
Julia
5. Peserta didik kelas X-7 SMA Negeri 2 Percut sei Tuan sebagai subjek
Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif (PTKK) ini.
Harapan dari peneliti, semoga Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif (PTKK) ini
dapat memberikan informasi bagi rekan guru dan kalangan pendidik demi
perkembangan mutu dunia pendidikan.

Medan, 12 Agustus 2023


Peneliti,

Vira Julia, S.Pd.

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1.Latar Belakang Masalah ...............................................................................1
1.2.Rumusan Masalah ..........................................................................................1
1.3.Tujuan Penelitian ...........................................................................................2
1.4.Manfaat Penelitian .........................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORITIS ...............................................................................3
2.1. Pendekatan Teaching at The Right Level .......................................................3
2.2. Hasil Belajar ..................................................................................................5
BABIII METODE PENELITIAN .................................................................... 11
3.1. Jenis Penelitian ............................................................................................ 11
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 11
3.3. Subjek Penelitian ......................................................................................... 11
3.4. Instrumen Penelitian ................................................................................... 11
3.5. Rancangan dan Desain Penelitian ............................................................. 11
3.6.Teknik dan Alat pengumpulan Data ............................................................13
3.7.Analisis Data . ................................................................................................13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................15
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................................15
4.2 Hasil Pembahasan Penelitian ........................................................................23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................26
5.1. Kesimpilan .....................................................................................................26
5.2. Saran ..............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
LAMPIRAN ..........................................................................................................28

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Salah satu peran dari pendidikan di sekolah adalah menghilangkan kesenjangan jarak antara
peserta didik melalui standar kompetensi minimum pada tingkat dan level satuan pendidikan. Namun
pada kenyataannya setiap peserta didik memiliki komptensi yang berbeda. Meskipun tidak memiliki
tujuan menghalangi peserta didik dengan kemampuan tinggi untuk belajar lebih namun tugas utama
dari seorang guru memastikan seluruh peserta didiknya mampu melampaui standar minimum yang
sama. Dengan pertimbangan kompetensi awal yang berbeda, Teaching at the Right Level (TaRL)
merupakan salah satu upaya untuk menyelesaikan masalah perbedaan kompetensi peserta didik dalam
mengikuti program pembelajaran.
Teaching at the Right Level (TaRL) adalah pendekatan yang pertama kali dikembangkan oleh NGI
Pratham, India. Pendekatan TaLR lahir dari masalah perbedaan kompetensi matematika dan literasi
anak-anak di sekolah dasar yang terlampau jauh. Gap yang besar ini membuat masalah bagi peserta
didik saat lanjut pada sekolah menengah pertama.
Implementasi TaRL dilaksanakan di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan kelas X dengan mendiagnosa
kompetensi dan keterampilan dasar peserta didik mengenai Sumber Energi Terbarukan dan tak
Terbarukan, secara praktis tes ini disebut test diagnostik. Hasil dari test diagnostik dijadikan dasar
dalam mengelompokkan peserta didik sesuai dengan level mereka. Pada level Instruksional atau
pembelajaran di dalam kelas, Pendekatan TaRL dimulai dari melakukan test kepada peserta didik
dengan tingkat soal sederhana. Hasil test tersebut selanjutnya dijadikan dasar dalam
mengelompokkan peserta didik, tidak pada kelas dan usia. Setelah itu guru harus menyusun beragam
kegiatan belajar yang menarik sehingga motivasi peserta didik untuk ikut belajar meningkat. Sebagai
intinya guru harus berpusat pada kompetensi yang ingin dicapai tidak hanya sebatas tuntutan
kurikulum formal.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Penerapan Pendekatan Teaching at the Right Level untuk Meningkatkan Hasil belajar Peserta Didik
Pada Materi Sumber Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan di Kelas X SMA Negeri 2 Percut Sei
Tuan.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti membuat rumusan masalah yang akan
di teliti adalah :

1
1. Bagaimanakah pengaruh penerapan pendekatan Teaching at the Right level (TaRL) untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mengkaji Sumber Energi Terbarukan dan Tak
Terbarukan?
2. Bagaimana besar peningkatan hasil belajar peserta didik pada pendekatan Teaching at the
Right level (TaRL) dalam mengkaji Sumber Energi terbarukan dan tak Terbarukan?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pendekatan Teaching at
the Right level dalam pengkajian Sumber Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan, sedangkan tujuan
khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan Teaching at the Right level (TaRL) untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mengkaji Sumber Energi Terbarukan dan Tak
Terbarukan .
2. Untuk mengetahui besar peningkatan hasil belajar peserta didik pada penerapan pendekatan
Teaching at the Right level (TaRL) dalam mengkaji Sumber Energi Terbarukan dan Tak
Terbarukan.
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah secara umum dapat dijabarkan sebagai
berikut
1. Mendapatkan pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan penguasaan materi
Sumber Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan dalam pembelajarn fisika SMA.
2. Hasil penelitian ini akan dapat dipergunakan sebagai pendekatan pembelajaran pada materi
fisika lainnya di tingkat SMA, selanjutnya akan dikomunikasikan sehingga dapat digunakan
oleh calon pendidik lainnya.

2
BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1 Pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL)


2.1.1. Pengertian Teaching at The Right Level (TaRL)
Teaching at the Right Level (TaRL) merupakan sebuah pendekatan belajar yang mengacu pada
tingkatan capaian atau kemampuan peserta didik. Pendekatan pembelajaran ini tidak mengacu pada
tingkatan kelas dimana Pembelajaran dibuat dan disesuaikan dengan capaian, tingkat kemampuan,
kebutuhan peserta didik, untuk mencapai capaian pembelajaran yang diharapkan. Dengan
memperhatikan capaian,tingkat kemampuan, kebutuhan peserta didik sebagai acuan untuk
merancang pembelajaran, maka kita melakukan segala upaya kita untuk berpusat pada peserta didik.
TaRL (Teaching at The Right Level) salah satu pendekatan pembelajaran dengan
mengorientasikan peserta didik melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkatan kemampuan
peserta didik yang terdiri dari tingkatan kemampuan rendah, sedang, dan tinggi bukan berdasarkan
tingkatan kelas maupun usia (Ahyar dkk, 2022).
Pendekatan TaRL (Teaching at The Right Level) sudah pernah di implementasikan dari
berbagai negara salah satunya India. Organisasi inovasi pembelajaran yang berasal dari india yang
memperkenalkan pendekatan TaRL (Teaching at The Right Level) karena berdasarkan hasil penelitian
mengungkapkan bahwa literasi dan numerasi peserta didik kurang. Dengan adanya pendekatan TaRL
(Teaching at The Right Level) maka pembelajaran memperhatikan kapasitas dan kebutuhan minat
peserta didik. Dengan mengimplementasi pendekatan TaRL (Teaching at The Right Level), guru
harus melaksanakan asesmen awal sebagai tes diagnostik peserta didik untuk mengetahui
karakteristik, kebutuhan, dan potensi peserta didik sehingga guru mengetahui kemampuan dan
perkembangan awal peserta didik (Suharyani dkk, 2023).
Pendekatan TaRL dimulai dengan melakukan penilaian awal terhadap kemampuan membaca ,
menulis, dan berhitung setiap anak. Penilaian ini membantu guru untuk memahami tingkat
pemahaman dan keterampilan setiap anak secara individual. Setelah penilaian, anak-anak
dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan mereka. Kelompok-kelompok ini terdiri dari anak-
anak yang memiliki tingkat pemahaman dan keterampilan yang serupa, sehingga guru dapat
memberikan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan setiap kelompok.

Setelah kelompok-kelompok terbentuk, guru menggunakan metode pengajaran yang adaptif


untuk memastikan bahwa setiap anak dapat memahami materi pelajaran. Ini dapat melibatkan
penggunaan metode pengajaran yang berbeda, seperti penggunaan bahan bacaan yang sesuai,
kegiatan interaktif, dan latihan-latihan yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan setiap kelompok.

3
Selama proses pembelajaran, penting untuk melakukan pengukuran terus-menerus terhadap
kemajuan setiap anak. Guru memberikan umpan balik yang konstruktif dan bimbingan kepada setiap
anak untuk membantu mereka meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka.

Pendekatan TaRL mendorong pengajaran yang berbasis masalah, di mana anak-anak diberi
kesempatan untuk menerapkan pemahaman dan keterampilan yang mereka pelajari dalam konteks
nyata. Ini membantu anak-anak melihat relevansi dan aplikasi praktis dari apa yang mereka pelajari.
Pendekatan TaRL mendorong kolaborasi antara guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran. Guru
dapat berbagi pengalaman, strategi pengajaran, dan sumber daya untuk meningkatkan efektivitas
pengajaran secara keseluruhan.

2.1.2. Tahapan Pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL)


Kunci keberhasilan Teaching at the Right level (TaRL) ada pada pembagian kelompok belajar.
Teaching at the Right level (TaRL) adalah salah satu semnagt di Merdeka belajar, dimana pengajaran
pada peserta didik disesuaikan dengan tingkat capaian atau kemampuan awalnya. Adapun tahapan
pendekatan Teaching at the Right level (TaRL) adalah sebagai berikut:
a. Asesmen
Pada awal proses pembelajaran, guru melakukan asesmen untuk mengenali potensi,
karakteristik, kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Dari hasil asesmen tersebut, peserta
didik kemudian akan dikelompokkan berdasarkan level tingkat capaian dan kemampuan yang
serupa.
b. Perencanaan
Pada tahap ini, guru diberi keleluasaan untuk merancang berbagai aktivitas pembelajaran
dengan menggunakan berbagai perangkat ajar, sehingga pembelajaran dapat disesuaikan
dengan level tingkat capaian dan kemampuan peserta didik tidak hanya melihat usia dan
tingkatan kelasnya.
c. Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, guru perlu memperhatikan kemajuan level tingkat capaian dan
kemampuan dasar peserta didik dengan melakukan asesmen secara berkala yang dapat
dilakukan dengan berbagai aktivitas.

2.1.3.Tujuan Pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL)


Berdasarkan dari Pusat Informasi Guru Kemendikbud, ada beberapa tujuan pendekatan
Teaching at the Right level (TaRL), yaitu sebagai berikut:

4
1) Teaching at the Right level (TaRL), merupakan bentuk implementasi filosofi pembelajaran
oleh Ki Hadjar Dewantara. Pemebelajaran yang dilakukan seharusnya berpusat pada peserta
didik, bukan kepada guru.
2) Pendekatan yang mengupayakan setiap peserta didik agar mendapatkan hak belajar sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai sesuai yang diharapkan.
3) Pembelajaran dengan pendekatan Teaching at the Right level (TaRL) memungkinkan peserta
didik memperoleh dan meningkatkan kemampuan dasar, seperti membaca dan menghitung.
Hal tersebut memberikan cukup waktu bagi peserta didik untuk membangun dan
meningkatkan kompetensi numerasi dan literasi.
2.2. Hasil Belajar
2.2.1.Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan
perbuatan belajar, karena belajar adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari
pengalaman. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Berdasarkan sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin
Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif
dan ranah psikomotorik (Sudjana, 2005 : 22).
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek, yaitu
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi dan mencipta. Ranah afektif berkenaan dengan
sikap, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian organisi, dan internalisasi. Ranah
psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

2.2.2 Ranah dan Indikator Hasil Belajar


Klasifikasi hasil belajar atau taksonomi dari Benyamin Bloom dalam Sudjana (2012) secara
garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik yang
pada setiap ranahnya memiliki kategori lebih rinci.
1. Ranah Kognitif
Enam kategori yang termasuk penjelasan mengenai ranah kognitif bloom (Darmawan &
Sujoko, 2013) :
a. Pengetahuan yang menekankan pada mengingat;
b. Pemahaman yang menekankan pada pengubahan bentuk informasi ke bentuk yang lebih
mudah dipahami;
c. Aplikasi yang hasil belajarnya menggunakan abstraksi pada situasi tertentu dan konkret;

5
d. Analisis yang hasil belajarnya diperoleh dari memilah informasi ke dalam satuan yang
lebih rinci;
e. Sintesis, hasil belajar dari klasifikasi ini yaitu penyatuan bagian-bagian ke dalam bentuk
satuan yang baru dan unik;
f. Evaluasi, hasil yang diperoleh merupakan pertimbangan-pertimbangan tentang nilai dari
suatu tujuan tertentu.
Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl (2010):
a. Mengingat
b. Memahami
c. Menerapkan
d. Menganalisis
e. Mengevaluasi
f. Berkreasi atau menciptakan
2. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar
afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran,
disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan
sosial. Ranah afektif mencakup receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon),
Valuing (nilai), organization (organisasi), dan characterization (Karakterisasi).
3. Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik mencakup beberapa kategori (Suyono & Hariyanto, 2012) :
a. Peniruan (imitation) yaitu berprilaku menjiplak, mengamati, dan kemudian menirukan.
b. Manipulasi yaitu berupa memproduksi kegiatan dari intruksi atau ingatan.
c. Ketepatan (precision) yaitu dengan menjalankan keterampilan yang handal, mandiri tanpa
bantuan.
d. Penekanan (articulation) yaitu beradaptasi dan memadukan keahlian untuk memenuhi
tujuan yang tidak baku.
e. Naturalisasi yaitu secara otomatis, dibawah sadar menguasai aktivitas dan keterampilan
terkait pada level yang strategis.
2.3. Kemampuan Berpikir Kritis
Suatu kemampuan memerlukan proses pemikiran, objek pemikiran dan syarat intelektual
yang harus dimiliki oleh pemikir. Contoh standar pemikiran kritis adalah mengumpulkan informasi
yang relevan, membuat kesimpulan yang logis, menghasilkan asumsi yang dapat dibenarkan,
menindaklanjuti implikasi secara logis, dan memeriksa informasi secara akurasi (Richard, 1980).
6
Menurut (Ennis, 2011) Berpikir kritis adalah cara berpikir yang rasional dan reflektif untuk
memutuskan apa yang harus dipercaya atau dilakukan yang kadang digambarkan sebagai tujuan
mengajar. Rasional yang artinya memiliki keyakinan dan pandangan serta memiliki bukti yang
relevan, sedangkan reflektif berarti dapat mempertimbangkan secara tekun segala alternatif dari
solusi pemecahan sebelum pengambilan keputusan.
Dewey (1933) memaparkan bahwa definisi dari berpikir kritis adalah sebagai suatu sikap
berpikir secara mendalam berkaitan dengan masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam
pengalaman seseorang, pengetahuan tentang metode-metode penalaran secara logis dan suatu
kemampuan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Kemampuan berfikir kritis adalah salah satu
bagian tujuan dari pendidikan, dimana salah satu dari kemampuan yang diharapkan dalam
pembelajaran adalah kemampuan berpikir kritis. Pada kurikulum 2013 kompetensi yang dituntut
siswa dalam pembelajaran adalah kemampuan berpikir kritis (Permendikbud, 2016).
Kemampuan berpikir kritis merupakan suatu proses kognitif dalam menganalisis secara
sistematis dan spesifik masalah yang dihadapi, membedakan masalah secara cermat dan teliti, serta
mengidentifikasi dan mengkaji informasi guna merencanakan strategi pemecahan masalah (Azizah
et al., 2018). Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan menganalisis berdasarkan penalaran
logis. Pada prinsipnya, orang yang mampu berpikir kritis adalah orang yang tidak begitu saja
menerima atau menolak sesuatu, mereka akan mencermati, menganalisis dan mengevalusi sebelum
menentukan apakah mereka menerima atau menolak informasi (Susanti, 2019).
Menurut Ennis (1985) kemampuan berpikir kritis merupakan cara berpikir reflektif dan
beralasan yang diokuskan pada pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah. Dengan
demikian, proses mental ini akan memunculkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk dapat
menguasai fisika secara mendalam. Batasan berpikir kritis yang lebih komprehensif dikemukakan
oleh Facione (2015) sebagai pengaturan diri dalam memutuskan (judging) sesuatu yang
menghasilkan interprestasi, analisis, evaluasi dan inferensi, maupun pemaparan menggunakan suatu
bukti, konsep, metodologi, kriteria, atau pertimbangan kontekstual yang menjadi dasar dibuatnya
keputusan.
Keterampilan seseorang dalam berpikir kritis dapat dikenali dari tingkah laku yang
diperlihatkannya selama proses berpikir. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis seseorang
dapat kita hubungkan dengan indicator-indikator berpikir kritis. Facione (2015) mengemukakan ada
enam kemampuan berpikir kritis yaitu:
1. Interpretation, yaitu kemampuan untuk memahami, menjelaskan dan memberi makna data
atau informasi.
2. Analysis, yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi hubungan dari informasi-informasi yang
dipergunakan untuk mengekspresikan pemkiran atau pendapat.
7
3. Evaluation, yaitu kemampuan untuk menguji kebenaran
4. Inference. yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi dan memperoleh unsur-unsur yan
diperlukan untuk membuat suatu kesimpulan yang masuk akal
5. Explanation, yaitu kemampuan untuk menjelaskan atau menyatakan hasil pemikiran
berdasarkan bukti, metodologi, dan konteks.
6. Self Regulation, yaitu kemampuan seseorang untuk mengatur berpikirnya.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas mengenai kemampuan berpikir kritis maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan dimana seseorang dapat
menganalisis dan mempertanyakan aspek penting suatu permasalahan, ide atau argumen yang ada.
2.4. Materi Fisika Sumber Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan
2.4.1. Sumber Energi Terbarukan
Sumber energi terbarukan merupakan sumber energi yang dapat digantikan oleh proses alami
dalam kurun waktu yang sebanding dengan penggunaannya, sehingga tidak akan pernah dapat habis.
Dengan kata lain energi terbarukan merupakan sumber energi yang berasal dari sumber daya alam
dan tidak akan habis karena terbentuk dari proses alam yang berkelanjutan.

1. Energi Surya (Sinar Matahari)


Energi surya atau energi matahari adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas
matahari melalui peralatan tertentu menjadi energi dalam bentuk lain. Pemanfaatan energi
terbarukan ini dapat dilakukan secara langsung dengan membiarkan objek menerima radiasi
matahari atau menggunakan peralatan yang mencakup kolektor dan konsentrator surya (panel
surya).
2. Energi Tidal (Pasang Surut Ombak)
Energi pasang surut atau tidal merupakan sumber energi terbarukan yang mengubah energi
terbentuk dari pergerakan naik turunnya pasang surut air laut menjadi energi listrik yang dapat
digunakan.
3. Energi Angin
Energi angin merupakan sumber energi yang memanfaatkan angin untuk memutar kincir
angin sehingga dihasilkan energi listrik. Energi mekanik yang dihasilkan oleh kincir angin
dapat dimanfaatkan secara langsung atau dikonversi menjadi energi listrik.
4. Energi Air
Energi air merupakan salah satu energi yang paling banyak digunakan untuk keperluan
pembangkit energi listrik. Prinsip kerjanya adalah aliran air di permukaan bumi dibendung
kemudian dialirkan menuju ke tempat yang lebih rendah untuk memutar turbin sehingga
menghasilkan energi listrik. Tiap gerakan air menghasilkan energi alami yang sangat besar.

8
energi ini datang baik dari air sungai yang mengalir atau gelombang air yang berupa ombak
di lautan.
5. Energi Panas Bumi
Energi geothermal (panas bumi) berarti memanfaatkan panas dari dalam bumi. Sumber energi
terbarukan yang berasal dari dalam inti bumi ini memiliki tenaga yang sangat kuat dan
jumlahnya pun sangat melimpah. Pembangkit Listrik tenaga Geothermal biasanya
menggunakan sumur dengan kedalaman sampai 1,5 km atau lebih untuk mencapai cadangan
panas bumi.
6. Biomassa
Biomassa adalah sumber energi terbarukan yang berasal dari organisme yang ada di bumi
seperti tumbuhan, hewan, dan juga manusia. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman,
pepohonan, rumput, ubi, dan limbah pertanian.
7. Biogas
Energi biogas adalah energi yang dihasilkan dari limbah organik seperti kotoran ternak, atau
limbah dapur seperti sayuran yang sudah digunakan. Limbah-limbah tersebut akan melalui
proses urai yang dinamakan anaerobik digester di ruang kedap udara.
2.4.2 Sumber Energi Tak Terbarukan
Sumber energi tak terbarukan merupakan sumber energi yang terbatas dan proses pergantiannya
secara alami terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama, sehingga pada akhirnya dapat habis. Energi
tak terbarukan terbentuk dari sisa-sisa organisme purba yang terperangkap sangat lama. oleh
karenanya, energi tak terbarukan juga disebut energi fosil.
1. Batubara
Batubara adalah salah satu sumber energi tak terbarukan yang terbentuk dari makhluk yang
mati dan terkubur jutaan tahun lalu. Batu bara berbentuk padat seperti arang dan berwarna
hitam. Sumber energi ini biasanya terdapat di dalam tanah sehingga membutuhkan
penggalian. Sumber energi ini langsung bisa dibakar sebagai penghangat ruangan atau
digunakan untuk pembangkit listrik.
2. Minyak Bumi
Minyak bumi adalah bahan bakar fosil yang terperangkap di dalam bumi. Untuk
mengambilnya, diperlukan proses pengeboran kemudian dipompa keluar. Minyak bumi lantas
diolah atau dikilang menjadi bahan bakar minyak seperti bensin. Sumber energi tak terbarukan
ini mengandung sumber senyawa hidrokarbon yang dapat terbakar, seperti sulfur, oksigen,
dan nitrogen.
3. Gas bumi

9
Sama seperti minyak bumi, gas bumi adalah sumber energi tak terbarukan yang juga terdapat
di dalam perut bumi. Gas bumi sebagian besar terdiri dari metana dan ditemukan di dekat
deposit minyak di bawah permukaan bumi. Gas bumi dapat dipompa keluar melalui sumur
yang sama yang digunakan untuk mengekstraksi minyak bumi.
4. Nuklir
Teknologi nuklir adalah teknologi yang melibatkan reaksi dari inti atom. Teknologi nuklir
bergantung dari bahan bakunya yaitu plutonium. Plutonium adalah suatu bahan tambang, yang
jika kita eksplorasi terusmenerus akan habis. Teknologi nuklir dapat digunakan dalam
berbagai aplikasi, salah satunya dari yang paling sederhana seperti detektor asap. Beberpa
kecanggihan akan teknologi nuklir sering digunakan untuk pembuatan reaktor nuklir sebagai
pembangkit listrik.

10
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif (PTKK).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan di lakukan di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan pada semester Genap T.P
2022/2023 dalam waktu 05 Mei 2023 sampai 24 Juni 2023.

3.3. Subjek Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif, subjek penelitian yaitu penelitian
di dalam kelas X-7 di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan.

3.4. Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes berbentuk soal pilihan ganda,
pilihan ganda kompleks dan soal benar salah terdiri dari 10 butir soal persiklus. Untuk soal pilihan
ganda dan benar salah dengan skor 1 setiap soal, sedangkan pilihan ganda kompleks dengan skor 3.

3.5.Rancangan dan Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan rasa ingin tahu peserta
didik dalam pembelajaran fisika pada materi sumber energi terbarukan dan tak terbarukan. Penelitian
ini menerapkan metode penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin (Kusumah, Wijaya dan Dedi
Dwitagama, 2011), yang direncanakan mencakup kegiatan perencanaan (planing); tindakan (action);
observasi (obsevation); refleksi (refletion) atau evaluasi. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua
siklus di mana diawali dari pelaksanaan rancangan penelitian tindakan kelas siklus I dan siklus II.

Desain penelitian tindakan kelas ini dilakukan sesuai dengan skema seperti pada gambar 3.1.
11
Siklus I
Tindakan Pengajaran Tahap 1

Sumber Energi Terbarukan


Perencanaan Observasi Kegiatan
Pembelajaran dan Tak Terbarukan Peserta Didik

Refleksi dan Evaluasi 1

Siklus II
Tindakan Pengajaran Tahap II

Perencanaan Sumber Energi Terbarukan


Observasi Kegiatan
Pembelajaran dan Tak Terbarukan Peserta Didik

Refleksi dan Evaluasi 2

Gambar 3.1. Rancangan Penelitian tindakan kelas penerapan pendekatan Teaching at The Right Level

Siklus I
Pada tahap I terdiri atas : tahap (1) perencanaan (planing) merancang penerapan pembelajaran
dengan pendekatan Teaching at The Right Level, menyusun perangkat pembelajaran peserta didik,
membuat instrumen berupa evaluasi (tes), mengelompokkan peserta didik berdasarkan tingkat
kemampuan awal (2) tahap tindakan (action) mencakup pelaksanaan pembelajaran tentang Sumber
Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan dengan menggunakan pendekatan Teaching at the Right Level,
(3) tahap observasi (observation) mencakup melakukan observasi terhadap pelaksanaan pengajaran
kelompok atau mandiri, (4) tahap refleksi (reflection) atau evaluasi mencakup pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Teaching at the Right Level, perangkat pembelajaran,
hasil kerja diskusi peserta didik, kegiatan pembelajaran mandiri maupun kelompok di dalam kelas,
melakukan refleksi terhadap hasil belajar mandiri maupun kelompok yang diperoleh dari evaluasi
hasil belajar.(post test 1)
Siklus II

12
Pada siklus II ini, pelaksanaan pembelajaran dengan tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan
(planning) mencakup merancang tindakan baru berdasarkan refleksi pada siklus I, merancang
perangkat pembelajaran dengan pengajaran inovasi berbasis masalah, menyusun perangkat
pembelajaran peserta didik membuat instrumen tes, (2) tahap tindakan (acting) mencakup
melaksanaan pengajaran tentang sumber energi terbarukan dan tak terbarukan dengan menggunakan
pengajaran berbasis masalah, (3) tahap observasi (observing) mencakup melakukan observaasi
terhadap pelaksanaan pembelajaran dalam kelompok diskusi maupun mandiri. Selanjutnya dilakukan
(4) tahap refleksi (reflekting) atau evaluasi mencakup pelaksanaan refleksi terhadap proses
pengajaran berbasis masalah, perangkat pembelajaran, hasil diskusi kelompok peserta didik, kegiatan
pelaksanaan pembelajaran kelompok dengan tanggungjawab mandiri di dalam kelas, melakukan
refleksi terhadap hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari evaluasi belajar (post tes II).

3.6.Teknik dan Alat pengumpulan Data


Tenik yang dilakuan peneliti untuk mendapatkan data penelitian dengan menggunkana tes untuk
mendapat data hasil belajar peserta didik. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes objektif yaitu dibuat dalam bentuk soal pilihan ganda (multiple choice), pilihan ganda
kompleks dan benar salah.

3.7.Analisis Data
Data yang diperoleh adalah berasal dari data pre test dan post test peserta didik. Jawaban yang
benar pada pre test dan post test peserta didik merupakan data mentah yang akan dianalisis. Analisis
data yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang disajikan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif yaitu menjelaskan arah perubahan peningkatan hasil belajar peserta didik tentang sumber
energi terbarukan dan tak terbarukan.
Analisis tes akhir siklus bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar peserta didik pada
tiap akhir siklus pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa dihitung dengan rumus :
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ peserta didik
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 75 dinyatakan mengalami kesulitan belajar dan
peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 75 dinyatakan telah tuntas belajar.
Untuk mengukur ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal digunakan rumus :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≥ 75
% 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ peserta didik

13
Ketuntasan belajar secara klasikal tercapai apabila persentase s peserta didik yang tuntas belajar
atau jumlah peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 75, lebih besar atau
sama dengan 85 % dari jumlah seluruh peserta didik di dalam kelas.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Setelah melalui sebuah penelitian tindakan kelas yang menerapkan pembelajaran dengan
pendekatan Teaching at the Right Level, terjadi perubahan yang signifikan terutama pada peserta
didik. Data hasil belajar yang terkumpul menunjukkan adanya peningkatan, baik dari segi pencapaian
belajar maupun tingkat keterlibatan peserta didik selama proses pembelajaran. Selama proses
tersebut, peserta didik dapat belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya dalam kelompok. Secara
keseluruhan, peserta didik menunjukkan keterlibatan dan minat dalam mempelajari fisika, terutama
pada topik sumber energi terbarukan dan tak terbarukan. Mereka bersemangat berdiskusi
mengerjakan aktivitas pada LKPD, mengomunikasikan hasil diskusi, mengerjakan soal asesmen dan
mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan selama proses pembelajaran.
Perubahan ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan Teaching at the Right Level dapat
menciptakan lingkungan pembelajaran yang aktif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
secara aktif, dan meningkatkan pencapaian belajar mereka.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan pentingnya pendekatan pembelajaran yang melibatkan
peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam mencari solusi atas masalah yang
diberikan maupun dalam menjawab pertanyaan yang muncul selama pembelajaran. Metode belajar
secara berkelompok sesuai dengan tingkat kemampuan awalnya membantu peserta didik belajar
sesuai tingkat capaiannya dan dapat saling berbagi dengan teman yang memiliki kemampuan sama.
Dalam mengimplementasikan pendekatan ini, guru memiliki peran penting dalam memberikan
bimbingan dan perlakuan yang tepat, baik pada kelompok dengan kemampuan awal tinggi, sedang
dan rendah.
Selain itu, kegembiraan peserta didik dalam belajar fisika dan meningkatnya keberanian mereka
dalam menghadapi tantangan belajar juga menunjukkan adanya perubahan positif dalam sikap dan
motivasi peserta didik terhadap mata pelajaran tersebut. Dengan demikian, hasil penelitian ini
memberikan dukungan kuat terhadap penggunaan pendekatan Teaching at the Right Level dengan
pembagian kelompok berdasarkan tingkat kemampuan awalnya dalam konteks pembelajaran fisika.
Paradigma pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, interaksi yang aktif antara peserta didik
dan guru, serta penggunaan strategi pembelajaran yang menantang dapat menciptakan pengalaman
pembelajaran yang positif dan memberikan dampak yang signifikan pada hasil belajar peserta didik.

15
4.1.1. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
4.1.1.1.Data Nilai Hasil Pre-test Siklus I
Hasil observasi dari tes awal (pre-test) yang dilakukan pada siswa kelas X-7 menunjukkan
bahwa sebagian besar peserta didik belum mencapai standar ketuntasan belajar yang ditetapkan.
Dalam hal ini, diperlukan upaya yang lebih intensif dan efektif dalam proses pembelajaran guna
membantu peserta didik mencapai tingkat pencapaian yang diharapkan. Penting bagi guru untuk
melakukan analisis mendalam terhadap data tersebut guna merancang strategi pembelajaran yang
tepat dan memberikan dukungan tambahan yang diperlukan kepada siswa yang masih mengalami
kesulitan.
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa pada Pre-test Siklus I
Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Jumlah Nilai
20 7 20,59% 140
30 1 5,88% 80
40 7 20,59% 300
50 6 11,76% 200
60 8 14,71% 450
70 7 20,59% 250
Jumlah 36 100% 1420
Rata-rata 39,44

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, data tersebut mengindikasikan bahwa terdapat variasi dalam pencapaian
hasil belajar siswa pada pre-test, dengan sebagian besar siswa memperoleh nilai dalam rentang 20-
70. Rata-rata nilai 39,44 menggambarkan tingkat pencapaian secara keseluruhan pada pre-test
tersebut.
4.1.1.2.Data Nilai Post Test pada Siklus I
Data yang diperoleh pada pengamatan post-test pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2
berikut ini.
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa pada Post-test
Jumlah Persentase Jumlah
Nilai
Siswa (%) Nilai
50 14 45% 650
60 5 15% 240
70 5 15% 350
80 7 21% 550

16
90 4 4% 180
Jumlah 36 100% 1.970
Rata-rata 54,72

Berdasarkan data pada Tabel 4.2, dapat dilihat hasil belajar siswa pada pengamatan post-test
pada siklus I. Terdapat 36 siswa yang mengikuti post-test. Dalam tabel tersebut, terdapat jumlah siswa
dalam setiap rentang nilai beserta persentasenya.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan dalam hasil
belajar siswa setelah dilakukan siklus I. Rentang nilai yang paling banyak diperoleh oleh siswa adalah
50, dengan 14 siswa atau 45% dari total siswa memperoleh nilai tersebut. Rentang nilai lainnya juga
menunjukkan sebaran yang cukup merata, yaitu 60 dengan 5siswa (15%), 70 dengan 5 siswa (15%),
80 dengan 7 siswa (21%) dan 90 dengan 4 siswa (4%).
Dalam hal ini, nilai rata-rata siswa pada post-test siklus I adalah 54,72. Rata-rata ini
menggambarkan peningkatan pencapaian siswa dari pre-test ke post-test setelah melalui siklus I.
Perbandingan hasil belajar siswa pada pre-test dan post-tes pada siklus I yang diperoleh dapat
dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Belajar pada Pre-test dan Post-test Siklus I.
Pretest Post test
Jumlah Persentase Jumlah Jumlah Persentase Jumlah
Nilai Kategori
siswa (%) nilai siswa (%) nilai
10 - - - - - -
20 7 20,59% 140 - - -
30 Rendah 1 5,88% 80 - - -
40 7 20,59% 300 - -
50 6 11,76% 200 14 45% 650
60 8 14,71% 450 5 15% 240
70 Sedang 7 20,59% 250 5 15% 350
80 - - - 7 21% 550
90 - - - 4 4% 180
Tinggi
100 - - - - - -
Jumlah 36 100 1420 36 100 1970
Rata-rata 39,44 54,70
Siswa tuntas 0 (N≥75) 9 (N≥75)
Ketuntasan 0% 25%

17
Peningkatan 25%-0%= 25%
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel, dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pada tahap
pretest, terdapat 36 siswa yang mengikuti ujian. Hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas siswa
berada dalam rentang nilai rendah hingga sedang, dengan hanya sedikit siswa yang mencapai nilai
lebih tinggi. Tidak ada siswa yang mencapai nilai tuntas (≥75) pada tahap ini, dan persentase
ketuntasan siswa adalah 0%. Rata-rata nilai siswa pada pretest adalah 39,44.
Namun, pada siklus I terjadi perubahan yang signifikan. Terlihat bahwa jumlah siswa yang
mencapai nilai tuntas meningkat menjadi 11 siswa atau 25 % dari total siswa. Hal ini mengindikasikan
adanya peningkatan pencapaian siswa setelah mengikuti proses pembelajaran pada siklus I. Selain
itu, persentase siswa yang Rata-rata nilai siswa pada siklus I meningkat menjadi 54,70..
Dalam perbandingan antara pretest dan siklus I, terjadi peningkatan sebesar 25% dalam
persentase siswa yang mencapai nilai tuntas. Meskipun masih ada ruang untuk perbaikan, hasil ini
menunjukkan adanya efektivitas dari strategi pembelajaran yang diterapkan pada siklus I.
Data perolehan hasil belajar siswa pada siklus I disajikan dalam grafik berikut ini :

HA SIL BELA JA R SIKLUS 1


Rendah Sedang Tinggi

25

20

15

10

0
Pre-test Post test

Gambar 4.1 Grafik perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I

4.1.2. Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II


4.1.2.1.Data Nilai Hasil Pre-test Siklus II
Data hasil belajar siswa yang diperoleh pada pengamatan pre-test pada siklus II dapat dilihat
pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Pre-test II

18
Jumlah Persentase Jumlah
Nilai
Siswa (%) Nilai
30 4 16% 160
40 7 25% 500
50 6 17% 200
60 12 29% 750
70 7 15% 330
Jumlah 36 100 1940
Rata-rata 53,88

Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 4.4, dapat diamati hasil belajar siswa pada
pengamatan pre-test pada siklus II. Terdapat 36 siswa yang mengikuti pre-test dan rentang nilai yang
diperoleh berkisar antara 30 hingga 70. Dalam tabel tersebut, terdapat jumlah siswa dalam setiap
rentang nilai beserta persentasenya.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat variasi dalam hasil belajar siswa pada pre-
test siklus II. Rentang nilai yang paling banyak diperoleh oleh siswa adalah 60, dengan 12 siswa atau
29% dari total siswa memperoleh nilai tersebut. Rentang nilai lainnya juga menunjukkan sebaran
yang cukup merata, yaitu 30 dengan 4 siswa (16%), 40 dengan 7 siswa (25%),50 dengan 6 siswa
(17%), dan 70 dengan 7 siswa (15%).
Dalam hal ini, nilai rata-rata siswa pada pre-test siklus II adalah 53,88. Rata-rata ini
menggambarkan tingkat pencapaian siswa secara keseluruhan pada pre-test tersebut.
4.1.2.2.Data Nilai Hasil Post-test Siklus II
Data hasil belajar siswa yang diperoleh pada pengamatan post-test pada siklus II dapat dilihat
pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Post-test II
Jumlah Persentase Jumlah
Nilai
Siswa (%) Nilai
50 3 7% 250
60 5 18% 370
70 5 18% 370
80 12 29% 950
90 11 28% 900
Jumlah 36 100% 2890
Rata-rata 80,27
19
Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 4.5, dapat diamati hasil belajar siswa pada
pengamatan post-test pada siklus II. Terdapat 36 siswa yang mengikuti post-test dan rentang nilai
yang diperoleh berkisar antara 50 hingga 90. Dalam tabel tersebut, terdapat jumlah siswa dalam setiap
rentang nilai beserta persentasenya.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat variasi dalam hasil belajar siswa pada post-
test siklus II. Rentang nilai yang paling banyak diperoleh oleh siswa adalah 80 dan 90, dengan 23
siswa atau 57% dari total siswa memperoleh nilai tersebut. Rentang nilai lainnya juga menunjukkan
sebaran yang cukup merata, yaitu 50 dengan 3 siswa (9%), 60 dengan 5 siswa (15%), 70 dengan 5
siswa (15%).
Dalam hal ini, nilai rata-rata siswa pada post-test siklus II adalah 80,27. Rata-rata ini
menggambarkan tingkat pencapaian siswa secara keseluruhan pada post-test tersebut.
Perbandingan hasil belajar siswa pada pre-test dan post-tes pada siklus II yang diperoleh dapat
dilihat pada tabel 4.6 brikut ini:
Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar pada Pre-test dan Post-test Siklus II.
Pretest Siklus I
Jumlah Persentase Jumlah Jumlah Persentase Jumlah
Nilai Kategori
siswa (%) nilai siswa (%) nilai
10 - - - - - -
20 - - - - - -
30 Rendah 4 16% 160 - - -
40 7 25% 500 - - -
50 6 17% 200 3 7% 250
60 12 29% 750 5 18% 370
70 Sedang 7 15% 330 5 18% 370
80 - - - 12 29% 950
90 - - - 11 28% 900
Tinggi
100 - - - - - -
Jumlah 36 100% 1940 36 100% 2890
Rata-rata 53,88 80,27
Siswa tuntas 0 (N≥75) 20 (N≥75)
Ketuntasan 0% 65%
Peningkatan 65%-0%= 65%

20
Berdasarkan data yang terdapat dalam Tabel 4.6, dapat dilakukan analisis perbandingan hasil
belajar siswa antara pre-test dan post-test pada siklus II. Pada pre-test, terlihat bahwa mayoritas siswa
berada dalam rentang nilai rendah hingga sedang. Rentang nilai yang paling banyak diperoleh adalah
60, dengan 12 siswa atau 29% dari total siswa memperoleh nilai tersebut. Namun, tidak ada siswa
yang mencapai nilai tuntas (≥75) pada tahap pre-test ini, sehingga persentase ketuntasan siswa adalah
0%. Rata-rata nilai siswa pada pre-test adalah 53,88.
Namun, pada post-test siklus II terjadi peningkatan yang signifikan dalam pencapaian siswa.
Terlihat bahwa persentase siswa yang mencapai nilai tuntas meningkat menjadi 65%, dengan 23 siswa
mencapai atau melebihi nilai ambang batas. Rentang nilai yang paling banyak diperoleh oleh siswa
pada post-test adalah 80 dan 90, dengan total 23 siswa atau 65% dari total siswa memperoleh nilai
tersebut. Rata-rata nilai siswa pada post-test siklus II meningkat menjadi 80,27.
Dalam perbandingan antara pre-test dan post-test siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan
dalam persentase siswa yang mencapai nilai tuntas. Peningkatan ini sebesar 65% dari 0% pada pre-
test menjadi 65% pada post-test. Hal ini menunjukkan adanya efektivitas dari strategi pembelajaran
yang diterapkan pada siklus II.
Data perolehan hasil belajar siswa pada siklus II disajikan dalam grafik berikut ini :

HA SIL BELA JA R SIKLUS II


Rendah Sedang Tinggi

25

20

15

10

0
Pre-test Post test

Gambar 4.2 Grafik perbandingan hasil belajar siswa pada siklus II


4.1.3. Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Analisis deskriptif hasil belajar siswa pada siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah
ini:

21
Tabel 4.7 Perbandiingan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
No. Statistik
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
1 Tuntas 0 11 0 23
2 Tidak Tuntas 36 25 36 13
3 Nilai Tertinggi 70 90 70 90
4 Nilai Terendah 20 50 30 50
Rata- Rata Nilai 39,44 54,70 49,70 80,27
Persentase ketuntasan 0% 25 % 0% 65 %

Berdasarkan Tabel 4.7 yang memuat perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus
II, dapat dilakukan analisis deskriptif untuk mengetahui perbedaan dan perkembangan siswa antara
kedua siklus tersebut.
Pada siklus I, terdapat data pre-test dan post-test yang menunjukkan jumlah siswa yang tuntas
dan tidak tuntas, serta nilai tertinggi dan terendah yang diperoleh. Pada pre-test siklus I, tidak ada
siswa yang mencapai tingkat ketuntasan, sedangkan pada post-test terdapat 11 siswa yang berhasil
mencapai tingkat ketuntasan. Jumlah siswa yang tidak tuntas pada post-test siklus I adalah 25. Nilai
tertinggi yang diperoleh oleh siswa pada siklus I adalah 90, sedangkan nilai terendah adalah 50.
Pada siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan dalam pencapaian siswa. Pada pre-test
siklus II, tidak ada siswa yang mencapai tingkat ketuntasan. Namun, pada post-test siklus II terdapat
23 siswa yang mencapai tingkat ketuntasan, sementara siswa yang tidak tuntas berjumlah 13. Nilai
tertinggi yang diperoleh oleh siswa pada siklus II adalah 90, sementara nilai terendah adalah 50.
Analisis data ini menunjukkan adanya perbaikan signifikan dalam pencapaian siswa antara
siklus I dan siklus II. Terdapat peningkatan jumlah siswa yang mencapai tingkat ketuntasan pada post-
test siklus II, sementara persentase ketuntasan juga meningkat secara signifikan. Rata-rata nilai siswa
juga mengalami peningkatan yang mencerminkan peningkatan kualitas hasil belajar.

Data pada tabel 4.7 menunjukkan perbandingan nilai hasil belajar siswa sesudah dilakukan
tindakan kelas dengan pendekatan Teaching at the Right Level. Hasil belajar siswa tersebut dapat
digambarkan pada diagram seperti pada gambar 4.3 di bawah ini:

22
HA SIK BELA JA R SISWA SIKLUS
I DA N II
Tuntas Rata- Rata Nilai Persen Ketuntasan

70
60
50
40
30
20
10
0
Post-test Post-test
Siklus I Siklus II

Gambar 4.3 Grafik Hasil Belajar Siswa


4.2. Hasil Pembahasan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas X-7 SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan dengan
menggunakan 2 siklus. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 36 orang siswa. Penelitian ini dilakukan
dengan 4 tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
4.2.1. Tahapan Perencanaan
Peneliti melakukan perencanaan dengan menyusun beberapa instrumen tes yang akan
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam tahap pelaksanaan menggunakan pendekatan
Teaching at the Right Level. Penggunaan pendekatan Teaching at the Right Level diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Perencanaan penelitian ini mencakup persiapan modul ajar yang
terintegrasi dengan pendekatan Teaching at the Right Level, lembar kerja peserta didik, serta soal pre-
test dan post-test sebagai bentuk evaluasi.
4.2.2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti melaksanakan penelitian
sesuai dengan perencanaan yang terdapat dalam Modul Ajar. Sebelum memulai kegiatan
pembelajaran, peneliti melakukan pre-test menggunakan soal pilihan berganda, pilihan berganda
kompleks, soal benar salah sebanyak 10 butir. Skor 1 diberikan jika jawaban benar dan skor 0 untuk
jawaban yang salah. Setelah proses pembelajaran, peneliti melakukan post-test untuk mengukur
peningkatan hasil belajar siswa.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menerapkan pendekatan Teaching at the Right
Level. Pada awal pertemuan di siklus I, guru menjelaskan tentang sumber nergi terbarukan dan tak
terbarukan. Selama proses pembelajaran, guru memberikan pertanyaan pemantik kepada peserta
didik, berliterasi melalui video dan diskusi kelompok pada LKPD. Peserta didik dengan antusias

23
terlibat dalam segala aktivitas pembelajaran di kelas. Selanjutnya, peserta didik diberikan masalah
dalam video mengenai transisi energi terbarukan dan penggunaan energi tak terbarukan sebagai bahan
diskusi kelompok. Kelompok terdiri dari 5-6 orang peserta didik, di mana masing-masing kelompok
dibagi berdasarkan tingkat kemampuan awalnya yaitu tinggi, sedang dan rendah.. Pelaksanaan
tindakan pada siklus I dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan durasi 2 x 40 menit. Selanjutnya
peserta didik melaksanakan evaluasi belajar melalui post-test.

4.2.3. Observasi
Dalam tahap observasi pada penelitian ini, fokus utama adalah mengamati keaktifan peserta
didik selama proses pembelajaran dan peristiwa yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
Terdapat perbedaan dalam tingkat partisipasi peserta didik, di mana beberapa peserta didik terlihat
antusias dan aktif, namun masih ada juga peserta didik yang cenderung pasif pada kelompok dengan
tingkat kemampuan awal rendah.
Pada siklus I, peserta didik dilibatkan dalam diskusi kelompok. Pembagian anggota kelompok
didasarkan pada tingkat kemampuan awalnya berdasarkan hasil pretest. Terdapat interaksi yang baik
antara peserta didik dalam kelompok dengan tingkat kemampuan tinggi dan sedang, tetapi untuk
kelompok dengan tingkat kemampuan awal rendah masih pasif. Sehingga guru lebih banyak memberi
perhatian dan bimbingna kepada kelompok dengan tingkat kemampuan awal rendah.
Berdasarkan analisis data hasil observasi pada siklus I, belum tercapai hasil yang optimal.
Hanya 25% peserta didik yang mencapai ketuntasan, sedangkan sisanya, sebanyak 65%, belum
mencapai standar ketuntasan. Hal ini akan menjadi bahan pertimbangan untuk tahap refleksi dan akan
diperbaiki pada siklus II.
Pada siklus II, dilaksanakan presentasi kelompok berdasarkan hasil diskusi pada aktivitas
LKPD. Masing-masing kelompok secara bergantian mengomunikasikan hasil diskusi, sedangkan
kelompok lain memberi tanggapan dan saran. Namun, interaksi peserta didik masih kurang dalam
menanggapi presentasi temannya sehingga guru menunjuk kelompok yang menjadi pembanding.
Setelah itu dilaksanakan post-test menggunakan aplikasi quizizz.
Berdasarkan hasil post-test pada siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan dalam
ketuntasan hasil belajar siswa dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Ketuntasan hasil belajar
siswa mencapai 65%, dengan rata-rata nilai 80,27. Karena hasil penelitian sudah mencapai tingkat
optimal, penelitian ini diakhiri setelah dua siklus.

24
4.2.4. Refleksi
Setelah melaksanakan tindakan dan melakukan pengamatan, diperoleh data hasil belajar
peserta didik pada post-test siklus I. Terdapat 11 peserta didik atau sekitar 25% dari total peserta didik
yang berhasil mencapai standar ketuntasan. Namun, hasil ini belum optimal karena masih terdapat 25
siswa atau sekitar 65% peserta didik yang belum mencapai standar ketuntasan. Terdapat beberapa
faktor yang menyebabkan hal ini:
1. Banyak peserta didik yang masih mengalami kesulitan dalam memahami materi sehingga
cenderung pasif dalam berdiskusi.
2. Masih terdapat peserta didik yang lebih memilih untuk bekerja sendiri dalam kelompoknya
daripada berkolaborasi dengan anggota kelompoknya.
3. Meskipun ada beberapa peserta didik yang aktif dalam mengajukan dan menjawab
pertanyaan, namun masih terdapat peserta didik yang kurang peduli dan tidak terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran.
4. Beberapa kelompok terburu-buru dalam menyelesaikan tugas sehingga kualitas hasil kerja
mereka kurang maksimal.
Untuk memperbaiki hasil dari siklus I dan meningkatkan hasil belajar peserta didik, penelitian
ini akan dilanjutkan ke siklus II dengan tetap menggunakan pendekatan Teaching at the Right Level.
Pada siklus II, akan difokuskan pada diskusi kelompok dan presentasi kelompok yang lebih mengarah
pada penilaian keterampilan, sehingga setiap peserta didik lebih terlibat secara aktif dalam
menyelesaikan tugasnya.
Melalui pengamatan pada siklus II, terjadi peningkatan hasil yang cukup optimal. Persentase
ketuntasan siswa dalam materi pembelajaran Sumber Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan
mencapai 65%, dengan rata-rata nilai sebesar 80,27. Dengan demikian, hasil yang diperoleh dianggap
memadai, dan penelitian ini dihentikan setelah dua siklus.

25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.3.Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti uraikan maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Penerapan pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik dalam materi sumber energi terbarukan dan tak terbarukan dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik kelas X-7 di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan
2. Peningkatan hasil belajar siswa yang di peroleh pada ketuntasan hasil belajar pada siklus I
sebesar 25%, pada siklus II meningkat menjadi 65 %.

5.4.Saran
Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi peneliti yang ingin menggunakan pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) ini
sebaiknya mengelompokkan peserta didik dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik,
baik minat, gaya belajar dan potensi peserta didik. Supaya segala kebutuhan peserta didik
dapat terfasilitasi dengan baik.
2. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru hendaknya menggunakan aktivitas yang
bervariasi agar dapat menarik perhatian peserta didik.

26
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. I. (2012). Learning to Teach. 9th ed.

Azizah. M. Sulianto J., CIntang, N. 2018. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar
Pada Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian Pendidikan, 35(1): 61-70.

Darmawan, I. P. A., & Sujoko, E. (2013). Revisi Taksonomi Pembelajaran Benyamin S. Bloom. Satya
Widya, 29(1), 30-39
Dewey, J. (1933). How we think. The Problem of Training Thought, 14.

Ennis, R. H. (2011). The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking Dispositions.
University of Illinois, 1–8.

Facione P. A. (2015). Critical Thinking: What it is and why it counts. Measured. Reasons and the
California Academic Press, Millbrae, CA.

Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.

Permendikbud. (2016). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun
2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 3(1), 56.

Puspaningsih, R, dkk. (2020). Ilmu Pengetahuan Alam, Kementerian pendidikan, riset, dan teknologi
badan penelitian dan pengembangan pusat kurikulum dan perbukuan: Jakarta.

Richard W. Paul. (1980). Critical Thinking. Biographical information

Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran Mengembangka Profesionalisme Guru. Jakarta :


Rajagrafindo Persada
Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdikarya
Sudjana, Nana. (2012). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Susanti, Elli., Astri Sutisnawati., Iis Nurasiah. 2019. Penerapan Model Group Investigation untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di Kelas Tinggi. Jurnal Utile. Vol. 5 (2)
123-133

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan dan


Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Penerbit Prenada
Media, Jakarta.

27
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Nama Peserta Didik
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS X-7
SMA NEGERI 2 PERCUT SEI TUAN

NO NAMA JENIS KELAMIN AGAMA


1 Annisa Wardani P ISLAM
2 Ardiansah Lubis L ISLAM
3 Arina P ISLAM
4 Cindy Aulia P ISLAM
5 Dira Sri Anggraini P ISLAM
6 Farah Anisa Fitri P ISLAM
7 Halimah Azura P ISLAM
8 Iman Nur Ansani L ISLAM
9 Intan Fauziah P ISLAM
10 Intan Safitri P ISLAM
11 Khairul Ikhsan L ISLAM
12 Khaliza Mutiara P ISLAM
13 Maulana Indiego L ISLAM
14 Meila Anjani P ISLAM
15 Miftahul Aufa P ISLAM
16 Muhammad Hafiz Siddiq L ISLAM
17 Muqti Pratama L ISLAM
18 Nabila Surya Ramadhani P ISLAM
19 Nata Al-Qanun L ISLAM
20 Nazwa Tania P ISLAM
21 Novellia Putri P ISLAM
22 Nurhafizah P ISLAM
23 Putri Aulia P ISLAM
24 Raja Sitompul L ISLAM
25 Rifky Aulia Tama L ISLAM
26 Riki Arisandi L ISLAM
27 Rizki Nur Al-Kausar L ISLAM
28 Ryan Chandra Ibrahim L ISLAM
29 Satria Yuda L ISLAM
30 Shania Hadisti P ISLAM
31 Shifa L ISLAM
32 Suci Padia Husna P ISLAM
33 Suci Ramadina P ISLAM
34 Syahbila P ISLAM
35 Windi Cahya L ISLAM
36 Zahra Fitriani Siregar L ISLAM

28
Lampiran 2 : Daftar Pengelompokkan Peserta Didik
Tingkat
Kemampuan Tinggi Sedang Rendah
Peserta Didik
Nama Kelompok 1: Kelompok 3: Kelompok 5:
Peserta 1. M. Hafiz Siddiq 1. Annisa Wardani 1. Ardiansyah
didik 2. Meila Anjani 2. Arrum 2. Khaliza Mutiara
3. Nazwa Tania 3. Kharul Ikhsan 3. M. Iman
4. Novellia Putri. 4. Miftahul Aufa 4. Satria Yuda
5. Ryan Chandra I 5. Nabila Surya R 5. Syahbila
6. Nata Al-Qanum

Kelompok 2: Kelompok 4: Kelompok 6:


1. Cindy Aulia 1. Arina Dawami 1. Nurhafizah
Putri 2. Dira Sri 2. Raja Sitompul
2. Farah annisa Anggraini 3. Rifki Aulia
3. Halimah Azura 3. Intan Fauziah 4. Suci Padia
4. Maulana 4. Intan Safitri 5. Suci Ramadina
Indiego 5. M. Shifa 6. Windi
5. Muqti Pratama
6. Shania Hadisti

29
Lampiran 3 : Modul Ajar Siklus 1 dan Siklus 2
1. Informasi Umum

A. Identitas Modul
Nama Penyusun : Vira Julia
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan
Kelas/Semester : X/Genap
Fase :E
Mata Pelajaran : Fisika
Alokasi Waktu : 4 JP (4 x 40 Menit)
Jumlah Pertemuan : 2 Pertemuan
Kata Kunci : energi terbarukan, energi tak terbarukan, fosil, potensi
energi

B. Kompetensi Awal
1. Peserta didik telah mempelajari bentuk-bentuk energi, perubahan energi serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
2. Peserta didik telah mempelajari keberlakuan Hukum Kekekalan Energi Mekanik
pada peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

C. Profil Pelajar Pancasila


1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
2. Bernalar Kritis
3. Mandiri
4. Bergotong royong

D. Sarana Dan Prasarana


1. Sumber Belajar
a. Buku Guru
b. Buku Bacaan Peserta Didik
2. Media Pembelajaran (terlampir)
a. Slide Powerpoint
b. Video Pembelajaran
3. Alat Pendukung Pembelajaran : laptop, proyektor, smartphone, jaringan internet
4. Teknologi yang digunakan : canva, youtube, google form, quizizz

30
E. Target Peserta Didik

Peserta didik regular/tipikal : Umum, tidak ada kesulitan dalam


mencerna dan memahami materi ajar

F. Model, Strategi, Pendekatan dan Metode Pembelajaran


Model : Inquiry Learning
Strategi : Pembelajaran Sosial Emosional
Pendekatan : Teaching at the Right Level
Metode : Ceramah, diskusi/tanya jawab, presentasi

2.Komponen Inti

A. Capaian Pembelajaran
1. Elemen Pemahaman Sains
Peserta didik mampu mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan keterampilan
proses dalam pengukuran, perubahan iklim pada pemanasan global, pencemaran
lingkungan energi alternatif, dan pemanfaatannya
2. Elemen Keterampilan Proses
a. Mengamati
Peserta didik mampu mengoptimalkan potensi menggunakan ragam alat
bantu untuk melakukan pengukuran dan pengamatan
b. Mempertanyakan dan memprediksi
Peserta didik mampu mempertanyakan dan memprediksi berdasarkan hasil
observasi, mampu merumuskan permasalahan yang ada dan mampu
mengajukan pertanyaan kunci untuk menyelesaikan masalah
c. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Peserta didik mengidentifikasi latar belakang masalah, merumuskan tujuan,
dan menggunakan referensi dalam perencanaan penyelidikan/penelitian.
Peserta didik menentukan langkah-langkah kerja dan cara pengumpulan data
d. Memproses, menganalisis data dan informasi
Peserta didik menerapkan teknis/ proses pengumpulan data, mengolah data
sesuai jenisnya/sesuai keperluan, menganalisis data dan menyimpulkan hasil
penelitian serta memberikan rekomendasi tindak lanjut/saran dari hasil
penelitian.

31
e. Mengevaluasi dan refleksi
Peserta didik berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi,
mengembangkan keingintahuan, dan memiliki kepedulian terhadap
lingkungan.
Peserta didik mengajukan argumentasi ilmiah dan kritis berani mengusulkan
perbaikan atas suatu kondisi dan bertanggungjawab terhadap usulannya.
Peserta didik bersikap jujur terhadap temuan data/fakta
f. Mengomunikasikan hasil
Peserta didik menyusun laporan tertulis hasil penelitian serta
mengomunikasikan hasil penelitian, prosedur perolehan data, cara mengolah
dan cara menganalisis data serta mengomunikasikan kesimpulan yang sesuai
untuk menjawab masalah penelitian/penyelidikan secara lisan atau tulisan

B. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan pengamatan gambar dan tayangan video, peserta didik mampu
menganalisis sumber energi terbarukan dan tak terbarukan dengan tepat
2. Melalui kegiatan diskusi kelompok pada LKPD, peserta didik mampu
memprediksi masalah ketersedian energi yang penting bagi
masyarakat modern dan dampaknya dalam kehidupan dengan bernalar kritis
3. Melalui kegiatan literasi, peserta didik mampu mengumpulkan informasi dan
menemukan potensi penggunaan energi terbarukan di Indonesia dan lingkungan
sekitar dengan jujur
4. Melalui kegiatan presentasi, peserta didik mampu menyajikan dan
mengomunikasikan hasil penyelidikan tentang sumber energi terbarukan dan
tak terbarukan dengan berani dan santun

C. Asesmen
1. Asesmen Diagnostik : Pretest melalui aplikasi quizizz
Link: https://quizizz.com/join?gc=692022
2. Asesmen Formatif :
a. Aktivitas LKPD : Penilaian Pengetahuan
b. Penilaian Diri : Penilaian Sikap menggunakan google form
Link: https://forms.gle/n17EHxbPbXQWM2rR7

32
c. Penilaian Presentasi : Penilaian Keterampilan
3. Asesmen Sumatif : Postest melalui aplikasi quizizz

D. Pemahaman Bermakna
1. Peserta didik mengetahui sumber energi terbarukan dan tak terbarukan
2. Peserta didik mengetahui potensi penggunaan energi terbarukan di Indonesia dan
lingkungan sekitar
3. Peserta didik mengetahui masalah energi yang penting bagi masyarakat modern dan
dampaknya dalam kehidupan

E. Pertanyaan Pemantik
1. Dari mana energi yang diperlukan bisa didapatkan?
2. Adakah potensi energi di sekolah dan di sekitar tempat tinggalmu?
3. Bagaimanakah konsumsi energi masyarakat modern, apa masalahnya dan
dampaknya bagi kehidupan?

F. Kegiatan Pembelajaran

Sintaks Aktivitas Guru Aktivitas Peserta Didik Alokasi


Waktu

PERTEMUAN PERTAMA

Kegiatan Pendahuluan: 15
1.Peserta didik
Menit
1. Guru menyapa dan mengucapkan salam dan
memulai pembelajaran berdoa (beriman,
dengan berdoa bertakwa kepada Tuhan
2. Guru memeriksa Yang Maha Esa dan
kehadiran peserta didik berakhlak mulia)
3. Guru menyampaikan 2. Peserta didik turut
kesepakatan kelas agar membacakan kesepakatan
tercipta budaya positif kelas pada slide ppt
di kelas pada slide ppt 3. Peserta didik
4. Guru menyampaikan mendengarkan tujuan
tujuan pembelajaran pembelajaran yang
yang akan dicapai disampaikan oleh guru
peserta didik 4. Peserta didik menjawab
pertanyaan guru

33
5. Guru mengidentifikasi 5. Peserta didik memilih
perasaan peserta didik gambar roda emosi yang
dengan menanyakan mewakili perasaan
kabar peserta didik. mereka saat itu
Kemudian agar mereka 6. Peserta didik megikuti
dapat mengenali emosi instruksi guru dengan
yang mereka rasakan Latihan STOP
saat itu melalui gambar 7. Peserta didik menjawab
roda emosi yang asesmen diagnostic
ditempelkan pada papan 8. Peserta didik menjawab
tulis, peserta didik pertanyaan pemantik
memilih gambar yang yang ditampilkan oleh
mewakili perasaan guru dan turut
mereka saat itu. mengapresiasi temannya
6. Setelah identifikasi yang mampu menjawab
perasaan, guru serta memberikan
mengajak peserta didik pendapat
untuk bernafas dengan
kesadaran penuh
(mindfulness) dengan
Latihan STOP.
7. Guru mengarahkan
peserta didik untuk
melaksanakan asesmen
diagnostik pada aplikasi
Quizizz
8. Guru mengaitkan
pembelajaran dengan
materi sebelumnya dan
memberikan beberapa
pertanyaan pemantik
pada slide ppt
“Mari kita berikan tepuk
tangan atas usaha teman

34
kalian yang telah mampu
menjawab pertanyaan
pemantik!

Kegiatan Inti: 50
9. Peserta didik duduk sesuai Menit
kelompoknya masing-
9. Dari hasil asesmen
masing
diagnostik, guru
memetakan peserta
didik berdasarkan
tingkat kemampuan
awalnya yaitu
kelompok kemampuan
10. Tiap kelompok
tinggi, kelompok
menerima LKPD dan
kemampuan sedang dan
menuliskan nama
kelompok kemampuan
masing-masing
rendah
kelompok
10. Guru membagi LKPD
11. Masing-masing
kepada tiap kelompok
kelompok
11. Sebelum pengerjaan
mendengarkan dan
LKPD secara
mengikuti panduan ice
berkelompok, Guru
breaking yang
memandu peserta didik
ditampilkan pada slide
untuk melaksanakan ice
ppt
breaking agar peserta
didik tidak stress dan
jenuh sehingga Kembali
12. Peserta didik
fokus pada
mengamati dan
pembelajaran
memirsa tayangan
12. Guru menayangkan
video pembelajaran
video pembelajaran
Orientasi mengenai ketersedian
Masalah mengenai ketersedian
energi fosil dan transisi
energi fosil dan transisi
energi untuk mengatasi
energi untuk mengatasi
dampak penggunaan

35
dampak penggunaan energi fosil slide ppt
energi fosil slide ppt dan menuliskan
serta mengarahkan informasi yang
peserta didik untuk didapatkan pada kedua
menuliskan informasi video tersebut
yang ada pada video (bernalar kritis)
pada LKPD.

13. Guru mengarahkan 13. Peserta didik


peserta didik untuk mengamati gambar,
Merumuskan
mengamati gambar dan berliterasi dan
Masalah
berliterasi melalui teks berdiskusi dengan
bacaan mengenai teman sekelompoknya
beberapa permasalahan untuk menuliskan
dan aktivitas pada rumusan masalah dalam
lingkungan sekitar yang bentuk pertanyaan pada
dapat menyebabkan LKPD (Berkolaborasi
sumber energi fosil dan Bergotong royong)
semakin habis ke dalam
bentuk pertanyaan.
14. Guru membimbing
peserta didik untuk
14. Peserta didik berdiskusi
membuat hipotesis
dengan teman
berdasarkan
sekelompoknya untuk
permasalahan-
membuat hipotesis
permasalahan yang
berdasarkan
terjadi serta solusi yang
permasalahan-
dapat dilakukan agar
permasalahan yang
energi fosil dapat terus
terjadi pada LKPD
terjaga dan tidak akan
dengan jujur dan dapat
habis.
dipertanggungjawabkan

Kegiatan Penutup:

36
Membuat 15. Guru mengingatkan
Hipotesis kepada peserta didik
untuk melanjutkan
diskusi pengerjaan
aktivitas LKPD pada
pertemuan berikutnya
16. Guru mengarahkan
peserta didik untuk
mengerjakan asesmen
penilaian diri dan
pertanyaan refleksi 15. Peserta didik
pembelajaran melalui mendengarkan dan 15
link google form. memperhatikan guru
Menit
17. Guru menutup 16. Peserta didik menjawab
pembelajaran dengan asesmen penilaian diri
meminta salah satu dan pertanyaan refleksi
peserta didik untuk pembelajaran melalui
memimpin doa google form
18. Guru mengucapkan menggunakan
salam smartphone masing-
masing (Mandiri)
17. Salah satu Peserta didik
memimpin doa
18. Peserta didik menjawab
salam
PERTEMUAN KEDUA 10
Menit
Kegiatan Pendahuluan:

1. Guru menyapa dan 1. Peserta didik mengucapkan


memulai pembelajaran salam dan berdoa (beriman,
dengan berdoa bertakwa kepada Tuhan
2. Guru memeriksa Yang Maha Esa dan
kehadiran peserta didik berakhlak mulia)

37
3. Guru mengidentifikasi 2. Peserta didik menjawab
perasaan peserta didik pertanyaan guru
dengan menanyakan 3. Peserta didik turut
kabar peserta didik: membacakan kesepakatan
“Bagaimana kabarnya hari kelas pada slide ppt
ini?”
“Semangat belajar fisika hari 4. Peserta didik duduk sesuai
ini?” dengan kelompoknya
4. Guru menyampaikan
kesepakatan kelas agar
tercipta budaya positif
di kelas pada slide ppt
5. Guru mengarahkan
peserta didik untuk
duduk sesuai dengan 5. Melalui diskusi kelompok,
peserta didik mengumpulkan
kelompoknya masing-
data/informasi melalui
masing
literasi bahan ajar dan buku
Kegiatan Inti:
bacaan peserta didik serta
6. Guru mengarahkan peserta
melengkapi tabel kelebihan
didik untuk mengumpulkan
dan kekurangan sumber
data/informasi melalui
energi terbarukan pada
literasi bahan ajar dan buku
LKPD (Berkolaborasi dan
bacaan peserta didik serta
Bergotong royong)
melengkapi tabel kelebihan
dan kekurangan sumber
energi terbarukan dan tak
terbarukan

60
Mengumpulkan
Menit
data

38
Menguji 7. Guru mengarahkan peserta 6. Peserta didik menguji
Hipotesis didik untuk menguji hipotesis mengenai sumber
hipotesis mengenai sumber energi terbarukan dan tak
energi terbarukan dan tak terbarukan serta menjawab
terbarukan serta menjawab pertanyaan yang ada di
pertanyaan yang ada di LKPD (Bernalar Kritis)
LKPD

Merumuskan 8. Guru mengarahkan peserta 7. Peserta didik berdiskusi


kesimpulan didik untuk merumuskan dengan kelompoknya
kesimpulan mengenai merumuskan kesimpulan
pembelajaran hari ini mengenai pembelajaran
hari ini pada LKPD
9. Sebelum peserta didik
8. Peserta didik megikuti
mempresentasikan hasil
instruksi guru dengan
diskusi pada LKPD, guru
Latihan STOP
mengajak peserta didik
9. Peserta didik
untuk bernafas dengan
menyampaikan hasil
kesadaran penuh
diskusi nya di depan
(mindfulness) dengan
kelas (Komunikasi)
Latihan STOP.
10. Peserta didik dari
10. Guru mempersilahkan kelompok lain bertanya
masing-masing kelompok dan memberikan
untuk mengomunikasikan tanggapan atas presentasi
hasil diskusi LKPD di yang disajikan temannya
depan kelas 11. Peserta didik
mendengarkan teman
11. Guru mempersilahkan
yang sedang presentasi
peserta didik untuk bertanya
dan memberikan tepuk
dan memberikan tanggapan
tangan kepada teman
atas presentasi yang
yang tampil dan yang
disajikan temannya
memberikan tanggapan
12. Guru mengarahkan peserta
didik untuk menghargai dan
39
memberikan apresiasi 12. Peserta didik
kepada peserta didik yang menanyakan materi yang
tampil belum dipahami
13. Peserta didik
Kegiatan Penutup:
mengerjakan postest
13. Setelah selesai presentasi,
pada smartphone
guru mempersilahkan
masing-masing
peserta didik untuk
14. Peserta didik
menanyakan materi yang
menyimpulkan dan
belum dipahami
merefleksikan
14. Guru membagikan link
pembelajaran
untuk pelaksanaan postest
15. Peserta didik berdoa
melalui aplikasi quizizz
16. Peserta didik menjawab
15. Guru mengarahkan
salam
beberapa peserta didik
untuk menyimpulkan dan
merefleksikan
pembelajaran
16. Guru menutup
pembelajaran dan
mempersilahkan salah
satu peserta didik untuk
memimpin doa
10
17. Guru mengucapkan salam
Menit

G. Refleksi
1. Pendidik :
a. Apakah kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran?
b. Apakah ada kendala saat melaksanakan pembelajaran?
c. Apakah semua peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran?

2. Peserta Didik :

LEMBAR REFLEKSI PEMBELAJARAN

40
Nama Peserta Didik :

Kelas :

No. Pertanyaan Jawaban


1. Bagaimana perasaanmu setelah 4 3 2 1
mempelajari materi pada hari ini? Sangat Senang Kurang Tidak
senang senang senang
2. Bagian mana yang menurutmu paling
menyenangkan pada pembelajaran hari ini?
3. Bagian mana (materi) yang menurutmu
masih belum dipahami?
4. Apa yang akan kamu lakukan untuk
memperbaiki atau meningkatkan hasil
belajarmu?
5. Kepada siapa kamu akan meminta bantuan
untuk bisa memahami materi hari ini?
6. Berilah nilai usaha yang telah kamu lakukan 4 3 2 1
untuk memahami materi pada pembelajaran Sangat paham Kurang Tidak
hari ini! paham paham paham
3. Lampiran

A. Lembar Kerja Peserta Didik (Terlampir)

B. Bahan Ajar (Terlampir)

C. Glosarium
energi : kemampuan melakukan usaha/kerja
sumber energi : segala sesuatu yang ada di sekitar kita atau di
alam yang mampu menghasilkan energi untuk
kelangusngan hidup
energi terbarukan : energi yang berasal dari sumber daya alam dan tidak
akan habis karena terbentuk dari proses alam yang
berkelanjutan
energi tak terbarukan : energi yang terbatas dan proses pergantiannya
dalam kurun waktu lama secara alami, sehingga dapat habis

41
fosil : sisa, jejak, atau bekas binatang maupun tumbuhan masa lalu
yang terawetkan di dalam bumi

D. Daftar Pustaka
Puspaningsih, Ayu Ratna, dkk. 2021. Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam
untuk SMA Kelas X. Jakarta:Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian
dan Pengembangan dan Perbukuan Kemdikbudristek.

Puspaningsih, Ayu Ratna, dkk. 2021. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMA Kelas X.
Jakarta:Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Kemdikbudristek.

42
LAMPIRAN

i. Asesmen Diagnostik
KISI-KISI EVALUASI TES

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan Sub Materi : Sumber Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan
Mata Pelajaran : Fisika Jumlah Soal : 10 Soal
Kelas/ Semester : X/Genap Bentuk Soal : Pilihan Berganda, Pilihan Berganda Kompleks dan
Benar Salah

Sub Materi Indikator Soal Level Nomor Soal Penyelesaian Skor


Kognitif Soal
Sumber Energi Menentukan C3 1 1) Gelombang laut Sumber energi terbarukan 1
Terbarukan sumber energi 2) Batubara merupakan sumber energi yang
terbarukan 3) Matahari tersedia oleh alam dan bisa
4) Gas alam dimanfaatkan secara terus-
5) Biomassa menerus. Contoh sumber energi
Berikut ini yang merupakan contoh energi terbarukan yaitu: Gelombang
terbarukan ditunjukkan oleh nomor…. laut, matahari, dan biomassa.
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 3, dan 5 Kunci: B. 1,3, dan 5
C. 2,3, dan 5
D. 3,4, dan 5
E. 2, 4, dan 5
Sumber Energi Meramalkan C3 2 Manfaat dari pengembangan sumber energi Terdapat beberapa manfaat dari 1
Terbarukan manfaat dari terbarukan yang paling tepat adalah… pengembangan energi
pengembangan A. Mengurangi terjadinya pemanasan global terbarukan, yaitu:
sumber energi B. Menambah pemasukan negara 1. Lebih ramah lingkungan
43
terbarukan C. Menambah nilai jual energi karena dapat mengurangi
D. Mengurangi penggunaan energi pencemaran lingkungan,
E. Meningkatkan penggunaan energi sehingga dapat mengurangi
efek pemanasan global.
2. Biaya yang dibutuhkan lebih
murah karena sumber energi
yang diperoleh secara gratis
3. Mendorong masyarakat yang
mandiri energi
Berdasarkan manfaat diatas,
maka jawaban yang paling tepat
adalah Mengurangi terjadinya
pemanasan global
Kunci : A
Sumber Energi Menentukan C1 3 Pada PLTA, arus listrik air yang deras PLTA merupakan Pembangkit 3
Terbarukan transformasi mengalir dari hulu ke hilir dan Listrik Tenaga Air yang dapat
energi dari menggerakkan turbin yang terhubung menggerkkan turbin yang
sumber energi dengan generator. Hal ini merupakan ontoh terhubung dengan generator,
terbarukan transformasi energi, yaitu…. sehingga energi gerak yang
A. Energi kimia menjadi energi listrik dihasilkan oleh turbin dapat
B. Energi kalor menjadi energi listrik dirubah menjadi energi listrik.
C. Energi gerak menjadi energi listrik
D. Energi listrik menjadi energi gerak
E. Energi kalor menjadi energi listrik Kunci : A
Sumber Energi Menimbang C5 4 Sungai memiliki potensi sebagai sumber Terdapat banyak aliran sungai di 1
Terbarukan kondisi sungai energi terbarukan, kondisi sungai yang Indonesia yang tersebar di
Indonesia yang cocok untuk dikembangkan menjadi seluruh wilayahnya, kondisi
tepat untuk pembangkit listrik adalah... tersebut dimanfaatkan untuk
mengembangkan A. Dangkal dan tenang menghasilkan sumber energi
sumber energi B. Sangat lebar dan arus lambat terbarukan. Namun tidak semua
44
terbarukan C. Memiliki banyak meander (berkelok) sungai dapat dimanfaatkan untuk
D. Debit air stabil dan deras membuat PLTA, kondisi sungai
E. Debit air rendah dan tenang yang tepat untuk membangkitkan
listrik tenaga air adalah sungai
yang debit airnya stabil dan deras.
Kunci: D
Sumber Energi Menentukan C3 5 Tujuan penggunaan energi alternatif antara Tujuan penggunaan dari sumber 1
Terbarukan tujuan lain adalah… energi terbarukan adalah untuk
penggunaan A. Mengurangi penggunaan sumber energi dapat mengurangi penggunaan
sumber energi fosil dari sumber energi tak terbarukan
terbarukan B. Menghilangkan energi yang sudah lama seperti baru bara, fosil, minyak
C. Mngurangi jumlah kerugian negara bumi dan lain sebagainya.
D. Membuat masyarakat menjadi pintar
E. Menambah jenis energi yang bisa
dipakai Kunci : A
Sumber Energi Mengaitkan C4 6 Energi geothermal merupakan salah satu Energi geothermal adalah energi 1
Terbarukan kondisi geografis energi alternatif yang potensial panas bumi yang dihasilkan dari
Indonesia dengan dikembangkan di Indonesia. Hal tersebut kontak magma dengan batuan dan
sumber energi dipengaruhi oleh faktor…. air di bawah permukaan tanah.
terbarukan A. Curah hujan tinggi sepanjang tahun Energi panas bumi potensial
B. Banyak terdapat bahan galian dikembangkan di Indonesia
C. Merupakan wilayah pertemuan angin karena wilayah kita berada di
D. Berada di zona ring of fire zona ring of fire sehingga banyak
E. Keterserdiaan melimpah di permukaan gunung api.
bumi. Kunci: D
Sumber Energi Menentukan C3 7 Salah satu energi alternatif yang bisa Sapi atau kerbau menghasilkan 1
Terbarukan energi alternatif dikembangkan dari hewan ternak terutama kotoran yang cukup banyak dan
dari hewan ternak sapi atau kerbau adalah…. dalam kotoran ini mangandung
A. Biogas gas yang jika diolah dapat
B. Biokerosin menjadi sumber energi biogas
45
C. Bioethanol untuk keperluan rumah tangga.
D. Geothermal Kunci:A
E. Biomassa

Sumber Energi Memilih C1 8 1. Minyak bumi merupakan 1


Terbarukan dan pasangan sumber energi tak terbarukan
Tak Terbarukan informasi yang 2. Biomassa merupakan sumber
benar sesuai energi terbarukan
dengan konsep Berdasarkan informasi pada tabel, pasangan 3. Bioetanol merupakan energi
energi terbarukan yang tepat berada pada nomor... terbarukan yang dihasilkan
dan energi tak A. I, II, dan III dari hasil fermentasi singkong,
terbarukan B. I, III, dan IV jagung, dan tebu
C. II, III, dan IV 4. Geotermal merupakan energi
D. II, IV, dan V terbarukan yang dihasilkan
E. II, III, dan V dari panas bumi
5. Biodiesel merupakan energi
terbarukan yang bersumber
dari minyak tumbuham atau
hewan
Kunci: B
Sumber Energi Menentukan C3 9 Penggunaan energi tak terbarukan saat ini Energi fosil yang biasa kita 1
Tak Terbarukan dampak negatif sedang dikampanyekan untuk dikurangi gunakan memiliki segudang
energi fosil karena efek negatif dari penggunaannya, dampak negatif bagi kelestarian
yang merupakan dampak negatif dari energi lingkungan. Dampak negatif
fosil adalah... penggunaan energi, sebagai
 Mencemari air ketika terjadi kebocoran berikut:
pada tanker minyak 1. Mencemari air ketika terjadi
 Memicu terjadinya hujan asam kebocoran pada tanker minyak
2. Memicu terjadinya hujan asam
46
 Meningkatkan kesuburan tanah 3. Merusak lapisan tanah pada
 Biaya instalasi awal yang cukup tinggi lahan tambang batu bara
 Merusak lapisan tanah pada lahan
tambang batu bara Kunci: 1,2, dan 5
Sumber Energi Menentukan C3 10 Konservasi energi merupakan usaha untuk Konservasi Energi adalah upaya 1
Terbarukan dan kegiatan yang menghemat penggunaan energi. Berikut ini sistematis, terencana & terpadu
Tak Terbarukan bukan merupakan yang bukan merupakan tindakan konservasi guna melestarikan sumber daya
Tindakan energi adalah... energi dalam negeri dan
konservasi energi A. Mematikan lampu di siang hari meningkatkan efisiensi
B. Menyalakan kipas angin saat diperlukan pemanfaatan energi. Tindakan
C. Menyalakan lampu diruangan yang yang dapat dilakukan untuk
terang di siang hari menghemat penggunaan energi,
D. Menggunakan kendaraan hanya saat yaitu:
diperlukan saja 1. Mematikan lampu di siang hari
E. Mematikan kran air setelah selesai 2. Menyalakan kipas angin saat
menggunakannya diperlukan
3. Menggunakan kendaraan
hanya saat diperlukan saja
4. Mematikan kran air setelah
selesai menggunakannya
Berdasarkan informasi diatas,
yang bukan usaha dalam
menghemat energi adalah
Menyalakan lampu diruangan
yang terang di siang hari.

Kunci: D

47
Skor Maksimal: 10
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = × 𝟏𝟎𝟎
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

48
ii. Asesmen Formatif
a. Penilaian Pengetahuan : Aktivitas LKPD
Nama Orienta Merumusk Membu Mengumpul Menguj Merumusk
Kelomp si an at kan Data i an
ok Masala Masalah Hipotes Hipotes Kesimpula
h is is n
Kelomp
ok 1
Kelomp
ok 2
Kelomp
ok 3
Kelomp
ok 4
Kelomp
ok 5
Kelomp
ok 6

RUBRIK PENILAIAN AKTIVITAS LKPD


No Sintaks Deskripsi Skor
1 Orientasi Masalah Informasi lengkap, 4
terorganisir, ditulis
dengan rapi dan valid
Informasi kurang 3
lengkap, terorganisir,
ditulis dengan rapi dan
valid
Informasi kurang 2
lengkap, terorganisir,
tidak ditulis dengan rapi
dan valid

1
Informasi kurang 1
lengkap, tidak
terorganisir, tidak ditulis
dengan rapi dan tidak
valid
2 Merumuskan Masalah Peserta didik mampu 4
merumuskan 4
pertanyaan sesuai pada
topik pembahasan
Peserta didik mampu 3
merumuskan 4
pertanyaan sesuai pada
topik pembahasan
Peserta didik mampu 2
merumuskan 4
pertanyaan sesuai pada
topik pembahasan
Peserta didik mampu 1
merumuskan 4
pertanyaan sesuai pada
topik pembahasan
3 Membuat Hipotesis Peserta didik mampu 4
menuliskan 4 dugaan
sementara dengan benar
Peserta didik mampu 3
menuliskan 3 dugaan
sementara dengan benar
Peserta didik mampu 2
menuliskan 2 dugaan
sementara dengan benar
Peserta didik mampu 1
menuliskan 1 dugaan

2
sementara dengan benar
4 Mengumpulkan Data Jawaban lengkap dan 4
sesuai dengan maksud
dan tujuan pertanyaan
Jawaban kurang lengkap 3
tetapi sesuai dengan
maksud dan tujuan
pertanyaan
Jawaban kurang 2
lengkap, tidak sesuai
dengan maksud dan
tujuan pertanyaan
Jawaban tidak lengkap 1
dan tidak sesuai dengan
maksud dan tujuan
pertanyaan
5 Menguji Hipotesis Peserta didik menguji 4
hipotesis dengan
menjawab 3-4
pertanyaan dengan tepat
dan cermat
Peserta didik menguji 3
hipotesis dengan
menjawab 3-4
pertanyaan dengan
kurang tepat dan kurang
cermat
Peserta didik menguji 2
hipotesis dengan
menjawab 1-2
pertanyaan dengan benar
dan cermat

3
Peserta didik menguji 1
hipotesis dengan
menjawab 1-2
pertanyaan dengan
kurang tepat dan kurang
cermat
6 Merumuskan Kesimpulan yang 2
Kesimpulan dirumuskan jelas dan
sesuai dengan topik
pembelajaran
Kesimpulan yang 1
dirumuskan kurang jelas
dan kurang sesuai
dengan topik
pembelajaran

Skor Maksimal: 22
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = × 𝟏𝟎𝟎
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

b. Penilaian Sikap : Penilaian Diri


LEMBAR PENILAIAN DIRI
Nama Peserta Didik :
Kelas :
Petunjuk
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti!
2. Berilah tanda checklist (√) pada kolom Ya/Tidak sesuai dengan keadaan
kalian selama pembelajaran!
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Saya mengucapkan salam dan berdoa pada awal maupun akhir
pembelajaran
2. Saya mengikuti pembelajaran dengan baik dan sungguh-sungguh

4
3. Saya menghargai pendapat teman dan turut mengapresiasi
4. Saya mengerjakan asesmen dengan jujur
5. Saya senang bekerja secara berkelompok
6. Saya turut memberikan pendapat dan ide saat pembelajaran maupun
diskusi kelompok
7. Saya membawa buku pelajaran fisika setiap ada jadwal pelajaran fisika
8. Saya mengerjakan setiap tugas dan perintah guru dengan sungguh-
sungguh
9. Saya membuat catatanpenting tentang materi saat pembelajaran
berlangsung
10. Saya menghormati dan menghargai guru

Skor:
Ya =1
Tidak =0
Peserta didik memperoleh nilai:
Sangat Baik : Apabila memperoleh skor 9-10
Baik : Apabila memperoleh skor 7-8
Cukup : Apabila memperoleh skor 5-6
Kurang : Apabila memperoleh skor <5

c. Penilaian Keterampilan : Penilaian Presentasi

Sistemati ka Kejelasan
No. Nama Siswa Presentasi Penggunaan menyampaikan Komunikati f
bahasa
1.
2.
....

Rubrik Asesmen Presentasi

Indikator Kriteria Penilaian


No Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Penilaian (4)
(1) (2) (3)

5
1 Sistematika Materi Materi Materi Materi
Presentasi presentasi presentasi presentasi presentasi
diajukan diajukan diajukan diajukan secara
secara tidak secara secara runtut runtut dan
runtut dan kurang tetapi kurang sistematis
tidak sistematis runtut dan sistematis
tidak sistematis
2 Penggunaan bahasa Menggunaka Menggunaka Menggunakan Menggunakan
n bahasa n bahasa bahasa yang bahasa yang
yang baik, yang baik, baik, baku, baik, baku dan
kurang baku, kurang baku, tetapi kurang terstrukutur
dan tidak dan terstrukutur
terstrukutur terstrukutur
3 Artikulasi Artikulasi jelas,
Artikulasi Artikulasi
Kejelasan kurang jelas, suara terdengar,
jelas, suara kurang jelas,
menyampaikan suara tidak tidak bertele-
terdengar, suara
terdengar, tele
tetapi terdengar,
bertele- tele bertele-tele tidak bertele-
tele
4 Komunikatif Membaca lebih banyak lebih banyak lebih banyak
catatan menatap catatan menatap menatap audiens
sepanjang saat audiens saat saat menjelaskan
menjelaskan menjelaskan menjelaskan dari pada catatan,
dari pada dari pada dan
audiens catatan, tanpa menggunakan
ada gestur gestur yang
tubuh membuat audiens
memperhatikan

Skor Maksimal: 4
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = × 𝟏𝟎𝟎
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍

You might also like