Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

1.

Sejarah singkat negara Malaysia


Sejarah Malaysia bermula pada zaman Kesultanan Melayu Melaka sekitar tahun
1400 Masehi. Pada masa kegemilangannya, wilayah kesultanan ini meliputi sebagian
besar Pantai Timur Semenanjung Malaysia dan Sumatera.
Sebelum merdeka, Malaysia pernah diduduki oleh Inggris di Semenanjung
Malaya pada tahun 1786. Pada tahun 1824, Traktat London resmi membagi kepemilikan
Malaya untuk Inggris dan Indonesia untuk Belanda. Malaysia mendapatkan
kemerdekaannya dari Inggris pada tanggal 31 Agustus 1957.
Pada tahun 1963, Tanah Melayu bersatu dengan Sabah, Sarawak, dan Singapura
membentuk Malaysia. Namun, Singapura kemudian terpaksa dikeluarkan dari
persekutuan dan menjadi sebuah negara yang bebas pada tahun 1965.
2. Letak geografis Negara Malaysia
Letak geografis Negara Malaysia terdiri dari dua bagian besar wilayah daratan
yaitu Malaysia Barat yang disebut Semenanjung (Peninsula) Malaysia yang terletak pada
posisi 01,0-06,9 LU dan 99,6-104,8 BT serta Malaysia Timur yang meliputi Sabah dan
Sarawak yang terletak pada lokasi 00,8-08,2 LU dan 109,2-119,4 BT.
Perbatasan Malaysia memiliki perbatasan dengan beberapa negara baik di darat
maupun laut sebagai berikut :
Malaysia Barat
Utara : Thailand.
Selatan : Singapura dan Indonesia.
Barat : Indonesia.
Timur : Indonesia, Thailand, Kamboja dan Vietnam.
Malaysia Timur
Utara : Laut China Selatan
Selatan : Indonesia (Perbatasan darat dengan Kalimantan Barat dan Timur)
Barat : Indonesia (Perbatasan Laut)
Timur : Philipina (Perbatasan Laut)
3. Profil dan bentuk pemerintahan negara Malaysia
Malaysia merupakan sebuah negara federal yang menganut sistem monarki
konstitusional. Kepala negara Malaysia disebut Yang di-Pertuan Agong atau biasa disebut
Raja Malaysia. Sementara,kekuasaan eksekutif pemerintahan dipimpin oleh seorang
Perdana Menteri yang direstui oleh Raja dan didukung oleh mayoritas parlemen.
Berdasarkan e-modul Rekam Jejak Indonesia di ASEAN (2020), Malaysia terbagi
menjadi 13 negara bagian dan wilayah-wilayah persekutuan (Kuala Lumpur, Putrajaya,
dan Labuan).
Daftar ke-13 negara bagian di Malaysia antara lain adalah Johor, Kedah, Kelantan,
Melaka, Negeri Sembilan, Pahang, Perka, Perlis, Pulau Pinang, Selangor, Terengganu,
Sabah, dan Sarawak.
Masing-masing negara bagian dipimpin oleh penguasa dengan berbagai gelar,
antara lain Sultan, Ketua Menteri eksekutif, Yang di-Pertuan Besar, dan Raja.
Berikut ini adalah rincian singkat keterangan profil negara Malaysia:
Nama negara: Malaysia.
Ibu Kota: Kuala Lumpur.
Luas wilayah: 330.434 km².
Bahasa: Melayu Malaysia, Inggris, Cina, Tamil.
Hari Kemerdekaan: 31 Agustus 1957 (dari Kerajaan Inggris).
Lagu kebangsaan: Negaraku.
Mata uang: Ringgit.
Bentuk pemerintahan: Federal dengan sistem Monarki Konstitusional.
Kepala negara: Raja (Yang di-Pertuan Agong).
Kepala pemerintahan: Perdana menteri.
4. Mata Pencaharian dan Kondisi Penduduk Malaysia
Malaysia pada tahun 2020 memiliki jumlah penduduk sekitar 32.3 juta orang.
Penduduk Malaysia didominasi oleh orang Melayu. Namun, terdapat pula suku dan etnis
minoritas lainnya seperti Tionghoa dan India. Masyarakat Malaysia, terutama orang
Melayu, sebagian besar beragama Islam dan agama Islam juga ditetapkan sebagai agama
resmi.
Mata pencaharian utama bagi penduduk Malaysia adalah di bidang pertanian,
pertambangan, serta perindustrian. Adapun hasil-hasil pertanian dan pertambangan
Malaysia adalah karet, minyak sawit, kopra, lada, padi, biji timah (terbesar di dunia),
bauksit, biji besi, dan minyak bumi. Dalam sektor industri Malaysia juga menjadi
penghasil barang-barang dari baja, barang Elektronik, serta otomotif
5. Hukum Islam di Malaysia
Berdasarkan UUD Malaysia sejak merdeka 31 Agustus 1957, Islam merupakan
agama resmi negara, walaupun agama-agama lain tetap dijamin . Di Malaysia
penduduknya terdiri dari beragam etnis dan agama. Sensus nasional tahun 2000 mencatat
etnis Melayu berjumlah 65,1 % dari seluruh jumlah penduduk, meningkat 4,5 % selama
sepuluh tahun terakhir. Sisanya terdiri dari 26 % Cina, menurun dari 28,1 % di tahun
1990, sisanya dari etnis lain .Kedudukan Hukum Islam di Malaysia dapat kita lihat dari
beberapa segi :
1. Posisi Islam dalam Konstitusi (UU) Negara Malaysia
Malaysia terdiri dari masyarakat plural dengan keragaman penduduknya, akan tetapi
citra dan nuansa Islam sangat menonjol terutama dalam sistem politik dan
pemerintahan. Salah satu faktor penting lainnya yang turut memperkuat pengaruh,
citra dan nuansa Islam tersebut terkait erat dengan posisi Islam dalam konstitusi
negara ini.
Dalam konstitusi Malaysia, Islam diakui sebagai agama resmi negara. Pasal 3 ayat 1
menegaskan “Islam is the religion of the federation, but other religions may be peace
and harmony in any part of the federation” Islam adalah agama federasi namun pada
saat yang sama, konstitusi (UU) memberikan kebebasan beragama kepada komunitas
non-muslim. Mereka berhak menjalankan agama mereka, memiliki kekayaan,
mendirikan sekolah-sekolah agama, mengurusi perkara-perkara mereka sendiri.
2. Impelmentasi Penerapan Hukum Islam di Malaysia
Upaya melaksanakan hukum Islam selain bidang ibadah dan kekeluargaan
(perkawinan, perceraian, kewarisan) di negara-negara Asia Tenggara saat ini
merupakan fenomena kultural umat yang latar belakangnya dapat dilihat dari berbagia
segi. Diantaranya ialah bahwa hukum Islam telah menjadi hukum yang hidup di
dalam masyarakat yang beragama Islam di Asia Tenggara, karena hukum Islam
berkembang bersamaan dengan masuknya Islam di kawasan ini.
Sebagai hukum yang hidup yang inheren dalam kehidupan umat Islam, maka hukum
Islam telah menjadi bagian dari kehidupan umat, sehingga hukum Islam tidak lagi
dirasakan sebagai norma-norma hukum yang dipaksakan dari luar diri masing-masing
pemeluknya. Jika diamati, maka implementasi hukum Islam di Malaysia, tampak dari
kodifikasi yang dilakukan yang telah melewati tiga fase, masing-masing periode
Melayu, penjajahan Inggris, serta fase kemerdekaan. Terdapat buku aturan hukum
yang singkat, salah satu diantaranya adalah Risalah Hukum Kanun atau buku Hukum
Singkat Malaka yang memuat aturan Hukum Perdata dan Pidana Islam. Pada fase
penjajahan Inggris, posisi hukum Islam sebagai dasar negara berubah. Administrasi
hukum Islam dibatasi pada hukum keluarga dan beberapa masalah tentang
pelanggaran agama. Pada fase awal kemerdekaan Malaysia, pengaruh serta pakar
hukum Inggris masih begitu kuat, namun di beberapa negara bagian telah
diundangkan undang-undang baru mengenai administrasi hukum Islam. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan pendasaran konstitusi serta wewengan pada Majelis
Agama Islam, Departemen Agama, dan Pengadilan Syari’ah.

Sumber sumber
https://www.kemlu.go.id/kotakinabalu/id/pages/profil_negara_dan_kerjasama/809/
etc-menu
https://tirto.id/profil-negara-malaysia-kepala-negara-ibu-kota-dan-batas-wilayah-
gwub
Helmiati. 2008. Dinamika Islam Asia Tenggara. Pekanbaru : Suska Press

You might also like