The document is a speech given by Komang Sri Puspayoni, a representative from the Hindu Religious Education study program, about the meaning of the series of celebrations surrounding Saraswati Day. It discusses how Saraswati is the goddess of knowledge and wisdom in Hinduism. It explains the significance of each celebration in the series, from requesting knowledge from God, to celebrating graduation, finding work, and protecting what has been achieved. The speech encourages applying these celebrations to achieve a happy and prosperous life through obtaining knowledge.
The document is a speech given by Komang Sri Puspayoni, a representative from the Hindu Religious Education study program, about the meaning of the series of celebrations surrounding Saraswati Day. It discusses how Saraswati is the goddess of knowledge and wisdom in Hinduism. It explains the significance of each celebration in the series, from requesting knowledge from God, to celebrating graduation, finding work, and protecting what has been achieved. The speech encourages applying these celebrations to achieve a happy and prosperous life through obtaining knowledge.
The document is a speech given by Komang Sri Puspayoni, a representative from the Hindu Religious Education study program, about the meaning of the series of celebrations surrounding Saraswati Day. It discusses how Saraswati is the goddess of knowledge and wisdom in Hinduism. It explains the significance of each celebration in the series, from requesting knowledge from God, to celebrating graduation, finding work, and protecting what has been achieved. The speech encourages applying these celebrations to achieve a happy and prosperous life through obtaining knowledge.
Oleh: Perwakilan Program Studi Pendidikan Agama Hindu Komang Sri Puspayoni (pah sem 1)
Sekolah Tinggi keguruan Dan Ilmu Pendidikan Agama Hindu Singaraja
2023 OM SWASTIASTU DEWAN JURI YANG SAYA HORMATI TEMAN-TEMAN SEGENAP PANITIA YANG SAYA BANGGAKAN SERTA PARA HADIRIN UMAT SEDHARMA YANG SAYA CINTAI Sebagai ungkapan pertama, ijinkan saya untuk memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung kertha wara nugrahanya, kita bisa berkumpul pada kesempatan dihari yang berbahagia ini dalam rangka menyambut hari raya Saraswati dengan harapan agar acara yang kita laksanakan ini dapat berjalan lancar. Pada kesempatan kali ini saya akan membawakan sebuah dharma wacana yang berjudul “Memaknai Serangkain Perayaan Hari Saraswati”. Umat sedharma yang berbahagia Istilah Saraswati itu berasal dari Bahasa sansekerta yaitu dari kata saras yang artinya sesuatu yang mengalir atau berarti pula percakapan atau kata-kata sedangkan kata wati artinya memilki. Jadi kata Saraswati jika dipadukan dalam konsep bahasa berarti dewanya kata-kata pelajaran dan kebijaksanaan. Dalam hal ini artinya ilmu pengetahuan memiliki sifat mengalir secara terus-menerus tanpa henti seperti sumur yang airnya tidak pernah habis meskipun ditimba setiap hari untuk memberikan kehidupan kepada umat manusia. Karena hari Saraswati juga dikatakan sebagai hari turunnya weda atau ilmu pengetahuan suci, seperti yang tercantumkan dalam sloka Bhagawadgita IV.38 yaitu: Nahi jnanena sadrsam Pavitra miha vidyate Tat svayam yoga samsiddhah Kalenat mani vindati Artinya: tidak ada sesuatu di dunia ini yang dapat menyamai kesucian ilmu pengetahuan, mereka yang sempurna dalam yoga akan menemui dirinya sendiri dalam jiwanya pada waktunya. Umat sedharma yang berbahagia Jika dilihat secara umum arti dari hari raya Saraswati itu adalah hari pawedalan sang hyang aji Saraswati yang dirayakan setiap 210 hari sekali pada hari sabtu umanis wuku watugunung. Pada hari itu umat hindu melakukan persembahyangan bersama terutama para pamong dan siswa-siswa khususnya, serta pengabdi-pengabdi ilmu pengetahuan pada umumnya. Dalam lontar Sundari gama disebutkan bahwa makna perayaan hari suci Saraswati adalah memohon kehadapan dewi Saraswati sebagai dewi ilmu pengetahuan agar diberikan anugerah batin yang sempurna serta pengetahuan dan keterampilan yang unggul untuk menyucikan ketiga Tindakan yaitu berbuat, berkata, berfikir sehingga kita dapat mencapai kewibawaan dan kekuatan yang luar biasa. Umat sedharma yang berbahagia Dalam serangkaian kegiatan hari raya Saraswati, jika kita memandang perayaan hari suci itu sebagai simbol aktivitas budaya atau sistem kepercayaan, maka peringatan hari suci Saraswati, banyupinaruh, soma ribek, sabuh mas dan pagerwesi yang dilaksanakan secara berurutan itu memilki hubungan yang sangat erat dan mengandung makna, bahwa pertama- tama umat hindu memohon kehadapan tuhan agar dikaruniai ilmu pengetahuan, setelah berhasil mencapai pengetahuan, keterampilan, dan budi pekerti yang luhur, umat hindu merayakan keberhasilannya melalui peringatan hari suci banyu pinaruh, ibarat wisuda disekolah atau diperguruan tinggi. Dengan telah wisuda itu berarti umat hindu telah selesai menempuh dan menyelesaikan pendidikan sehingga mendapatkan ijazah. Nah dengan bekal itulah, umat hindu mencari pekerjaan untuk mendapatkan nafkah, guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Nafkah yang paling penting dalam hal ini adalah pangan yang disimbolkan melalui perayaan hari suci soma ribek sebagai pemujaan bhatari manik galih (dewa beras/dewa pangan). Kiranya umat hindu menyadari bahwa dalam kehidupan ini, ia juga membutuhkan sarana yang lain yaitu sandang dan papan, dalam hal ini disimbolkan melalui peringatan hari suci sabuh mas sebagai pemujaan kepada bhatara mahadewa (dewa kekayaan) . Apa yang telah berhasil diraih itu, bagi umat hindu merupakan hal yang patut disyukuri, dijaga, dilindungi, dipagari dengan baik dan sekuat-kuatnya ibarat pagar besi, dengan memohon kekuatan perlindungan kepada sang hyang paramesti guru dan hal ini disimbolkan melalui perayaan hari suci pagerwesi. Demikianlah kiranya makna yang dapat dinterprestasikan melalui rangkain hari suci Saraswati. Umat sedharma yang berbahagia, Dalam kehidupan ini, kita sebagai umat yang memiliki banyak serangkaian perayaan- perayaan hari suci, tentunya mulai sekarang kita belajar untuk menerapkan dan menjalankan kegiatan tersebut guna untuk mencapai kehidupan yang bahagia dan sejahtera. Tentu dalam melaksanakan hal tersebut kita harus memilki pengetahuan, karena dengan adanya pengetahuan itu bisa menjadikan kita manusia yang memiliki kedudukan lebih tinggi diantara makhluk-makhluk lain dan dapat menjadi manusia yang beradab dan berkebudayaan. Demikianlah penyampaian singkat dari dharma wacana yang saya bawakan, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kata-kata yang saya sampaikan kurang berkenan di hati umat sedharma sekalian, saya memohon maaf. Karena pepatah mengatakan “tan hana wang sweta nulus” tidak ada manusia yang sempurna kecuali Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. Dan terima kasih atas perhatiannya, saya akhiri dengan menghaturkan parama santhi OM SANTHI SANTHI SANTHI OM