Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 43

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

IFRS RSUD dr RASIDIN PADANG

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Kurikulum Program

Studi DIII Farmasi Stikes Ranah Minang Padang

DISUSUN OLEH :

Lita Novia Jhonita 2020020

Nadya Murnisari Ardila 2020024

Aulia Zahrah Annisa 2020005

Hamdam Syukri 2020013

M. Zuhendra Ilham 2020022

PROGRAM STUDI D III FARMASI

STIKES RANAH MINANG PADANG

2023
LEMBARAN PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

IFRS RSUD dr RASIDIN PADANG

DISUSUN OLEH :

Lita Novia Jhonita 2020020

Nadya Murnisari Ardila 2020024

Aulia Zahrah Annisa 2020005

Hamdam Syukri 2020013

M.Zuhendra Ilham 2020022

DISETUJUI OLEH :

Pembimbing PKL IFRS Dosen Pembimbing PKL

RSUD dr Rasidin Padang

apt, Deswati, M.Farm apt,Anugrah Putra Pharmaheri,M.Farm

ii
LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

IFRS RSUD dr RASIDIN

(09 Januari 2023 - 21Januari 2023)

DISUSUN OLEH :

Lita Novia Jhonita 2020020

Nadya Murnisari Ardila 2020024

Aulia Zahrah Annisa 2020005

Hamdam Syukri 2020013

M.Zuhendra Ilham 2020022

Disahkan Oleh :

KETUA PRODI D III FARMASI

STIKES RANAH MINANG PADANG

Apt,Vivaldi Ersil,M.Farm

iii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah

SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat mengikuti dan

menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di IFRS

RSUD dr Rasidin Padang. Kegiatan praktek kerja lapangan ini merupakan sebagai

salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum Program Akademi Farmasi.

Dengan terselesaikannya laporan ini, kami ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu apt Deswati,M.Farm sebagai CI di IFRS RSUD dr Rasidin Padang

yang telah memberikan kesempatan untuk bisa mengikuti PKL.

2. Apoteker, Tenaga Teknis Kefarmasian dan seluruh karyawan IFRS RSUD

dr Rasidin Padang atas bantuan dan kerja sama yang diberikan selama PKL.

3. Bapak apt,Vivaldi Ersil,M.Farm sebagai Ketua Program Studi D III

Farmasi STIKES Ranah Minang Padang

4. Bapak apt,Angga Putr Pharmaheri,M.Farm sebagai pembimbing PKL

yang telah membimbing, memberikan saran serta masukan sehimgga dapat

mnyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.

5. Staf Pengajar Akademi Farmasi Ranah Minang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam

laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami

harapkan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya

iv
maupun pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat

dan ilmu pengetahuan kepada kita semua.

Padang, 21 Januari 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Sejarah IFRS .................................................................................... 1

1.2 Struktur Organisasi dan Job Describtion ........................................... 3

1.3 Tugas dan Fungsi IFRS .................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7

2.1 IFRS ....................................................................................................... 7

2.2 Peraturan dan Perundang-Undangan IFRS ............................................... 8

2.3 Tugas dan Fungsi Tenaga Teknis Kefarmasian di Rumah Sakit ............... 9

2.4 Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit.................................................... 9

BAB III KEGIATAN PKL ........................................................................... 12

3.1 Depo Farmasi Sentral ....................................................................... 12

3.2 Depo Farmasi Intensif ...................................................................... 14

3.3 Depo Farmasi Rawatan ..................................................................... 15

3.4 Depo Farmasi Gudang / Gudang Perbekalan Farmasi ....................... 15

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 18

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 24

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 24

5.2 Saran....................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 26

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah IFRS

Instalasi farmasi rumah sakit merupakan unit pelaksana fungsional yang

menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.

Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit dilaksanakan di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit melalui sistem satu pintu. Instalasi Farmasi dipimpin oleh

seorang Apoteker sebagai penanggung jawab (Menkes RI, 2016). Dalam

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa

Pengelolaan Alat Kesehatan, Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai di

Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu. Sistem satu

pintu adalah satu kebijakan kefarmasian termasuk pembuatan formularium,

pengadaan, pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis

pakai yang bertujuan untuk mengutamakan kepentingan pasien melalui Instalasi

Farmasi. Dengan demikian semua sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis

habis pakai yang beredar di Rumah Sakit merupakan tanggung jawab Instalasi

Farmasi, sehingga tidak ada pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan

medis habis pakai di Rumah Sakit yang dilaksanakan selain oleh Instalasi Farmasi

(Menkes RI, 2016).

Pada tahun 2000 di Padang terdapat terdapat Rumah Sakit Umum Daerah

dr Rasidin yang pada awalnya merupakan puskesmas yang dulunya berada di

bawah naungan Puskesmas Belimbing Kuranji Padang dengan tempat perawatan

(DPT). Sampai pada bulan agustus tahun 2000. berubah menjadai Rumah Sakit

1
Umum Daerah (RSUD) yang mempunyai ruang rawat inap gabungan dengan 40

tempat tidur. Pada awal tahun 2000 RSUD baru bernama RSUD dr Rasidin Padang

diresmikan Oleh bapak Walikota Padang pada 30 Agustus 2000.

RSUD Dr. Rasidin Padang diserahkan Dinas Kesehatan Kota Padang ke

Pemerintah Kota Padang yang di pimpin oleh bapak Dr. H Syafril Agus sebagai

direktur pertama RSUD. Dr Rasidin Padang pada tahun 2004 Direktur RSUD dr.

Rasidin Padang digantikan oleh drg. Iskandar Syah, M.Kes sampai dengan awal

tahun 2009.

Selanjutnya kepemimpinan diteruskan oleh Bapak Nazaruddin,

SKM,M.Kes. Tanggal 25 November 2009 berdasarkan SK Menkes No.

1139/Menkes/SK/XI/2009 RSUD dr. Rasidin Padang berubah status dari izin

sementara menjadi izin tetapi dengan izin Tipe Rumah Sakit Tipe C.

Tahun 2012 sampai tahun 2016 RSUD dr. Rasidin Padang dipimpin oleh dr.

Artati Suryani, MPH. selama masa kepemimpinan beliau RSUD dr. Rasidin Padang

memiliki status lulus 5 pelayanan tingkat dasar meliputi Pelayanan Administrasi

dan Manajemen, Pelayanan Medis, Gawat Darurat, Rekam Medis, dan

Keperawatan dengan Nomor KARS-SERT/661/VI/2012.

Padan bulan Februari 2016 dilantik dr. Hj. Herlin Sridiani, M.Kes sebagai

direktur RSUD dr. Rasidin sampai dengan sekarang.

2
1.2 Struktur organisasi dan job describtion

Gambar 1. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit

1.3 Tugas dan fungsi IFRS

1.3.1 Tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit, meliputi:

1. Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh

kegiatan Pelayanan Kefarmasian yang optimal dan profesional serta sesuai

prosedur dan etik profesi.

2. Melaksanakan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan

Medis Habis Pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien.

3. Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan Sediaan Farmasi,

Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai guna memaksimalkan efek

terapi dan keamanan serta meminimalkan risiko.

4. Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta

memberikan rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien.

3
5. Berperan aktif dalam Komite/Tim Farmasi dan Terapi.

6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan

pelayanan Kefarmasian.

7. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan

formularium Rumah Sakit.

1.3.2 Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit, meliputi:

1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis

Pakai

a. Memilih Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai sesuai kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

b. Merencanakan kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan

Bahan Medis Habis Pakai secara efektif, efisien dan optimal.

c. Mengadakan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai

ketentuan yang berlaku.

d. Memproduksi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis

Habis Pakai untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di Rumah

Sakit.

e. Menerima Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.

f. Menyimpan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.

4
g. Mendistribusikan Sediaan Farmasi, Alat kesehatan, dan Bahan Medis

Habis Pakai ke unit-unit pelayanan di Rumah Sakit.

h. Melaksanakan pelayanan farmasi satu pintu.

i. Melaksanakan pelayanan Obat “unit dose”/dosis sehari.

j. Melaksanakan komputerisasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat

Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (apabila sudah

memungkinkan).

k. Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait

dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai.

l. Melakukan pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat

Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang sudah tidak dapat

digunakan.

m. Mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan

Bahan Medis Habis Pakai.

n. Melakukan administrasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,

dan Bahan Medis Habis Pakai.

2. Pelayanan farmasi klinik

a. Mengkaji dan melaksanakan pelayanan resep atau permintaan obat.

b. Melaksanakan penelusuran riwayat penggunaan obat.

5
c. Melaksanakan rekonsiliasi obat.

d. Memberikan informasi dan edukasi penggunaan obat baik

berdasarkan resep maupun obat non resep kepada pasien/keluarga

pasien.

e. Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait

dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai.

f. Melaksanakan visite mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain.

g. Memberikan konseling pada pasien dan/atau keluarganya.

h. Melaksanakan Pemantauan Terapi Obat (PTO)

1) Pemantauan efek terapi obat.

2) Pemantauan efek samping obat.

3) Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).

i. Melaksanakan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO).

j. Melaksanakan dispensing sediaan steril

1) Melakukan pencampuran obat suntik

2) Menyiapkan nutrisi parenteral

3) Melaksanakan penanganan sediaan sitotoksik

4) Melaksanakan pengemasan ulang sediaan steril yang tidak

stabil.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 IFRS

Instalasi farmasi rumah sakit menurut Quick, dkk. (1997) adalah satu satunya

unit di rumah sakit yang sepenuhnya bertugas dan bertanggung jawab atas

pengelolaan obat atau perbekalan kesehatan yang digunakan di rumah sakit tersebut

(Satibi 2017). Instalasi farmasi rumah sakit juga merupakan suatu bagian di rumah

sakit yang dipimpin apoteker dan dibantu beberapa apoteker yang memenuhi

persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara

profesional yang bertanggung jawab penuh atas seluruh pekerjaan dan pelayanan

kefarmasian di rumah sakit tersebut (Siregar 2004).

Instalasi farmasi rumah sakit bertugas dan bertanggung jawab penuh terhadap

pengelolaan obat mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan,

peracikan, sampai pelayanan langsung kepada pasien dan yang mengendalikan

semua perbekalan kesehatan yang beredar atau digunakan pada rumah sakit tersebut

(Siregar 2004).

Fungsi instalasi farmasi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72

Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi:

pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Memilih

sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai kebutuhan

pelayanan rumah sakit. Merencanakan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan,

dan bahan medis habis pakai secara efektif, efisien dan optimal. Mengadakan

sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis 8 pakai berpedoman pada

7
perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku. Memproduksi

sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai untuk memenuhi

kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menerima sediaan farmasi, alat

kesehatan, bahan medis habis pakai sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang

berlaku. Menyimpan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai

sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian. Mendistribusikan sediaan

farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai ke unit-unit pelayanan di

rumah sakit. Melaksanakan pelayanan farmasi satu pintu, melaksanakan pelayanan

obat unit dose/dosis sehari. Melaksanakan komputerisasi pengelolaan sediaan

farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai (apabila sudah

memungkinkan). Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait

dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Melakukan

pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis

pakai yang sudah tidak dapat digunakan. Mengendalikan persediaan farmasi, alat

kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Melakukan administrasi pengelolaan

sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.

2.2 Peraturan dan Perundang-undangan IFRS

Dalam ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009

tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa Pengelolaan Alat Kesehatan, Sediaan

Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit harus dilakukan oleh

Instalasi Farmasi sistem satu pintu. Alat Kesehatan yang dikelola oleh Instalasi

Farmasi sistem satu pintu berupa alat medis habis pakai/peralatan non elektromedik,

antara lain alat kontrasepsi (IUD), alat pacu jantung, implan, dan stent.

8
2.3 Tugas dan Fungsi Tenaga Teknis Kefarmasian di RS

Adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalankan pekerjaan

kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analisis

Farmasi, dan Tenaga Teknis Kefarmasian mengatakan bahwa : Tenaga Teknis

Kefarmasian wajib mempunyai Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian

(STRTTK) yang dikeluarkan oleh kepala Dinas Kesehatan Provinsi yang berlaku

selama 5 tahun dan dapat diregistrasi ulang selama memenuhi syarat.

Bentuk pekerjaan kefarmasian yang wajib dilaksanakan oleh seorang Tenaga

Teknis Kefarmasian (menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No.1332/MENKES/X/2002 adalah sebagai berikut :

1. Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan standart

profesinya.

2. Memberi informasi yang berkaitan dengan penggunaan/pemakaian obat.

3. Menghormati hak pasien dan menjaga kerahasiaan identitas serta data

kesehatan pasien.

4. Melakukan pengelolaan IFRS.

5. Pelayanan informasi mengenai sediaan farmasi

2.4 Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit

Sistem distribusi obat di rumah sakit yaitu Sentralisasi, Desentralisasi, Total

Floor Stock (persediaan lengkap di ruang rawat/depo), Individual Prescription

(resep individu), Unit Dosis (unit dosage) ataupun Kombinasi. Unit Dosis dan

Resep Individual adalah sistem distribusi obat di rumah sakit adalah tatanan

jaringan sarana, personel, prosedur, dan jaminan mutu yang serasi, terpadu dan

9
berorientasi kepada pasien dalam kegiatan penyampaian sediaan obat beserta

informasinya kepada pasien. Sistem distribusi obat untuk pasien rawat inap yang

diterapkan bervariasi dari rumah sakit ke rumah sakit, hal itu tergantung pada

kebijakan rumah sakit, kondisi dan keberadaan fasilitas fisik, personel, dan tata

ruang rumah sakit. Ada 2 bentuk distribusi perbekalan farmasi di rumah sakit yaitu :

1. Sentralisasi

Penyimpanan dan pendistribusian perbekalan farmasi dipusatkan pada satu

tempat di Instalasi Farmasi (unit/bagian distribusi perbekalan farmasi).

Seluruh kebutuhan perbekalan farmasi untuk unit pelayanan/ruang rawat

baik untuk kebutuhan individu pasien maupun kebutuhan dasar ruang rawat

disuplai langsung dari pelayanan farmasi pusat.

2. Desentralisasi

Pelayanan farmasi mempunyai cabang di dekat unit pelayanan/ruang rawat

yang disebut depo/satelit farmasi. Penyimpanan dan pendistribusian

perbekalan farmasi tidak langsung dilayani oleh pelayanan farmasi pusat

tetapi di suplai dari depo/satelit tersebut. Ada 4 sistem distribusi perbekalan

farmasi yaitu :

a) Sistem persediaan lengkap di ruang rawat (Wart Total Floor Stock)

Seluruh persediaan obat kebutuhan pasien disimpan di ruang rawat,

dan pengelolaannya menjadi tanggung jawab perawat. Kebutuhan

obat pasien langsung dilayani oleh perawat di ruang rawat, sehingga

farmasis tidak terlibat sama sekali dalam proses pengkajian resep

sebelum obat disiapkan.

b) Sistem resep individual (pesanan obat secara individual)

10
Sistem ini memberikan pelayanan kepada pasien secara individual

dan cara ini memudahkan penarikan pembayaran atas obat yang

diberikan kepada pasien.

c) Kombinasi sistem resep individual dengan Total Floor Stock

Pada sistem ini distribusi obat terutama dilakukan berdasarkan resep

individual dikombinasikan dengan total floor stock untuk

perbekalan farmasi tertentu dan dalam jumlah terbatas. Sistem ini

umumnya digunakan pada rumah sakit yang menarik biaya

pengobatan secara individual.

d) Sistem Unit dosis

Pada sistem Unit dosis, permintaan obat pada instruksi pengobatan

tidak diserahkan seluruhnya tetapi disiapkan hanya untuk kebutuhan

24 jam, dan obat dikemas dalam satuan dosis unit/wadah plastik

kecil untuk satu waktu pemberian (satu kemasan untuk satu waktu

pemberian, yaitu pagi, siang, sore, dan malam).

Perbekalan farmasi di rumah sakit dibedakan menjadi 3 kelompok :

1. Perbekalan farmasi penyelamat hidup (emergency)

2. Perbekalan farmasi dasar ruang rawat

3. Perbekalan farmasi kebutuhan individual pasien.

11
BAB III

KEGIATAN PKL

3.1 Depo Farmasi Sentral

Depo farmasi sentral adalah depo utama di RSUD Rasidin. Depo farmasi

sentral melayani berbagai pasien mulai dari UGD, Poli rawat jalan, dan lain

sebagainya. Kelengkapan obat dan di depo farmasi sentral sudah terbilang sangat

baik. Mulai dari sediaan tablet/kapsul, sirup, salep, injeksi, suppositoria, nebu dan

berbagai kelengkapan BMHP serta Narkotika dan psikotropika. Kegiatan di depo

farmasi sentral diantaranya:

1. Pengambilan Resep dalam Bentuk Sediaan Tablet

- Resep diterima dari pasien.

- Resep diberi nomor urut ganda (1 untuk antrian pasien, dan satunya

untuk ditempel di resep) dan melaukan skrinning resep.

- Etiket di cetak .

- Obat diambilkan sesuai dengan recipe yang tertulis di resep.

- Setelah semua di ambil, obat tersebut dimasukan ke plastic klep yang

telah disediakan.

- Resep ditempelkan etiket sesuai dengan obat tersebut.

- Melakukan double check sebelum diberikan ke pasien.

- Selajutmya, memberitahukan PIO (Petunjuk Informasi Obat) kepada

pasien.

- Obat diberikan kepada pasien.

12
2. Pengambilan Obat Racikan dalam Bentuk Sediaan Puyer/Kapsul

- Resep diterima dari pasien.

- Resep diberi nomor urut ganda (1 untuk antrian pasien, dan satunya

untuk ditempel di resep) dan melaukan skrinning resep.

- Etiket di cetak.

- Melakukan perhitungan dosis sesuai dengan recipe yang tertulis untuk

menantukan berapa jumlah obat yang akan diambil.

- Pengambilan obat sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan.

- Semua obat yang diambil dibuka dari kemasannya masing-masing.

- Obat dimasukan ke blender dan dinyalakan hingga obat hancur dan

halus ad homogen.

- Obat dituangkan di kertas perkamen dan dibagi sama rata sesuai dengan

jumlah signa di kertas yang telah disediaakan (bila puyer), kertas di

press dan dimasukan ke plastik klep. Jika kapsul, kapsul diambil sesuai

dengan signa dan kapsul dimasukan ke alat pengisi kapsul manual, salah

satu bagian kapsul dilepas dan obat ditabur diatasnya lalu diagi sama

rata.

- Setelah itu ditempel etiket sesuai dengan kandungan obat.

- Melakukan double check sebelum diberikan ke pasien.

- Selajutmya, memberitahukan PIO (Petunjuk Informasi Obat) kepada

pasien.

- Obat diberikan kepada pasien.

13
3. Pengambilan Resep UGD

Resep yang didapat dari UGD adalah resep yang paling diutamakan

pengambilannya daripada resep yang lain. Pengambilan Obat/BMHP dilakukan

sesegera mungkin. Setelah semua diambilkan, langsung diberikan kepada petugas

dan petugas sesegera mungkin memberikan kepada kerabat/keluarga pasien yang

mengantri.

4. Pengambilan Obat Narkotik atau Psikotropik

Pengambilan oba narkotik atau psikotropik dilakukan dengan cara khusus.

Pengambilan obat ini diambil di lemari khusus. Setelah obat diambil, langsung

dilakukan pencatatan di buku stok sesuai dengan nama pasien, berapa jumlah obat

yang diambil dan berapa sisa dari stok obat beserta paraf petugas yang mengambil

obat.

3.2 Depo Farmasi Intensif

Depo farmasi intensif adalah depo farmasi khusus untuk pasien di HCU/NICU.

Kegiatannya meliputi:

1. Pengambilan Obat

Pengabilan obat di depo intensif agak sedikit berbeda dengan depo farmasi sentral.

Di depo farmasi intensif resep yang diterima bukan melalui pasien melainkan dari

Doker/Bidan yang bertugas di HCU/NICU. Setelah obat diambilkan sesuai dengan

resep yang diberikan resep tersebut diantarkan oleh petugas ke rangan HCU/NICU.

14
2. Dispensing Sediaan Steril

Dibeberapa khasus, ada sebagian pasien yang menggunakan obat dalam sediaan

injeksi harus dilakukannya dispemsing sediaan steril. Dalam proses pensterilan,

petugas diharuska menggunakan APBD yang lengkap.

3.3 Depo Rawatan

Depo rawatan adalah depo instalasi farmasi khusus untuk pasien rawat inap.

Kegiatan yang dilakukan diantaranya:

- Pengambilan resep yang diserahkan oleh perawat, umumnya pemakain

BMHP di depo rawatan lebih banyak digunakan.

- Pengamblan resep yang diberikan perawat, setelahnya resep diambilkan,

setelah semua resep diambilkan pendistribusian yang dilakukan oleh

petugas kepada pasien rawat inap yaitu dengan cara obat One Daily

Dose (ODD) dimana pasien mendapatkan obat yang sudah dipisah-pisah

untuk pemakaian sekali pakai.

3.4 Gudang Perbekalan Farmasi.

Gudang perbekalan farmasi merupakan gudang persediaan stok baik itu obat,

BMHP, B3, salep dan lain sebagainya dari semua unit depo yang ada di instalasi

farmasi di RSUD Rasidin. Kegiatan di gudang perbekalan farmasi diantaranya:

15
1. Penerimaan

Dalam proses pengolahan sediaan farmasi dan BMHP di bagian penerimaan

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

- Tentukan nama obat, BMHP, salep dan lain sebagainya yang diterima,

Jumlah barang yang diterima dan disesuaikan dengan faktur.

- Melakukan pemeriksaan pad no. Batch dan ED.

- Barang yang diterima dicatat pada kartus stok, diantaranya tangal faktur

dan tangal peneriman, no. Batch dan ED, harga satuan dan total harga

keseluruhan.

2. Penyimpanan

Obat yang telah diterima lalu disimpan masing-masing menurut sediaan dan

jenisnya. Obat disusun menurut alfabetis dan dicatat ke kartu stok.

3. Pendistribusian

Obat akan didistribusikan ke depo-depo rumah sakit dari gudang perbekalan sesuai

dengan permintaan dan masing-masing depo. Metode digunakan adalah metode:

- FIFO bahwa barang yang pertama kali masuk ke gudang harus

dikeluarkan pertama kali.

- FEFO bahwa barang yang pertama kali keluar dari gudang adalah

barang yang mendekati masa kadaluarsa.

16
4. Pencatatan dan pelaporan

Sediaan farmasi dan BMHP akan dicatat sesuai dengan berapa obat yang diterima

dan juga obat yang dikeluarkan di LPLPO dan di SBBK.

5. Pemusnahan

Tahapan pemusnahan diantaranya:

- Membuat daftar sediaan farmasi, alat Kesehatan, dan BMHP yang akan

dimusnahkan.

- Obat diambil dan disusun di kardus.

- Membuat berita acara pemusnahan.

- Menyesuaikan jadwalnya, metode serta tempat pemusnahan kepada

pihak terkait.

- Menyiapkan tempat pemusnahan

- Melakukan pemusnahan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan farmasi

sesuai dengan peraturan yang ada.

17
BAB IV

PEMBAHASAN

Depo Farmasi merupakan salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang

menyelenggarakan pelayanan kefarmasian seperti mengadakan, menyediakan,

mengelola dan mendistribusikan obat-obatan. Instalasi Farmasi RSUD DR Rasidin

terdiri dari Depo Sentral, Depo Rawatan, Depo OK, Depo Intensif. Waktu

pelayanan Depo Farmasi RSUD DR Rasidin adalah 24 jam, yang dibagi ke dalam

3 shift kerja, shift 1 dimulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB, shift 2

dimulai pukul 14.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB dan shift 3 dimulai pukul 21.00

WIB hingga pukul 07.00 WIB dan pelayanan dilakukan setiap hari.

Pada setiap depo dilengkapi dengan AC suhu sejuk (15°C-25°C) yang

bertujuan untuk menjaga stabilitas obat-obatan seperti tablet, sirup, kaplet, sirup

kering, injeksi dan sediaan lainnya sehingga pada saat sampai ke tangan pasien

stabilitas obat tersebut masih terjaga dan mempunyai lemari pendingin yang stabil

pada suhu (2°C-8°C) yaitu untuk menyimpan sediaan injeksi dan obat yang

sediaannya suppositoria yang harus dalam keadaan suhu dingin atau sejuk. Tata

letak penyimpanan obat-obatan di Instalasi Farmasi RSUD DR Rasidin berdasarkan

abjad dan dibedakan peletakkannya antara obat sirup, alkes, injeksi, dan tablet yang

disusun ditempat berbeda. Kemudian untuk obat golongan Narkotika dan

Psikotropika pun diletakkan ditempat yang berbeda dari yang lainnya yaitu

disimpan pada lemari khusus yang harus dalam keadaan terkunci serta obat

golongan high Alert yaitu penyimpanannya juga pada lemari khusus, hal ini untuk

memudahkan dalam pendataan dan dalam menyediakan obat untuk pasien. Hal ini

18
sudah sesuai dengan teori teori yang dipelajari dimana yaitu dalam teori disebutkan

bahwa dalam penyimpanan obat disesuaikan dengan bentuk sediaan, kebutuhan

dengan suhu tertentu, sesuai abjad, dan di Instalasi Farmasi RSUD DR Rasidin telah

menggunakan sistem FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out)

dalam penggunaan dan penyimpanan obat.

Kegiatan yang dilakukan di Instalasi Farmasi RSUD dr Rasidin yaitu

menyusun obat ke tempatnya, membantu menyiapkan resep yang datang jika pada

resep yang datang terdapat iter atau tanda lain yang penyiapan nya harus dikerjakan

terlebih dahulu maka pengerjaannya harus didahulukan, membantu menyiapkan

atau membuat puyer, saat penyiapan obat sudah selesai dilakukan setelah itu

dilakukan penyiapan etiket untuk obat yang diresepkan sesuai dengan aturan pakai

yang sudah ditentukan pada resep obat yang datang dan juga menyiapkan obat pada

resep yang datang untuk keesokan harinya karena pada Depo Rawatan pemberiaan

obat dilakukan secara 24 jam kepada pasien yang dirawat inap. Setelah penyiapan

obat selesai maka obat yang sudah siap diserahkan kepada apoteker penanggung

jawab pada untuk melakukan KIE secara jelas dan benar kepada pasien. Selain itu

kegiatan yang dilakukan yaitu membantu mengisi/menyusun obat dan alkes yang

habis pada tempat penyimpanan di depo.

Permenkes No 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian

Di Rumah Sakit yaitu : Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis Sediaan

Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan.

pemilihan jenis sediaan sudah sesuai dengan pengertian yang ada sesuai Permenkes

No 72 Tahun 2016 yaitu pemilihan jenis sediaan sesuai dengan yang dibutuhkan.

19
Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah

dan periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria

tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan yang dilakukan

adalah dengan mengisi buku amprahan atau buku permintaan yang ada pada depo,

sediaan pada depo dicek jika ada obat atau alkes yang kosong atau tersisa sedikit

maka langsung mengisi buku amprahan yang ada agar memudahkan untuk

dilakukan pengadaan. Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk

merealisasikan perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin

ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat.

Pengadaan didapatkan dari Gudang Instalasi Farmasi yang ada di RSUD

DR Rasidin. Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,

spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak

atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait

penerimaan barang harus tersimpan dengan baik. Pada saat menerima obat atau

alkes yaitu dilakukan pengecekan sesuai dengan faktur yang ada untuk

mempermudah barang dipesan apakah sesuai dengan permintaan yang diinginkan.

Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan sebelum

dilakukan pendistribusian.

Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan Sediaan

Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan persyaratan

kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan

stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan

jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.

20
Penyimpanan pada Permenkes No 72 Tahun 2016 penyimpanan sediaan obat

dilakukan sesuai dengan literature yang ada seperti sediaan obat tablet,sirup,

injeksi disesuaikan penyimpanan yaitu menurut abjad dan sesuai dengan sediaan

obat paten, obat generik, injeksi , alat kesehatan disimpan ditempat yang berbeda,

pada sediaan tablet, sirup, injeksi disimpan pada suhu ruangan terhindar dari cahaya

matahari. Pada sediaan injeksi dan suppositorial yang penyimpanannya pada tempat

sejuk disimpan didalam kulkas untuk mejaga stabilitas obat. Pada obat narkotika

dan dan psikotropika disimpan pada tempat berbeda yaitu pada lemari khusus yang

dalam keadaan terkunci agar tidak mudah terlihat oleh pasien, pada sediaan obat

high-alert, High-alert medication adalah Obat yang harus diwaspadai karena sering

menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan Obat yang

berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD).

Kelompok obat higt alert adalah :

1) Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan

Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).

2) Elektrolit konsentrasi tinggi (misalnya kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih

pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9%, dan magnesium sulfat

=50% atau lebih pekat).

21
Alur pelayanan resep di Depo Sentral:

 Petugas farmasi menerima resep dari pasien atau keluarga pasien

 Petugas farmasi memeriksa kelengkapan administrasi, antara lain Surat

Egibilitas Pasien(SEP), fotocopy hasil laboratorium untuk obat-obat

tertentu, kemudian memberikan nomor antrian.

 Petugas farmasi melakukan telaah resep meliputi nama, umur, jenis

kelamin, nomor rekam medik, alamat, nama dokter yang meriksa, surat ijin

praktek dokter, tanggal periksa dan tanda tangan atau paraf dokter. foto copy

hasil laboratorium (bila perlu)

 Petugas farmasi melakukan telaah resep meliputi analisis persyaratan

farmasetik, meliputi bentuk sediaan dan kekuatan atau dosis sediaan, jumlah

obat, ketersediaan, aturan pakai maupun cara atau rute penggunaan

 Petugas farmasi melakukan entry data

 Petugas farmasi mencetak struk biaya obat untuk resep pasien umum dan

diserahkan kepada pasien untuk membayar biaya obat ke kasir

 Petugas mencetak etiket obat dan dijadikan satu dengan resep

 Petugas menyiapkan obat sesuai resep

 Petugas farmasi melakukan pemeriksaan kembali kebenaran obat yang

telah disiapkan sesuai resep

 Obat dikemas dan diberi label atau etiket

 Petugas farmasi melayani obat untuk pasien rawat jalan non kronis untuk

7 (tujuh) hari, kecuali antibiotik pemberian sesuai fornas

 Petugas farmasi melayani obat untuk pasien rawat jalan kronis diberikan

sampai dengan 30 hari

22
 Petugas farmasi melakukan pemeriksaan ulang sebelum obat diserahkan

kepada pasien

 Petugas farmasi memberikan informasi obat kepada pasien atau keluarga

pasien mengenai aturan pakai obat, indikasi obat, waktu pemberian obat dan

lama pemberian obat

Pelayanan resep pada depo lainnya tidak jauh berbeda dari Depo

Sentral, Pada Depo Rawatan menggunakan system UDD (Unit Dose

Dispensing), UDD merupakan salah satu satu metode dispensing dan

pengendalian obat oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), di mana obat

disiapkan dalam kemasan unit tunggal siap konsumsi, dan untuk

penggunaan tidak lebih dari 24 jam.

Depo farmasi Intensive Care Unit ICU merupakan ruang rawat di

Rumah Sakit yang dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk

merawat dan mengobati pasien yang terancam jiwa oleh kegagalandisfungsi

satu organ atau lebih akibat penyakit, bencana atau komplikasi yang masih

ada harapan hidupnya reversible. Alur pelayanan di Depo ICU dan NICU

adalah dokter bersama-sama dengan perawat melakukan visite kemudian

dokter menuliskan terapi di status pasien. Perawat menuliskan kembali pada

formulir permintaan BMHP kartu obat pasien KOP sesuai instruksi dokter

kemudian perawat membawa formulir BMHPKOP tersebut ke depo ICU.

Apoteker mengkaji resep, asisten apoteker menyiapkan obat dan

memberikan etiket untuk 1 hari. Setelah itu obat diserahkan kepada perawat

untuk diberikan langsung kepada pasien.

23
BAB VI

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) akhirnya kami

mengetahui yang sebenarnya atas hasil yang diperoleh dari kampus, serta

memperoleh pengetahuan tentang teori-teori, praktek dan bahan-bahan atau benda

yang belum pernah di pelajari di kampus.

Disamping itu juga kami dapat mengetahui bagaimana pengalaman

bekerja di Rumah sakit.Dengan hal tersebut, penyusun menjadi dewasa dan lebih

menghormati kerja keras orang tua. Karena mencari nafkah untuk keluarga

memanglah tidak mudah, butuh banyak pengorbanan.

Dapat memahami konsep-konsep non akademis dan non-teknis di dunia

kerja, seperti menjaga hubungan atasan dengan bawahan, menjaga hubungan relasi

dan sebagainya.

5.2 Saran

Pada akhir dari bagian karya tulis ini, kami akan menyampaikan saran-saran,

baik untuk pihak kampus maupun bagi pihak rumah sakit tentang pelaksanaan

Praktik Kerja Lapang (PKL).

Diharapkan agar kerjasama antara kampus dengan RSUD dr.Rasidin

Padang lebih ditingkatkan dengan banyak memberi peluang kepada mahasiswa/i

STiKes Ranah Minang untuk Praktik Kerja Lapadang (PKL).

24
Untuk para karyawan: lebih ditingkatkan lagi motivasi dan

kedisiplinannya dalam bekerja.

Hubungan karyawan dengan mahasiswa/i PKL diharapkan selalu terjaga

keharmonisannya agar dapat tercipta suasana kerjasama yang baik.

Untuk Kampus: Pemantauan terhadap mahasiswa/i yang sedang Praktek maupun

yang baru akan melaksanakan PKL agar lebih ditingkatkan lagi untuk menyakinkan

pihak perusahaan terhadap program PKL ini.

Dalam pembekalan materi fisik maupun mental agar lebih ditingkatkan

terutama untuk pembinaan mental mahasiswa/i

Dan juga dosen-dosen selalu memberikan motivasi, bimbingan dan

keringanan pada mahasiswa/i yang sedang PKL.

25
DAFTAR PUSTAKA

https://sippn.menpan.go.id/pelayanan-publik/jawa-tengah/kabupaten-

karanganyar/rumah-sakit-umum-daerah/prosedur-pelayanan-resep-pasien-rawat-

jalan

https://text-id.123dok.com/document/4yrge48qo-depo-farmasi-ruang-icu-

intensive-care-unit-depo-farmasi-cot-central-operating-theatre.html

http://antobae17.blogspot.com/2015/12/obat-obat-life-saving.html

Permenkes, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor72

Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.Jakarta:

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

26
LAMPIRAN

Struktur Organisasi

27
Bagan Alur Pengadaan Barang Masing-masing Depo

28
29
Bagan Alur Pelayanan Resep Inap/Rawat Jalan

30
Daftar Obat Psikotropika

NAMA OBAT KHASIAT


Alprazolam 0,5 mg Meringankan rasa nyeri sedang
hingga
Berat
Alprazolam 1 mg Ansietas, campuran ansietas dan
depresi dan gangguan panik
Alganax -0,5mg (Alprazolam Ansietas, campuran ansietas dan
0,5mg) depresi dan gangguan panik
Alganax- 1mg (Alprazolam 1 mg) Ansietas, campuran ansietas dan
depresi dan gangguan panik
Asabium Ansietas, campuran, kondisi
psikoneuretik yang berhubungan
dengan ansietas
Ativan (Lorazepam 0,5 mg) Ansietas
Ativan ( Lorazepam 1 mg) Ansietas
Braxidin Terapi gangguan saraf otonom dan
somotik karena cemas,mengatasi
gejala tukak usus 12 jari, mengobati
iritasi dan kejang , usus
sindroma,iritasi usus,
colitis,diare,dismenore
Clobazam Ansietas, kondisi psikoneuretik yang
berhubungan dengan ansietas
Esilgan (Estazolam 1 mg) Semua bentuk gangguan tidur
disebabkan oleh gugup,ansietas
tegang,psikosis dan nyeri setelah
operasi,trauma
Esilgan (Estazolam 2 mg ) Semua bentuk gangguan tidur
disebabkan oleh gugup,ansietas
tegang,psikosis dan nyeri setelah
operasi,trauma
Melidox Mengendalikan factor emosional dan
somatic pada gangguan
gastrointestinal .
Proncuron Meringankan rasa nyeri sedang
hingga berat
Valisanbe 2 (Diazepam 2) Ansietas,insomnia,terapi tambahan
pada kondisi putus alkohol
Valisanbe 5 (Diazepam 5) Ansietas,insomnia,terapi tambahan
pada kondisi putus alkohol akut.
Kejang demam dan spasme otot

31
Daftar Obat Narkotika Beserta Khasiat

NAMA OBAT KHASIAT


Codeine phosphate hemihydrate Antitusif
20mg
Codeine phosphate hemihydrate Antitusif
10mg
Morphine Analgetik
Fentanyl Analgetik

32
Daftar Alat Kesehatan dan Kegunaannya

Alkes Kegunaan No Alkes Kegunaan


No
Spuit Menyuntikkan 11 Kassa steri Penutup
1
atau menghisap luka
caira atau gas
I.V Catheter Memasukkan 12 plester Melindungi
2
cairan infus luka
melalui intravena
Masker Menutupi hidung 13 Termometer Mengukur
3
dan mulut suhu
Transofix Transfer cairan 14 Underpad Menahan
4
steril cairan
Needle Jarum untuk 15 Alat cek gula Memantau
5
menyuntikkan darah kadar gula
(Glukometer) darah
Handscoon Mencegah 16 Inhaler, Terapi
6
infeksi silang dan Nebulizer inhalasi
penularan kuman
Poley cath Mengeluarkan 17 Tensimeter Mengukur
7
urine tekanan
darah
Infus set Memberikan 18 Alkohol Swab Membersih
8
cairan infus ke kan luka,
pasien alat medis
RL Infus Mempertahankan 19 Cutimed gel Mendukung
9
hidrasi proses
debriment
luka
Dextrose Memenuhi 20 Leucoplast Perekat
10
kebutuhan gula penutup
tubuh luka,

33
Daftar Obat Tetes dan obat lain yang digunakan secara khusus
Nama Zat Aktif N Nama Zat Aktif
N
Obat o Obat
o
C Lyteers NaCl, KCl 11 Boragino Lithospermi
1.
. l n sup Radix
Extractum
C cenfresh Carboxymethylcellulo 12 Cygest Progesterone
2.
se sodium . 200
C Xitrol Deksametason, 13 Dulcolac Bisacodil
3.
neomycin sulfat, . Supp
polimixyn b sulfate
C Kalium Iodida, 14 Fladystin Metronidazol
4
Vitrolenta Natrium Iodida . Ovula , Nystatin
C Catarlent K-Iodida, K-Klorida, 15 Kaltrofen Ketroprofen
5.
Na Tiosufat . Supp
Erlamyceti Chloramphenicol 16 Neo Metronidazol
6.
n ear drops . Gynoxa , Nystatin
Ovula
Flamar eye Natrium Diklofenak 17 Otopain Polimiksin B
7.
drops . ED Sulfate,
Neomycin S,
Fludokortiso
n, Lidokain
Nasonex Mometasone Furoate 18 Pronalge Ketoprofen
8.
Nasal spray monohydrate . s Supp
Avamys Fluticasone Furoate 19 Superhoi Benzokain,
9.
nasal spray . d Zink Oxyde,
Alucol
Modexa Mometason Furoate 20 Nasacort Triamcinolon
10
nasal spray Monohydrate . Acetonide
.

34
Daftar Obat Life Saving

 MEYLON

 ADRENALIN (Epinefrin HCl)

 ANTI ALERGI (Diphenhidramin HCl)

 SEDATIVA, DEPRESAN SSP (Phenobarbital/Luminal)

 METIL PREDNISOLON NA SUKSINAT KORTISOL DAN ANALOG

 KORTISON

 DIAZEPAM

 PROSTIGMIN

 STESOLID RECTAL

 ANTI INFEKSI (GENTAMISIN SULFAT) ANTIBIOTIK

 AMINOPHYLIN.

 RL

 DEXTROSE 10%

 NACL 0,9%

 DEXTRAN L

 DOBUTAMIN

 ATROPIN

 INDUXIN

35
Contoh Obat LASA/NORUM dan Hight Alert

Kelompok Elektrolit Konsentrat

Nama Dagang Nama Generik

Otsu Salin 3 Na Klorida 3%

Otsu KCl 7 Pottasium Chloride

Kelompok Obat Berisiko Tinggi

Nama Dagang Nama Generik

Inviclot Heparin Sodium

Novorapid Insulin Asparat

Ezelin Insulin Glargine

Ryzodeg 70% Insulin deglude

30% Insulin Aspart

Levemir Insulin Detenir

Flexpen Insulin Detemir

Kelompok LASA (Look Alike Sound Alike)

Injeksi

As. Tranex inj 250 mg As. Tranex inj 500 mg

Cefoperazone Inj Cefaperazone Sulbaktam

Cefotaxim Inj Ceftriaxone Inj

Dopamin Dobutamin

Ephedrine Inj Ephinefrine inj

36
Tablet

Foransi 10 mg Foransi 20 mg

Spironolakton 25 mg Spironolakton 100 mg

Methyl Prednisolon Methyl Ergonometrin

Propanolol Propiltriurasil

37

You might also like