Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Nama : NURKHAIRANI MAULIDA, S.Pd.

SD
No.UKG : 201502203653
Kelas : 002

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya Sumber kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur
Motivasi belajar 1. Artikel dan hasil wawancara , serta dikonfirmasi melalui
Peserta Didik Widodo(2020) Motivasi belajar dipengaruhi oleh : observasi /pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab
pada mata 1) Faktor internal ,terdiri atas:fisik,fisikologis masalah Rendahnya Motivasi belajar Peserta Didik pada
pelajaran PKn 2) Faktor eksternal terdiri atas : Sosial, keluarga,sumber belajar mata pelajaran PKn kelas 1 SDN Tambarangan 2
kelas 1 SDN ,fasilitas belajar. adalah :
Tambarangan 2 https://www.kompas.id/  Metode mengajar guru masih monoton
 Kurangnya kreativitas guru dalam merancang
2. Jurnal pembelajaran yang menarik
Huriyah (2019) yang menyatakan bahwa kreativitas guru berpengaruh  Guru belum menggunakan media pembelajaran
positif terhadap motivasi belajar siswa guru yang kreatif akan membuat inovatif
siswa termotivasi, hal itu dapat dibuktikan dari adanya partisipasi aktif
dari siswa, dan dorongan untuk mau berinisiatif dalam pembelajaran.
http://www.journal.univetbantara.ac.id/index.php/komdik

3. Artikel

Menurut Sardiman (2016), motivasi belajar adalah keseluruhan daya


penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar dan memberi
arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek dapat tercapai.
https://www.kajianpustaka.com/2022/01/motivasi-belajar-pengertian-
fungsi.html
Hasil Wawancara :
Kepala Sekolah
 Kurangnya kreativitas guru dalam pemanfaatan media
pembelajaran
Rekan Sejawat
 Model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi
 Guru belum optimal dalam merancang / mempersiapkan
pembelajaran

2 Rendahnya Sumber kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur
kemampuan Jurnal dan hasil wawancara , serta dikonfirmasi melalui
membaca 1. HG.Tarigan (1984, hal.1) menyatakan bahwa ”keterampilan observasi /pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab
permulaan pada berbahasa mencakup 4 segi yaitu keterampilan menyimak atau masalah Rendahnya kemampuan membaca permulaan
Peserta Didik mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan pada Peserta Didik kelas 1 SDN Tambarangan 2
kelas 1 SDN membaca, dan keterampilan menulis. adalah :
Tambarangan 2 2. Putra (2017) menyatakan bahwa “kesiapan membaca individu  Kurangnya peran orang tua dalam melatih anak
melibatkan dirinya dan pengalaman belajar di sekolah, dan membaca di rumah .
faktor dari kesiapan membaca yaitu kesiapan fisik, kesiapan  Guru kurang mengusai metode pembelajaran
psikologis, kesiapan pendidikan dan kesiapan IQ  Media pembelajaran yang digunakan guru kurang
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=847593 kreatif dan inovatif
&val=13537&title=Analisis%20Faktor-
Faktor%20Penghambat%20Membaca%20Permulaan%20pada%20Si
swa%20Kelas%201%20SD
Jurnal
3. (Oktadiana, 2019; Widyana & Widyana, 2016).
Pada membaca permulaan, fokus utama pembelajarannya
adalah siswa mampu melek huruf. Artinya, siswa harus
mampu mengenal huruf, mengidentifikasi,
mengklasifikasikan huruf, mampu merangkai huruf menjadi
suku kata, kata, serta kalimat

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJL/article/view/37266/19329

Hasil Wawancara :

Kepala Sekolah
 Kurangnya pemahaman guru tentang metode pembelajaran
inovatif
Rekan Sejawat
 Guru jarang menggunakan media pembelajaran
Orang tua
 Kebiasaan membaca Peserta Didik belum di mulai dari rumah

3 Rendahnya Sumber kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur
kemampuan 1. Artikel dan hasil wawancara , serta dikonfirmasi melalui
berhitung kelas 1 observasi /pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab
SDN Menurut Susanto (2011) berhitung merupakan dasar dari beberapa ilmu masalah Rendahnya kemampuan berhitung kelas 1 SDN
Tambarangan 2 yang digunakan dalam setiap aktivitas manusia mulai dari Tambarangan 2 adalah :
penambahan, pengurangan, pembagian, sampai perkalian.  Pemilihan dan penggunaan metode dalam proses
Menurut Aisyah, dkk. (2007) kemampuan berhitung merupakan pembelajaran masih kurang tepat.
salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari  Guru tidak menggunakan media belajar yang
https://jateng.tribunnews.com/2022/05/22/meningkatkan-kemampuan- menarik, inovatif
berhitung-dengan-dakon  Guru tidak mengaitkan materi pembelajaran
dengan kehidupan nyata peserta didik.
2. Jurnal
(Anggraeni et al., 2020) menyimpulkan bahwa faktor penyebab
kesulitan belajar matematika adalah faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internalnya yaitu sikap siswa yang cenderung negatif saat
pembelajaran matematika, minat belajar rendah, motivasi siswa yang
lemah, dan kemampuan pengindaraan yang kurang. Sedangkan faktor
eksternal yaitu guru yang menonton, peralatan belajar yang masih
minim, lingkungan keluarga yang kurang mendukung, dan lingkungan
masyarakat yang cenderung ramai serta rata-rata pendidikan
masyarakat yang masih rendah.
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/jrpd/article/view/7929

3. Jurnal
(A. R. Pratama, 2017). Siswa yang tidak memiliki kesiapan belajar akan
mengalami kesulitan, cenderung tidak mau belajar, bahkan mudah
putus asa, termasuk dalam belajar matematika.
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/jpmi

Hasil Wawancara
Rekan Sejawat
 Kurangnya kreativitas dalam menggunakan media belajar yang
menarik dan inovatif
 Guru tidak mengkaitkan pembelajaran matematika dengan
kehidupan nyata
Peserta Didik
 Peserta Didik Menganggap Pelajaran Matematika Sulit
4 Salah satu Sumber kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur
siswa Artikel dan hasil wawancara , serta dikonfirmasi melalui
berkebutuhan  Menurut Bala dan Rao (2014), anak lamban belajar atau slow observasi /pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab
khusus (ABK) learner memiliki beberapa karakteristik, yaitu sebagai berikut: masalah Peserta Didik berkebutuhan khusus (ABK)
kesulitan  Slow learner membutuhkan waktu belajar yang lama dan kesulitan dalam pembelajaran akademik adalah :
dalam
kurang memahami apa yang telah ia pelajari.  Tidak adanya Guru pendamping Khusus (GBK) di
pembelajaran
akademik  Slow learner lebih memilih untuk mempelajari hal-hal yang sekolah
bersifat abstrak daripada konkret.  Minimnya pelatihan Guru untuk layanan Inklusif
 Mereka selalu menginginkan pembelajaran yang bersifat di sekolah
langsung diberikan oleh guru karena tidak terlalu  Kurangnya dukungan dari orang tua ABK
membutuhkan banyak ketrampilan.Pada umumnya slow
learner berprestasi rendah
 Menurut Triani (2013), anak lamban belajar adalah anak yang
memiliki potensi intelektual sedikit di bawah normal, tetapi
tidak termasuk anak tunagrahita (biasanya memiliki IQ sekitar
80-85). Dalam beberapa hal anak ini mengalami hambatan
atau keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan
kemampuan untuk beradaptasi, tetapi lebih baik di banding
dengan tunagrahita.
 Menurut Agustin (2011), anak lamban belajar adalah anak
dengan tingkat penguasaan materi yang rendah, padahal materi
tersebut merupakan prasyarat bagi kelanjutan pelajaran
berikutnya, sehingga mereka sering harus mengulang.
Kecerdasan mereka memang di bawah rata-rata, tetapi mereka
bukan anak yang tidak mampu, hanya mereka butuh
perjuangan yang keras untuk menguasai apa yang diminta di
kelas reguler.

https://www.kajianpustaka.com/2021/07/anak-lamban-belajar-slow-
learner.html
Hasil Wawancara
Pengawas Sekolah
 pemahaman kepala sekolah, guru dan pengambil kebijakan
didaerah terhadap konsep pendidikan inklusif masih terbatas
dan bervariasi
 terbatasnya jumlah guru pembimbing khusus mengunjungi
sekolah inklusif
Kepala Sekolah
 Sekolah belum memiliki ruang layanan khusus
 Sekolah mengalami kesulitan dalam melakukan modifikasi
kurikulum

Rekan Sejawat
 Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan guru dalam
memberikan layanan untuk ABK.
 Belum seluruh warga Sekolah memiliki kesepahaman tentang
Pendidikan Inklusif
Orang tua
 Orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya ke
sekolah
Relasi/ Artikel Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur
hubungan guru  Kunci dari kemitraan sekolah dan orang tua, seperti dikutip dan hasil wawancara , serta dikonfirmasi melalui
dengan orang dari Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan observasi /pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab
tua terkait Kebudayaan, adalah dengan membangun 3R: yakni Respect masalah adalah : Relasi/ hubungan guru dengan orang tua
pembelajaran atau rasa hormat, Responsibility atau tanggung jawab, dan terkait pembelajaran masih sangat kurang
masih sangat
Relationship atau hubungan.  Terbatasnya partisipasi orang tua di sekolah
kurang
 Joyce Epsteen, direktur Pusat Sekolah Orangtua dan  Orang tua belum pernah dilibatkan dalam
Kemitraan Komunitas di John Hopskins University, pembelajaran di sekolah
“Terciptanya sekolah yang ramah bagi orang tua dan rumah  Kurangnya masukan orang tua tentang kegiatan
yang ramah bagi sekolah”. belajar mengajar di sekolah
https://edukasi.kompas.com/read/2018/06/21/18270971/begini-  Guru tidak menggunakan Buku penghubung
seharusnya-hubungan-sekolah-dan-orangtua?page=2 sekolah

Artikel
(Nugraha & Rahman, 2017 ) Orang tua perlu mengetahui keadaan
anak mereka dari unsur sekolah, danmanfaat bagi guru adanya
komunikasi dengan orangtua siswa, diantaranya untuk memahami
perilaku anak di rumah dari masukan orang tua siswa
https://www.academia.edu/56065512/Kolaborasi_Peran_Orang_T
ua_dan_Guru_dalam_Pembelajaran_Pendidikan_Agama_Islam_
Berbasis_Online_di_Rumah
Hasil Wawancara
Pengawas sekolah
 Komite sekolah kurang aktif
 Tidak adanya paguyuban di sekolah
Kepala Sekolah
 Orang tua jarang diundang oleh pihak sekolah untuk kegiatan
akademik dan non akademik
Rekan Sejawat
 Kurangnya dukungan orang tua terhadap pendidikan anaknya
 Tidak ada kunjungan guru ke rumah peserta didik
Guru kurang Sumber kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur
maksimal dalam Jurnal dan hasil wawancara , serta dikonfirmasi melalui
mengimplementa Zain. 2017); pembelajaran yang inovatif membawa pengaruh positif observasi /pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab
sikan model- pada kinerja siswa yang beragam . Guru kurang maksimal dalam mengimplementasikan
model http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpsd/article/view/9267 model-model pembelajaran inovatif adalah :
pembelajaran Kompasiana.com  Kurangnya keterampilan guru dalam
inovatif Halimah (2018) Seorang guru yang kurang memanfaatkan media mengimplementasikan model-model
dengan suatu pembelajaran akan berdampak buruk bagi peserta didik pembelajaran inovatif
dan guru dianggap gagal atau kurang berhasil dalam mendidik, karena  Ketidak sesuaian pemilihan model pembelajaran
materi yang diberikan kurang dipahami oleh peserta didik. dengan karekteristik peserta didik.
https://www.kompasiana.com/halimahmrh/5c1f380112ae94781369b5  Media yang dibutuhkan sangat beragam ,sehingga
c2/kurangnya-minat-guru-untuk-memanfaatkan-media-pembelajaran sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana
Jurnal tidak mendukung
Menurut Aswita (2015), pendidikan yang berkualitas akan terwujud
jika didukung oleh pembelajaran yang berkualitas. Dalam
mengembangkan potensi peserta didik seorang guru harus mampu
menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif
https://cdn-
gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Pedagogi/Artikel/Pembelajaran%20Inovati
f%20di%20Sekolah%20Dasar%20Berdasarkan%20Paradigma%20Te
ori%20Belajar%20Humanistik.pdf
Hasil Wawancara
Kepala Sekolah
 Pemahaman guru mengenai pembelajaran inovatif masih
kurang
 sarana dan prasarana sekolah masih kurang
Rekan Sejawat
 Model pembelajaran yang digunakan guru masih monoton
 peserta didik belum terlibat secara aktif di dalam proses
pembelajaran
6 Materi Sumber kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur
pembelajaran dan hasil wawancara , serta dikonfirmasi melalui
masih terkesan Artikel observasi /pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab
belum HOTS  (Ruhl, 2021). Taksonomi sendiri merupakan struktur hierarki Materi pembelajaran masih terkesan belum HOTS
yang mengidentifikasikan skill mulai dari tingkat yang terendah adalah :
hingga yang tertinggi yang digunakan untuk mengkategorikan
tujuan pembelajaran ke dalam berbagai tingkat kompleksitas 1. Sekolah juga tidak memberikan pemahaman
taksonomi Bloom, level berpikir dapat di bagi menjadi dua terhadap pembelajaran berbasis HOTS
bagian. Pertama adalah keterampilan tingkat rendah (LOTS) 2. Guru belum terampil dalam memilih
yang terdiri dari: mengingat (remembering), memahami ,memanfaatkan dan mengembangkan
(understanding), dan menerapkan (applying), dan kedua adalah pembelajaran berbasis HOTS
yang di klasifikasikan ke dalam keterampilan berpikir tingkat 3. Guru kurang paham dalam mencari dan
tinggi (HOTS) berupa keterampilan menganalisis (analyzing), mencocokkan KKO untuk soal HOTS
mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating).
https://www.kompasiana.com/elvin54262/6172dcc406310e52d50a94a
2/penerapan-teori-taksonomi-bloom-dalam-dunia-pendidikan

Artikel
 Menurut Lewis (Sani, 2019: 2-3) menyatakan bahwa berpikir
tingkat tinggi akan terjadi jika seseorang memiliki informasi
yang di simpan dalam ingatan dan memperoleh informasi baru,
kemudian menghubungkan dan menyusun serta dapat
mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai atau
memperoleh jawaban dan solusi dalam suatu situasi yang akan
membingungkan. Dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi
(HOTS) berkaitkan dengan kemampuan dalam menyelesaikan
permasalahan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.
 Ramirez dan Ganaden (2008) menunjukkan bahwa aktivitas
kreatif dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
( higher order thinking) dengan menerapkan suatu metode yang
efektif dalam membelajarkan siswa melalui
pembelajaran Course Review Horay berorientasi HOTS
(Higher Order Thinking Skills). Pembelajaran
pembelajaran Course Review Horay mengarahkan siswa pada
kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
https://fatkhan.web.id/pembelajaran-berorientasi-higher-order-
thinking-skills-hots/

Hasil Wawancara
Kepala Sekolah
 Kurangnya pelatihan guru dalam merancang pembelajaran
berbasis HOTS
Rekan Sejawat
 Kurangnya pemahaman guru tentang model-model
pembelajaran HOTS

 pemahaman peserta didik tentang soal-soal HOTS masih rendah

7 Guru belum Sumber kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian literatur
maksimal dalam 1. Jurnal dan hasil wawancara , serta dikonfirmasi melalui
memanfaatkan Guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang memanfaatkan TIK, observasi /pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab
teknologi/TIK pihak sekolah perlu meningkatkan kualitas perangkat TIK. Selain itu, Guru belum maksimal dalam memanfaatkan
dalam perlu juga dilakukan pelatihan guna meningkatkan kemampuan guru teknologi/TIK dalam pembelajaran adalah :
pembelajaran dalam memanfaatkan TIK untuk mendukung proses pembelajaran.  Minimnya perlengkapan TIK di sekolah
https://jurnalteknodik.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalteknodik/articl  Kurangnya dukungan dari sekolah
e/view/369  Minimnya pelatihan TIK
2. Artikel
1) (Rusdi, 2017: 386). Dengan adanya
penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
dalam pembelajaran dapat meningkatkan
mutu pendidikan serta mengurangi adanya gagap teknologi,
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
seperti internet, komputer dan lain-lain membawa pengaruh
terhadap kompetensi yang harus di miliki oleh seorang
guru.
2) (Munir,2014:33) menyatakan bahwa guru harus dapat
menguasai kompetensi pengunaan TIK seperti:
 Pengoprasian/mengunakan dasar
 komputer.
 Mengunakan Aplikasi produktivitas
 perangkat lunak.
 Mengunakan software
 komunikasi.
 Membuat aplikasi perangkat lunak
 Presentasi
https://www.researchgate.net/publication/349406223_Pemanfaatan_T
eknologi_Informasi_dan_Komunikasi_TIK_Dalam_Pembelajaran_di_
Sekolah

Hasil Wawancara :
Pengawas sekolah
 pelatihan TIK yang masih kurang
Kepala sekolah
 Perlengkapan TIK di sekolah masih minim terkendala dana
Sekolah
Rekan Sejawat
 Tidak semua guru menguasai pembelajaran berbasis TIK

You might also like