Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 46

MAKALAH PENGANTAR DAN

KONTEKS MANAJEMEN PROYEK

Disusun Oleh :

1. M. Arief Rahman (8020220337)


2. Yefta Rizky Saragih (8020220344)
3. Teguh Andika Pratama (8020220345)
4. Maulidya (8020220354)
5. Andri Maulana Hisbullah (8020220369)
6. Pratama Adefio (8020220377)

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Sharipuddin, S.Kom, M.Kom

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS DINAMIKA BANGSA JAMBI

2023/2024
KATA PENGANTAR
Dalam era modern yang dipenuhi perkembangan teknologi, peran perangkat
lunak semakin krusial dalam kehidupan sehari-hari. Materi ini mengulas
perspektif industri software, daya saing, karakteristik, komponen, dan aplikasi.
Fokus pada Enterprise Resource Planning (ERP) memberikan wawasan integrasi
software dalam bisnis, sementara tantangan krisis software menjadi sorotan yang
perlu diatasi.

Konsep manajemen proyek dari Project Management Institute (PMI) menjadi


landasan utama untuk kesuksesan pengelolaan proyek software. Bab ini menyoroti
konsep manajemen proyek, perbedaan proyek dan program, serta peran
stakeholder dalam mendukung kesuksesan proyek.

Pembahasan lanjutan melibatkan atribut profesi, keahlian proyek manajer,


dan posisi strategis dalam pengembangan perangkat lunak. Lima Process Group,
fase siklus hidup perangkat lunak, dan sembilan area ilmu manajemen proyek
mendalamkan wawasan pembaca.

Hubungan antara Process Group, Area Ilmu Manajemen Proyek (MP), dan
Sepuluh Area Ilmu RPL (SWEBOK 2005) menjadi kunci dalam memahami
kerangka kerja manajemen proyek secara menyeluruh. Materi ini diharapkan
memberikan kontribusi berharga bagi pembaca dalam mengelola proyek software
secara efisien. Semoga menjadi panduan yang berguna mengatasi tantangan di
industri perangkat lunak. Selamat membaca dan sukses dalam pengelolaan proyek
software Anda.

Jambi, 03 Januari 2024

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB 1..................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2

1.3 Tujuan......................................................................................................................3

BAB II..................................................................................................................................4

PEMBAHASAN....................................................................................................................4

2.1 Perspektif Industri Tentang Software.......................................................................4

2.2 Daya Saing Perangkat Lunak.....................................................................................5

2.3 Karakteristik Software..............................................................................................7

2.4 Komponen Software.................................................................................................7

2.5 Aplikasi Software......................................................................................................9

2.6 ERP Sebagai Produk................................................................................................10

2.7 Krisis Software........................................................................................................14

2.8 Konsep Manajemen Proyek PMI............................................................................15

2.9 Proyek vs Program & Proyek Stakeholder..............................................................15

2.10 Trade-Off Triangle (Cost, Product, Schedule) 4 Dimensi Proyek (People, Process,
Product, Technology)...................................................................................................16

BAB III...............................................................................................................................22

PEMBAHASAN..................................................................................................................22

3.1 Atribut Suatu Profesi..............................................................................................22

ii
3.2 Keahlian Proyek Manajer.......................................................................................23

3.3 Posisi Proyek Manajer............................................................................................25

3.4 Lima Process Group suatu Proyek (PMI)................................................................27

3.5 Pengantar Fase Proyek (Software Lifecyle)............................................................29

3.6 Sembilan Area Ilmu Manajemen Proyek (PMI).......................................................32

3.7 Hubungan Process Group dan Area Ilmu MP.........................................................35

3.8 Sepuluh Area Ilmu RPL (SWEBOK 2005).................................................................36

BAB IV..............................................................................................................................38

PENUTUP..........................................................................................................................38

4.1 Kesimpulan.............................................................................................................38

4.2 Saran......................................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................40

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi di era modern ini telah merubah paradigma
kehidupan sehari-hari, dengan perangkat lunak (software) memainkan peran
sentral dalam transformasi tersebut. Kehadiran software tidak hanya memengaruhi
aspek teknologi, tetapi juga mendalam ke dalam berbagai sektor kehidupan.
Materi ini disusun untuk memberikan pemahaman menyeluruh mengenai peran
dan dinamika industri software, mengurai daya saingnya, serta menggali
karakteristik dan komponen yang membentuk landasan utamanya.

Salah satu fokus utama materi ini adalah penerapan Enterprise Resource
Planning (ERP) sebagai produk software dalam konteks lingkungan bisnis.
Melalui pemahaman ini, diharapkan pembaca dapat melihat bagaimana integrasi
software dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam suatu organisasi.
Namun, kesuksesan pengembangan perangkat lunak tidak lepas dari pemahaman
mendalam terhadap tantangan yang dihadapi oleh industri software, yang sering
kali diidentifikasi sebagai krisis software.

Konsep manajemen proyek, sebagaimana digambarkan oleh Project


Management Institute (PMI), menjadi pondasi kritis dalam mencapai kesuksesan
pengelolaan proyek-proyek software. Bab ini menjelaskan konsep dasar
manajemen proyek, membedakan antara proyek dan program, dan menyoroti
peran penting stakeholder dalam mendukung kesuksesan suatu proyek.

Selanjutnya, materi ini membahas atribut suatu profesi, keahlian yang


diperlukan oleh seorang proyek manajer, dan posisi strategis yang diemban dalam
pengembangan perangkat lunak. Dengan merinci Lima Process Group suatu
proyek, fase-fase siklus hidup perangkat lunak, dan sembilan area ilmu
manajemen proyek, diharapkan pembaca dapat mendapatkan pemahaman yang
lebih dalam dalam mengelola proyek software secara efektif.

1
Hubungan antara Process Group, Area Ilmu Manajemen Proyek (MP), dan
Sepuluh Area Ilmu RPL (SWEBOK 2005) menjadi sorotan akhir untuk
memahami kerangka kerja manajemen proyek secara menyeluruh. Materi ini
disusun dengan harapan memberikan kontribusi signifikan bagi pembaca dalam
memahami, mengelola, dan mengatasi tantangan yang dihadapi oleh industri
perangkat lunak. Selamat membaca, semoga materi ini menjadi panduan berharga
dalam perjalanan pengelolaan proyek software Anda.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perubahan tren teknologi, seperti kecerdasan buatan, migrasi ke
cloud, dan pemanfaatan perangkat lunak sumber terbuka, berdampak terhadap
daya saing industri perangkat lunak?

2. Apa faktor-faktor krusial yang mempengaruhi daya saing perangkat lunak,


terutama dalam konteks fungsionalitas, kualitas, kinerja, keamanan, dan dukungan
pelanggan?

3. Bagaimana implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) melalui model


on-premise, cloud, atau hybrid memengaruhi efisiensi, produktivitas, dan
adaptabilitas perusahaan perangkat lunak terhadap perubahan bisnis yang
dinamis?

4. Apa krisis-krisis utama yang dihadapi oleh perusahaan perangkat lunak dalam
pengembangan produk, dan bagaimana langkah-langkah manajemen proyek dapat
mengatasi ketidakmampuan membangun proyek secara efektif?

5. Sejauh mana konsep manajemen proyek menurut PMI, termasuk sembilan area
ilmu seperti integrasi proyek, waktu proyek, biaya proyek, dan risiko proyek,
dapat membantu perusahaan perangkat lunak mencapai keberhasilan dalam
mengelola proyek-proyeknya?

2
1.3 Tujuan
1. Menganalisis dan memahami perbedaan perspektif antara pengembang,
pengguna, pemasok, dan pemangku kepentingan lainnya dalam industri perangkat
lunak untuk mengidentifikasi potensi dampaknya terhadap inovasi dan kualitas
produk.

2. Meneliti faktor-faktor krusial yang memengaruhi daya saing perangkat lunak,


dengan tujuan merumuskan strategi perusahaan untuk mempertahankan posisi di
pasar yang dinamis melalui peningkatan fungsionalitas, kualitas, kinerja,
keamanan, dan dukungan pelanggan.

3. Mengevaluasi dampak implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)


terhadap efisiensi, produktivitas, dan adaptabilitas perusahaan terhadap perubahan
bisnis, serta memahami kelebihan dan kekurangan dari berbagai model
implementasi ERP.

4. Mengidentifikasi tantangan yang dihadapi perusahaan perangkat lunak dalam


menghadapi krisis, khususnya terkait ketidakmampuan membangun proyek secara
efektif dan kompleksitas pengembangan, dengan tujuan merumuskan langkah-
langkah pengelolaan krisis yang efektif.

5. Menilai kontribusi konsep manajemen proyek oleh PMI, atribut formal


manajemen proyek, dan keahlian yang diperlukan oleh manajer proyek dalam
membantu perusahaan perangkat lunak mengelola proyek secara efektif, dengan
fokus pada inisiasi, perencanaan, eksekusi, pengendalian, dan penutupan proyek.

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Perspektif Industri Tentang Software
Perspektif industri tentang perangkat lunak (software) mencakup berbagai
sudut pandang dari pelaku industri, termasuk pengembang, pengguna, pemasok,
dan pemangku kepentingan lainnya. Berikut adalah beberapa aspek perspektif
industri yang umum terkait dengan perangkat lunak:

Pengembang Perangkat Lunak:

a. Inovasi: Pengembang perangkat lunak fokus pada inovasi untuk


menciptakan solusi yang lebih baik dan efisien.
b. Proses Pengembangan: Meningkatkan proses pengembangan perangkat
lunak, termasuk penerapan metodologi seperti Agile atau DevOps.
c. Kualitas: Menjamin kualitas perangkat lunak melalui pengujian yang ketat
dan implementasi praktik pengembangan terbaik.

Pengguna Akhir:

a. Pengalaman Pengguna: Fokus pada meningkatkan pengalaman pengguna


untuk membuat perangkat lunak lebih mudah digunakan dan efektif.
b. Fungsionalitas: Pengguna ingin melihat peningkatan fungsionalitas dan
fitur yang bermanfaat.
c. Ketersediaan dan Keandalan: Menilai ketersediaan dan keandalan
perangkat lunak untuk memastikan bahwa itu dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya.

Pemasok dan Vendor:

4
a. Kemitraan: Membangun kemitraan yang kuat dengan pemasok perangkat
lunak untuk memastikan pasokan dan dukungan yang baik.
b. Keamanan: Fokus pada keamanan perangkat lunak untuk melindungi data
dan sistem dari ancaman keamanan.
c. Layanan Pelanggan: Memberikan layanan pelanggan yang berkualitas
untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan mengatasi masalah dengan
cepat.

Pemangku Kepentingan Lainnya:

a. Keberlanjutan: Pemangku kepentingan sering menginginkan perangkat


lunak yang dapat berkelanjutan dan dapat diandalkan dalam jangka
panjang.
b. Kepatuhan: Pemangku kepentingan dapat memperhatikan aspek kepatuhan
dan regulasi yang relevan dengan perangkat lunak yang digunakan.
c. Efisiensi Bisnis: Perangkat lunak diukur berdasarkan kontribusinya
terhadap efisiensi operasional dan keuntungan bisnis.

Tren dan Teknologi:

a. Kecerdasan Buatan (AI) dan Analitika: Pemahaman dan penerapan


teknologi-teknologi terkini seperti kecerdasan buatan dan analitika data.
b. Migrasi ke Cloud: Beralih ke model komputasi awan untuk meningkatkan
skalabilitas dan fleksibilitas.
c. Open Source: Pemahaman dan pemanfaatan perangkat lunak sumber
terbuka untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kolaborasi.

Penting untuk dicatat bahwa perspektif industri terus berkembang seiring waktu
sejalan dengan kemajuan teknologi dan perubahan kebutuhan bisnis. Adopsi
teknologi terbaru dan respons terhadap tren pasar menjadi kunci untuk tetap
relevan dan bersaing di dunia industri perangkat lunak.

5
2.2 Daya Saing Perangkat Lunak
Daya saing perangkat lunak merujuk pada kemampuan suatu produk
perangkat lunak untuk bersaing dan mempertahankan keunggulannya di pasar. Ini
mencakup berbagai faktor yang memengaruhi posisi produk perangkat lunak
dalam persaingan, baik dari segi fungsionalitas, kualitas, keandalan, keamanan,
hingga dukungan pelanggan. Berikut adalah beberapa aspek yang dapat
mempengaruhi daya saing perangkat lunak:
1. Fungsionalitas:
Apakah perangkat lunak tersebut memiliki fitur-fitur yang dibutuhkan oleh
pengguna?
Sejauh mana fungsionalitasnya memenuhi atau melampaui kebutuhan
pengguna?
2. Kualitas:
Seberapa baik perangkat lunak tersebut dikodekan dan diuji?
Apakah ada bug atau masalah yang mempengaruhi pengalaman pengguna?
3. Kinerja:
Sejauh mana perangkat lunak mampu bekerja dengan cepat dan efisien?
Bagaimana performanya dibandingkan dengan produk sejenis?
4. Keamanan:
Sejauh mana perangkat lunak aman dari ancaman keamanan dan serangan
peretas?
Apakah telah diimplementasikan langkah-langkah keamanan yang memadai?
5. Interoperabilitas:
Seberapa baik perangkat lunak dapat berintegrasi dengan produk atau sistem
lain?
Apakah mendukung standar industri yang umum digunakan?
6. Dukungan Pelanggan:
Sejauh mana penyedia perangkat lunak memberikan dukungan pelanggan
yang baik?
Apakah terdapat layanan pelanggan yang responsif?
7. Cakupan Pasar:

6
Seberapa luas produk dapat digunakan oleh berbagai segmen pasar?
Apakah ada adaptasi lokal atau fitur khusus untuk pasar tertentu?
8. Harga:
Sejauh mana harga perangkat lunak bersaing dengan produk sejenis di pasar?
Daya saing perangkat lunak bersifat dinamis dan dapat berubah seiring waktu
sejalan dengan perkembangan teknologi, perubahan kebutuhan pengguna, dan
respons terhadap persaingan pasar. Untuk mempertahankan dan meningkatkan
daya saingnya, penyedia perangkat lunak perlu terus mengembangkan,
memperbarui, dan meningkatkan produk mereka sesuai dengan tuntutan pasar.

2.3 Karakteristik Software


Pengertian Software (perangkat lunak) adalah kumpulan instruksi atau
program yang memungkinkan komputer menjalankan tugas-tugas tertentu.
Perangkat lunak mencakup segala jenis program yang kita gunakan, baik itu
aplikasi di smartphone, perangkat lunak pengolah kata, program komputer, atau
bahkan sistem operasi itu sendiri. Contoh-contoh perangkat lunak yang umum
digunakan meliputi Microsoft Office, Adobe Photoshop, Google Chrome, dan
Android.

Karakteristik Software

Perangkat lunak memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari


perangkat keras (hardware). Berikut adalah beberapa karakteristik yang dimiliki
oleh perangkat lunak:

1. Software adalah elemen sistem logik, bukan elemen fisik seperti hardware.

2. Perangkat lunak tidak mengalami aus seperti perangkat keras, tetapi bisa rusak.

3. Perangkat lunak dirancang dan dikembangkan, bukan diproduksi di pabrik


seperti hardware.

4. Software tidak dapat dirakit seperti perangkat keras.

7
2.4 Komponen Software
Komponen perangkat lunak, atau yang lebih dikenal sebagai komponen
software, merujuk pada bagian-bagian terpisah atau modul-modul yang
membentuk perangkat lunak (software) secara keseluruhan. Setiap komponen
memiliki tugas dan fungsi tertentu, dan ketika digabungkan, mereka membentuk
aplikasi atau sistem perangkat lunak yang lengkap. Berikut adalah jenis – jenis
dari komponen software :

1. Sistem operasi
Perangkat lunak yang berfungsi sepenuhnya untuk mengendalikan sistem
komputer adalah sistem operasi. Sistem operasi adalah perangkat lunak
yang diinstall pada hard drive dan bertugas mengelola semua perangkat
keras dan perangkat lunak dalam komputer. Tanpa adanya sistem operasi,
komputer tidak dapat berjalan. Contoh perangkat lunak sistem operasi
adalah: Unix, Linux, Ubuntu, Chrome, OS Apple, MacOS, Microsoft,
Windows, Google’s, dan Android OS
2. Program tambahan
Komponen perangkat lunak selanjutnya adalah program tambahan atau
program bantu (utility). Perangkat tambahan ini berfungsi menganalisis
dan memelihara komputer untuk menjamin kelancaran fungsi komputer.
Contoh perangkat lunak program tambahan adalah: Antivirus, Alat
kompresi, Alat menjemen Disk, Alat pembersih Disk, dan Alat manajemen
perangkat
3. Program aplikasi
Komponen perangkat lunak selanjutnya adalah program aplikasi. Dilansir
dari Techopedia, program aplikasi adalah program lengkap dan mandiri
yang menjalankan fungsi tertentu secara langsung untuk pengguna.
Contoh perangkat lunak program aplikasi adalah: Surel, Pemutar media,
Aplikasi multimedia, Aplikasi desain grafis, Perambanan internet, dan
Aplikasi pengolahan

8
4. Komponen

perangkat lunak yang terakhir adalah bahasa pemrograman. Bahasa pemograman


atau bahasa komputer adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
komputer. Pengguna dapat menggunakan bahasa pemrograman untuk
memberikan instruksi pada komputer. Instruksi tersebut kemudian dibaca dan
dijalankan oleh perangkat lunak dan perangkat keras. Contoh bahasa
pemrograman adalah: C#, C++, PHP, Java, HTML, Phyton, Pascal, Matlab,
Assembly, dan JavaScript

2.5 Aplikasi Software


aplikasi adalah software yang dibuat oleh perusahaan pembuat software
(software house). Terdapat jenis-jenis program aplikasi yang ada di komputer.
Berikut penjelasan dan fungsi program aplikasi tersebut.

1. Program Aplikasi Pengolah Kata

Salah satu jenis program aplikasi pada komputer adalah pengolah kata. Seperti
namanya, fungsi dari aplikasi pengolah kata adalah pengguna dapat mengolah
berbagai jenis kata dan menyimpannya dalam bentuk lembar kerja. Contoh
aplikasi pengolah kata sebagai berikut:

 Microsoft Word

 Wordpad

 Notepad

 WPS Office

2. Program Aplikasi Pengolah Angka

Para pengguna yang ingin mengolah angka, membuat, mengelola, hingga


memanipulasi lembar kerja atau angka dapat menggunakan aplikasi pengolahan

9
angka. Fungsi dari aplikasi ini adalah membuat laporan yang berurusan dengan
angka. Contohnya sebagai berikut:

 Microsoft Excel

 WPS Spreadsheet

 OpenOffice

3. Program DataBase

Di komputer terdapat program pengolah data atau database. Program ini akan
mengolah data yang berjumlah banyak dalam bentuk basis data. Contoh aplikasi
ini antara lain:

 Microsoft Access

 Oracle 10g

 IBM DB 2

 MongoDB

 Microsoft SQL Server

4. Program Desain Grafis

Pengguna juga dapat membuat desain grafis menggunakan aplikasi pengolah


grafis. Pada aplikasi ini, pengguna dapat mengedit foto dan menggambar. Contoh
aplikasi ini antara lain:

 Adobe Photoshop

 Adobe Illustrator

 CorelDraw

10
 Inkscape

5. Program Multimedia

Di komputer para pengguna juga dapat memutar berbagai media. Misalnya adalah
audio, animasi, gambar, film, dan sebagainya. Contoh aplikasinya sebagai berikut:

 Windows Media Player

 Adobe Flash

 GOM Player

 VLC

2.6 ERP Sebagai Produk


ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sistem perangkat lunak yang
dirancang untuk mengintegrasikan dan mengelola berbagai aspek penting dari
operasi bisnis, termasuk pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, persediaan,
produksi, pemasaran, dan lain-lain. Dengan menggunakan sistem ini, Anda dapat
mengkonsolidasikan data dan proses bisnis mereka ke dalam satu platform
terpusat, menggantikan sistem manual atau terpisah yang mungkin digunakan
sebelumnya.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan
penggunaan sumber daya, meningkatkan visibilitas dan koordinasi, serta
menyediakan informasi yang akurat dan real-time bagi manajemen untuk
mempermudah pengambilan keputusan yang lebih baik. Sistem ini melibatkan
berbagai modul yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik perusahaan,
termasuk modul keuangan, manajemen persediaan, produksi, pengadaan,
penjualan, pemasaran, sumber daya manusia, dan lain-lain.
Melalui integrasi data dan proses ini, sistem ini memungkinkan perusahaan
untuk mengoptimalkan aliran kerja, mengurangi duplikasi data, meningkatkan
transparansi, serta mempermudah pemantauan dan pengendalian operasional

11
secara keseluruhan. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem ini memainkan peran
penting dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kemampuan adaptasi
perusahaan terhadap perubahan bisnis yang dinamis.

Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh bisnis dengan menggunakan


sistem ERP:

1. Mengoptimalkan Proses Bisnis

Manfaat pertama, yaitu menyediakan platform yang terintegrasi untuk mengelola


semua aspek kegiatan bisnis dari satu tempat, sehingga memudahkan bisnis untuk
mengelola dan mengoptimalkan proses bisnisnya.

2. Kemudahan Akses Informasi

Manfaat selanjutnya, memungkinkan bisnis untuk mengakses informasi bisnis


secara real-time dan terintegrasi, sehingga memudahkan bisnis untuk mengambil
keputusan yang tepat.

3. Kepuasan Pelanggan

Berikutnya, memungkinkan bisnis untuk meningkatkan layanan pelanggan dengan


memastikan bahwa pesanan pelanggan diproses dengan cepat dan tepat waktu.
4. Peningkatan Produktivitas

Selain itu, dapat meningkatkan produktivitas bisnis dengan mengurangi waktu


yang dihabiskan untuk mengelola aspek bisnis yang berbeda dan dengan
meningkatkan efisiensi operasional.

5. Fleksibel

Terakhir, memungkinkan bisnis untuk mengakomodasi perubahan dalam bisnis


mereka dengan mudah karena sistem ini dapat diubah sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.

12
Cara kerja ERP (Enterprise Resource Planning), yaitu dengan
memfasilitasi pertukaran dan akses data antara departemen-departemen yang
berbeda di dalam suatu organisasi. Pertama, data dan informasi yang relevan dari
departemen seperti keuangan, persediaan, produksi, pemasaran, dan lainnya,
dihimpun dan disimpan dalam satu basis data terpusat. Hal ini memungkinkan
data yang konsisten dan up-to-date untuk dapat diakses oleh semua penggunanya.
Kedua, memungkinkan adanya sinkronisasi dan koordinasi antar
departemen dalam melaksanakan tugas dan proses bisnis. Misalnya, ketika ada
pesanan penjualan baru, sistem ini akan secara otomatis mengirim instruksi ke
departemen produksi untuk memulai proses manufaktur, memperbarui informasi
persediaan untuk mencerminkan pengurangan stok, dan memberikan laporan
keuangan yang akurat kepada departemen keuangan. Dengan cara ini, membantu
mengurangi kesalahan, mempercepat aliran kerja, dan meningkatkan efisiensi
operasional.

Adapun contoh implementasi ERP adalah:

1. On-Premise ERP

On-Premise ERP adalah sistem ini diinstal dan dijalankan di server bisnis Anda
sendiri. Implementasi ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
utamanya adalah bisnis memiliki kontrol penuh atas sistem dan data yang
disimpan di dalamnya. Selain itu, bisnis juga dapat menyesuaikan sistem sesuai
dengan kebutuhan spesifik perusahaan. Namun, kekurangan utamanya adalah
bisnis harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi. Selain itu, perusahaan juga
harus mengelola dan memperbarui sistem secara teratur agar tetap berjalan dengan
baik.

2. Cloud ERP

Cloud ERP mengizinkan Anda untuk mengakses sistem melalui internet.


Sehingga bisnis tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli
perangkat keras atau perangkat lunak. Bisnis dapat mengakses sistem dari mana

13
saja yang terhubung dengan internet, sehingga memudahkan kolaborasi antar tim
dan mempercepat proses bisnis. Namun, perusahaan harus memperhatikan
keamanan data, karena data tersebut disimpan di luar bisnis Anda.

3. Hybrid ERP

Hybrid ERP adalah sistem yang menggabungkan sistem ERP tradisional dengan
sistem cloud ERP. Pada implementasi ini menggabungkan keunggulan dari kedua
sistem tersebut untuk memberikan solusi yang lebih fleksibel bagi bisnis. Cara ini
menggabungkan keunggulan dari kedua sistem tersebut dengan menyimpan data
di server lokal bisnis, namun mengaksesnya melalui internet.

2.7 Krisis Software


Krisis Perangkat Lunak adalah kondisi ketidakmampuan dalam membangun
proyek pembuatan perangkat lunak yang diinginkan secara efektif, disebabkan
oleh ketidakpuasan dalam manajemen proyek, keterbatasan waktu dan biaya, serta
ketergantungan pada teknologi yang berkembang dengan cepat. Krisis ini
mencakup sejumlah masalah yang melibatkan kompleksitas pengembangan,
pemeliharaan perangkat lunak yang ada, dan kesulitan mengimbangi permintaan
yang terus meningkat. Solusi untuk krisis ini melibatkan pendekatan manajemen
proyek yang lebih baik, adaptabilitas terhadap perubahan, dan penerapan
teknologi secara cerdas untuk mengatasi tantangan yang ada.

14
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi krisis software meliputi:

1. Pengembangan Work Breakdown Structure (WBS): WBS adalah metode


yang digunakan untuk memecahkan tiap proses pekerjaan menjadi lebih
detail. WBS disusun bedasarkan dasar pembelajaran seluruh dokumen dan
membantu dalam pengawasan dan peramalan biaya, jadwal, serta
informasi mengenai produktivitas anggota manajemen proyek.
2. Menggunakan metodologi Agile: Metodologi Agile, seperti Scrum,
Scrum4C, dan lainnya, merupakan pendekatan yang digunakan untuk
mengelola tim perangkat lunak dengan fokus pada kolaborasi, fleksibilitas,
dan pengadaptasi.
3. Mengidentifikasi dan mengatasi masalah ketegangan: Dalam proyek
manajemen, penting untuk mengidentifikasi masalah ketegangan dan
mengatasinya dengan baik. Hal ini mencakup perubahan kontrak,
penambahan fitur, atau perbaikan yang diperlukan untuk memperbaiki
kesalahan.
4. Menggunakan teknologi yang sesuai: Memilih teknologi yang sesuai untuk
proyek dan memastikan bahwa tim pengembangan memiliki keahlian dan
pengalaman yang cukup untuk menggunakannya.

Mengatasi krisis software memerlukan kolaborasi yang baik antara anggota


tim, pemantauan progres, dan pengadaptasi terhadap perubahan dalam lingkungan
proyek. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, organisasi dapat mengurangi
risiko krisis software dan meningkatkan kualitas proyek yang dibangun.

2.8 Konsep Manajemen Proyek PMI


Konsep manajemen proyek oleh Project Management Institute (PMI)
didasarkan pada Panduan Manajemen Proyek (PMBOK), yang merupakan
kumpulan praktik terbaik dalam manajemen proyek. PMBOK mencakup berbagai
aspek manajemen proyek, termasuk integrasi, lingkup, waktu, biaya, kualitas,
sumber daya manusia, komunikasi, risiko, pengadaan, dan pemangku

15
kepentingan. PMI juga menawarkan berbagai sertifikasi, termasuk Project
Management Professional (PMP) dan Certified Associate in Project Management
(CAPM), yang diakui secara industri. Organisasi ini memberikan layanan
pengembangan standar, penelitian, pendidikan, publikasi, pelatihan, dan akreditasi
dalam manajemen proyek.

PMBOK memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk manajemen


proyek dan menjadi pedoman bagi para profesional proyek dalam menjalankan
tugas mereka. Hal ini mencakup berbagai proses, alat, dan teknik yang dapat
diterapkan dalam berbagai jenis proyek untuk mencapai tujuan proyek dengan
sukses.

Dengan demikian, konsep manajemen proyek oleh PMI menekankan


pentingnya penggunaan pengetahuan, keterampilan, alat, dan teknik khusus untuk
memberikan nilai kepada para pemangku kepentingan melalui pengelolaan proyek
yang efektif dan efisien.

2.9 Proyek vs Program & Proyek Stakeholder


Proyek dan program adalah dua konsep yang berbeda dalam manajemen
proyek. Proyek adalah usaha sementara yang dilakukan untuk menghasilkan
produk, jasa, atau hasil yang unik, dengan karakteristik yang diawali pada waktu
tertentu, ditetapkan dengan pasti baik tujuan maupun lingkup kerja, dan memiliki
kriteria performansi produk yang ditetapkan dengan baik.Sedangkan program
adalah serangkaian proyek terkait yang dikelola bersama untuk mencapai tujuan
strategis yang lebih besar.Stakeholder proyek adalah pihak-pihak baik secara
individual, kelompok, maupun organisasi yang mungkin mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh keputusan, aktivitas, atau hasil dari proyek tersebut,Stakeholder
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu stakeholder internal dan stakeholder
eksternal. Stakeholder internal adalah pihak yang terkait langsung dengan proyek,
seperti pemilik bisnis dan karyawan, sedangkan stakeholder eksternal adalah
pihak yang memiliki kepentingan dan hubungan terkait kesuksesan proyek, tetapi
tidak memiliki hubungan langsung dengan proyek atau sistem kerja organisasi itu,

16
seperti konsumen atau pelanggan, supplier, investor, media, komunitas, dan
pemerintah.

Stakeholder proyek adalah pihak-pihak baik secara individual, kelompok,


maupun organisasi yang mungkin mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
keputusan, aktivitas, atau hasil dari proyek tersebut. Stakeholder dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu stakeholder internal dan stakeholder eksternal.
Stakeholder internal adalah pihak yang terkait langsung dengan proyek, seperti
pemilik bisnis dan karyawan, sedangkan stakeholder eksternal adalah pihak yang
memiliki kepentingan dan hubungan terkait kesuksesan proyek, tetapi tidak
memiliki hubungan langsung dengan proyek atau sistem kerja organisasi itu,
seperti konsumen atau pelanggan, supplier, investor, media, komunitas, dan
pemerintah. Manajemen stakeholder adalah proses untuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan memanage stakeholder proyek untuk memastikan keberhasilan
proyek dan meminimalkan risiko.

2.10 Trade-Off Triangle (Cost, Product, Schedule) 4 Dimensi Proyek (People,


Process, Product, Technology)
Trade-Off Triangle (Cost, Product, Schedule)

Triple Constraints adalah teori yang mengacu pada 3 batasan utama dalam
manajemen proyek yaitu scope (ruang lingkup), schedule/time (jangka waktu),
dan cost/budget (biaya). Teori Triple Constraints ini juga dikenal dengan beberapa
istilah lain seperti Project Management Triangle, Iron Triangle, Project Triangle,
atau Triple Constraint Triangle.

Secara garis besar teori ini menjelaskan kepada kita bahwa kualitas setiap
proyek yang sedang dikembangkan, atau sudah dikembangkan sebelumnya
dibatasi oleh 3 aspek utama dalam Triple Constraints tersebut. Dengan kata lain,
keberhasilan atau kegagalan proyek bergantung pada scope, time, dan cost/budget
yang ditentukan oleh stakeholders serta manajer proyek.

Selain itu, perlu diketahui bahwa ketiga aspek tersebut saling berkaitan.
Jadi, ketika ada satu aspek yang berubah, maka kedua aspek yang lain juga

17
membutuhkan penyesuaian kembali. Sebagai contoh, klien ingin menambahkan
lebih banyak fitur baru ke ruang lingkup proyek. Maka, harus memperhitungkan
kembali waktu dan uang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

Jika Anda adalah seorang manajer proyek, maka harus bisa mengelola
ketiga batasan tersebut dan menemukan kombinasi terbaik untuk proses
pengembangan proyek yang sedang dikelola.

Dengan menggunakan teori Triple Constraints dalam manajemen proyek,


tim akan lebih mudah dalam beradaptasi ketika menghadapi perubahan serta terus
menyelesaikan proyek dengan tepat waktu. Dengan kata lain, teori ini dapat
membantu Anda untuk menghadapi kendala yang muncul tanpa mempengaruhi
kinerja tim yang dapat membahayakan proyek.

1. Time

Salah satu aspek yang perlu diperhatikan oleh manajer proyek adalah time
atau batasan waktu. Manajer proyek harus bisa memperkirakan jumlah waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek secara keseluruhan. Penentuan
batasan waktu ini, pada umumnya akan dilakukan pada fase inisiasi dan
perencanaan proyek untuk untuk mengembangkan jadwal yang berisi durasi dari
semua kegiatan proyek.

Dalam menetapkan batasan waktu, mereka dapat berdiskusi atau


berkonsultasi dengan anggota tim yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan
proyek tersebut untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan. Mereka
juga dapat menggunakan bantuan beberapa tools seperti dengan bagan PERT
( Program Evaluation and Review Technique), bagan Gantt, atau Critical Path
Method. Dengan batasan waktu ini, maka ketika proyek dimulai, Anda dan tim
Anda sudah memiliki batasan waktu yang harus kita kerjakan.

2. Scope

Aspek selanjutnya dalam Triple Constraints adalah scope atau ruang


lingkup. Aspek ini mengacu pada semua tugas, aktivitas, atau pekerjaan yang

18
perlu dilakukan dalam proses pengembangan proyek. Biasanya, penentuan
batasan ruang lingkup atau scope ini akan diidentifikasikan menggunakan Work
Breakdown Structure (WBS) pada tahap perencanaan. Jika ruang lingkup tidak
didefinisikan dengan benar, maka ruang lingkup dapat meluas selama tahap
pelaksanaan karena aktivitas yang tidak direncanakan dengan baik. Dalam proyek
manajemen, hal tersebut dikenal dengan istilah scope creep dan dapat
menyebabkan proyek menjadi gagal.

Itulah pentingnya menentukan dan mendokumentasikan apa yang menjadi


tujuan serta persyaratan proyek sebelum pekerjaan dimulai. Melalui dokumen
tersebut, setiap pihak yang terlibat dalam proyek akan mengetahui tugas-tugas apa
yang perlu diselesaikan. Semua pihak yang terlibat di dalam proyek juga dapat
memahami definisi “selesai” dengan baik. Dengan demikian, Anda dapat
memastikan bahwa proyek dapat terhindar dari scope creep yang dapat merusak
pelaksanaan proyek Anda. Perlu juga di ingat bahwa ruang lingkup proyek harus
sesuai dengan apa yang sudah disepakati sebelumnya. Namun jika klien meminta
adanya perubahan atau tambahan pada ruang lingkup proyek, maka manajer
proyek harus segera menyesuaikan kembali kedua aspek yang lain yaitu aspek
waktu dan biaya. Dengan terus memantau perubahan yang terjadi, manajer proyek
dapat mendiskusikan trade-off lebih awal dan membuat penyesuaian yang
diperlukan sebelum proyek Anda menjadi keluar jalur.

3. Cost atau budget

Aspek selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam manajemen proyek adalah


cost/budget atau biaya proyek. Aspek ini mengacu pada anggaran yang perlu
dikeluarkan oleh klien agar pengembangan proyek dapat diselesaikan. Jadi, untuk
menentukan batasan cost/budget, Anda dapat memperkirakan biaya yang
berhubungan dengan setiap tugas kemudian Anda membuat anggaran yang akan
menutupi biaya tersebut. Pada umumnya, anggaran tersebut dapat mencakup
berbagai biaya yang dibutuhkan selama proses pengembangan proses seperti biaya
untuk tenaga kerja, perangkat keras, perangkat lunak, dan biaya lainnya. Selain

19
itu, anggaran proyek juga dapat termasuk biaya revenue dan profit yang
diharapkan.

Dalam menentukan batasan biaya tersebut, manajer proyek akan menjadi


pihak yang bertanggung jawab untuk memperkirakan, menganggarkan, serta
mengendalikan biaya sehingga proyek dapat diselesaikan sesuai dengan anggaran
yang telah disetujui. Untuk memperkirakannya, manajer proyek dapat
menggunakan project management tools agar perhitungan biaya dapat dilakukan
dengan mudah namun tetap akurat. Ketika proyek sudah mulai berjalan, aspek
cost atau budget akan tetap dipantau untuk menghindari pengerjaan proyek yang
melebihi anggaran yang sudah ditetapkan.

Dimensi Proyek (People, Process, Product, Technology)

1. People
People adalah elemen terpenting dari kesuksesan suatu proyek

Improvements:

• Pemilihan tim (Team selection)

• Organisasi tim (Team organization)

• Motifisi (Motivation)

Pada software process, terdapat 5 tipe dari players:

a. Senior managers, yang mendefinisikan dari masalah bisnis.


(berpengaruh kuat terhadap project).
b. Practitioners, yang akan mengantar pada kemampuan teknik untuk
engineering software.
c. Project (technical) managers, seseorang yang harus merencanakan,
memotivasi, dan mengorganisasikan.
d. Customers, seseorang yang akan menspesifikasikan requirements
dari software.

20
e. End users, seseorang yang berinteraksi software yang akan
direleased.
2. Process
Process adalah Sekumpulan framework activities dan engineering tasks
agar proyek berjalan. Masing-masing fungsi akan menjadi engneered dari
team software melalui aktivitas framework :

• Komunikasi customer – tugas untuk membangun komunikasi yang


efektif diantara customer

• Planning – tugas untuk mendefinisikan resource, timelines,dan lain


lain.

• Analisis resiko – tugas untuk menerima resiko teknik dan


management

• Engineering – tugas untuk membangun sistem aplikasi

• Construction dan release - instalasi, kontrol rilis, dan dukungan


pelanggan.

• Customer evaluation – tugas untuk mendapatkan feedback dari


customer dan hasil evaluasi

Dekomposisi proses:

a. Mempartisi proses perangkat lunak berdasarkan tugas dan aktivitas


b. memilih model proses perangkat lunak untuk proyek
c. mendefinisikan rencana proyek awal berdasarkan kerangka aktivitas
proses
3. Product
Product adalah sistem yang akan dibangun

Terdiri dari :

• Dimensi “berwujud/tidak berwujud”.

21
• Manajemen ukuran produk

• Karakteristik dan persyaratan produk

4. Technology
Technollogy — Seluruh kerja/usaha/alat yang dibutuhkan untuk
mewujudkan suatu produk

• Seringkali merupakan dimensi yang paling tidak penting

• Pemilihan bahasa dan alat

• Nilai dan biaya

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Atribut Suatu Profesi
Disiplin ilmu manajemen proyek adalah ilmu manajemen, yaitu pengetahuan
untuk mengelola suatu kegiatan. Dalam hal ini kegiatan tersebut bersifat spesifik,
yaitu berbentuk proyek. Atau lebih luas lagi, mengelola dinamika perubahan
(management of change). Sebagai ilmu manajeman, profesi MP berkaitan erat
dengan fungsi merencanakan, memimpin, mengorganisir, dan mengendalikan
berbagaikegitan proyek yang sering kali sarat dengan kandungan disiplin ilmu

22
arsitektur, enginering, akuntansi, dan lain-lain. Jadi perbedaan antara profesi MP
dengan profesi-profesi tersebut di atas terletak pada konteks penyelenggaraan
proyek. Sebagai mana layakny asuatu profesi formal, profesi manajemen proyek
juga harus memiliki berbagai atribut, seperti body of knowledge, standard of
entry, code of conduct, dan lain-lain

a. Body of knowledge
BOK adalah atribur yang berkaitan dengan konsep dan prinsip unik
profesi yang bersangkutan. Ini kemudian didokumentir, dikodefikasi dan
distandarisasi sehingga dapat dipelajari dan diajarkan di lembaga
pendidikan formal, kemudian dipakai sebagai pegangan dalam praktek
lapangan. Misalnya, BOK disiplin ilmu kedokteran. Sertifikasi yang
dikeluarkan memberikan keterangan bahwa individu pemegangya telah
pernah mengikuti dan menamatkan pendidikan dan latihan di lembaga
tersebut. Atribut ini umumnya dimiliki oleh setiap macam profesi, untuk
dipakai sebagai pegangan/ petunjuk yang berkaitan dengan tingkah laku
yang benar bagi profesi yang bersangkutan. Untuk proyek dilampirkan
Apendiks VII (pada buku jilid 2) yang disusun oleh PMI-USA.
b. Standard of entry
Atribut ini menetapkan standar minimum bagi mereka yang dapat diakui
sebagai pemegang/pemilik profesi yang bersangkutan. Standar tersebut
memberi batasan tentang pendidikan formal, pelatihan dan ujian (testing)
sebelum dapat diberikan sertifikat sebgai pengakuan formal atas
penguasaan ilmu dari profesi yang bersangkutan.
c. Organisasi yang mendukung
Bagi pembentukan profesi baru diperlukan suatu badan atau organisasi
yang mendukung (sanctioning organization). Badan ini memberikan
pimpinan, merumuskan standar, melakukan penelitian dan berfungsi
sebagai pusat komunikasi dan koordinasi bagi mereka yang
berkepentingan dengan profesi yang sedang dikembangkan. Di antara
tugasnya yang terpenting adalah meningkatkan pengertian yang lebih baik

23
kepada masyarakat dan juga pemegang profesi mengenai maksud dan
tujuan dari profesi yang bersangkutan.

3.2 Keahlian Proyek Manajer


Project manager adalah peran kunci dalam kesuksesan perusahaan. Agar bisa
menjadi seorang project manager yang berkompeten, pastikan kamu berlatih
untuk mengembangkan berbagai keterampilan terkait project management.

Berikut ini adalah beberapa keahlian yang dimiliki proyek manajer

1. Reading & Writing Skill


Kemampuan membaca dan menulis adalah hard skill yang wajib dimiliki
oleh project manager. Kemampuan ini penting dikuasai karena
seorang project manager harus mampu untuk membaca dan menafsirkan
berbagai jenis dokumen teknis dan menggantinya menjadi dokumen yang
lebih singkat (brief) agar bisa mudah dipahami setiap orang yang terlibat
dalam proyek.
2. Planning & Forecasting Skill
Seorang project manager adalah profesi yang
membutuhkan skill perencanaan berskala besar dan membuat estimasi
tentang penjadwalan dan sumber daya yang dibutuhkan. Project manager
perlu menggunakan berbagai informasi yang mereka miliki agar bisa
membuat prediksi dan perkiraan. Sehingga dengan perencanaan dan
estimasi yang tepat, seorang project manager dapat memastikan bahwa
proyek yang dijalani tetap aman dari penundaan dan terhindar dari
kekurangan anggaran.
3. Scheduling Skill
Keterampilan penting selanjutnya adalah penjadwalan atau scheduling
project. Seorang project manager perlu membagi sumber daya manusia
yang ada untuk mengakomodasi peran, tugas, dan tanggung jawab agar
tetap pada jalurnya sehingga proyek dapat diselesaikan secara tepat
waktu. Ada beragam cara yang bisa dilakukan untuk menjadwalkan

24
proyek, yaitu seperti menggunakan Gantt Chart, Microsoft Excel,
Microsoft Project, dan lain sebagainya.
4. Cost & Budgeting Skill
Salah satu skill penting bagi seorang project manager adalah kemampuan
untuk memastikan agar anggaran proyek tetap realistis dan dapat
memenuhi berbagai kebutuhan keuangan proyek sampai akhir penutupan
proyek. Mengelola biaya dengan tepat dapat mencegah terjadinya beragam
kendala yang bisa menghambat jalannya proyek.
5. Risk Management Skill
Setiap proyek tentunya memiliki risiko. Contohnya seperti sumber daya
yang tidak tersedia, persetujuan yang tertunda dari klien, anggaran yang
tidak mencukupi, dan lain sebagainya.
Risiko dalam proyek memang tak dapat terhindarkan meskipun seberapa
sederhananya proyek yang dijalankan. Mungkin saja proyek yang sedang
dijalankan terlihat sederhana, namun kamu juga tidak tahu mungkin saja
akan ada masalah besar di kemudian hari. Sebagai project manager, tugas
kamu ialah mengurangi kemungkinan risiko yang terjadi sekaligus
mengambil rencana yang efektif jika terjadi hambatan dalam
jalannya proyek.

3.3 Posisi Proyek Manajer


Project manager adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk mengatur,
merencanakan, dan melaksanakan project dengan berdasarkan anggaran dan
penjadwalan. Project manager juga bertanggung jawab untuk memimpin tim,
menentukan tujuan, berkomunikasi dengan para stakeholder, dan menyelesaikan
project dari awal hingga akhir.

Seorang project manager juga memiliki tugas dan tanggung jawab lainnya di
antaranya:

 Memulai proyek seperti memeriksa kelayakan dan menyusun anggaran,


tim, dan sumber daya

25
 Melaksanakan perencanaan yang mencakup penetapan tujuan dan sasaran,
menentukan peran dan penjadwalan tugas agar sesuai dengan kebutuhan
klien
 Memimpin dan memotivasi tim proyek dan para pemangku kepentingan
(stakeholder)
 Mengelola proyek yang mencakup mengkoordinasikan tim proyek agar
mereka tetap pada jalurnya dan menjaga proyek sesuai anggaran
 Melakukan kegiatan pemantauan dan pengendalian untuk melacak
kemajuan proyek
 Mengidentifikasi dan mengelola risiko untuk memastikan proyek tepat
waktu
 Menerapkan perubahan yang diperlukan selama proses proyek
 Membuat laporan secara teratur kepada manajemen dan klien
 Mengevaluasi keberhasilan dan tantangan untuk meningkatkan
pembelajaran untuk proyek berikutnya.

Skill yang harus dimiliki manajer proyak antara lain :

1. Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan salah satu skill wajib yang harus dimiliki oleh
setiap project manager. Dengan memiliki sikap kepemimpinan yang baik, maka
para anggota tim akan termotivasi sehingga project dapat berjalan dengan baik.

2. Komunikasi

Sejalan dengan kemampuan leadership, komunikasi juga merupakan faktor


penting suksesnya proyek, di mana kamu juga harus mampu untuk berkomunikasi
secara efektif dengan para stakeholder yang terlibat dalam proyek maupun
menengahi konflik.

26
3. Kemampuan Berorganisasi

Profesi sebagai project manager adalah salah satu pekerjaan yang cukup
menantang, tetapi tentu saja kamu tidak akan menghadapi tantangan itu sendirian.
Disinilah kemampuanmu untuk bisa mendorong tim agar bisa berkolaborasi dan
saling berkoordinasi dengan baik.

4. Berpikir Kritis

Menjadi seorang project manager dituntut untuk dapat membuat keputusan


yang tepat dan cepat dalam situasi yang serba terbatas. Oleh karena itu,
kemampuan berpikir kritis diperlukan agar bisa menciptakan ide-ide yang kreatif
untuk dapat bertahan di tengah ketatnya persaingan bisnis.

5. Manajemen Waktu

Waktu merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan sebuah


proyek. Setiap waktu pengerjaan dari segala aktivitas dalam proyek akan
dimonitor oleh project manager. Agar manajemen waktu dapat diimplementasikan
dengan sebaik mungkin, project manager akan menentukan tugas mana yang
dapat dikerjakan secara tim dan tugas mana yang bisa dikerjakan oleh perorangan
saja. Dengan pembagian tugas seperti ini, kinerja tim akan semakin efektif dan
dapat menerapkan waktu menjadi lebih efisien.

3.4 Lima Process Group suatu Proyek (PMI)


Process grup proses terdiri dari 5 tahap, yaitu Tahap inisiasi, tahap planning,
tahap excecution, tahap Monitoring and controling dan tahap penutupan , antara
lain :

1. Inisiasi

Grup proses "Memulai" hanya mengacu pada semua yang mungkin Anda
lakukan untuk meluncurkan proyek dan memulainya. Ini mungkin termasuk
menentukan tujuan proyek dasar, mengidentifikasi anggota tim proyek, dan
memperkuat anggaran proyek. Pada tahap proyek ini, izin awal dan perintah kerja

27
harus ada. Jika memulai proyek dengan klien, perjanjian yang ditandatangani
dengan uang muka awal mungkin sudah beres. Tingkat lingkup dan persyaratan
yang tinggi akan ditentukan pada tahap ini dalam proyek, tetapi lebih lengkap
disempurnakan pada tahap berikutnya: Perencanaan. Dokumentasi yang mungkin
Anda gunakan pada tahap ini: perintah kerja, izin, perjanjian, RFP / tender,
piagam proyek, daftar pemangku kepentingan.

2. Planning

Kelompok proses " Planning " persis seperti namanya: perencanaan. Ini
adalah waktu untuk sepenuhnya merencanakan proyek, termasuk menetapkan
tonggak atau hasil proyek. Ruang lingkup, persyaratan, dan hasil kerja semuanya
akan didefinisikan dan diuraikan dengan lebih jelas. Perencanaan bukanlah
sesuatu yang harus dihemat. Itu harus menyeluruh. Untuk alasan ini, Panduan
PMBOK® mengartikulasikan 24 proses individu yang dapat terdiri dari
kelompok proses Perencanaan. Dokumentasi yang mungkin Anda gunakan pada
tahap ini: dokumen lingkup/kiriman, rencana manajemen proyek, jadwal, daftar
risiko.

3. Excecution

Kelompok proses "Excecution" adalah tempat karet bertemu jalan dan proyek
dilaksanakan. Pada tahap ini dalam permainan, beberapa individu dan / atau tim
dapat bekerja pada komponen terpisah dari proyek pada saat yang sama (lihat
"area pengetahuan" di atas). Dokumentasi yang mungkin Anda gunakan pada
tahap ini: pembaruan proyek.

4. Monitoring and controling

Selama keseluruhan proyek, manajer proyek akan memantau semuanya untuk


memastikan bahwa tonggak terpenuhi, dan kiriman diproduksi tepat waktu.
Manajer proyek juga mengawasi ruang lingkup proyek untuk memastikannya
tidak membelok terlalu liar keluar jalur. Jika ya, manajer proyek akan memastikan
bahwa ruang lingkup baru didefinisikan dengan jelas, dan anggaran serta jangka

28
waktu diperbarui sesuai dengan itu. Dokumentasi yang mungkin Anda gunakan
pada tahap ini: perubahan permintaan cakupan, jadwal yang diperbarui.

5. Penutup

Grup proses "Penutupan" adalah tentang berhasil mematikan proyek ketika


selesai. Meskipun mungkin tergoda untuk menjaga proyek dalam keadaan limbo,
di mana tidak ditutup secara resmi, ini bukan ide terbaik. Terutama jika Anda
bekerja dengan klien, penutupan akhir harus disetujui dengan proyek, jangan
sampai pelanggan tergoda untuk kembali untuk pembaruan tanpa batas (dan
gratis).Dokumentasi yang mungkin Anda gunakan pada tahap ini: klien sign-off
dari proyek yang telah selesai.

3.5 Pengantar Fase Proyek (Software Lifecyle)


Siklus hidup manajemen proyek adalah kerangka kerja praktik terbaik
langkah demi langkah yang digunakan untuk menggembalakan proyek dari awal
hingga akhir. Ini memberi manajer proyek cara terstruktur untuk membuat,
melaksanakan, dan menyelesaikan proyek.

Proses manajemen proyek ini umumnya mencakup empat fase: memulai,


merencanakan, melaksanakan, dan menutup. Beberapa mungkin juga termasuk
fase "pemantauan dan pengendalian" kelima antara tahap eksekusi dan penutupan.

29
Dengan mengikuti setiap langkah, tim proyek meningkatkan peluang untuk
mencapai tujuannya.

Siklus hidup manajemen proyek menyediakan proyek dengan struktur dan


alat untuk memastikan mereka memiliki peluang terbaik untuk menjadi sukses.
Sebagai manajer proyek, ini adalah proses yang ingin Anda ketahui dengan baik.

1. Memulai

Pada fase inisiasi, Anda akan menentukan proyek. Anda akan memilah tujuan
proyek, ruang lingkup, dan sumber daya proyek, dan peran apa yang dibutuhkan
dalam tim. Mengklarifikasi apa yang diharapkan pemangku kepentingan dari
proyek, dan apa sebenarnya yang ingin dicapai proyek (dan mengapa) akan
memberikan arah yang jelas bagi proyek dan tim. Ini adalah fase penting untuk
keberhasilan proyek. Tanpa kejelasan tentang apa yang perlu dicapai dan
mengapa, proyek berisiko tidak mencapai tujuan akhir dan memenuhi harapan
para pemangku kepentingan.

Beberapa langkah dalam fase inisiasi meliputi:

 Berkomunikasi dengan pemangku kepentingan untuk memahami tujuan


dan hasil yang diinginkan dari proyek
 Mengidentifikasi ruang lingkup proyek
 Menentukan tujuan SMART (spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan
terikat waktu)
 Mengklarifikasi sumber daya seperti batasan anggaran dan waktu
 Mengonfirmasi ukuran dan peran tim yang diperlukan
 Menentukan seberapa sering dan pemangku kepentingan mana yang akan
terlibat di seluruh proyek
 Menyusun proposal proyek dan piagam proyek

Alat dan dokumen yang digunakan dalam fase inisiasi dapat meliputi:

30
 Proposal proyek: Proposal proyek mendefinisikan proyek dan
menguraikan tanggal, persyaratan, dan sasaran utama.
 Piagam proyek: Ini adalah dokumen definitif yang menjelaskan proyek
dan rincian utama yang diperlukan untuk mencapai tujuannya. Ini dapat
mencakup potensi risiko, manfaat, kendala, dan pemangku kepentingan
utama.

2. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan, Anda akan menentukan langkah-langkah untuk


benar-benar mencapai tujuan proyek—"bagaimana" menyelesaikan proyek. Anda
akan menetapkan anggaran, jadwal, dan tonggak, serta materi sumber dan
dokumen yang diperlukan. Langkah ini juga melibatkan penghitungan dan
prediksi risiko, menempatkan proses perubahan ke tempatnya, dan menguraikan
protokol komunikasi. Jika fase inisiasi adalah mengumpulkan pasukan Anda, fase
perencanaan memutuskan apa yang harus dilakukan dengan mereka.

Tahap perencanaan dapat mencakup langkah-langkah berikut:

 Memutuskan tonggak yang mengarah pada penyelesaian tujuan


 Mengembangkan jadwal untuk tugas dan tonggak, termasuk perkiraan
waktu dan buffer waktu potensial
 Menetapkan proses perubahan
 Menentukan bagaimana dan seberapa sering berkomunikasi dengan
anggota tim dan pemangku kepentingan
 Membuat dan menandatangani dokumen seperti non-disclosure
agreements (NDA) atau requests for proposal (RFPs)
 Menilai dan mengelola risiko dengan membuat daftar risiko
 Mengadakan pertemuan awal untuk memulai proyek

Alat yang mungkin Anda gunakan dalam fase ini meliputi:

31
 Bagan Gantt: Diagram batang horizontal di mana anggota dapat melihat
tugas apa yang harus diselesaikan dalam urutan apa, dan berapa lama
masing-masing diharapkan untuk mengambil
 Daftar risiko: Bagan yang mencantumkan risiko yang terkait dengan
proyek, bersama dengan probabilitas, potensi dampak, tingkat risiko, dan
rencana mitigasinya

3. Jalankan dan selesaikan tugas

Melaksanakan proyek berarti menempatkan rencana Anda ke dalam tindakan


dan menjaga tim di jalur. Umumnya ini berarti melacak dan mengukur kemajuan,
mengelola kualitas, mengurangi risiko, mengelola anggaran, dan menggunakan
data untuk menginformasikan keputusan Anda.

Langkah-langkah spesifik mungkin termasuk:

 Menggunakan alat seperti GANTT atau bagan burndown untuk melacak


kemajuan tugas
 Menanggapi risiko ketika mereka bermanifestasi
 Biaya pencatatan
 Menjaga anggota tim termotivasi dan mengerjakan tugas
 Terus memberi tahu pemangku kepentingan tentang kemajuan
 Memasukkan perubahan melalui permintaan perubahan
 Beberapa alat yang mungkin Anda gunakan meliputi:
 Permintaan perubahan: Ini adalah dokumen yang digunakan untuk
mengusulkan perubahan pada ruang lingkup atau tujuan proyek

4. Tutup proyek

Pada fase penutupan siklus hidup manajemen proyek, Anda akan


menyimpulkan kegiatan proyek, menyerahkan produk atau layanan jadi kepada
pemilik barunya, dan menilai hal-hal yang berjalan dengan baik dan tidak berjalan
dengan baik. Ini juga akan menjadi waktu untuk merayakan kerja keras Anda.

32
Langkah-langkah dalam fase penutupan dapat mencakup:

 Melakukan retrospektif dan mencatat perubahan yang dapat Anda terapkan


di masa mendatang
 Mengkomunikasikan kepada pemangku kepentingan tentang akhir proyek
dan memberikan laporan dampak
 Berkomunikasi dengan pemilik baru proyek
 Membuat laporan penutupan proyek
 Merayakan akhir proyek dan kesuksesan Anda

Alat yang digunakan pada fase penutupan meliputi:

 Laporan dampak: Laporan ini mengumpulkan serangkaian metrik yang


menunjukkan bagaimana proyek Anda membuat perbedaan dan disajikan
kepada pemangku kepentingan Anda.
 Laporan penutupan proyek: Laporan penutupan proyek memberikan
ringkasan pencapaian proyek Anda, dan memberikan pembelajaran utama
bagi manajer proyek masa depan untuk referensi.

3.6 Sembilan Area Ilmu Manajemen Proyek (PMI)


Proyek Management Institute (PMI) adalah organisasi yang mengembangkan
dan menyebarkan standar manajemen proyek internasional. PMI menyusun
Panduan Manajemen Proyek PMBOK (Project Management Body of
Knowledge), yang merinci pengetahuan dan praktik terbaik dalam manajemen
proyek. Berdasarkan PMBOK, terdapat sembilan area pengetahuan utama dalam
manajemen proyek. Berikut adalah penjelasan singkat masing-masing area:

1. Manajemen Integrasi Proyek

Manajemen integrasi proyek memastikan bahwa proyek direncanakan,


dilaksanakan, dan dikendalikan dengan benar, termasuk pelaksanaan pengendalian
perubahan proyek secara formal. Sesuai dengan istilahnya, setiap kegiatan harus
dikoordinasikan atau diintegrasikan satu sama lain untuk mencapai hasil proyek
yang diinginkan.

33
2. Manajemen Lingkup Proyek

Perubahan ruang lingkup proyek seringkali menjadi faktor yang mematikan


suatu proyek. Manajemen ruang lingkup proyek mencakup otorisasi pekerjaan,
mengembangkan pernyataan ruang lingkup yang akan menentukan batas-batas
proyek, membagi pekerjaan menjadi komponen-komponen yang dapat dikelola
dengan hasil, memverifikasi bahwa jumlah pekerjaan yang direncanakan telah
tercapai, dan menentukan prosedur pengendalian perubahan ruang lingkup.

3. Manajemen Waktu Proyek

Saya menganggap ini pilihan istilah yang buruk, karena “manajemen waktu”
menyiratkan upaya pribadi untuk mengatur waktu seseorang. Manajemen waktu
proyek secara khusus mengacu pada pengembangan jadwal yang dapat dipenuhi,
kemudian mengendalikan pekerjaan untuk memastikan hal ini terjadi!
Sesederhana itu. Karena semua orang menyebut ini sebagai penjadwalan, maka
harusnya disebut manajemen jadwal. (Saya tahu, saya mungkin dikeluarkan dari
PMI karena bid'ah seperti itu!)

4. Manajemen Biaya Proyek

Ini persis seperti apa bunyinya. Manajemen biaya proyek melibatkan


perkiraan biaya sumber daya, termasuk orang, peralatan, material, dan hal-hal
seperti perjalanan dan rincian dukungan lainnya. Setelah ini selesai, biaya
dianggarkan dan dilacak untuk menjaga proyek tetap sesuai anggaran tersebut

5. Manajemen Kualitas Proyek

Seperti yang telah saya komentari sebelumnya, salah satu penyebab


kegagalan proyek adalah kualitas diabaikan atau dikorbankan agar tenggat waktu
yang ketat dapat dipenuhi. Menyelesaikan proyek tepat waktu tidaklah terlalu
membantu, hanya untuk mengetahui bahwa barang yang dikirimkan tidak akan
berfungsi dengan baik! Manajemen mutu proyek mencakup penjaminan mutu
(perencanaan untuk memenuhi persyaratan mutu) dan pengendalian mutu

34
(langkah-langkah yang diambil untuk memantau hasil untuk melihat apakah
hasilnya sesuai dengan persyaratan).

6. Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek

Manajemen sumber daya manusia proyek, yang sering diabaikan dalam


proyek, melibatkan identifikasi orang-orang yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan; mendefinisikan peran, tanggung jawab, dan hubungan pelaporan
mereka; memperoleh orang-orang itu; dan kemudian mengelolanya saat proyek
dijalankan. Perhatikan bahwa topik ini tidak mengacu pada pengelolaan manusia
sehari-hari yang sebenarnya. Panduan PMBOK ® menyebutkan bahwa
keterampilan ini diperlukan namun tidak berupaya untuk mendokumentasikannya.
Mengingat bahwa ini adalah keterampilan paling penting yang harus dimiliki
seorang manajer proyek, Panduan PMBOK ® tidak dapat menghilangkan
keterampilan tersebut.

7. Manajemen Komunikasi Proyek

Sesuai dengan judulnya, manajemen komunikasi proyek melibatkan


perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian perolehan dan penyebaran semua
informasi yang relevan dengan kebutuhan semua pemangku kepentingan proyek.
Informasi ini mungkin mencakup status proyek, pencapaian, dan peristiwa yang
mungkin mempengaruhi pemangku kepentingan atau proyek lainnya. Sekali lagi,
topik ini tidak membahas proses komunikasi yang sebenarnya dengan seseorang.
Topik ini juga disebutkan tetapi tidak termasuk dalam Panduan PMBOK ®.

8. Manajemen Risiko Proyek

Manajemen risiko proyek adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi,


mengukur, menganalisis, dan merespons risiko proyek. Hal ini mencakup
memaksimalkan kemungkinan dan konsekuensi kejadian positif dan
meminimalkan kemungkinan dan konsekuensi kejadian buruk terhadap tujuan
proyek. Ini adalah aspek yang sangat penting dalam manajemen proyek yang
terkadang diabaikan oleh manajer proyek pemula.

35
9. Manajemen Pengadaan Proyek

Pengadaan barang dan jasa yang diperlukan untuk proyek merupakan aspek
logistik dalam mengelola suatu pekerjaan. Manajemen pengadaan proyek
melibatkan pengambilan keputusan apa yang harus diadakan, mengeluarkan
permintaan penawaran atau penawaran, memilih vendor, mengelola kontrak, dan
menutupnya ketika pekerjaan selesai.

3.7 Hubungan Process Group dan Area Ilmu MP


Area ilmu MP berperan penting dalam sebuah manajemen proyek terutama
dalam pengawasan grup proses manajemen proyek. Dimana grup proses adalah
suatu rencana demi kelancaraan proyek agar lebih mudah dalam memulai proyek
dan tugas knowledge ialah memonitor segala hal dari berbagai aspek yang terjadi
didalam grup proses.

Dalam manajemen proyek terdapat 5 group proses yaitu :

- Inisiasi Proyek - Kontrol Proyek

- Perencanaan Proyek - Penutupan/akhir proyek

- Eksekusi Proyek

Dalam inisiasi proyek dilakukan sebuah pendefinisian proyek Perencanaan.


Mendefinisikan dan merinci tujuan proyek, serta merencanakan aktivitas-aktivitas
yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek, sesuai dengan batasan
yang telah disepakati di dalam inisiasi proyek. Eksekusi, Mengintregasikan semua
sumber daya yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek, dengan
melaksanakan apa yang telah direncanakan.Kontrol. Mengukur dan memonitor
secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya penyelewengan
pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya. Akhir, Melakukan
formalisasi hasil proyek, berupa produk, servis, ataupun hasil khusus dari proyek.

36
3.8 Sepuluh Area Ilmu RPL (SWEBOK 2005)
SWEBOK (Software Engineering Body of Knowledge) adalah suatu
kerangka kerja yang mengidentifikasi dan merinci pengetahuan yang diperlukan
dalam bidang rekayasa perangkat lunak atau software engineering. SWEBOK
memberikan pemahaman tentang domain pengetahuan yang terkait dengan
pengembangan perangkat lunak. Edisi 2005 dari SWEBOK mengidentifikasi
sepuluh area ilmu yang mendasari pengetahuan rekayasa perangkat lunak. Berikut
adalah sepuluh area ilmu RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) versi SWEBOK 2005:

1. Software Requirements menjadi fondasi kritis dalam pengembangan


perangkat lunak, menggambarkan secara rinci kebutuhan pengguna dan
sistem. Proses ini melibatkan identifikasi, analisis, dan dokumentasi
kebutuhan fungsional dan non-fungsional agar pengembangan berfokus
pada tujuan yang jelas.
2. Software Design merupakan perancangan struktur dan komponen
perangkat lunak. Ini mencakup penentuan arsitektur, pemilihan komponen,
definisi antarmuka, dan karakteristik lainnya. Desain yang solid
membentuk landasan kuat untuk implementasi berikutnya.
3. Software Construction merupakan fase di mana desain diterjemahkan
menjadi kode. Ini mencakup implementasi rinci dari desain,
pengembangan algoritma, penulisan kode, pengujian, dan identifikasi
kesalahan. Fase ini mendasari kualitas dan efektivitas perangkat lunak
yang dikembangkan.
4. Software Testing terlibat untuk memverifikasi keseluruhan perilaku
perangkat lunak. Pengujian mencakup uji unit, uji integrasi, uji sistem,
hingga uji penerimaan pengguna akhir. Tujuannya adalah memastikan
bahwa perangkat lunak berfungsi sesuai harapan dan memenuhi kebutuhan
pengguna.
5. Software Maintenance dimulai. Ini mencakup pembaruan, perbaikan bug,
dan penyesuaian lainnya untuk menjaga perangkat lunak tetap relevan dan
sesuai dengan perubahan kebutuhan.

37
6. Software Configuration Management berkaitan dengan manajemen
perubahan konfigurasi perangkat lunak. Ini melibatkan kontrol versi,
dokumentasi konfigurasi, dan manajemen perubahan agar perangkat lunak
tetap terkendali dan sesuai dengan kebutuhan.
7. Software Engineering Management mengelola aspek organisasional
proyek, mencakup alokasi sumber daya, pemantauan kemajuan, dan
manajemen risiko. Ini juga melibatkan perencanaan proyek perangkat
lunak dan pengelolaan perubahan.
8. Software Engineering Tools and Methods melibatkan pemilihan,
pengembangan, dan penerapan alat dan metode RPL yang mendukung
efisiensi dan efektivitas pengembangan perangkat lunak.
9. Software Engineering Process mencakup definisi, implementasi,
pengukuran, pengelolaan, perubahan, dan perbaikan proses RPL.
Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi dan kualitas selama siklus hidup
pengembangan.
10. Software Quality menyoroti pentingnya kualitas dan daur hidup perangkat
lunak. Ini melibatkan praktik terbaik untuk memastikan perangkat lunak
memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dan dapat dielola sepanjang
siklus hidupnya. Dengan pendekatan holistik ini, pengembangan perangkat
lunak dapat berhasil memenuhi harapan dan tuntutan pengguna.

38
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam kesimpulannya, industri perangkat lunak merupakan arena yang
kompleks, diwarnai oleh beragam perspektif pemangku kepentingan seperti
pengembang, pengguna, pemasok, dan regulator. Daya saing industri ini terletak
pada kemampuan produk untuk memenuhi kebutuhan pengguna, menjaga
kualitas, kinerja, dan keamanan, serta beradaptasi dengan tren teknologi. Peran
kunci ERP sebagai sistem terintegrasi dalam operasi bisnis turut mendukung
efisiensi, produktivitas, dan adaptabilitas perusahaan terhadap perubahan bisnis
yang dinamis, walaupun implementasinya melibatkan pilihan model seperti on-
premise, cloud, atau hybrid.

Manajemen proyek (MP) memainkan peran penting dalam mengelola


kompleksitas pengembangan perangkat lunak dan implementasi ERP. Dengan
fokus pada aspek seperti integrasi proyek, lingkup proyek, waktu, biaya, kualitas,
sumber daya manusia, komunikasi, risiko, dan pengadaan, PMI memberikan
kerangka kerja yang komprehensif. Kesuksesan dalam peran manajer proyek
melibatkan keahlian kepemimpinan, komunikasi, dan manajemen waktu, serta
pemahaman mendalam terhadap proses grup proyek yang melibatkan inisiasi,
perencanaan, eksekusi, kontrol, dan penutupan proyek. Sementara itu, dalam
rekayasa perangkat lunak, SWEBOK 2005 menetapkan dasar pengetahuan
sepuluh area ilmu yang menjadi panduan untuk pengembangan perangkat lunak
yang efektif dan berkualitas.

Keseluruhannya, sinergi antara industri perangkat lunak, manajemen proyek,


dan rekayasa perangkat lunak menciptakan fondasi yang kuat untuk inovasi,
adaptabilitas, dan keberlanjutan di era teknologi yang terus berkembang.

39
4.2 Saran
Penerapan Metodologi yang Fleksibel: Organisasi harus mempertimbangkan
penggunaan metodologi manajemen proyek yang fleksibel dan adaptif, seperti
Agile, untuk meningkatkan responsivitas terhadap perubahan lingkungan dan
kebutuhan proyek.
Penguatan Komunikasi Tim: Memperkuat komunikasi dalam tim proyek
sangat penting untuk memastikan bahwa semua anggota tim memiliki pemahaman
yang sama tentang tujuan dan kemajuan proyek.
Penggunaan Perangkat Lunak Manajemen Proyek: Menyarankan penggunaan
perangkat lunak manajemen proyek untuk membantu dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan pelaporan, sehingga meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pengelolaan proyek.
Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan: Menekankan pentingnya
pelatihan dan pengembangan keterampilan untuk manajer proyek dan anggota
tim, agar mereka dapat mengikuti praktek terbaik dan tren terkini dalam
manajemen proyek.
Pendekatan Berorientasi Stakeholder: Menganjurkan untuk melibatkan
stakeholder secara aktif dalam semua tahap proyek. Ini membantu dalam
memahami kebutuhan dan ekspektasi mereka serta memastikan dukungan dan
keterlibatan mereka.
Pengukuran Kinerja dan Evaluasi: Menyarankan agar organisasi
mengembangkan sistem pengukuran kinerja yang efektif dan melakukan evaluasi
rutin proyek untuk memastikan bahwa tujuan proyek tercapai secara efisien.

40
DAFTAR PUSTAKA
https://handojoverawaty.blogspot.com/2016/11/photography.html

https://www.marketeers.com/microsoft-inisiatif-berbasis-ai-tingkatkan-daya-
saing-indonesia/

https://se.ittelkom-pwt.ac.id/2017/10/25/karakteristik-dan-klasifikasi-perangkat-
lunak/

https://www.kompas.com/skola/read/2023/01/27/180000069/perangkat-lunak--
pengertian-dan-komponennya#:~:text=Kategori%20Perangkat
%20Lunak-,Komponen%20perangkat%20lunak,komputer%2C%20dan
%20juga%20program%20aplikasi.

https://m.kumparan.com/berita-update/5-jenis-jenis-program-aplikasi-dan-
fungsinya-di-komputer-21GNzTooZTg/2

Apa itu ERP? Pengertian, Manfaat, Cara Kerja & Contohnya (barantum.com)

https://www.perplexity.ai/search/Pengertian-dari-krisis-
FDZJMyRXQ5eYQ2dpz9LfKg?s=u
https://teknikkom15.blogspot.com/2012/03/krisis-software.html?m=1

https://www.perplexity.ai/search/Pengertian-dari-krisis-
FDZJMyRXQ5eYQ2dpz9LfKg?s=u

https://www.perplexity.ai/search/Pengertian-dari-krisis-
FDZJMyRXQ5eYQ2dpz9LfKg?s=u

Mengenal Teori Triple Constraints dalam Manajemen Proyek (logique.co.id)

https://www.scribd.com/document/361815298/Profesi-Dan-Area-Ilmu-
Manajemen-Proyek

MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI - The world dream


(handojoverawaty.blogspot.com)

41
https://www.4pmti.com/learn/guide-pmis-project-management-process-groups/

https://www.4pmti.com/learn/guide-pmis-project-management-process-groups/

:https://www.coursera.org/articles/project-management-lifecycle

https://www.linkedin.com/pulse/9-knowledge-areas-project-manager-should-
familiar-pmp-pmi-acp-/

https://gadangdirantau.com/2019/10/06/siklus-proyek-project-life-cycle-mengacu-
ke-pmbok/#:~:text=Diantaranya%2C%20tahap%20memulai%20proyek
%20(Starting,proyek%20(Closing%20the%20project).

https://sumberbelajar.seamolec.org/Media/Dokumen/
59dc3022865eac9b6520f7b7/c6b42b0ca5d41e8d8befce0575e73b5b.pdf

42

You might also like