7 Sunnah Mengantar Jenazah Ke Pemakaman Bagi Kaum Muslimin

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

7 Sunnah Mengantar Jenazah ke Pemakaman bagi Kaum Muslimin

Setelah jenazah dimandikan dan disalatkan, maka tahap selanjutnya ialah diantar ke
tempat peristirahatan terakhirnya. Kaum muslimin yang mengetahui kabar duka dari
kerabat atau saudaranya hendaklah mengurus jenazahnya dan mengiringi sampai
ke pemakaman.
Terkait hukum mengurus jenazah sendiri adalah fardhu kifayah yang berarti
kewajiban bersama. Jenazah seorang muslim memiliki sejumlah kewajiban yang
harus dipenuhi oleh muslim lainnya, mulai dari memandikan, mengkafani, menyalati,
dan memakamkannya seperti dinukil dari buku Tuntunan Lengkap Mengurus
Jenazah tulisan Muhammad Nashiruddin al-Albani.

"Barang siapa yang mengiringi jenazah dan turut menyalatkannya maka ia


memperoleh pahala sebesar satu qirath (pahala sebesar satu gunung). Dan
barang siapa yang mengiringinya sampai selesai penyelenggaraannya, ia akan
memperoleh dua qirath," (HR Jamaah dan Muslim)

Mengenai hal itu, ada sejumlah sunnah yang dapat dilakukan oleh kaum muslimin
ketika mengantar jenazah. Simak bahasannya yang dikutip dari Terjemah Fiqhul
Islam wa Adillathuhu Juz 2 oleh Prof Wahbah Az-Zuhaili.

Sunnah-sunnah Mengantar Jenazah ke Pemakaman

1. Mempercepat Perjalanan
Kaum muslimin dianjurkan mempercepat perjalanan ketika mengantar jenazah.
Caranya dengan melebihi jalan biasa, bukan dengan berlari. Makruh hukumnya jika
membawa jenazah sambil berlari.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda:

"Percepatlah (dalam membawa) jenaza, jika jenazahnya orang baik maka


alangkah baiknya kalian mempercepatnya, sedang jika tidak maka
kejelekanlah yang kalian letakkan di atas pundak kalian." (HR Bukhari)

2. Mengiringi Jenazah
Sunnah selanjutnya ialah mengiringi jenazah sebagaimana kesepakatan para
ulama. Diriwayatkan oleh al-Barra' ia berkata:

"Rasulullah SAW memerintahkan kepada kami untuk mengiringi jenazah,


menjenguk orang sakit, mendoakan orang yang bersin, memenuhi undangan,
dan menolong orang yang terzalimi." (HR Jamaah ahli hadits)

Mengiringi jenazah mengacu pada 3 hal, yaitu mulai dari menyalatkannya,


mengiringinya sampai kubur dan diam sejenak usai proses penguburan meminta
ampunan untuk mayat.

3. Khusyuk dan Memikirkan tentang Kematian


Umat Islam yang mengiringi jenazah dianjurkan untuk khusyuk dan memikirkan
tentang kematiannya. Ini dimaksudkan agar kita mengambil pelajaran dengan
adanya kematian.

4. Menutup Keranda Mayat Wanita


Menurut mazhab Maliki, Syafi'i dan Hambali disunnahkan untuk menutup keranda
mayat wanita dengan kubah yang menutupi bagian atasnya. Penutup tersebut bisa
terbuat dari kayu, pelepah kurma, atau batang tebu.

5. Berjalan di Depan Jenazah


Ulama hadits yaitu Malik, Syafi'i dan Ahmad menyebut sunnah hukumnya berjalan di
depan jenazah dan berada di dekatnya sehingga dapat melihatnya ketika menoleh.
Sebab, jika berada jauh ia tidak dapat melihatnya dan berjalan di depannya.

6. Berdiri untuk Jenazah


Imam An Nawawi dan jamaah menyebut bahwa seorang muslim diperbolehkan
memilih antara berdiri dan duduk ketika melihat jenazah. Ibnu Umar meriwayatkan
dari Amir bin Rabi'ah dari Nabi SAW beliau bersabda:

"Jika kalian melihat jenazah maka berdirilah sampai ia melewatimu atau


diletakkan." (HR jamaah ahli hadits)

7. Pengiring Jenazah Tidak Duduk Sampai Jenazah Diletakkan


Dianjurkan bagi orang yang mengiringi jenazah untuk tidak duduk sampai jenazah
diletakkan pada pundak orang, karena mungkin ada hal yang perlu dibantu dan
posisi berdiri adalah paling memungkinkan untuk hal tersebut.

Dalam sebuah hadits riwayat Abu Dawud, Nabi SAW bersabda:

"Jika kalian melihat jenazah maka berdirilah dan bagi orang yang
mengiringinya janganlah duduk sampai jenazah itu diletakkan."

You might also like