Professional Documents
Culture Documents
HLK 11
HLK 11
HLK 11
Dosen Soemali,
Resiko Pembiayaan
1
`
2
`
3
`
Dalam melakukan kerja sama , Perusahaan Pembiayaan wajib melakukan kerja sama
dengan bank, lembaga keuangan mikro, Perusahaan Pembiayaan, perusahaan
penyelenggara layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi, dan/atau
perusahaan modal ventura yang telah memperoleh izin usaha atau terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan. Perusahaan Pembiayaan hanya dapat melakukan pembiayaan
penerusan (channeling) apabila risiko yang timbul dari kegiatan ini berada pada
pemilik dana. Dalam pembiayaan penerusan (channeling), penerima dana hanya
bertindak sebagai pengelola dan memperoleh imbalan dari pengelolaan dana tersebut.
Dalam hal Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa Perusahaan Pembiayaan tidak
memiliki tempat penyimpanan bukti kepemilikan atas agunan yang memenuhi standar
keamanan maka bukti kepemilikan atas agunan wajib dititipkan di tempat penitipan
(kustodian) Perusahaan Pembiayaan yang melakukan penyaluran pembiayaan
melalui pembiayaan penerusan (channeling) dan/atau pembiayaan bersama (joint
4
`
Perusahaan Pembiayaan dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk
melakukan fungsi penagihan kepada Debitur. Perusahaan Pembiayaan wajib
menuangkan kerja sama dengan pihak lain dalam bentuk perjanjian tertulis
bermeterai. Kerja sama dengan pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. pihak lain tersebut berbentuk badan hukum;
b. pihak lain tersebut memiliki izin dari instansi berwenang; dan c. pihak lain
tersebut memiliki sumber daya manusia yang telah memperoleh sertifikasi di bidang
penagihan dari Lembaga Sertifikasi Profesi di bidang pembiayaan.
Perusahaan Pembiayaan wajib bertanggung jawab penuh atas segala dampak yang
ditimbulkan dari kerja sama dengan pihak lain Perusahaan Pembiayaan wajib
melakukan evaluasi secara berkala atas kerja sama dengan pihak lain Perusahaan
Pembiayaan wajib memiliki pedoman internal mengenai eksekusi agunan. Otoritas
Jasa Keuangan berwenang meminta kepada Perusahaan Pembiayaan untuk
menyesuaikan pedoman internal mengenai eksekusi agunan.
5
`
ayat (2). Eksekusi agunan oleh Perusahaan Pembiayaan wajib memenuhi ketentuan
sebagai berikut: a. Debitur terbukti wanprestasi; b. Debitur sudah diberikan surat
peringatan; dan c. Perusahaan Pembiayaan memiliki sertifikat jaminan fidusia,
sertifikat hak tanggungan, dan/atau sertifikat hipotek.
3. Forum Diskusi
Dalam dua tahun ini, yaitu, tahun 2020 dan 2021 pandemic Covid 19 melanda
Indonesia, bahkan wabah ini sekarang kambuh lagi, mengakibatkan kondisi ekonomi
mengalami keterpurukan, sehingga banyak debitur wanprestasi dalam memenuhi
kewajiban. Dalam hal terjadi demikian, langkah-langkah apa yang dilakukan oleh
pihak perusahaan pembiayaan (kreditur) untuk mengatasi debitur wanprestasi.
Jawaban dikirim paling tanggal 17 Desember 2023