Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

MINI PAPER

Makalah ini diajukan untuk memenuhi UTS Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu :

Dr., Drs. Sugiyanto, B.A., M.Hum

Disusun Oleh

Ersa Nur Cholis Majid (230710101234)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

UNIVERSITAS JEMBER

2023
1. Buatlah kajian pelaksanaan sistem demokrasi Pancasila menuju masyarakat Madani,
sejak akhir Orde Baru-Orde Reformasi sampai dengan proses pelaksanaan pemilu (pileg dan
pilpres 2024) !

Demokrasi Pancasila dalam bidang politik dan konstitusionil sebagaimana dimaksudkan dalam
UUD 1945 dicirikan dengan adanya kepastian hukum melalui penegakkan kembali azas azas negara
hukum yang menjamin penegakkan HAM, baik dalam aspek kolektif maupun perorangan, serta
pengendalian terhadap penyelewengan dan penyalahgunaan kekuasaan. Dalam bidang ekonomi,
demokrasi Pancasila merupakan sebuah cita yang sesuai dengan azas-azas yang terdapat dalam UUD
1945. dizaman Orde Baru merupakan harapan revolusioner dalam menghadapi tantangan dan tuntutan
Abad 20 menuju kemajuan bidang sosial ekonomi yang lebih kuat. Demokrasi Pancasila menjunjung
tinggi penegakkan hukum dengan mengedepankan pengakuan dan perlindungan terhadap HAM,
peradilan yang bebas dan tidak memihak, serta adanya kepastian hukum.Pada Tap MPR No.
XXXVII/MPRS/1968 Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang dijiwai, didasari, dan
dijalankan berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Ditinjau dari
demokrasi yang terjadi di Masa yang dikenal dengan sebutan Era Orde Baru. Dalam implementasinya,
lembaga eksekutif dalam menjalankan kekuasaan formilnya ternyata tidak “commited”.sebagai
persiapan kearah terbentuknya demokrasi rakyat Demokrasi Pancasila (1965-1998) terdapat beberapa
pemaknaan/perumusan demokrasi yang disahkan melalui beberapa Seminar Angkatan Darat II,
Agustus 1966 dalam bidang politik dan konstitusionil sebagaimana dimaksudkan dalam UUD 1945
dicirikan dengan adanya kepastian hukum melalui penegakkan kembali azas azas negara hukum yang
menjamin penegakkan HAM, baik dalam aspek kolektif maupun pengdendalian terhadap
penyelewengan dan penyalahgunaan kekuasaan. Dalam bidang ekonomi, demokrasi Pancasila
merupakan sebuah cita-cita demokrasi ekonomi azas yang terdapat dalam UUD 1945. Pada
sejarahnya Orde Baru tanggap dalam menghadapi tantangan dan tuntutan Abad 20 menuju kemajuan
bidang sosial ekonomi yang lebih kuat. Demokrasi Pancasila menjunjung tinggi penegakkan hukum
dengan mengedepankan pengakuan dan perlindungan terhadap HAM, peradilan yang bebas dan tidak
memihak,Demokrasi Pancasila sebagai cita-cita pembinaan terhadap suatu “political culture” yang
dijiwai, didasari, dan dijalankan berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.. namun hal ini justru membuat munculnya gerakan anti dari pemerintah (kebebasan
berbicara yang terbatas, departemen berfungsi sebagai alat kekuasaan pemerintah), sebagai akibat dari
kekuasaan dan masa jabatan presiden tidak dibatasi masa, kemudian menumpuk pada kekuasaan
presiden, sehingga terjadi penyalahgunaan kekuasa (KKN) yang berkembang hingga melupakan
usaha untuk menyelenggarakan hak manusia atas penghidupan yang layak dan ketentuan” rule of
law” belum dapat dilaksanakan secara menyeluruh .Istilah “Demokrasi Pancasila” yang digadang
dijadikan sebagai kendaraan politik dan pencitraan dalam melanggengkan kekuasaan para “Kaum
Elite”.
Pelaksanaan demokrasi panacsila pada masa orde baru yaitu dengan diberikannyya 3 jenis
demokrasi yaitu (1).Demokrasi dalam bidang ekonomi. Pada hakikatnya adalah kehidupan yang
layak bagi semua warga negara.(2).Demokrasi dalam bidang politik. Pada hakikatnya adalah
menegakkan kembali asas-asas negara hukum dan kepastian hukum.(3).Demokrasi dalam bidang
hukum.. Pada hakikatnya bahwa pengakuan dan perlindungan HAM, peradilan yang bebas dan tidak
memihak.namun dalam penyelenggaraanya demokrasi ini di anggap gagal dalam melakukan
kebijakanya karena Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada,Rekrutmen politik yang
tertutup, Pemilu yang jauh dari semangat demokratis,Pengakuan HAM yang terbatas.dan Tumbuhnya
KKN yang merajalela. Orde Baru ternyata menjalankan pemerintahan yang represif. Dalam sistem
politik Orde Baru jajaran militer yang tidak ikut memilih langsung diberi jatah wakil di DPR/MPR
sebanyak 100 orang (sekitar 20%). Selain itu, mereka juga banyak menduduki jabatan strategis baik di
kabinet, birokrasi, maupun kegiatan ekonomi. Pemerintahan Orde Baru yang banyak melibatkan
militer berusaha membatasi ruang gerak partai politik maupun organisasi yang pro
demokrasi.Tumbangnya masa pemerintahan Orde Baru tahun 1998, melahirkan sebuah era baru yang
disebut dengan Era Reformasi. Awal Era Reformasi dipimpin oleh B.J. Habibie yang pada saat itu
menjabat sebagai Wakil Presiden. Pergantian pemimpin pada masanya dalam sejarah demokrasi di
Indonesia, mengubah pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Indonesia telah melalui empat masa
demokrasi dengan berbagai versi. Pertama, masa demokrasi liberal yang terjadi pasca proklamasi
kemerdekaan. Kedua, dibawah kepemimpinan Presiden Soekarno, konstituante dibubarkan dan
demokrasi terpimpin dideklarasikan. Ketiga, demokrasi Pancasila yang dimulai sejak pemerintahan
Presiden Soeharto. Keempat, demokrasi yang saat ini masih dalam masa transisi sejak tumbangnya
kepemimpinan Presiden Soeharto, membawa Indonesia ke dalam kondisi yang memprihatinkan, yaitu
terjadinya kenaikan harga barang dan jasa dalam kurun waktu 8 tahun terakhir, instabilitas keamanan
dan politik serta KKN bersamaan terjadi sehingga yang paling terkena dampaknya adalah rakyat kecil
yang jumlahnya mayoritas dan menyebabkan posisi tawar Indonesia sangat lemah di mata
internasional akibat tidak adanya kepemimpinan yang kuat. Namun demikian, proses demokratisasi di
Indonesia yang saat ini sedang memperlihatkan kemajuan jika dibandingkan pada masa-masa
sebelumnya. Dapat dilihat dari pelaksanaan Pemilu yang diikuti oleh banyak partai, pilpres dan
pilkada secara langsung, dijaminnya kebebasan berpendapat serta pelaksanaannya, antusias
masyarakat dalam menyampaikan pendapat bagi siapapun termasuk kaum tertindas pun mampu
menyuarakan keluhan mereka di depan publik, dan bahkan pemerintah pun mudah untuk dikritik bila
melakukan penyimpangan dan digugat ke pengadilan. Hal ini membuktikan bahwa demokrasi di
Indonesia masih berada pada masa transisi dimana berbagai prestasi sudah muncul dan diiringi
dengan "prestasi lainnya Tantangan pelaksanaan demokrasi di Indonesia hadir sebagai pembelajaran
yang mendewasakan bagi perjalanan politik Indonesia. Konsekuensi logis Pancasila sebagai dasar
negara adalah pelaksanaan demokrasi di Indonesia tidak terlepas dari Pancasila sebagai ideologi
negara .Di sisi lain, perubahan terus terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia di dunia.
Revolusi era kini merubah kehidupan terutama yang berhubungan dengan masyarakat. Indonesia
sebagai negara demokrasi dengan dasar negara Pancasila tidak lepas dari "drama” tantangan
pelaksanaan demokrasi era kini. Studi dengan menggunakan database negara-negara di dunia dari
tahun 1972 hingga 1996 menghasilkan bahwa setiap negara cenderung mengikuti arah perubahan
mengikuti pergerakan mayoritas negara lain .Lebih lanjut, Studi terhadap semua negara demokrasi di
dunia dari tahun 1815 hingga 2000 menemukan bahwa keberadaan intergovernmental organizations
(IGOs) menjadi katalisator dalam penyebaran demokrasi. Temuan penelitian tersebut mengidentifikasi
bahwa pelaksanaan demokrasi di berbagai negara dapat di pengaruhi oleh berbagai fundamen yang
menjadi penyangga pelaksanaan demokrasi negara tersebut Demokrasi yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan- perwakilan merupakan amanat dari Pancasila dan tantangan
bagi pelaksanaan demokrasi Indonesia kini adalah demokrasi Indonesia yang tanpa meninggalkan
nilai-nilai Pancasila. Ciri Demokrasi Pancasila adalah 1)Kedaulatan penuh berada di tangan rakyat, 2)
Menjunjung tinggi asas musyawarah mufakat dan gotong royong, 3) Pengambilan keputusan harus
dilaksanakan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat, 4) Tidak mengenal adanya sistem partai
pemerintahan dan oposisi, 5) Adanya pengakuan dan penyelarasan antara hak dan kewajiban, 6)
Menjunjung tinggi hak asasi manusia, 7) Ketidaksetujuan rakyat terhadap kebijakan dan aturan yang
dibuat pemerintah disalurkan melalui para wakil rakyat. Segala bentuk demonstrasi dan pemogokan
tidak dikehendaki sebab lebih banyak menimbulkan kerugian bagi seluruh pihak yang terlibat, 8)
Pemilu dilaksanakan secara LUBER (Langsung Umum, Bebas, dan Rahasia), 9) Tidak menganut
sistem monopartai10) Tidak mengakui adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas 11) Menjunjung
tinggi kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi .dengan ini kita mempunyaii tugas bersama
untuk melaksanankan demokrasi Indonesia dengan tidak meninggalkan Pancasila sebagai dasar
negara Hal ini bukanlah hal yang mudah, namun juga bukan hal yang tidak mungkin karena sebagai
warga negara Indonesia, sudah selayaknya untuk dapat berkontribusi dalam perubahan menuju
keutuhan bangsa.Demokrasi tidak hanya dipahami secara teori dan konsep belaka, tidak terlepas dari
praksisnya, demokrasi sudah seyogianya dipahami secara komprehensif. Baik dari aspek filosofis:
yang menyangkut dasar hakikat dari demokrasi yang merupakan landasan substansial; aspek normatif:
menyangkut norma-norma yang digunakan sebagai sebuah asas dan aturan yang lazimnya secara
tertulis tertuang dalam peraturan perundangan yang perlu dikembangkan oleh masyarakat Indonesaia
dalam berdemokrasi yang tidak mengesampingkan norma moralitas:, dan juga aspek praksisnya:
pelaksanaan demokrasi yang berdasarkan norma baik secara tertulis tertuang dalam peraturan
perundangan-undangan dan juga tidak tertulis sebagai bentuk moralitas masyarakat bangsa Indonesia
karena pada hakikatnya dalam praksis demokrasi tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik suatu
masyarakat, bangsa, sebagai subjek demokrasi Pancasila sebagai Solusi Membangun Demokrasi
"Sehat"Tantangan pelaksanaan demokrasi yang ala Pancasila di Indonesia secara definit menjadikan
Pancasila sebagai solusi membangun demokrasi "sehat". Dalam pidato Bung karno di peringatan hari
lahirnya Pancasila XIX pada tanggal 1 Juni 1964 di Jakarta secara tegas Bung karno menyatakan "...
Saya sekedar Pancasila daripada bumi tanah air Indonesia ini, yang kemudian lima mutiara yang saya
gali itu, saya persembahkan kembali kepada Bangsa Indonesia.. dengan demikian maka Pancasila
sudah mengakar pada bangsa Indonesia sejak dahulu. Sepuluh pilar demokrasi sebagai penjelmaan
cita-cita demokrasi yang "sehat" merupakan alternatif dalam mewujudkan demokrasi yang "sehat".
Demokrasi yang konstitusional ialah pemerintahan yang demokratis dan tidak sewenang-wenang
terhadap warga negaranya Tertulis dalam Tap MPR NoXVII/MPR/1998 bahwa Pancasila merupakan
Ideologi nasional yang mengandung tujuan nasional. Dengan demikian maka, mewujudkan demokrasi
yang "sehat" adalah dengan kembali ke Pancasila. Konsep demokrasi yang di praktikan dan di artikan
tiap negara diartikan berbeda .Adapun berikut ini adalah gambaran ciri khas demokrasi yang dapat
memberikan gambaran mengenai demokrasi Pancasila demokrasi yang diamanatkan dari faunding
fathers menyebutkan 10 pilar demokrasi tersebut adalah 1) demokrasi yang berdasarkan ketuhanan
yang maha Esa, 2) demokrasi dengan kecerdasan, 3) demokrasi yang berkedaulatan rakyat, 4)
demokrasi dengan rule of law, 5) demokrasi dengan pembagian kekuasaan negara, 6) demokrasi
dengan HAM, 7) demokrasi dengan pengdilan yang merdeka, 8) demokrasi dengan otonomi daerah,
9) demokrasi dengan kemakmuran, 10) demokrasi dengan berkeadilan sosial. Esensi dari Pilar
Demokrasi Pertama, system kenegaraan serta perilakunya harus tunduk dan taat pada asas yang
bersumber dari nilai-nilai Ketuhanan. Kedua, kecerdasan yang dimaksud dalam hal ini ialah
kecerdasan rohaniah, kecerdasan aqliyah, kecerdasan rasional, dan kecerdasan emosional. Ketiga,
lembaga MPR dan DPRD sebagai wakil-wakil rakyat yang membawa amanah rakyat. Keempat,
demokrasi dsengan rule of law wajib menjunjung legal truth, legal justice, legal security, dan legal
interest. Kelima, pemegang kekuasan mengenai tugas dan tanggung jawabnya diatur dalam UUD
1945 dengan system check and balance. Keenam, dalam demokrasi harus menghormati serta
menjunjung tinggi HAM sebagai upaya untuk meningkatkan martabat dan derajat manusia. Ketujuh,
pengadilan sebagai lembaga hukum wajib menjunjung tinggi system pengadilan yang merdeka untuk
menegakkan hukum yang seadil-adilnya dan tidak memihak. Kedelapan, pembatasan kekuasaan
antara pemerintah pusat dengan daerah. Kesembilan, demokrasi menurut UUD 1945 ditujukan untuk
membangun negara kemakmuran yang sebesar- besarnya diperuntukkan kemaslahatan rakyatnya.
Kesepuluh, tidak ada pengistimewaan dan hak khusus dalam demokrasi sebagai mana yang dicita-
citakan dalam Pancasila dan UUD 1945, sama rata sama rasa. Notonagoro (1974) menambahkan
bahwa demokrasi dalam alam Pancasila khusus dalam demokrasi sebagai mana yang dicita-citakan
dalam Pancasila dan UUD 1945, sama rata sama rasacNotonagoro (1974) menambahkan bahwa
demokrasi dalam alam Pancasila dilandasi oleh nilai-nilal teosentris-yang mengangkat kehidupan
politik dari tingkat sekuler ke tingkat moral-spiritrual- dan nilai-nilai angtroposentris yang
memuliakan nilai-nilai kemanusiaan, yang menghargai perbedaan berlandaskan semangat kesetaraan
dan persaudaraan, dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Berdasarkan konsep dan norma-norma demokrasi di atas, tentu saja kita berharap bahwa praktiknya
akan seindah konsep dan normanya. Namun, dalam kenyataannya sering kali kita menyaksikan
banyak terjadi kesenjangan bahkan penyimpangan yang cukup jauh.Demokrasi Pancasila Era
Reformasi berakar pada kekuatan multi partai yang berupaya mengembalikan perimbangan kekuatan
antar lembaga negara. Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi ini adalah demokrasi
dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan penyempurnaan pelaksaannya dan
perbaikan peraturanperaturan yang dianggap tidak demokratis, meningkatkan peran lembaga-lembaga
tinggi negara dengan menegaskan fungsi, wewenang, dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip
pemisahan kekuasaan, dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan
yudikatif. Demokrasi pada periode ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR MPR hasil Pemilu
1999 yang telah memilih Presiden dan Wakil Presiden serta terbentuknya lembaga-lembaga tinggi
yang lain. Dalam perkembangan pemerintahan fokus pada pembagian kekuasaan antara presiden dan
parpol dalam DPR, sehingga rakyat terabaikan.Menurut Hariyono (2014:100), perkembangan
demokrasi di Indonesia seakan menemukan momentumnya pada Era Reformasi.

Setelah jatuhnya Suharto sebagai Presiden, birokrasi dan militer menjadi sasaran awal untuk tidak
terlibat dalam politik praktis. Penyelenggaraan pemilihan umum tidak lagi ditangani oleh Departemen
Dalam Negeri, melainkan harus ditangani oleh Komisi Pemilihahn Umum (KPU) yang independen.
Euforia demokrasi menyebar ke semua arah, sejak dari pusat sampai ke daerah dan meliputi semua
bidang kehidupan. Presiden dan wakil Presiden yang sebelumnya dipilih oleh MPR dianggap tidak
sesuai lagi karena mereka yang duduk pada lembaga itu sering tidak mencerminkan aspirasi rakyat.
Oleh karena itu, proses pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung dilakukan oleh rakyat.
Demikian juga dengan jabatan politik untuk kepada daerah (Gubernur, Bupati, atau Wali Kota) dipilih
langsung oleh rakyat. Militer tidak boleh menduduki jabatan di luar pertahanan, terutama jabatan
politik. Bagi anggota militer yang menduduki jabatan politik (di legislatif, sebagai kepada daerah,
atau yang lain) harus mengundurkan diri. Posisi partai-partai politik sebagai pilar demokrasi
dikembangkan, sehingga mereka yang akan duduk dalam legislatif harus berangkat dari partai politik.
Demikian pula untuk mereka yang ingin mencalonkan diri menjabat jabatan politik. Sistem
pemerintahan yang sentralistik segera diganti dengan pemerintahan yang desentralistis dengan
dikeluarkannya UU No. 22 tahu 1999. UU itu direvisi menjadi UU No. 32 tahun 2004. Pers diberi
kebebasan untuk memberi informasi secara bebas dan terbuka tanpa intervensi dari aparat 16
pemerintah dan keamanaan. Praktik demokrasi pada Era Reformasi tidak serta merta membawa
kedamaian dan kemakmuran bagi rakyat, bahkan ada yang mengatakan dengan istilah ‘demokrasi’
telah berubah menjadi ‘democrazy’(rakyat yang gila). Terlepas dari kekurangan tersebut, perlu
dibedakan antara pemikiran demokrasi dengan praktik demokrasi, tanpa berpretensi untuk
memisahkannya. Praktik demokrasi membutuhkan veriabel yang jauh lebih kompleks dengan
pemikiran demokrasi. Munculnya konsep demokrasi dialogis atau juga sering disebut demokrasi
deliberative, sebagai koreksi sekaligus antithesis dari demokrasi yang teknis dan procedural layak
untuk dikembangkan sesuai dengan konteks Indonesia. Melalui dialog ‘pengakuan’ akan adanya
pluralitas yang didasari toleransi terhadap perbedeaan yang ada, dapat dibangun ruang publik dan
diskusi yang bisa bermanfaat untuk pemecahan masalah bersama, demikian ungkap Hariyono
(2014:104). Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain: 1.
Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi 2. Ketetapan No.
VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum 3. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998
tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN 4. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang
pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI 5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai
amandemen I, II, III, IV Hakekat reformasi terdiri dari : 1. Munculnya tekad dan semangat untuk
hilangkan dan buang jauhjauh semua sikap dan prilaku di masa lalu yang tidak baik. 2. Nilai-nilai
lama yang positif dipertahankan, ditingkatkan dan dimantapkan. 3. Temukan nilai-nilai baru yang
paling cocok dengan kondisi dan tuntutan zaman untuk maju kedepan dengan paradigma baru. Semua
keputusan di lembaga perwakilan rakyat (MPR dan DPR) didalam prakteknya langsung diambil
berdasarkan voting dengan suara terbanyak. Hal positif dengan reformasi yang sudah berjalan: 1.
Tumbuhnya demokratisasi 2. Kebebasan pers (masyarakat tidak takut kontrol sosial efektif) 3.
Otonomi daerah (perubahan sistem garis pemerintahan negara) 4. Perubahan lainnya (amandemen
UUD 1945, beberapa peraturan perundangan sampai dengan pemilihan langsung). Efek negatif dari
reformasi: 1. Berlakunya sistem politik multi partai. 2. Terjadi perpecahan dalam tubuh parpol besar
dan munculnya ratusan parpol baruTingkat kepercayaan rakyat terhadap pemimpin merosot (social
distrust) 4. Gejolak vertikal (Aceh, Papua, Maluku) dan konflik horizontal (Maluku, Poso, Sambas,
Sampit), fanatisme kedaerahan dan primordial sempit. 5. Lepasnya Timor Timur, pulau Sipadan dan
Ligitan. 6. Legal aspek pelibatan TNI bantu POLRI. 7. Sikap ragu dan rancu. 8. Kriminalitas
meningkat, masyarakat makin khawatir. 9. Kesejahteraan aparat rendah, moral dan profit menurun.
10. Penegakkan dan HAM masih lemah.

Ditinjau kembali bahwa saat ini presiden yang memimpin ialah joko widodo,joko widodo saat
telah menjabat selama dua periode kemudian pada era ini mengenai demokrasi Pancasila di era
kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Presiden Jokowi sendiri menyatakan bahwa Pancasila
telah menjadi benteng dalam menghadapi serbuan ideologi Namun, ada juga pandangan yang
menyatakan bahwa terdapat kemunduran demokrasi di era kepemimpinan Jokowi, seperti kebijakan
dan tindakan pemerintah yang represif dan anti-demokrasi. Meskipun demikian, ada juga pandangan
yang menyatakan bahwa demokrasi berjalan baik di era kepemimpinan Jokowi, di mana masyarakat
bebas berpendapat dan mengkritik pemerintah.Presiden Jokowi sendiri mengajak seluruh anak bangsa
untuk membumikan Pancasila dan mengaktualisasikan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, penting untuk terus memperkuat nilai-nilai

Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan menjaga demokrasi di Indonesia. demokrasi Pancasila di
era Pilpres 2024, terdapat beragam pandangan dan perdebatan. Beberapa pihak menyatakan bahwa
demokrasi Pancasila masih dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti oligarki, politik dinasti,
dwifungsi TNI, dan polarisasi dalam pemilihan presiden dan kepala daerah Namun, Presiden Joko
Widodo menekankan pentingnya menjalankan kampanye yang sehat dan berkualitas dalam pemilu
2024 Selain itu, ada juga upaya untuk membumikan nilai-nilai Pancasila dalam menyikapi pemilu
2024 demi terwujudnya Indonesia yang damai.Pemilu 2024 dianggap sebagai ujian yang
sesungguhnya bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan demokrasi, di mana penting untuk menjaga
kondisi masyarakat agar tetap kondusif. Meskipun demikian, terdapat perdebatan mengenai apakah
demokrasi Pancasila telah mampu mewujudkan cita Indonesia merdeka, serta apakah demokrasi telah
matang di Indonesia.

2. Tolong anda gali nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia dari peristiwa: sumpah pemuda,
proses pembentukan dasar/ideologi negara, Proklamasi 17 Agustus 1945 RI !

Usaha Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan tidaklah mudah, bangsa Indonesia harus
melalui berbagai proses yang panjang untuk mendapatkan sebuah kemerdekaan, pada proses untuk
mendapatkan kemerdekaan, Indonesia melibatkan berbagai pihak. Perjuangan Indonesia merupakan
perjalanan sejarah panjang menuju kemerdekaan dan pembangunan nasional. Terdapat beberapa
peristiwa dan fase kunci yang mencerminkan perjuangan Indonesia melibatkan penjajahan,
perjuangan kemerdekaan, serta pembangunan dan tantangan setelah merdeka. Terdapat tiga peristiwa
penting yang menandai proses perjuangan indonesia.

Yang pertama adalah Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda merupakan tonggak utama dalam
sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk
menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Sumpah Pemuda adalah keputusan Kongres
Pemuda Kedua yang diselenggarakan selama dua hari, yaitu tanggal 27-28 Oktober 1928 di Batavia.
Sumpah Pemuda mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan antar pemuda dari berbagai suku
dan agama di Indonesia. Nilai ini menekankan pentingnya bersatu dalam perjuangan mencapai
kemerdekaan. Sumpah Pemuda menegaskan tekad untuk menjunjung tinggi semangat kebangsaan,
menjadikan Indonesia sebagai rumah bersama bagi semua warga, tanpa memandang latar belakang
budaya atau agama. Dalam Sumpah Pemuda telah disepakati terdapat bahasa pemersatu yaitu Bahasa
Indonesia. Penetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan menunjukkan nilai inklusivitas dan
keadilan, memupuk rasa persamaan di antara etnis dan kelompok budaya yang berbeda.

Nilai perjuangan yang terkandung dalam Sumpah Pemuda antara lain: (1) Nasionalisme:
Sumpah Pemuda menunjukkan nilai tentang cinta bangsa dan tanah air. Setiap alinea dalam teks
Sumpah Pemuda menunjukkan rasa cinta dan bangga kepada tanah air Indonesia, mencerminkan rasa
nasionalisme yang tinggi. Nasionalisme dapat diwujudkan dengan turut serta berpartisipasi dalam
perayaan hari kemerdekaan dan peristiwa-peristiwa nasional lainnya, menggunakan produk dalam
negeri, turut menjaga, merawat, melestarikan budaya daerah, dll. (2) Persatuan: Nilai persatuan
tercermin dalam Sumpah Pemuda, di mana meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, para
pemuda bersatu untuk kepentingan bangsa. Kesepakatan bersama untuk menjadi satu bangsa
meskipun terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya menunjukkan nilai persatuan yang kuat, para
pemuda juga menilai perlunya bahasa persatuan dan kesatuan untuk kemerdekaan Indonesia. Hasil
dari Kongres Pemuda II kemudian menghasilkan Sumpah Setia yang dituangkan ke dalam naskah
yang kini juga dikenal sebagai isi teks Sumpah Pemuda. (3) Toleransi: Sumpah Pemuda juga
mencerminkan nilai toleransi terhadap perbedaan. Meskipun ada banyak perbedaan, para pemuda
tetap bersatu demi kepentingan bangsa, menunjukkan pentingnya menghargai perbedaan dan
menerima satu sama lain sebagai kekuatan bangsa. Para pemuda pada masa itu bersatu untuk
menginginkan persatuan seluruh bangsa, meskipun pada saat itu Indonesia belum merdeka. Toleransi
warga negara merujuk pada sikap terbuka, pengertian, dan hormat terhadap perbedaan-perbedaan
antar individu atau kelompok dalam masyarakat. Toleransi adalah aspek penting dari kehidupan
bersama yang damai dan harmonis. Nilai-nilai toleransi, musyawarah untuk mufakat, serta menjaga
kerukunan antar sesama merupakan bagian integral dari semangat Sumpah Pemuda yang harus dijaga
dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (4) Kegotongroyongan: Pengamalan nilai-nilai Sumpah
Pemuda dalam kehidupan sehari-hari mencakup gotong royong dalam membantu sesama warga
negara, menjaga kebersihan lingkungan, dan menghargai perbedaan sesama teman. Hal ini
menunjukkan nilai kegotongroyongan yang kuat dalam membangun kesatuan dan kebersamaan dalam
masyarakat. menjadi bagian integral dari semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Nilai
kegotongroyongan ini tercermin dalam semangat gotong royong yang menjadi landasan dalam
membangun persatuan. Para pemuda pada masa itu bersatu dalam semangat kebersamaan untuk
mencapai cita-cita kemerdekaan.

Yang kedua, Proses pembentukan dasar/ideologi negara. Pembentukan ideologi negara sering
kali dimulai dengan memahami sejarah dan budaya masyarakat yang membentuk negara tersebut.
Pengalaman sejarah dan nilai-nilai budaya menjadi dasar untuk membentuk identitas nasional.
Banyak negara mendapatkan dasar ideologinya melalui perjuangan kemerdekaan atau revolusi, yang
menciptakan nilai-nilai inti dan prinsip-prinsip dasar. Proses panjang dalam pembentukan ideologi
negara, diwujudkan dengan Pancasila sebagai dasar negara. Para pendiri bangsa merumuskan dasar
negara melalui proses yang panjang. Dasar negara yang telah diresmikan dengan sebutan Pancasila,
pertama kali diutarakan oleh Soekarno pada 1 Juni 1945 dalam rangkaian sidang pertama BPUPKI.
Dalam proses perumusannya, lima asas yang terkandung dalam Pancasila mengalami pengembangan
dan penyempurnaan sehingga menjadi dasar negara yang dikenal saat ini. Pembentukan ideologi
negara, termasuk dalam Pancasila, menekankan prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
memastikan distribusi yang adil dan kesetaraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Nilai demokrasi tercermin dalam proses partisipatif dan konsultatif pembentukan dasar
negara. Pengakuan hak asasi manusia, kebebasan berserikat, dan berpendapat adalah inti dari nilai
demokrasi ini. Mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera merupakan tujuan ideologi negara.
Nilai-nilai ini mencerminkan perjuangan untuk menciptakan kondisi hidup yang lebih baik bagi
seluruh rakyat Indonesia. Nilai gotong royong juga menjadi nilai fundamental dalam membangun
persatuan dan kesatuan bangsa pada peristiwa yang kedua yaitu Proses pembentukan dasar/ideologi
negara, Proses pembentukan dasar/ideologi negara, seperti Pancasila, mencerminkan nilai-nilai
perjuangan yang luhur bagi bangsa Indonesia. Beberapa nilai perjuangan yang terkandung dalam
proses pembentukan Pancasila sebagai dasar negara antara lain. 1. Kebersamaan dan Persatuan:
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara melibatkan nilai kebersamaan dan persatuan. Para
tokoh berjuang bersama-sama untuk merumuskan dasar negara yang menjadi landasan bagi persatuan
bangsa Indonesia. 2. Nasionalisme dan Cinta Tanah Air: Nilai-nilai nasionalisme dan cinta tanah air
tercermin dalam proses perumusan Pancasila. Para tokoh berjuang keras untuk menggali nilai-nilai
kebangsaan yang dapat menjadi dasar negara, menunjukkan rasa cinta dan bangga kepada tanah air
Indonesia. 3. Kerendahan Hati dan Musyawarah: Proses perumusan Pancasila juga mencerminkan
nilai kerendahan hati dan musyawarah. Para tokoh berdebat dan menyampaikan pendapat dengan
rendah hati, serta bermusyawarah untuk mencapai kesepakatan yang menjadi dasar negara. 4.
Toleransi dan Penerimaan: Nilai toleransi dan penerimaan terhadap perbedaan pendapat tercermin
dalam proses perumusan Pancasila. Meskipun terdapat perbedaan pandangan, nilai kebersamaan
dalam proses perumusan Pancasila membuat perbedaan pendapat para tokoh penggagas dasar negara
ini tidak menjadi penghalang keduanya untuk tetap bersatu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945 memiliki makna yang mendalam bagi Bangsa Indonesia.

Dan yang ketiga adalah proses Proklamasi. Proklamasi adalah deklarasi kemerdekaan
Indonesia yang diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi ini adalah titik awal resmi bagi
Indonesia dalam meraih kemerdekaannya dari penjajahan kolonial Belanda dan Jepang. Pemimpin
nasional, Soekarno dan Mohammad Hatta, memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, memicu
perang kemerdekaan dan mengawali fase perjuangan merebut pengakuan internasional. Teks
proklamasi menegaskan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Nilai-nilai ini mengajarkan
pentingnya berjuang bersama untuk mencapai tujuan bersama. Tindakan menetapkan tanggal
kemerdekaan di tengah situasi politik yang rumit menunjukkan ketegasan dan keberanian para
pemimpin bangsa. Nilai-nilai ini menginspirasi tekad untuk menghadapi tantangan demi meraih
kemerdekaan. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat
pada pukul 10 pagi, di rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Tempat ini kini
dikenal sebagai "Proklamasi Room" atau "Ruang Proklamasi."

Pada peristiwa ini menjadi penanda dan penentu akan keberhasilan indonesia untuk meraih
kemerdekaan kemudian dari itu pada peristiwa ini memiliki banyak nilai perjuangan khususnya dari
rakyat, peristiwa ini banyak memakan korban jiwa dan pertumpahan darah yang dilakukan oleh
berbagai pihak khususnya masyarakat, pada peristiwa ini. Nilai-nilai perjuangan yang muncul dalam
proses perjuangan kemerdekaan Indonesia mencakup :

1. Persatuan dan kesatuan


Pada nilai ini pada dasarnya semua masyarakat mempunyai keinginan untuk bersatu dan
menumpas penjajah maka dari itu nilai ini terkandung dalam perjuangan Indonesia, pada
peristiwa ini rakyat bersama tentara keamanan rakyat (TKR) bersatu untuk melakukan
serangan serangan terhadap penjajah sehingga pada masa ini banyak sekali terjadi
pemberontakan dan perlawanan terhadap penjajah.
2. Rela berkorban
Pada dasarnya nilai ini muncul secara alami pada setiap individu hal ini di latar belakangi
oleh nilai persatuan dan cinta tanah air, semua masyarakat rela berkorban demi melawan
penjajah dan berjuang untuk mendapatkan haknya salah satunya untuk hidup dan bebas dari
penjajah. Semua masyarakat rela berkorban mulai dari materi, tenaga, pikiran dan waktu
untuk memperoleh haknya maka nilai ini terkandung pada peristiwa ini.
3. Cinta tanah air
Cinta tanah air juga menjadi nilai perjuangan Indonesia, cinta tanah air memainkan peran
penting dalam proses perjuangan mendapatkan kemerdekaan Indonesia. Nilai cinta tanah air
tercermin dalam perilaku membela, menjaga, dan melindungi tanah air, serta rela berkorban
demi kepentingan bangsa dan negara. Cinta tanah air juga merupakan rasa kebanggaan,
memiliki, menghargai, dan menghormati wilayah nasional, serta loyalitas yang tinggi
terhadap negara tempat individu tinggal. Nilai ini menjadi bagian integral dari semangat
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
4. Musyawarah dan mufakat
Musyawarah dan mufakat menjadi nilai perjuangan, hal ini dapat tercermin pada setiap
mengambil tindakan dan keputusan para tokoh mengambil jalur musyawarah dalam
mengambil sebuah keputusan kemudian. Nilai ini menjadi kebiasaan untuk mengambil
sebuah keputusan.
5. Saling menghargai
Nilai ini tercermin semua masyarakat saling menghargai antara satu sama lain dengan
demikian masyarakat tidak menjadikan perbedaan menjadi sebuah masalah salah satunya
terjadinya diskriminasi antar masyarakat.
6. Kerja sama
Dapat dilihat masyarakat dan tentara keamanan rakyat saling bekerja sama untuk melawan
penjajahan, kemudian kerja sama sendiri juga menjadi sebuah kebiasaan karena perjuangan
atau perlawanan tidak akan berhasil jika dilakukan secara individu.
7. Berani
Dengan sebuah keberanian masyarakat berani untuk melawan penjajahan dengan berbagai
upaya yaitu dengan perlawanan, pemberontakan dan serangan ( perang ) kepada para
penjajah. Dan sifat ini akan timbul secara alami pada setiap individu jika hal ini tidak dimiliki
setiap individu mungkin saja kita tidak akan merdeka.
8. Disiplin yang tinggi
Kedisiplinan yang tinggi membuahkan hasil yaitu kemerdekaan yang telah kita terima, hal itu
dilihat pada upaya perlawanan mereka taat dan sesuai akan skema skema atau konsep dalam
melakukan serangan, serangan hampir tidak mungkin dilakukan secara spontan maka dengan
itu mereka akan memiliki sikap disiplin yang tinggi terhadap aturan yang telah ditentukan.
9. Pantang mundur dan tidak menyerah
Pantang mundur dan tidak menyerah menjadi nilai perjuangan yang sangat vital karena bisa
saja jika kita tidak pantang mundur kita akan segera menyerah dan menyudahi semua
perlawanan untuk mendapatkan kemerdekaan kita sikap ini saling berkesinambungan dengan
sikap berani dan patriotisme.
10. Semangat nasionalisme
Semangat ini dimiliki masyarakat kita dan bentuk kita siap dan cinta terhaadap tanah air
dengann dibuktikannya kita siap dan mampu untuk melakukan perlawaan untuk mendapatkan
sebuuah kemerdekaan.
11. Patriotisme
Patriotisme melibatkan semangat rela berkorban untuk kemerdekaan, kemajuan, kejayaan,
dan kemakmuran bangsa. Para pahlawan kemerdekaan Indonesia menunjukkan sikap
patriotisme dengan pengorbanan dan semangat pantang menyerah demi kemerdekaan bangsa.
Sikap patriotisme juga mencakup pengakuan dan penghargaan sepenuhnya terhadap
keanekaragaman bangsa Indonesia.
12. Komitmen untuk menjaga perdamaian dunia
Proklamasi juga mencakup komitmen Indonesia untuk ikut berkontribusi dalam perdamaian
dunia, sebagaimana tercantum dalam bagian akhir, "... dengan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, akan menjalankan suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk turut serta dalam
menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial..."

Proklamasi 17 Agustus 1945 bukan hanya sekadar serangkaian kata-kata, tetapi juga sebuah
pernyataan nilai-nilai yang mendalam yang membimbing arah perjalanan negara Indonesia. Nilai-nilai
tersebut terus menjadi landasan bagi pembangunan dan perkembangan negara ini sepanjang
sejarahnya.
Peristiwa Sumpah Pemuda, proses pembentukan dasar/ideologi negara, dan Proklamasi 17
Agustus 1945 memiliki nilai-nilai perjuangan yang kohesif, seperti kesatuan, keadilan sosial,
demokrasi, kemerdekaan, dan persatuan. Nilai-nilai ini terus membimbing bangsa Indonesia dalam
perjalanan sejarahnya menuju pembangunan dan mewujudkan visi masyarakat yang berlandaskan
keadilan, kesetaraan, dan persatuan.

You might also like