Bimbingan Bab 1-3

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 46

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN GIBRAN RAKABUMING RAKA

SEBAGAI CAWAPRES ANTARA TRIBUNNEWS.COM DAN PIKIRAN-

RAKYAT.COM PADA PILPRES 2024

USULAN PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mengikuti Sidang Usulan Penelitian

Oleh:

Thoriq Ilham Akbar

10080020087

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

KOTA BANDUNG

TAHUN 2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks Penelitian

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Indonesia diantisipasi sebagai acara

politik yang penting dan potensial untuk perubahan. Sebagaimana yang telah

ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum pada 25 Oktober 2023 Ketua umum

gerindra yaitu Prabowo Subianto dan putra sulung Joko Widodo yaitu Gibran

Rakabuming Raka resmi mendaftar menjadi pasangan capres dan cawapres melawan

2 pasangan lainnya yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-

Mohammad Mahfud MD.

Selain daripada itu juga banyak sekali partai politik yang mendukung 3

pasangan capres dan cawapres ini terlebih lagi pasangan prabowo dan gibran yang di

gadang-gadang memiliki banyak pendukung dari partai politik diantaranya yaitu

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai

Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai

Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Garda Republik Indonesia (Garuda),

dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

. Di luar daripada partai politik pendukung masing-masing kandidat ada juga

dari media nasional, surat kabar, televisi maupun media online, menunjukkan sikap

dan dukungan kepada kandidat tertentu meski tidak dinyatakan secara terang-

terangan.
Media-media yang tersedia saat ini memang menjadi sebuah platform untuk

melakukan promosi politik. Tujuan dari promosi politik adalah untuk meraih reputasi

yang baik dihadapan publik dan juga meraih simpati agar publik mau memberikan

dukungan dan suaranya kepada setiap kandidat capres dan cawapres. Selain daripada

itu juga publik pun harus tetap cerdas dalam memilih calon presiden dan wakil

presiden yang akan memimpin negeri kita ini nantinya. Publik juga tidak boleh

terkecoh ataupun terjebak dalam pencitraan yang dibalut oleh iklan-iklan politik yang

ada, selain itu publik juga harus bisa berpikiran secara kritis menanggapi setiap

rangkaian peristiwa yang diberikan oleh media-media massa.

Persaingan yang terjadi pada industri media pada hari ini ternyata bukan

hanya pada ranah bisnis tetapi sudah mulai memasuki dunia politisi. Hal ini bisa

terjadi karena ada beberapa pemilik media yang yang terlibat dalam persaingan

politik hari ini. Sehingga banyak sekali media-media yang terindikasi sebagai partisan

dalam urusan hal ini, jika sudah sampai begitu media gagal menjalankan fungsinya

sebagai media yang netral dan tidak menunjukkan keberpihakannya ke pihak

manapun.

Selain itu juga banyak sekali masyarakat yang mudah terprovokasi oleh berita

yang tidak memiliki fakta dan sumber yang jelas. Banyak sekali juga masyarakat

yang mengedepankan selera politiknya ketimbang validitas dari berita yang disajikan.

Salah satu berita yang cukup menarik pada pilpres kali ini adalah pencalonan

Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres). Pemberitaan

tentang Gibran sebagai Cawapres pada Pilpres 2024 oleh media-media yang ada di
Indonesia memiliki potensi besar untuk memengaruhi persepsi masyarakat tentang

Gibran. Hal ini pun menuai banyak pertanyaan dari masyarakat Indonesia

dikarenakan mengapa bisa seorang Gibran Rakabuming maju dan juga sah menjadi

cawapres pada pilpres kali ini

Dilihat dari draf revisi PKPU 19/2023 yang dimana frasa tambahan yang

diputuskan MK telah masuk ke dalam Pasal 169 huruf q UU 7/2017 tentang Pemilu,

terkait syarat batas usia minimum capres-cawapres yang berbunyi "usia minimum

capres-cawapres adalah 40 tahun atau pernah/sedang menjadi pejabat hasil pemilihan

umum (pemilu) termasuk pemilihan kepala daerah (pilkada)”.

Dari hasil keputusan draf revisi PKPU nomor 19 tahun 2023 mengenai syarat

batas usia minimum capres-cawapres banyak yang menilai hal itu sangat

bertentangan dengan usia Gibran Rakabuming pada saat ini yang dimana sekarang ia

berusia 36 tahun terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2023.

Tidak hanya usia Gibran saja yang menuai kontroversi setelah ia di sahkan

menjadi cawapres tetapi juga keterikatannya dengan presiden Joko Widodo yang

dimana Gibran adalah putra sulung dari Presiden Jokowi. Pencalonan anggota

keluarga presiden ke dalam posisi politik tinggi seperti Cawapres selalu menjadi

bahan perdebatan dan keraguan. Beberapa pihak menganggapnya sebagai upaya

untuk menjaga kekuasaan dan pengaruh keluarga presiden di politik, yang dapat

dianggap nepotisme.

Nepotisme adalah praktik pemberian posisi atau juga sebuah keuntungan

khusus yang diberikan kepada anggota keluarga ataupun kerabat terdekat seseorang,
terutama dalam hal pekerjaan terlebih lagi contohnya seperti jabatan yang ada di

pemerintahan. Tanpa mempertimbangkan keahlian atau juga kualifikasi individu yang

bersangkutan . Praktik ini seringkali dianggap sebagai salah satu bentuk kortupsi dan

pelanggaran etika dalam administrasi publik. Nepotisme juga sangat merugikan

kepentingan umum, merugikan transparansi. Hal ini pun jelas menciptakan

ketidakadilan dalam proses seleksi pekerjaan.

Di Indonesia sendiri ada berbagai hukum yang mengatur tentang tindak

pidana nepotisme ini. Ada beberapa peraturan yang relevan, yang pertama yaitu

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang Bersih

dan Bebas dari Korupsi,Kolusi, dan Nepotisme (UU Pemberantasan KKN): Undang-

undang ini secara khusus mengatur masalah korupsi, kolusi, nepotisme di sektor

publik.

Di balik dari banyaknya berita yang menentang Gibran Rakabuming untuk

maju sebagai cawapres pada kali ini ada beberapa berita yang peneliti pilih yaitu pada

tanggal 20 oktober 2023 Tribunnews.com dan Pikiran-Rakyat.com sama-sama

memberitakan mengenai konsekuensi jika Prabowo Subianto memilih Gibran sebagai

cawapresnya.

Dilihat dari penggunaan judul saja, Pikiran Rakyat memiliki judul terkesan

sangat memojokan dan memberikan ulasan yang cukup negatif jika Prabowo

Subianto memilih Gibran sebagai cawapresnya dengan kata-kata “Konsekuensi Jika

Prabowo Subianto Pilih Gibran Rakabuming Jadi Cawapres, Terancam Digugat dan

Mudah Dijatuhkan” sedangkan Tribun.com memuat judul “Plus-Minus Jika Prabowo


Pinang Gibran Jadi Cawapres, Suara Ganjar dan Citra Jokowi Bakal Terdampak”

yang memiliki kesan bahwa masih ada bagusnya jika Prabowo memilih Gibran

sebagai Cawapresnya tetapi tidak menutup kemungkinan juga ada buruk atau

konsekuensinya.

Dari judul di atas bisa dianalisis menggunakan analisis Framing yang dimana

hal ini bertujuan untuk mengungkap apakah sebuah media melakukan keberpihakan

atau tidaknya dalam menyajikan sebuah fakta. Analisis ini pun bisa dikatakan sebagai

sebuah pendekatan untuk mengetahui cara wartawan melihat atau memandang sebauh

isu dan bagaimana mereka mengemas berita.

Hal yang bisa terlihat dari sebuah analisis ini adalah kita mengetahui

bagaimana media membingkai suatu berita. Melalui analisis Framing ini diharapkan

dapat mengetahui dan mengungkap bagaimana media memiliki sebuah ideologi yang

dijadikan sebagai sarana informasi untuk khalayak, terutama pada media online

Tribun.com dan Pikiran Rakyat.

Dari beberapa hal yang sudah dipaparkan di atas, peneliti memiliki keinginan

untuk mengungkap dan mencari lebih dalam lagi bagaimana sebuah media online

seperti Tribun.com dan Pikiran Rakyat memuat sebuah berita konsukeunsi Prabowo

jika memilih Gibran sebagai cawapresnya. Dalam kasus ini juga peneliti sendiri

menggunakan pendekatan Framing dengan model Zhongdang Pan dan Gerald

M.Kosicki, karena dengan menggunakan analisis model ini peneliti bisa melihat dari

empat struktur besar yaitu Sintaksis, Skrip, Tematik, dan Retoris. Dari empat struktur

besar ini bisa menjadi satu kesatuan yang akan saling berhubungan dan pastinya bisa
mendukung satu sama lainnya guna menunjukkan dan memperlihatkan apakah

adanya pembingkaian peristiwa pada berita yang ada di media.

Poin utama yang mendasari peneliti untuk tertarik meneliti kasus ini adalah

dengan mengetahui bagaimana struktur Sintaksis, Skrip, Tematik, dan Retoris

Tribunnews.com dan Pikiran-Rakyat.com dalam memuat sebuah berita terkait

Konsekuensi Prabowo dalam memilih Gibran sebagai Cawapresnya. Peneliti tertarik

untuk meneliti kasus diatas dengan judul Analisis Framing Pemberitaan Gibran

Rakabuming Raka Sebagai Cawapres Antara Tribun.com dan Pikiran Rakyat Pada

Pilpres 2024

1.2. Fokus Penelitian / Rumusan Masalah

Berdasarkan konteks penelitian atau latar belakang dari yang telah di

jabarkan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pembingkaian

berita kasus cawapres Gibran Rakabuming Raka pada pilpres 2024 di media online

Tribun.com dan Pikiran Rakyat?”

1.3. Pertanyaan Penelitian / Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pembingkaian berita kasus Cawapres Gibran Rakabuming Raka

pada pilpres 2024, ditinjau dari segi sintaksi?

2. Bagaimana pembingkaian berita kasus Cawapres Gibran Rakabuming Raka

pada pilpres 2024, ditinjau dari segi skrip?


3. Bagaimana pembingkaian berita kasus Cawapres Gibran Rakabuming Raka

pada pilpres 2024, ditinjau dari segi skrip tematik?

4. Bagaimana pembingkaian berita kasus Cawapres Gibran Rakabuming Raka

pada pilpres 2024 yang ditinjau dari segi retoris?

1.4 Tujuan Penelitian

Terdapat tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pembingkaian berita terkait kasus Cawapres Gibran

Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 yang ditinjau dari segi sintaksi.

2. Untuk mengetahui pembingkaian berita terkait kasus Cawapres Gibran

Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 yang ditinjau dari segi skrip.

3. Untuk mengetahui pembingkaian berita terkait kasus Cawapres Gibran

Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 yang ditinjau dari segi tematik.

4. Untuk mengetahui pembingkaian berita terkait kasus Cawapres Gibran

Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 yang ditinjau dari segi retoris.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan penelitian ini berdasarkan kegunaan teoritis sebagai berikut:

1. Penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan referensi untuk mempelajari

analisis framing yang ditinjau dari segi sintaksi, tematik, skrip, dan retoris

dalam mengonstruksi pemberitaan.


2. Penelitian kali ini diharapkan dapat memberikan sedikitnya refrensi bagi para

peneliti komunikasi, yang menggunakan analisis framing model Zhondang

Pan dan Gerald M.Kosicki.

1.5.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan penelitian ini berdasarkan kegunaan Praktis sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan khususnya bagi mahasiswa ataupun mahasiswi bisa

menjadi bahan referensi untuk penelitian mereka yang mengarah ke konteks

sosial.

2. Bagi masyarakat, semoga dalam penelitian kali ini bisa dijadikan sebagai

informasi untuk menambah wawasan mengenai pembingkaian berita yang

terdapat pada media yang sekarang sudah tersebar dan juga melekat pada

masyarakat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Review Penelitian Sejenis

Penulisan penelitian kali ini tidak jauh dari referensi-referensi yang peneliti

temukan dan hal ini juga dapat memudahkan mendapatkan ide-ide untuk penelitian
kali ini. Penelitian terdahulu yang sama atau sejenis dan memiliki keterkaitan dengan

penelitian selanjutnya. Tujuan diadakannya review penelitian sejenis agar peneliti

mendapatkan sebuah referensi yang bisa dijadikan gambaran dan pendukung dalam

proses pembuatan penelitian kali ini. Peneliti menggunakan dua penelitian sejenis

yang terdahulu dengan kesamaan terkait analisis framing pemberitaan pada metode

penelitian kualitatif.

Tabel 2.1
Review Penelitian Sejenis
No Nama` Ballian Siregar -Zahra Febriyanti Sherine Thoriq Ilham

-Nadya Karina Angelica Akbar

1 Tahun 2019 2020 2022 2023

2. Universita Universitas Esa Universitas Universitas Universitas

s Unggul Paramdina Islam Bandung Islam Bandung

3. Judul Framing Berita Konstruksi Konstruksi Analisis

Capres- Berita CNN Realitas Berita Framing

Cawapres Pada Indonesia Kriminal di Pemberitaan

Pilpres 2019 Di Tentang Gibran Media Online Gibran

Harian Umum Rakabuming Detik.com dan Rakabuminv

Republika dan Raka Pasca Kompas.com Raka Sebagai

Koran Tempo. Pilkada Serentak (Analisis Cawapres

Kota Solo 2020 Framing Berita Antara


(Analisis Pembunuhan Tribunnews.com

Framing Ibu dan Anak di dan Pikiran-

Perspektif Kota Subang) Rakyat.com

Zhongdan Pan - Pada Pilpres

Gerald M 2024

Kosicki

4. Jenis Menggunakan Menggunakan Menggunakan Menggunakan

Penelitian pendekatan pendekatan pendekatan Pendekatan

kualitatif kualitatif dengan kualitatif Kualitatif

dengan metode metode analisis dengan metode dengan metode

analisis framing framing model analisis framing analisis framing

berita model Zhondang Pan model model Zhondang

Zhondang Pan dan Gerald M. Zhondang Pan Pan dan Gerald

dan Gerald M. Kosicki. dan Gerald M. M. Kosicki

Kosicki. Kosicki.

5. Tujuan Penelitian ini Untuk Untuk Untuk

Penelitian ingin melihat mengetahui mengetahui mengetahui

ada tidaknya Pengemasan bagaimana bagaimana

keberpihakan berita politik pemberitaan pengemasan

media terhadap portal media terkait berita oleh

dua pasangan online CNN pembunuhan media online


Calon Presiden Indonesia ibu dan anak di Tribun dan

dan Calon mengenai Gibran kota Subang Pikiran Rakyat

Wakil Presiden Rakabuming dikonstruksi terkait

Periode 2019- Raka pasca yang ditinjau pencalonan

2024, Joko Pilkada serentak dari segi Gibran

Widodo - Kota Solo 2020. sintaksi, skrip, Rakabuming

Ma’ruf Amin tematik, dan Raka menjadi

serta Prabowo retoris. Cawapres pada

Subianto - pilpres 2024

Sandiaga Uno

6. Hasil Hasil penelitian Penulis Hasil penelitian

Penelitian disini menemukan dari yang diambil

menunjukkan, sisi perangkat guna

Harian framing menganalisis

Republika (sintaksis, skrip, framing

cenderung lebih tematik dan pemberitaan

Independen retoris) mengenai kasus

dalam menunjukkan pembunuhan

melaksanakan CNN Indonesia ibu dan anak di

tugas dalam Kota Subang

jurnalistik, mengkonstruksi pada media


sebaliknya realitas sosial Detik.com dan

Koran Tempo utamanya berita Kompas.com.

lebih berpihak tentang Gibran Mengetahui

kepada Rakabuming secara jelas dan

pasangan Raka Pasca rinci mengenai

Jokowi-Ma’ruf Pilkada Serentak kasus tersebut

Amin Kota Solo 2020 oleh media

cukup dominan Kompas.com

pada dan Detik.com

keberpihakan dari mulai segi

medianya. sitaksi, skrip,

tematik, dan

retoris,

Penelitian yang ditampilkan pada tabel diatas telah memberikan kontribusi

secara langsung kepada peneliti untuk mendapatkan refrensi serta informasi yang

peneliti lakukan. Mereka memiliki bentuk penelitian yang cukup sama dengan

penelitian kali ini dengan menggunakan analisis framing yang salah satunya memiliki

kesamaan objek mengenai pemberitaan Capres dan juga cawapres pada saat

pemilihan presiden dan hal itu memberikan referensi besar bagi peneliti.
Ada juga beberapa hal yang membedakan penelitian sejenis kali ini, bahwa

penelitian ini dilakukan dengan kasus yang belum mencapai keputusan akhir

sehingga kasus ini akan terus berlanjut dan akan ada informasi baru dari kasus ini.

Pembingkaian pemberitaan yang ada pada penelitian kali ini cukup menarik bagi para

peneliti yang ingin menelusuri kasus ini lebih dalam.

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Media Massa

Media merupakan sebuah alat komunikasi yang sudah melekat di dalam

kehidupan kita sehari-hari. Menurut Ardianto (2007:58) media massa adalah saluran

sebagai suatu alat, sarana yang digunakan dalam proses komunikasi massa. Media

massa di tuntut untuk tidak hanya memberikan ifnromasi serta hiburan semata tapi

juga mengajak masyarakat untuk berperilaku yang lebih baik.

Media massa kini menjadi sebuah sarana informasi atau sebagai alat dalam

menyampaikan berbagai pesan kepada masyarakat luas. Media massa terbagi menjadi

dua jenis yaitu cetak dan elektornik. Contoh media massa cetak seperti buku, jurnal,

majalah. Contoh media massa elektronik seperti televisi, film, radio, dan online.

Beberapa media massa yang masih tetap ada sampai saat ini seperti surat kabar, film,

radio dan televisi (Hafied Cangara, 2010:123)

Ada tiga konsep penting mengenai media massa dari penuturan Shirley Biagi

(2010:82). Konsep pertama menjelaskan bahwa media massa merupakan suatu


bentuk usaha yang berpusat pada keuntungan. Dikarenakan media massa merupakan

suatu company yang dapat menghasilkan keuntungan melalui jasa.

Konsep kedua menjelaskan bahwa perkembangan dan perubahan dalam

pengiriman dan pengonsumsian media massa, hal itu bisa dipengaruhi oleh

perkembangan teknologi yang semakin maju. Hal itu akan mempermudah dalam

proses penyebaran informasi kepada masyarakat.

Konsep ketiga menjelaskan bahwa media massa dapat mencerminkan

sekaligus mempengaruhi kehidupan khalayak, politik, budaya, bahkan dapat

mempengaruhi pola pikir dan kebiasaan khalayak.

2.2.2 Ideologi Media

Sebuah media pasti memiliki sebuah ideologi yang sangat dipegang teguh

oleh pihak media tersebut. Bisa kita lihat bahwa bagaimana sebuah media

mengartikulasikan secara terpadu gagasan ideologi mereka dengan cara memandang

atau memahami sebuah realitas. Media-media ini memiliki berbagai jenis bentuk

penyajian yang berbeda-beda, mereka pun menawarkan cara pandang mengenai

berbagai hal termasuk bagaimana cara memandang kelompok etnis, budaya, agama,

politik.

Dapat dikatakan bahwa ideologi media merupakan bagian penting dari

sebuah media yaitu dengan tujuan utama menelusuri gagasan pokok, nilai atau motif

yang terkandung di dalam dan/atau di balik teks. Dari sisi lain bisa terlihat bahwa

kajian mengenai media terkait dengan ideologi memang mencermati isi atau teks
media. Dalam mengkaji ideologi media masih banyak yang tidak mencermati secara

khusus mengenai pengaruh media (media effects). Ideologi media dapat dikatakan

berhubungan erat sekali dengan citra (images) atau representasi mengenai realitas

masyarakat yang diperlihatkan oleh media dalam berbagai kemasan pesan.

Hal ini bisa dikatakan bahwa ideologi media pada dasarnya adalah sebuah

gagasan atau nilai pokok yang diusung oleh media massa melalui pesan-pesan yang

disampaikan kepada masyarakat luas entah itu berupa berita, iklan, film, tayangan-

tayangan TV. Ideologi media tampak secara impilist berupa sistem yang memaknai

bagaimana sebuah lambang dapat membantu mengartikan atau menjelaskan realitas

walaupun kerapkali terlihat bias, serta memberikan acuan bagi khalayak untuk

berpikir, bersikap, dan memberikan respon. Dengan kata lain ideologi media sangat

lekat dengan konsep lain seperti sistem keyakinan (belief system), prinsip gagasan

(basic way of thinking), pandangan dunia (worldviews), dan nilai (values) yang

diusung oleh media.

2.2.3 Analisis Framing

Analisis framing menurut Eriyanto (2002:293) merupakan suatu metode untuk

melihat bagaimana cara media menceritakan suatu kejadian atau peristiwa.

Bagaimana wartawan mengkonstruksi suatu berita ataupun peristiwa dan

menyajikannya pada pembaca. Dalam studi komunikasi, analisis framing

mengedepankan perspektif multidisipliner untuk menganalisis aktivitas komunikasi.


Analisis ini pun digunakan untuk membedah ideologi media saat membuat atau

mengkonstruksi suatu fakta.

Framing selalu memiliki hubungan dengan pendapat umum. Bagaimana

khalayak berpendapat dan menyikapi suatu peristiwa, salah satu contohnya adalah

bagaimana suatu fenomena itu dilihat dan juga dimaknai oleh khalayak.

Menurut Eriyanto (2002:293) analisis framing dilakukan dengan tujuan untuk

melihat bagaimana suatu peristiwa dipahami serta dibingkai oleh media. Kita bisa

saja melihat berita yang sama diberitakan secara berbeda oleh media. Selain itu juga

menurut penuturan Eliya (2019), framing merupakan strategi pembentukan

operasionalisasi wacana media. Hal ini menunjukkan bahwa media adalah sebuah

wadah diskusi publik untuk membciarakan tentang masalah yang melibatkan tiga

pihak yaitu wartawan,sumber berita dan juga khalayak ataupun pembaca dari berita

itu sendiri, karena setiap orang memiliki perspektif terhadap suatu masalah cara yang

berbeda.

Eriyanto (2002:230) menjelaskan bahwa ada empat efek framing, antara lain:

1. Framing membuat suatu realitas tertentu dan melupakan definisi yang

sebenarnya dari realitas.

2. Framing yang media lakukan, biasanya akan menonjolkan aspek tertentu dan

mengaburkan aspek lainnya.

3. Framing yang media lakukan, biasanya akan menampilkan sisi tertentu dan

melupakan sisi yang lain.


2.2.4 Framing dan Ideologi

Berita-berita yang di produksi pasti memiliki hubungannya dengan rutinitas yang

terjadi dalam ruang pemberitaan, hal ini yang menentukan bagaimana wartawan

dikontrol untuk memberitakan sesuatu dalam perspektif tertentu. Selain itu juga ada

satu aspek yang tidak kalah pentingnya yang berhubungan juga dengan bagaimana

sebuah peristiwa diberitakan dalam keseluruhan produksi teks, yakni bagaimana

berita itu bisa bermakna dan berarti bagi khalayak. Stuart Hall dalam Eriyanto

(2011:141) menyebut aspek ii sebagai konstruksi berita. Aspek ini berhubungan

dengan bagaimana wartawan atau media menampilkan peristiwa tersebut sehingga

relevan bagi khalayak.

Media memiliki peran bagaimana sebuah realitas seharusnya bisa dipahami dan

juga bagaimana realitas itu dijelaskan dengan suatu cara kepada khalayak luas. Ada

beberapa fungsi dari media yang menjelaskan realitas itu sendiri, fungsi pertama

dalam sebuah ideologi adalah media bisa dijadikan sebuah mekanisme integrasi

sosial. Media juga berfungsi untuk menjaga nilai sebuah kelompok dan mengontrol

bagaimana nilai suatu kelompok itu dijalankan. Istilah ideologi menurut Jorge Larrain

(1996) dalam sobur (2011:61) mempunyai dua pengertian yang bertolak belakang.

Secara positif, ideologi dipercaya sebagai suatu pandangan dunia (worldview) yang

menyatakan bahwa nilai suatu kelompok sosial tertentu memiliki tujuan untuk

membela dan memajukan kepentingan-kepentingan mereka. Sedangkan secara

negatif, ideologi dipandang sebagai sebuah kesadaran palsu, yaitu sebuah keperluan
untuk melakukan penipuan dengan cara memutarbalikan persepsi orang mengenai

sebauh realitas sosial.

Meskipun ideologi memiliki banyak arti namun pada dasarnya semua arti itu

menurut Magnis-Suseno dalam sobur (2011:66) dapat dikembalikan pada salah satu

(atau kombinasi) dari tiga arti, yakni:

1. Ideologi sebagai kesadaran palsu

Banyak orang berpikiran bahwa kata ideologi memiliki sebuah makna

atau konotasi yang negatif, sebagai sesuatu yang tidak wajar atau dianggap

sebagai teori yang tidak memiliki orientasi pada sebuah kebenaran, melainkan

pada kepentingan pihak yang memprogandakannya. Biasanya ideologi itu

dipandang sebagai sarana kelompok yang berkuasa untuk melegitimasikan

kekuasannya secara tidak wajar.

2. Idelogi dalam arti netral

Ideologi ini biasanya banyak ditemukan di negara yang menganut

komuniasme. Arti dari ideologi netral ini adalah keseluruhan sistem berpikir,

nila-nilai, dan sikap dasar rohani. Pergerekan suatu kelompok sosial atau

kebudayaan. Nilai dari ideologi ini sendiripun tergantung bagaimana isi dari

ideologi itu sendiri, kalau isinya baik maka ideologi itu dianggap baik, jikalau

isinya buruk seperti membenarkan suatu tindakan yang salah, dia akan

dianggap buruk.

3. Ideologi : keyakinan yang tidak ilmiah


Semua penilaian etis dan moral, anggapan normatif, begitu pula teori-

teori dan pemahaman metafisik dan keagamaan atau filsafat sejarah, termasuk

dan dianggap sebagai sebuah ideologi. Sebenarnya arti ketiga ini bisa

dianggap netral tetapi penilaian dari Magnis Suseno, sebenarnya bernada

negatif dan didalamnya pun memuat sindiran bahwa “ideologi-ideologi” itu

tidak bersifat rasional, selain itu juga bisa menjadi sebuah kepercayaan dan

keyakinan subjektif semata-mata, tanpa adanya kemungkinan untuk

mempertanggungjawabkan secara objektif.

Seluruh peta ideologi menjelaskan bagaimana persitiwa itu dan diletekkan

pada tempat tertentu. Seperti yang dikatakan Mattew Kierran dalam Eriyanto (2011:

154), berita tidaklah dibentuk dalam ruang hampa. Berita diproduksi dari ideologi

dominan dalam suatu wilayah kompetensi tertentu. Ideologi yang ada pada penjelasan

diatas tidaklah selalu harus dikaitkan dengan ide-ide tertentu, tetapi bisa juga

bermakna politik penandaan.

2.3. Kerangka Pemikiran

Peneltian ini memiliki sebuah kerangka penelitian dengan tujuan untuk

mempermudah peneliti dalam mengelompokan data dalam pengerjaan penelitian

dengan gambaran dilampirkan dibelakang sebagai berikut;


Tabel 2.2 Kerangka Pemikiran

Kasus Berita Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres di


pada pilpres 2024 di Media Online (Tribunnews.com
&Pikiran Rakyat.com)

Ideologi Media Analisis Framing Media Massa

Framing dan Analisis Framing Zhongdang


Ideologi Pan & Gerald M.Kosicki

Sintaksis Skrip Retoris Tematik

Analisis Framing Pemberitaan Gibran


Rakabuming Raka Sebagai Cawapres Antara
Tribun dan Pikiran Rakyat Pada Pilpres 2024
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma, Metode, dan Pendeketan Penelitian

3.1.1 Paradigma Penelitian

Paradigma adalah sebuah pola atau model tentang bagaimana sesuatu

distruktur dan juga bagaimana bagian-bagian berfungsi. Paradigma adalah konsep

sentral Kuhn, yang memiliki maksud sebagai kerangka referensi yang mendasari

sejumlah teori maupun praktik ilmiah dalam peiode tertentu (Asrudin, 2014:109).

Selain itu juga menurut yanuar, berbagai macam aspek paradigma membantu

merumuskan apa yang telah dipelajari. Paradgima juga merupakan suatu kesatuan

consensus yang berpusat pada suatu bidang ilmu pengetahuan, juga membantu

membedakan antara intstrumen ilmuwan yang satu dan yang lainnya. Paradigma juga
menghubungkan antara teori, metode dan instrumen yang masih berada di dalamnya.

Paradgima yang dipakai pada penelitian ini merupakan kerangka berpikir

konstruktivis atau bisa disebut juga interpretatif.

Dalam buku yang ditulis oleh Eriyanto (2011), analisis framing yang

menggunakan paradigma konstruktivisme, fakta yang ada pada berita adalah hasil

dari konstruksi realitas, tetapi bukan dari realitas itu sendiri, melainkan datang dari

sudut pandang wartawan yang ada diberita tersebut. Saat ini media sudah tidak

menjadi saran yang netral tetapi bisa dikatakan sudah menjadi agen konstruksi realita.

Paradigma konstruktivisme bisa menilai kualitas framing dari autentisitas dan

reaksivitas temuan.

Paradigma ini memiliki anggapan bahwa jika satu penentu saja keliru maka

hal yang mengarahkan pola pikir khalayak merupakan pembuatan teks dari berita

tersebut. Salah satu hal yang paling fundamental dari paradigma konsturktivis ini

adalah bagaimana sebuah insiden dikonstruksi dan dengan cara apa konstruksi

tersebut dibentuk. Kerangka berpikir konstruktivis mendekati prinsip analisis framing

yang menekankan wartawan dan tim redaksi adalah yang mengkonstruksi sebuah

realita suatu beritanya.

Dari hal yang sudah di paparkan diatas, maka pada penelitian kali ini

menggunakan paradigma konstruktivisme karena peneliti ingin melihat bagaimana

media online Tribun.com dan Pikiran Rakyat mengkonstruksi dan juga membingkai
pemberitaan Kasus Cawapres Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 ini.

Peneliti memiliki anggapan bahwa paradigma konstruktivisme cukup tepat digunakan

dalam penelitian saat ini.

3.1.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah kualitatif deskriptif, yang

dimana pendekatan penelitian itu digunakan untuk bagaimana cara berfikir yang

dilakukan oleh peneliti dan bagaimana seorang peneliti akan melakukan sebuah

penelitiannya menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor

(2010) yang dikutip dalam Lexy J. Moloeng (1989) mendefinisikan metodologi

kualitatif sebagai mekanisme yang menghasilkan data deksriptif berupa kata-kata,

baik tulisan atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati oleh peneliti

Pendekatan kualitatif memiliki elemen yang memusatkan dalam pinsip-prinsip

umum yang mendasari perwujudan sebuah makna tanda sosial masyarakat. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang memiliki tujuan untuk mengetahui hal-hal atau

sebuah fenomena apa yang terjadi pada subjek penelitian, seperti tindakan, persepsi,

pemilihan kata, bahasa dan sebagainya. Hal itu bisa menjadi suatu metode yang bisa

digunakan untuk menganalisa penulisan naskah berita sebagaimana yang bisa

dijabarkan melalui analisis framing. Maka dapat diketahui dan juga dipahami

bagaimana cara media menggiring para pembaca pada penulisan naskah berita.
Alasan penelitian menggunakn deskriptif kualitatif dikarenakan peneliti ingin

bisa menyajikan sebuah gambarran bagaimana sebuah media online membingkai

berita mengenai kasus cawapres Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 antara

tribun.com dan pikiran rakyat. Penelitian ini pun ingin memberikan dan

memperlihatkan realitas yang terjadi dalam sebuah pemberitaan tersebut dengan

menggunakan analisis framing.

3.1.3 Metode Penelitian

Penelitian adalah kegiatan yang memiliki tujuan untuk mencari jawaban

terhadap suatu fenomena yang memiliki kejanggalan ataupun permasalahan yang

dimana hal itu memiliki karakteristik sistematis, terkontrol, empiri, dan mendasarkan

kepada sebuah teori dan juga sebuah hipotesis, tujuan penelitian ini juga untuk

memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah yang ada.

Metode penelitian adalah sesuatu yang sangat penting karena hal itu akan

dijadikan sebuah pedoman bagi peneliti. Metode penelitian pun harus dilakukan

secara sistematis, dengan tujuan agar mendapatkan hasil yang efektif, objektif serta

bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pada penelitian kali ini peneliti akan

menggunakan metode penelitian analisis framing.

Framing atau pembingkaian dalam suatu berita akan terjadi dalam

penyajiannya. Penyajian berita akan menyoroti bagian tertentu dan dapat memberikan

kesan atau juga sudut pandang dari suatu fakta yang ada. Salah satu pakar komunikasi
yaitu Batterson mulai dari tahun 1955 hingga 1972 yang mengungkapkan tentang

framing atau pembingkaian.

Framing juga pada awalnya didefinisikan sebagai sebuah sturktur konseptual

yang memiliki keyakinan untuk mengatur pandangan dalam kepentingan seperti

politik, kebijakan, dan wacana. Pada tahun 1974, Goffman mencoba mengembangkan

konsep framing ini, yang dimana ia memposisikan frame sebagai suatu tindakan strip

of behaviour yang bisa memandu untuk membaca realitas. Konsep ini juga dapat

digunakan untuk menggambarkan bagaimana media memberikan sebuah penekanan

pada aspek realitas tertentu.

Ada sebuah konsep dasar dari framing yang dimana metode ini bertujuan

untuk bisa melihat bagaimana sebuah media bercerita atas sutatu realitas. Terdapat

dua esensi utama yang ada di dalam framing tersebut. Pertama, bagaimana sebuah

peristiwa bisa dimaknai oleh setiap individu yang melihatnya. Hal ini pun

berhubungan dengan bagian apa yang diliput dan bagian yang tidak diliput. Kedua,

bagaimana sebuah fakta itu ditulis. Hal ini sangat berhubungan erat dengan pemilihan

kata, kalimat, dan gambar untuk mendukung sebuah opini atau gagasan.

Yang menjadi pusat perhatian didalam analisis framing adalah bagaimana

proses pembentukan pesan dari teks. Melihaht bagaimana sebuah berita atau pesan

dikonstruksi oleh media. Bagaimana wartawan mengkonstruksi peristiwa dan

menyajikannya kepada para pembaca.


3.1.4 Analisis Framing Zhongdang Pan dan M.Gerald Kosicki

Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan model dari pakar Zhondang Pan

dan Gerald M.Kosicki. Mereka mendefinisikan framing sebagai sebuah proses yang

membuat sebuah pesan yang lebih menonjol. Hal ini bisa dicapai dengan cara

mengatur informasi yang lebih daripada hanya sekedar memberikan infromasi

lainnya. Hal ini pun memungkinkan pembaca untuk fokus pada pesan yang

disampaikan. Analisis framing Zhongdang pan dan Gerald M.Kosicki terbagi menjadi

empat struktur besar yaitu struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, dan

struktur retoris. Model Framing dari Zhongdang dan Kosicki menganut dari dimensi

operasional analisis wacana yang dikemukakan oleh Van Dijk yang sudah

dimodifikasi. Melalui “framing Analysis : An Approach to News Discourse”, cara

Zhongdan dan Kosicki membedah struktural teks berita dengan menggunakan empat

struktur besar yang ada didalamnya.

Selain itu juga menurut Pan dan Kosicki ada dua konsep dari framing yang

saling berkaitan sangat erat, yaitu:

1. Konsep Psikologi

Framing dari konsep ini lebih memperdalam bagaimana seseorang

memgolah sebuah informasi dalam dirinya.Disini framing bisa dilihat sebagai

sarana penempatan informasi dalam suatu konteks yang khusus dan


menempatkan elemen tertentu dari suatu isu atau peristiwa dengan

penempatan lebih menonjol dalam kognisi seseorang.

2. Konsep Sosiologi

framing bisa dipahami sebagai proses bagaimana seseorang

mengklarifikasikan, mengorganisasikan , dan menafsirkan pengalaman

sosialnya untuk bisa mengerti dirinya dan realitas diluar dirinya

Secara singkat, konsep psikologis melihat framing sebagai suatu masalah

yang terjadi didalam internal pikiran, dan konsep sosiologis melihat framing

sebagai suatu aspek lingkungan sosial tempat seseorang membangunnya.

Dalam framing itu sendiri sangat erat kaitannya dengan elemen pesan yang

berbeda dari hanya sekedar teks berita, latar informasi, pemilihan kata atapun

kalimat. Seperti yang sudah sedikit dipaparkan diatas bahwa Pan dan Kosicki

mengemukakan bahwa struktural teks berita itu terdiri dari empat struktur besar.

1. Sintaksis

Didalam struktur ini terdapat sebuah aspek paling penting dan paling

atas yaitu HeadLine dan wacana sebuah berita yang biasanya digunakan untuk

memperlihatkan wartawan dalam mengkonstruksi suatu berita, persitiwa, atau

isu yang dimana hal ini akan berfokus dalam menekankan pada suaru makna

tertentu. Menurut Eriyanto (2002:255), sintaksis adalah sebuah susunan kata


atau frase dalam kalimat. Dimana bentuk sintaksis yang paling populer adalah

struktur piramida terbalik, yang diawali dengan HeadLine, Lead, epiosde,

latar dan penutup.

Jadi bisa dikatakan bahwa bagian paling atas dari piramida terbalik

yang paling dianggap lebih penting daripada bagian bawahnya. Selain itu

didalam struktur sintaksis juga ada Lead, yang umumnya berfungsi

memberikan sebuah sudut pandang atau perspektif tertentu dari berita. Ada

juga bagian yang penting lainnya yaitu pengutipan sumber berita. Bagian ini

memiliki tujuan untuk membangun objektivitas dan tidak terjadinya ada unsut

subjektivitas, agar memiliki keseimbangan dan tidak ada unsur keberpihakan

yang terlihat dari bagaimana wartawan menyajikan sebauh berita atau

fenomena.

2. Skrip

Menurut sobur (2009:175) Struktur Skrip melihat bagaimana strategi

bercerita atau bertutur yang dipakai wartawan dalam mengemas peristiwa.

Unsur kelengkapan berita yang terdiri dari 5W+1H (what, where, when, who,

why, dan how) menjadi hal penting dalam menulis berita. Dengan kata lain hal

ini mengacu kepada bagaimana cara seorang jurnalis mengkonstruksikan

berita yang dikemas dalam bentuk yang umum seperti 5W + 1H. Meskipun

tidak semua berita memiliki pola yang sama seperti ini tetapi unsur yang ada

didalam berita ini bisa menjadi sebuah penanda framing yang cukup penting

dalam penulisan berita. Sebagai salah satu contohnya, wartawan atau jurnalis
bisa mengkonstruksi berita dari sisi korban saja dan menghilangkan

bagaimana penyebab kejadian tersebut terjadi.

3. Tematik

Sturktur ini memiliki fungsi dimana hasil dari peristiwa yang sudah

diliput, hasil pertanyaan yang dilontarkan oleh wartawan kepada sumber akan

diolah menjadi seperti ujian hipotesis. Selain itu juga Dalam rangka untuk

mendukung hipotses yanng sudah dibuat, struktur tematik ini akan sangat

berkaitan dengan cara wartawan menempatkan berita dengan tulisan dan

bagaimana wartawan memiliki suatu pandangan atas peristiwa yang terjadi.

Selain itu juga menurut Sobur (2009:176) Struktur Tematik berhubungan

dengan cara wartawan mengungkapkan pandangannya atas persitwia ke dalam

proposisi, kalimat, atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara

keseluruhan.

4. Retoris

Struktur yang terakhir tidak kalah pentingnya dengan tiga struktur

lainnya karena struktur ini memiliki tujuan bagaimana wartawan meyakinkan

pembaca dengan apa yang ia sampaikan didalam beritanya. Menurut Sobur

(2009:176) Struktur retoris berhubungan dengan cara wartawan menekankan

arti tertentu. Dengan kata lain, struktur retoris melihat pemakaian pilihan kata,

idiom, grafik, gambar, yang juga dipakai guna memberi penekanan pada arti

tertentu.
Adapula elemen yang cukup penting dalam struktur ini yaitu

Leksikon, biasanya struktur ini memiliki pemilihan diksi yang tepat untuk

menonjlkan berita dari sisi tertentu. Leksikkon ini juga biasa digunakan oleh

wartawan untuk mempertegas, menggambar, dan mempertegas suatu

peristiwa. Pemilihan kata seperti ini juga biasanya dilakukan secara

eufimisme ataupun peyonisme.

3.1.5. Struktur Analisis Framing Zhondang Pan dan Gerald. Kosicki

Model analisis atau kerangka yang dikemukakan oleh Zhondang Pan dan

Gerald M. Kosicki dijelaskan dalam skema sebagai berikut;

Tabel 3.1
Kerangka Analisis Framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki
STRUKTUR PERANGKAT UNIT YANG DIAMATI

FRAMING
SINTAlKSIS Skemal Berital Healdline, leald, laltalr
informalsi, kutipaln
Calral Walrtalwaln dallalm
Menyusun Berital sumber, pernyaltalaln,
penutup.
SKRIP Kelengkalpaln berital 5W + 1H

Calral walrtalwaln menyusun


falktal
TEMAlTIK Detalil. Koherensi Bentuk Palralgralf, proposisi,
Kallimalt kallimalt, hubungaln alntalr
Calral walrtalwaln dallalm menulis
kallimalt.
falktal. Kaltal Galnti

RETORIS Leksikon Kaltal, idiom,

Calral walrtalwaln menekalnkaln Gralfis Metalfoal galmbalr/foto, gralfik.


falktal

3.1.6. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan aspek yang penting karena merupakan data yang

berisi tentang variabel-variabel yang diteliti. Istilah subjek penelitian yang dipakai

pada penelitian kualitatif adalah informan, yang dimana orang-orang yang memiliki

dan memberikan informasi data yang dibutuhkan untuk peneliti. Survei ini meliputi

media online yaitu Tribun.com dan Pikiran Rakyat.com

3.1.7 Objek Penelitian

Objek Penelitian merupakan elemen yang penting dalam sebuah penelitian

karena objek penelitian ini dapat berupa organisasi, produk, atau orang yang akan

diteliti untuk mendapatkan sebuah data yang diperlukan. Objek penelitian pada kali

ini adalah kasus berita mengenai Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres pada

pilpres 2024

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari sebuah penelitian adalah sebuah elemen yang paling

penting karena dengan dilakukannya hal ini peneliti bisa lebih dalam mengolah data
yang diperoleh. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data sebagai

berikut

1. Dokumentasi.

Teknik dokumentasi menjadi salah satu teknik yang penulis gunakan

untuk meneliti penelitian kali ini dan teknik ini pun dilakukan untuk

mengumpulkan data yang ada. Menurut Sugiyono (2015:240), dokumentasi

adalah pilihan dari beberapa metode pengumpulan data yang ada, proses

dokumentasi berlangsung dengan pengumpulan berbagai jenis dokumen yang

ada berupa dokumen tertulis, tidak tertulis, gambar, karya, dll yang kemudian

diproses dan dianalisis dengan metode yang telah ditetapkan. Pada penelitian

ini dilakukan dengan mengumpulkan teks-teks artikel dalam berita terkait

pemberitaan kasus Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres.

2. Wawancara

Teknik wawancara pada penelitian kali ini memiliki tujuan untuk

membantu penulis memperoleh data dan juga temuan yang lebih mendalam

mengenai topik yang sedang di teliti. Teknik wawancara ini juga memiliki

peran yang sangat penting untuk hak verifikasi dan juga validasi dari hasil

temuan-temuan yang telah dialukan. Penelitian kali, akan dilakukannya

wawancara dengan wartawan Tribun.com dan Pikiran Rakyat.com yang

ditugaskan untuk membuar artikel mengenai pembertiaan tentang kasus

Gibran Rakabuming Raka menjad icawapres pada pilpres 2024.

3. Studi Pustaka
Metode ini digunakan untuk pengumpulan data-data yang dibutuhkan

dengan cara diperoleh dari sumber-sumber seperti buku dan jurnal yang ada.

Selain itu juga bisa dari hasil surveri data pengguna, internet ataupun media

sosial, serta dari berbagai sumber lain yang relevan dan juga mendukung

penelitian ini agar penulis mendapatkan data yang cukup beragam.

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah sebuah cara untuk memilah data, menggolongkan

data dan setelah itu dijadikannya sebuah satuan data yang dapat dikelola. Memilah

juga mana saja data yang penting dan apa saja yang dapat dipelajari setelah itu

memutuskan apa saja yang akan disajikan dalam penelitian. Yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Metode ini adalah sebuah

pernyataan sistematis yang mengacu kepada serangkaian pernyataan yang diperoleh

dan juga diturunkan dari data dan juga divalidasi secara empiris. Dengan data yang

sudah diperoleh, penulis akan mendeskripsikan bagaimana media online Tribun.com

dan Pikiran Rakyat.com menyajikan kasus berita Gibran Rakabuming Raka sebagai

cawapres pada pilpres 2024.

3.4 Uji Keabsahan Data

Di dalam penelitian kualitatif, uji keabsahan data menjadi salah satu aspek

penting dengan memiliki tujuan agar data yang sudah diperoleh dapat terverifikasi

secara kredibel dan juga akurat. Menurut Sugiyono (2015:270) menjelaskan terdapat
beberapa teknik yang bisa digunakan dalam hal uji keabsahan data (untuk penelitian

kualitatif) yaitu uji kredibilitas, trasnferability, dan dependability.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode triangulasi untuk teknik

uji keasbsahan datanya. Yang dimana triangulasi ini bisa dikatakan sebagai

pengecekan ulang dari data yang sudah didapat dengan 3 (tiga) pemilihan proses

triangulasi sumber, teknik, serta waktu. Uji keabsahan data yang digunakan dalam

penelitian ini juga memiliki fokus untuk melihat proses triangulasi sumber, dimana

dilakukan pengecekan kemabli dan juga membandingkan beberapa data yang sudah

didapat melalui beberapa sumber yang relevan seperti pendapat ahli, literatur, serta

wawancara.

3.5 Gambaran Umum Objek Penelitian

3.5.1 Tribunnews.com
Gambar 3.1 Logo media online Tribunnews.com

Tribunnews.com adalah situs media online yang dikelola oleh PT Tribun

Digital Online. Dengan memiliki Visi dan Misi “Penyediaaan informasi terpercaya

untuk memebritak spirit baru. Mendorong terciptanya demokratisasi di daerah dengan

menjalankan bisnis yang beretika, efisien, dan menguntungkan” (trbibuneo.id, 2018).

Tribunnews juga memiliki jaringan yang tersebar di seluruh penjuru indonesia yang

dinamakan Tribun Network. Tribunnews memiliki kantor yang berpusat di Jakarta

dan merupakan media akselerasi transformasi digital Indonesia. Tribunnews.com bisa

menyajikan informasi dari sabang hingga merauke dengan melalui jaringan Tribun

Network. Jaringan Tribun Network memiliki sekitar 1.500 wartawan yang memiliki

nilai-nilai local dari 34 provinsi. Tribunnews juga memiliki komunitas online yang

bernama Tribunners yang berada di seluruh penjuru Indonesia. Sebagai media online

yang ada di Indonesia mereka memiliki tagline yaitu “Mata Lokal Menjagkau

Indonesia”

Sejarah berdirinya Tribunnews.com bermula pada tahun 1987 yang dimana

pada saat itu Kompas Gramedia mengambil alih kepemilikan harian Sriwijaya Post di

Palembang, Sumatera Selatan. Pada akhir 1987-an didirikanlah sebuah unit usaha

Kelompok Pers Daerah yang bernama PT Indopersda Prima Media. Pada awal

didirikannya perusahaan tersebut adalah untuk membantu koran-koran daerah yang

membutuhkan bantuan. Pada tahun berikutnya tahun 1988, Kompas Gramedia

mengambil alih kepemilikian Swadesi, tidak lama setelah itu diubah namanya
menjadi Serambi Indonesia di Banda Aceh. Di tahun-tahun berikutnya pun Kompas

Gramedia mengambil alih kepemilikan beberapa surat kabar seperti harian Pos Kota

Surya, harian Pos Kupang pada tahun 1992, harian Banjarmasin Post pada tahun

1994.

Pada tanggal 22 Maret 2010, Persda berganti nama menjadi Tribun Network.

Tujuan dari pergantian nama ini adalah untuk bertransformasi dari yang awalnya

memiliki kesan daerah menjadi kesan yang memiliki nuansa berita nasional. Di saat

yang bersamaan juga Tribunnews.com diluncurkan menjadi portal berita yang baru

untuk melengkapi situs-situs milik koran-koran daerah yang dikelola oleh Tribun

Network.

Berita-berita yang disajikan di dalam Tribunnews.com meliputi berita

regional, internasional, ekonomi dan bisnis, olahraga, berita selebritis, lifestyle, dan

sebagainya. Tribunnews.com juga memiliki forum diskusi dan komunitas online yang

berada di platform Facebook, Twitter (X), dan juga Google (+). Tribunnews.com

telah memiliki jaringan Tribun Network di seluruh penjuru Indonesia dari tanah Aceh

hingga ke tanah Papua, dengan total 66 portal berita, dan 22 media koran.

Tribunnews.com menjadi induk bagi 54 Tribun Network yang tersebar di

seluruh penjuru Indonesia, yang meliputi:

Tabel 3.2
Situs Tribun Network
(Sumber: https://www.tribunnews.com/about/network)

N Wilayah Situs Tribun Network

1. Sumatera 1) Serambinews.com
2) Bangkapos.com
3) Tribun-Medan.com
4) Sripoku.com
5) TribunPekanbaru.com
6) TribunLampung.co.id
7) TribunJambi.com
8) TribunBatam.id
9) TribunSumsel.com
10) Posbelitung.co
11) TribunPadang.com
12) Prohaba.co
13) TribunBengkulu.com
14) BaeblNews.id
15) TribunGayo.com

2. Jawa 1) TribunJakarta.com
2) TribunJabar.id
3) WartaKotalive.com
4) TribunnewsBogor.com
5) TribunBanten.com
6) TribunBekasi.com
7) TribunnewsDepok.com
8) TribunTangerang.com
9) TribunCirebon.com
10) TribunPriangan.com
11) TribunJogja.com
12) TribunSolo.com
13) TribunJateng.com
14) TribunMuria.com
15) TribunJatim.com
16) TribunBanyumas.com
17) Tribun-Pantura.com
18) TribunMataraman.com
19) SuryMalang.com
20) Surya.co.id
21) TribunMadura.com
22) TribunJatim-Timur.com

3. Kalimantan 1) BanjarmasinPost.co.id
2) TribunPontianak.co.id
3) TribunKaltim.co
4) TribunKalteng.com
5) TribunKaltara.com

4. Sulawesi 1) Tribun-Timur.com
2) TribunPalu.com
3) TribunnewsSultra.com
4) TribunManado.co.id
5) TribunGorontalo.com
6) Tribun-Sulbar.com
7) TribunToraja.com

5 Bali dan Nusa Tenggara 1) Tribun-Bali.com


2) TribunLombok.com
3) TribunMataram.com
4) TribunFlores.com
5) Pos-Kupang.com

6 Maluku & Papua 1) Tribun-Papua.com


2) TribunAmbon.com
3) TribunTernate.com
4) TribunPapuaBarat.com

Dalam memiliki tujuan untuk bisa memenuhi berita harian yang ada di seluruh

tempat di Indonesia dan memiliki wartawan berjumlah 1.500 orang yang tersebar di

34 provinsi, adapula tim redaksi dari Tribunnews.com itu sendiri, sebagai berikut:

Tabel 3.3
Redaksi Tribunnews.com
(Sumber: https://www.tribunnews.com/redaksi)

Chief Executive Officer Dahlan Dahi

Komisaris Utama Sentrijanto

News Director Febby Mahendra Putra

Commercial Director H. Tjiptyantoro

Commercial Deputy Director Moris Rusmanto

News Vice Director Domura D. Ambarita

Board Of Editor Dahlan Dahi, Febby Mahendra Putra, Domuara


D. Ambarita, Yulis Sulstyawan

Editor in Chief Dahlan Dahi

Penanggung jawab Domura D Ambarita

General Manager Yulis Sulistyawan

Deputy General Manager Yudie Thirzano

Content Manager Rahmat Hidayat

Content Vice Manager Dodi Esvandi, Willy Widianto, Eko Priyono,

Sanusi, Imanuel Nicolas Manafe

GM Adevertorial Vinca Nadia

GM Marketing Novi Eastiyanto

GM Event Organizer Gunawan Samiadji

GM Marketing Communication Burat Pangeran

Redaksi Jakarta

Editor Adi Suhendi, Anita Kusuma Wardani, Antonius

Bramantoro, Choirul Arifin, Dewi Agustina,

Eko Sutriyanto, Hasanudin Aco, Hendra

Gunawan, Hasiolan Gultom, Johnson

Simanjuntak, Malvyandie, Nicolas Timothy,

Sanusi, Teresia Felisiani, Wilem Jonatha

Editor Foto Bian Harnansa, FX Ismanto, DH Sapto

Reporter Aisyah Nursyamsi, Abdul Majid, Apfia

Tioconny Billy, Bayu Indra Permana, Bambang


Ismoyo, Chaerul Umam, Danang Triatmojo,

Dennis Destryawan, Fahdi Fahlevi, Fauzi Nur

Alamsyah, Fransiskus Adhiyuda, Fitri

Wulandari, Gita Irawan, Hari Darmawan, Igman

Ibrahim, Ilham Rian Pratama, Larasati Dyah

Utami, Lendy Ramadhan, Lita Febriani,

Mohammad Alivio Mobarak, Reynas Abdilla,

Reza Deni Saputra, Rina Ayu Panca Rini, Rizki

Sandi Saputra, Seno Tri Sulistiyono,

Srihandriatmo Malau, Taufik Ismail, Yanuar

Riezqi Yovanda

Fotografer Herudin, Irwan Rismawan, Jeprima

3.5.1. Pikiran-Rakyat.com
Gambar 3.2 Logo media online Pikiran-Rakyat.com

Pada tahun 1990-an disaat internet sedang menjadi gelombang pertama yang

menyebar ke seluruh dunia, Pikiran Rakyat melihat hal itu sebagai sebuah peluang,

yang dimana pada saat itu masih banyak perusahaan media di Indonesia masih

berkutat untuk membesarkan edisi cetaknya, tetapi Pikiran Rakyar sudah menyadari

akan pentingnya perkembangan teknologi ini. Pada September 1996 Pikiran Rakyat

membanung domain www.pikiran

Sejak 30 mei 1950 Pikiran Rkayat sudah berdiri dan juga sudah menerbitkan

berita kepada masyarakat Indonesia, tetapi penerbitannya itu harus dihentikan karena

adanya keterlambatan yang mengharuskan setiap surat kabar pada ssaat itu berafiliasi

dengan gsalah satu kekuatan politik agar bisa bergabung dengan surat kabar yang

ditentukan oleh Departemen Penerangan. Atas bantuan dan juga dorongan dari

Panglima Kodam (Pangdam) Siliwangi Ibrahim Adjie, Sakti Alamsyah dan juga

Atang Ruswita selaku wakil dari wartawan Pikiran Rakyat menerbitkan sebuah surat

kabar Angakatan Bersenjata edisi Jawab Barat yang berafiliasi dengan surat kakbar

Angkatan Bersenjata yang terbit di Jakarta dengan nomor surat izin terbit (SIT) No.

021/SK/DPHM/SIT/1966 yang dikeluarkan pada tanggal 24 Maret 1966.

Belum ssatu tahun harian itu diterbitkan, Menteri Penerangan mencabut

peraturan mengenai keharusan berafiliasi. Hal itu pun membuat Panglima Kodam

Siliwangi HR. Dharsono mengeluarkan putusan pelepasan afiliasi Harian “Angkatan


Bersenjata” Edisi Jawa Barat dari Harian ‘Angkatan Bersenjata Pusat” sekaligus

melepas sepenuhnya dari kebergantunagn itu pada militer .

Seiring dengan keputusan itu, sejak 24 Maret 1967, nama Harian “Angkatan

Bersenjata” Edisi Jawa Barat mengganti namanya menjadi Harian Umum Pikiran

Rakyat atau biasa dikenal dengan singkatan “PR” hingga saat ini

Tabel 3.4
Redaksi Pikiran-Rakyat.com
(Sumber: https://www.pikiran-rakyat.com/redaksi)

REDAKSI

Penanggung Jawab Redaksi Satrya Graha Laksana

Manager Editor Yusuf Wijanarko

Editors Abdul Muhaemin, Aldiro Syahrian Lubis,

Elfrida Chania S, Puput Akad Ningtyas

Pratiwi, Bayu Nurullah, Ahlaqul Karima

Yawan, Tita Salsabila, Ikbal Tawakal, Rio

Rizky Pangestu, Irwan Suherman, Nopsi

Marga, Akhmad Jauhari

Reporters Alanna Arumsari R, Alza Ahdira, Ayu Nur

Anjani, Christina Kasih, Eka Alisa Putri, Hani

Febriani, Mitha Paradila Rayadi, Vidia Elfa

Safhira, St. Aisah Nurhalida Musthafa, Boy

Darmawan, Yudianto Nugraha, Octaviani,

Vebertina Manihuruk, Asahat Edi R.P


Video & Social Media Production Fasya Nuraini (Spi), Dwi Cahya Suiatna, Fian

Afandi, Gesang Vicky, Silvia Larasati, Hafizha

Azka, Fadli Ihsan Rahmadi, Kannia Nur Haida

Komara

Iklan & Partnertship Randi Febri, Savina Monica, Mohamad Havid,

Ari Nursanti, Ferdi Abas, Julkifli Sinuhaji,

Tisha A, Aditya Riantiko Akbar

IT Fauzi SH, Rivaldy N, Fajar S

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbosa


Rekatama Media

Alex Sobur. 2011. Psikologi Umum.Bandung: Pustaka Setia

Alex Sobur (2009) Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Rosda Karya

Asrudin, A. 2014. Thomas Kuhn dan Teori Hubungan Internasional: Realisme sebagai
Paradigma. Global South Review, Vol. 1, No. 2, 107-122.
Biagi, Shirley. 2010. Media/Impact: An Introduction to Mass Media, 9th. Penerjemah
Mochammad Irfan danWulung Wira M. 2010. Media/Impact: Pengantar Media
Massa, Edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika.

Cangara, Hafied. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers

Eriyanto. 2011. Analisis Framing (Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media).Yogyakarta:


LKiS.

Eriyanto. 2002. Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik. Yogyakarta:


LKis.

Eliya. (2019). Framing: Jurus Slick Menjabak Pembaca. Bintread Publishing.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


ALFABETA.

Undang-Undang:

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih


dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 19 Tahun 2023 tentang Batas Usia
Minimal Capres-Cawapres.

Skripsi/Jurnal:

Putri, Sherine Angelica HMD. 2022. Konstruksi Realitas Berita Kriminal Di Media
Online Detik.com dan Kompas.com. Skripsi. Bandung: Universitas Islam
Bandung

Siregar, Ballian. 2019. Framing Berita Capres-Cawapres Pada Pilpres 2019 Di


Harian Umum Republika dan Koran Tempo. Skripsi. Jakarta: Universitas Esa
Unggul

Febriyanti, dan Nadya Karina. 2020. Konstruksi Berita CNN Indonesia Tentang
Gibran Rakabuming Raka Pasca Pilkada Serentak Kota Solo 2020
Hanifah, dan Hendra Setiawan. 2023. Analisis Framing Pemberitaan Tragedi
Kanjuruhan Pada Media Online Detik.com dan Radar Malang

Wandira, Vidia Ayu. 2022. Analisis Framing Pada Pemberitaan Kompas.com


Tentang Netizen Indonesia Paling Tidak Sopan Se-Asia Tenggara (Model
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki)

Putri, Arina Calista. 2015. Analisis Framing Pemberitaan kenaikan Harga Bahan
Bakar Minyak Diawal Periode Kepemimpindan Jokowi-JK (Studi Framing
Liputan6.com Periode November 2014). Skripsi. Jakarta: Universitas
Pembanguna Nasioan “Veteran” Jakarta

Website:

“Redaksi Pikiran Rakyat”, https://www.pikiran-rakyat.com/redaksi. Tanggal akses 04


Desember 2023, pk. 20.00 WIB

“ Redaksi Tribunnews.com” https://www.tribunnews.com/redaksi. Tanggal akses 04


Desember 2023, pk. 19.30 WIB

You might also like