Professional Documents
Culture Documents
Kelompok IV
Kelompok IV
KELOMPOK 4
PENYELENGGARA
PT. GEO MANDIRI KREASI
16 Oktober - 28 Oktober 2023
0
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................2
LATAR BELAKANG ................................................................................................................2
MAKSUD DAN TUJUAN ..........................................................................................................4
RUANG LINGKUP ..................................................................................................................5
DASAR HUKUM..................................................................................................................... 5
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................18
KESIMPULAN...................................................................................................................... 18
SARAN............................................................................................................................... 18
REFERENSI........................................................................................................................ 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Era Industrialisasi ini Proses Produksi dalam perusahaan menggunakan
teknologi modern, sehingga membutuhkan tenaga kerja Ahli dan terampil,
Namun tidak selamanya penerapan teknologi modern (tinggi) yang beraneka
ragam bisa menjamin keberlangsungan proses produksi perusahaan sesuai yang
diinginkan oleh perusahaan.
Di dalam sebuah Perusahaan, tenaga kerja merupakan salah satu aset yang
sangat penting, Tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat, dengan begitu tenaga kerja merupakan
penggerak utama dalam kelangsungan bisnis perusahaan dan ekonomi bangsa.
Tenaga Kerja merupakan satu-satunya aset yang tidak dapat digandakan, oleh
karena itu tenaga kerja harus dijaga keselamatannya, kesehatannya, dibimbing
dan dikembangkan potensi mengenai kesadaran akan pentingnya keselamatan
kerja dan kesehatan kerja, sehingga memberikan output yang optimal bagi
perusahaan.
Kemungkinan bahaya Besar mengintai setiap tenaga kerja baik itu Kecelakaan
ringan, Kecelakaan besar, Kebakaran, Ledakan, Pencemaran Lingkungan, dan
penyakit akibat kerja yang mengakibatkan tenaga kerja mengalami kecacatan
dan bahkan potensi meninggal dunia. Potensi bahaya besar itu diakibatkan
karena ke tidak mampuan, ke tidak cakapan, kurangnya kompetensi dan
kurangnya pemahaman terhadap alat-alat produksi.
2
bimbingan terhadap penerapan K3 di dunia Kerja melalui tenaga pengawas yang
tersebar di seluruh Indonesia.
Kesehatan Kerja Merupakan suatu hal yang telah diwajibkan dan dibebankan
kepada Perusahaan agar Kesehatan Kerja Tenaga Kerja terjamin. Potensi
Kesehatan Kerja yang terjamin akan meningkatkan produktivitas kerja dan
kesejahteraan pekerja baik di masa kerja maupun sesudah tidak bekerja di
perusahaan. Penerapan Kesehatan Kerja dapat mencegah dan mengurangi
penyakit akibat Kerja.
3
B. Maksud dan Tujuan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai suatu rangkaian kegiatan dalam pelatihan
Ahli K3 Umum, dimaksudkan untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan
peserta pelatihan dalam konteks yang lebih praktikal sehingga peserta memiliki
semua pengetahuan teoritis dan juga pengetahuan lapangan serta implementasi
teori tersebut secara langsung. Selain itu, PKL ini juga dimaksudkan untuk
membekali pengetahuan bagi para calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Umum (AK3U) mengenai K3, dengan praktik nyata dalam penerapan
persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat
kerja yang meliputi: K3 MEKANIK (PAA, PTP), Pesawat Uap dan Bejana
Tekanan, dan Pengelasan.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu bagian dari
kegiatan pembinaan calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum
(AK3U) dalam mengidentifikasi bahaya dan risiko di tempat kerja. Melalui PKL,
calon Ahli K3 Umum dapat mengetahui tugas dan tanggungjawabnya sesuai
dengan bidang yang ditentukan dalam surat keputusan penunjukannya (SKP),
seperti yang dijelaskan di dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
Per-02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 9 dan pasal 10.
Tujuan dari calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) ini
mengikuti PKL di PT. Riau Andalan Pulp and Paper pada tanggal 25 Oktober
2023 adalah, supaya wawasan yang diperoleh selama PKL dapat menambah
khasanah keilmuan terkait penerapan peraturan dan norma K3 di tempat kerja
nantinya. Serta melakukan pengawasan serta perbaikan yang
berkesinambungan, dalam rangka mengurangi risiko kecelakaan kerja di
perusahaan yang disebabkan oleh faktor kelalaian manusia maupun kegagalan
fungsi mesin.
4
Adapun tujuan penulisan laporan PKL ini, adalah untuk mengetahui penerapan
peraturan dan normal K3 di perusahaan yang dikunjungi. Dan laporan ini juga
bisa digunakan untuk sebagai masukan bagi pihak perusahaan untuk
menghindari risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup perusahaan selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk
calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) adalah di perusahaan
Pembuatan bubur Kertas dan Kertas dengan data-data sebagai berikut:
D. Dasar Hukum
K3 Secara Umum
1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Undang- Undang Uap tahun 1930
4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 37 tahun 2016 tentang K3
Bejana Tekan dan Tanki Timbun
5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 38 tahun 2016 tentang K3
Pesawat Tenaga dan Produksi
5
6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 8 tahun 2010 tentang Alat
Pelindung Diri
7. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 8 tahun 2020 tentang K3 tentang
Pesawat Angkat dan Angkut
6
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat
PT. RAPP sendiri adalah singkatan dari Riau Andalan Pulp and Paper, yang merupakan sebuah
perusahaan atau industri yang bergerak didalam bidang produk pulp (bubur kertas) dan paper
(kertas) dan merupakan suatu perusahaan pulp yang terbesar di Asia Pasifik.
PT. RAPP, perusahaan Riau Pulp and Paper ini berdiri pada awal tahun 1992, dimana pada saat
itu dilakukan survey lapangan untuk lokasi pabrik yang berada di Desa Pangkalan Kerinci.
Kemudian dilanjutkan dengan masa proyek kurang lebih 2 tahun, mulai Januari hingga Maret
dilakukan Start-up running test pabrik, dan pada tahun 1995 dimulailah masa Comisioning
Production. Dan pada tahun selanjutnya dilakukan survey untuk pabrik kertas yang berada di
area pabrik pulp.
RAPP ini tergabung di dalam sebuah anak perusahaan dari APRIL Group (The Asia Pacific
Resources International Holding's Ltd.). Dimana APRIL itu sendiri adalah salah satu perusahaan
yang memimpin pulp and paper di dunia.
PT. Riau Andalan Pulp and Paper terletak di Pangkalan Kerinci, Kecamatan Langgam,
Kabupaten Pelalawan yang berjarak sekitar 75 Km dari Pekanbaru, ibukota Propinsi Riau.
Sedangkan kantor pusat dan urusan administrasi serta kerjasama terletak di Jl. Teluk Betung No.
31 Jakarta Pusat 10230. PT. RAPP merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pulp
(bubur kertas) dan kertas. Dalam menghasilkan produknya,
Produk utama PT RAPP adalah lembaran pulp akasia dan mix hardwood serta produk kertas
dengan merek dagang PaperOne™. Kapasitas produksi pulp di PT RAPP-Pangkalan Kerinci
mencapai 2,7 juta ton pulp/ tahun sedangkan kapasitas produksi kertasdi PT RAPP-Pangkalan
Kerinci mencapai 876 ribu ton IV-3 kertas/tahun. Produk kertasPaper One™ telah diekspor ke
seluruh dunia, dimana saat ini produk tersebut tersedia di 55 negara. Sementara itu, lembaran
pulp buatan PT RAPP telah digunakan oleh 80% perusahaan pembuat kertas di Asia dan 15%
perusahaan pengguna pulp di Eropa.
Produk samping dari produksi pulp berupa kulit kayu, fines, dan weak black liquor di PT.RAPP
dimanfaatkan oleh unit bisnis PT Riau Prima Energi untuk memproduksi listrik dengan kapasitas
total maksimum 535 MW.
PT. RAPP telah memiliki sertifikasi penerapan Sistem Managemen K3 dan ISO 45001:2018
7
B. Fasilitas Penunjang
1. Klinik Perusahaan
2. Komplek perumahan karyawan
3. Bus transportasi karyawan
4. Rumah Sakit Kerjasama
5. Kantin karyawan
6. Sarana Ibadah
7. Penyediaan air bersih
8
E. Struktur Organisasi Perusahaan
9
G. Identifikasi Bahaya dan Risiko Perusahaan
Sumber/Jenis Resiko
No Kegiatan R/NR/E Potensi Bahaya DAMPAK BAHAYA Nilai Resiko Level Resiko Pengendalian
Bahaya P S
10
EC: MENGGUNAKAN SAFETY VALVE DAN
PRESSURE GAUGE, PEMASANGAN WATER
LEVEL ALARM, PENAMBAHAN LOW LEVEL
BAHAYA BEJANA
BAHAYA FISIK LEDAKAN 1 5 5 MEDIUM INTERLOCK
BERTEKANAN
Ac: MEMBUAT SOP DAN IK, RIKSA UJI SAFETY
VALVE DAN PRESSURE GAUGE, LISENSI
OPERATOR BEJANA BERTEKANAN
PENGOPERASIAN
3 R
BOILER
11
BAB III
TEMUAN & ANALISA
2. Area Didapati pesawat produksi dan Hoist Crane dan pesawat Pesawat produksi dan 1. PERATURAN MENTERI
Produksi
Hoist Crane di PT. RAPP produksi untuk membantu hoist crane harus ada KETENAGAKERJAN
kelancaran proses produksi surat riksa uji dan REPUBLIK INDONESIA
dan digunakan dan dirawat operator yang NOMOR 8 TAHUN 2020
sesuai dengan Peraturan mengoprasikan harus TENTANG
Perundang-Undangan yang mempunyai lisensi KESELAMATAN DAN
berlaku KESEHATAN KERJA
PESAWAT ANGKAT DAN
PESAWAT ANGKUT
12
3 Area Operator Forklift mengunakan APD digunakan sebagai Perusahaan harus 1. PERATURAN MENTERI
Produksi
APD usaha untuk mencegah atau memastikan APD KETENAGAKERJAN
mengurangi potensi bahaya dipakai oleh operator REPUBLIK INDONESIA
2. Peraturan Menteri
KETENAGAKERJAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 2010
TENTANG ALAT PELINDUNG
DIRI
4 Area Sudah terdapat nameplate pada Adanya nameplate Pelat nama pada bejana 1. UNDANG-UNDANG UAP
Produksi
pesawat uap memudahkan pekerja untuk tekan sebaiknya TAHUN 1930
mengetahui parameter berisikan informasi
proses yang sesuai pada penting seperti 2. PERATURAN MENTERI
bejana bertekanan kapasitas, tekanan kerja, KETENAGAKERJAAN
bahan konstruksi, REPUBLIK INDONESIA
tanggal pembuatan dan NOMOR 37 TAHUN 2016
nomor seri TENTANG
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
BEJANA TEKANAN DAN
TANGKI TIMBUN (pasal 9)
13
5 Area Adanya Safety Valve Boiler Setiap pesawat uap harus Safety device/valve wajib 1. UNDANG-UNDANG UAP
Produksi
dipasang pengaman dilakukan riksa uji untuk TAHUN 1930
memastikan kondisinya
masih bekerja dengan 2. PERATURAN MENTERI
baik KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 37 TAHUN 2016
TENTANG
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
BEJANA TEKANAN DAN
TANGKI TIMBUN (pasal 16)
6 Area Didapati pesawat produksi pesawat produksi untuk Pesawat produksi harus 1. PERATURAN MENTERI
Produksi
membantu kelancaran ada surat reksa uji dan KETENAGAKERJAAN
proses produksi dan operator yang REPUBLIK INDONESIA
digunakan dan dirawat mengoprasikan harus NOMOR 38 TAHUN 2016
sesuai dengan Peraturan mempunyai lisensi TENTANG PESAWAT TENAGA
Perundang-Undangan yang DAN PRODUKSI
berlaku
14
B. Temuan & Analisa Negatif
No No Foto Lokasi Temuan Analisis Saran/ Rekomendasi Dasar Hukum
1. .Area Operator Forklift tidak Dapat menimbulkan 1,Memakai APD sesuai 1.PERATURAN MENTERI
Produksi memakai safety helmet potensi bahaya fisik kebutuhannya seperti safety KETENAGAKERJAN REPUBLIK
helmet INDONESIA
2.PERATURAN MENTERI
KETENAGAKERJAN
TRANSMIGRASI REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 2010
TENTANG ALAT PELINDUNG
DIRI
2. .Area Didapati kopling pompa Berpotensi kopling Memasang penutup kopling 1.PERATURAN MENTERI
Produksi
tidak dilengkapi dengan pompa yang berputar pada pompa tersebut KETENAGAKERJAAN
penutup kopling (benda berputar) REPUBLIK INDONESIA
mengenai personil NOMOR 38 TAHUN 2016
TENTANG PESAWAT TENAGA
DAN PRODUKSI
15
3. .Area Proses kerja Proses kerja Memberikan pembatas area 1.PERATURAN MENTERI
Produksi
penggunaan pesawat penggunaan Pesawat aman pada proses kerja KETENAGAKERJAN REPUBLIK
angkat angkut (crane angkat angkut jika tidak angkat dan angkut, serta INDONESIA
forklift) tidak membatasi disertai pembatas area memastikan pekerja yang NOMOR 8 TAHUN 2020
area kerja disekitarnya dapat membahyakan terlibat menggunakan APD TENTANG
dan pekerja disekitarnya orang yang melintas di yang sesuai. KESELAMATAN DAN
tidak menggunakan area kerja. KESEHATAN KERJA
APD PESAWAT ANGKAT DAN
PESAWAT ANGKUT
4. .Area ditemukan bejana kesalahan dalam Seluruh bejana yang 1.PERATURAN MENTERI
Produksi
penyimpanan gas tidak pewarnaan bejana tekan berisikan gas bertekanan KETENAGAKERJAAN
memenuhi ketentuan dan apabila tidak wajib mengikuti ketentuan REPUBLIK INDONESIA
warna yang berlaku dan diberikan nama gas warna yang ditetapkan dan NOMOR 37 TAHUN 2016
diberikan nama nama yang disimpan dapat wajib diberikaan penamaan TENTANG
gas yang disimpan mengakibatkan pekerja sesuai peraturan yang KESELAMATAN DAN
salah mengidentifikasi berlaku. KESEHATAN KERJA
bahan yang ada didalam BEJANA TEKANAN DAN
bejana bertekanan TANGKI TIMBUN
sehingga berpotensi Lampiran Pewarnaan bejana
menimbulkan bahaya. penyimpanan Gas dan pasal 9
2 .Area Ditemukan bejana Dengan tidak adanya Agar seluruh bejana 1.PERATURAN MENTERI
Produksi
5. penyimpanan gas tidak penutup katup dan alat penyimpanan gas diberikan KETENAGAKERJAAN
memiliki penutup katup anti guling dapat penutup/pelindung katup REPUBLIK INDONESIA
dan alat anti guling menyebabkan valve dan alat anti guling. NOMOR 37 TAHUN 2016
lepas apabila tabung TENTANG
penyimpanan gas KESELAMATAN DAN
terjatuh KESEHATAN KERJA
BEJANA TEKANAN DAN
TANGKI TIMBUN PASAL 15
DAN PASAL 18
16
6. Area Didapati belum ada Pekerja sulit mengetahui Memasang label penamaan 1.PERATURAN MENTERI
Produksi label penamaan pada
isi atau cairan dari bejan pada bejana tekan tersebut KETENAGAKERJAAN
bejana tekan
tekan tersebut REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 37 TAHUN 2016
TENTANG
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
BEJANA TEKANAN DAN
TANGKI TIMBUN
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. PT. Riau Andalan Pulp and Paper tidak konsisten dalam menerapkan
peraturan perundangan terkait keselamatan dan kesehatan kerja
2. Dalam pengoperasian pesawat angkat dan pesawat angkut seluruh
operator telah memiliki lisansi K3 tetapi masih kurang kesadaran untuk
menggunakan APD
3. Seluruh bejana tekan sudah diberikan proteksi kerja berupa safety valve
dan pressure gauge, tetapi sebagian bejana penyimpanan gas belum
mengikuti ketentuan yang berlaku.
B. Saran
1. PT. Riau Andalan Pulp and Paper diharapkan lebih konsisten menerapkan
peraturan perundangan terkait keselamatan dan kesehatan kerja.
2. PT. Riau Andalan Pulp and Paper disarankan untuk rutin melakukan
induction untuk meningkatkan awareness karyawan dalam hal penggunaan
alat pelindung diri.
18
REFERENSI
19