Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

ANALISIS TATA RUANG KANTOR

Oleh :

NAMA :

NIM :

FAKULTAS

UNIVERSITAS

DENPASAR

2023

1
I. LATAR BELAKANG

Negara berdasarkan atas hukum ditandai dengan beberapa asas. Diantaranya

adalah asas utama bahwa semua perbuatan atau tindakan seseorang baik individu

maupun kelompok, rakyat maupun pemerintah, harus didasarkan pada ketentuan

hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prinsipnya, hukum tersebut

harus sudah ada sebelum perbuatan atau tindakan itu dilakukan. Negara berdasarkan

atas hukum harus didasarkan hukum yang baik, Tidak berlaku surut dan adil tanpa

membeda-bedakan. Hukum yang baik adalah hukum yang demokratis, yaitu

didasarkan pada kehendak rakyat dan sesuai dengan kesadaran hukum rakyat.

Sedangkan yang dimaksud dengan hukum yang adil adalah hukum yang memenuhi

maksud dan tujuan hukum yaitu keadilan. Hukum yang baik dan adil perlu untuk

dijunjung tinggi karena bertujuan untuk melegitimasi kepentingan tertentu, baik

kepentingan penguasa, rakyat maupun kelompok.

Negara Indonesia adalah negara hukum hal ini dinyatakan secara tegas dalam

Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Gagasan negara hukum itu dibangun dengan mengembangkan perangkat hukum itu

sendiri sebagai suatu sistem yang fungsional dan berkeadilan serta dibina dengan

membangun budaya dan kesadaran hukum dalam kehidupan bermasyarakat. 1

Sehingga segala aktifitas masyarakat harus berdasarkan hukum yang berlaku dalam

masyarakat. Jadi hukum tidak dapat muncul atau timbul jika hanya ada satu orang

saja. Harus ada 2 individu atau lebih (masyarakat) sehingga tercipta hukum. Ketika

1
Bahder Johan Nasution, 2011, Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia, Mandar Maju ,
Bandung, hlm 74.

2
hukum tercipta dan berjalan dengan baik maka hukum akan menciptakan

perlindungan bagi masyarakat yang berujung terwujudnya suatu keadilan.

A. DIBUTUHKANNYA MILITER TITULER

Militer tituler memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas dan keamanan

suatu negara. Dalam konteks ini, "tituler" merujuk pada jabatan militer yang

memiliki kekhususan dan keistimewaan tertentu. Dalam beberapa kasus, keberadaan

militer tituler dapat dianggap sebagai kebutuhan strategis. Ada beberapa alasan

mengapa militer tituler dibutuhkan

Pertama, militer tituler seringkali memiliki pengetahuan dan keahlian khusus

dalam bidang tertentu, seperti strategi militer, intelijen, atau teknologi pertahanan.

Kehadiran mereka memperkaya wawasan dan kemampuan militer secara

keseluruhan. Kedua, militer tituler dapat menjadi simbol kekuatan dan keberlanjutan

negara. Dengan memiliki pemimpin militer yang diakui dan dihormati, suatu negara

dapat meningkatkan citra dan kepercayaan dalam lingkup nasional maupun

internasional. Ketiga, dalam situasi darurat atau konflik berskala besar, militer tituler

dapat memberikan kepemimpinan yang kuat dan fokus pada penanganan situasi.

Mereka cenderung memiliki pengalaman yang luas dalam menghadapi tantangan

keamanan nasional.

Kebijakan otonomi daerah, telah diletakkan dasar-dasarnya sejak jauh

sebelum terjadinya krisis nasional yang diikuti dengan gelombang reformasi besar-

besaran di tanah air. Namun, perumusan kebijakan otonomi daerah itu masih bersifat

setengah-setengah dan dilakukan tahap demi tahap yang sangat lamban. Setelah

terjadinya reformasi yang disertai pula oleh gelombang tuntutan ketidakpuasan

3
masyarakat di berbagai daerah mengenai pola hubungan antara pusat dan daerah

yang dirasakan tidak adil, maka tidak ada jalan lain bagi kita kecuali mempercepat

pelaksanaan kebijakan otonomi daerah itu, dan bahkan dengan skala yang sangat luas

yang diletakkan di atas landasan konstitusional dan operasional yang lebih radikal.

B. KEDUDUKANNYA MILITER TITULER DALAM TUGAS DAN

FUNGSINYA DALAM KEMILITERAN

Militer tituler memiliki kedudukan dan tugas khusus dalam struktur

kemiliteran. Kedudukan mereka sering kali setara dengan pangkat tinggi dalam

hierarki militer, dan fungsinya sangat beragam tergantung pada konteks dan

kebijakan nasional. Berikut adalah beberapa aspek terkait kedudukan dan fungsi

militer tituler:

Pertama, militer tituler biasanya menanggung tanggung jawab strategis dalam

perencanaan dan pelaksanaan kebijakan pertahanan. Mereka dapat memainkan peran

kunci dalam menentukan arah strategis militer suatu negara.Kedua, dalam situasi

konflik, militer tituler dapat menjadi komandan operasional atau strategis yang

mengkoordinasikan berbagai elemen kekuatan militer untuk mencapai tujuan

tertentu. Mereka memimpin pasukan dalam pertempuran dan mengambil keputusan

kritis di medan perang.Ketiga, militer tituler juga dapat memiliki peran dalam

diplomasi militer, menjalin hubungan dengan militer negara lain, dan berpartisipasi

dalam perjanjian keamanan bilateral atau multilateral. Ini memperkuat posisi negara

dalam kancah internasional. Keempat, dalam hal pengembangan kekuatan militer,

militer tituler dapat memberikan pandangan dan saran kepada pemerintah dalam hal

pembelian senjata, teknologi pertahanan, dan kebijakan pertahanan nasional.

4
Secara keseluruhan, militer tituler memiliki dampak signifikan dalam

membentuk kebijakan keamanan dan pertahanan suatu negara. Kehadiran mereka

tidak hanya mencerminkan kekuatan militer, tetapi juga menjadi aspek krusial dalam

menjaga stabilitas dan kedaulatan nasional.Tituler adalah suatu gelar atau pangkat

yang diberikan kepada seseorang yang dibutuhkan untuk keperluan-keperluan

bersifat sementara, yang diterima dalam rangka melakukan tugas yang berkaitan

dengan gelar/pangkat yang diberikan. Jika keperluan itu telah dilalui atau telah

diselesaikan, maka pangkat dicabut kembali.2

II. PEMBAHASAN

A. DALAM UNDANG-UNDANG PERTAHANAN NEGARA

Istilah organ negara atau lembaga negara dapat dibedakan dari perkataan

organ atau lembaga swasta, lembaga masyarakat, atau yang biasa disebut Ornop

atau Organisasi Nonpemerintahan yang dalam bahasa Inggris disebut Non-

Government Organization atau Non-Governmental Organization (NGO’s).

Lembaga Negara itu dapat berada dalam ranah legislatif, eksekutif, yudikatif,

ataupun yang bersifat campuran.

Dasar hukum pemberian pangkat tituler itu, kata Dahnil, adalah

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 39 Tahun 2010 tentang Administrasi Prajurit

TNI. Menurut PP tersebut, pangkat tituler merupakan salah satu pangkat TNI

khusus selain pangkat lokal. Penjelasan Pasal 5 ayat (2) huruf b menuliskan

bahwa pangkat tituler adalah pangkat yang diberikan kepada warga negara yang

2
https://id.wikipedia.org/wiki/Tituler diakses Pada 10 Desember 2023

5
sepadan dengan jabatan keprajuritannya. Jabatan yang dipangku orang dengan

pangkat tituler, serendah-rendahnya Letnan Dua.

Pasal 29 PP Nomor 39 Tahun 2010 juga menjelaskan penerima pangkat

tituler akan mendapatkan perlakuan administrasi terbatas selama masih

memangku jabatan atau pangkat belum dicabut. Pemberian kepangkatan khusus

diatur dalam Peraturan Pemerintah No.39 Tahun 2010 tentang Administrasi

Prajurit TNI. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut, pangkat tituler merupakan

salah satu pangkat TNI khusus selain pangkat lokal. Tugas jabatan keprajuritan

tertentu tersebut merupakan tugas jabatan di lingkungan TNI yang mutlak

diduduki perwira, seperti perwira rohani atau perwira korsik. Pemberian pangkat

tituler diatur dalam UU No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia

Pasal 27 ayat (1) huruf c UU TNI yang menyebutkan, pangkat tituler diberikan

untuk sementara kepada warga negara yang diperlukan dan bersedia

menjalankan tugas jabatan keprajuritan tertentu di lingkungan TNI, berlaku

selama masih memangku jabatan keprajuritan tersebut, serta membawa akibat

administrasi terbatas.

Pangkat tituler merupakan pangkat khusus selama masih disandang oleh

penerima. Karena pangkat tituler bersifat khusus dan temporer, maka selama

pangkat itu disandang, penerima pangkat mendapatkan beberapa hak sebagai

anggota TNI termasuk gaji, tunjangan, serta kewajiban sesuai dengan peraturan

yang berlaku

6
Rekrutmen personil dengan pangkat tituler memiliki urgensi yang tidak

dapat diabaikan dalam konteks kemajuan dan stabilitas sebuah negara. Pangkat

tituler bukan sekadar prestise, melainkan juga mencerminkan keahlian dan

tanggung jawab seseorang dalam lembaga pemerintahan. Dalam analisis ini, kita

akan menjelaskan urgensi pentingnya rekrutmen personil dengan pangkat tituler

dalam konteks negara.

a. Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Rekrutmen personil dengan

pangkat tituler memiliki dampak langsung pada penyelenggaraan

pelayanan publik. Individu dengan pangkat tituler cenderung

memiliki pengetahuan yang mendalam dan keterampilan khusus

dalam bidangnya. Hal ini memastikan bahwa layanan publik

yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintahan memiliki

standar kualitas tinggi. Dengan adanya tenaga ahli yang memiliki

pangkat tituler, negara dapat memberikan pelayanan yang efisien

dan efektif kepada masyarakat.

b. Pembuatan Kebijakan yang Berkualitas. Pangkat tituler

seringkali mencerminkan tingkat tanggung jawab dalam

pembuatan kebijakan. Individu dengan pangkat tinggi biasanya

memiliki pengalaman yang luas dan pemahaman mendalam

tentang berbagai aspek kebijakan. Dengan rekrutmen personil

yang memegang pangkat tituler, negara dapat memastikan bahwa

proses perumusan kebijakan dilakukan dengan cermat,

7
mempertimbangkan implikasi jangka panjang dan mendukung

tujuan pembangunan nasional.

c. Meningkatkan Kapasitas Institusi Pemerintahan. Rekrutmen

personil dengan pangkat tituler juga berkontribusi pada

peningkatan kapasitas lembaga-lembaga pemerintahan. Individu

yang memiliki pangkat tinggi tidak hanya membawa

pengetahuan teknis, tetapi juga memiliki kemampuan manajerial

yang kuat. Dengan demikian, mereka dapat memimpin dan

mengelola tim dengan efektif, memastikan pelaksanaan

kebijakan secara konsisten, dan meningkatkan efisiensi institusi

pemerintahan.

d. Pendorong Inovasi dan Pengembangan. Tenaga kerja dengan

pangkat tituler seringkali mendorong inovasi dan pengembangan

di berbagai sektor. Mereka memiliki kebebasan untuk mengambil

keputusan strategis dan menerapkan solusi kreatif terhadap

tantangan kompleks. Dengan rekrutmen personil berpangkat

tinggi, negara dapat menciptakan lingkungan kerja yang

mendukung ide-ide inovatif, mengarah pada perbaikan terus-

menerus dalam penyelenggaraan pelayanan publik dan

perumusan kebijakan.

e. Peningkatan Reputasi dan Kredibilitas Negara. Keberadaan

personil dengan pangkat tituler juga memberikan kontribusi

signifikan terhadap reputasi dan kredibilitas negara di mata

8
masyarakat internasional. Negara yang memiliki birokrasi yang

profesional dan kompeten cenderung mendapatkan kepercayaan

dari lembaga internasional dan mitra perdagangan. Ini dapat

membuka pintu untuk kerjasama bilateral dan investasi asing,

meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.

B. UNDANG-UNDANG MOBILITAS DAN DEMOBILITAS

Untuk menanggulangi negara dalam keadaan bahaya sebagai akibat

ancaman baik dari luar maupun dari dalam negeri yang tidak dapat diatasi oleh

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia termasuk cadangannya, maka perlu

diadakan tindakan mobilisasi sumber daya nasional serta sarana dan prasarana

nasioal yang telah dipersiapkan dan dibina sebagai komponen kekuatan

pertahanan keamanan negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan apabila ancaman telah dapat diatasi, maka segera diadakan

demobilisasi untuk memulihkan tatanan kehidupan ke fungsi dan status semula.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 1962 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1962 tentang Pemanggilan dan

Pengerahan Semua Warga Negara dalam rangka Mobilisasi Umum untuk

kepentingan Keamanan dan Pertahanan Negara menjadi Undang-undang, sudah

tidak sesuai lagi dengan tatanan perkembangan penyelenggaraan pertahanan

keamanan Negara Republik Indonesia.

Mobilisasi dan demobilisasi harus diatur dengan undang-undang

sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 42 Undang-undang Nomor 20 Tahun

9
1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara

Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 1

Tahun 1988 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982

tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik

Indonesia. Atas dasar pertimbangan dimaksud, perlu dibentuk undang-undang

tentang mobilisasi dan demobilisasi.

Dasar hukum undang-undang ini adalah : Pasal 5 ayat (1), Pasal 10,

Pasal 12, Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 30 Undang-Undang Dasar 1945; Undang-

undang Nomor 23 Prp. Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya; Undang-undang

Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan

Keamanan Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang Nomor 1 tahun 1988 tentang Perubahan atas Undang-undang

Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Petahanan

keamanan Negara Republik Indonesia; dan Undang-undang Nomor 2 Tahun

1988 tentang Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.

III. URGENSI NEGARA DALAM REKRUTMEN PERSONIL

DENGAN PANGKAT TITULER

Merujuk pada Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI,

pada Pasal 27 Ayat (1) dijelaskan bahwa pangkat tituler diberikan untuk

sementara kepada warga negara yang diperlukan dan bersedia menjalankan

tugas keprajuritan tertentu di lingkungan TNI. Pangkat itu juga akan membawa

10
konsekuensi administrasi secara terbatas kepada pihak yang menerimanya,

seperti pemberian tunjangan hingga pemberlakuan peradilan militer. Aturan

pemberian pangkat tituler juga tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor

39 Tahun 2010 tentang Administrasi Prajurit TNI. Pasal 5 peraturan itu

mengamanatkan bahwa pangkat tituler yang diberikan kepada warga negara

sepadan dengan jabatan keprajuritannya, yaitu serendah-rendahnya letnan dua.

Lebih lanjut dalam Pasal 29 terdapat penjabaran bahwa pangkat

diberikan kepada warga negara yang diperlukan dan bersedia untuk

menjalankan tugas di lingkungan TNI. Pemberian pangkat tituler sejatinya

memang membutuhkan pertimbangan bijak atas kontribusi yang diberikan pihak

penerima untuk kemajuan TNI dan dalam skala yang lebih luas tentunya pada

agenda pertahanan negara. Polemik panjang yang tercipta atas pemberian

pangkat Letkol Tituler kepada Dedy tentunya berakar pada pertimbangan

Kementerian Pertahanan yang menilai kelayakan pihak penerima pangkat

kemiliteran khusus tersebut yang berdasarkan kontribusinya bagi TNI.

IV. PENUTUP

Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, urgensi rekrutmen personil dengan pangkat tituler dalam

konteks negara sangat besar. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan penyelenggaraan

pelayanan publik dan pembuatan kebijakan berkualitas tinggi, tetapi juga dengan

peningkatan kapasitas institusi, dorongan inovasi, dan peningkatan reputasi global.

Negara yang mampu mengoptimalkan sumber daya manusia dengan bijaksana akan

11
lebih mampu mencapai tujuan pembangunan dan memberikan dampak positif bagi

kesejahteraan masyarakatnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bahder Johan Nasution, 2011, Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia, Mandar
Maju, Bandung,

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 tentang Administrasi Prajurit TNI

https://id.wikipedia.org/wiki/Tituler

13

You might also like