Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 31

BAB IV

ANALISA

A. Realisasi Aktualisasi Dan Keterkaitan Dengan Substansi Mata

Pelatihan

Realisasi aktualisasi terhadap gagasan pemecahan isu adalah

“Optimalisasi pengelolaan logistic dengan penataan reagen di

Laboratorium Puskesmas Kuala Kampar” dalam pelaksanaannya

menerapkan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dikenal

dengan ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,

Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.

a. Akuntabilitas

Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban individu,

kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab. Dalam

pelaksanaannya, tanggung jawab yang dimaksud sebagai bentuk

jaminan untuk mewujudkan nilai-nilai publik, yaitu :

a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi

konflik kepentingan antara kepentingan publik dengan

kepentingan sektor, maupun kelompok termasuk juga

kepentingan pribadi;

b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan

mencegah keterlibatan dalam politik praktis;

1
c. Memperlakukan masyarakat sebagai warga negara secara

sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pelayanan publik;

d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat

diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan maupun

sebagai penyelenggara pelayanan publik.

Sejalan dengan nilai akuntabilitas, terdapat 9 (sembilan) dasar

nilai-nilai yang diamalkan oleh ASN, yaitu :

a. Kepemimpinan

Lingkungan yang akuntabel dapat tercipta secara vertikal

dimana pemimpin memiliki peranan yang cukup penting dalam

menciptakan lingkungan kondisi tersebut.

b. Transparansi

Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang

dilakukan baik oleh individu, kelompok maupun instansi.

c. Integritas

Integritas merupakan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam

menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.Selain itu

integritas dapat diartikan keselarasan antara ucapan dan

perilaku yang dilakukan.

2
d. Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan kesadaran akan tingkah laku

atau perbuatan yang disengaja maupun tidak, termasuk

kesadaran akan kewajiban.

e. Keadilan

Keadilan merupakan kondisi kebenaran ideal secara moral

mengenai suatu hal baik menyangkut benda maupun individu.

f. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan perwujudan dari akuntabilitas dan

selaras dengan rasa keadilan yang dilaksanakan.

g. Keseimbangan

Untuk dapat mencapai akuntabilitas, maka diperlukan

keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,

termasuk harapan dan kapasitas.

h. Kejelasan

Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki

gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan

hasil yang diharapkan.

i. Konsistensi

Konsistensi dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan

secara terus menerus untuk mencapai tujuan akhir yang telah

direncanakan.

3
b. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar

terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa

lain. Dalam kaitannya dengan ASN, nasionalisme menjadi pondasi

untuk mengaktualisasikan tugas dan fungsi yang berorientasi

kepentingan publik, bangsa dan negara atau yang lebih dikenal

sebagai paham kebangsaan. Nilai-nilai nasionalisme merupakan

jabaran dari Pancasila yang menjadi dasar dari pelaksanaan semua

segi kehidupan.

a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa

Menyatakan keimanan dan kepercayaan kepada Tuhan

sesuai dengan keimanan dan kepercayaan masing-

masing.Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa termasuk

pengimplementasian nilai religious, toleransi, etos kerja,

transparansi, tanggungjawab, amanah dan percaya diri.

b. Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, sadar bahwa keadaan

manusia dengan derajat yang sama sehingga perlu

mengembangkan sikap saling menghormati dan toleransi

antara satu dan yang lainnya. Nilai kemanusian termasuk

humanis, tenggangrasa, persamaan derajat, saling

menghormati dan tidak diskriminatif.

4
c. Nilai Persatuan Indonesia

Bangsa Indonesia menempatkan persatuan dan kesatuan,

kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas

kepentingan pribadi maupun golongan.Nilai persatuan

merupakan jabaran dari dasar semboyan bangsa Bhineka

Tunggal Ika.Nilai-nilai persatuan termasuk cinta tanah air, rela

berkorban, menjaga ketertiban, mengutamakan kepentingan

publik dan gotong royong.

d. Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan

dalam Permusyarawatan/Perwakilan

Masyarakat Indonesia menjunjung tinggi keputusan

musyawarah, karena itu semua pihak harus menerima dan

melaskanakan hasil musyawarah dengan penuh

tanggungjawab.Keputusan yang diambil harus menjunjung

tinggi nilai keadilan serta dapat dipertanggungjawabkan.Selain

itu nilai kerakyatan termasuk musyawarah mufakat,

kekeluargaan, menghargai pendapat dan bijaksana.

e. Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Hak dan kewajiban itu sama kedudukannya dalam

menciptakan keadilan dalam masyarakat. Perlu

dikembangkan perbuatan yang luhur dan sikap gotong royong,

sehingga diperlukan kesinambungan antara hak dan

kewajiban untuk dapat menjaga keadilan yang dikehendaki.

5
c. Etika Publik

Etika publik merupakan refleksi atas standar atau norma yang

menentukan baik atau buruk, benar atau salah suatu tindakan

maupun keputusan, perilaku untuk mengarahkan kebijakan publik

dalam rangka menjalankan tanggung jawab penyelenggaraan

pemerintahan maupun penyelenggaraan pelayanan publik. Nilai

dasar etika publik adalah :

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam Ideologi Negara, Pancasila;

b. Setia dan mempetahankan UUD 1945;

c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;

d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

e. Menciptakan lingkungan kerja yang non-diskriminatif;

f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;

g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada

publik;

h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan

program pemerintah;

i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,

tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun;

j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;

k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;

l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja

pegawai;

6
m.Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;

n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis

sebagai perangkat sistem karir.

d. Komitmen Mutu

Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik

dengan berorientasi pada kualitas hasil.Nilai komitmen mutu yang

utama adalah mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan

memberikan layanan yang menyentuh hati untuk menjaga dan

memelihara.Komitmen mutu selaras dengan efektivitas, efisiensi,

inovasi dan mutu penyelenggaraan pemerintahan.

a. Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah

direncakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja;

b. Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan

sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan;

c. Inovasi adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga

akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter

sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme

layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar

menjalankan atau menggugurkan tugas rutin;

d. Mutu penyelenggaraan pemerintahan merupakan suatu kondisi

dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan

lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan

konsumen.

7
e. Anti Korupsi

Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere

yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik,

menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun

pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang

secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan

publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan

keuntungan sepihak. Dalam berbagai buku dan pembahasan

disebutkan bahwa nilai-nilai anti korupsi berjumlah 9 buah, yaitu:

a. Kejujuran

Kejujuran ialah merupakan salah satu nilai yang paling utama

dalam anti korupsi, karena tanpa kejujuran seseorang tidak akan

mendapat kepercayaan dalam berbagai hal, termasuk dalam

kehidupan sosial.

b. Kepedulian

Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar

dan berbagai hal yang berkembang didalamnya.secara umum

sebagai masyarakat dapat diwujudkan dengan peduli terhadap

sesama seperti dengan turut membantu jika terjadi bencana

alam, serta turut membantu meningkatkan lingkungan sekitar.

c. Kemandirian

8
Kemandirian dianggap sebagai suatu hal yang penting harus

dimiliki oleh seorang pemimpin, karena tampa kemandirian

seseorang tidak akan mampu memimpin orang lain.

d. Kedisiplinan

Kedisiplinan memiliki dampak yang sama dengan nilai-nilai anti

korupsi lainnya yaitu dapat menumbuhkan kepercayaan dari

orang lain dalam berbagai hal. Kedisiplinan dapat diwujudkan

antara lain dalam bentuk kemampuan mengatur waktu dengan

baik, kepatuhan kepada seluruh peraturan dan ketentuan yang

berlaku.

e. Tanggung jawab

Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala

sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan

dan diperkarakan). Seseorang yang memiliki tanggung jawab

akan memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas dengan lebih

baik. Seseorang yang dapat menunaikan tanggung jawabnya

sekecil apa-pun itu dengan baik akan mendapatkan kepercayaan

dari orang lain.

f. Kerja Keras

Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam

kemauan terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya

kerja, pendirian keberanian, ketabahan, keteguhan dan pantang

mundur.Bekerja keras merupakan hal yang penting guna

9
tercapainya hasil yang sesuai dengan target. Akan tetapi bekerja

keras akan menjadi tidak berguna jika tanpa adanya

pengetahuan.

g. Kesederhanaan

Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi

interaksi dengan masyarakat disekitar. Dengan gaya hidup yang

sederhana manusia dibiasakan untuk tidak hidup boros, tidak

sesuai dengan kemampuannya. Dengan gaya hidup yang

sederhana, seseorang juga dibina untuk memprioritaskan

kebutuhan diatas keinginannya.

h. Keberanian

Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan

dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani

bertanggung jawab, dan sebagainya. Keberanian sangat

diperlukan untuk mencapai kesuksesan dan keberanian akan

semakin matang jika diiringi dengan keyakinan, serta keyakinan

akan semakin kuat jika pengetahuannya juga kuat.

i. Keadilan

Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat

sebelah dan tidak memihak. Keadilan adalah penilaian dengan

memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi

haknya, yakni dengan bertindak proposional dan tidak melanggar

hukum.

10
Setelah kita mengetahui nilai-nilai dasar dari PNS yang

harus dimilik. Berikut kita akan masuk kedalam analisa keterkaitan

aktualisasi yang penulis laksanakan dengan substansi mata

pelatihan.

a. Kegiatan I : Konsultasi dengan Pimpinan Puskesmas

Setelah kembali dari Latsar di Batusangkar, penulis segera kembali

ke Kuala Kampar untuk melakukan aktualisasi yang dimulai dengan

meminta persetujuan pimpinan (Etika Publik). Penulis membuat surat

persetujuan dan lembar saran secara langsung, hal ini dilakukan untuk

menghemat waktu, karena Pimpinan Puskesmas yang sulit di temui.

Setelah membuat surat persetujuan dan lembar saran rencananya penulis

langsung menemui Pimpinan Puskesmas, namun ternyata tiba-tiba ada

tamu datang sehingga beliau tidak langsung menandatangani surat

persetujuan. Sehingga beliau minta besok untuk menemui beliau lagi

sebelum beliau pergi menghadiri acara di Kecamatan.

Akhirnya besoknya pada tanggal 4 Oktober 2019 Pada saat jam

pelayanan di Laboratorium penulis meminta rekan kerja untuk

menggantikan penulis di Laboratorium. yang pada hari ini pasien ramai,

penulis buru-buru naik kelantai atas untuk bertemu dengan Pimpinan

Puskesmas karena takut terlambat dan beliau pergi acara Kecamatan.

Alhamdulillah, beliau belum pergi dan masih menunggu penulis untuk

11
menyerahkan lembar persetujuan untuk di tanda tangani. Sebelum pergi

beliau berpesan untuk melakukan penataan reagen secara teliti dan

benar

Dalam melaksanakan konsultasi saya menggunakan bahasa yang

sopan dan bersikap hormat terhadap beliau. Selama melakukan

konsultasi saya mendapat banyak masukan dan saran dalam

memperlancar kegiatan akualisasi dari mentor (atasan). Saya sangat

menghargai pendapat dan menghargai saran dari beliau (Nasionalisme).

Dampak internalisasi yang saya rasakan adalah dengan menanamkan nilai-

nilai tersebut saya mendapatkan bentuk umpan balik yang baik dari atasan

sehingga memudahkan dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi. Apabila saya

tidak menjalankan kegiatan program kegiatan yang sudah dijadwalkan maka saya

akan dianggap sebagai pegawai yang tidak bertanggung jawab.

b. Kegiatan II: Membuat Panduan Penataan Reagen

Segera setelah mendapat persetujuan dari Pimpinan Puskesmas,

Malam senin, 6 Oktober 2019 disela-sela lembur mengerjakan dokumen

akreditasi di Puskesmas, penulis mencari tentang penataan reagen

dilaboratorium Penulis menemukan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat, setelah penulis baca, penulis

memutuskan untuk mengusulkan permenkes tersebut kepada rekan kerja

di Laboratorium. Ini penulis lakukan untuk mempersingkat waktu bertemu

12
dengan rekan kerja dikarenakan rekan kerja adalah Tim UKP yang juga

sedang sibuk dengan dokumen akreditasinya (Komitmen Mutu).

Sehingga penulis memutuskan untuk mengajak rekan kerja

berdiskusi untuk Keesokan harinya pada tanggal 7 Oktober 2019 ,

setelah jam pelayanan di laboratorium selesai penulis mengajak rekan

kerja di laboratorium, untuk berdiskusi mengenai penataan laboratorium.

Beliau mengusulkan untuk membuat penataan laboratorium sesuai

dengan kondisi laboratorium saat ini dan membuat panduan dengan

sendiri tapi tetap tidak menyalahi permenkes. Kemudian penulis menerima

usulan dari rekan kerja di laboratorium. Dan penulis memberikan

gambaran untuk pembuatan panduan penataan reagen dilaboratorium .

pada tanggal 8 Oktober

Hal ini penulis lakukan supaya pelayanan tidak terganggu dengan

kegiatan yang penulis lakukan. Karena kegiatan yang penulis lakukan

bukan untuk kepentingan Publik.

Jika penulis tidak menerapkan nilai efisiensi (Komitmen Mutu)

dalam berdiskusi dengan rekan kerja mungkin ada banyak waktu yang

terbuang sehingga pekerjaan akan tertunda dan mengganggu

kesibukannya yang lain, dampak jangka panjangnya adalah ia tidak mau

untuk berurusan lagi dengan penulis, dampaknya bagi organisasi adalah

terhambatnya pelayanan dasar Puskesmas

Penulispun menjelaskan maksud diskusi ini meskipun ia

sebelumnya juga sudah tahu, jikalau ia dilibatkan dalam aktualisasi

13
penulis. Saat berdiskusi Penulis menjawab dengan pelan dan bahasa

yang sopan supaya tidak seperti menggurui atau memaksakan kehendak.

Setelah mendengar penjelasan, ia setuju untuk menggunakan panduan

yang penulis ajukan (Etika Publik).

Jika dalam berdiskusi penulis tidak menggunakan bahasa yang

sopan dan tenang,seperti yang terdapat dalam mata pelatihan Etika

publik, mungkin penulis dan rekan kerja akan bersinggungan. Sehingga

beliau tidak mau untuk berurusan lagi dengan penulis, dampaknya bagi

organisasi adlah terhambatnya program kerja organisasi.

c. Kegiatan III: Pendataan Reagen Yang Tersedia

Pada tanggal 19 Oktober penulis melakukan pengecekan reagen-

reagen yang ada di laboratorium, saat itu jam pelayananan pasien sepi

penulis memanfaatkan waktu untuk mengecek reagen di lemari yang

masih berantakan dan tidak tersusun dengan benar, penulis mencatat

tanggal kadaluarsa mencatat sifat reagen dengan selembar kertas dan

pulpen dan penulis membuat data yang benar tanpa ada menambahkan

data yang tidak benar , Penulis memanfaatkan waktu ketika pasien sepi,

dikarenakan setelah jam pelayanan penulis melanjutkan lembur hingga

malam hari untuk membuat dokumen-dokumen akreditasi (Akuntabilitas).

Dampak yang akan terjadi Jika penulis tidak menerapkan nilai

akuntabilitas adalah data akan banyak yang salah berakibatkan banyak

reagen yang terbuang karena tidak sesuai dengan masa kadaluarsa

14
sebenarnya dan bisa mengurangi pemeriksaan dan mengganggu

pelayanan laboratorium. Dampak bagi organisasi terganggunya pelayanan

Puskesmas.

d. Kegiatan IV : Pelabelan Reagen

Pada tanggal 19 Oktober 2019 penulis membuat draft reagen dan

dan mencetak label reagen, dan pada kegiatan ini penulis tidak hanya

membuat draft reagen yang tersedia tetapi penulis juga membuat draft

reagen yang berbahaya dan tidak berbahaya sekaligus mencetak label

untuk di tempelkan ke masing-masing botol reagen tersebut untuk

membedakan mana reagen yang berbahaya dan tidak berbahaya

(akuntabilitas). Supaya petugas mengetahui reagen berbahaya dan tidak

berbahaya, penulis mencetak dan melabeli botol reagen tersebut dengan

tiga warna, agar mempermudah petugas mengenali reagen dan masa

kadaluarsa yang masih panjang, serta mana yang harus segera di

gunakan dan yang mengalami masa kadaluarasa. Setelah itu penulis

memotong dan melakukan penempelan reagen yang akan ditempelkan

disetiap botol reagen (Komitmen Mutu).

Kegiatan ini di lakukan disaat jam pelayanan dikarenakan disaat itu

laboratorium tidak menerima blanko pemeriksaan sama sekali dan penulis

melakukan penempelan disaat jam kosong di saat sedang tidak ada

pasien karena pesan dari pimpinan Puskesmas jika tidak ada pelayanan

dilaboratorium silakan lakukan tahapan aktualisasi karena setelah jam

pelayanan seluruh staf Puskesmas lembur untuk akreditasi.

15
Dampak yang terjadi jika penulis tidak menerapkan nilai akuntabilitas,

maka transparansi penggunaan reagen tidak diketahui. Dan tanpa adanya

penerapan komitmen mutu maka kegiatan ini tidak akan terlaksana atau

bisa terlaksana tapi tidak efektif dan efisien. Dampak bagi organisasi

adalah mengganggu pelayanan dasar Puskesmas

e. Kegiatan V : Penyusunan Reagen sesuai FEFO

Setelah melabelkan reagen penulis lanjut ke tahap selanjutnya yaitu

penulis melakukan pemisahan reagen sesuai tanggal kadaluarsa ini

bertujuan untuk meminimalisir human error atau kesalahan dalam

menggunakan reagen (Komitmen Mutu). Penulis mulai menyusun reagen

sesuai FEFO setelah selesai jam pelayanan yaitu jam 1 siang, disaat

petugas lain sama-sama membersihkan ruangan kerja masing-masing

untuk mempersiapkan akreditasi sehingga dalam proses perekaman video

sedang berlangsung terdengar suara tokokan palu. Penulis menyusun

reagen dengan hati-hati karena sebagian botol reagen ada yang mudah

pecah meski hanya di angkat dan takutnya berdampak pecahnya botol

reagen tersebut. Setelah itu penulis menyusun reagen sesuai tanggal

kadaluarsa dengan nama reagen sesuai tanggal kadaluarsanya agar agar

mempermudah petugas dalam pengambilan reagen yang harus

digunakan terlebih dahulu supaya tidak terjadi kesalahan.

16
Penulis harus teliti dalam pelabelan reagen tersebut karena jika penulis

tidak teliti dan salah dalam memberikan label tersebut bisa berdampak

kepada penulis dan rekan kerja yang bisa menyebabkan iritasi pada

tangan ketika salah memberikan label terhadap reagen yang berbahaya

dan tidak berbahaya dan secara luasnya bisa terjadi human error didalam

laboratorim penulis dan menyembabkan menurunnya citra puskesmas

kuala kampar

Minggu ketiga september adalah jadwal jaga penulis di UGD

selama 24 jam (on call). Sehingga penulis memiliki waktu lebih banyak di

UGD hal ini memudahkan penulis untuk mengatur jadwal dengan tenaga

medis yang piket di UGD. Pagi itu setelah visite pasien rawat inap,

penulispun membuat jadwal janji melakukan audit dengan petugas medis

pagi itu. Kebetulan yang ada saat itu hanya 1 petugas yang ada, yang

lainnya belum hadir. Lalu penulispun membuat janji dengan petugas

tersebut. Petugas tersebut sepakat untuk dilakukan audit pada tanggal 26

September 2019, dengan alasan beliau belum siap. Penulispun

mengatakan akan mengaudit pada tanggal tersebut (Nasionalisme).

Dampak yang akan dirasakan jika tidak menerapkan Nasionalisme

dalam keadaan tersebut maka penulis akan dikenal sebagai orang yang

tega dan dampak yang lebih ekstrimnya adalah tenaga medis tersebut

akan membenci penulis sehingga akan merusak hubungan penulis

17
dengannya. selain itu akan mengganggu pelayaan di Puskesmas yang

juga berakibat terganggunya Misi organisasi yaitu PeLayanan Prima.

Namun, sebelum penulis naik kelantai atas untuk melanjutkan

mengerjakan dokumen akreditasi, datanglah seorang pasien dengan

keluhan pusing. Tenaga medis tersebut pun mempersilahkan pasien

tersebut untuk berbaring, lalu mengambil pengukur suhu, tensimeter dan

stetoskop. Kemudian petugas tersebut langsung melakukan kajian awal

kepada pasien tersebut tanpa menggunakan APD. Setelah selesai

dengan pasien tersebut, penulispun mengatakan hal tersebut kepada

petugas. Penulis mengatakan jika penulis sudah mengaudit tenaga medis

tersebut meskipun daftar tilik belum penulis cetak. Kemudian penulis

mengatakan jika tanggal 26 penulis tidak jadi mengaudit tenaga medis

tersebut dengan bahasa yang tegas dan sopan supaya beliau tidak

tersinggung (Etika Publik). Penulispun meminta tenaga medis tersebut

untuk selalu menggunakan APD.

Jika penulis tidak menggunakan nilai etika publik dalam

menyampaikan hal tersebut mungkin akan timbul rasa tidak nyaman, atau

merusak hubungan penulis dengan tenaga medis tersebut. selain itu akan

mengganggu pelayaan di Puskesmas yang juga berakibat terganggunya

Misi organisasi yaitu PeLayanan Prima.

Ketika lembur mengerjakan dokumen akreditasi sore itu, ada

beberapa tenaga medis UGD yang penulis temui. Dan mereka setuju

untuk di audit pada tanggal yang mereka pilih sendiri dengan

18
pertimbangan, mereka ada di shift pagi. Sesuai dengan jadwal yang telah

di tentukan, penulis melakukan audit kepada tenaga medis yang telah

disepakati. Dikarenakan beberapa waktu pasien tidak ada ketika akan

dilakukan audit, maka penulispun mewawancarai tanaga medis tersebut,

apakah beliau mengingat langkah-langkah dalam SOP. Ketika akan

mengaudit salah satu tenaga medis yang telah membuat janji pada pagi

itu, tenaga medis tersebut tidak hadir dengan alsan sakit (tenaga medis

tersebut dalam keadaan mengandung). Sehingga audit ditunda dan

penulis memaklumi hal tersebut. Namun dampak dari tertundanya audit

internal salah satu tenaga medis tersebut menyebabkan tertundanya

agenda-agenda aktualisasi yang lain. Dalam hal ini penulis merasa,

betapa pentingnya sikap Akuntabilitas kita dalam melakukan sebuah

pekerjaan, agar tidak menyusahkan diri kita sendiri maupun orang lain.

Untuk mengatasi hal tersebut akhirnya penulis memutuskan untuk

menambah waktu penulis sebagai tim audit (Etika Publik), yaitu dengan

mengaudit diluar jam kerja dari Puksesmas dikarenakan adanya target

waktu dalam melakukan aktualisasi (Akuntabilitas). Sehingga akhirnya

audit pun selesai dilakukan.

Jika penulis tidak melakukan Etika Publik dan Akuntabilitas tersebut

dampak yang akan penulis rasakan adalah terlambatnya penyelesaian

aktualisasi yang akan mengakibatkan terlambatnya proses pembuatan

laporan yang akan berakibat buruk penulis tidak akan bisa menyelesaikan

latsar sehingga tidak mendapatkan sertifikat.

19
Setelah menyelesaikan audit internal untuk beberapa tenaga medis

di UGD, penulispun kemudian membuat janji bertemu dengan ketua Tim

Mutu untuk merencanakan Rapat Tinjauan Manajemen. Setelah

disepakati Rapat Tinjauan Manajemen dilakukan pada tanggal 3 Oktober

2019, dikarenakan pada tanggal tersebut Pimpinan Puskesmas berada di

Kuala Kampar. Namun 1 (satu) hari sebelum hari dijanjikan akan

dilakukan RTM, salah satu pemegang program di Puksesmas meminta

penulis untuk mengisi pembimbingan dokter kecil di beberapa sekolah.

Penulis sudah menjelaskan kepada pemegang progfram tersebut bahwa

pada hari yang diminta penulis sudah membuat janji untuk melakukan

RTM bersama Tim mutu. Namun, dikarenakan pada saat itu dokter hanya

tinggal berdua, dan pemegang program sudah terlanjur berjanji kepadda

pihak sekolah,akhirnya penulis memintas waktu untuk berkonsultasi

dengan ketua Tim Mutu. Akhirnya, sore itu juga melalui pertemuan yang

tidak formal, penulis menemui Ketua Tim Mutu, menyampaikan apa yang

terjadi, kemudian beliau setuju untuk menunda RTM setelah kegiatan

pembimbingan dokter kecil selesai dilakukan. Penulis dan Ketua Tim Mutu

sepakat untuk menjaga nama baik Puskesmas. Karena jika penulis tidak

melakukan hal tersebut, maka nama Puskesmas akan dipandang buruk

oleh sektor lain. Dalam hal ini penulis mengingat untuk mendahulukan

kepentingan Publik dibandingkan kepentingan pribadi maupun organisasi.

Akhirnya setelah 3 hari melakukan pembibingan di 6 (enam)

sekolah dasar pun selesai. Dan penulis pun kembali menemui Ketua Tim

20
Mutu untuk melakukan penjadwalan ulang RTM. Setelah menimbang

banyak hal, akhirnya diputuskan RTM dilakukan pada tanggal 10 Oktober

2019.

Gambar 1. Pembimbingan dokter kecil

Pada tanggal 7 Oktober 2019, diadakanlah RTM yang dihadiri oleh

Pimpinan Puskesmas, Ketua Tim Mutu, Ketua Tim mutu UKP, Ketua Tim

Mutu UKM, Ketua Tim Mutu Admen, para Auditor, dan para tenaga medis

yang telah diaudit. Dalam rapat RTM kali ini yang dibahas pertama kali

adalah mengenai bagian pendaftaran yang tidak melakukan pelayanan

sesuai dengan SOP. Setelah permasalahan di bagian pedaftaran selesai

di ulik, pembahasan berpindah ke bagian UGD. Yaitu permasalahan

tentang kurangnya penggunaan APD di UGD pada saat melakukan

tindakan. Pembahasan dimulai dari tenaga medis yang hasil daftar tiliknya

kurang ari yang lain, pada tenaga medis ini ditanyakan alsan tidak

melakukan sesuai SOP, menurut tenaga medis tersebut, sering tidak

tersedianya APD yang sesuai ukuran, serta petugas tersebut tidak tahu

dengan SOP, karena pada saat sosialisasi SOP beliau tidak hadir. Untuk

tenaga medis yang lainnya, mereka juga ditanyakan hal yang sama dan

21
diminta untuk mengemukakan alasan kenapa tidak melakukan pelayanan

sesuai SOP. Berikut alasan mereka:

1) Menganggu pekerjaan

2) Tidak nyaman karena APD yang kebesaran

3) Sesak (jika menggunakan masker)

4) Tidak penting

Kemudian mereka diberikan tenggat waktu untuk melakukan

pelayanan sesuai dengan SOP. Serta dalam hal ini dikarenakan adanya

alasan sering tidak tersedianya APD sesuai ukuran, maka Pimpinan

Puskesmas memanggil bagian pengadaan atau Apotek untuk mecari tahu

apa penyebab APD sering tidak sesuai ukuran. Ternyata setelah ditilik, hal

ini dikarenakan belum adanya permintaan secara resmi dari bagian UGD

kepada Apotek untuk menyediakan APD sesuai ukuran. Setelah mereka

mengemukakan alasannya, kemudian Pimpinan Puskesmas selaku

Pengambil keputusan dalam RTM tersebut, memutuskan untuk

memberikan mereka waktu dua minggu. Jika dalam dua minggu mereka

masih ditemukan tidak menggunakan APD, maka mereka akan dipanggil

lagi untuk kemudian ditindak lanjuti lagi. Akhirnya RTM selesai dilakukan

dengan keputusan dari Pimpinan Puskesmas tentang penggunaan APD

yaitu:

1. Bagian UGD membuat permintaan APD Sesuai ukuran rata-rata

petugas di UGD

2. Pelayanan harus berdasarkan SOP

22
3. Tenaga medis di UGD yang di audit diberika tenggat waktu 2

(dua) minggu untuk melakukan tindakan sesuai SOP.

Dalam melaporkan hasil audit kepada Tim Mutu, auditro nya memberikan

daftar tilik yang telah di akumulasikan nilainya. Kemudian setelah RTM

auditor diminta untuk membuat berita acara. Jika dalam waktu yang

ditetapkan tenaga medis tersebut maka auditor harus membuat keragka

acuan untuk permasalahan tersebut yang nantinya akan ditampilkan pada

saat RTL.

Gambar 2. RTM

Analisa potensi, tantangan dan hambatan dalam penerapan nilai-nilai

dasar PNS terhadap organisasi

1. Potensi yang penulis temukan adalah, bahwasanya beberapa dari

staff di Puskesmas sudah ada yang menajalankan nilai-nilai dasar

tersebut sehingga bisa menjadi contoh untuk yang lain serta

dukunagn dari pimpinan

23
2. Hambatannya adalah: masih banyaknya staff yang tidak

Menerapkan nilai-nilai dasar terutama nilai tanggung jawab dalam

melakukan pekerjaan sehingga menganggu pekerjaan orang lain

dan mengganggu kegiatan serta membuat buruk nama organisasai.

B. Realisasi Aktualisasi dan Kontribusi Terhadap Visi-Misi

Organisasi

Sebelum memasuki analisas keterkaitan aktualisasi dengan

kontribusi terhadap organisasi, marilah kita mengenal organisasi.

Dimanapun kita tinggal dan apapun pekerjaan yang kita lakukan, kita

selalu membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Dengan

berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain.

Komunikasi dalam organisasi merupakan aktivitas yang menghubungakn

antar manusia dan antar kelompok dalam sebuah organisasi. Secara

sederhana organisasi merupakan suatu wadah yang melibatkan orang-

orang yang melakukan kegiatan yang sama demi mewujudkan tujuan

bersama. Setiap orang dalam organisasi mempunyai peranan dan status

masing-masing.

Visi BLUD Puskesmas Kuala kampar adalah:

“Mejadikan Masyarakat Kuala Kampar Sehat Menuju Pelalawan

Sehat 2021”.

Misi BLUD Puskesmas Kuala Kampar adalah:

24
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar PRIMA

2. Menjalin kemitraan dengan sektor terkait dalam bidang kesehatan

3. Meningkatkan kemandirian individu, keluarga dan masyarakat di

bidang kesehatan

4. Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia secara

berkelanjutan.

Dalam melaksanakan habituasi, keterkaitan aktualisasi dengan visi dan

misi Puskesmas adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan I: Konsultasi dengan Pimpinan Puskesmas

Konsultasi dan diskusi mengenai masalah serta pencarian solusi

atau pemecahan masalah tersebut dengan Pimpinan Puskesmas

merupakan salah satu bentuk komunikasi dalam organisasi yang sedikit

telah di jabarkan diatas dan juga sebagai bentuk koordinasi internal yang

tujuannya sama yaitu untuk peningkatan pelayanan publik di Puskesmas

Kuala Kampar. Ini sesuai dengan Misi Puskesmas yang salah satunya

adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar PRIMA. Jika

dalam hal ini bawahan atau atasan tidak mendukung atau tidak peduli

maka visi ataupun misi organisasi tidak akan terlaksana dengan baik. Dan

yang menjadi buruk adalah bukan hanya satu individu namun semua

individu di organisasi tersebut.

b. Kegiatan II: Validasi standar Baku Penggunaan APD

Sepertinya halanya pada penjelasan diatas, komunikasi di

oragnisasi bukan hanya antara atasan dan bawahan namun juga antar

25
individu di organisasi tersebut. Salah satu bentuk komunikasi penulis

untuk mewujudkan misi organisasi melalui aktualisasi ini adalah dengan

berkonsultasi kepada Ketua Tim Mutu UKP. Selain itu dalam aktualisasi ini

pencarian Standar Baku Penggunaan APD sebagai perwujudan dari

peningkatan kualitas Sumber daya manusia Puskesmas Kuala Kampar

yang sekaligus juga menciptakan atau menajalankan salah satu Misi

Puskesmas yaitu Meningkatkan Kimpetensi SDM dan menyelenggarakan

pelayanan kesehata dasar PRIMA.

c. Kegiatan III: Audit Internal

Melakukan audit internal sejalan dengan Visi Puskemsas yaitu

mejadikan masyarakat Kuala Kampar sehat menjuju Pelalawan sehat

2021. Sebagai bentuk komitmen dan kepedulian penulis terhadap

terwujudnya visi misi organisasi, penulis membuat jadwal audit internal

setiap dua bulan sekali, demi terwujudnya pelayanan PRIMA.

C. Realisasi Aktualisasi dan Penguatan Nilai-nilai Organisasi

Berikut penjabaran penguatan nilai-nilai organisasi melalui kegiatan

aktualisasi:

1. Konsultasi dengan Pimpinan Puskesmas

Dengan melakukan konsultasi dengan Pimpinan Puskesmas

merupakan wujud dari nilai Puskesmas yaitu accountable yang artinya

bertanggung jawab. Bertanggung jawab karena merasa bahwa sebagai

pelayan publik kita telah diberi amanah oleh negara untuk menjadi

26
pelayan masyarakat. Dengan dilaksanakannnya nilai ini akan terbentuk

pelayanan yang PRIMA.

2. Validasi Standar Baku Penggunaan APD

Menentukan standar baku merupakan bentuk penguatan nilai

organisasi Puskesmas Kuala Kampar yaitu action dan accountable.

3. Audit Internal

Kegiatan ini sebagai wujud dari nilai organisasi yaitu

accountable.

Sebagai bentuk komitmen dan kepedulian penulis terhadap

terwujudnya visi misi organisasi, penulis membuat jadwal audit internal

setiap dua bulan sekali, sebagai bentuk rasa tanggung jawab penulis

terhadap masa depan organisasi.

27
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pelaksanaan habituasi di BLUD Puskesmas Kuala Kampar

kegiatan yang dilakukan sudah sesuai rencana awal. Meskipun dalam

pelaksanaannya banyak hambatan yang menyebabkan penulis

mengalami kesulitan serta keterlambatan dalam menyelesaikan laporan

aktualisasi. Namun dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS dalam

pelaksanaan aktualisasi PNS membuat penulis merasa tenang dan

bahagia. Melalui kegiatan aktualisasi ini penulis juga menemukan betapa

masih buruknya manajemen ASN di Puskesmas Kuala Kampar.

Melalui kegiatan ini peserta juga menerapkan kegiatan yang

berkontribusi terhadap visi-misI organisasi serta memberikan penguatan

nilai-nilai organisasi sehingga mampu meningkatkan kinerja peserta

maupun para tenaga medis di dalam organisasi.

Kegiatan ini di butuhkan karena, selama ini di BLUD Puskesmas

Kuala Kmapar belum terdapat sistem audit internal yang dapat

meingkatkan mutu para karyawan Puskesmas Kuala kampar.

28
B. Saran

1. Bagi BLUD Puskesmas Kuala Kampar:

a. Penulis berharap nilai-nilai ANEKA dapat diterpakan di

Puskesmas Kuala Kampar agar tercapai Visi dan Misi

Puskesmas

b. Puskesmas Kuala Kampar dapat menyediakan APD sesuai

dengan peraturan perundang-undangan

c. Audit internal diharapkan menjadi acuan dalam

meningkatkan Mutu atau kinerja petugas di lingkungan

Puskesmas Kuala Kampar

2. Bagi Teman Sejawat Dokter di Puskesmas Kuala Kampar

Dapat melayani sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

dan bisa hadir serta memberikan contoh dalam penggunaan

kepada staff Puskesmas yang lain.

3. Bagi Dokter secara Umum

Tetap melayani pasien dengan prinsip profesional dan

memberikan contobh penggunaan APD yang baik dilingkungan

kerja.

29
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS:


Habituasi . Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Peraturan Menteri dalam negeri Nomor 54 Tahun 2009 tentang tata


naskah dinas di lingkungan pemerintah daerah

Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945

30
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2015 tentang Aparatur Sipil Negara.

Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017


tentang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Infeksi

BIODATA PENULIS

Nama : dr. Fifi Adrias

Tempat/Tgl Lahir : Tanjung Medan/ 26 September 1987

Daerah Asal : Rokan Hilir

Agama : Islam

Nama Ayah : Adris Adnan

Nama Ibu : almh. Asmery

Nomor Hp : 0811708071

Email : dafi6309@gmail.com

Riwayat Pendidikan Formal

2010-2012 Program Pendidikan Dokter Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta

2005-2010 Program S.Ked Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

2003-2005 SMA N 2 Duri, Riau

2001-2003 MTs HW Duri, Riau

1995-2001 SD 015

31

You might also like