Professional Documents
Culture Documents
396-Article Text-1551-1-10-20230830
396-Article Text-1551-1-10-20230830
How to Cite:
Irwanto, I., Susrianingsih, S., Habibi, H., Ardat, A. (2023). Manajemen Lembaga Pendidikan Islam di Madrasah: Analisis Tentng Model
dan Implementasinya. Fitrah: Journal of Islamic Education, 4(1), 162-174. https://doi.org/10.53802/fitrah.v4i1.396
162
Fitrah: Journal of Islamic Education
tidak hanya perlu mengikuti harapan akademis, tetapi juga untuk mengembangkan pemahaman
tetapi juga harus memenuhi harapan sosial. yang lebih dalam tentang hakikat manusia dan
Tanggapan terhadap harapan sosial ini memberikan kesempatan untuk pembebasan diri
mengharuskan sistem pendidikan untuk secara dari keterbatasan. Ini mencakup pengembangan
kritis mengevaluasi berbagai komponen yang ada keterampilan sosial, profesional, dan pribadi
di dalamnya, termasuk kurikulum, materi yang akan membantu individu untuk
pelajaran, dan model pembelajaran. Pendidikan menghadapi tantangan dunia kontemporer
seharusnya mengajarkan berbagai keterampilan sambil tetap terhubung dengan nilai-nilai
yang diperlukan untuk mengatasi peran dan esensial dalam kehidupan.
tanggung jawab dalam berbagai aspek kehidupan Hal ini dinilai sebagai sebuah kesulitan
saat ini, seperti keterampilan dasar seperti yang besar dalam dunia ekonomi yang
membaca, menulis, penggunaan komputer, serta menekankan keuntungan yang bermotifkan
beragam keterampilan profesional seperti ekonomi daripada mengembangkan dan
komunikasi, kreativitas berpikir, pemecahan menumbuhkan kehidupan spiritual. Desain
masalah, dan pengembangan pemahaman diri pendidikan adalah tata cara yang dipakai untuk
yang mendalam. melaksanakan proses pembelajaran. Secara utuh,
Di sisi lain, konsep pendidikan kegiatan pembelajaran memerlukan desain agar
emansipatoris, seperti yang diuraikan oleh arah dan kegiatan pembelajaran dapat mencapai
Edmund O’Sullivan sebagaimana dinyatakan tujuan yang diharapkan (M, 2016).
dalam karya Miller, mengacu pada pandangan Secara mendasar, model merupakan
pendidikan yang melihat manusia sebagai representasi visual atau kerangka konseptual
makhluk yang memiliki dimensi yang sakral. yang digunakan sebagai panduan dalam
Dalam konteks ini, pendidikan tidak hanya menjalankan suatu aktivitas (Hidayati, 2017).
berfokus pada pemberian pengetahuan dan Model adalah gambaran kecil atau bentuk
keterampilan semata, tetapi juga memberikan miniatur dari suatu konsep besar. Model ini
pemahaman yang lebih dalam tentang hakikat mewakili serangkaian prosedur berurutan yang
manusia dan potensinya. Pendidikan digunakan untuk melaksanakan suatu proses,
emansipatoris bertujuan untuk membebaskan seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media,
individu dari batasan-batasan yang membatasi dan evaluasi. Model pendidikan merupakan
perkembangan penuh potensi mereka. suatu gambaran kecil dari konsep pembelajaran
Dengan menggabungkan kedua konsep secara menyeluruh. Ini mencakup elemen-
ini, pendidikan masa kini dituntut untuk tidak elemen seperti tujuan, struktur, lingkungan, dan
hanya mempersiapkan peserta didik dengan sistem pengelolaan. Model pembelajaran
keterampilan praktis dan pengetahuan akademis, memiliki cakupan yang lebih luas daripada
istilah-istilah lainnya seperti pendekatan, strategi, adalah tempat atau organisasi yang
dan metode (Baharun, 2016). menyelenggarakan pendidikan Islam, yang
Dalam konteks ini, model pembelajaran mempunyai struktur yang jelas dan bertanggung
berfungsi sebagai kerangka panduan yang jawab atas terlaksananya pendidikan Islam. Oleh
membantu dalam merancang dan mengarahkan karena itu, lembaga pendidikan Islam tersebut
proses pembelajaran. Ini membantu pendidik harus dapat menciptakan suasana yang
dalam merencanakan langkah-langkah yang memungkinkan terlaksananya pendidikan
perlu diambil, memilih metode yang sesuai, dan dengan baik, menurut tugas yang diberikan
mengatur lingkungan pembelajaran. Dengan kepadanya, seperti sekolah (madrasah) yang
menggunakan model pembelajaran, pendidik melaksanakan proses pendidikan Islam.(Umar,
dapat mengintegrasikan berbagai aspek 2010)
pembelajaran menjadi satu kesatuan yang Lembaga pendidikan adalah lembaga
terkoordinasi. Dengan demikian, model atau tempat berlangsungnya proses pendidikan
pembelajaran tidak hanya merupakan metode yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah
pengajaran, tetapi juga mencakup pendekatan tingkah laku individu ke arah yang lebih baik
dan strategi yang digunakan untuk mencapai melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Ada
tujuan pembelajaran. Ini adalah alat penting tiga macam lembaga pendidikan Islam, yaitu (1)
dalam merancang pengalaman pembelajaran Lembaga Pendidikan Islam Formal, (2).
yang efektif dan efisien, sambil Lembaga Pendidikan Islam Non-Formal, dan
mempertimbangkan berbagai faktor yang (3). Lembaga Pendidikan Islam Informal.
memengaruhi proses pembelajaran. Lembaga pendidikan formal adalah jalur
Badan atau lembaga pendidikan adalah pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
organisasi atau kelompok manusia yang karena terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
satu dan lain hal memikul tanggung jawab menengah, dan pendidikan tinggi. Sedangkan
pendidikan kepada peserta didik sesuai dengan Lembaga pendidikan non formal adalah jalur
misi badan tersebut. Sebagian lagi mengartikan pendidikan di luar pendidikan formal yang
lembaga pendidikan sebagai lembaga atau dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
tempat berlangsungnya proses pendidikan yang Lembaga pendidikan nonformal ini disediakan
dilakukan dengan tujuan untuk mengubah bagi warga yang tidak sempat mengikuti atau
tingkah laku individu ke arah yang lebih baik menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu
melalui interaksi dengan lingkungan dalam pendidikan formal. Sedangkan lembaga
sekitar.(Nasional, 2001) pendidikan informal adalah pendidikan yang
Berdasarkan pengertian di atas dapat ruang lingkupnya lebih terarah pada keluarga
dipahami bahwa lembaga pendidikan Islam dan masyarakat (Bafadhol, 2017).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif, berbasis studi deskriptif. Mutu lembaga
Metode penelitian kualitatif sesungguhnya tidak
bertujuan untuk mengkaji atau membuktikan
kebenaran sesuai teori, tetapi teori yang sudah
Studi Wawancara Observasi
ada dikembangkan dengan menggunakan data Dokumentasi
yang dikumpulkan (Bungin, 2001).
Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Gambar 1. Desain Penelitian
Pendidikan Agama Islam, lokasi penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
dipilih karena dalam pengelolaanya lembaga ini Model Manajemen Lembaga Pendidikan
memiliki ciri khas yang berbeda dengan Berdasarkan data data yang di peroleh
penelitian lain. Ciri khas itu tampak dari pada MTs. Pendidikan Agama Islam, terdapat
keikutsertaan masyarakat dan nilai-nilai islam beberapa jenis model manajemen lembaga
yang diterapkan dalam pengelolaanya. pendidikan Islam yang digunakan untuk
Dalam penelitian ini, data primer mengelola dan mengembangkan lembaga
diperoleh peneliti dari hasil, observasi, pendidikan dalam konteks Islam. Beberapa di
dokument dan wawancara mendalam (indept antaranya adalah:
interview) dengan informan kunci (key informan), 1. Model Tradisional (Konvensional): Model ini
yaitu: Kepala Madrasah, Guru, Orangtua, dan mendasarkan manajemen lembaga pendidikan
Peserta didik di lokasi penelitian. Setelah data pada tradisi dan praktik yang telah ada sejak
terkumpul dianalisis dengan menggunakan lama dalam masyarakat. Pemimpin utama
dalam model ini adalah kepala lembaga yang dengan adil dan transparan sesuai dengan
mengambil keputusan secara otoritatif. ajaran Islam.
Kebijakan dan tata kelola biasanya didasarkan 6. Model Pemberdayaan: Model ini berfokus
pada norma-norma sosial dan adat istiadat pada pemberdayaan individu dan kelompok
yang berlaku. dalam lembaga pendidikan. Pemimpin
2. Model Partisipatif: Model ini melibatkan berperan dalam memberikan otonomi kepada
partisipasi aktif dari seluruh anggota lembaga staf dan siswa untuk mengambil keputusan
pendidikan, termasuk guru, siswa, dan orang yang berkaitan dengan pembelajaran dan
tua. Keputusan diambil melalui diskusi dan pengembangan.
konsensus, sehingga memberikan rasa 7. Model Teknologi dan Inovasi: Model ini
kepemilikan dan tanggung jawab kepada mengintegrasikan teknologi modern dan
semua pihak yang terlibat. inovasi dalam manajemen lembaga
3. Model Transformasional: Model ini pendidikan. Penggunaan teknologi digunakan
menekankan pada perubahan dan untuk meningkatkan efisiensi, transparansi,
transformasi lembaga pendidikan. Pemimpin dan kualitas pendidikan yang diberikan.
dalam model ini berperan sebagai agen 8. Model Berkelanjutan: Model ini menekankan
perubahan yang menginspirasi dan pada keberlanjutan lembaga pendidikan dalam
memotivasi staf serta siswa untuk mencapai jangka panjang. Fokusnya adalah pada
tujuan yang lebih tinggi. Fokusnya adalah perencanaan dan pengelolaan yang
pada pengembangan diri dan pemberdayaan berkelanjutan, termasuk dalam hal sumber
individu. daya manusia, finansial, dan infrastruktur.
4. Model Berbasis Nilai Islam: Model ini Setiap jenis model manajemen lembaga
mengintegrasikan prinsip-prinsip dan nilai- pendidikan Islam memiliki kelebihan dan
nilai Islam dalam setiap aspek manajemen kelemahan masing-masing. Pemilihan model
lembaga pendidikan. Keputusan dan tindakan harus disesuaikan dengan nilai-nilai, tujuan, dan
diambil berdasarkan panduan agama Islam, kebutuhan lembaga pendidikan yang
dan tujuan utamanya adalah membangun bersangkutan serta konteks sosial dan budaya
karakter dan moral Islam yang kuat pada tempat lembaga tersebut beroperasi.
siswa. Model tradisional atau konvensional
5. Model Keuangan Islam: Model ini mencakup dalam manajemen lembaga pendidikan Islam
pengelolaan keuangan lembaga pendidikan mencerminkan pendekatan yang didasarkan pada
dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam, seperti praktik-praktik dan tradisi yang telah mengakar
larangan riba (bunga) dan pengelolaan dana dalam masyarakat selama periode yang panjang.
Model ini menggambarkan bagaimana manajemen
lembaga pendidikan dipandu oleh norma-norma nilai budaya dan tradisi Islam. Model ini
sosial, adat istiadat, dan nilai-nilai tradisional yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai
melekat dalam budaya Islam. agama dan etika dalam pengelolaan lembaga
Di dalam model tradisional ini, peran pendidikan Islam, serta pentingnya peran
utama dalam pengambilan keputusan dan pemimpin yang dihormati dan mampu memimpin
pengelolaan lembaga pendidikan dipegang oleh berdasarkan nilai-nilai Islam.
kepala lembaga, seringkali dalam kapasitas yang
otoritatif. Kepala lembaga memiliki kewenangan Faktor Pendukung Penerapan Manajemen
yang besar dalam menentukan arah dan kebijakan Lembaga Pendidikan Islam
lembaga. Kepemimpinan yang tegas dan hierarkis Manajemen lembaga pendidikan Islam
mewarnai gaya pengelolaan, dan keputusan utama dipengaruhi oleh berbagai faktor pendukung.
biasanya diambil oleh seorang individu yang Berikut adalah beberapa faktor yang dapat
dihormati dan diakui dalam komunitas. mempengaruhi manajemen lembaga pendidikan
Keputusan-keputusan yang diambil dalam model Islam di MTs. Pendidikan Agama Islam:
ini biasanya dipengaruhi oleh norma-norma sosial 1. Visi dan misi Jelas Lembaga pendidikan Islam
yang ada dalam masyarakat Islam. Nilai-nilai yang memiliki visi dan misi yang jelas akan
keadilan, etika, dan moral yang terkandung dalam lebih mudah untuk mengarahkan semua
ajaran agama menjadi pedoman utama dalam aktivitas pendidikan menuju tujuan yang
pengambilan keputusan. Selain itu, adat istiadat diinginkan.
dan tradisi yang telah berakar kuat juga turut 2. tenaga pendidik berkualitas: Kualitas tenaga
mempengaruhi tata kelola dan operasional pendidik, termasuk pengajar dan staf
lembaga pendidikan. akademik lainnya, sangat mempengaruhi
Namun, model tradisional ini juga dapat kualitas pendidikan yang diberikan oleh
memiliki beberapa keterbatasan. Ketergantungan lembaga tersebut.
pada satu individu sebagai pemegang keputusan 3. Kurikulum yang relevan: Kurikulum yang
dapat menghambat partisipasi aktif dari anggota disesuaikan dengan nilai-nilai Islam dan
lainnya dalam lembaga. Selain itu, model ini kebutuhan zaman akan memberikan dasar
mungkin kurang responsif terhadap perubahan- yang kuat bagi pendidikan Islam yang holistik.
perubahan modern dalam dunia pendidikan, 4. Dukungan Komunitas: Dukungan dari
teknologi, dan tuntutan masyarakat yang komunitas lokal, orang tua siswa, dan
berkembang. Meskipun demikian, model stakeholder lainnya dapat memberikan
tradisional masih memiliki tempat dalam beberapa dukungan moral dan finansial yang
lingkungan dan konteks, terutama di wilayah- diperlukan. Yang terakhir adalah budaya
wilayah yang masih sangat memegang teguh nilai- keterbukaan: Lembaga yang mendorong
budaya keterbukaan akan lebih mampu faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam
beradaptasi dengan perubahan dan menerima manajemen lembaga pendidikan Islam adalah
masukan untuk meningkatkan kualitas suatu upaya proaktif untuk mencapai tujuan
pendidikan. pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Dengan pendekatan ini, lembaga dapat beroperasi
Faktor Penghambat Penerapan Manajemen dengan lebih efektif, berkontribusi pada
Lembaga Pendidikan Islam perkembangan peserta didik sesuai dengan ajaran
Selain faktor pendukung terdapat agama, dan memberikan dampak positif kepada
beberapa faktor penghambat, yakni: masyarakat dan umat.
1. Kurangnya Sumber Daya Finansial:
Keterbatasan dana dapat mempengaruhi SIMPULAN
fasilitas, pelatihan tenaga pendidik, dan Manajemen lembaga pendidikan Islam
pengembangan kurikulum. bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga
2. Kurangnya Kualifikasi Tenaga Pendidik: menggabungkan sikap keadilan, empati, dan
Kurangnya tenaga pendidik yang berkualitas tanggung jawab. Seorang pemimpin lembaga
dapat menghambat penyelenggaraan pendidikan Islam mendorong partisipasi
pendidikan yang baik. berdasarkan etika Islam, memotivasi staf dan
3. Kurangnya Keterampilan Manajerial: siswa untuk berprestasi, serta membentuk
Keterbatasan keterampilan manajerial dari staf lingkungan inklusif yang mencerminkan prinsip-
administratif dan pimpinan lembaga dapat prinsip kemanusiaan. Dalam penutup ini,
menghambat efisiensi operasional. manajemen lembaga pendidikan Islam di MTs
4. Tantangan Teknologi: Perkembangan Pendidikan Agama Islam ini adalah usaha yang
teknologi yang cepat dapat menjadi tantangan melibatkan profesionalisme tinggi, kesucian niat,
jika lembaga tidak mampu keteguhan mental, serta perpaduan yang
mengintegrasikannya ke dalam proses harmonis antara manajemen dan kepemimpinan
pendidikan. yang berciri khas Islam. Pendekatan ini
Penting untuk diingat bahwa faktor-faktor menghasilkan pendidikan yang tidak hanya
ini dapat bervariasi tergantung pada konteks dan berkualitas, tetapi juga mengintegrasikan nilai-
situasi masing-masing lembaga pendidikan Islam. nilai agama, moral, dan etika, menciptakan
Manajemen yang baik akan mampu individu yang berintegritas dan berkontribusi
mengidentifikasi faktor-faktor ini dan berupaya positif kepada masyarakat dan umat.
untuk memaksimalkan faktor pendukung serta Dalam esensinya, mengelola lembaga
mengatasi faktor penghambat guna meningkatkan pendidikan Islam adalah suatu upaya
kualitas pendidikan yang diberikan. Secara menyelaraskan antara profesionalisme yang
keseluruhan, mengidentifikasi dan mengatasi berkualitas, niat suci yang murni, keteguhan
mental yang kokoh, serta perpaduan harmonis Ismah, I. (2020). Manajemen Kelembagaan
antara sifat manajer yang terampil dan jiwa Pendidikan Islam. Al-Munqidz : Jurnal Kajian
Keislaman, 8(3), 377–395.
pemimpin yang tercermin dalam nilai-nilai Islam. https://doi.org/10.52802/amk.v8i3.267
Ini adalah perjalanan yang memerlukan M, Z. (2016). Pengembangan Model Pembelajaran
kewajiban dalam memberikan pendidikan PAI Berbasis Tik yang Efektif pada SMA
Negeri 4 Kota Kendari Provinsi Sulawesi
berkualitas tinggi sambil mempertimbangkan Tenggara. Al-Qalam, 19(2), 241–252.
nilai-nilai agama dan moral sebagai pilar yang tak https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31969/
alq.v19i2.167
tergoyahkan dalam mencapai keunggulan
Masrokan, P. (2014). Manajemen Mutu Sekolah:
pendidikan Islam.
Strategi Peningkatan Mutu dan Daya Saing
Lembaga Pendidikan Islam,. Ar-Ruzz Media.
DAFTAR PUSTAKA Muljawan, A. (2019). Model dan Strategi
Bafadhol, I. (2017). Lembaga Pendidikan Islam Manajemen Lembaga Pendidikan Islam.
di Indoesia. Jurnal Edukasi Islami Jurnal Jurnal Asy-Syukriyyah, 20(2), 51–69.
Pendidikan Islam, 06(11), hlm 60. https://doi.org/10.36769/asy.v20i2.81
http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/ei/art
Nugraha, M. T. (2016). Pengembangan Model
icle/view/95
Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)
Baharun, H. (2016). Pengembangan Media Menuju Masyarakat Ekonomi Asean
Pembelajaran PAI Berbasis Lingkungan (MEA). At-Turats, 10(1), 13.
Melalui Model ASSURE. Cendekia: Journal of https://doi.org/10.24260/at-
Education and Society, 14(2), 231. turats.v10i1.447
https://doi.org/10.21154/cendekia.v14i2.6
Rue, G. R. T. & L. W. (2015). Dasar-Dasar
10
Manajemen. PT Bumi Aksara.
Blumberg, & G. (1980). The Effective Principle:
Sufairoh. (2016). Pendekatan Saintifik & Model
Perspectives on School Leadership. Allyn and
Pembelajaran K-13. Jurnal Pendidikan
Bacon Inc.
Profesional, 5(3), 116–125.
Choir, A. (2016). Urgensi Manajemen http://www.jurnalpendidikanprofesional.co
Pendidikan dalam Pengembangan Lembaga m/index.php/JPP/article/view/186/pdf_1
Pendidikan Islam. J-Mpi (Jurnal Manajemen 04
Pendidikan Islam), 1(1), 44–54.
Sulaeman, M. (2018). Urgensi Manajemen
https://doi.org/10.18860/JMPI.V1I1.3371
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di
Djollong, A. F. (2105). Urgensi Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Realita: Jurnal
Dalam Pengelolaan Lembaga Pendidikan Penelitian dan Kebudayaan Islam, 16(1).
Islam. Istiqra’, 2, 181–188. https://doi.org/10.30762/Realita.V16I1.67
https://www.jurnal.umpar.ac.id/index.php 4
/istiqra/article/view/233/206
Supriatna, A., Syach, A., Musyadad, V. F.,
Hidayati, W. (2017). Manajemen Kurikulum Nurhayanti, H., & Yusuf, R. N. (2021).
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Model Pengembangan Manajemen
Jenjang SMA Bermuatan Keilmuan Lembaga Pendidikan Berbasis
Integrasi Interkoneksi. Manageria: Jurnal Entrepreneurship Menurut Perspektif
Manajemen Pendidikan Islam, 1(2), 195–225. Islam. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(5),
https://doi.org/10.14421/manageria.2016. 2123–2134.
12-03 https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i5.766