You are on page 1of 203

SISTEM PENGLIHATAN DAN

PENGUKURAN FUNGSI
PENGLIHATAN
Oleh : dr. Euis Heryati,
Heryati, M.Kes

MK. Pengukuran Fisiologi


Fisiologi-
-Jurusan PLB
ANATOMI MATA
(Bola Mata)
ANATOMI MATA
(Otot Penggerak Bola Mata)
FISIOLOGI PENGLIHATAN
(Proses Melihat)
Cahaya mengenai benda

Kornea

Celah Pupil

Lensa

Retina (bintik kuning)

Saraf mata (N.II) Otak (area 17,18,19)


KELAINAN PENGLIHATAN

NORMAL

TAJAM LOW VISION


PENGLIHATAN

BUTA

Menurut Aspek Blind (buta)


Pendidikan Low Vision (kurang lihat)
Limited Vision
KELAINAN PENGLIHATAN
(Definisi kebutaan/ketunanetraan)

Menurut Aspek medis/legal:


Bila tajam penglihatan <20/200 atau
>20/200 tetapi lantang pandang <20o
Tunanetra yang memiliki tajam
penglihatan antara 20/200 dan 20/70
disebut low vision.
GANGGUAN LANTANG
PANDANG
KELAINAN REFRAKSI :
 MIOPIA (RABUN JAUH)
 HIPERMETROPIA (RABUN DEKAT)
 ASTIGMATISME
 PRESBIOPIA

KELAINAN LAIN:
 STRABISMUS

 BUTA WARNA
PENGUKURAN VISUS

 APA ITU VISUS ?


 ALAT YANG DIGUNAKAN?

 V = d/D

 CARA PEMERIKSAAN :
SNELLEN CHART
Pemeriksaan Lantang Pandang

 Ukuran lantang pandang normal


 Cara pemeriksaan :
-Metode Konfrontasi dari Donder
-Campimeter
-Perimeter
-Layar Byerrum
Tes Buta Warna

 Buku Ishihara
 Benang-benang Holmgreen
Pemeriksaan Gerak Bola Mata

 Tes tutup buka (cover uncover test)


 Tes tutup mata (cover test)
Pemeriksaan Refleks

 Refleks pupil
 Refleks kornea
BBM 8
CAHAYA DAN ALAT OPTIK

PENDAHULUAN
Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini merupakan BBM kedelapan dari mata kuliah Konsep
Dasar Fisika untuk SD yang menjelaskan konsep cahaya dan alat optik. Cahaya memiliki peranan
sangat penting terutama dalam kehidupan. Bisa Anda bayangkan bila tidak terdapat cahaya di muka
bumi ini. Setiap benda dapat kita lihat karena adanya cahaya yang merambat mengenai benda
tersebut. Terdapat banyak sekali benda-benda yang dapat memancarkan cahaya. Benda-benda
semacam ini dinamakan sumber cahaya. Benda-benda yang bukan sumber cahaya juga dapat kita
lihat karena benda itu memantulkan cahaya yang mengenainya.
Konsep cahaya ini erat memiliki keterkaitan dengan pembahasan kita pada BBM
sebelumnya, yakni mengenai gelombang. Hal ini dikarenakan cahaya itu sendiri merupakan
gelombang. Tentu saja, sifat-sifat gelombang berlaku pada saat kita membahas konsep cahaya.

Dalam BBM ini, akan disajikan dua kegiatan belajar, yaitu:


1. Kegiatan Belajar 1 : Cahaya
2. Kegiatan Belajar 2 : Alat-alat Optik

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan memiliki kompetensi menjelaskan konsep
optika, yakni mengenai konsep cahaya dan alat-alat optik. Secara lebih khusus lagi. Anda
diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian cahaya.
2. Menjelaskan sifat-sifat cahaya.
3. Menjelaskan pemantulan cahaya dan hukum pemantulan.
4. Menjelaskan pemantulan pada cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung
5. Menjelaskan sifat-sifat bayangan pada cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung.
6. Menjelaskan pembiasan cahaya dan hukum pembiasan.
7. Menjelaskan pembiasan pada lensa cembung dan lensa cekung.
8. Mendeskripsikan berbagai alat-alat optik.
9. Menjelaskan prinsip kerja alat optik.

1
Pembelajaran mengenai optika, khususnya cahaya di SD dipelajari di Kelas V Semester 2 dengan
Standar Kompetensi “Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model”
dan Kompetensi Dasar:
• Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
• Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan
menerapkan sifat-sifat cahaya.

Agar Anda memperoleh hasil yang maksimal dalam mempelajari BBM ini, ikuti petunjuk
pembelajaran berikut ini.
1. Bacalah dengan cermat bagian Pendahuluan BBM ini, sampai Anda memahami betul apa, untuk
apa, dan bagaimana mempelajari BBM ini.
2. Bacalah bagian demi bagian, temukan kata-kata kunci dan kata-kata yang Anda anggap baru.
Carilah dan baca pengertian kata-kata tersebut dalam daftar kata-kata sulit dalam BBM ini atau
dalam kamus yang ada.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi BBM ini melalui pemahaman sendiri, tukar
pikiran dengan sesama mahasiswa, dan dosen Anda.
4. Mantapkan pemahanan Anda melalui diskusi dengan sesama teman mahasiswa.
5. Lakukan semua kegiatan yang diajarkan sesuai dengan petunjuk BBM. Karena di dalam
pembelajaran BBM ini kita akan melakukan beberapa pengamatandan percobaan.

2
KEGIATAN BELAJAR 1
CAHAYA

Semua benda di alam pada umumnya dan lingkungan sekitar kita pada khususnya dapat kita
lihat karena ada sesuatu yang terpantul atau dipantulkan oleh benda-benda tersebut. Tulisan pada
buku, alat-alat tulis, meja, kursi, dan benda-benda disekitarnya dapat dengan mudah kita lihat.
Kemudian cobalah Anda masuk ke sebuah ruangan yang gelap. Tentu benda-benda tersebut sudah
tidak dapat terlihat lagi, meskipun benda-benda itu tetap berada di tempatnya. Mengapa demikian?
Pada Bahan Belajar Mandiri sebelumnya kita membicarakan bunyi sebagai salah satu
contoh gelombang, marilah kita membahas contoh lain dari gelombang: cahaya. Ketika kita melihat
benda-benda yang ada di sekitar kita, sesungguhnya pada saat bersamaan ada cahaya yang
dipantulkan oleh benda-benda itu. Cahaya tersebut berasal dari suatu sumber yang dinamakan
sumber cahaya. Pertanyaannya, apa yang dimaksud dengan cahaya? Apa saja yang menjadi sumber
cahaya? Bagaimana sifat-sifat cahaya? Mengapa cahaya bisa kita rasakan atau kita amati? Dalam
Bahan Belajar Mandiri ini akan dibahas mengenai konsep cahaya, sifat-sifat cahaya sebagai
gelombang, pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.

A. Definisi Cahaya
Cahaya merupakan salah satu contoh gelombang elektromagnetik, yang gelombang yang
tidak memerlukan medium sebagai media perambatannya. Misalnya, pada siang hari tampak terang
karena cahaya matahari menerangi bumi. Walaupun matahari berada jauh dari bumi dan dipisahkan
oleh ruang hampa di ruang angkasa, namun cahaya matahari mampu sampai di bumi.
Di sekitar kita, ada banyak sekali benda yang memancarkan cahaya. Benda yang dapat
memancarkan cahaya dinamakan sumber cahaya. Ada dua macam sumber cahaya, yaitu sumber
cahaya alami dan sumber cahaya buatan. Sumber cahaya alami merupakan sumber cahaya yang
menghasilkan cahaya secara alamiah dan setiap saat, contohnya matahari dan bintang (Gambar 8.1)
Sumber cahaya buatan merupakan sumber cahaya yang memancarkan cahaya karena dibuat oleh
manusia, dan tidak tersedia setiap saat, contohnya lampu senter, lampu neon, dan lilin.
Sebagaimana salah satu bentuk gelombang, cahaya memiliki sifat-sifat gelombang,
diantaranya cahaya merambat lurus, cahaya dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan. Untuk
membuktikan bahwa cahaya merambat lurus dapat dilakukan eksperimen sederhana sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 8.2.

3
Gambar 8.1. Matahari
Sumber: Microsoft Encarta Premium 2009

Gambar 8.2. Cahaya merambat lurus.


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Pada saat kita berada di suatu ruangan, cahaya dari lampu akan menerangi ruangan tersebut
dan merambat lurus dari sumbernya. Ketika ada sebuah penghalang yang menghalangi cahaya yang
datang, maka akan terbentuk daerah gelap di tempat dimana cahaya terhalang. Daerah itu
dinamakan daerah bayangan. Apabilla sumber cahaya cukup besar, terkadang terbentuk dua bagian
bayangan (Gambar8.3). daerah dimana sumber cahaya terhalang seluruhnya dinamakan umbra dan
daerah dimana cahaya terhalang sebagian dinamakan penumbra. Benda-benda gelap yang
menghalangi cahaya dinamakan opaque atau benda tidak tembus cahaya.

4
Gambar 8.3. Bayangan umbra dan penumbra
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Tidak semua benda dapat menghalangi cahaya. Benda-benda bening bahkan dapat ditembus
cahaya. Misalnya, kaca jendela rumah kita. Pantulan sinar matahari dapat masuk ke ruang tamu
rumah kita sehingga ruang tamu tersebut menjadi terang, walaupun ketika itu lampu tidak
dinyalakan. Benda-benda bening ini biasanya dinamakan benda transparans. Ada benda lain yang
dapat meneruskan sebagian cahaya yang datang dan menyebarkan sebagian cahaya yang lainnya.
Benda seperti ini dinamakan benda transluens atau benda tembus cahaya. Contohnya kain gorden
tipis, dan beberapa jenis plastik.
Sifat cahaya lainnya yaitu cahaya dapat dipantulkan. Ketika cahaya mengenai permukaan
yang datar dan licin, cahaya akan dipantulkan secara teratur, atau dinamakan pemantulan teratur
(Gambar 8.4). Misalnya, ketika cahaya mengenai sebuah cermin. Seseorang dapat melihat
bayangannya melalui sebuah cermin karena cahaya dipantulkan oleh cermin tersebut.

Gambar 8.4. Pemantulan teratur


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

5
Pemantulan oleh sebuah cermin datar memiliki sifat bayangan yang berukuran sama besar
dengan ukuran bendanya. Pemantulan oleh cermin cekung memiliki sifat bayangan yang ukurannya
lebih besar daripada ukuran bendanya, sedangkan pemantulan oleh cermin cembung memiliki sifat
bayangan yang ukurannya lebih kecil daripada ukuran bendanya.
Pemantulan juga tidak selalu mengenai permukaan yang licin dan datar. Adakalanya cahaya
dipantulkan oleh permukaan yang kasar, atau biasanya dinamakan pemantulan baur (Gambar 8.5).
Walaupun pemantulan baur tidak dikehendaki ketika kita berniat untuk melihat bayangan diri kita,
akan tetapi pemantulan baur juga sangat berguna dalam kehidupan. Anda perhatikan bahwa pada
sebuah ruangan, meskipun lampu pada ruangan tersebut tidak dinyalakan, tetapi ruang tersebut
cukup terang pada siang hari. Ini disebabkan cahaya matahari dipantulkan oleh benda-benda di
sekitar ruangan tersebut.

Gambar 8.5. Pemantulan baur


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Selain dipantulkan, cahaya dapat pula mengalami pembiasan. Pembiasan cahaya merupakan
peristiwa pembelokan cahaya ketika merambat dari suatu medium ke medium lain yang memiliki
indeks bias yang berbeda. Pembiasan cahaya terjadi karena adanya perubahan kelajuan gelombang
cahaya ketika gelombang cahaya tersebut merambat diantara dua medium berbeda. Gambar 8.6
menunjukkan salah satu contoh pembiasan cahaya.

6
Gambar 8.6. Pembiasan cahaya
Sumber: IPA untuk SD dan MI Kelas V

Apakah cahaya benar-benar merambat lurus atau berbelok-belok? Bagaimana membuktikan


bahwa cahaya dapat dipantulkan dan dapat diuraikan? Untuk lebih jelasnya dalam memahami
konsep cahaya ini, marilah kita ikuti Kegiatan Percobaan berikut.

Kegiatan Percobaan
Kegiatan 1
Kegiatan ini bertujuan untuk memahami perambatan cahaya dan membuktikan bahwa cahaya
merambat lurus.
Alat dan bahan:
• Bak besar
• Lampu senter
• Air sabun
• Kertas putih
• Layar/ karton
• Sisir
Langkah kerja:
1. Ambillah sebuah senter, nyalakan dan arahkan ke arah layar (kertas putih). Dapatkah Anda
melihat berkas cahaya yang keluar dari lampu senter?

Senter dan layar putih

7
Sumber: Buku IPA Guru Kelas 5 SEQIP

2. Siapkan bak besar. Isilah dengan air dan tambahkan sedikit air sabun sehingga air menjadi
sedikit keruh. Nyalakan lampu senter, arahkan pada air keruh dari salah satu sisi kotak.
Dapatkah Anda melihat cahaya dalam air keruh? Bagaimana lintasan cahaya tersebut?

Bak berisi air keruh dan senter


Sumber: Buku IPA Guru Kelas 5 SEQIP

3. Ulangi langkah ke-2, tempatkan sebuah sisir pada bagian depan lampu senter. Apa yang dilihat
siswa? Bagaimana lintasan cahaya dalam air keruh? Apa bedanya dengan yang Anda lihat pada
langkah ke-2?
4. Apa yang dapat Anda simpulkan?

Kegiatan 2
Kegiatan ini bertujuan untuk memahami perambatan cahaya dan membuktikan bahwa cahaya
merambat lurus.
Alat dan bahan:
• Lilin
• Korek api
• Benang
• Tiga buah layar dari karton
Langkah kerja:
1. Buatlah lubang kecil pada layar di posisi titik yang sama pada ketiga karton tersebut, seperti
yang tampak pada gambar berikut.

Kertas karton
8
Sumber: Buku IPA Guru Kelas 5 SEQIP

2. Susunlah peralatan seperti tampak pada gambar dibawah. Jika posisi lubang sudah lurus
(segaris), amatilah dari belakang lubang pada layar C. Dapatkah Anda melihat cahaya lilin?

Susunan kertas karton


Sumber: Buku IPA Guru Kelas 5 SEQIP

3. Geserlah posisi ketiga layar berlubang ke kiri atau ke kanan seperti yang tampak pada gambar
berikut. Pastikan ketiga lubang tetap segaris, dengan cara menarik benang melalui lubang-
lubang tersebut. Amati! Dapatkah Anda melihat cahaya lilin dari setiap posisi?

Susunan kertas karton setelah digeser


Sumber: Buku IPA Guru Kelas 5 SEQIP

4. Aturkan kembali posisi ketiga lubang sehingga berada dalam garis lurus. Kemudian geserlah
layar A ke kiri atau ke kanan. Amati apakah benang penghubung ketiga lubang membentuk
garis lurus. Lalu amati dari belakang lubang pada layar C, dapatkah Anda melihat cahaya lilin?
5. Lakukan seperti langkah ke-4, tetapi yang digeser layar B. Apakah benang penghubung ketiga
lubang membentuk garis lurus. Lalu amati dari belakang lubang pada layar C, dapatkah Anda
melihat cahaya lilin?

9
Kegiatan 3
Kegiatan ini bertujuan untuk mengobservasi benda-benda tembus cahaya dan benda tidak tembus
cahaya.
Alat dan bahan:
• Lampu senter
• Layar
• Plastik bening
• Karton
• Tisu
• Tripleks
• Gelas kosong
• Gelas berisi air
• Buku tebal
• Air sabun
Langkah kerja:
1. Susunlah lampu senter dan layar sesuai dengan yang tampak pada gambar.

Susunan alat
Sumber: Buku IPA Guru Kelas 5 SEQIP

2. Nyalakan lampu senter, tempatkan plastik di antara layar dan senter. Amati cahaya pada layar.
3. Ambil plastik bening, kenudian gantikan dengan benda-benda lain yang telah disiapkan secara
bergantian. Amati cahaya pada layar.
4. Catatlah hasil pengamatan pada Tabel berikut.

Tabel Pengamatan terhadap Benda Bening, Benda Gelap, dan Benda Keruh
Cahaya pada Layar
No Nama Benda
Terang Samar-samar Tidak Tampak
1 Plastik bening (tidak berwarna)
10
2 Karton
3 Tripleks
4 Gelas kosong
5 Gelas berisi air jernih
6 Buku tebal
7 Tisu
8 Gelas berisi air keruh/ air sabun

Kegiatan 4
Kegiatan ini bertujuan untuk mengobservasi benda-benda yang sulit ditembus cahaya.
Alat dan bahan:
• Bak besar
• Lampu senter
• Penyangga lampu senter
• Gelas
• Air sabun/ air susu/ air keruh
• Layar
• Kelereng/ uang logam
Langkah kerja:
1. Letakkan sebuah gelas jernih (tegak) di atas meja demonstrasi.
2. Tuangkan air keruh ke dalam gelas.
3. Prediksikanlah apakah kelereng masih bisa dilihat dengan jelas bila dimasukkan ke dalam
air keruh.
4. Masukkan kelereng ke dalam gelas yang diisi air keruh. Amatilah. Apakah kelereng masih
dapat dilihat? Cocokkan dengan dugaan Anda.

Kegiatan 5
Kegiatan ini merupakan kegiatan merancang sebuah periskop sederhana.
Alat dan bahan:
• 2 cermin datar (5x5 cm)
• Kertas karton
• Lem kertas
• Gunting
Langkah kerja:
1. Lipatlah kertas/ karton sesuai dengan garis-garis petunjuk untuk membuat .

11
Lipatan karton
Sumber: Buku IPA Guru Kelas 5 SEQIP

2. Gunting salah satu sisi ujung kotak, serta buatkan lubang dengan arah menyerong untuk
menempatkan cermin. Atur agar posisi cermin tetap.

Posisi cermin
Sumber: Buku IPA Guru Kelas 5 SEQIP

3. Anda telah memiliki periskop sederhana. Tegakkan periskop. Putar-putar posisi periskop agar
lubang pengintai mengarah pada suatu objek tertentu.
4. Amati cermin bawah melalui lubang pengintai.
5. Apa yang dapat Anda amati?

Kegiatan 6
Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati pembelokan cahaya ketika melewati dua media yang
berbeda.
Alat dan bahan:
• Kotak cahaya
• Prisma kaca
• Baterai (1,5 V)
• Kaca datar paralel / balok kaca (1x3x5 cm)
• Kertas HVS/ kertas gambar
• Cangkir
• Uang logam

12
Langkah kerja:
1. Masukkan uang logam ke dalam cangkir.
2. Amati sambil berjalan mundur sampai uang logam tidak nampak.
3. Jika uang logam sudah tidak nampak lagi, tetaplah Anda berdiri di posisi itu dengan
pandangan tetap ke arah cangkir.
4. Mintalah rekan Anda untuk memasukkan air sedikit demi sedikit ke dalam cangkir,
usahakan jangan sampai mengubah posisi uang logam.
5. Apa yang Anda temukan dan simpulkan?

Kegiatan 7
Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati pernguraian cahaya putih menjadi berbagai warna
cahaya.
Alat dan bahan:
• Gelar
• Air
• Lampu senter
• Kertas putih
• Kursi
Langkah kerja:
1. Letakkan selembar kertas putih di atas lantai dekat dengan kaki kursi.
2. Buatlah ruangan menjadi gelap, kemudian peganglah lampu senter yang telah dinyalakan
dengan sudut tertentu ke arah permukaan air dalam gelas.
3. Perhatikan warna-warna yang terbentuk di permukaan kertas putih.
4. Apa yang dapat Anda simpulkan

Setelah Anda mengikuti Kegiatan Percobaan tersebut, tentu Anda menjadi lebih memahami
bagaimana proses perambatan cahaya, bagaimana cahaya merambat lurus, serta bagaimana
pemantulan dan pembiasan cahaya. Agar lebih memantapkan pemahaman Anda mengenai konsep
cahaya, marilah kita lanjutkan pembahasan kita secara lebih mendalam.

B. Gelombang Cahaya
Disadari atau tidak, cahaya memegang peranan penting dalam proses penerimaan informasi
melalui organ mata, yakni melihat. Setiap benda yang ada di sekeliling kita dapat dilihat oleh mata
karena adanya cahaya. Cahaya itu sendiri dihasilkan dari suatu sumber cahaya. Setidaknya terdapat
13
dua jenis sumber cahaya yang kita kenal: sumber cahaya alami, seperti matahari dan bintang-
buntang; dan sumber cahaya buatan, seperti lampu senter, lilin, dan sejenisnya.
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik transversal dengan panjang gelombang
antara 400 nm hingga 600 nm. Karena merupakan gelombang elektromagnetik, cahaya tidak
memerlukan medium sebagai media perambatannya. Artinya, walaupun tidak ada medium,
gelombang cahaya dapat merambat dari suatu sumber cahaya ke penerima gelombang cahaya.
Misalnya, meskipun kita ketahui bahwa di ruang angkasa itu tidak ada udara (hampa udara), cahaya
atau gelombang cahaya, yakni cahaya matahari dapat sampai hingga ke bumi.
Sifat-sifat dari cahaya diantaranya:
a. Cahaya merambat lurus;
b. Cahaya dapat menembus benda bening (benda transparan);
c. Cahaya dapat dipantulkan;
d. Cahaya dapat dibiaskan (bila melalui dua medium dengan indeks bias yang berbeda;
e. Cahaya monokromatis (cahaya putih) dapat diuraikan menjadi beberapa cahaya berwarna;
f. Cahaya memiliki energi;
g. Cahaya dapat berbentuk gelombang maupun berbentuk partikel;
h. Cahaya dapat merambat tanpa medium perantara;
i. Cahaya dipancarkan dalam bentuk radiasi.

C. Pemantulan Cahaya
Salah satu sifat dari gelombang adalah apabila melewati suatu penghalang, maka gelombang
akan dipantulkan. Demikian pula halnya untuk gelombang cahaya, apabila melewati suatu
permukaan maka akan dipantulkan. Misalnya, ketika cahaya matahari mengenai permukaan air,
permukaan benda-benda di sekitar kita, atau yang paling umum yaitu pemantulan pada cermin.
Berdasarkan jenis pemantulnya, pemantulan cahaya terbagi menjadi pemantulan teratur dan
pemantulan baur. Pemantulan teratur terjadi manakala berkas cahaya mengenai permukaan atau
bidang pantul yang rata (misalnya permukaan cermin datar), sehingga arah sinar pantulnya sejajar.
Anda dapat melihat kembali Gambar 8.4. Pemantulan baur terjadi manakala berkas cahaya
mengenai permukaan atau bidang pantul yang tidak rata (misalnya permukaan logam kasar atau
permukaan tembok), sehingga arah sinar pantulnya menjadi tersebar ke segala arah. Anda dapat
melihat kembali Gambar 8.5.

14
a. Hukum Pemantulan Cahaya
Cahaya yang mengenai suatu permukaan atau bidang pantul akan dipantulkan. Mekanisme
pemantulan yang terjadi dapat diselidiki dengan menggunakan sebuah alat yang dinamakan cakra
optik, dan berdasarkan hasil pengukuran diperoleh hukum pemantulan cahaya sebagai berikut:
• Berkas sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berada pada bidang datar dan
berpotongan di satu titik.
• Sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul.
dimana:
 garis normal merupakan garis yang tegak lurus bidang pantul;
 sudut datang merupakan sudut antara sinar datang dan garis normal; dan
 sudut pantul merupakan sudut antara sinar pantul dan garis normal.

Gambar 8.7. Pemantulan cahaya


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

b. Pemantulan cahaya pada Cermin


Cermin merupakan suatu bidang licin yang dapat memantulkan seluruh cahaya yang jatuh
padanya. Secara garis besar cermin dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu cermin datar, cermin
cekung dan cermin cembung. Karakteristik pemantulan oleh masing-masing cermin ini berbeda-
beda, sehingga pembentukan bayangannya pun akan berbeda-beda pula. Ada dua jenis bayangan
yang dibentuk dari pemantulan, yaitu bayangan nyata dan bayangan maya. Bayangan nyata
merupakan bayangan yang terbentuk dari perpotongan garis cahaya-cahaya pantul. Bayangan nyata
dapat ditangkap oleh layar. Bayangan maya merupakan bayangan yang terbentuk dari perpotongan
perpanjangan garis cahaya-cahaya pantul. Bayangan maya tidak dapat ditangkap oleh layar, tetapi
bayangan dapat dilihat di cermin yang dibentuk dari perpanjangan cahaya pantul di belakang
cermin.

15
i. Pemantulan cahaya pada Cermin Datar
Cermin datar merupakan cermin yang permukaan pantulnya berupa bidang datar. Cahaya
yang jatuh atau mengenai cermin datar akan dipantulkan kembali dan memenuhi hukum
pemantulan. Bila sebuah benda diletakkan di depat cermin datar, maka adanya pemantulan cahaya
menyebabkan bayangan pada cermin datar, dan bayangan benda terletak pada perpotongan
perpanjangan sinar-sinar pantulnya. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah maya,
tegak, dan sama besar.

Gambar 8.8. Pemantulan pada cermin datar


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Pada kasus khusus, bila ada dua buah cermin disusun sedemikian rupa hingga membentuk
sudut tertentu, maka banyaknya bayangan yang terbentuk adalah:
360°
 1

dengan : n = banyaknya bayangan yang terbentuk.
θ = sudut apit diantara dua cermin.

16
Gambar 8.9. Pembentukan bayangan pada dua cermin yang membentuk sudut.
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Contoh Soal 1:
Berapakah banyaknya bayangan yang dibentuk dari suatu benda apabila dua buah cermin
membentuk sudut 45°?
Pembahasan:
Diketahui: θ = 45°
Ditanyakan: n=?
Jawab:
360° 360°
 1  17
 45°

Jadi, banyaknya bayangan yang terbentuk adalah 7 buah.

ii. Pemantulan cahaya pada Cermin Cekung


Tidak semua pemukaan cermin berupa bidang datar. Ada juga cermin yang permukaannya
melengkung, seperti cermin cekung dan cermin cembung. Marilah kita mulai pembahasan ini
dengan membicarakan cermin cekung terlebih dahulu. Apa itu cermin cekung?
Cermin cekung merupakan cermin yang permukaannya melengkung ke arah dalam. Anda
dapat menemukan contoh yang hampir mirip dengan cermin cekung, yaitu pada permukaan sendok
bagian dalam atau bagian reflektor sebuah senter.
Pada cermin cekung terdapat beberapa titik penting, yaitu titik fokus (F), titik pusat
kelengkungan (C), dan titik pusat optik (A). Pada cermin cekung, jarak antara titik pusat optik

17
terhadap titik pusat kelengkungan dinamakan jari-jari kelengkungan (R), dan nilainya positif.
Panjang jari-jari kelengkungan cermin cekung adalah 2 kali panjang jarak fokus. (Gambar 8.10).

Gambar 8.10. Cermin cekung


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Pembentukan bayangan pada cermin cekung dapat digambarkan oleh tiga sinar istimewa.
Apa saja ketiga sinar istimewa tersebut? Mari kita perhatikan.
1. Sinar 1: Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama cermin dipantulkan melalui titik
fokus.
2. Sinar 2: Sinar yang datang melalui titik titik fokus dipantulkan sejajar dengan sumbu cermin.
3. Sinar 3: Sinar yang datang melalui tiitk pusat kelengkungan cermin dipantulkan kembali
sepanjang jalan yang sama pada saat datang.
Untuk lebih memahami penjabaran sinar-sinar instinewa ini, perhatikan Gambar 8.11. Sifat-
sifat bayangan yang dibentuk atau dihasilkan oleh cermin cekung bergantung pada posisi bendanya.
Dengan melukiskan beberapa dari ketiga sinar-sinar istimewa ini, kita dapat menentukan bayangan
yang dibentuk oleh cermin cekung berikut sifat-sifat bayangannya.

18
Gambar 8.11. Tiga sinar istimewa pada cermin cekung
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas
Benda yang terletak di antara titik fokus (F) dan titik pusat optik (A) akan
menghasilkan bayangan maya, tegak, diperbesar (Gambar 8.12). Pada Gambar 8.12, sinar yang
datang melalui pusat optik (A) cermin akan dipantulkan dengan sudut pantul yang sama dengan
sudut datang dan sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus.

Gambar 8.12. Benda terletak di antara titik pusat optik (A) dan titik fokus (F)
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Benda yang terletak di antara titik fokus (F) dan titik pusat kelengkungan (C) akan
menghasilkan bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar (Gambar 8.13). Pada gambar 8.13, sinar
yang sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan melalui titik fokus dan sinar yang melalui titik
fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama cermin.

Gambar 8.13. Benda terletak di antara titik pusat kelengkungan cermin (C) dan titik fokus (F)
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

19
Benda yang terletak di belakang titik pusat kelengkungan cermin (C) akan
menghasilkan bayangan nyata, terbalik, diperkecil (Gambar 8.14). Pada Gambar 8.14, sinar
yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus dan sinar yang melalui titik fokus
akan dipantulkan sejajar sumbu utama cermin.

Gambar 8.14. Benda terletak di belakang titik pusat kelengkungan cermin (C)
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Bagaimana halnya apabila benda berada tepat pada titik fokus cermin? Bila benda
diletakkan tepat pada titik fokus cermin, maka cermin akan memantulkan semua sinar sejajar sumbu
utama, sehingga tidak ada sinar yang berpotongan. Dengan demikian, bila benda diletakkan tepat
pada titik fokus cermin, maka tidak ada bayangan yang dibentuk (dihasilkan) (Gambar 8.15).

Gambar 8.15. Benda terletak pada titik fokus (F)


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

iii. Pemantulan cahaya pada Cermin Cembung


Sebelumnya dikatakan bahwa cermin yang permukaannya melengkung terdiri dari cermin
cekung dan cermin cembung. Anda tentu sudah memahami sifat-sifat bayangan yang dihasilkan

20
oleh cermin cekung. Selanjutnya kita akan melanjutkan dengan membahas cermin cembung. Spion
kendaraan bermotor merupakan salah satu contohnya. Jadi apa yang dimaksud dengan cermin
cembung?
Cermin cembung merupakan cermin yang permukaannya melengkung ke arah luar. Bila
Anda mengamati bayangan diri sendiri menggunakan cermin cembung, tentu Anda akan melihat
bahwa bayangannya akan berukuran lebih kecil daripada diri Anda sendiri. Ya, cermin cembung
menghasilkan bayangan yang lebih kecil dari bendanya.
Pada cermin cembung terdapat beberapa titik penting yang mirip dengan pada cermin
cekung, yakni titik fokus (F), titik pusat kelengkungan (C), dan titik pusat optik (A). Pada cermin
cembung, jarak antara titik pusat optik terhadap titik pusat kelengkungan dinamakan jari-jari
kelengkungan (R) dan nilainya negatif. Panjang jari-jari kelengkungan cermin cekung adalah 2 kali
panjang jarak fokus. Perhatikan Gambar 8.16.

Gambar 8.16. Cermin cembung


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Sebagaimana halnya pada cermin cekung, pembentukan bayangan pada cermin cembung
juga dapat digambarkan oleh tiga sinar istimewa. Ketiga sinar istimewa tersebut antara lain:
1. Sinar 1: Sinar yang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan seolah-olah keluar dari titik
fokus internal.
2. Sinar 2: Sinar yang datang menuju titik fokus internal akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar 3: Sinar yang datang menuju titik pusat kelengkungan internal cermin dipantulkan
seolah-olah keluar dari titik pusat kelengkungan internal cermin.

21
Untuk memahami penjabaran sinar-sinar istimewa di atas perhatikan Gambar 8.17 berikut.
Bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung dapat digambarkan dengan bantuan sinar-sinar
istimewa tersebut.

Gambar 8.17. Tiga sinar istimewa pada cermin cembung


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Benda yang terletak dihadapan cermin cembung akan menghasilkan bayangan maya,
tegak, diperkecil (Gambar 8.18). Pada Gambar 8.18, sinar yang datang sejajar sumbu utama akan
dipantulkan seolah-olah keluar dari titik fokus dan sinar yang menuju titik fokus cermin akan
dipantulkan sejajar sumbu utama. Perpotongan perpanjangan sinar yang keluar dari titik fokus dan
sinar yang sejajar sumbu utama hasil pantulan sinar yang datang menuju titik fokus membentuk
bayangan maya.

Gambar 8.18. Benda terletak di depan cermin cembung


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Perbedaan antara bayangan nyata dan bayangan maya pada cermin dapat dilihat pada Tabel 8.1
berikut.

22
Tabel 8.1. Perbedaan bayangan nyata dan bayangan maya pada cermin
Bayangan nyata Bayangan maya
- Merupakan perpotongan dari sinar-sinar - Merupakan perpotongan dari
pantul perpanjangan sinar-sinar pantul
- Dapat ditangkap oleh layar - Tidak dapat ditangkap oleh layar
- Selalu terbalik - Selalu tegak
- Kadang diperbesar (benda antara F dan
C), kadang diperkecil (benda lebih jauh
dari C)

Persamaan pada Cermin Cekung dan Cermin Cembung


Baik pada cermin cekung maupun pada cermin cembung, hubungan jarak benda (s), jarak bayangan
(s’), jari-jari kelengkungan cermin (R), dan jarak fokus (f) dinyatakan oleh persamaan:
1 1 1
+ =
′ 
dengan: s = jarak benda ke cermin (m)
s’ = jarak bayangan ke cermin (m)
f = jarak fokus cermin (m)
Kita ketahui bahwa panjang jari-jari kelengkungan cermin adalah dua kali jarak fokusnya,  = 2,

atau  =   sehingga persamaan di atas dapat dituliskan:
1 1 2
+ =
′ 
dengan: s = jarak benda ke cermin (m)
s’ = jarak bayangan ke cermin (m)
R = jari-jari kelengkungan cermin (m)
Dalam menggunakan persamaan pada cermin cekung maupun cermin cembung, ada sejumlah
aturan-aturan tanda berikut.
1. Untuk cermin cekung, f dan R bertanda positif (+)
2. Untuk cermin cembung, f dan R bertanda negatif (-)
3. Jarak benda (s) bertanda positif untuk benda nyata (di depan cermin) dan bertanda negatif
untuk benda maya (di belakang cermin)
4. Jarak bayangan (s’) bertanda positif untuk bayangan nyata (di depan cermin) dan bertanda
negatif untuk bayangan maya (di belakang cermin).
Pembesaran bayangan pada cermin dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:
ℎ′
= = 

23
Tanda harga mutlak (| |) menyatakan harga M selalu positif.
Contoh Soal 2:
Sebuah benda terletak 14 cm di depan cermin cembung yang memiliki jari-jari kelengkungan 20
cm. Berapakah jarak bayangannya?
Penyelesaian:
Diketahui : Jarak benda (s) = 14 cm (di depan cermin)
Jari-jari kelengkungan (R) = -20 cm (cermin cembung)
Ditanya : Jarak bayangan (s’) ?
Jawab:
1 1 2
+ =
′ 
1 2 1
= −
′ 
2 1
= −
−20 14
−1 1 −14 − 10 −24
= − = =
10 14 140 140
140

=−
= −5,8 
24
Jadi, jarak bayangannya adalah 5,8 cm di belakang cermin.

Contoh Soal 3:
Sebuah benda terletak 10 cm di depan cermin cekung yang jarak fokusnya 15 cm. Hitung berapa
jarak bayangannya dan dimana letaknya?
Penyelesaian:
Diketahui : Jarak benda (s) = 10 cm (di depan cermin)
Jarak fokus (f) = 15 cm (cermin cekung)
Ditanya : Jarak bayangan (s’) ?
Jawab:
1 1 1
+ =
′ 
1 1 1
= −
 
1 1 2 3 −1
= − = − =
15 10 30 30 30

= −30 
Jadi, jarak bayangannya adalah 30 cm dan terletak di belakang cermin (karena tandanya negatif).

24
Contoh Soal 4:
Sebuah benda terletak 180 cm di depan sebuah cermin cekung yang jari-jari kelengkungannya 120
cm. Bila tinggi benda adalah 30 cm, berapakah tinggi bayangannya?
Penyelesaian:
Diketahui : Jarak benda (s) = 180 cm (di depan cermin)
Jari-jari kelengkungan (R) = 120 cm (cermin cekung)
Tinggi benda (h) = 30 cm
Ditanya : Tinggi bayangan (h’)?
Jawab:
1 1 2
+ =
 
1 2 1
= −
′ 
2 1 3 1 2
= − = − =
120 180 180 180 180
180

= = 90 
2
Pembesaran bayangan (M):
ℎ′ ′ 90 1
= = = =
ℎ 180 2
! 
 =
! 
1 1
ℎ = ℎ = "30# = 15 
2 2
Jadi, tinggi bayangannya adalah 15 cm.

D. Pembiasan Cahaya
Pada tinjauan sebelumnya dikatakan bahwa salah satu sifat cahaya merambat lurus. Apa
yang terjadi apabila cahaya bergerak melewati zat atau benda lain yang berbeda indeks biasnya,
seperti dari udara ke kaca, atau dari udara ke air? Ternyata kecepatan gelombang cahaya berubah
dan arah rambatnya mengalami pembelokkan. Peristiwa ini dinamakan pembiasan cahaya.
Pembiasan cahaya merupakan pembelokkan gelombang cahaya yang disebabkan adanya
perubahan kelajuan gelombang cahaya ketika cahaya merambat melalui dua zat yang indeks
biasnya berbeda (Gambar 8.19). Dengan demikian, pembiasan cahaya ini sangat ditentukan oleh
indeks bias bahannya.
25
a. Indeks bias medium
Indeks bias suatu zat merupakan perbandingan cepat rambat cahaya pada udara dengan
cepat rambat cahaya pada medium atau zat lain. Semakin besar indeks bias suatu benda, semakin
besar cahaya dibelokkan oleh zat tersebut. Besarnya pembiasan juga bergantung pada panjang
gelombang cahaya. Dalam spektrum cahaya tampak, panjang gelombang cahaya beragam dari
gelombang merah dengan panjang gelombang merah yang terpanjang sampai panjang gelombang
ungu yang paling pendek.

Gambar 8.19. Pembiasan cahaya pada udara-air


Sumber: Senang Belajar IPA Kelas V SD Depdiknas

Tabel 8.2. Indeks bias beberapa zat.


Nama zat n Nama zat n
Udara (0 °C, 76 cmHg) 1,00029 Gliserin 1,48
Hidrogen (0 °C, 76 cmHg) 1,00013 Balsem kanada 1,53
Karbon dioksida (0 °C, 76 cmHg) 1,00045 Karbon disulfida 1,62
Air 1,33 Kaca kuarsa 1,45
Es 1,31 Intan 2,42
Etanol 1,36 Kaca korona 1,53
Benzena 1,50 Kaca flinta 1.58

b. Hukum Pembiasan
Pada penjelasan sebelumnya dikatakan bahwa ketika cahaya melewati bidang batas dua
bahan yang memiliki perbedaan indeks bias, maka cahaya akan dibiaskan. Misalnya, ketika ada
seberkas sinar laser yang diarahkan pada sebuah permukaan kaca planparalel (Gambar 8.14), maka
berkas sinar laser akan dibelokkan tepat di perbatasan antara udara-kaca. Sinar datang dari udara
dibiaskan dalam kaca mendekati garis normal. Demikian pula ketika sinar keluar dari kaca menuju
udara, sinar dibiaskan kembali.

26
Bila besar sudut datangnya sinar diubah-ubah, maka besar sudut sinar bias pun akan berubah
(Gambar 8.20). “Perbandingan proyeksi sinar datang dan sinar bias ternyata merupakan bilangan
yang tetap”. Orang pertama yang menemukan bahwa terdapat perbandingan yang tetap antara
proyeksi sinar datang dengan proyeksi sinar bias adalah seorang ilmuwan Belanda yang bernama
Willebrord Snell. Oleh karena itu, pernyataan tersebut dinamakan hukum Snell, atau lebih dikenal
dengan hukum Snellius.

Gambar 8.20. Pembiasan sinar laser pada kaca planparalel


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Gambar 8.21. Lintasan sinar dari udara-kaca dengan sudut yang berbeda
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Bagaimana bunyi hukum Snellius? Hukum Snellius atau hukum pembiasan menyatakan
bahwa:
• Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar dan ketiganya
berpotongan di satu titik.
• Apabila sinar melalui dua medium yang berbeda, maka hubungan sinar datang, sinar bias,
dan indeks bias medium dinyatakan oleh persamaan:

27
sin ' 

sin ( 

c. Pembiasan pada Lensa


Pada dasarnya pembiasan dapat terjadi pada beberapa benda bening, seperti air, kaca, lensa,
prisma, dan sejenisnya. Akan tetapi yang akan dibicarakan disini adalah pembiasan pada lensa, baik
lensa cembung (konveks) maupun lensa cekung (konkaf). Lensa cembung merupakan lensa yang
bagian tengahnya lebih tebal dibandingkan bagian tepinya. Ada tiga jenis lensa cembung, yaitu
lensa cembung ganda (bikonveks), lensa cembung-datar (plankonveks), dan lensa cembung-cekung
(konveks-konkaf). Lensa cekung merupakan lensa yang bagian tengahnya lebih tipis dibandingkan
bagian tepinya. Ada tiga jenis lensa cekung, yaitu lensa cekung ganda (bikonkaf), lensa cekung-
datar (plankonkaf), dan lensa cekung-cembung (konkaf-konveks).

Gambar 8.22 Lensa cembung dan lensa cekung


Sumber: Buku IPA Guru Kelas 5 SEQIP

i. Pembiasan pada Lensa Cembung


Lensa cembung dinamakan pula lensa konvergen karena lensa cembung memfokuskan
(mengumpulkan) berkas sinar sejajar yang diterimanya. Disini kita hanya akan membahas lensa
yang kedua permukaannya cembung (bikonveks). Karena lensa cembung seperti ini memiliki dua
buah permukaan lengkung, maka lensa cembung memiliki dua jari-jari kelengkungan dan dua titik
fokus. Seperti halnya pada cermin, jari-jari kelengkungan lensa adalah dua kali jarak fokusnya
(  2)). Untuk lensa cembung, jari-jari kelengkungan (R) dan titik fokus (f) bertanda positif (+),
sehingga lensa cembung sering dinamakan lensa positif.

28
Gambar 8.23. Lensa Cembung
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas
Dari Gambar 8.23 terlihat bahwa panjang fokus lensa cembung bergantung pada ketebalan
lensa itu sendiri. Jika lensanya lebih tebal, maka panjang fokusnya menjadi lebih pendek. Pada
pembiasan cahaya oleh lensa cembung dikenal tiga sinar istimewa (Gambar 8.24), yaitu:
• Berkas sinar yang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus utama (F).
• Berkas sinar yang datang/melalui titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama.
• Berkas sinar yang melalui titik pusat optik (O) diteruskan tanpa dibiaskan.

Gambar 8.24. Sinar istimewa pada lensa cembung

Untuk menentukan bayangan oleh lensa cembung diperlukan sekurang-kurangnya dua


berkas sinar utama. Bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung merupakan perpotongan dari
sinar-sinar bias atau perpanjangan dari sinar-sinar bias. Apabila bayangannya merupakan
perpotongan dari sinar-sinar bias maka bayangannya bersifat nyata, sedangkan apabila bayangannya
merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar-sinar bias, maka bayangannya bersifat maya.
Sifat bayangan yang dibentuk oleh pembiasan lensa cembung mempunyai beberapa
kemungkinan, yaitu:
• Benda terletak di ruang I, yaitu antara O dan F, maka bayangan bersifat maya, tegak,
diperbesar.
29
• Benda terletak di ruang II, yaitu antara F dan 2F, maka bayangan bersifat nyata, terbalik,
diperbesar.
• Benda terletak di ruang III, yaitu di sebelah kiri 2F, maka bayangan bersifat nyata, terbalik
diperkecil.
• Benda terletak di titik fokus utama (F), maka tidak terbentuk bayangan karena sinar-sinar bias
dan perpanjangannya tidak berpotongan (sejajar).
• Benda terletak di pusat kelengkungan lensa (di R; dimana R = 2F), maka bayangan bersifat
nyata, terbalik, sama besar.

Perbedaan antara bayangan nyata dan bayangan maya pada lensa dapat dilihat pada Tabel 8.3
berikut.
Tabel 8.3. Perbedaan bayangan nyata dan bayangan maya pada lensa
Bayangan nyata Bayangan maya
- Tidak dapat dilihat langsung - Dapat dilihat langsung
- Dapat ditangkap oleh layar - Tidak dapat ditangkap oleh layar
- Tidak seletak dengan bendanya - Seletak dengan bendanya (misalnya
(misalnya benda di sebelah kiri, maka benda di sebelah kiri, maka bayangan
bayangannya di sebelah kanan lensa. juga di sebelah kiri)

ii. Pembiasan pada Lensa Cekung


Lensa cekung dinamakan pula lensa divergen karena lensa cekung menyebarkan berkas sinar
sejajar yang diterimanya. Disini pun kita hanya akan membahas lensa yang kedua permukaannya
cekung (bikonkaf). Lensa cekung seperti ini memiliki dua buah permukaan lengkung, sehingga
lensa cekung memiliki dua jari-jari kelengkungan dan dua titik fokus. Pada lensa cekung, jari-jari
kelengkungan (R) dan titik fokus (F) bertanda negatif (-), sehingga lensa cekung sering dinamakan
lensa negatif.

30
Gambar 8.25. Lensa Cekung
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Pada pembiasan cahaya oleh lensa cekung juga dikenal tiga sinar istimewa (Gambar 8.26), yaitu:
• Berkas sinar yang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik fokus lensa.
• Berkas sinar yang melalui titik fokus lensa dibiaskan sejajar sumbu utama.
• Berkas sinar yang melalui titik pusat optik lensa tidak dibiaskan.

Gambar 8.26. Sinar istimewa pada lensa cekung

Untuk menentukan bayangan oleh lensa cekung diperlukan sekurang-kurangnya dua berkas
sinar utama. Bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung merupakan perpotongan perpanjangan
sinar-sinar bias, sehingga bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung selalu bersifat maya.

Persamaan pada Lensa Cekung dan Lensa Cembung


Seperti halnya pada cermin cekung dan cermin cembung, hubungan antara jarak benda (s), jarak
bayangan (s’), jari-jari kelengkungan lensa (R), dan jarak fokus (f) pada lensa cembung dan lensa
cekung dinyatakan oleh persamaan:
1 1 1
 
′ 
dengan: s = jarak benda (m)
s’ = jarak bayangan (m)
f = jarak fokus lensa (m)

Jari-jari kelengkungan lensa adalah dua kali jarak fokusnya,   2, atau     sehingga

persamaan di atas dapat dituliskan:

31
1 1 2
+ =
′ 
dengan: s = jarak benda (m)
s’ = jarak bayangan (m)
R = jari-jari kelengkungan lensa (m)
Dalam menggunakan persamaan pada lensa cembung maupun lensa cekung, ada sejumlah aturan-
aturan tanda berikut.
1. Untuk lensa cembung (+), baik f maupun R berharga positif
2. Untuk lensa cekung (-), baik f maupun R berharga negatif
3. s’ berharga positif apabila di belakang lensa (untuk bayangan nyata) dan negatif apabila di
depan lensa (untuk bayangan maya).
4. Karena benda selalu dianggap ada di depan lensa maka s selalu berharga positif.
Pembesaran bayangan pada lensa dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:
ℎ′
= = 

Tanda harga mutlak (| |) menyatakan harga M selalu positif.

Contoh Soal 5:
Sebuah lensa positif mempunyai jarak fokus 12 cm. Sebuah benda ditempatkan pada jarak 30 cm.
Hitunglah jarak bayangan dan letaknya?
Penyelesaian:
Diketahui : Jarak benda (s) = 30 cm
Jarak fokus (f) = 12 cm (lensa positif/cembung)
Ditanya : Jarak bayangan (s’) ?
Jawab:
1 1 1
+ =
′ 
1 1 1
= −
′ 
1 1 5 2 3
= − = − =
12 30 60 60 60
60

= = 20 
3
Jadi, bayangannya terletak 20 cm di belakang lensa (di ruang II).

Contoh Soal 6:

32
Sebuah benda terletak 100 cm di depan lensa cekung yang jarak fokusnya 20 cm. Hitung berapa
jarak bayangannya?
Penyelesaian:
Diketahui : Jarak benda (s) = 100 cm
Jarak fokus (f) = -20 cm (lensa cekung/negatif)
Ditanya : Jarak bayangan (s’) ?
Jawab:
1 1 1
+ =
′ 
1 1 1
= −
′ 
1 1 5 1 6
= − =− − =−
−20 100 100 100 100
100

=− = −16,67 
6
Jadi, bayangannya terletak 16,67 cm di depan lensa.

Contoh Soal 7:
Sebuah tingginya 4 cm terletak 2 cm di depan lensa cembung yang jarak fokusnya 6 cm. Hitunglah:
a. Jarak bayangan ke lensa
b. Perbesaran bayangan
c. Tinggi bayangan
Penyelesaian:
Diketahui : Jarak benda (s) = 2 cm
Tinggi benda (h) = 4 cm
Jarak fokus (f) = 6 cm (lensa cembung/positif)
Ditanya : a) jarak bayangan (s’); b) perbesaran bayangan (M); c) tinggi bayangan (h) ?
Jawab:
a) Jarak bayangan:
1 1 1
+ =
′ 
1 1 1 1 1 1 3 −2
= − = − = − =
′  6 2 6 6 6
6
= −3 

=−
2
Jadi, bayangan terletak 3 cm di depan lensa (bayangan maya).
b) Perbesaran bayangan:
33
ℎ′ ′ −3
 = = = 1,5 *+,'
ℎ 2
Jadi, perbesaran bayangannya adalah 1,5 kali.
c) Tinggi bayangan:
ℎ
 =   → ℎ = . ℎ

ℎ = 1,5 / 4 
ℎ = 6 
Jadi, tinggi bayangannya adalah 6 cm.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!
1. Berapakah bayangan yang dapat dibentuk oleh dua buah cermin datar yang membentuk sudut
60°?
2. Untuk sebuah cermin cembung yang memiliki jari-jari kelengkungan 30 cm, berapakah jarak
bayangan yang dihasilkan bila benda terletak 15 cm di depan cermin cembung?
3. Sebuah cermin cekung memiliki jarak fokus 10 cm. Bila bayangan benda terletak 20 cm di
depan cermin, dimanakah letak bendanya?
4. Sebuah lensa positif memiliki jari-jari kelengkungan 25 cm. Bila benda diletakkan di depan
lensa dengan jarak 20 cm, berapakah:
a. jarak bayangannya?
b. Perbesaran bayangannya; bila tinggi bendanya 10 cm.

RANGKUMAN
Cahaya merupakan salah satu gelombang elektromagnetik; suatu gelombang yang tidak
memerlukan medium sebagai media perambatannya. Cahaya dihasilkan oleh suatu sumber cahaya,
memiliki panjang gelombang pada rentang antara 400 nm hingga 600 nm. Beberapa sifat-sifat
umum dari cahaya diantaranya cahaya dapat menembus benda bening (transparan). Bila mengenai
penghalang, maka cahaya akan membentuk bayang-bayang.
Salah satu sifat lain dari cahaya adalah cahaya dapat mengalami pemantulan apabila
mengenai suatu permukaan keras yang mengkilap. Pemantulan itu sendiri ada dua jenis, yakni
pemantulan teratur (apabila mengenai permukaan bidang pantul yang rata), dan pemantulan baur
(apabila mengenai permukaan bidang pantul yang tidak rata). Salah satu contoh pemantulan adalah
pemantulan pada cermin, baik itu cermin datar, cermin cekung, maupun cermin cembung. Pada
cermin datar dihasilkan bayangan maya, tegak, dan sama besar, sedangkan untuk cermin cekung

34
dan cermin cembung, bayangan yang dihasilkan bisa bersifat maya atau nyata, bisa tegak atau
terbalik, dan bisa diperbesar atau diperkecil, bergantung pada dimana posisi bendanya.
Cahaya dapat pula mengalami pembiasan. Pembiasan terjadi manakala sebuah berkas sinar
merambat melewati suatu zat atau benda yang memiliki indeks bias berbeda (misalnya dari udara ke
kaca atau dari udara ke air). Pembiasan juga terjadi pada lensa, baik itu lensa cembung dan lensa
cekung. Seperti halnya pada cermin, pembiasan pada lensa juga membentuk suatu bayangan yang
sifatnya berbeda-beda, bergantung pada posisi dimana benda terletak di depan lensa.
Melalui suatu perhitungan matematis, kita dapat menentukan letak bayangan pada
pemantulan oleh cermin dan pembiasan oleh lensa, serta menentukan seberapa besar pembesaran
bayangan yang dihasilkan.
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Salah satu sifat cahaya adalah dapat merambat pada suatu daerah hampa (vakum). Ini
dikarenakan cahaya merupakan ...
A. gelombang transversal
B. gelombang longitudinal
C. gelombang mekanik
D. gelombang elektromagnetik

2. Di bawah ini yang bukan merupakan sifat-sifat cahaya adalah ...


A. merambat lurus
B. dapat dipantulkan dan dibiaskan
C. memerlukan medium perambatan
D. dipancarkan dalam bentuk radiasi

3. Perhatikan gambar pemantulan berikut ...


1. 3.

2. 4.

Yang termasuk pemantulan baur ditunjukkan oleh gambar ...


A. 1 dan 2 C. 2 dan 3
35
B. 1 dan 3 D. 3 dan 4

4. Sebuah cermin cembung selalu menghasilkan bayangan yang bersifat ...


A. nyata, tegak, dan diperbesar
B. maya, tegak, dan diperkecil
C. maya, terbalik, dan diperbesar
D. nyata, terbalik, dan diperkecil

5. Sebuah benda terletak diantara titik fokus dan titik pusat kelengkungan cermin (seperti pada
gambar dibawah).

Bayangan yang akan terbentuk bersifat ....


A. nyata, terbalik, dan diperbesar
B. nyata, tegak, dan diperbesar
C. maya, terbalik, dan diperkecil
D. maya, tegak, dan diperkecil

6. Sifat dari cermin cembung adalah divergen, yang artinya ...


A. meneruskan cahaya yang datang padanya
B. menyebarkan cahaya yang datang padanya
C. memfokuskan cahaya yang datang padanya
D. membiaskan cahaya yang datang padanya

7. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah cermin cekung pada jarak 12 cm sehingga terbentuk
bayangan yang berjarak 60 cm dari cermin. Jarak fokus cermin adalah ...
A. 10 cm C. 30 cm
B. 20 cm D. 40 cm

36
8. Sebuah benda terletak pada jarak 10 cm di depan sebuah cermin cekung yang memiliki panjang
fokus 7,5 cm. Bila tinggi benda tersebut adalah 2 cm, maka tinggi dan sifat bayangannya
adalah...
A. 6 cm dan nyata C. 6 cm dan maya
B. 30 cm dan nyata D. 30 cm dan maya

9. Sebuah benda diletakkan 15 cm di depan sebuah cermin cembung. Bila jari-jari kelengkungan
cermin adalah 60 cm maka bayangan ada pada posisi ...
A. 4 cm di depan cermin C. 10 cm di depan cermin
B. 4 cm di belakang cermin D. 10 cm di belakang cermin

10. Lensa cembung dinamakan juga lensa konvergen, maksudnya adalah ...
A. meneruskan berkas sinar yang diterimanya
B. menyebarkan berkas sinar yang diterimanya
C. memfokuskan berkas sinar yang diterimanya
D. membiaskan berkas sinar yang diterimanya

11. Sebuah benda diletakkan pada jarak 12 cm di depan lensa positif yang memiliki jarak fokus 4
cm. Berapakah jarak bayangan benda tersebut?
A. -3 cm C. -6 cm
B. 3 cm D. 6 cm

12. Sebuah benda diletakkan pada jarak 15 cm di depan sebuah lensa cekung yang memiliki jarak
fokus 10 cm. Bayangan yang akan terbentuk terletak pada ...
A. 6 cm di belakang lensa
B. 6 cm di depan lensa
C. 12 cm di depan lensa
D. 12 cm di belakang lensa

13. Benda yang diletakkan di depan lensa negatif pada jarak yang lebih besar dari jarak fokusnya
selalu menghasilkan bayangan yang bersifat ...
A. maya dan tegak C. nyata dan tegak
B. maya dan terbalik D. nyata dan terbalik

14. Gambar berikut ini yang menunjukkan arah pembiasan dari udara menuju air adalah ...
37
A. C.

B. D.

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir
bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah
ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

01234! 0454647 8479 :;74<


/ 100 %
01234! =>43
Tingkat Penguasaan =

Arti Tingkat Penguasaan :


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda telah berhasil
menyelesaikan bahan belajar mandiri Kegiatan Belajar 1 ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama
bagian yang belum Anda kuasai.

38
KEGIATAN BELAJAR 2
ALAT-ALAT OPTIK

Pada Kegiatan Belajar sebelumnya kita telah mempelajari bahwa suatu benda dapat
kita lihat karena benda-benda tersebut memantulkan cahaya. Bagaimana sifat-sifat cahaya
juga telah dibahas sebelumnya, termasuk peristiwa pemantulan cahaya dan pembiasan
cahaya. Di dalam fisika terdapat sejumlah peralatan yang memanfaatkan prinsip pembiasan
dan pemantulan cahaya. Alat demikian dinamakan alat optik.
Pada Kegiatan Belajar ini kita akan melanjutkan pembahasan kita yakni dengan
membahas beberapa alat-alat optik yaitu mata sebagai alat optik alamiah, dan sejumlah alat
optik buatan seperti lup, kamera, mikroskop, dan teleskop.

A. Mata
Kemampuan kita dalam melihat suatu benda atau lingkungan sekitar kita tidak
terlepas dari peran salah satu alat optik yang kita miliki, yaitu mata. Konstruksi mata
berbentuk menyerupai bola dengan permukaan luar melengkung. Pada bagian depan mata
terdapat kornea (cornea) yang berfungsi untuk melindungi mata bagian dalam. Di belakang
kornea terdapat cairan mata (aqueous humor) yang berfungsi untuk membiaskan cahaya.
Pantulan cahaya dari benda yang masuk ke mata dibiaskan oleh cairan mata dan masuk
melalui celah lingkaran yang disebut pupil, dan pupil ini dibentuk oleh iris yang dapat
berkontaksi sesuai dengan intensitas cahaya yang masuk ke mata. Pada daerah yang terang,
pupil akan mengecil, dan sebaliknya, pada daerah yang gelap, pupil akan membesar.
Pembiasan cahaya yang masuk ke mata diatur oleh lensa mata yang dapat
berakomodasi. Daya akomodasi merupakan kemampuan lensa untuk dapat memipih atau
menebal sesuai dengan jarak benda yang dilihat. Lensa mata akan berakomodasi bila melihat
benda-benda yang dekat (dalam hal ini keadaan lensa mata menjadi cembung) dan lensa
mata tidak berakomodasi ketika melihat benda-benda yang jauh (dalam hal ini keadaan lensa
mata menjadi pipih). Kemampuan lensa mata untuk menebal dan memipih ini diatur oleh
otot siliar (ciliary body).
Pada prinsipnya lensa mata berfungsi untuk memfokuskan cahaya menuju ke retina
yang terhubung ke syaraf-syaraf optik (optic nerve) yang kemudian diubah menjadi sinyal-
sinyal yang diteruskan ke otak, sehingga kita memperoleh kesan melihat benda. Bayangan

39
benda yang jatuh di retina bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Bagian-bagian mata
diperlihatkan pada Gambar 8.27.
Jangkauan penglihatan mata pada saat tidak berakomodasi dinamakan titik jauh
(punctum remotum), sedangkan jangkauan penglihatan mata pada saat berakomodasi
maksimum dinamakan titik dekat (punctum proxium). Untuk mata normal (emetropi), titik
jauhnya berada di jarak tak hingga (~) dan titik dekatnya berada di sekitar 25 cm.

Gambar 8.27. Bagian-bagian mata


Sumber: Microsoft Encarta Premium 2009

Cacat Mata dan Memperbaiki Penglihatan


Jika kita memiliki penglihatan yang baik, maka semestinya kita dapat melihat benda
secara jelas pada jarak 25 cm atau lebih. Namun pada kenyataannya banyak orang yang
merasa memerlukan koreksi pada penglihatan. Ketidaknormalan penglihatan dinamakan
cacat mata (aberasi). Terdapat beberapa cacat mata yang akan kita bicarakan disini, antara
lain rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi), mata tua (presbiopi), dan asigmatisma
(silindris). Untuk memperoleh penglihatan normal, bayangan suatu benda harus difokuskan
tepat pada retina.
1. Rabun jauh (miopi)
Rabun jauh merupakan salah satu cacat mata dimana mata tidak dapat melihat benda-
benda yang jauh. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat memipih sebagaimana
mestinya, sehingga bayangan yang terbentuk jatuh di depan retina (tidak jatuh tepat pada

40
retina). Mata rabun jauh mempunyai titik jauh pada jarak tertentu dan titik dekatnya lebih
kecil daripada titik dekat mata normal.
Cacat mata rabun jauh dapat diperbaiki dengan menggunakan kacamata berlensa
cekung (negatif), sehingga benda-benda yang letaknya jauh itu dibentuk bayangan maya yang
lebih dekat dengan mata dan oleh lensa mata bayangan itu kembali dibuat bayangan nyata
tepat pada retina.

Gambar 8.28. Mata rabun jauh dan koreksinya


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

2. Rabun dekat (hipermetropi)


Rabun dekat merupakan salah satu cacat mata dimana mata tidak dapat melihat
benda-benda yang dekat. Rabun dekat disebabkan oleh ketidakmampuan lensa mata untuk
menebal (mencembung) sebagaimana mestinya ketika digunakan untuk melihat benda pada
jarak yang dekat. Lensa mata terlalu pipih sehingga menyebabkan titik dekat mata tidak lagi
sekitar 25 cm tetapi bergeser ke titik yang lebih besar dari itu.
Cacat mata rabun dekat dapat diperbaiki dengan menggunakan kacamata berlensa
cembung (positif), sehingga dari benda-benda yang dekat dibentuk bayangan maya yang
tegak dan diperbesar, dan oleh lensa mata bayangan tersebut menjadi objek yang dapat
menghasilkan bayangan baru yang nyata, terbalik, diperkecil, dan jatuh tepat pada retina.

Gambar 8.29. Mata rabun dekat dan koreksinya


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

41
3. Mata tua (presbiopi)
Mata tua atau presbiopi merupakan cacat mata yang berupa pengurangan daya
akomodasi mata dan umumnya terjadi pada usia lanjut. Pada mata tua, baik titik dekat
maupun titik jauh mata sudah bergeser dari keadaan normalnya. Hal ini disebabkan otot-otot
mata sudah tidak lagi mampu berakomodasi secara sempurna. Cacat mata tua dapat diatasi
dengan menggunakan kacamata berlensa ganda (kacamata bifocal), yaitu kacamata yang pada
bagian bawahnya merupakan lensa positif (untuk melihat benda-benda dekat), dan pada
bagian atasnya merupakan lensa negatif (untuk melihat benda-benda jauh).

4. Asigmatisma (silindris)
Asigmatisma atau silindris merupakan cacat mata dimana mata tidak dapat
membedakan garis-garis horisontal dan vertikal secara bersamaan. Hal ini karena kornea
mata tidak mempunyai jari-jari kelengkungan yang tetap atau tidak berbentuk sferis. Cacat
mata asigmatisma dapat diatasi dengan menggunakan kacamata berlensa silindris.

B. Kamera
Kita telah membahas mengenai mata, bagian-bagiannya serta beberapa gangguan
pada mata. Ada satu jenis alat optik yang memiliki cara kerja mirip dengan cara kerja mata,
yaitu kamera. Kamera merupakan alat optik yang berfungsi untuk mengambil gambar suatu
objek atau benda. Jenis-jenis kamera yang dikenal diantaranya kamera autofokus, kamera
single-lens reflex (SLR), dan kamera digital (Gambar 8.30).

Gambar 8.30. Jenis-jenis kamera


Sumber: Microsoft Encarta Premium 2009

42
Pada dasarnya kamera terdiri dari beberapa bagian, diantaranya:
• Lensa cembung (+), yang berfungsi untuk membiaskan cahaya sehingga terbentuk
bayangan benda di film.
• Film, yang berfungsi untuk menangkap bayangan.
• Diafragma, yaitu alat pengatur banyak sedikitnya cahaya yang boleh masuk.
• Penutup lensa.

Ketika kita mengambil gembar sebuah benda dengan menggunakan kamera, cahaya
yang dipantulkan oleh benda tersebut masuk ke lensa kamera. Banyaknya cahaya yang masuk
ke dalam kamera diatur oleh diafragma (mirip dengan pupil pada mata), dan pengatur cahaya
(shutter). Untuk menghasilkan kualitas gambar yang baik dan tajam, maka perlu diatur fokus
lensanya, yaitu dengan memajukan atau memundurkan lensa tersebut. Dengan pengaturan
yang tepat, maka pantulan bayangan benda tersebut akan tepat jatuh pada film foto (film foto
mirip dengan retina pada mata). Bayangan gambar yang dihasilkan pada kamera bersifat
nyata, terbalik, dan diperkecil. Untuk melihat persamaan pembentukan bayangan pada
kamera dan pada mata, Anda dapat melihatnya pada Gambar 8.31.

Gambar 8.31. Persamaan pembentukan bayangan pada kamera dan mata


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

C. Lup
Lup atau kaca pembesar merupakan sebuah alat optik yang terdiri dari sebuah lensa
cembung rangkap (bikonveks). Lup berfungsi untuk melihat benda-benda kecil agar tampak
lebih besar. Bayangan yang dibentuk oleh lup bersifat maya, tegak, dan diperbesar.
Pembentukan bayangan dengan dan tanpa menggunakan lup atau kaca pembesar dapat Anda
lihat pada Gambar 8.32.

43
Gambar 8.32. Pembentukan bayangan dengan menggunakan lup (atas) dan tanpa lup (bawah)
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Pembesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup bergantung pada keadaan akomodasi mata.
Dengan menggunakan persamaan lensa, dapat kita peroleh bahwa besar pembesaran
bayangan oleh lup adalah sebagai berikut:
• Untuk keadaan mata berakomodasi maksimum, pembesaran bayangan dinyatakan
oleh persamaan:
25
 1

• Untuk keadaan mata tidak berakomodasi, pembesaran bayangan dinyatakan oleh
persamaan:
25


dengan f merupakan jarak fokus lensa (lup).

Contoh Soal 8:
Sebuah lup digunakan untuk melihat sebuah benda. Bila jarak fokus lensa adalah 5 cm dan
keadaan mata tidak berakomodasi, tentukanlah pembesaran bayangannya!
Penyelesaian:
Diketahui : Jarak fokus (f) = 5 cm (mata tidak berakomodasi)
Ditanya : Perbesaran bayangan (M)?
Jawab:
25 25
   5 *+,'
 5
Jadi, pembesaran bayangannya oleh lensa (lup) adalah 5 kali.
44
D. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat optik yang berfungsi untuk melihat benda-benda kecil
(mikro) seperti bakteri, penampang sel, dan sejenisnya. Pertama kali mikroskop dibuat oleh
seorang ilmuwan Belanda, Antoni van Leeuwenhoek (1632 – 1723), yang terdiri dari
gabungan dua buah lensa cembung. Dengan menggunakan mikroskop sederhana bisa
dihasilkan pembesaran bayangan hingga kira-kira 300 kali lebih besar dari bendanya. Gambar
penampang sebuah mikroskop diperlihatkan pada Gambar 8.33.

Gambar 8.33. Penampang sebuah mikroskop


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas; IPA untuk SD dan MI Kelas V

Pada dasarnya sebuah mikroskop terdiri dari dua buah lensa lembung (bikonvek).
Lensa cembung pertama terletak di dekat mata, dinamakan lensa okuler, dan lensa cembung
kedua terletak di dekat benda, dinamakan lensa objektif. Ketika kita mengamati sebuah
benda dengan menggunakan sebuah mikroskop, maka bayangan benda dihasilkan oleh lensa
objektif di belakang lensa objektif. Kemudian bagi lensa okuler, bayangan ini menjadi benda,
sehingga dihasilkan bayangan akhir oleh lensa okuler yang berukuran beberapa kali lebih
besar. Proses perjalanan sinar pada mikroskop dapat dilihat pada Gambar 8.34.

Gambar 8.34. Perjalanan sinar pada mikroskop


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

45
E. Teleskop
Teleskop atau teropong merupakan sebuah alat optik yang digunakan untuk melihat
benda-benda yang letaknya jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Teleskop pertama kali
ditemukan oleh Galileo Galilei (1564 – 1642) pada tahun 1609. Gambar 8.35
memperlihatkan teleskop pertama yang dibuat oleh Galileo.

Gambar 8.35. Teleskop Galileo


Sumber: Microsoft Encarta Premium 2009

Pada dasarnya ada dua jenis teleskop yaitu teleskop bias dan teleskop pantul. Hal ini
didasarkan pada cara kerjanya yang berdasarkan prinsip pembiasan dan prinsip pemantulan.
Teleskop bias ini bekerja berdasarkan prinsip pembiasan, sehingga teleskop jenis ini
menggunakan sejumlah lensa. Seperti halnya mikroskop, teleskop bias menggunakan lensa
objektif dan lensa okuler. Beberapa contoh teleskop bias diantaranya teleskop bintang atau
teleskop astronomi, teleskop bumi, teleskop panggung, dan teleskop prisma atau teleskop
binokuler. Struktur teleskop bias diperlihatkan pada Gambar 8.36.

Gambar 8.36. Teleskop bias


Sumber: Microsoft Encarta Premium 2009

46
Disamping teleskop bias, ada yang dinamakan teleskop pantul, atau disebut juga
teleskop Newtonian. Teleskop pantul ini bekerja berdasarkan prinsip pembiasan dan
pemantulan, sehingga teleskop jenis ini menggunakan sejumlah lensa dan cermin. Teleskop
pantul menggunakan cermin cekung sebagai objektif dan lensa cembung sebagai okuler.
Struktur teleskop pantul diperlihatkan pada Gambar 8.37.

Gambar 8.37. Teleskop pantul


Sumber: Microsoft Encarta Premium 2009

LATIHAN
1. Bila Anda memiliki sebuah lup dengan pembesaran 6 kali dan ketika digunakan melihat
benda dengan kondisi mata berakomodasi maksimum, berapakah jarak fokus lensa lup
tersebut?

RANGKUMAN
Alat optik merupakan alat-alat fisis yang memanfaatkan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya. Beberapa alat optik diantaranya mata, lup, kamera, mikroskop, dan
teleskop. Mata merupakan alat optik alami yang dialami manusia. Pembentukan bayangan
yang jatuh di retina (pada mata) bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Pada mata normal
umumnya dapat melihat pada jarak 25 cm (titik dekat mata) hingga jarak tak terhingga (titik
jauh mata). Ada beberapa kejadian dimana terjadi ketidaknormalan penglihatan atau cacat
mata. Beberapa cacat mata yang biasanya terjadi diantaranya rabun jauh (miopi), rabun dekat
(hipermetropi), mata tua (presbiopi), dan asigmatisma (silindris).
Kamera merupakan alat optik yang berfungsi untuk mengambil gambar suatu objek
atau benda. Kamera memiliki cara kerja yang mirip dengan cara kerja mata. Oleh karena itu
pembentukan bayangan pada kamera memiliki sifat bayangan yang sama dengan bayangan

47
yang dibentuk oleh mata, yaitu nyata, terbalik, dan diperkecil. Lup adalah alat optik yang
terdiri dari sebuah lensa cembung rangkap (bikonveks), dan disebut juga kaca pembesar. Lup
berfungsi untuk melihat benda-benda kecil agar tampak lebih besar. Pembentukan bayangan
oleh lup bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Mikroskop merupakan alat optik yang
berfungsi untuk melihat benda-benda kecil (mikro) seperti bakteri, penampang sel, dan
sejenisnya. Mikroskop terdiri dari dua buah gabungan lensa cembung: lensa okuler dan lensa
objektif. Mikroskop dapat menghasilkan pembesaran bayangan benda mikro hingga beberapa
kali lebih besar. Berbeda halnya dengan mikroskop yang digunakan untuk melihat benda-
benda mikro, teleskop merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang
letaknya jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Ada dua jenis teleskop yang biasa
digunakan, yaitu teleskop bias dan teleskop pantul. Teleskop bias menggunaka sejumlah
lensa dan bekerja berdasarkan prinsip pembiasan, sedangkan teleskop pantul menggunakan
sejumlah lensa dan cermin dan bekerja berdasarkan prinsip pembiasan dan pemantulan.

TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Mata merupakan alat optik alamiah yang dimiliki manusia. Pembentukan bayangan yang
jatuh pada retina bersifat ...
A. nyata, terbalik, diperbesar C. maya, tegak, diperbesar
B. nyata, terbalik, diperkecil D. maya, terbalik, diperkecil

2. Pernyataan berikut ini yang tidak sesuai untuk mata normal adalah ...
A. Titik dekat mata berada pada jarak 25 cm
B. Mata berada dalam keadaan tidak berakomodasi ketika melihat benda pada jarak tak
hingga.
C. Titik punctum remontum mata berada pada jarak 1 meter.
D. Mata berada dalam keadaan berakomodasi maksimum ketika melihat benda pada
jarak titik dekat mata.

3. Ketidaknormalan mata (cacat mata) dimana mata tidak dapat membedakan garis-garis
horisontal dan vertikal secara bersamaan adalah ...
A. silindris C. hipermetropi
B. miopi D. presbiopi

48
4. Sebuah lup digunakan untuk mengamati tulisan yang tertera pada sebuah peta. Bila
keadaan mata pada saat mengamati tulisan tersebut adalah berakomodasi maksimum dan
jarak fokus lensa adalah 5 cm, maka pembesaran bayangannya adalah ...
A. 5 kali C. 7 kali
B. 6 kali D. 8 kali

5. Alat-alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil (mikro) seperti bakteri,
penampang sel, dan sejenisnya adalah ...
A. teleskop C. stetoskop
B. lup D. mikroskop

6. Teleskop yang dinamakan juga dengan nama teleskop Newtonian adalah jenis teleskop
yang terdiri dari ...
A. Satu buah lensa cembung C. Sejumlah lensa cembung
B. Dua buah lensa cembung D. Sejumlah lensa cembung dan cermin

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian
akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan
Belajar 2.

01234! 0454647 8479 :;74<


/ 100%
01234! =>43
Tingkat Penguasaan =

Arti Tingkat Penguasaan :


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda telah berhasil
menyelesaikan bahan belajar mandiri Kegiatan Belajar 2 ini. Bagus! Akan tetapi apabila

49
tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1
1. D, gelombang elektromagnetik merupakan gelombang yang dapat merambat pada
ruang hampa.
2. C, salah satu sifat cahaya adalah tidak memerlukan medium dalam
perambatannya.
3. C, pemantulan baur ditunjukkan oleh Gambar 2 dan 3.
4. B, cermin cembung menghasilkan bayangan maya, tegak, diperkecil.
5. A, benda diantara jarak fokus dan titik pusat kelengkungan akan menghasilkan
bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar.
6. B, divergen artinya menyebarkan cahaya yang datang padanya.
7. A, jarak fokus cermin adalah 10 cm (gunakan persamaan pada cermin cekung)
8. A, tinggi bayangannya adalah 6 cm dan bersifat nyata.
9. D, bayangan terletak pada 10 cm di belakang cermin.
10. C, konvergen maksudnya adalah memfokuskan berkas sinar yang diterimanya.
11. D, jarak bayangan adalah 6 cm di belakang lensa (nyata).
12. B, jarak bayangan adalah 6 cm di depan lensa (maya).
13. A, sifat bayangan yang dihasilkan benda yang diletakkan di depan lensa negatif
pada jarak yang lebih besar daripada jarak fokusnya bersifat maya dan tegak.
14. C, pembiasan cahaya dari udara menuju air menghasilkan sinar bias yang lebih
mendekati garis normal.

Tes Formatif 2
1. B, sifat bayangan yang jatuh pada retina adalah nyata, terbalik, diperkecil.
2. C, titik punctum remontum (titik jauh) mata normal berada pada jarak tak hingga.
3. A, silindris atau asigmatisma merupakan salah satu cacat mata dimana mata tidak
dapat membedakan garis-garis horisontal dan vertikal secara bersamaan.

50
4. B, pembesaran bayangan untuk mata berakomodasi maksimum adalah
25 25
 +1= + 1 = 6 *+,'.
 5
5. D, alat untuk melihat benda-benda kecil (mikro) adalah mikroskop.
6. D, teleskop Newtonian dinamakan juga teleskop pantul, terdiri dari sejumlah
lensa cembung dan cermin.

51
GLOSARIUM

Asigmatisma : silindris; cacat mata dimana mata tidak dapat membedakan garis-
garis horisontal dan vertikal secara bersamaan.
Emetropi : mata normal
Gel. elektromagnetik : gelombang yang tidak memerlukan medium sebagai media
perambatannya.
Hipermetropi : rabun dekat; cacat mata dimana mata tidak dapat melihat benda-
benda dekat.
Konkaf : lensa cekung; lensa yang bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian
tepinya.
Konveks : lensa cembung; lensa yang bagian tengahnya lebih tebal daripada
bagian tepinya.
Miopi : rabun jauh; cacat mata dimana mata tidak dapat melihat benda-benda
Opaque : benda-benda yang tidak dapat ditembus cahaya; benda-benda gelap.
Penumbra : daerah bayangan dimana sumber cahaya terhalang sebagian.
Presbiopi : mata tua; cacat mata berupa pengurangan daya akomodasi mata
akibat pertambahan usia (biasanya terjadi pada usia lanjut).
Punctum proxium : titik dekat mata; jangkauan penglihatan mata pada saat mata
berakomodasi maksimum.
Punctum remontum : titik jauh mata; jangkauan penglihatan mata pada saat tidak
berakomodasi.
Transluens : benda-benda yang meneruskan sebagian cahaya yang datang dan
menyebarkan sebagian cahaya yang lainnya.
Transparan : benda-benda yang dapat meneruskan seluruh cahaya yang datang
(benda-benda yang dapat ditembus cahaya); benda-benda bening.
Umbra : daerah bayangan dimana sumber cahaya terhalang seluruhnya.
jauh.

52
DAFTAR PUSTAKA

Halliday, D., Resnick, R. (1997). Physics , terjemahan: Patur Silaban dan Erwin Sucipto.
Jakarta: Erlangga.
Microsoft Encarta Premium 2009
Muslim, dkk. (2006). Konsep Dasar Fisika. Bandung. UPI Press
Pratiwi, P.R. dkk. (2008). CTL Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas.
Rositawaty, S & Aris Muharam. (2008). Senangnya Belajar IPA Kelas 5. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas.
Sulistyanto, H & Edy Wiyono. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas V.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Tim SEQIP. (2003). Buku IPA Guru Kelas 5. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Depdiknas
Tipler, P.A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

53
BBM 7
GELOMBANG DAN BUNYI

PENDAHULUAN
Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini merupakan BBM ketujuh dari mata kuliah Konsep Dasar
Fisika untuk SD yang membahas konsep getaran, gelombang dan bunyi. Dalam kehidupan sehari-
hari, banyak kita temukan gerak yang sifatnya berulang-ulang atau bolak-balik. Misalnya aktivitas
kita sehari-hari, seperti makan pagi, berangkat ke sekolah, dan kegiatan rutin lainnya selalu
berulang setiap hari. Contoh lain, misalnya bandul jam yang berayun, pohon yang berayun tertiup
angin, senar alat musik yang bergetar, atau riak air pada kolam. Gerak berulang-ulang atau bolak-
balik semacam ini, bila terjadi dalam selang waktu yang tetap dinamakan gerak periodik. Selain itu,
bila kita kita melihat tetesan air pada sebuah kolam, kita akan menemukan contoh terbentuknya
muka gelombang. Muka gelombang ini merambat dalam arah radial dari pusatnya, yakni dalam hal
ini tempat asal tetesan air yang mengenai permukaan air kolam. Untuk memahami lebih lanjut
mengenai peristiwa getaran dan gelombang ini, maka pada modul ini akan dibahas hal-hal yang
berkaitan dengan konsep getaran dan gelombang serta sifat-sifatnya.
Sekilas kita tidak melihat adanya keterkaitan gelombang pada air dengan bunyi. Pada bagian
akhir dari BBM ini, kita akan membahas mengenai bunyi dan sifat-sifatnya, dimana bunyi
merupakan suatu fenomena fisika yang terjadi karena adanya getaran. Adapun contoh gelombang
yang lain yakni cahaya, akan dibicarakan pada BBM berikutnya.

Dalam BBM ini, akan disajikan tiga kegiatan belajar, yaitu:


1. Kegiatan Belajar 1 : Getaran
2. Kegiatan Belajar 2 : Gelombang
3. Kegiatan Belajar 3 : Bunyi

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan memiliki kompetensi menjelaskan konsep
getaran, gelombang, dan bunyi. Secara lebih khusus lagi, Anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian getaran.
2. Menjelaskan konsep periode, frekwensi dan amplitudo getaran.
3. Menjelaskan pengertian gelombang dan sifat-sifatnya.

1
4. Membedakan jenis-jenis gelombang.
5. Menjelaskan fenomena-fenomena dan contoh-contoh dari gelombang mekanik
6. Menjelaskan gelombang bunyi dan sifat-sifatnya.
7. Membedakan jenis-jenis bunyi berdasarkan frekwensinya.
8. Menjelaskan pemanfaatan gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran mengenai bunyi di SD dipelajari di Kelas IV Semester 2 dengan Standar


Kompetensi “Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-
hari” dan Kompetensi Dasar:
• Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-
sifatnya.
• Menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik.

Agar Anda memperoleh hasil yang maksimal dalam mempelajari BBM ini, ikuti petunjuk
pembelajaran berikut ini.
1. Bacalah dengan cermat bagian Pendahuluan BBM ini, sampai Anda memahami betul apa, untuk
apa, dan bagaimana mempelajari BBM ini.
2. Bacalah bagian demi bagian, temukan kata-kata kunci dan kata-kata yang Anda anggap baru.
Carilah dan baca pengertian kata-kata tersebut dalam daftar kata-kata sulit dalam BBM ini atau
dalam kamus yang ada.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi BBM ini melalui pemahaman sendiri, tukar
pikiran dengan sesama mahasiswa, dan dosen Anda.
4. Mantapkan pemahanan Anda melalui diskusi dengan sesama teman mahasiswa.
5. Lakukan semua kegiatan yang diajarkan sesuai dengan petunjuk BBM. Karena di dalam
pembelajaran BBM ini kita akan melakukan beberapa pengamatandan percobaan.

2
KEGIATAN BELAJAR 1
GETARAN

Suatu ketika mungkin kita pernah dibuat kaget dengan sebuah benda yang tiba-tiba bergetar
di saku kita. Ternyata saat itu kita mendapatkan pesan pendek melalui telepon seluler, yang
memang sebelumnya kita set agar hanya bergetar (tanpa berdering). Sering kali kita juga
memperhatikan pepohonan yang bergoyang ketika terkena hembusan angin, atau mungkin melihat
sebuah tiang bendera yang bergoyang-goyang ketika tertiup angin. Contoh lain yang barangkali
‘agaknya’ kurang lazim adalah peristiwa berputarnya jarum jam dinding. Umumnya kita tidak
menyadari bahwa peristiwa tersebut hanya beberapa dari sekian banyak contoh analogi terjadinya
suatu getaran. Kemudian timbul pertanyaan; sesungguhnya apa yang dimaksud dengan getaran?

A. Peristiwa Getaran
Sebagaimana kita ketahui, bahwa sebuah benda akan bergerak bila mendapatkan tarikan atau
dorongan, atau dengan kata lain bila diberi gaya. Tentunya gerak benda ini bergantung pada gaya
dan arah gaya itu sendiri. Diantara sejumlah gerak benda yang dapat kita amati, ada benda yang
geraknya secara bolak-balik. Gerak benda yang bergerak bolak-balik semacam ini biasanya
dinamakan berosilasi. Biasanya gerak osilasi terjadi di sekitar titik kesetimbangan, yaitu titik awal
dimulainya gerak bolak-balik. Osilasi benda dapat berlangsung secara periodik ataupun tidak
periodik. Gerak osilasi secara periodik yang melalui titik kesetimbangan dinamakan getaran.
Perhatikanlah gerak osilasi pada bandul sebuah jam antik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
7.1.

Gambar 7.1. Jam antik


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas
3
Bila kita amati, bandul jam antik tersebut akan bergerak dari kiri ke tengah kemudian ke
kanan dan kembali ke tengah kemudian ke kiri dan seterusnya. Gerakan ayunan dari tengah ke
kanan atau ke kiri dinamakan simpangan. Ujung posisi bandul paling kanan atau paling kiri (atau
dinamakan juga simpangan terjauh) dinamakan amplitudo.

Gambar 7.2. Osilasi sebuah ayunan


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Contoh kasus lainnya, seorang anak yang sedang bermain ayunan juga merupakan salah satu contoh
getaran. Dalam hal ini, anak tersebut melakukan gerak bolak-balik melalui titik pusat yang
dinamakan titik kesetimbangan. Untuk memahami lebih lanjut mengenai peristiwa getaran dan
besaran-besaran yang terkait dengan getaran, marilah kita ikuti Kegiatan Percobaan berikut.

Kegiatan Percobaan
Kegiatan 1
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh amplitudo getaran terhadap
periode getarnya.
Alat dan Bahan:
• Bandul ayun (atau pemberat)
• Benang
• Penggaris

4
• Stopwatch atau jam
• Statif dan klem
Langkah kerja:
1. Susunlah alat-alat tersebut seperti nampak pada Gambar.

2. Berilah simpangan pada bandul secukupnya. Tunggu beberapa saat hingga bandul bergerak
secara stabil.
3. Ukur simpangan terjauh yang dicapai oleh bandul. Catat nilainya. Simpangan terjauh yang
dicapai bandul merupakan amplitudo getaran.
4. Ukur waktu yang diperlukan bandul untuk melakukan 10 kali getaran. Catat nilainya.
Kemudian hitung waktu yang diperlukan untuk melakukan 1 kali getaran (waktu yang
diperlukan untuk melakukan 10 kali getaran dibagi 10). Waktu yang diperlukan untuk
melakukan 1 kali getaran merupakan periode getaran.
5. Catat hasil pengukuran dalam Tabel hubungan amplitudo dengan periode.
6. Ulangi percobaan ini dengan nilai amplitudo yang berbeda.

Pertanyaan:
1. Untuk nilai amplitudo yang berbeda-beda, bagaimana dengan periode getarnya?
2. Kesimpulan apa yang dapat Anda peroleh?

5
Setelah Anda mengikuti Kegiatan Percobaan tersebut, diharapkan Anda akan lebih
memahami bagaimana keterhubungan antara amplitudo dan periode getar suatu getaran. Mungkin
Anda masih merasa asing dengan istilah-istilah: amplitudo, periode, atau frekwensi. Untuk itu,
marilah kita bahas lebih mendalam tentang peristiwa getaran dengan meninjau sebuah objek paling
sederhana: getaran sebuah bandul sederhana.

B. Getaran Bandul Sederhana


Getaran merupakan gerak bolak-balik (berosilasi) secara periodik di sekitar titik
kesetimbangan. Gerak semacam ini sering juga disebut gerak harmonik. Oleh karenanya, tinjauan
secara lebih mendalam dari gerak harmonik selalu dapat dinyatakan dalam fungsi sinus atau fungsi
cosinus. Di alam banyak ditemukan gerak osilasi, misalnya bandul jam antik, dawai gitar atau biola,
beban yang tergantung pada pegas, molekul udara ketika ada gelombang bunyi, penggaris yang
diletakkan pada meja dan ujungnya digetarkan, serta atom-atom yang terdapat dalam kisi zat padat.

Gambar 7.3. Osilasi bandul


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Gambar 7.3 menunjukkan gerak osilasi sebuah bandul. Titik O merupakan titik
kesetimbangan bandul. Besaran-besaran yang terkait dengan getaran antara lain:
1. Amplitudo (A)
Gerakan bandul dari titik kesetimbangan ke kiri atau ke kanan dinamakan simpangan, yaitu
gerakan bandul dari titik O ke titik C. Sedangkan gerakan bandul dari titik kesetimbangan ke
6
titik terluar dinamakan simpangan maksimum atau amplitudo, yaitu gerakan bandul dari titik O
ke titik A atau ke titik B. Amplitudo biasanya dinyatakan dalam satuan panjang, yaitu meter.
Coba Anda tunjukkan kembali pada gambar 7.3 di atas, mana yang dimaksud dengan
amplitudo dan mana yang dimaksud dengan simpangan?
2. Periode (T)
Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran dinamakan periode. Pada gambar
7.3, periode menyatakan waktu yang diperlukan untuk melakukan gerakan dari A ke O
kemudian ke B kemudian ke O dan kembali ke A (A-O-B-O-A), atau gerakan dari O ke B
kemudian kembali ke O kemudian ke A dan kemudian kembali ke O (O-B-O-A-O). Periode
dinyatakan dalam satuan waktu, yaitu sekon atau detik.
3. Frekwensi (f)
Frekwensi menyatakan banyaknya getaran yang terjadi dalam satu satuan waktu (satu detik).
Frekwensi dinyatakan dalam hertz (Hz), dimana 1 Hz = 1/s (1/detik). Secara matematis,
hubungan antara periode dan frekwensi dinyatakan sebagai berikut.
 
 dan  
 

C. Getaran pada Pegas


Selain gerak osilasi pada bandul sederhana, peristiwa getaran juga dapat diamati pada pegas
yang diberi beban. Gambar 7.4 memberikan menunjukkan sistem yang terdiri dari gabungan sebuah
pegas dan sebuah beban. Perhatikan gaya yang bekerja pada sistem tersebut.

Gambar 7.4. Sistem pegas-beban dalam posisi horisontal (kiri) dan vertikal (kanan)
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas (kiri); dokumen pribadi (kanan)

7
Berdasarkan gambar tersebut, terlihat sistem pegas-beban dalam kondisi setimbang ketika
diberikan sebuah beban gantung. Ketika pegas ditarik sejauh jarak tertentu, maka pegas akan
memberikan gaya yang melawan gaya tarikan pada pegas (gaya yang arahnya berlawanan dengan
arah gerak beban), sehingga nilai gaya pegas menjadi negatif (-). Kemudian pegas dilepaskan,
sehingga sistem pegas-beban menjadi berosilasi di sekitar titik kesetimbangannya. Simpangan
terjauh dari sistem pegas-beban menunjukkan amplitudo sistem. Ketika pegas dalam kondisi
teregang, pegas akan menarik beban (arah gerak beban berlawanan dengan arah gaya pegas), dan
ketika pegas dalam kondisi termampatkan, pegas akan mendorong beban.
Sama halnya dengan osilasi pada bandul sederhana, banyaknya getaran yang terjadi pada
pegas tiap satu satuan waktu (tiap satu detik) merupakan frekwensi getaran pegas.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai getaran, kerjakanlah soal-soal berikut.
1. Sebuah bandul sederhana bergetar dengan periode 2 detik. Berapa frekwensinya?
(Petunjuk: gunakan persamaan/rumus yang menyatakan hubungan antara periode dan
frekwensi)
2. Simpangan bandul dari A ke B pada Gambar 7.3 adalah 20 cm, berapakah amplitudonya?
(Petunjuk: amplitudo adalah simpangan terjauh yang diukur dari titik kesetimbangannya)
3. Pegas pada Gambar 7.4 bergetar dengan frekwensi 10 Hz. Berapakah periode getaran pegas
tersebut?
(Petunjuk: gunakan persamaan/rumus yang menyatakan hubungan antara periode dan
frekwensi)

RANGKUMAN
Getaran adalah gerak bolak-balik (berosilasi) secara periodik di sekitar titik kesetimbangan.
Titik kesetimbangan pada getaran merupakan titik awal suatu benda memulai gerakan (bergetar).
Besaran-besaran yang terdapat dalam peristiwa getaran diantaranya amplitudo, periode, dan
frekwensi. Amplitudo getaran merupakan simpangan terjauh (maksimum) yang diukur dari titik
kesetimbangan, dan dinyatakan dalam satuan panjang (m atau cm). Periode getaran merupakan
waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran, dan dinyatakan dalam detik (s).
Frekwensi getaran merupakan banyaknya getaran yang terjadi dalam satu satuan waktu (satu detik),
dinyatakan dalam hertz (Hz).

8
TES FORMATIF 1
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Perhatikan gambar berikut.

C B
A
O

Berdasarkan gambar tersebut, yang dimaksud dengan amplitudo adalah ...


A. jarak dari O ke A C. jarak dari C ke B
B. jarak dari O ke B D. jarak dari A ke B

2. Jika panjang lintasan dari O ke A pada Gambar Soal No. 1 adalah 3 cm dan panjang lintasan
dari C ke B adalah 10 cm, maka amplitudo getarnya adalah ...
A. 1 cm B. 3 cm C. 5 cm D. 10 cm

3. Sebuah bandul mampu bergetar hingga 1200 getaran dalam 1 menit. Frekwensi getar bandul
tersebut adalah ...
A. 20 Hz B. 25 Hz C. 50 Hz D. 60 Hz

4. Sebuah pegas bergetar dengan frekwensi 50 Hz. Periode getar pegas tersebut adalah ...
A. . 20 s BC. 1 s C. 0,2 s D. 0,02 s

5. Perhatikan tabel berikut


Pegas ke- Jumlah getaran Waktu (s)
1 6 12
2 15 3
3 4 1
4 25 5

Pegas manakah yang memiliki periode yang sama?


A. pegas ke-1 dan pegas ke-2
B. pegas ke-1 dan pegas ke-3
C. pegas ke-1 dan pegas ke-4
D. pegas ke-2 dan pegas ke-4

9
BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir
bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah
ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

        
Tingkat Penguasaan =  100 %
 

Arti Tingkat Penguasaan :


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda telah berhasil
menyelesaikan bahan belajar mandiri Kegiatan Belajar 1 ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama
bagian yang belum Anda kuasai.

10
KEGIATAN BELAJAR 2
GELOMBANG

Pada Kegiatan Belajar 1 kita telah membicarakan peristiwa terjadinya getaran dari
contoh-contoh analogi di sekitar kita, dan kita telah mendefinisikan suatu getaran, dimana
getaran hanya terjadi bolak-balik di sekitar titik kesetimbangannya. Kita juga telah membahas
besaran-besaran yang muncul dalam sebuah getaran, seperti amplitudo, frekwensi, dan
periode. Bagaimana hubungan antara perubahan amplitudo suatu getaran terhadap periode
getarnya juga telah dibicarakan pada Kegiatan Belajar 1. Pertanyaannya sekarang adalah;
apakah getaran itu dapat menjalar atau merambat? Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah
kita lanjutkan pembahasan kita dengan hal yang lebih umum: gelombang.

A. Definisi Gelombang
Pernahkah Anda melihat sekelompok anak yang sedang bermain lompat tali?
Permainan ini biasanya sering dimainkan oleh anak-anak perempuan, meskipun terkadang
add satu atau dua orang anak laki-laki yang ikut bermain. Bayangkan dua orang anak yang
sedang memegang ujung-ujung tali (biasanya terbuat dari untaian karet gelang), kemudian
salah satu diantaranya mencoba menggetarkan tali tersebut. Apa yang akan terjadi? Ternyata
bila kita perhatikan, ada sesuatu yang bergerak dan merambat di sepanjang tali tersebut.
Ilustrasi semacam itu dapat ditunjukkan oleh dua orang siswa yang melakukan
kegiatan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.5. Pada gambar tersebut, nampak dua
orang siswa yang memegang ujung-ujung sebuah tali tambang. Seorang siswa mencoba
menggetarkan salah satu ujung tali dan siswa yang lainnya menahan ujung tali yang lain. Apa
yang terjadi? Ternyata ada ‘sesuatu’ yang bergerak dan merambat di sepanjang tali tersebut
yang arahnya menjauhi siswa yang menggetarkan ujung sebuah tali.
Kasus lainnya, ada seorang anak yang melemparkan sebuah kerikil ke dalam kolam
ketika melintasi sebuah kolam. Sesaat setelah kerikil itu tenggelam, permukaan air kolam
nampak beriak-riak dan ada sesuatu yang bergerak merambat di permukaan air kolam itu,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.6.

11
Gambar 7.5. Siswa menggetarkan ujung tali
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Gambar 7.6. Gangguan yang ditimbulkan oleh kerikil yang dijatuhkan ke dalam kolam
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Dua ilustrasi di atas menunjukkan bahwa ada yang bergerak dan merambat pada
sebuah tali tambang dan permukaan air kolam Rambatan itu diakibatkan karena adanya
gangguan pada masing-masing media. Ketika salah seorang anak memberikan gangguan pada
salah satu ujung tali, yaitu dengan cara menggetarkan ujung tali tersebut, getaran itu
merambat sepanjang elemen tali dalam bentuk gelombang. Begitupun ketika ada anak lain
yang melemparkan kerikil ke dalam sebuah kolam, timbul gangguan atau getaran pada bagian
air kolam dimana tepat jatuhnya kerikil tersebut. Getaran tersebut merambat sepanjang air

12
kolam dan permukaan air kolam secara radial dalam bentuk gelombang. Jadi, gelombang
didefinisikan sebagai getaran yang merambat dengan energi tertentu.
Gelombang pada tali memerlukan medium dalam perambatannya, yaitu tali itu sendiri.
Begitu pula gelombang pada air kolam memerlukan medium dalam perambatannya, yaitu air
kolam. Setiap gelombang memerlukan medium dalam perambatannya. Akan tetapi, ada suatu
gelombang yang dalam perambatannya tidak memerlukan medium. Coba Anda sebutkan
contoh gelombang yang tidak memerlukan medium dalam perambatannya?
Untuk memahami lebih lanjut mengenai peristiwa gelombang, mari kita tinjau salah
satu media perambatan gelombang, yaitu seutas tali. Ketika sebuah tali digetarkan secara
berulang-ulang atau periodik, maka gelombang akan bergerak merambat di sepanjang tali
tersebut yang arahnya menjauhi sumber getarnya. Apakah talinya ikut bergerak? Sekilas
mungkin nampaknya tali ikut bergerak, tetapi sesungguhnya diam. Lalu, apa yang bergerak,
sehingga gelombang dapat bergerak? Gelombang membawa energi. Ingat kembali bahwa
gelombang pada tali berasal dari gangguan atau usikan ketika tali digerakkan atau digetarkan.
Kita tahu bahwa setiap benda yang bergerak selalu mempunyai energi. Energi ini diteruskan
melalui medium tali di sepanjang tali.

B. Jenis-jenis gelombang
Jenis-jenis gelombang dibedakan berdasarkan medium perambatannya dan
berdasarkan arah rambatannya. Berdasarkan medium perambatannya, gelombang dibedakan
menjadi gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Bagaimana perbedaan
gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik?

1. Gelombang mekanik.
Gelombang mekanik merupakan gelombang yang merambat pada suatu medium
sebagai media perambatannya. Gelombang jenis ini tidak dapat merambat jika tidak ada
medium sebagai perantara gelombang. Contoh gelombang mekanik diantaranya gelombang
pada tali, gelombang pada permukaan air, dan gelombang bunyi. Gelombang pada tali
merambat dengan tali sebagai media perambatannya. Gelombang pada permukaan air
merambat dengan air sebagai media perambatannya. Gelombang bunyi dapat merambat
melalui udara, zat padat, atau zat cair sebagai media perambatannya.
Ada beberapa sifat gelombang mekanik, diantaranya:

13
i. Perambatan getaran di suatu medium mempunyai kelajuan tertentu yang dinamakan
cepat rambat gelombang. Kelajuan atau cepat rambat gelombang ini sangat ditentukan
oleh sifat mekanik medium.
ii. Partikel dari medium tidak merambat melalui ruang-ruang di medium, tetapi partikel
medium bergerak bolak-balik atau turun naik terhadap posisi kesetimbangan partikel
tersebut.
iii. Gelombang menyalurkan energi dari satu ruang ke ruang lain di dalam medium.
Gelombang memindahkan energi, bukan memindahkan partikel.

2. Gelombang elektromagnetik.
Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang yang merambat tanpa
memerlukan suatu medium sebagai media perambatannya. Oleh karena gelombang
elektromagnetik dapat merambat tanpa memerlukan adanya media perambatan, gelombang
ini dapat merambat melalui ruang hampa. Contoh gelombang elektromagnetik adalah
gelombang cahaya, gelombang radio, radiasi infra merah, radiasi ultraviolet, sinar-X, dan
sinar gamma. Itulah sebabnya cahaya matahari mampu sampai ke permukaan bumi,
meskipun melewati ruang hampa.
Berdasarkan arah rambatnya, gelombang dibedakan menjadi gelombang transversal
dan gelombang longitudinal. Bagaimana perbedaan gelombang transversal dan gelombang
longitudinal?

1. Gelombang transversal.
Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah getarnya tegak lurus
terhadap arah perambatannya. Ketika mediumnya digetarkan dengan arah tegak (vertikal),
maka gelombang akan merambat dengan arah mendatar (horisontal). Contohnya, gelombang
pada tali dan gelombang elektromagnetik. Gelombang akan merambat ke arah mendatar
ketika salah satu ujung tali digetarkan. Pada saat seseorang menggetarkan salah satu ujung
tali dalam arah tegak, gelombang mulai terbentuk pada tali (Gambar 7.7). Gelombang yang
terbentuk ini tidak diam di tempat, akan tetapi menjalar ke arah kanan (ke arah mendatar).

14
Gambar 7.7. Perambatan gelombang pada tali
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Semakin banyak getaran yang diberikan pada ujung tali, timbul gelombang yang
menjalar ke arah mendatar, yang dalam hal ini ke arah kanan (Gambar 7.8). Gelombang
yang terbentuk karena adanya gangguan yang arahnya tegak lurus terhadap arah
rambatannya inilah yang dinamakan gelombang transversal.

Gambar 7.8. Gelombang transversal


Sumber: Physics for Scientists and Engineers

Arah getaran atau gangguan yang tegak lurus dengan arah rambatannya membuat
gelombang transversal memiliki bagian gelombang yang tertinggi dan bagian gelombang
yang terendah. Bagian gelombang yang tertinggi dinamakan puncak gelombang, dan bagian
gelombang yang terendah dinamakan dasar gelombang atau lembah gelombang. Bagian-
bagian gelombang transversal ditunjukkan pada Gambar 7.9.

15
Gambar 7.9. Bagian-bagian gelombang transversal
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Panjang satu gelombang atau biasa disebut panjang gelombang merupakan jarak
antara dua buah puncak gelombang yang berurutan, atau jarak antara dua buah dasar
gelombang yang berurutan. Pada gambar 7.9, panjang satu gelombang adalah jarak antara
titik A dan titik C, atau titik B dengan titik D. Simbol untuk panjang gelombang adalah λ dan
diyatakan dalam satuan panjang, misalnya meter atau cm. Tinggi maksimum atau simpangan
terjauh dari gelombang transversal merupakan amplitudo gelombang, biasanya disimbolkan
dengan A dan dinyatakan dalam satuan panjang (m atau cm). Amplitudo pada gelombang
transversal menyatakan besarnya energi yang dibawa oleh gelombang tersebut. Gelombang
yang membawa energi yang besar mempunyai amplitudo yang besar pula.

2. Gelombang longitudinal.
Gelombang longitudinal merupakan gelombang yang arah getarnya searah dengan
arah perambatannya. Contohnya adalah gelombang bunyi. Gelombang longitudinal terbentuk
ketika terjadi getaran pada medium yang arahnya searah dengan arah rambatannya sehingga
pada gelombang longitudinal terbentuk pola rapatan dan renggangan. Gelombang
longitudinal ditunjukkan pada Gambar 7.10.

16
Gambar 7.10. Gelombang longitudinal
Sumber: Physics for Scientists and Engineers

Fenomena rapatan dan renggangan pada gelombang longitudinal dapat diamati pada
pegas yang cukup panjang (slinki). Ketika kita menggetarkan sebuah pegas slinki, terbentuk
sebuah rapatan yang bergerak searah dengan arah getar yang diberikan pada pegas slinki.
Semakin banyak getaran yang diberikan pada pegas slinki, semakin banyak rapatan yang
bergerak. Rapatan yang bergerak ini diikuti oleh renggangan yang bergerak. Rapatan yang
dimaksud disini adalah daerah pada pegas slinki yang lebih rapat daripada daerah lainnya,
sedangkan daerah lain yang lebih renggang dinamakan renggangan. Gambar 7.11
menunjukkan bagian-bagian dari gelombang longitudinal.
Panjang gelombang pada gelombang longitudinal merupakan jarak antara dua
rapatan yang berdekatan, atau jarak antara dua renggangan yang berdekatan. Tingkat
kerapatan pada pegas mirip dengan amplitudo pada gelombang transversal. Semakin rapat
pegasnya, energi gelombangnya semakin besar.

Gambar 7.11. Bagian-bagian gelombang longitudinal


Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

C. Frekwensi gelombang.
Frekwensi gelombang didefinisikan sebagai banyaknya gelombang yang terbentuk
dalam satu satuan waktu (dalam satu detik). Maksudnya adalah, frekwensi gelombang

17
menyatakan berapa banyak gelombang yang terbentuk dalam waktu satu detik. Frekwensi
pada gelombang bergantung pada frekwensi sumber getarnya. Frekwensi gelombang
disimbolkan dengan f dan dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) atau s-1. Perhatikan Gambar
7.12 berikut.

Gambar 7.12. Gelombang pada tali dengan frekwensi rendah (atas) dan frekwensi tinggi
(bawah)
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas
Pada Gambar 7.12, terlihat dua buah gelombang pada tali yang memiliki frekwensi
yang berbeda pada selang waktu yang sama. Gelombang yang terbentuk dan ditunjukkan
pada gambar 7.12 bagian atas lebih sedikit dibandingkan yang ditunjukkan pada gambar 7.12
bagian bawah. Ini menunjukkan bahwa gelombang pada gambar 7.12 bagian atas memiliki
frekwensi lebih rendah sedangkan gelombang pada gambar 7.12 bagian bawah memiliki
frekwensi lebih tinggi.

D. Cepat rambat gelombang.


Oleh karena gelombang itu merambat (bergerak), maka gelombang memiliki
kelajuan, yang dinamakan cepat rambat gelombang. Cepat rambat gelombang ini sangat
bergantung pada jenis gelombang dan medium dimana gelombang merambat. Pernahkah
Anda perhatikan kilat dan guntur? Kilat merupakan salah satu contoh gelombang cahaya
sedangkan guntur. Walaupun kilat dan guntur terjadi pada waktu bersamaan, tetapi cahaya
kilat selalu kita lihat terlebih dahulu dibandingkan bunyi guntur. Hal ini disebabkan cahaya
dan bunyi memiliki cepat rambat yang berbeda-beda.

18
Cepat rambat gelombang didefinisikan sebagai perbandingan antara perpindahan (s)

terhadap selang waktu (t) atau secara matematis dituliskan   . Ketika gelombang


berpindah atau menempuh jarak sejauh satu panjang gelombang, maka waktu yang
diperlukannya adalah periode gelombang itu sendiri, dan secara matematis dituliskan:




Karena periode merupakan kebalikan dari frekwensi, atau   , maka periode (T) pada


persamaan diatas dapat diganti oleh besaran frekwensi, sehingga cepat rambat gelombang
merupakan perkalian panjang gelombang dengan frekwensinya, dan secara matematis
persamaannya menjadi:
  . 

Contol Soal:
Sebuah gelombang merambat dengan cepat rambat gelombang 20 m/s. Bila panjang
gelombang tersebut adalah 25 nm, berapakah periode gelombang tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: v = 20 m/s
λ = 25 x 10-9 m
Ditanya: T=?
Jawab:
 25. 10#$ %
   1,2510#$ '  ), *+ ,-
 20 %/'
Jadi, periode gelombang tersebut adalah 1,25 ns.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!
1. Sebuah gelombang radio merambat dengan kecepatan 330 m/s. Bila frekwensi
gelombang radio tersebut adalah 330 Hz, berapakah panjang gelombangnya?
2. Sebuah gelombang yang panjangnya 25 m merambat dengan kecepatan 360 m/s.
Tentukan frekwensi gelombang tersebut!

19
RANGKUMAN
Gelombang merupakan getaran yang merambat dengan energi tertentu. Gelombang
berasal dari gangguan atau usikan, dan gelombang membawa energi, bukan memindahkan
partikel atau medium perambatannya itu sendiri.
Ditinjau dari medium perambatannya, gelombang dibedakan menjadi gelombang
mekanik dan gelombang elektromagnetik. Gelombang mekanik adalah gelombang yang
merambat pada suatu medium sebagai media perambatannya. Artinya, gelombang ini tidak
dapat merambat bila tidak ada medium perambatannya. Contoh gelombang mekanik
diantaranya gelombang pada tali, gelombang pada permukaan air, dan gelombang bunyi.
gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang merambat tanpa memerlukan suatu
medium sebagai media perambatannya. Artinya, walaupun tidak ada medium (perantara),
gelombang elektromagnetik ini dapat menjalar. Contohnya gelombang elektromagnetik
diantaranya gelombang cahaya, gelombang radio, radiasi infra merah, radiasi ultraviolet,
sinar-X, dan sinar gamma.
Ditinjau dari arah rambatnya, gelombang dibedakan menjadi gelombang transversal
dan gelombang longitudinal. Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah
getarnya tegak lurus terhadap arah perambatannya. Gelombang longitudinal merupakan
gelombang yang arah rambatnya searah dengan arah getanya.
Besaran-besaran pada gelombang diantaranya amplitudo, panjang gelombang,
frekwensi, periode, dam cepat rambat gelombang. Amplitudo merupakan simpangan
maksimum atau simpangan terjauh pada gelombang transversal. Panjang gelombang
merupakan panjang satu gelombang. Pada gelombang transversal, panjang gelombang
merupakan jarak antara dua buah puncak gelombang yang berurutan, atau jarak antara dua
buah dasar gelombang yang berurutan, sedangkan pada gelombang longitudinal, panjang
gelombang merupakan jarak antara dua rapatan yang berdekatan, atau jarak antara dua
renggangan yang berdekatan. Frekwensi gelombanf merupakan banyaknya gelombang yang
terbentuk dalam waktu satu detik. Kebalikannya adalah periode, yaitu waktu yang dibutuhkan
untuk membentuk satu gelombang. Cepat rambat gelombang merupakan perkalian antara
panjang gelombang dengan frekwensinya.

20
TES FORMATIF 2
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Gelombang dibedakan menjadi gelombang mekanik dan elektromagnetik. Perbedaan ini
terutama didasarkan pada ...
A. cepat rambat gelombang C. media perambatan gelombang
B. arah rambat gelombang D. frekwensi gelombang

2. Penyataan yang menunjukkan perbedaan antara gelombang mekanik dan gelombang


elektromagnetik adalah ...
A. gelombang mekanik memerlukan medium perambatan sedangkan gelombang
elektromagnetik tidak memerlukan.
B. gelombang mekanik dapat merambat sedangkan gelombang elektromagnetik tidak
dapat merambat.
C. gelombang mekanik tidak memerlukan medium perambatan sedangkan gelombang
elektromagnetik memerlukan.
D. gelombang mekanik tidak dapat merambat sedangkan gelombang elektromagnetik
dapat merambat.

3. Perhatikan Gambar berikut!

B’ F’

C D
A B E F G

D’

Amplitudo gelombang pada Gambar di atas ditunjukkan oleh ruas garis ...
A. AC dan CE C. AB dan CD
B. BB’ dan DD’ D. ABCDE

4. Pada Gambar Soal No. 3 di atas, panjang satu gelombang adalah jarak ...
A. A dan C C. C dan E
B. A dan D D. C dan G

21
5. Perhatikan Gambar rambatan gelombang berikut!

0 2 4 6 detik

24 m

Berdasarkan Gambar di atas, cepat rambat gelombangnya adalah ...


A. 2 m/s C. 8 m/s
B. 4 m/s D. 16 m/s

6. Perhatikan Gambar berikut!

A B C E
D

Berdasarkan Gambar tersebut, panjang satu gelombang adalah jarak antara titik ...
A. A dan E C. B dan C
B. A dan C D. D dan E

7. Sebuah gelombang merambat di udara dengan periode 2,5 detik dan memiliki panjang
gelombang 100 cm. Bila ada gelombang lain yang pada saat itu merambat di udara
dengan kecepatan yang sama namun dengan periode 6 detik, maka panjang
gelombangnya adalah ...
A. 240 cm C. 60 cm
B. 120 cm D. 30 cm

22
8. Sebuah gelombang longitudinal memiliki jarak antara dua rapatan terdekat 50 cm. Bila
periode gelombang pada saat merambat adalah 2 detik, maka cepat rambatnya adalah ...
A. 100 m/s C. 2,5 m/s
B. 25 m/s D. 0,25 m/s

9. Bila ada dua buah gelombang yang frekwensinya berbeda, dimana frekwensi gelombang
A lebih rendah daripada frekwensi gelombang B. Bila gelombang merambat dengan
cepat rambat yang sama, maka ....
A. Panjang gelombang A lebih besar daripada panjang gelombang B
B. Panjang gelombang B sama dengan panjang gelombang A
C. Periode gelombang A lebih kecil daripada periode gelombang B
D. periode gelombang A sama dengan periode gelombang B

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian
akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan
Belajar 2.

        
Tingkat Penguasaan =  100 %
 

Arti Tingkat Penguasaan :


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda telah berhasil
menyelesaikan bahan belajar mandiri Kegiatan Belajar 2 ini. Bagus! Akan tetapi apabila
tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.

23
KEGIATAN BELAJAR 3
BUNYI

Pada Kegiatan Belajar sebelumnya kita telah banyak membicarakan peristiwa getaran;
bagaimana proses terjadinya getaran, amplitudo getaran, frekwensi getaran, dan periode
getaran, hingga proses penjalarannya yang berbentuk gelombang, jenis-jenis gelombang,
frekwensi gelombang, periode gelombang, amplitudo gelombang, hingga kecepatan
gelombang.
Pada umumnya, setiap benda yang bergetar akan menunjukkan suatu fenomena fisika:
bunyi. Didalam Kegiatan Belajar 3 ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai konsep
bunyi, baik itu proses terjadinya bunyi hingga parameter-parameter lainnya yang terkait
dengan bunyi.

A. Definisi Bunyi
Setiap hari kita tidak pernah terlepas dari apa yang dinamakan suara atau bunyi.
Bunyi gesekan daun yang tertiup angin, kucing yang mengeong, suara-suara orang yang
sedang berbincang-bincang, kendaraan yang lalu-lalang, suara alunan musik, benda yang
jatuh ke tanah, burung berkicau, gong yang dipukul, gitar yang dipetik, ataupun suara-suara
lain yang saling ‘bersahutan’ satu sama lain. Suara atau bunyi diterima oleh salah satu
panacindera kita yakni telinga. Pertanyaan yang timbul kemudian adalah, bagaimana suara
atau bunyi itu dihasilkan, dan bagaimana kita dapat mendengar suara atau bunyi?
Bunyi atau suara dapat didengar karena adanya tiga hal. Pertama, adanya sumber
bunyi. sumber bunyi dihasilkan oleh suatu benda yang bergetar. Contoh paling sederhana
untuk mengobservasi bunyi adalah bunyi yang ditimbulkan dari karet gelang yang dipetik.
Ketika sebuah karet gelang (yang telah dipotong) kita regangakan dan kita petik, maka karet
gelang tersebut akan bergetar dan menghasilkan bunyi. Semakin kuat regangannya, suara
lengkingannya akan semakin tinggi. Seseorang yang sedang memukul gendang menyebabkan
selaput gendang itu bergetar dan menghasilkan bunyi.

24
Gambar 7.13. Seseorang yang sedang menabuh gendang
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas

Contoh lainnya, getaran yang timbul pada sebuah mistar. Tempatkan ujung sebuah
mistar pada tepi sebuah meja dan tekan kuat-kuat, kemudian simpangkan ujung mistar yang
lain (yakni ujung bebasnya) ke bawah dan lepaskan, maka mistar tersebut akan mulai
bergetar (Gambar 7.14). Getaran pada mistar ini mirip dengan getaran pada bandul
sederhana.

Gambar 7.14. Getaran pada mistar


Sumber: Buku IPA Guru Kelas 4 SEQIP

Kedua, adanya penerima bunyi. Penerima bunyi yang dimaksud disini adalah telinga
kita. Telinga manusia mampu mendengarkan bunyi pada rentang 16 Hz hingga 20.000 Hz.
Prosesnya secara singkat adalah sebagai berikut. Gelombang bunyi yang merambat kemudian
menekan (menggetarkan) udara di sekitarnya, sehingga tekanan udara tersebut ada yang
masuk ke dalam telinga kita sehingga gendang telinga kita ikut bergetar. Getaran yang timbul
pada gendang telinga ini diubah menjadi sinyal listrik untuk diteruskan ke otak kita, untuk
kemudian diproses di dalam otak sehingga kita bisa merasakan adanya bunyi.

25
Ketiga, adanya medium perantara. Bunyi, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya,
merupakan salah satu contoh gelombang mekanik. Oleh karena itu, gelombang bunyi akan
merambat, hanya bila ada medium perambatannya. Tanpa adanya medium perambatan, bunyi
tidak dapat merambat. Medium perambatan yang paling umum adalah udara. Kita dapat
berbincang-bincang dengan siapapun karena bunyi atau suara kita merambat melalui udara di
sekitar kita hingga sampai di telinga lawan bicara kita. Kita tahu bahwa di luar angkasa
(misalnya di bulan) tidak ada udara. Apakah orang yang sedang berada di bulan dapat
bercakap-cakap?
Untuk memahami lebih lanjut mengenai bunyi dan gelombang bunyi ini, marilah kita
ikuti Kegiatan Percobaan berikut.

Kegiatan Percobaan
Kegiatan 1
Kegiatan ini bertujuan untuk memahami proses terjadinya bunyi dan mengobservasi sumber-
sumber bunyi.
Alat dan bahan:
• Mistar
• Karet gelang
• Monokord
• Senar
• Bantalan senar
• Kubus kayu kecil
Langkah kerja:
Percobaan 1: Karet gelang.
1. Potong sebuah karet gelang. Mintalah bantuan rekan Anda untuk memegang ujung-ujung
karet gelang dan mengencangkan karet gelang tersebut.
2. Petik karet gelang tersebut. Cermati bunyi yang dihasilkan oleh karet gelang yang
bergetar.
3. Ubahlah kekencangan karet gelang tersebut (buat karet gelang lebih kencang). Cermati
bagaimana bunyi yang dihasilkan.
4. Ulangi langkah ke-3 hingga 10 kali dengan kekencangan yang berbeda. Apakah yang
dapat disimpulkan. Catat hasil pengamatan Anda.

26
Percobaan 2: Mistar.
1. Tekan mistar pada tepi meja dengan L sepanjang kira-kira 20 cm.

Getaran mistar
Sumber: Buku IPA Guru Kelas 4 SEQIP

2. Getarkan mistar tersebut. Amati gerakannya dan dengarkan suara yang dihasilkan.
3. Ubah (perpendek) bagian mistar yang bebas kemudian getarkan kembali. Amati
gerakannya dan dengarkan suara yang dihasilkan. Apa yang dapat Anda simpulkan?
4. Ikatkan sebuah kubus kayu kecil pada ujung mistar.
5. Ulangi langkah ke-2 dan ke-3. Amati gerakannya dan bandingkan gerakannya dengan
gerakan mistar tanpa diberi pemberat kubus kayu. Apa yang dapat Anda simpulkan?
Catat hasil pengamatan Anda.
Percobaan 3: Monokord.
1. Atur senar pada monokord hingga cukup kencang. Pasang bantalan senar pada monokord

Mengatur panjang senar pada monokord


Sumber: Buku IPA Guru Kelas 4 SEQIP

2. Petik senar pada monokord. Dengarkan bunyi yang dihasilkan.

27
3. Geser bantalan senar. Dengarkan kembali bunyi yang dihasilkan. Apa yang dapat Anda
simpulkan?
4. Lepaskan bantalan senar lalu petiklah senar pada monokord. Dengarkan bunyi yang
dihasilkan.
5. Ubah tegangan senar dengan memutar kunci pengatur tegangan senar. Dengarkan
kembali bunyi yang dihasilkan. Apa yang dapat Anda simpulkan. Catat hasil
pengamatan Anda.

Kegiatan 2.
Kegiatan ini bertujuan untuk memahami proses terjadinya perambatan bunyi melalui
medium.
Alat dan Bahan:
• Kaleng atau gelas plastik (2 buah)
• Benang atau senar layangan
• Batang korek api
Langkah kerja:
1. Lubangi bagian bawah masing-masing kaleng atau gelas plastik.
2. Ikatkan benang pada bagian bawah kaleng atau gelas plastik. Untuk penahannya,
gunakan batang korek api.

Pesawat telepon sederhana


Sumber: Buku IPA Guru Kelas 4 SEQIP

3. Minta bantuan rekan Anda untuk menarik masing-masing kaleng atau gelas plastik
sehingga benangnya cukup tegang.
4. Dekatkan kaleng atau gelas plastik pada telinga Anda dan minta rekan Anda untuk
mengatakan sesuatu. Apa yang dapat Anda simpulkan?

28
Kegiatan 3.
Kegiatan ini bertujuan untuk memahami proses terjadinya pemantulan dan penyerapan
bunyi.
Alat dan bahan:
• Kaleng susu bekas (3 buah)
• Selotip/isolasi
• Kain
• Lem
Langkah kerja:
1. Lubangi kedua ujung masing-masing kaleng.
2. Sambungkan kaleng yang satu dengan yang lain menggunakan isolasi

Gabungan kaleng susu bekas

3. Mintalah seseorang untuk berteriak di depan kaleng yang sudah berbentuk seperti tabung
yang panjang.
4. Lapisi bagian dalam kaleng dengan kain yang cukup tebal.
5. Ulangi langkah ke-3 di atas. Amati perbedaan suara yang dihasilkan. Apa yang dapat
Anda simpulkan. Catat hasil pengamatan Anda.

Setelah Anda mengikuti Kegiatan Percobaan tersebut, tentunya Anda akan lebih
memahami bagaimana proses timbulnya suatu bunyi yang dihasilkan oleh benda bergetar,
kemudian bagaimana frekwensi bunyi dapat diubah, dan bagaimana bunyi dapat merambat
melalui medium. Untuk memperkuat pemahaman kita mengenai konsep bunyi, marilah kita
lanjutkan memperdalam pengetahuan kita.

B. Sumber Bunyi
Bunyi dihasilkan oleh sebuah sumber bunyi, yaitu benda yang bergetar. Untuk
memahami fenonema bahwa bunyi ditimbulkan dari sebuah benda yang bergetar, Anda dapat
menggunakan sebuah mistar yang ditekan salah satu ujungnya pada sebuah meja, kemudian

29
ujung mistar yang lain diberi simpangan secukupnya/digetarkan (Gambar 7.15; Percobaan
Kegiatan 1). Anda dapat mencobanya dengan mengubah bagian mistar yang bebas. Atau bila
Anda memiliki alat musik petik, seperti gitar atau kecapi, Anda dapat memahami bahwa
bunyi ditimbulkan oleh senar yang bergetar.

Gambar 7.15 Getaran


Sumber: Buku IPA Guru Kelas 4 SEQIP

Bagaimana untuk jenis alat musik lainnya, misalnya alat musik pukul atau alat musik
tiup? Pada jenis alat musik pukul, seperti drum, gong, tambur, atau gendang, permukaan
drum, gong, tambur, atau selaput gendang akan bergetar ketika dipukul, sehingga
menghasilkan bunyi atau suara. Demikian pula untuk jenis alat musik tiup, seperti suling,
terompet, atau recorder soprano, udara yang ditiupkan akan bergetar di dalam kolom udara
sehingga menghasilkan bunyi.
Berdasarkan jenisnya, bunyi merupakan gelombang mekanik longitudinal. Oleh
karena merupakan gelombang mekanik, bunyi memerlukan medium sebagai media
perambatannya. Medium perambatan bunyi dapat berupa zat padat atau zat cair, tetapi yang
paling umum adalah gas atau udara. Bunyi merambat melalui medium perambatannya dalam
bentuk gelombang-gelombang. Untuk mengamati bahwa bunyi merupakan gelombang
longitudinal, dapat dilakukan percobaan sederhana dengan menggunakan garpu tala (Gambar
7.16). Garpu tala merupakan suatu alat yang disusun dari dua daun logam yang dapat bergetar
apabila dipukulkan. Getaran dari daun logam ini mempengaruhi udara di sekitarnya, sehingga
akan terbentuk pola rapatan dan renggangan pada molekul udara di sekitar daun logam garpu
tala. Selama garpu tala ini bergetar, terbentuk pola rapatan dan regangan yang terus menerus,
sehingga membentuk gelombang longitudinal.

30
Gambar 7.16. Garpu tala
Sumber: Microsoft Encarta Premium 2009

C. Frekwensi Bunyi
Sebagai bentuk gelombang, bunyi memiliki frekwensi. Berdasarkan frekwensinya,
gelombang bunyi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu audiosonik, ultrasonik, dan infrasonik.
a. Gelombang audiosonik (audible wave). Gelombang audiosonik merupakan gelombang
bunyi yang berada pada rentang frekwensi pendengaran kita, yakni berada pada kisaran
frekwensi antara 16 Hz hingga 20.000 Hz.
b. Gelombang infrasonik (infrasonic wave). Gelombang infrasonik merupakan gelombang
bunyi yang frekwensinya berada di bawah frekwensi gelombang audiosonik, yaitu
frekwensinya lebih kecil dari 16 Hz.
c. Gelombang ultrasonik (ultrasonic wave). Gelombang ultrasonik merupakan gelombang
bunyi yang frekwensinya berada di atas frekwensi gelombang audiosonik, yaitu
frekwensinya lebih besar dari 20.000 Hz.

D. Perambatan Bunyi
Ketika kita mendengarkan suatu bunyi, sesungguhnya bunyi itu merambat dari
sumber bunyi hingga ke telinga kita melalui udara. Proses yang terjadi mirip dengan getaran
yang terjadi pada pegas ketika diberikan gangguan yang linier dengan arah rambatnya. Bunyi
yang dihasilkan oleh sumber bunyi menimbulkan terbentuknya rapatan dan renggangan
partikel di udara.

31
Apa yang terjadi bila tidak ada udara? Kita tahu bahwa di permukaan bulan tidak ada
atmosfer, sehingga tidak ada medium untuk perambatan bunyi. Oleh karena itu, ketika ada
seseorang di permukaan bulan yang berbicara, orang lain yang ada di tempat yang sama tidak
dapat mendengarkan suara orang yang berbicara itu, karena bunyi tidak dapat merambat di
ruang angkasa. Ingat bahwa bunyi hanya dapat merambat bila ada medium untuk
perambatannya.
Apakah bunyi hanya dapat merambat di udara? Mungkin Anda peranah melihat ada
seseorang yang sedang menempelkan telinganya pada rel kereta api. Orang tersebut ternyata
bisa mendengarkan bunyi kereta api yang akan lewat dengan menempelkan telinganya pada
rel kereta api, bahkan ketika suara kereta api masih belum terdengar.
Bunyi juga ternyata dapat merambat pada zat cair. Ketika ada seseorang yang
memukul-mukulkan dua buah batu pada sebuah sisi kolam renang, orang yang lain dapat
mendengarkan bunyi benturan batu tersebut pada sisi kolam renang yang lain. Hal ini
menunjukkan bahwa bunyi dapat merambat melalui zat cair, yakni air kolam renang.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa bunyi dapat merambat melalui udara,
zat cair atau zat padat. Pada umumnya bunyi merambat lebih cepat pada zat cair
dibandingkan dengan pada udara, dan bunyi merambat lebih cepat pada zat padat
dibandingkan dengan pada zat cair. Oleh karenanya, suara kereta api yang akan lewat tadi
dapat didengar melalui rel kereta api, walaupun suaranya sendiri belum terdengar, karena
suara merambat lebih cepat pada logam rel kereta dibandingkan melalui udara. Pada akhirnya
kita dapat menarik kesimpulan bahwa cepat rambat bunyi bergantung pada medium
terjadinya perambatan bunyi. Tabel 7.1 berikut menggambarkan beberapa medium
perambatan bunyi serta cepat rambat bunyi pada medium tersebut.

Tabel 7.1. Cepat rambat bunyi pada medium tertentu.


Medium perambatan bunyi Cepat rambat bunyi (m/s)
Udara (0 °C) 331
Udara (100 °C) 386
Air (25 °C) 1490
Air laut (25 °C) 1530
Aluminium 5100
Tembaga 3560
Besi 5130
Timah 1320

32
Berdasarkan tabel 7.1, Anda dapat mengamati bahwa cepat rambat bunyi sangat
bergantung pada medium perambatannya. Disamping itu, suhu juga cukup berpengaruh. Suhu
yang lebih tinggi pada suatu medium membuat cepat rambat bunyi juga menjadi lebih besar.

E. Pemantulan Bunyi
Pada saat kita mengikuti sebuah acara pidato di dalam ruangan dengan menggunakan
pengeras suara, terdengan bunyi pantul dari suara aslinya, dimana bunyi pantul ini
mengganggu bunyi aslinya sehingga bunyi aslinya nampak agak kabur. Atau ketika kita
memasuki kamar mandi, suara kita ketika berbicara akan terpantul-pantul oleh dinding
kamar mandi. Pemantulan semacam ini dinamakan gaung. Secara definisi, gaung merupakan
perulangan bunyi yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi dari sumber bunyi, akibat
bunyi dari sumber bunyi ini terpantul berulang-ulang pada suatu ruangan. Gaung terjadi
karena gelombang bunyi dipantulkan oleh permukaan yang keras. Oleh karena itu, dinding-
dinding bagian dalam suatu gedung pertunjukkan, konser, atau teater dilapisi dengan bahan-
bahan lunak untuk menyerap bunyi sehingga mengurangi atau menghilangkan gaung.
Hal berbeda terjadi manakala kita berteriak di tempat tinggi atau luas, misalnya di
sebuah tebing atau di depan sebuah gua. Setelah kita berteriak, sesaat kemudian ada yang
membalas teriakan kita. Hal ini terjadi juga karena bunyi yang dihasilkan oleh sumber bunyi
(yaitu teriakan kita) dipantulkan kembali. Pemantulan semacam ini dinamakan gema. Secara
definisi, gema merupakan perulangan bunyi yang terdengar setelah bunyi ditimbulkan. Gema
terjadi karena bunyi dipantulkan oleh suatu permukaan. Cepat atau lamanya kita mendengar
gema bergantung pada seberapa jaur jarak kita dengan permukaan pemantul bunyi itu.
Peristiwa pemantulan bunyi tidak selalu merugikan, tetapi ada juga yang
menguntungkan, misalnya ketika akan mengukur kedalaman laut dengan menggunakan
sonar. Sonar atau sound navigation and ranging merupakan suatu metode untuk menaksir
ukuran, bentuk, dan kedalaman benda-benda di bawah air (termasuk kedalaman laut) dengan
menggunakan gelombang ultrasonik. Sonar bekerja berdasarkan prinsip pemantulan bunyi.

F. Efek Doppler
Ada satu fenomena menarik apabila sumber bunyi bergerak menjauhi atau mendekati
pendengar yang sedang diam, atau pengengar bergerak mendekati atau menjauhi sumber
bunyi yang sedang diam, ataupun kedua-duanya bergerak saling mendekati atau menjauhi,
yaitu terjadinya perubahan frekwensi bunyi yang sampai kepada pendengar. Fenomena
semacam ini dinamakan efek Doppler. Misalnya, pada saat kita menonton siaran langsung
33
balapan motoGP atau Formula 1, deru suara mesin dan knalpot mobil atau motor balap akan
nampak ‘berubah’ ketika melewati kamera. Hal ini akan lebih dapat dirasakan manakala kita
menonton balapan tersebut secara langsung dari sirkuit. Contoh lain, misalnya ada sebuah
ambulans yang bergerak melewati kita yang sedang diam di pinggir jalan. Bunyi raungan
sirine ambulance ketika mendekati kita nampak berbeda dengan ketika telah menjauhi kita.

Gambar 7.17. Efek Doppler


Sumber: Physics for Scientists and Engineers

Efek Doppler adalah efek berubahnya frekwensi bunyi yang didengar oleh pendengar
karena sumber bunyi atau pendengar yang bergerak. Bila sumber bunyi mendekati
pendengar atau pendengar mendekati sumber bunyi, maka pendengar akan menerima
frekwensi bunyi yang lebih tinggi daripada frekwensi bunyi aslinya. Sebaliknya, bila sumber
bunyi menjauhi pendengar atau pendengar menjauhi sumber bunyi, maka pendengar akan
menerima frekwensi bunyi yang lebih rendah daripada frekwensi bunyi aslinya. Secara
matematis, hubungan antara frekwensi sumber bunyi, frekwensi bunyi yang didengar oleh
pendengar, serta kecepatan sumber bunyi dan pendengar dinyatakan oleh persamaan berikut.
 0 .
.  / 2.
 ∓  
dengan: fp = frekwensi yang diterima oleh pendengar.
fs = frekwensi sumber bunyi.
vp = kecepatan pendengar.
vs = kecepatan sumber bunyi.
v = cepat rambat bunyi di udara.

34
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!
1. Sebuah kapal bermaksud mengukur kedalaman laut dengan menggunakan sonar. Sebuah
sinyal dikirimkan dari kapal tersebut dan dapat ditangkap kembali setelah selang waktu 3
detik kemudian. Bila cepat rambat bunyi di laut tersebut adalah 1530 m/s, berapakah
kedalaman laut pada saat itu?
2. Ada sebuah mobil ambulance yang sedang membunyikan sirinenya dengan frekwensi
bunyi sirine 1250 Hz. Berapakah bunyi frekwensi yang diterima oleh pendengar bila: (a)
ambulance bergerak mendekati pendengar dengan kecepatan 30 m/s dan pendengar
diam; (b) ambulance diam dan pendengar bergerak menjauhi ambulance dengan
kecepatan 15 m/s; (c) ambulance dan pendengar saling mendekat dengan kecepatan 25
m/s?

RANGKUMAN
Bunyi dihasilkan oleh sebuah sumber bunyi, yaitu benda yang bergetar. Bunyi atau
suara dapat kita dengar karena adanya tiga hal, yakni adanya sumber bunyi, adanya penerima
bunyi, dan adanya medium perantara. Bunyi merupakan jenis gelombang mekanik
longitudinal, dimana daalm perambatannya bunyi memerlukan medium perambatan. Medium
perambatan bunyi bisa berupa zat padat dan zat cair, namun umumnya adalah udara. Cepat
rambat bunyi bergantung pada bahan atau jenis medium perambatannya dan suhu medium
perambatannya. Rambatan gelombang bunyi searah dengan arah getarnya dalam pola rapatan
dan renggangan.
Berdasarkan frekwensinya, gelombang bunyi dibedakan menjadi gelombang
audiosonik, gelombang infrasonik, dan gelombang ultrasonik.gelombang audiosonik
merupakan gelombang bunyi yang berada pada rentang frekwensi pendengaran kita, yakni
berada di kisaran 16 Hz hingga 20.000 Hz. Gelombang infrasonik merupakan gelombang
bunyi yang frekwensinya berada di bawah frekwensi gelombang audiosonik, yaitu di bawah
16 Hz. Gelombang ultrasonik merupakan gelombang bunyi yang frekwensinya berada di atas
frekwensi gelombang audiosonik, yaitu atas 20.000 Hz.
Gelombang bunyi juga dapat mengalami pemantulan bila mengenai permukaan yang
keras dan padat. Pemantulan bunyi biasanya menyebabkan perulangan bunyi yang bisa kita
dengar. Perulangan bunyi yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi dari sumber bunyi
dinamakan gaung. Gaung biasanya timbul ketika sumber bunyi itu berada di sebuah ruangan,
sehingga bunyi itu terpantul-pantul oleh dinding dan atap ruangan tersebut. Perulangan bunyi
35
yang terdengar setelah bunyi ditimbulkan dinamakan gema. Gema biasanya timbul bila
sumber bunyi berada di tempat yang luas atau tinggi, seperti di sebuah tebing atau mulut gua.
Efek Doppler merupakan efek berubahnya frekwensi yang didengar oleh pendengar
karena sumber bunyi atau pendengar yang bergerak. Fenomena ini terjadi manakala ada
sumber bunyi mendekati pendengar yang diam, atau pendengar mendekati sumber bunyi
yang diam, atau kedua-duanya bergerak.

TES FORMATIF 3
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Tempat yang paling tidak mungkin untuk terjadinya perambatan bunyi adalah ...
A. di dalam air C. di bulan
B. di ruang terbuka D. di dalam gedung tertutup

2. Pernyataan berikut ini yang tidak tepat berkaitan dengan sifat-sifat bunyi adalah ...
A. Dihasilkan dari suatu benda yang bergetar
B. Dapat dipantulkan
C. Merambat melalu ruang hampa.
D. Cepat rambatnya berbeda-beda bergantung pada mediumnya.

3. Frekwensi bunyi yang berada pada rentang pendengaran kita yaitu sekitar 16 Hz hingga
20.000 Hz merupakan gelombang ...
A. ultrasonik C. audiosonik
B. infrasonik D. supersonik

4. Pada saat terjadinya petir, bunyi petir selalu kita dengar lebih lambat dibandingkan
cahaya kilat. Alasan yang paling tepat mendasari pernyataan tersebut adalah ...
A. bunyi petir dan cahaya kilat tidak terjadi secara bersamaan.
B. cahaya merambat lebih cepat dibandingkan bunyi.
C. bunyi merupakan gelombang mekanik sedangkan cahaya merupakan gelombang
elektromagnetik
D. bunyi merambat melalui medium tertentu.

36
5. Pada bahan atau medium manakah di bawah ini bunyi dapat merambat paling cepat?
A. Udara C. Tembaga
B. Air D. Aluminium

6. Frekwensi sebuah sirine mobil polisi yang sedang bergerak mendekati pendengar dengan
kelajuan 40 m/s adalah 1650 Hz. Berapakah frekwensi bunyi yang didengar oleh
pendengar yang sedang diam di pinggir jalan? (Anggap cepat rambat bunyi di udara
adalah 340 m/s).
A. 1900 Hz C. 1870 Hz
B. 1890 Hz D. 1850 Hz

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang terdapat di bagian
akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan
Belajar 3.

        
Tingkat Penguasaan =  100 %
 

Arti Tingkat Penguasaan :


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda telah berhasil
menyelesaikan bahan belajar mandiri Kegiatan Belajar 3 ini. Bagus! Akan tetapi apabila
tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.

37
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1
1. B, amplitudo merupakan simpangan terjauh dari titik kesetimbangan (dari O ke
B).
2. C, amplitudo merupakan simpangan terjauh = ½ panjang lintasan C – B.
3. A, frekwensi (f) = 1200 get/menit = 1200 get/60 dtk = 20 hertz.
4. D, periode getar (T) = 1/f = 1/50 Hz = 0,02 detik.
5. D, pegas ke-2 dan pegas ke-4 frekwensi 5 Hz dan periode 0,2 detik.

Tes Formatif 2
1. C, gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik merupakan jenis-jenis
gelombang yang dibedakan berdasarkan media perambatan gelombang.
2. A, gelombang mekanik memerlukan medium untuk perambatannya, sedangkan
gelombang elektromagnetik tidak memerlukan medium untuk perambatannya.
3. B, amplitudo merupakan simpangan terjauh (maksimum) ditunjukkan oleh ruas
garis BB’, DD’, dan FF’.
4. D, panjang satu gelombang ditunjukkan oleh adanya satu ‘bukit’ dan satu
‘lembah’, yaitu jarak antara A dan E, C dan G, atau B dan F’.
5. B, λ = 16 m dan T = 4 s  v = λ / T = 16 m / 4 s = 4 m/s
6. B, pada gelombang longitudinal, satu gelombang adalah jarak antara dua rapatan
berdekatan atau dua renggangan berdekatan, yaitu jarak AC, CE, atau BD.
7. A, gelombang 1: v1 = λ1/T1 = 100 cm/2,5 s = 40 cm/s. Karena v1 sama dengan v2
dan v2 = λ2/T2 sehingga λ2 = v2T2 = 40 cm/s x 6 s = 240 cm.
8. D, cepat rambat gelombang (v) = λ/T = 50 cm / 2 s = 25 cm/s = 0,25 m/s.
9. A, bila ada dua gelombang dengan cepat rambat sama, frekwensi gelombang A
lebih rendah dibandingkan gelombang B, maka panjang gelombang A lebih
besar daripada panjang gelombang B.

Tes Formatif 3
1. C, karena di bulan tidak ada udara sebagai media perambatan bunyi, maka bunyi
tidak dapat merambat.

38
2. C, bunyi dihasilkan dari benda yang bergetar, bunyi dapat dipantulkan, bunyi
merambat melalui medium, dan cepat rambat bunyi berbeda-beda.
3. C, frekwensi bunyi yang berada pada rentang pendengaran manusia merupakan
gelombang audiosonik.
4. B, cepat rambat cahaya jauh lebih cepat dibandingkan bunyi (cepat rambat bunyi
di udara sekitar 340 m/s sedangkan cepat rambat cahaya 300 juta m/s).
5. D, aluminium (Lihat Tabel 7.1).
6. C, 1870 Hz. Gunakan persamaan yang berlaku pada efek Doppler:
 ± .
. = / 2.
 ∓  

39
GLOSARIUM

Amplitudo : simpangan maksimum (terjauh) dari titik kesetimbangan pada


getaran atau gelombang.

Cepat rambat gelombang : perbadingan antara perpindahan (panjang gelombang)


terhadap waktu (periode gelombang).

Frekwensi : banyaknya getaran atau gelombang yang terjadi dalam satu


satuan waktu (satu detik).

Gaung : pemantulan bunyi yang menyebabkan perulangan bunyi yang


terdengar hampir bersamaan dengan bunyi aslinya.

Gelombang : getaran yang merambat dengan energi tertentu.

Gelombang audiosonik : gelombang bunyi yang berada pada rentang frekwensi


pendengaran kita, yaitu pada kisaran 16 Hz hingga 20.000 Hz.

Gelombang elektromagnetik : gelombang yang merambat tanpa memerlukan suatu medium


sebagai media perambatannya.

Gelombang infrasonik : gelombang bunyi yang frekwensinya di bawah frekwensi


gelombang audiosonik, yaitu di bawah 16 Hz.

Gelombang longitudinal : gelombang yang arah getarnya searah dengan arah rambatnya.

Gelombang mekanik : gelombang yang merambat pada suatu medium sebagai media
perambatannya.

Gelombang transversal : gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah

40
rambatnya.

Gelombang ultrasonik : gelombang bunyi yang frekwensinya berada di atas frekwensi


gelombang audiosonik, yaitu di atas 20.000 Hz.

Gema : pemantulan bunyi yang menyebabkan perulangan bunyi yang


terdengar setelah bunyi ditimbulkan.

Getaran : gerak bolak-balik (osilasi) secara periodik di sekitar titik


kesetimbangan.

Panjang gelombang : jarak antara dua puncak atau dua dasar gelombang yang
berdekatan (pada gelombang transversal); jarak antara dua
rapatan atau dua renggangan yang berdekatan (pada
gelombang longitudinal).

Periode : waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran.

41
DAFTAR PUSTAKA

Fishbane, Paul M, et.al. (2005). Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics.
New Jersey: Pearson Educational Inc.
Microsoft Encarta Premium 2009
Pratiwi, P.R. dkk. (2008). CTL Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas.
Serway, R.A & John W. Jewett. (2004). Physics for Scientists and Engineers. Thomson
Brooks/Cole.
Sulistyanto, H & Edy Wiyono. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas IV.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Tim SEQIP. (2003). Buku IPA Guru Kelas 4. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Depdiknas

42
BBM 10
LISTRIK STATIS

PENDAHULUAN
Ketika kita memperhatikan proses terjadinya kilat dan petir pada saat turun hujan, mungkin
kita tidak menyadari bahwa sesungguhnya pada saat itu terjadi ‘loncatan’ sejumlah muatan listrik
statis, yakni elektron. Terjadinya loncatan muatan listrik dalam bentuk kilat dan petir ini membawa
energi yang sangat besar sehingga sangat wajar apabila terjadinya kilat dan petir ini sangat ditakuti
karena bangunan atau manusia yang terkena sambaran petir umumnya akan terbakar. Untuk
melindungi dari bahaya terkena kilat dan petir, maka pada gedung-gedung yang tinggi umumnya
dilengkapi dengan alat penangkal petir.
Sejak ditemukannya lampu listrik oleh Thomas A. Edison kira-kira seabad yang lalu, kini
rasanya hampir setiap orang memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap listrik. Walaupun
ada sejumlah bahaya yang ditimbulkan oleh listrik akan tetapi manfaatnya bagi kehidupan sungguh
tiada terkira. Hampir semua peralatan di sekitar kita umumnya bergantung pada listrik, mulai dari
lampu-lampu, televisi, lemari es, komputer, radio, hingga telepon seluler dan benda-benda lainnya
mengandalkan energi listrik.
Pembelajaran mengenai kelistrikan itu sendiri dibagi kedalam dua bagian, yaitu listrik statis
(electrostatic) yang mempelajari muatan listrik yang dalam keadaan diam, dan listrik dinamik
(electrodynamic) yang mempelajari muatan listrik yang bergerak. Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini
merupakan BBM kesepuluh dari mata kuliah Konsep Dasar Fisika untuk SD yang hanya
menjelaskan konsep listrik statis. Pembelajaran mengenai konsep listrik dinamis akan dibahas lebih
lanjut pada BBM berikutnya.

Dalam BBM ini, akan disajikan dua kegiatan belajar, yaitu:


1. Kegiatan Belajar 1 : Muatan Listrik
2. Kegiatan Belajar 2 : Medan Listrik dan Potensial Listrik

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan memiliki kompetensi menjelaskan konsep
listrik statis, yakni mengenai muatan listrik dan medan listrik. Secara lebih khusus lagi, Anda
diharapkan dapat:
1. Menunjukkan contoh-contoh benda bermuatan listrik.
2. Menjelaskan muatan listrik dan jenis-jenis muatan listrik.
3. Menjelaskan konsep gaya dan medan listrik dari suatu muatan listrik.
4. Menjelaskan karakteristik suatu kapasitor dan sifat kapasitansi.
5. Mengimplementasikan konsep-konsep listrik statis dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar.

Pembelajaran mengenai kelistrikan, khususnya listrik statis di SD dipelajari di Kelas VI Semester 2


dengan Standar Kompetensi “Mempraktikkan pola penggunaan dan perpindahan energi” dan
Kompetensi Dasar:
• Menyajikan informasi tentang perpindahan dan perubahan energi listrik.

Agar Anda memperoleh hasil yang maksimal dalam mempelajari BBM ini, ikuti petunjuk
pembelajaran berikut ini.
1. Bacalah dengan cermat bagian Pendahuluan BBM ini, sampai Anda memahami betul apa, untuk
apa, dan bagaimana mempelajari BBM ini.
2. Bacalah bagian demi bagian, temukan kata-kata kunci dan kata-kata yang Anda anggap baru.
Carilah dan baca pengertian kata-kata tersebut dalam daftar kata-kata sulit dalam BBM ini atau
dalam kamus yang ada.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi BBM ini melalui pemahaman sendiri, tukar
pikiran dengan sesama mahasiswa, dan dosen Anda.
4. Mantapkan pemahanan Anda melalui diskusi dengan sesama teman mahasiswa.
5. Lakukan semua kegiatan yang diajarkan sesuai dengan petunjuk BBM. Karena di dalam
pembelajaran BBM ini kita akan melakukan beberapa pengamatandan percobaan.
KEGIATAN BELAJAR 1
MUATAN LISTRIK

Sesungguhnya fenomena elektrostatik merupakan pemandangan yang sering kita saksikan


sehari-hari. Mungkin di antara Anda pernah mengalami peristiwa ketika menyetrika kain wool,
begitu selesai disetrika maka kain wool tersebut menarik rambut-rambut di badan Anda saat kain
tersebut didekatkan ke tubuh. Beberapa dari Anda mungkin pernah iseng menggosokkan penggaris
plastik pada tangan Anda kemudian mendekatkannya ke rambut teman Anda hingga nampak
beberapa helai rambut berdiri karenanya. Atau coba Anda lakukan dengan menggunakan balon,
gosokkan ke rambut Anda kemudian tempelkanlah pada dinding, lihatlah apa yang terjadi? Balon
akan menempel pada dinding. Dalam skala yang besar fenomena elektrostatik sering Anda lihat
pada timbulnya petir akibat loncatan muatan listrik statis di ionosfer (Gambar 10.1). Beberapa
contoh tersebut adalah salah satu dari sekian banyak fenomena elektrostatik yang sudah menjadi
perhatian manusia sejak ribuan tahun lalu.

Gambar 10.1. Petir


Sumber: Microsoft Encarta Premium 2009

A. Sejarah Penemuan Muatan Listrik


Listrik sudah ada sejak jagat raya ini ada. Bahkan saat kehidupan belum ada di planet bumi
kita, lebih dari 4 milyar tahun lalu, ledakan petir sudah menghantarkan listrik menerangi langit.
Dalam dua abad terakhir, para ilmuwan sedikit demi sedikit mulai rnengungkap misteri listrik.
Kemajuan dalam pengungkapan ini berhubungan erat dengan kemajuan ilmu pengetahuan lain. Para
penemu telah mengubah energi listrik yang sebelumnya tak terkontrol menjadi sesuatu yang sangat
bermanfaat bagi kita.
Sejak zaman Yunani kira-kira 2600 tahun yang lalu, Thales of Miletus telah memperhatikan
fenomena sebuah benda fosil mirip kaca yang digosokan dapat menarik benda-benda tertentu secara
“ajaib”, seperti misalnya pakaian yang terbuat dari bulu binatang. Fenomena ini telah menjadi
perhatian banyak kalangan sampai berabad-abad kemudian. Saat itu fosil tersebut dalam bahasa
Yunani dinamai elektron, dalam bahasa Inggris ini dikenal sebagai batu ambar (amber) yang berasal
dari bahasa Arab anbar. Kejadian alam ini belum dapat dijelaskan secara ilmiah kecuali
menganggapnya sebagai sebuah “sihir” semata.
Pada tahun 1600-an, seorang dokter istana Inggris, William Gilbert meneliti “keajaiban”
batu ambar tersebut secara ilmiah dan membedakannya dari fenomena kemagnetan. Gilbert
menamai gejala batu ambar ini dan gejala apapun yang serupa dengan itu dengan nama electrica
(dalam bahasa Yunani batu ambar disebut electron), tetapi dalam bahasa bahasa Indonesia disebut
listrik, dan tidak disebut elektron. Sekarang istilah elektrik atau listrik dipakai untuk menamai
semua gejala yang berhubungan dengan ion (elektron dan proton) serta peristiwa-peristiwa yang
terkait dengannya.
Gejala kelistrikan statik baru dipelajari intensif pada tahun 1700-an oleh seorang Ilmuan
Perancis bernama Charles Dufay. Ia berhasil menunjukkan adanya dua jenis gejala. Pertama bahwa
gejala listrik ini dapat menimbulkan efek tarik-menarik pada benda tertentu dan yang kedua dapat
menyebabkan tolak-menolak. Dalam perkembangan selanjutnya dari dua gejala ini disimpulkan
terdapat dua jenis sumber listrik (yang kemudian disebut muatan listrik). Dufay menamakan gejala
ini dengan istilah resinous (yang bersifat -) dan vitreous (yang bersifat +). Perkembangan
selanjutnya adalah ditemukannya mesin pembangjkit (generator) muatan listrik. Generator
elektrostatik yang pertama kali dikembangkan oleh Francis Hauksbee (1666-1713) pada tahun
1710, mampu menghasilkan muatan listrik yang semakin besar. Selain dihantarkan, muatan listrik
juga berinteraksi satu dengan lainnya. Charles Augustin de Coulomb (1736-1806) merupakan
ilmuwan pertama yang mengukur bagaimana muatan listrik berinteraksi.
Seorang ilmuan, sastrawan, politisi dan terutama salah seorang penggagas deklarasi
kemerdekaan Amerika, Benjamin Franklin pada tahun 1752 kemudian menyatakan bahwa
fenomena kilat dan batu ambar merupakan gejala yang sama dan menamakan (memberi tanda)
kedua jenis listrik (muatan listrik) ini sebagai positif (+) dan negatif (-). Penamaan ini dipakai
hingga saat ini dan amat membantu dalam menjelaskan gaya elektrostatik.
Pada masa awal eksperimen tentang listrik, para ilmuwan belum menemukan baterai untuk
menyimpan listrik. Sebagai pengganti listrik itu, mereka membuat sendiri dengan menggosokkan
dua benda tertentu. Alessandro Volta pada tahun 1800 membuat sketsa tumpukan volta berbentuk
U, yang merupakan baterei berukuran praktis pertama. Satuan potensial listrik yang merupakan
kekuatan atau ‘tegangan listrik’ dari muatan yang mengalir dinamakan volt. Sirkuit rumah modern
mempunyai 110 atau 220 volt dan jaringan tegangan tinggi yang mempunvai 500.000 volt atau
lebih.
Robert A. Millikan (1869-1953) kemudian melakukan eksperimen yang bertujuan mencari
harga muatan yang paling kecil yang bisa didapatkan. Percobaan Millikan dikenal sebagai
percobaan tetes-minyak (oil-drop). Millikan mengamati bahwa hasil dari muatan listrik yang
diperoleh selalu kelipatan dari 1,602x10-19 C. Dari “percobaan tetes minyak”-nya Millikan
mendapatkan harga muatan terkecil sebesar 1,6 x 10-19 C. Harga muatan ini dimiliki oleh partikel
terkecil elektron, sehingga bilangan tersebut disebut e (muatan elektron) atau e = - 1,602 x10-19 C.
Pada setiap benda terdapat sejumlah muatan positif (dalam inti atom) dan muatan negatif (sejumlah
elektron yang mengelili inti atom) yang besarnya merupakan kelipatan dari 1,602 x10-19 C (1e, 2e,
3e, 4e, 5e, dan seterusnya) atau dikenal dengan istilah kuantisasi elektron. Jika jumlah muatan
positif lebih besar dari jumlah muatan negatif maka benda tersebut dinamakan bermuatan positif;
jika sebaliknya maka benda bermuatan negatif. Sedangkan bila jumlah muatan positif sama dengan
jumlah muatan negatif, benda tersebut tidak bermuatan atau netral.
Sepanjang pertengahan abad 19, para ilmuwan mencoba meningkatkan penggunaan muatan
listrik itu, antara lain dengan mengembangkan mesin uap, yang ditemukan oleh James Watt (1736-
1819), yang memicu revolusi industri, di mana satuan daya listrik menggunakan namanya, watt.
Penemuan demi penemuan terus berlangsung. Salah satu yang terpenting adalah telegraf oleh
Thomas Alva Edison, yang kemudian juga menemukan lampu pijar.
Selama bertahun-tahun mesin Wimhurst digunakan untuk membuat muatan listrik. Mesin ini
bekerja dengan rnenggunakan induksi. Dengan memutar pegangan engkol, bagian logam pada
cakram berputar dengan arah berlainan, serta sisir logam yang menunjuk ke arah cakram tapi tidak
menyentuhnya. Proses ini menggandakan muatan listrik yang menyimpang berulang-ulang. Muatan
yang dihasilkan kemudian disimpan dalam guci Leyden. Mesin ini dulunya digunakan untuk
membuat listrik statis, sebuah istilah yang digunakan hingga setidaknya tahun 1960-an.
Saat ini, sekitar empat abad sejak pemikiran mengenai listrik dimulai, pemanfaatan energi
listrik telah menyentuh pada hampir semua sisi kehidupan manusia. Alat-alat elektronik,
telekomunikasi, transportasi, yang semua digerakkan oleh listrik, menjadi tak terbayangkan jika
seandainya listrik elektrostatis dan elektromagnetis tak pernah ditemukan. Kita tentu banyak
berhutang pada ilmuwan-ilmuwan itu. Tapi kadang-kadang kita tak menyadari bagaimana kerja
keras mereka telah menghasilkan sesuatu yang manfaatnya dirasakan berbagai lapisan masyarakat
sepanjang zaman. Bahkan kita jarang menyadari manfaat listrik itu sendiri. Jarang memikirkan
bagaimana manfaat itu harus dikelola sefektif dan seefisien mungkin. Bahkan yang lebih tragis lagi
kita sangat jarang menyadari kehadiran listrik, kecuali pada saat giliran padam atau bayar tagihan.
Bagaimana kita mengetahui bahwa muatan listrik yang berbeda dapat saling tarik menarik?
Untuk lebih jelasnya dalam memahami konsep listrik statis ini, marilah kita ikuti Kegiatan
Percobaan berikut.

Kegiatan Percobaan
Kegiatan 1
Kegiatan ini bertujuan untuk menyelidiki benda-benda bermuatan listrik dan membuat benda-
bedna yang bermuatan listrik
Alat dan bahan:
• Penggaris plastik
• Kaca atau batang kaca
• Kain wool
• Kain sutera
• Potongan kecil kertas
Langkah kerja:
1. Ambil sebuah penggaris plastik.
2. Gosok-gosokkan penggaris plastik itu pada kain wool. Kemudian dekatkan penggaris tersebut
pada potongan-potongan kecil kertas. Apa yang terjadi? Perhatikan Gambar berikut.

3. Ulangi langkah di atas untuk kaca yang digosok-gosokkan pada kain sutera. Apa yang terjadi?
4. Apa yang dapat Anda simpulkan?
Setelah Anda mengikuti Kegiatan Percobaan tersebut, tentu Anda menjadi lebih memahami
bagaimana sebuah benda memiliki muatan listrik, sehingga dapat menarik benda-benda lain. Anda
juga kini dapat membuat sendiri benda-benda bermuatan listrik statik dengan cara menggosokkan
benda itu pada bahan tertentu. Agar lebih memantapkan pemahaman Anda mengenai konsep listrik
statis, marilah kita lanjutkan pembahasan kita secara lebih mendalam.

B. Terjadinya Muatan Listrik


Sebagaimana kita ketahui bahwa benda-benda yang kita kenal di sekeliling kita pada
umumnya benda non-konduktor yaitu benda bermuatan netral. Ini berarti bahwa jumlah muatan
positif dan negatif di dalamnya sama. Dan karena setiap benda terdiri dari atom, maka dengan
demikian jumlah muatan elektron akan sama dengan inti atom yang bermuatan positif. Lalu
bagaimana suatu benda bisa bermuatan listrik?
Salah satu kegiatan percobaan untuk menunjukkan adanya muatan listrik ialah menggosok
batang kaca dengan kain sutera sehingga batang kaca menjadi bermuatan negatif. Atau menggosok
batang plastik dengan kain wol sehingga batang plastik menjadi bermuatan positif. Bagaimana
menjelaskan dua jenis gosokan yang menghasilkan muatan yang berbeda. Untuk menjawab
pertanyaan ini, Anda harus mengingat kembali teori atom Rutherford dalam ilmu kimia.
Menurut Rutherford atom pembentuk benda tersusun dari sejumlah proton bermuatan positif
yang terkonsentrasi di inti dan sejumlah elektron bermuatan negatif menempati sejumlah kulit
lintasan yang mengelilingi inti. Benda netral adalah benda yang pada setiap atomnya jumlah proton
sama dengan jumlah elektron.

Gambar 10.2. Model Struktur Atom Rutherford

Pada saat suatu benda berinteraksi dengan benda yang lain maka hanya elektron-elektron
yang berada pada posisi terluar yang terlibat dalam interaksi tersebut. Elektron-elektron terluar ini
biasa disebut elektron valensi. Jika elektron terluar lepas, maka jumlah proton (bermuatan positif)
lebih besar dari jumlah elektron sehingga atom menjadi bermuatan positif. Sebaliknya apabila ada
elektron yang masuk menempati kulit lintasan, maka jumlah elektron lebih banyak dari jumlah
proton, akibatnya atom bermuatan negatif.
Ketika batang plastik digosok dengan kain wol, elektron-elektron kain wol lepas dan masuk
ke batang plastik sehingga batang plastik kelebihan elektron. Dengan demikian, batang plastik
menjadi bermuatan negatif. Ada pun pada saat batang kaca digosok dengan kain sutera, elektron-
elektron dari batang kaca berpindah ke kain sutera dan menyebabkan batang kaca kekurangan
elektron sehingga menjadi bermuatan positif (Gambar 10.3)

Gambar 10.3. Batang kaca yang digosok dengan kain sutera


Sumber: Physics for Scientists and Engineers
Meskipun terdapat dua jenis muatan (positif dan negatif), namun sesungguhnya kita tidak
dapat membedakan benda yang mana yang bermuatan negatif atau positif. Dua jenis muatan ini
tidaklah seperti jenis laki-laki dan perempuan yang mudah dibedakan dengan kasat mata. Namun,
menurut tradisi, gelas/kaca yang digosok dengan kain sutra merupakan benda bermuatan positif,
sedangkan jika digosok dengan kain wol maka akan bermuatan negatif. Dengan demikian benda
apapun yang ditolak oleh kaca yang telah digosok oleh kain sutra, maka ia kita sebut bermuatan
positif. Demikan juga benda apapun yang ditolak oleh kaca yang telah digosok oleh kain wol, maka
ia kita sebut bermuatan negatif.

C. Gaya Coulomb antara Dua buah Muatan


Sesuai dengan namanya, gaya Coulomb adalah jenis gaya di alam yag ditemukan oleh
Charles Augustin de Coulomb, seorang ahli fisika bangsa Prancis. Gaya Coulomb sebenarnya
merupakan salah satu contoh gaya alamiah. Hingga saat ini di alam ditemukan adanya empat gaya
alamiah, yaitu:
(1) Gaya gravitasi, bekerja pada semua partikel, antara lain berfungsi menjaga setiap benda langit
berada pada orbitnya.
(2) Gaya elektromagnetik, bekerja di antara partikel bermuatan, antara lain berfungsi mengikat
atom-atom dan molekul-molekul dalam benda. Gaya Coulomb merupakan contoh gaya
elektromagnetik.
(3) Gaya lemah (week force), terjadi pada peluruhan radio aktif.
(4) Gaya kuat (strong force), berfungsi menjaga neutron-neutron dan proton-proton berada bersama-
sama dalam sebuah inti atom.
Pada tahun 1768, melalui sebuah percobaan, Coulomb mendapatkan bahwa muatan-muatan
sejenis akan menimbulkan efek tarik-menarik (atraktif) dan benda yang berlainan jenis akan saling
menolak (repulsif). Gaya tarik/tolak ini berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar
benda/muatan dan sebanding dengan besarnya muatan benda tersebut.

Gambar 10.4. Struktur Torsion Balance


Sumber: Physics for Scientists and Engineers

Perangkat yang digunakan Coulomb disebut “Torsion Balance” yang digunakan untuk
menentukan hubungan gaya elektrostatik dengan jarak dan besarnya muatan. Torsion Balance
terdiri dari dua bola bermuatan A dan B. Bola A dapat berputar dan memuntir benang serat (fiber)
bola B merupakan bola yang tidak bisa bergerak. Bola C yang terhubung langsung dengan bola A
merupakan pengimbang bola A. Gaya elektrostatik timbul ketika bola bermuatan B seperti pada
Gambar 10.4 mendekati bola bemuatan A . Jika muatannya sejenis muncul gaya elektrostatik
sehingga batang A-C berputar. Besarnya gaya elektrostatik sebanding dengan putaran dari pasangan
bola A-C. Putaran ini, melalui serat (fiber) ringan dan puntirannya terukur melalui semacam busur.
Ketika besarnya muatan B diperbesar dengan diberi muatan tambahan atau diperkecil
dengan cara megalirkan muatannya ke tanah, Coulomb mengamati bahwa (dengan melihat skala
pada busur), puntiran menjadi besar ketika muatan ditambah dan menjadi kecil ketika muatan
dikurangi. Hal ini menunjukkan bahwa gaya elektrostatik sebanding dengan besar masing-masing
muatan. Selanjutnya ketika Coulomb mengatur jarak antar muatan A dan B, mengamati bahwa
puntiran menjadi besar ketika jaraknya dekat dan menjadi kecil ketika jaraknya lebih jauh dan
menyimpulkan bahwa gaya elektrostatik ini berbanding terbalik dengan kuadrat jarak. Dari
percobaan Coulomb dapatlah disimpulkan bahwa gaya elektrostatik sebanding dengan masing-
masing muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
Percobaan Coulomb di atas sebenarnya menyelediki gaya tarik menarik atau tolak menolak
antara dua “muatan titik” atau partikel bermuatan yaitu gaya antar benda bermuatan yang
ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan jarak antara keduanya. Masalah yang diselidiki
oleh Coulomb adalah masalah gaya interaksi elektrostatika. Sehingga gaya Coulomb sering disebut
gaya elektrostatika. Dari hasil penyelidikannya ia mengemukakan Hukum Coulomb bahwa besar
gaya antara dua muatan listrik q1 dan q2 yang terpisah dengan jarak r, sebanding dengan besar
muatan yang berinterkasi serta sebanding dengan kuadrat jarak antara kedua muatan. Secara
matematis dapat ditulis:

~

dimana (r = jarak antar muatan)

~ dimana (q1 = muatan pertama)


~ dimana (q2 = muatan kedua)
Untuk membuat rumusan ini menjadi eksak, artinya mengubah tanda sebanding (~) dengan
tanda =, maka diperlukan sebuah konstanta, katakanlah k sehingga besar gaya antara kedua muatan
titik tersebut adalah :
|  |
= 

Dalam satuan SI tetapan k dituliskan dalam tetapan lain yaitu ε0 untuk menyederhanakan
rumus-rumus turunan yang banyak digunakan; yaitu:
1
=
4
sehingga rumus Hukum Coulomb dapat dinyatakan:
1 |  |
=
4 

F = besar gaya Coulomb (N)


q1 dan q2 = muatan listrik yang berinterkasi (coulomb, C)
r = jarak antara muatan
ε0 = permitivitas dalam ruang vakum = 8,85 x 10-12 C2 N-1 m-2
k = 9 x 109 N m2 C-2

Bila medium muatan bukan ruang vakum atau udara maka gaya Coulomb antara muatan q1 dan q2
berkurang (Fbahan < Fudara ). Jika medium (bahan) memiliki permitivitas relatif εr , maka tetapan ε0 pada
rumus hukum Cuolomb harus diganti dengan permitivitas bahan yang dirumuskan:
 |  |
= untuk ε = εr. ε0
 

Dalam vakum εr = 1 dan dalam udara εr = 1,0006.

Dari kedua rumus (persamaan) tersebut dengan mudah Anda akan mendapat hubungan:
1
 = 
 
Beberapa catatan penting tentang persamaan Hukum Coulomb adalah bahwa persamaan
tersebut:
1. Hanya berlaku untuk muatan titik (artinya dimensi volume tidak diperhatikan).
2. Nilai konstanta 9 x 109 N m2 C-2 hanya berlaku untuk muatan dalam vakum atau udara, untuk
medium lain harganya akan berbeda.
3. Bila q dan q’ bertanda sama maka F akan bertanda positif. Tanda F positif menunjukan bahwa
kedua muatan tolak menolak. Sebaliknya tanda negatif menunjukkan gaya yang saling menarik
4. Gaya elektrostatik F merupakan besaran vektor, sehingga operasi padanya harus memenuhi
ketentuan operasi pada besaran vektor. Artinya jika terdapat beberapa muatan, maka gaya total
yang dialami satu muatan merupakan resultan dari superposisi gaya-gaya oleh muatanmuatan
lain.
Berikut adalah gambar interaksi antara dua muatan sejenis (baik sama-sama positif maupun
sama-sama negatif) dan dua muatan berlainan.
Gambar 10.5. Vektor gaya Coulomb
Sumber: Physics for Scientists and Engineers
Arah gaya pada masing-masing muatan selalu sepanjang garis yang menghubungkan kedua
muatan tersebut. Jika kedua muatan tersebut sejenis maka muatan tersebut saling tolak menolak
dimana q1 ditolak oleh q2 dengan gaya F12 seperti pada gambar begitu pula q2 ditolak oleh q1 dengan
gaya F21. Jika kedua muatan tersebut berlainan jenis maka muatan-muatan tersebut akan tarik
menarik. Muatan q1 ditarik oleh q2 dengan gaya F12 , begitu pula q2 ditarik oleh q1 dengan gaya F21.
Dalam menggambar vektor gaya Coulomb perlu diperhatikan tiga hal berikut:
· Muatan sejenis tolak menolak, arah vektor gaya bertolak belakang;
· Muatan tak sejenis tarik-menarik, arah vektor gaya saling mendekati
· Vektor gaya Coulomb F terletak pada garis hubung kedua muatan.

Contoh Soal 1:
Tiga buah muatan titik q1, q2 dan q3 yang masing-masing bermuatan 2 × 10-6 C (positif), 3 × 10-6

C (positif) dan 5 × 10-6 C (negatif) terletak pada sebuah garis lurus seperti pada gambar di bawah.
Jarak antara q1 dan q2 adalah l1 = 3m dan jarak antara q2 dan q3 adalah l2 = 2m. Tentukanlah gaya
elektrostatika yang dialami oleh muatan q1?
Penyelesaian :

q1 q2 q3

l1 l2

q1 mengalami gaya tolak dari q2 karena muatannya sejenis, disamping q1 itu mengalami gaya
tarik dari q3 karena muatannya berlawanan jenis. Arah gaya yang dialami oleh q1 tersebut
adalah sebagai berikut:
q1 q2 q3

F12 F13

Besar gaya-gaya Coulomb adalah sebagai berikut.


1   9. 10# 2. 10%& 3. 10%&
 = = = 6. 10%) *
4  3
1   9. 10# 2. 10%& 5. 10%&
) = = = 3,6. 10%) *
4 + +  - +5-

Resultan gaya dialami oleh q1 besarnya (6 – 3,6) × 10-3 N = 2,4 × 10-3 N, arahnya searah
dengan 0 (ke kiri).

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!
1. Tiga buah muatan titik q1, q2 dan q3 yang masing-masing bermuatan 4 × 10-6 C (positif), 3 × 10-6

C (negatif) dan 5 × 10-6 C (positif) berada pada sebuah garis lurus dan jarak antara q1 dan q2
adalah l1 = 3m dan jarak antara q1 dan q3 adalah l2 = 4m dimana q1 terletah di tengah-tengah
diantara q2 dan q3. Tentukanlah gaya elektrostatika yang dialami oleh muatan q1?

RANGKUMAN
Tinjauan mengenai konsep kelistrikan dilandasi dari pembicaraan mengenai listrik statik.
Sesuai dengan namanya, listrik statik merupakan kajian mengenai kelistrikan yang mempelajari
muatan listrik yang dalam keadaan diam.
Telah lama orang memperhatikan fenomena sebuah benda yang dapat menarik benda-benda
tertentu. “Keajaiban” yang semula dianggap sebagai sihir ini kemudian terbukti bahwa ada suatu
kejadian fisis yang berkaitan dengan adanya gejala kelistrikan.
Gejala kelistrikan statik baru dipelajari secara intensif oleh Dufay (pada tahun 1700-an)
dimana ia berhasil menunjukkan ada dua jenis gejala, yaitu gejala listrik dapat menimbulkan efek
tarik-menarik pada benda tertentu dan gejala listrik dapat menimbulkan efek tolak-menolak. Pada
perkembangan selanjutnya didefinisikan bahwa ada dua jenis muatan listrik: muatan positif dan
muatan negatif.
Charles Augustin de Coulomb menemukan bahwa muatan-muatan sejenis akan
menimbulkan efek tolak-menolak sedangkan muatan-muatan tidak sejenis akan menimbulkan efek
tarik-menarik. Gaya tarik atau gaya tolak ini berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
benda/muatan dan sebanding dengan besarnya muatan benda tersebut.

TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Kajian mengenai kelistrikan yang mempelajari muatan listrik yang dalam keadaan diam
dinamakan ...
A. Electronic C. Electromagnetic
B. Electrostatic D. Electrodynamic

2. Ilmuwan pertama yang mengukur bagaimana muatan listrik berinteraksi adalah ...
A. Charles Dufay C. Benyamin Franklin
B. William Gilbert D. Charles Augustin de Coulomb

3. Percobaan Millikan yang dikenal dengan percobaan tetes-minyak bertujuan untuk ...
A. menemukan nilai muatan terkecil
B. mengukur interaksi muatan listrik
C. menentukan muatan listrik positif dan negatif
D. membuat muatan listrik

4. Cara paling sederhana untuk memperoleh muatan positif adalah dengan cara ...
A. Menggosok kaca dengan kain beludru
B. Menggosok besi dengan kain wool
C. Menggosok batang karet dengan kain sutera
D. Menggosok kaca dengan kain sutera

5. Elektroskop merupakan suatu alat yang digunakan untuk menentukan ...


A. potensial listrik C. jenis muatan listrik
B. jenis bahan listrik D. arah medan listrik

6. Gaya Coulomb merupakan salah satu contoh gaya alamiah yang termasuk dalam ...
A. Gaya gravitasi C. Gaya lemah
B. Gaya elektromagnetik D. Gaya kuat
7. Untuk mengetahui besar gaya elektrostatik, Coulomb menggunakan sebuah perangkat Torsion
Balance. Pernyataan yang tidak tepat terkait dengan besar gaya elektrostatik yang dialami oleh
bola bermuatan dalam perangkat tersebut adalah ...
A. Gaya elektrostatik sebanding dengan bola bermuatan yang diam
B. Gaya elektrostatik sebanding dengan bola bermuatan yang dapat berpuntir
C. Gaya elektrostatik berbanding terbalik dengan jarak antara kedua bola bermuatan
D. Gaya eletrostatik sebanding dengan kebalikan kuadrat jarak antara kedua bola bermuatan.

8. Besarnya gaya tarik-menarik atau gaya tolak menolak antara dua muatan listrik dapat dicari
dengan persamaan ...
A.  = . 1

B.  

 
C.  

 
D.  


9. Dua buah benda masing-masing bermuatan listrik +4 ×10-9 coulomb dan +9 ×10–9 coulomb,
terpisah sejauh 2cm. Apabila. k = 9 × 109 Nm2/C2, maka gaya tolak menolak kedua benda itu
adalah ...
A. 8,1 × 10–6 N
B. 8,1 × 10–5 N
C. 8,1 × 10–4 N
D. 8,1 × 10–3 N

10. Perhatikan gambar model atom di bawah ini!

Yang disebut proton ditunjukan oleh nomor ...


A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir
bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah
ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

23 25 67 89


 100 %
23 :;3
Tingkat Penguasaan =

Arti Tingkat Penguasaan :


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda telah berhasil
menyelesaikan bahan belajar mandiri Kegiatan Belajar 1 ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama
bagian yang belum Anda kuasai.
KEGIATAN BELAJAR 2
MEDAN LISTRIK DAN POTENSIAL LISTRIK

Pada Kegiatan Belajar sebelumnya kita telah mempelajari muatan listrik yang dimiliki
suatu benda serta sifat-sifat muatan listrik dan gaya listrik. Selain meninjau gejala kelistrikan
dari muatan-muatan listrik yang dimiliki suatu benda, ada cara lain untuk mendeskripsikan
gejala kelistrikan, yaitu dengan konsep medan listrik. Pada Kegiatan Belajar berikut ini akan
dibahas mengenai konsep medan listrik dan potensial listrik.

A. Kuat Medan Listrik


Medan listrik merupakan salah satu besaran listrik yang memiliki kaitan dengan
interaksi Coulomb. Medan listrik merupakan suatu besaran fisis yang memiliki nilai pada
setiap titik dalam ruang. Konsep medan memungkinkan kita memandang sebuah muatan
listrik q sebagai sumber yang memancarkan pengaruh listrik ke segala arah. Pengaruh listrik
ini dinamakan medan (field). Medan listrik ini akan mempengaruhi muatan listrik lain q’
(muatan uji) yang berada di sekitarnya, berupa tarikan atau tolakan, bergantung dari jenis
muatannya. Dengan kata lain muatan q’ akan mengalami gaya Coulomb. Medan listrik adalah
daerah di sekitar muatan di mana pengaruh listrik masih berpengaruh pada muatan lain. Kuat
medan listrik di suatu titik sejauh r dari muatan q adalah :

== 

Dari persamaan ini kita perhatikan bahwa makin jauh dari muatan listrik, medan listrik
makin kecil secara kuadratik, perhatikan Gambar 10.6 berikut.

Gambar 10.6. Penurunan Kuat Medan Listrik terhadap jarak dari Sumbernya
Dari persamaan di atas bisa kita dapatkan hubungan antara gaya Coulomb F dengan
medan listrik E:
1 ′ 1 ′
= = ? @
4  4 

 = . = ⟶ = =

r = jarak titik terhadap muatan sumber (q), satuam m
q = muatan sumber, satuan C
q’ = muatan uji (muatan yang berada dalam medan listrik muatan q), satuan C
E = besar kuat medan listrik, satuan N/C

Dengan demikian kuat medan listrik dari suatu dapat juga didefinisikan sebagai hasil
bagi gaya Coulomb yang bekerja pada muatan uji dengan besar muatan uji tersebut.
Selanjutnya, satuan untuk besaran-besaran F, k, π, ε0, dan q sudah diketahui pada

pembahasan tentang gaya Coulomb. Sedangkan satuan untuk kuat medan listrik berdasarkan
persamaan di atas dapat dinyatakan dalam N/C (Newton/Coulomb).

Contoh Soal 2:
Hitunglah medan listrik pada radius 1 cm, 2 cm dan 3 cm dari sebuah muatan titik
dengan besar muatan 4 µC?
Penyelesaian:
Diketahui: q = 4 µC = 4 x 10-6 C
r1 = 10-2 m
r2 = 2 x 10-2 m
r3 = 3 x 10-2 m
k = 9 x 109 Nm2C-2
Dengan menggunakan persamaan di atas maka kita peroleh kuat medan listrik pada masing-
masing titik sebagai berikut:

== 

4. 10%&
= = 9. 10 #
= 3,6  10B */D
+10% -
4. 10%&
= = 9. 10#
 0,9  10B */D
+2.10% -
4. 10%&
=  9. 10#  0,4  10B */D
+3.10% -
Kuat medan listrik termasuk besaran vektor. Oleh sebab itu kuat medan listrik di suatu
titik akibat adanya beberapa muatan sumber merupakan jumlah vektor (resultan) dari vektor-
vektor kuat medan listrik yang dihasilkan oleh masing-masing muatan sumber. Misalnya, jika
terdapat tiga buah muatan listrik dalam suatu ruang, maka kuat medan listik pada suatu titik P
(sebut saja Ep) dalam ruang tersebut secara matematis dapat ditulis:
=E  = , = , =)

B. Arah Medan Listrik


Arah gaya Coulomb yang bekerja pada muatan uji q2 yang ditempatkan pada medan
medan listrik dari muatan sumber q bergantung pada jenis masing-masing muatan. Para ahli
fisika sepakat bahwa arah medan listrik pada suatu tempat sebagai arah gaya yang dihasilkan
terhadap muatan positif.

Gambar 10.7. Arah Medan Listrik di Sekitar Muatan Positif dan Muatan Negatif

Muatan penghasil medan listrik biasa disebut muatan sumber. Berdasarkan definisi
yaitu arah medan listrik adalah arah gaya terhadap benda bermuatan positif, maka arah medan
listrik dari muatan positif adalah radial keluar menjauhi (meninggalkan) muatan sumber
positif (P). Sedangkan arah medan listrik dari muatan negatif adalah radial ke dalam
mendekati (masuk) menuju muatan sumber negatif (N) seperti ditunjukkan pada Gambar 5.
Sedangkan gambar 6 adalah foto garis-garis gaya medan listrik dari muatan positif akan
memasuki muatan negatif yang berada di dekatnya.
Gambar 10.8. Garis gaya medan listrik muatan positif dan muatan negatif

Dengan mencermati sifat-sifat dari garis gaya medan listrik maka kita akan
mendapatkan tiga karakteristik garis-garis gaya medan tersebut sebagai berikut.
(1) Garis gaya medan listrik tidak pernah berpotongan satu dengan yang lainnya.
(2) Garis-garis gaya medan listrik selalu mengarah radial ke luar menjauhi muatan positif dan
radial ke dalam menuju muatan negatif.
(3) Tempat dimana garis-garis gaya medan listrik rapat menunjukkan medan listrik yang
kuat; sebaliknya tempat dimana garis-garis gaya medan listrik merenggang menunjukkan
medan listrik yang lemah.
Selain hal di atas, penting untuk diperhatikan bahwa setiap muatan listrik selalu
menghasilkan garis gaya listrik yang senantiasa menuju kepada muatan yang lebih negatif.
Oleh karenanya kuat medan listrik di alam senantiasa memberi pengaruh kepad muatan-
muatan lainnya termasuk terhadap muatan listrik yang ada dalam tubuh kita. Jika kekuatan
medan listrik (dan juga kuat medan elektromagnet) melebihi ambang batas dapat
membahayakan kesehatan manusia. Rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun
1987 menyebutkan bahwa kuat medan listrik di bawah 104 V/m atau 104 N/C tidak
membahayakan manusia. Sebagai contoh, medan listrik di sekitar rangkaian listrik 120V AC
tidak membahayakan karena kekuatannya hanya 10-2 N/C; demikian juga medan
elektromagnetik permukaan bumi yang hanya 102 N/C. Tetapi tabung gambar televisi (105
N/C) sudah berada di luar ambang batas aman, dan sangat mungkin memberi dampak negatif
terhadap jaringan tubuh kita.

C. Dipol Listrik
Dalam pembahasan tentang Hukum Coulomb, kita mengetahui bahwa gaya antara dua
muatan selalu tidak sama dengan nol walaupun jumlah muatan keduanya mungkin sama
dengan nol. Untuk dua buah muatan berlawanan “diposisikan” sejauh d seperti pada gambar
maka terbentuk sebuah sistem sumber listrik statis yang disebut dipol listrik (Yunani : dyo =
dua, polos = sumbu/pasak). Pada dipol listrik, meskipun secara total besar muatannya nol
[karena q + (-q) = 0], namun sistem dipol masih memiliki medan listrik di sekitarnya. Di
alam dipol listrik ditemukan dalam molekul H2O di mana hidrogen memiliki muatan positif,
sedangkan oksigen bermuatan negatif.

Gambar 10.9. Dipol Listrik

Dalam medan listrik dipol yang dibentuk oleh molekul H2O bergerak menyearahkan
diri dengan medan yang mempengaruhinya, dan jika medan ini dibuat bolak-balik, maka
molekul H2O ikut berosilasi bolak-balik sehingga menaikkan temperaturnya. Teknik inilah
yang dimanfaatkan oleh Percy Lebaron Spencer secara tidak sengaja dalam “menemukan”
pemanggang microwave pertama kali pada tahun 1946-an. Microwave Oven pertama kali
dtemukan Percy Spencer secara tak sengaja ketika “peanut bar” nya meleleh dalam saku
ketika berdiri di depan agnetron dalam radar tempat ia bekerja di US Navy.

Gambar 10.10. Microwave Oven


Sumber: Microsoft Encarta Premium 2009
Dalam pemanggang microwave, medan listrik dengan frekuensi 2,45 GHz (atau
dengan panjang gelombang 12.2 cm) di dalamnya dibuat bolak-balik sehingga membuat
molekul H2O yang ada di dalam makanan bergerak bolakbalik juga, akibat gerak bolak-balik
ini makanan yang dipanggang menjadi panas dan dalam waktu yang cukup dapat
mematangkan makanan.
Nilai dipol listrik ini dapat diketahui dengan mengukur sebuah besaran bernama
momen dipol p yang didefinsikan sebagai perkalian muatan q dengan jarak antar muatannya
(d) :
F = G

Jika dalam medan magnet E diletakkan sebuah dipol, maka dipol ini akan mengalami
momen putar hingga sejajar dengan medan listrik yang mempengaruhinya seperti nampak
pada gambar berikut.

Gambar 10.11. Muatan dipol berada sejajar dengan garis medan listrik

5. Energi Potensial dan Potensial Listrik


Dalam pembahasan terdahulu kita telah menganalisis gejala kelistrikan melalui dua
besaran fisis yaitu dengan interaksi gaya elektrostatik (gaya Coulomb) F dan melalui medan
listrik E, di mana kedua besaran fisis tersebut merupakan besaran vektor. Dalam perhitungan
matematik, pelibatan besaran vektor seringkali memiliki tingkat kerumitan tertentu dibanding
perhitungan matematik yang melibatkan besaran skalar. Sebuah besaran fisis skalar adalah
cara lain untuk menganalisis listrik statis secara lebih mudah. Besaran skalar ini disebut
potensial listrik (atau tegangan) V.
Untuk memahami arti fisis dari potensial listrik ini, pandanglah sebuah muatan positif
di sekitar muatan negatif. Seperti kita ketahui muatan positif memiliki “kecenderungan”
bergerak ke arah negatif tanpa “didorong” dengan gaya luar sekalipun, tentu secara intuisi
kita bisa mengatakan ada energi tertentu yang berasal dari muatan negatif yang membuat
muatan positif tertarik atau “jatuh” padanya. Energi ini disebut energi potensial listrik. Energi
potensial listrik didefinisikan sebagai “usaha (kerja) yang diperlukan untuk memindahkan
muatan q’ dari A ke B”. Untuk memahami makna dari energi potensial listrik dan potensial
listrik secara fisis, kita analogikan kembali terhadap energi potensial gravitasi.
Gaya gravitasi bumi menarik suatu benda menuju ke permukaan bumi. Baik gaya
gravitasi bumi (F) maupun kuat medan gravitasi (percepatan gravitasi g) bearah vertikal ke
bawah. Jia sebuah benda diangkat yang terjadi adalah melawan gaya gravitasi, itu berarti kita
melakukan usaha pada benda dan sebagai akibatnya energi potensial (Ep) gravitasi benda
bertambah. (Gambar 10.12a)

Gambar 10.12. Analogi Energi Potensial Gravitasi dan Energi Potensial Listrik

Konsep energi juga berguna dalam kelistrikan. Gaya listrik F yang dikerjakan pada suatu
muatan uji positif oleh suatu muatan sumber negatif adalah mengarah ke muatan negatif.
Untuk menggerakkan muatan uji menjauhi muatan negatif, kita harus melakukan usaha pada
muatan uji. Sebagai akibatnya energi potensial listrik muatan uji bertambah. (Gambar 13.b).
Dalam analogi muatan listrik dengan benda di permukaan bumi, muatan negatif dianggap
sebagai bumi dan muatan positif sebagai benda yang jatuh (atau sebaliknya). Muatan positif
q’ “jatuh” dari energi potensial lebih tinggi di A ke energi potensial lebih rendah di B.
Sehingga dengan demikian telah terjadi pengurangan energi potesial akibat usaha yang
dilakukan pada muatan positif untuk berpindah. Atau perubahan energi potensial dapat
diketahui dari usaha yang dilakukan.
a. Potensial listrik di suatu titik dari sebuah muatan
Dalam konsep medan listrik dibedakan antara pengertian potensial listrik (V) dengan
energi potensial listrik (Ep). Perhatikan ilustrasi berikut.
Sebuah muatan sumber menimbulkan medan listrik pada setiap titik dalam ruang sferis di
sekitarnya. Misalnya di titik A yang berjarak R dari muatan.

Potensial listrik (V) di titik A karena muatan q ditetapkan sebagai:

V = k q/R atau V = E R

Potensial di suatu titik, misalnya titik A tersebut di atas (yang biasanya disebut potensial
mutlak) adalah selisih atau beda potensial antara potensial di titik tersebut dengan sebuah titik
yang amat jauh sehingga potensialnya bernilai nol, sehingga kita bisa dapatkan sebuah harga
yang paling mendekati harga potensial “sebenarnya”. Titik acuan dengan jarak sangat jauh ini
dipilih sebagai acuan umum karena memiliki potensial mendekati nol, sebagaimana
analoginya di dalam potensial gravitasi kita pilih permukaan bumi sebagai acuan umum
karena potensialnya nol.
Jika suatu muatan listrik q berada di dalam beda potensial V maka muatan listrik
tersebut memiliki energi potensial (Ep) sebesar :

Ep = qV

Dengan mendefinisikan potensial dan energi potensial seperti di atas, maka energi
(usaha) untuk memindahkan muatan dari A ke B adalah:
H = I′+J8 I JK -
LMLN
H  . ΔJ

dengan:
W = Energi potensial listrik (J)
q = muatan listrik (C)
VB = potensial listrik di titik B (volt)
VA = potensial listrik di titik A (volt)
∆V = beda potensial antara A dan B (volt)

Satuan dari potensial dalam SI adalah J/C atau Volt. Dari persamaan (1) kita bisa
menginterpretasikan makna dari potensial listrik V hubungannya dengan energi potensial W,
bahwa “pada perbedaan votensial 1 Volt dibutuhkan energi 1 Joule untuk memindahkan
muatan sebesar 1C dari dari satu titik ke titik yang lain”.

Contoh Soal 3:
Beda potensial antara dua kutub baterai mobil adalah sekitar 12 V. Berapa energi yang
diberikan pada sebuah elektron (qe = -1.602×10-19C) Selama bergerak dari kutub positif ke
kutub negatif ?
Penyelesaian: W = q.∆V = 1,9 x 10-18C
Coba Anda periksa jawaban di atas!

b. Konsep Potensial Listrik Dalam Kapasitor


Kapasitor pada prinsipnya komponen elektronika yang terdiri dari dua buah
konduktor (dalam hal ini berbentuk pelat) yang berlawanan muatan, masingmasing memiliki
luas permukaan A, dan mempunyai muatan persatuan luas σ konduktor, serta dipisahkan
sejauh d oleh sebuah zat yang bersifat isolator atau dielektrik.
Kapasitor sebagai komponen elektronik digunakan untuk menyimpan muatan listrik.
Jumlah kuat medan diantara dua pelat (E) yang diisi muatan Q dengan kerapatan σ adalah
dari suatu kapasitor adalah:

P R
== atau = =
KQ Q

Sedangkan beda potensial antara kedua pelat tersebut dapat dihitung dengan:
S. G
J = J I J = =. G =
 . T

Ukuran kapasitor biasanya dinyatakan dalam kapasitansi. Secara fisis kapasitansi C


adalah seberapa banyak sebuah kapasitor dapat menampung/diisi oleh muatan.
Keterhubungan antara kapasitansi dan besaran lain dalam kapasitor adalah :
S T
D= = 
JK8 G

Satuan kapasitansi dalam SI adalah Farad (F), mikrofarad (µF) dan pikofarad (pF);
dimana 1 F = 106 µF = 1012 pF ]. 1 Farad = 1 coulomb/volt.
Dari persamaan di atas dapat kita pahami bahwa kapasitas suatu kapasitor keping sejajar
adalah:
(a) sebanding dengan luas keping
(b) berbanding terbalik dengan jarak pisah antara kedua keping
(c) sebanding dengan permitivitas bahan penyekat (bahan dialektrik)

Kualitas dan kekhususan suatu kapasitor turut ditentukan oleh bahan dielektrik atau
harga permitivitas. Pada tabel di bawah ini dicantumkan harga permitivitas relatif beberapa
bahan. Permitivitas relatif adalah perbandingan antara kapasitas dalam bahan penyekat
dengan kapasistas dalam vakum (udara).
Tabel 1: Permitivitas Relatif Bahan Penyekat
Nama Bahan εr
Vakum 1,0000
Udara (20 C, 1 atm) 1,0006
Air (H2O) 80
Minyak transformator 2,22
Silika campuran 3,78
Mika 7,00

Beberapa penggunaan kapasitor dalam berbagai rangkaian listrik, antara laian adalah:
(a) untuk memilih frekuensi pada radio penerima
(b) sebagai filter dalam catu daya (power supply)
(c) untuk menghilangkan bunga api pada sistem pengapian mobil
(d) sebagai penyimpan energi dalam rangkaian penyala elektronik
Kapasitor juga terdiri dari berbagai bentuk, ukuran, dan jenis disesuaikan dengan
penggunaannya dalam praktik. Misalnya, kapasitor kertas, kapasitor elektrolit,dan kapasitor
variabel.

Contoh Soal 4:
Sebuah kapasitor denga kapasitansi 0,5 µF dimuati oleh baterai 24 volt. Berapa muatan yang
tersimpan dalam kapasitor itu?
Kapasitas C = 0,5 µF = 0,5 x 10 -6 F = 5 x 10-7 F
Beda potensial V = 24 volt.
q = C x V = 5 x 10-7 F x 24 volt = 12 x 10-6 coulomb.

LATIHAN
1. Dua buah muatan masing-masing q1 = +20 x 10-8 C dan q2 = -5 x 10-8 C terpisah sejauh
10 cm. Bila tepat diantara kedua muatan tersebut terdapat titik P yang berjarak 4 cm dari
muatan q1, berapakah resultan medan listrik di titik P yang ditimbulkan oleh kedua
muatan tersebut?
2. Berapakah kapasitas yang dimiliki sebuah kapasitor yang memiliki luas permukaan 2
cm2 dan jarak antara dua kepingnya 0,5 cm?
RANGKUMAN
Cara lain dalam menjelaskan gejala kelistrikan adalah dengan konsep medan listrik.
Medan listrik adalah daerah di sekitar muatan dimana pengaruh listrik masih berpengaruh
pada muatan lain. Kuat medan listrik dapat pula didefinisikan sebagai hasil bagi gaya
Coulomb yang bekerja pada muatan uji dengan besar muatan uji tersebut. Kuat medan listrik
termasuk besaran vektor. Oleh karena itu kuat medan listrik di suatu titik akibat adanya
beberapa muatan sumber merupakan jumlah vektor (resultan) dari vektor-vektor kuat medan
listrik yang dihasilkan oleh masing-masing muatan sumber.
Konsep energi juga berguna dalam kelistrikan. Gaya listrik F yang dikerjakan pada
suatu muatan uji positif oleh suatu muatan sumber negatif adalah mengarah ke muatan
negatif. Dalam analogi muatan listrik dengan benda di permukaan bumi, muatan negatif
dianggap sebagai bumi dan muatan positif sebagai benda yang jatuh (atau sebaliknya).
Muatan positif q “jatuh” dari energi potensial lebih tinggi ke energi potensial lebih rendah.
Seiring dengan demikian akibat usaha yang dilakukan pada muatan positif untuk berpindah
maka telah terjadi pengurangan energi potensial.
Dalam konsep medan listrik dibedakan antara pengertian potensial listrik (V) dengan
energi potensial listrik (Ep). Sebuah muatan sumber menimbulkan medan listrik pada setiap
titik dalam ruangan sferis di sekitarnya.
Kapasitor pada prinsipnya merupakan komponen elektronika yang terdiri dari dua
buah konduktor (dalam hal ini berbentuk pelat) yang berlawanan muatan, digunakan untuk
menyimpan muatan listrik. Kapasitas suatu kapasitor sejajar adalah: sebanding dengan luas
keping, berbanding terbalik dengan jarak pisah antara kedua keping, dan sebanding dengan
permitivitas bahan penyekat (dielektrik).

TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Medan listrik merupakan salah satu besaran listrik yang memiliki kaitan dengan interaksi
Coulomb. Sebuah muatan listrik dikatakan tidak berada dalam medan listrik apabila ...
A. muatan tersebut dapat tertarik oleh muatan lain di sekitarnya
B. muatan tersebut dapat terpental oleh muatan lain di sekitarnya
C. muatan tersebut mendapatkan gaya listrik dari sekumpulan muatan lain di sekitarnya
D. muatan tersebut tidak dipengaruhi gaya Coulomb
2. Pernyataan yang sesuai dengan besar kecilnya medan listrik yang dialami pada suatu titik
oleh sebuah muatan pada jarak tertentu adalah ...
A. Semakin besar muatannya dan semakin besar jaraknya maka medan listriknya
semakin besar
B. Semakin kecil muatannya dan semakin kecil jaraknya maka medan listriknya
semakin kecil
C. Semakin besar muatannya dan semakin kecil jaraknya maka medan listriknya
semakin besar
D. Semakin kecil muatannya dan semakin besar jaraknya maka medan listriknya
semakin besar

3. Sebuah muatan q memiliki besar muatan listrik 4 x 10-6 C. Berapakah besar medan listrik
pada jarak 2 cm dari muatan tersebut?
A. 4 x 107 N/C C. 40 x 107 N/C
B. 9 x 107 N/C D. 90 x 107 N/C

4. Garis-garis medan listrik memiliki karakteristik yang hampir mirip dengan garis-garis
medan magnet atau yang lebih dikenal dengan garis gaya magnet. Karakteristik yang
tidak sesuai untuk garis-garis medan listrik adalah ...
A. Garis gaya medan listrik keluar menjauhi muatan positif
B. Garis gaya medan listrik tidak pernah berpotongan satu dengan yang lainnya
C. Garis gaya medan listrik mengarah radial ke dalam menuju muatan negatif
D. Semakin renggangnya garis gaya medan listrik menunjukkan bahwa pada daerah itu
medan listriknya semakin kuat
5. Perhatikan Gambar berikut.

- - + +

I II III IV
Pola garis medan listrik yang tepat adalah ...
A. I dan II C. II dan III
B. I dan III D. III dan IV

6. Persamaan (rumus) yang menunjukkan hubungan antara medan listrik dan gaya Coulomb
adalah ...
U
A. = = .  C. = = 

B. = = .   D. = = U

7. Untuk memindahkan muatan listrik 2 coulumb dari A ke B diperlukan energi 6 joule.


Perbedaan potensial antara A dan B adalah ...
A. 3 volt
B. 4 volt
C. 12 volt
D. 18 volt

8. Berapakah energi potensial listrik yang diperlukan untuk memindahkan muatan listrik
sebesar 5 C dari titik A ke titik B apabila potensial listriknya 2 volt?
A. 5 J C. 15 J
B. 10 J D. 20 J
9. Alasan yang paling sesuai terkait dengan definisi dari energi potensial adalah ...
A. Adanya gaya tarik antara muatan yang tidak sejenis
B. Adanya gaya tolak antara muatan yang sejenis
C. Adanya arus yang mengalir pada rangkaian
D. Diperlukan energi untuk memindahkan muatan listrik

10. Kapasitor digunakan untuk menyimpan muatan listrik. Kapasitas suatu kapasitor
dipengaruhi oleh besaran-besaran berikut, kecuali ...
A. Luas permukaan masing-masing keping
B. Jarak pisah antara masing-masing keping
C. Bahan penyusun masing-masing keping
D. Permitivitas bahan penyekat antara kedua keping

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian
akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan
Belajar 2.

23 25 67 89


 100%
23 :;3
Tingkat Penguasaan =

Arti Tingkat Penguasaan :


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda telah berhasil
menyelesaikan bahan belajar mandiri Kegiatan Belajar 2 ini. Bagus! Akan tetapi apabila
tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2,
terutama bagian yang belum Anda kuasai.
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1
1. B
2. D
3. A
4. D
5. C
6. B
7. C
8. D
9. C
10. B

Tes Formatif 2
1. D
2. C
3. B
4. D
5. C
6. C
7. A
8. B
9. D
10. C
GLOSARIUM

Elektroskop : suatu alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya muatan
listrik atau medan listrik.

Medan : suatu besaran dalam fisika yang memiliki nilai pada setiap titik dalam
ruang.

Medan listrik : besaran listrik yang memiliki nilai pada setiap titik dalam ruang, dan
dapat dinyatakan dalam gaya persatuan muatan.

Potensial listrik : suatu usaha yang diperlukan tiap satuan muatan terhadap gaya yang
ditimbulkan oleh medan listrik, bila suatu muatan dipindahkan dari
suatu titik ke titik tertentu.

Proton : muatan positif pada atom; inti atom.

Elektron : muatan negatif pada atom; elektron mengelilingi proton.

Gaya Coulomb : gaya tarik/tolak listrik yang ditimbulkan oleh muatan-muatan listrik.

Kapasitor : komponen elektronika yang berfungsi menyimpan muatan listrik;


terdiri dari dua buah konduktor yang berlawanan muatan.
DAFTAR PUSTAKA

Halliday, D., Resnick, R. (1997). Physics , terjemahan: Patur Silaban dan Erwin Sucipto.
Jakarta: Erlangga.
Microsoft Encarta Premium 2009
Muslim, dkk. (2006). Konsep Dasar Fisika. Bandung. UPI Press
Pratiwi, P.R. dkk. (2008). CTL Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas IX. Jakarta: Depdiknas.
Rositawaty, S & Aris Muharam. (2008). Senangnya Belajar IPA Kelas 6. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas.
Sulistyanto, H & Edy Wiyono. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas 6.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Tim SEQIP. (2003). Buku IPA Guru Kelas 6 Jakarta: Dirjen Dikdasmen Depdiknas
Tipler, P.A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
BBM 11
LISTRIK DINAMIS

PENDAHULUAN
Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini merupakan BBM kesebelas dari mata kuliah Konsep
Dasar Fisika untuk SD yang menjelaskan tentang konsep arus listrik dan rangkaian listrik. Dengan
mempelajari modul ini Anda akan lebih terampil menerapkan konsep-konsep yang ada didalamnya
ke dalam pembelajaran di sekolah. BBM ini merupakan lanjutan dari dan sangat terkait dengan
bahan belajar sebelumnya yaitu listrik statik. Pada bagian sebelumnya Anda mempelajari muatan
listrik dalam keadaan diam. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari pemakaian listrik lebih
banyak berhubungan dengan listrik yang bergerak atau mengalir yang biasa disebut arus listrik.
Lampu senter dan lampu penerangan di rumah menyala, kipas angin berputar, radio dan televisi
dapat ditonton, komputer dapat dioperasikan, semuanya berkat adanya listrik yang bergerak.
Muatan listrik yang bergerak dalam bentuk arus listrik biasanya menggunakan medium yang mudah
menghantarkan arus listrik tersebut yang dikenal dengan istilah konduktor. Sedangkan medium
yang bersifat sulit menghantarkan arus listrik disebut isolator.
Berkaitan dengan hal tersebut maka pada BBM ini Anda akan mempelajari konsep-konsep
dasar listrik dinamik seperti pengertian arus dan kuat arus listrik, arus jenis AC dan arus jenis DC,
rangkaian listrik serta energi yang menyertainya Dalam BBM ini, akan disajikan dua kegiatan
belajar, yaitu:
1. Kegiatan Belajar 1 : Rangkaian Listrik
2. Kegiatan Belajar 2 : Energi Listrik
Setelah mempelajari BBM ini Anda diharapkan memiliki kompetensi menjelaskan listrik
dinamis.
Secara lebih khusus lagi. Anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan beberapa prinsip yang berhubungan dengan rangkaian listrik kuat arus listrik
dan tegangan listrik, hukum Ohm, hukum I Kirchhoff tentang kuat arus pada titik cabang,
dan hukum II Kirchhoff tentang tegangan pada loop melalui percobaan, diskusi, dan
penalaran.

1
2. Menjelaskan konsep susunan seri-paralel hambatan dan susunan seri-paralel sumber
tegangan.
3. Menjelaskan energi dan daya listrik dalam suatu rangkaian listrik, dan pembatasan
pemakaian daya listrik oleh sekring dan pemutus daya.
4. Menerapkan konsep-konsep dasar listrik dinamik untuk keperluan praktis sehari-hari yang
terkait dengan profesi keguruan di sekolah dasar.
Kelas VI Semester 2 :
Standar kompetensi: mempraktikkan pola penggunaan dan perpindahan energi
Kompetensi Dasar:

• Menyajikan informasi tentang perpindahan dan perubahan energi listrik

Standar kompetensi: memahami pentingnya penghematan energi


Kompetensi Dasar:

• Mengidentifikasi kegunaan energi listrik dan berpartisipasi dalam penghematannya dalam


kehidupan sehari-hari

• Membuat suatu karya/model yang menggunakan energi listrik (bel listrik/alarm/model


lampu lalu lintas/ kapal terbang/mobil-mobilan/model penerangan rumah)

Agar Anda memperoleh hasil yang maksimal dalam mempelajari BBM ini, ikuti petunjuk
pembelajaran berikut ini.
1. Bacalah dengan cermat bagian Pendahuluan BBM ini, sampai Anda memahami betul apa, untuk
apa, dan bagaimana mempelajari BBM ini.
2. Bacalah bagian demi bagian , temukan kata-kata kunci dan kata-kata yang Anda anggap baru.
Carilah dan baca pengertian kata-kata tersebut dalam daftar kata-kata sulit dalam BBM ini atau
dalam kamus yang ada.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi BBM ini melalui pemahaman sendiri, tukar
pikiran dengan sesama mahasiswa, dan dosen Anda.
4. Mantapkan pemahanan Anda melalui diskusi dengan sesama teman mahasiswa.
5. Lakukan semua kegiatan yang diajarkan sesuai dengan petunjuk BBM. Karena di dalam
pembelajaran BBM ini kita akan melakukan beberapa pengamatandan percobaan.

2
KEGIATAN BELAJAR 1
RANGKAIAN LISTRIK

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mendengarkan radio, menonton televisi,


menggunakan kulkas, setrika listrik dan lain-lain. Penggunaan alat-alat tersebut memerlukan listrik.
Arus listrik terjadi karena adanya perpindahan muatan-muatan listrik. Listrik dibedakan menjadi
listrik statis (listrik tak mengalir) dan listrik dinamis (listrik mengalir). Listrik statis merupakan
bagian dari ilmu listrik yang mempelajari sifat-sifat muatan listrik. Muatan listrik berkaitan
langsung dengan susunan zat suatu benda. Semua benda tersusun atas partikel-partikel yang sangat
kecil yang disebut atom. Atom terdiri atas inti atom atau nukleus dan elektron. Inti atom terletak di
tengah-tengah atom terdiri dari ptoron dan neutron. Elektron bergerak mengelilingi inti atom. Dari
pelajaran listrik statis ini kita dapat mengetahui bahwa elektron adalah muatan listrik yang mudah
berpindah-pindah melalui bahan konduktor serta sulit berpindah melalui bahan isolator. Namun
demikian, dalam kehidupan sehari-hari pemanfaatan listrik lebih banyak berkaitan dengan muatan
listrik yang bergerak (listrik dinamis), baik dirumah, dikantor, di perusahaan maupun di industri
kecil dan besar.

A. Arus Listrik dan Kuat Arus Listrik

1. Arus Listrik
Listrik dinamis atau elektrodinamika berkaitan dengan dengan muatan listrik yang bergerak
atau arus listrik. Kata arus berarti aliran atau gerakan kontinyu. Arus listrik analog dengan aliran
air. Aliran air terjadi jika ada perbedaan ketinggian atau perbedaan energi potensial. Air mengalir
dari tempat tinggi (energi potensial tinggi) ke tempat yang rendah (energi potensial rendah).
Demikian halnya arus listrik mengalir karena adanya perbedaan potensial listrik V (V positif dan V
negatif). Perbedaan potensial listrik dalam rangkaian listrik ditimbulkan oleh Gaya Gerak Listrik
(GGL) dalam sumber arus listrik (misalnya baterai).

3
Gambar 11.1: Arus listrik terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik

Arus ini mengalir pada suatu bahan yang mudah mengalirkan arus listrik yang disebut
konduktor. Suatu bahan disebut bersifat konduktif (bahan konduktor) jika di dalamnya terdapat
cukup banyak muatan (elektron) bebas. Lawan dari konduktor adalah isolator yaitu bahan yang
sukar mengalirkan arus listrik karena kurang atau tidak memiliki elektron bebas. Logam pada
umumnya adalah konduktor karena mudah memiliki elektron bebas. Sedangkan bahan bukan logam
pada umumnya adalah isolator karena sukar memiliki elektron bebas. Elektron bebas adalah
elektron yang tidak terikat pada satu inti atom, atau meskipun terikat, ia merupakan elektron yang
letaknya jauh dari inti sehingga hanya mendapatkan gaya tarik yang kecil saja. Elektron bebas ini
kemudian, yang akan “mengalir” dalam bahan (kawat) apabila ada perbedaan potensial diantara dua
titik pada kawat. Elektron-elektron dalam kawat yang memiliki benda potensial mengalir dari
potensial yang lebih rendah (-) ke potensial yang lebih tinggi (+) (Namun dalam baterai yang terjadi
justru sebaliknya).
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa arus listrik merupakan gerakan kelompok
partikel bermuatan listrik dalam arah tertentu. Arah arus listrik yang mengalir dalam suatu
konduktor adalah dari potensial tinggi ke potensial rendah (berlawanan arah dengan gerak
elektron).
2. Kuat Arus Listrik
Pernahkah Anda mendengar kata kuat arus listrik? Coba diingat! Di rumah Anda lampu
menyala disebabkan oleh aliran listrik dalam rangkaian arus bolak-balik. Jika Anda
menghubungkan lampu listrik kecil dan baterai dengan kabel, apa yang terjadi? Lampu akan
menyala, yang disebabkan oleh aliran listrik dalam rangkaian arus searah.

4
Gambar 11.2 Kuat arus listrik ditentukan oleh jumlah muatan yang
menembus luas penampang penghantar tiap detik.

Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar.
Seperti yang akan dibahas lebih lanjut, arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan
arah dengan arah gerak elektron. Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu
penampang dari suatu penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik.
Dengan demikian kuat arus listrik (I) didefinisikan sebagai “jumlah muatan listrik yang menembus
penampang konduktor tiap satuan waktu; atau banyaknya muatan yang mengalir dalam satu detik”,
sehingga secara matematis bisa dirumuskan sebagai :

I = ………………… (11.1)


dengan I = kuat arus (ampere / A)


Q = muatan listrik (coulomb / C)
t = waktu (sekon / s)
Satuan dari kuat arus listrik dalam sistem Internasional (SI) adalah Coulomb/detik atau
Ampere (A). Satu ampere dapat diartikan sebagai satu coulomb muatan yang bergerak melalui luas
penampang lintang dalam interval waktu satu detik. Satuan arus listrik yang lebih kecil sering
dinyatakan dalam miliampere dan mikroampere. Satu miliampere sama dengan 10-3 A, dan
1 mikroampere = 10-6 A.
Dari definisi kuat arus dapat dipahami bahwa makin banyak jumlah muatan listrik (elektron)
yang bergerak, makin besar pula kuat arusnya. Demikian juga makin besar luas penampang
penghantar makin banyak arus elektron yang mengalir. Selain karena pengaruh luas penampang
kuat arus listrik ditentukan juga oleh faktor-faktor lainnya seperti beda potensial listrik pada
penghantar dan jenis penghantar.

5
Contoh Soal:
Jika sebuah kawat penghantar listrik dialiri muatan listrik sebesar 360 coulomb dalam waktu 1
menit, tentukan kuat arus listrik yang melintasi kawat penghantar tersebut ?
Penyelesaian
Diketahui : Q = 360 coulomb
t = 1 menit = 60 sekon
Ditanyakan : I = ………. ?
Jawab :

I =

 
=
 

=6A

Jadi kuat arus listrik (I) itu adalah 6 A.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat dan malah menikmati hasil pancaran sinar
yang dihasilkan oleh serangkaian arus listrik. Tahukah Anda bagaimana aliran listrik itu terjadi? Hal
tersebut terjadi akibat lampu pijar dalam rangkaian listrik tertutup yang berarti bahwa arus listrik
dapat mengalir dari sumber energi (baterai), menuju ke lampu pijar dan berubah menjadi energi
panas dan cahaya. Hal penting yang perlu dilihat baik baterai maupun lampu pijar mempunyai dua
terminal untuk membentuk hubungan tertutup.

Untuk memantapkan pemahaman anda mengenai pengalaman dasar tentang rangkaian listrik
berikut ini kegiatan percobaan yang dapat Anda lakukan secara mandiri maupun terbimbing.
Siapkan semua peralatan dan bahan, lembar pengamatan, dan perbaruhi terlebih dahulu prosedur
biaya dengan cermat agar hasil kegiatan yang anda peroleh benar, akurat dan memuaskan.

Kegiatan Percobaan
Kegiatan ini bertujuan untuk:
1) Menemukan syarat-syarat sambungan lampu pijar dengan baterai agar lampu menyala.
2) Menerapkan percobaan yang dilakukan dalam gambar teknis.
3) Mengidentifikasi bagian-bagian dari lampu pijar.

6
Alat dan Bahan:
• Baterai.
• Lampu Pijar.
• Kabel Sepanjang 15 – 2 cm (dengan ujung tak terbungkus)
• Lembar Kerja (LK).
Langkah kerja:
1. Untuk melakukan percobaan ini Anda mengambil satu baterai satu kabel dan satu lampu pijar.
2. Hubungan yang mana membuat lampu pijar menyala.
3. Hubungan yang mana membuat lampu pijar tidak menyala.
4. Setelah mengetahui no. 2 dan no 3 isilah tabel yang disediakan. Apakah lampu pijar menyala
atau tidak menyala satu dengan cara menduga atau memperkirakannya.
5. Isilah tabel kembali dengan melakukan penjelasan (percobaan) lampu pijar, baterai dan kabel,
dengan menggunakan LK yang ada.
6. Bandingkan hasil pengamatan Anda, hasil pekkiraan dan hasil pengetesan.
Mengapa demikian
LEMBAR KERJA

7
Hasil Pengamatan
Masukkan data-data hasil perkiraan mengenai Lembar Kegiatan (LK) dan juga
masukan data setelah mengetes arus listrik sesuai gambar yang ada pada LK.

Apakah lampu pijar menyala atau tidak?

A. Perkiraan: ………………….. B. Perkiraan: …………………..


Pengetesan: ………………… Pengetesan: …………………

C. Perkiraan: ………………….. D. Perkiraan: …………………..


Pengetesan: ………………… Pengetesan: …………………

E. Perkiraan: ………………….. F. Perkiraan: …………………..


Pengetesan: ………………… Pengetesan: …………………

G. Perkiraan: ………………….. H. Perkiraan: …………………..


Pengetesan: ………………… Pengetesan: …………………

B. Hukum Ohm
Sebagaimana disinggung di muka, arah dari arus listrik berlawanan dengan arah
mengalirnya elektron, ketentuan arah arus ini hanyalah merupakan sebuah kesepakatan. Arus listrik
sebenarnya adalah aliran partikel bermuatan negatif (elektron bebas). Penentuan arah arus ini
didasarkan pada kesepakatan historis, karena mula-mula dianggap bahwa adanya arus listrik pada
logam itu, disebabkan oleh gerakan muatan positif, sedangkan yang sebenarnya yang bergerak
adalah elektron.

8
Gambar 11.3 Arah arus listrik dalam rangkaian

Di alam ini tidak ada bahan isolator maupun bahan konduktor yang sempurna yaitu suatu
bahan yang sama sekali tidak dapat mengantarkan arus listrik, maupun suatu bahan yang tanpa
mempunyai hambatan. Mudah tidaknya suatu arus mengalir pada suatu penghantar dinyatakan
dalam Hukum Ohm. Hukum ini berasal dari hasil percobaan George Simon Ohm (1787 – 1854)
yang menunjukkan adanya hubungan antara arus, beda potensial dan hambatan: “Kuat arus yang
mengalir pada suatu penghantar berbanding lurus dengan beda potensial antar kedau ujung
penghantar tersebut dan berbending terbailk dengan hambatannya”. Secara matematis ditulis:

I= ……………… (11.2)
I = kuat arus (ampere / A)
V = beda potensial (volt / V)
R = hambatan (volt/ampere atau ohm / Ω)
Persamaan 11.2 disebut dengan hukum Ohm dan dalam sistem satuan SI, hambatan
dinyatakan dalam ohm. Berdasarkan hukum di atas satuan hambatan dapat dinyatakan dalam
volt/ampere, di mana I V/A = 1 Ω . Dengan demikian jika beda potensial antara kedua ujung
konduktor adalah 1 volt dan arus yang mengalir = 1 ampere, maka hambatan dari konduktor itu
adalah 1 ohm.
Kegiatan Percobaan
Kegiatan ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara tegangan (V) dan kuat Arus (I)
Alat dan Bahan:
• 3 buah baterai masing-masing 1,5 V
• 3 buah lampu pijar kecil
• kawat nikrom secukupnya
• amperemeter
9
Langkah kerja:
1. Susunlah tiga macam rangkaian seperti pada gambar di bawah ini!

2. Catatlah hasil yang ditunjukkan amperemeter pada setiap percobaan (a), (b) dan (c) pada tabel
pengamatan.
Tabel Hasil Pengamatan

3. Buat grafik hubungan antara tegangan (V) dan kuat Arus (I)

4. Buatlah kesimpulan, dan faktor yang mempengaruhi hasil percobaan.

Menurut hukum Ohm semakin besar tegangan listrik semakin besar pula arus yang mengali
dalam rangkaian. Perbandingan tegangan listrik dengan kuat arus (I) adalah tetap. Hasil bagi ini
dinamakan hambatan listrik atau resistansi. Setiap jenis bahan memiliki hambatan jenis yang
berbeda-beda, makin besar hambatan jenis, makin besar pula hambatan listriknya. Dalam

10
kemampuannya menghantarkan arus listrik, jenis bahan digolongkan menjadi konduktor, isolator
dan semikonduktor.

Baiklah untuk memantapkan pemahaman Anda mengenai konduktor dan isolator berikut ini
Anda akan melakukan beberapa kegiatan percobaan yang dapat Anda lakukan secara mandiri
maupun terbimbing. Siapkan segala sesuatunya baik alat, bahan lembar pengamatan dan pahami
terlebih dahulu langkah kerja dengan cermat agar hasil kegiatan yang anda peroleh benar, akurat
dan memuaskan.

Kegiatan Percobaan
Kegiatan ini bertujuan untuk:.
1) Merancang percobaan untuk menguji apakah suatu benda termasuk konduktor dan isolator.
2) menyelidiki benda-benda yang dapat menghantarkan listirik dan yang tidak.
3) Menjelaskan benda-benda berdasarkan kemampuannya untuk menghantarkan listrik.
Alat dan Bahan:
• Lampu Pijar 3 V (1 buah)
• baterai 1,5 V (1 buah)
• Tempat Lampu (1 buah)
• Kabel Secukupnya
• Mulut Buaya (1 buah)
• Beberapa Jenis Bahan :
o Batang Kayu (1 buah)
o Kayu (1 buah)
o Kertas (1 buah)
o Besi (1 buah)
o Kawat (1 buah)
• Tempat Baterai (1 buah)

Langkah kerja:
1. Rangkailah alat-alat seperti pada gambar dibawah ini :

- +

A B 11
2. Ambilah salah satu jenis bahan tersebut. Misalnya batang plastik, kemudian sambungkan
sehingga membentuk rangkaian tertutup.
3. Apakah lampu menyala? Apakah batang plastik merupakan konduktor atau isolator.
4. Ulangi kegiatan di atas dengan bahan lainnya. Bahan mana yang jika dihubungkan
menyebabkan lampu menyala? Bahan apa yang termasuk konduktor dan bahan apa yang
termasuk isolator?

Tabel Hasil Pengamatan:

Tabel Pengamatan

Keadaan lampu
No Bahan Konduktor Isolator
Menyala Padam

1 Batang Plastik

2 Kayu

3 Kertas

4 Besi

5 Kawat

Catatan :
Berikan tanda V pada kolom yang sesuai untuk setiap jenis bahan

Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan berbagai bahan atau benda yang
pemanfaatannya ditentukan berdasarkan sifatnya yang mudah atau sulit menghantarkan
listrik. Hampir semua bagian dari alat-alat elektronik atau perlengkapan listrik yang mudah
tersentuh tangan atau tubuh kita dibuat dari bahan-bahan yang tidak atau sulit mengalirkan
arus listrik. Misalnya, plastik, karet, kaca, adalah bahan-bahan yang tidak atau sulit
menghantarkan arus listrik. Bahan-bahan ini sering disebut isolator karena sifatnya yang
dapat mengisolasi listrik dari benda-benda lain. Pada bahan isolator elektron-elektron relatif

12
13
Gambar 11.5 Cara pamasangan Amperemeter pada rangkaian

Khusus untuk amperemeter DC Perhatikan bahwa arus listrik harus mengalir masuk ke
kutub positif (+) dan meninggalkan Amperemeter melalui kutub negatif (-). Jika dihubungkan
dengan polaritas terbalik, jarum penunjuk akan menyimpang dalam arah kebalikan. Ini akan
menyebabkan jarum membentur sisi tanda nol dengan gaya yang cukup besar sehingga akan
merusak amperemeter.

Amperemeter merupakan alat untuk mengukur arus listrik. Bagian terpenting dari
Amperemeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya antara medan
magnet dan kumparan berarus. Galvanometer dapat digunakan langsung untuk mengukur kuat arus
searah yang kecil. Semakin besar arus yang melewati kumparan semakin besar simpangan pada
galvanometer. Amperemeter terdiri dari galvanometer yang dihubungkan paralel dengan resistor
yang mempunyai hambatan rendah. Tujuannya adalah untuk menaikan batas ukur amperemeter.
Hasil pengukuran akan dapat terbaca pada skala yang ada pada amperemeter Galvanometer mampu
mendeteksi arus kecil yang melaluinya, dan hambatan Shunt yang dipasang secara pararel antara
keduanya. Hambatan shunt biasanya jauh lebih kecil daripada resistansi galvanometer , tujuannya
untuk menaikan batas ukur amperemeter itu sendiri

Gambar 11.6 Rangkaian hambatan Shunt (Rsh) Amperemeter memperbesar batas ukurnya

Besar hambatan shunt yang dipasang pada amperemeter tersebut adalah

1
R = R
sh
( n − 1) A
............................ (11.3)

14
Dengan R sh
= Hambatan Shunt satuannya Ω

I
n = = Kelipatan batas Ukur
I A

I = batas ukur sesudah dipasang hambatan Shunt

I A
= batas ukur sebelum dipasang hambatan shunt

R A
= Hambatan dalam amperemeter satuannya

Perinsip kerja amperemeter adalah sebagai berikut:

Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik atau yang lebih kita kenal dengan
sebutan gaya lorenz.

Jarum penunjuk

Arus masuk Arus keluar

Gambar 11.7 Prinsip kerja Amperemeter

Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi medan magnet, timbul gaya lorenz yang
menggerakan jarum penunjuk sehingga menyimpang dari kedudukan awalnya. Apabila arus yang
melewati kumparan besar, maka gaya yang ditimbulkan juga akan membesar sedemikian sehingga
penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih lebih besar. Demikian pula sebaliknya,ketika kuat
arus tidak ada maka maka jarum penunjuk akan dikembalikan ke posisi semula oleh pegas.

Bagaimana cara membaca skala pada Amperemeter ?


Dalam pembacaan skala pada ampermeter perlu kehati-hatian, dan ketelitian , karena harus
memperhatikan batas ukur yang digunakan. Misalnya dalam suatu pengukuran kita menggunakan
batas ukur 1 A, pada skala tertulis angka dari 0 sampai dengan 10 . ini berarti saat jarum
amperemeter menunjuk angka 10 kuat arus yang mengalir hanya 1 A. Jika menunjukan angka 5

15
berarti kuat arus yang mengalir 0,5 A. secara umum hasil pengamatan pada pembacaan
amperemeter dapat dituliskan sebagai berikut :

16
Contoh soal:
1. Batas pengukuran maksimum pada sebuah amperemeter sebesar 50 mA yang mempunyai
hambatan dalam 30 ohm. Hitung hambatan shunt yang harus dipasang untuk mengukur arus
pada rangkaian sebesar 3 ampere ?
Penyelesaian:

Diketahui: IA = 50 mA = 0,5 A
RA = 30 ohm
I=3A
Ditanyakan: Rsh = ………….. ?
I 
Jawab : n= = =6
I ,
A

1
R = R
sh
( n − 1) A


= () .30 ℎ

= 6 ohm

2. Beda Potensial atau Tegangan Listrik (V)


Setelah Anda mempelajari arus listrik dan kuat arus listrik, selanjutnya kita akan
mempelajari beda potensial atau tegangan listrik. Untuk mempelajari beda potensial atau tegangan
listrik, coba kita perhatikan sebuah baterai; yang Anda pasti sudah tahu, pada baterai itu terdapat 2
(dua) kutub, yaitu kutub positif dan kutub negatif. Bila kutub positif dan kutub negatif kita
hubungkan dengan kawat penghantar listrik, maka akan mengalir elektron dari kutub negatif
melalui penghubung ke kutub positif. Para ahli telah melakukan perjanjian bahwa arah arus listrik
mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Jadi arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran
elektron.
Seandainya Anda ingin lebih jelas lagi, perhatikan gambar di bawah ini.
Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari kutub
negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub positif dengan kutub
negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif.

17
Gambar 11.8 Perjanjian arah arus listrik

Keterangan: 1. kutub positif (+)


2. kutub negatif (–)
3. arah arus listrik
4. arah gerak elektron
Jadi arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah, sedangkan aliran elektron
mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi. Beda potensial antara kutub positif dan kutub
negatif dalam keadaan terbuka disebut gaya gerak listrik dan dalam keadaan tertutup disebut
tegangan jepit.

3. Voltmeter
Voltmeter adalah alat untuk mengukur tegangan listrik atau beda potensial antara dua titik.
Sama halnya dengan amperemeter, jenis Voltmeter juga ada dua macam yaitu Voltmeter Analog
dan digital baik AC maupun DC.

Gambar 11.9 Volmeter Analog dan digital

18
Voltmeter juga menggunakan galvanometer yang dihubungkan seri dengan resistor. Coba
Anda bedakan dengan Ampermeter! Beda antara Voltmeter dengan Ampermeter adalah sebagai
berikut:
1. Amperemeter merupakan galvanometer yang dirangkai dengan hambatan shunt secara seri,
Voltmeter secara paralel.
2. Hambatan Shunt yang dipasang pada Ampermeter nilainya kecil sedangkan pada Voltmeter
sangat besar.
Bagaimana menggunakan Voltmeter? Menggunakan Voltmeter berbeda dengan
menggunakan Amperemeter, dalam menggunakan Voltmeter harus dipasang paralel pada kedua
ujung yang akan dicari beda tegangannya. Misalkan Anda kan mengukur beda tegangan antara
ujung-ujung lampu pada gambar berikut.

Gambar 11. 9 Rangkaian dengan sumber arus dc.

Anda cukup mengatur batas ukur pada alat dan langsung hubungkan dua kabel dari
voltmeter ke ujung-ujung lampu seperti pada gambar 11.10.

Gambar 11.10 Mengukur tegangan.

19
Untuk memasang voltmeter DC pada suatu rangkaian perhatikan bahwa titik yang
potensialnnya lebih tinggi harus di hubungkan ke kutub positif (+) dan titik yang potensialnya
rendah dihubungkan ke kutub negatif (-) sumber tegangan. Jika di hubungkan dengan polaritas
terbalik, jarum penunjuk akan menyimpang sedikit di kiri tanda nol. Seperti pada saat Anda
menggunakan Amperemeter, jika jarum pada voltmeter melewati batas skala maksimal, berarti beda
potensial yang Anda ukur lebih besar dari kemampuan alat ukur. Sehingga Anda harus
memperbesar batas ukur. Caranya dengan memasang resistor (hambatan muka) secara seri pada
voltmeter. Seperti gambar 11.11.

Gambar 11.11 Rangkaian hambatan muka (Rm) pada Voltmeter


untuk memperbesar batas ukurnya.
Besar hambatan muka yang dipasang pada Voltmeter tersebut adalah:

………………… (11.4)
Dengan R M
= Hambatan muka satuannya Ω

V
N = = Kelipatan batas ukur
V V

V = Batas ukur voltmeter setelah dipasang hambatan muka

V V
= Batas ukur voltmeter sebelum dipasang hambatan muka

R V
= Hambatan dalam Voltmeter

Cara menggunakan voltmeter dan Amperemeter

Tiga hal yang paling penting dalam merangkai voltmeter dan amperemeter, yaitu:

1. Voltmeter dalam posisi paralel dengan beban (lampu atau resistor) dan amperemeter dalam
posisi seri dengan beban.
2. Kutub-kutub baterai, voltmeter, dan amparemeter tidak boleh terbalik (khusus amperemeter DC
dan voltmeter DC)
3. Batas ukur voltmeter maupun amperemeter harus “sedikit” lebih tinggi dari tegangan dan kuat
arus yang melalui beban.
20
Jika batas ukur lebih rendah dari pada nilai yang melalui beban, akibatnya alat ukur akan rusak.
Tetapi jika batas ukur jauh lebih besar daripada nilai yang melalui beban, akibatnya pembacaan
skala menjadi tidak teliti.

Contoh Soal:
Sebuah Voltmeter mempunyai hambatan dalam 3 k Ω, dapat mengukur tegangan maksimal 5 Volt.
Jika ingin memperbesar batas ukur Voltmeter menjadi 100 Volt, tentukan hambatan muka yang
harus dipasang secara seri pada Voltmeter.

Penyelesaian:
Diketahui: Rv = 3 k Ω
Vv = 5 V
V = 100 V
Ditanyakan : Rm = ………. ?
Jawab :
n=


 
=

= 20
Rm = (n – 1) . Rv
= (20 -1) . 3 k Ω
= 57 k Ω

Alat ukur yang Anda pelajari di atas adalah untuk arus searah (dc). Jika ingin digunakan
pada arus bolak-balik harus disesuaikan dengan menambahkan diode. Tetapi Anda tidak akan
mempelajarinya. Biasanya alat yang tersedia di sekolah-sekolah adalah Basic meter. Basic meter
dapat berfungsi sebagai Amperemeter ataupun Voltmeter dengan menggeser colokan yang ada.
Prinsip kerja voltmeter hampir sama dengan amperemeter karena desainnya juga terdiri dari
galvanometer, tapi yang membedakanya adalah hambatan seri atau multiplier. Galvanometer
menggunakan prinsip hukum lorentz, dimana interaksi anatara medan magnet dan kuat arus akan
menimbulkan gaya magnetik. Gaya magnetik inilah yang mennggerakan jarum penunjuk sehingga
menyimpang saat dilewati oleh arus yang melewati kumparan. Makin besar kuat arus akan makin
besar penyimpangannya. Fungsi dari multiplier adalah menahan arus agar tegangan yang terjadi

21
pada galvanometer tidak melebihi kapasitas maksimumnya, sehingga sebagian tegangan akan
berkumpul pada multiplier. Dengan demikian kemampuan mengukurnya menjadi lebih besar.

Agar Anda terampil menggunakan Amperemeter atau Voltmeter Anda dapat melakukan
percobaan yang ada pada kegiatan berikut.

Kegiatan Percobaan
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengukuran kuat arus listrik

Alat dan Bahan:


• bola lampu senter 1 buah
• amperemeter
• 1 buah batu baterai 1,5 V
• kabel penghubung kira-kira 30 cm
Langkah kerja:
1. Rangkaian alat seperti pada gambar di bawah ini.

2. Perhatikan oleh Anda, apakah lampu menyala? Dan apakah jarum amperemeter bergerak
menyimpang.
3. Coba Anda lepaskan salah satu kabel penghubung pada lampu, apa yang Anda lihat?
4. Sambungkan lagi kabel yang Anda lepaskan dan perhatikan alat ukur kuat arus (amperemeter),
apa yang terjadi?

4. Hambatan dan hambatan jenis

22
Hambatan atau resistansi berguna untuk mengatur besarnya kuat arus listrik yang mengalir
melalui suatu rangkaian listrik. Dalam radio dan televisi, resistansi berguna untuk menjaga kuat
arus dan tegangan pada nilai tertentu dengan tujuan agar komponen-komponen listrik lainnya dapat
berfungsi dengan baik. Besar kecilnya hambatan suatu penghantar (R) tergantung kepada jenis
kawat (ρ), panjang kawat (L), dan luas penampang kawat (A), dapat dirumuskan seperti berikut:


R=ρ …………….. (11. 5)
dengan:
R = hambatan( Ω)
ρ = hambatan jenis penghantar (Ω m)
 = panjang penghantar (m)
A = Luas penampang penghantar (m2)

Ηambatan jenis penghantar atau resistivitas (ρ) adalah sifat intrinsik dari bahan konduktor.
Hambatan jenis ini tergantung pada struktur elektron dari bahan dan temperatur. Dengan demikian
konduktor listrik yang baik akan mempunyai hambatan jenis yang sangat kecil dan bahan isolator
yang baik akan mempunyai hambatan jenis yang sangat besar. Satuan hambatan jenis dalam sistem
satuan SI dinyatakan dengan ohm meter. Berikut menunjukkan harga hambatan jenis beberapa
bahan.

Tabel 11.1. Hambatan Jenis Beberapa Zat.

23
Contoh soal:
1. Seutas kawat besi panjangnya 20 meter dan luas penampangnya 1 mm2, mempunyai hambatan
jenis 10-7 ohm meter. Jika antara ujung-ujung kawat dipasang beda potensial 60 volt, tentukan
kuat arus yang mengalir dalam kawat!
Penyelesaian
Diketahui : I = 20 m
A = 1 mm2 = 1 x 10-6 m2
V = 60 V
ρ = 10-7 ohm-meter

Ditanya : I = ...... ?
Jawab : Langkah pertama, selidiki dahulu nilai hambatannya


R=ρ

= (10-7 ohm-meter). (20 m) / (1 mm2 = 1 x 10-6 m2)

= 2 ohm

Berdasarkan hukum Ohm :

I=


=


= 30 A
Jadi, kuat arus yang mengalir dalam kawat adalah 30 A

2. Seutas kawat yang panjangnya 50 cm, luas penampangnya 2 mm2, ternyata hambatannya 100
ohm. Tentukan hambatan jenis kawat tersebut ?
Penyelesaian

Diketahui : I = 50 cm = 0,5 m
A = 2 mm2 = 2 x 10-6 m2
R = 100 Ω
Ditanyakan : ρ = …. .. ?


Jawab : R=ρ

24
"
ρ= R #

= (100 Ω) (2 x 10-6 m2) / (0,5 m)

= 4 x 10-4 Ω m

C. Rangkaian Listrik Seri dan Paralel


Rangkaian listrik dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu rangkaian seri dan rangkaian paralel.
Rangkaian komponen listrik yang disusun secara berderet dengan tidak ada cabang pada sumber
arus listrik disebut dengan rangkaian listrik seri. Pada rangkaian listrik seri, kuat arus yang mengalir
pada setiap rangkaian adalah sama sedangkan beda potensial berbeda. Rangkaian paralel adalah
rangkaian komponen listrik yang disusun secara sejajar sehingga terbentuk cabang diantara sumber
arus listrik. Pada rangkaian paralel arus yang mengalir pada setiap cabang berbeda, sedangkan beda
potensialnya sama.

Untuk menentapkan pemahaman anda mengenai rangkaian seri dan paralel , Anda dapat
melakukan beberapa kegiatan percobaan yang dapat dilakukan secara mandiri maupun terbimbing.
Siapkan segala sesuatunya baik alat, bahan lembar pengamatan dan pahami terlebih dahulu langkah
kerja dengan cermat agar hasil kegiatan yang anda peroleh benar, akurat dan memuaskan.

Kegiatan Percobaan
Kegiatan ini bertujuan
1. Merakit rangkaian seri dan pararel sesuai gambar teknis.
2. Menjelaskan perbedaan antara rangkaian seri dan paralel.
3. Menjelaskan mengapa rangkaian-rangkaian listrik, misalnya dirumah tangga terpasang
paralel.
Alat dan Bahan:
• Papan Alas Rangkaian (1 buah)
• Tempat Baterai (1 buah)
• Baterai (1,5 V) (1 buah)
• Fitting Lampu Pijar (1 buah)
• Lampu Pijar (3V/0,1 A) (1 buah)
• Kabel (1 buah)
• Sakelar (1 buah)
• Tempat lampu pijar (1 buah)
25
• Kabel Merah (1 buah)
• Kabel Hitam (1 buah)

Langkah kerja:
Kegiatan 1 : Rangkaian Listrik Seri
a. Rangkaian Lampu Pijar, Baterai dan sakelar sesuai dengan gambar teknis hubungan seri.

Gambar menunjukkan bagaimana peralatan harus dirakit

Gambar Rangkaian Seri menggunakan KIT IPA


b. Tutuplah saklar dan memperhatikan apa yang terjadi dengan kedua lampu pijar ? dan
bagaimana terang cahaya lampu pijar tersebut?
c. Lepaskanlah salah satu lampu pijat dan catat hasilnya

26
Kegiatan 2 : Rangkaian Listrik Paralel
a. Rangkaian Lampu Pijar, Baterai dan sakelar sesuai dengan gambar teknis hubungan paralel.

Gambar Rangkaian Paralel menggunakan KIT IPA

b. Tutuplah saklar dan memperhatikan apa yang terjadi dengan kedua lampu pjar ? dan bagaimana
terang cahaya lampu pijar tersebut?
c. Bandingkanlah rangkaian seri yang baru dilakukan dengan rangkaian paralel. Apa yang terjadi
? mengapa demikian ?

27
Tabel Hasil Pengamatan

Masukkan data-data hasil percobaan anda dalam bentuk tabel-tabel seperti berikut :
Keadaan Lampu
Langkah Kerja Rangkaian
Seri Paralel

a. Apakah yang terjadi ketika saklar ditutup.

b. Apa pengamatan Anda mengenai terang


cahaya lampu pijar.

c. Apa penyebabnya.

d. Mnurut Anda, apa yang akan terjadi kalau


salah satu lampu pijar dicabut.

e. Coba dengan melepaskan salah satu lampu


pijar dan catat hasil-hasilnya.

Dengan satu sumber energi kita dapat menyediakan energi kepada lebih dari satu konsumen
(lampu pijar). Hal itu dapat kita lakukan dengan memasang dua (atau lebih) lampu pijar berurutan
dalam rangkaian seri atau dengan membuat percabangan, yang berarti rangkaian paralel. Kedua
jenis rangkaian itu mempunyai beberapa sifat yang berbeda. Dalam rangkaian seri lampu pijar akan
kurang terang dibandingkan lampu pijar dalam rangkaian paralel. Dua lampu pijar pada rangkaian
seri mempunyai hambatan dua kali lipat dan oleh karena itu menghasilkan lebih sedikit cahaya.
Dalam rangkaian paralel hanya ada hambatan dari satu lampu pijar dalam setiap cabang rangkaian
dan oleh karena itu setiap lampu pijar mempunyai cahaya yang sama seperti satu lampu pijar dalam
rangkaian tunggal. Dengan kata lain dua lampu pijar paralel akan menghabiskan energi lebih
banyak dalam menghabiskan energi baterai lebih cepat dibandingkan dengan dua lampu pijar yang
dihubungkan seri. Perbedaan lainnya adalah peluang terkena gangguan. Jika satu bagian (lampu
pijar) dalam rangkaian seri rusak, seluruh rangkaian akan terganggu. Jika beberapa lampu pijar
terpasang paralel dan salah satu tidak bekerja, lampu-lampu yang lain tidak terpengaruh, karena
rangkaiannya tidak terganggu. Karena sifat itu maka rangkaian-rangkaian listrik di rumah (stop
kontak, lampu-lampu, dan konsumen energi lainnya) terpasang secara paralel.

28
Beberapa hambatan (resistor) dirangkai untuk tujuan tertentu seperti untuk membagi arus
(memperkecil arus) ataupun membagi tegangan.
1. Rangkaian hambatan Seri
Hambatan pengganti dari beberapa penghambat yang disusun secara seri adalah jumlah dari
masing-masing hambatan. Hambatan pengganti seri (Rs) sama dengan jumlah tiap-tiap hambatan.
Jika terdapat beberapa hambatan misal R1 dan R2 dirangkai secara seri, maka hambatan pengganti
seri (Rs) secara umum dapat ditulis:

Rs = R1 + R2 +…… Rn. …….. (11.6)

v2 _
+
R2
+ +
v _ i1 R1 v1
_

Gambar 11.12 Skema Rangkaian Seri Hambatan

Kuat arus yang melalui tiap-tiap hambatan adalah sama.

I1 = I2 = In = Is. …………… (11.7)

Tegangan pada hambatan pengganti seri (Vs) sama dengan jumlah tegangan pada tiap-tiap
hambatannya.

Vs = V1 + V2 + ….. + Vn …………….(11.8)

Hambatan-hambatan yang disusun seri berguna untuk memperbesar hambatan serta sebagai
pembagi tegangan.

2. Rangkaian Paralel.
Hambatan pengganti paralel dapat dihitung dengan persamaan:
   
= + + …..+ ……………. (11.9)
% & ( *

29
I I

+ I2 I1 +

V V Req
R2 R1
_ _

Gambar 11.13 Skema Rangkaian Paralel Hambatan

Kuat arus yang melalui hambatan pengganti paralel sama dengan jumlah kuat arus yang melalui
tiap-tiap hambatan.

Ip = I1 + I2 + ….. + In ……………. (11.10)

Tegangan pada tiap-tiap hambatan adalah sama dan sama dengan tegangan pada hambatan
pengganti paralel.

V1 = V2 = …….= Vn = Vp ………….. (11.11)


Hambatan-hambatan yang disusun paralel berguna untuk memperkecil hambatan serta sebagai
pembagi arus.

D. Hukum Kirchhoff
1. Hukum I Kirchhoff
Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika arus listrik melalui
percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung ada
tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka akibatnya
arus listrik yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada cabang,
hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus listriknya besar.
Perhatikan gambar percobaan berikut!

Gambar 11.14 Skema Diagram Hukum I Kirchhoff

30
Dari percobaan akan didapatkan bahwa penunjukkan ampere meter A1 sama dengan penjumlahan
penunjukkan A1 dan A3 (lihat gambar 11.14).
Hal tersebut dikenal sebagai hukum I Kirchhoff yang berbunyi: “Jumlah kuat arus listrik yang
masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul
tersebut”.
Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya merupakan hukum kekekalan muatan listrik. Hukum I
Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai:

Gambar 11.15 Kuat arus yang masuk dan keluar dari suatu titik simpul
Contoh Soal:
Ada lima buah percabangan berarus listrik, percabangan berarus listrik masuk yaitu I1 = 10 ampere,
I2 = 5 ampere sedangkan percabangan berarus listrik keluar yaitu I3 = 5 ampere, I4 = 7 ampere
sedangkan I5 harus ditentukan besar dan arahnya, tentukan I5 tersebut!

Penyelesaian:
Σ Imasuk = I1 + I2 = 10 A + 5 A = 15A
Σ Ikeluar = I3 + I4 + I5 = 5 A + 7 A + I5 = 12A + I5 arahnya keluar dari titik percabangan

I1 + I2 = I3 + I4 + I5
15A = 12A + I5
I5 = 15 A – 12 A = 3 A
Jadi I5 = 3 A arahnya keluar dari titik percabangan
31
2. Hukum II Kirchhoff
Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu karena ada rangkaian yang
tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan paralel. Umumnya ini terjadi jika dua
atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan dengan cara rumit sehingga penyederhanaan
rangkaian seperti ini memerlukan teknik khusus untuk dapat menjelaskan atau mengoperasikan
rangkaian tersebut. Hukum II Kirchhoff merupakan solusi bagi rangkaian-rangkaian tersebut yang
berbunyi: “Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan
penurunan tegangan (IR) sama dengan nol”.
Secara matematis dirumuskan:

………….. (11.12)
Perhatikan rangakaian satu loop berikut!

Gambar 11.16 Rangkaian sederhana satu loop


Pada rangkaian sederhana dengan satu loop, arus listrik yang mengalir adalah sama, yaitu I (karena
pada rangkaian tertutup).
Dalam menyelesaikan persoalan di dalam loop perhatikan hal-hal berikut ini!
a. Kuat arus bertanda positif jika searah dengan loop dan bertanda negatif jika berlawanan dengan
arah loop.

b. GGL bertanda positif jika kutub positipnya lebih dulu di jumpai loop dan sebaliknya ggl negatif
jika kutub negatif lebih dulu di jumpai loop.

Misalkan kita ambil arah loop searah dengan arah I, yaitu a-b-c-d-a (lihat gambar 11.16).

32
Kuat arus listrik I di atas dapat ditentukan dengan menggunakan Hukum II Kirchhoff:
Σ ε + Σ IR = 0
– ε1 + ε2 + I (r1 + r2 + R) = 0
Jika harga ε1, ε2, r1, r2 dan R diketahui maka kita dapat menentukan harga I-nya!

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

1. Titik-titik manakah dari baterai dan titik-titik manakah dari lampu pijar yang perlu saling
terhubungkan agar lampu pijar menyala. Apakah perlu ada suatu rangkaian tertutup agar lampu
pijar menyala? Buatlah gambar realistis untuk hal ini.
2. Untuk lebih memahami tentang penggunaan apermeter dan voltmeter, cobalah Anda kerjakan
latihan berikut ini:
a. Tentukan hasil pengamatan yang ditunjukkan oleh amperemeter berikut ini!

b. Gambarkan rangkaian cara mengukur arus listrik dan beda potensial pada lampu
(hambatan) secara bersamaan
3. Sebuah peralatan listrik yang dipakai pada tegangan 220 volt memiliki hambatan 22 ohm.
Tentukan arus listrik yang dipaia peralatan listrik tersebut !
4. Sebuah kawat panjang 10 meter dengan diameter 2 mm dan hambatan jenisnya 3,14 .10-6
ohmmeter. Hitung hambatan kawat tersebut!
5. Perhatikan gambar rangkaian listrik di bawah ini !

Jika hambatan R1 = 8 ohm, R2 = 16 ohm, R3 = 16 ohm, R4 = 8 ohm dan R5 = 12 ohm. Hitung


tegangan antara A dan B !

33
RANGKUMAN
Listrik dinamis mempelajari tentang muatan-muatan listrik yang bergerak, yang disebut
sebagai arus listrik. Arus listrik adalah aliran elektron-elektron melalui suatu penghantar dari
potensial rendah ke potensial tinggi (disebut arus elektron). Perjanjian yang masih berlaku saat ini
menetapkan “Arus listrik sebagai aliran partikel-partikel bermuatan positif melalui suatu
penghantar dari potensial tinggi ke potensial rendah”. Arah aliran arus listrik berlawanan dengan
arah aliran elektron. Kuat arus listrik disefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik yang mengalir
melalui penampang suatu penghantar tiap satuan waktu. Satuan kuat arus listrik dalam SI adalah
coulomb/sekon (C/s) atau disebut Ampere (A). Alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik yang melalui suatu rangkaian listrik adalah amperemeter. Amperemeter harus dipasang
secara seri dengan komponen listrik yang akan diukur kuat arusnya. Kuat arus listrik yang mengalir
melalui suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar, asal
suhu penghantar tersebut tidak berubah. Perbandingan tegangan (V) dengan kuat arus (I) adalah
tetap dan disebut hambatan (R). Satuan hambatan dalam SI adalah volt/ampere (V/A) atau disebut
ohm (Ω). Tidak semua jenis bahan dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Ada bahan yang
dapat menghantarkan arus listrik dengan baik ada pula bahan yang sangat buruk menghantarkan
listrik. Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik pada suatu rangkaian listrik adalah
voltmeter. Voltmeter harus dipasang paralel dengan bagian rangkaian atau komponen listrik yang
akan diukur tegangannya. Hambatan atau lampu dapat dirangkai secara seri, paralel, ataupun
gabungan antara seri dan paralel. Hambatan pengganti seri sama dengan jumlah tiap-tiap hambatan..
Hambatan-hambatan yang disusun seri berguna untuk memperbesar hambatan serta sebagai
pembagi tegangan. Hambatan-hambatan yang disusun paralel berguna untuk memperkecil
hambatan serta sebagai pembagi arus. Hukum Kirchhoff pada rangkaian tertutup dapat digunakan
bila rangkaian tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan paralel.

34
TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Pada suatu rangkaian mengalir arus 0,5 A. Banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui
rangkaian tersebut selama 1 menit adalah ….
A. 50 C
B. 30 C
C. 12 C
D. 10 C
2. Sebuah hambatan listrik dipasang pada sebuah rangkaian listrik dan besarnya arus listrik yang
mengalir 1,75 A. Bila hambatan kawat adalah 20 ohm, maka tegangan antara kedua ujung kawat
adalah ….
A. 2,5 V
B. 3,5 V
C. 4,5 V
D. 5,5 V
3. Bila pada suatu rangkaian listrik terdapat hambatan yang besar, maka ….
A. tegangan berkurang
B. tegangan bertambah
C. kuat arus berkurang
D. kuat arus bertambah
4. Pasangan voltmeter dan ampermeter dalam rangkaian listrik yang benar adalah ….

35
5. Hasil pengukuran yang ditunjukkan Voltmeter berikut adalah ....

A. 50 Volt
B. 40 Volt
C. 30 Volt
D. 10 Volt
6. Seutas kawat yang panjangnya 1 meter dan hambatannya 30 ohm mempunyai luas penampang
0,4 mm2. Hambatan jenis kawat tersebut adalah ….
A. 7,5 x 10-5 Ω m
B. 3,5 x 10-5 Ω m
C. 1,8 x 10-5 Ω m
D. 1,2 x 10-5 Ω m
++(
7. Hambatan jenis emas adalah 0,023 Ω. , artinya ….
+
A. setiap 1m kawat emas yang luasnya 1 mm2 mempunyai hambatan 0,023 Ω
B. setiap 1 mm2 luas penampang kawat emas mempunyai hambatan 0,023 Ω
C. setiap 1m kawat emas mempunyai hambatan 0,023 Ω
D. setiap panjang 1 mm kawat emas mempunyai hambatan 0,023 Ω
8. Pada rangkaian di bawah ini R1 = R2 = R3 , hambatan pengganti yang paling besar adalah pada
rangkaian ….

36
9. Perhatikan gambar berikut ini!

Kuat arus (I) yang mengalir adalah ….


A. 0,03 A
B. 0,12 A
C. 0,3 A
D. 1,2 A
10. Perhatikan gambar berikut ini!

I = 15 A , I1 = 2 A , I2 = 4 A , I4 = I2 , I5 = I1 , kuat arus I3 adalah ….


A. 3 A
B. 5 A
C. 7 A
D. 9 A

37
BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir
bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah
ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Tingkat Penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar


x 100 %
Jumlah soal

Arti Tingkat Penguasaan :


90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda telah berhasil
menyelesaikan bahan belajar mandiri Kegiatan Belajar 1 ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama
bagian yang belum Anda kuasai.

38
KEGIATAN BELAJAR 2

ENERGI DAN DAYA LISTRIK

Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Peryataan ini telah kita kenal
dan kita bahas pada pelajaran tentang energi pada BBM 4. Dengan demikian, energi listrik
bukan hasil ciptaan manusia, tetapi energi listrik dapat timbul dari energi panas dan energi gerak.
Selain itu, energi listrik tidak dapat dimusnahkan, tetapi energi listrik dapat diubah menjadi
energy panas, energy bunyi, atau energi gerak. Berdasarkan penjelasan tersebut, apakah
keuntungan energi listrik itu? Pada BBM ini, kita akan membahas manfaat energi listrik dalam
kehidupan sehari-hari, cara menghitung energi listrik yang terpakai dan alat-alat yang dapat
mengubah energi listrik menjadi energi kalor.

A. Energi Listrik

Energi listrik berguna untuk kita karena dapat dengan mudah diubah menjadi energi
bentuk lain. Misalnya motor listrik merubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi listrik
adalah energi yang ditimbulkan oleh arus listrik pada suatu penghantar yang dapat diubah
menjadi energi bentuk lain.

Beberapa pemanfaatan perubahan energi listrik menjadi energi bentuk lain:

1. Energi listrik menjadi energi kalor, misalnya kompor listrik, setrika listrik, solder listrik, dan
rice cooker.

2. Energi listrik menjadi energi gerak, misalnya bor listrik, kipas angin listrik, dan motor listrik.

3. Energi listrik menjadi energi kimia, misalnya pada proses pengisian akumulator.

4. Energi listrik menjadi energi cahaya, misalnya pada lampu pijar.

Untuk mengalirkan muatan-muatan listrik dalam suatu penghantar, sumber tegangan


mengeluarkan energi listrik. Jika muatan-muatan itu dinyatakan dengan Q coulomb, tegangan

39
listrik yang dihasilkan sumber tegangan dinyatakan dengan V volt dan waktunya t detik, maka
besarnya energy listrik adalah:

W = V . Q …………… (11.13)

Oleh karena Q = I. t, maka bentuk persamaan lain adalah

W = V . I. t …………… (11.14)

Dalam sistem SI, satuan energi adalah volt. Coulomb atau joule (J). Oleh karena V = I. R, maka
persamaan (11.14) dapat ditulis menjadi

W = I. R.I.t atau W = I2. R. t ………… (11.15)

(
Atau W= .t …………………….. (11.16)
,

dengan

W = energi listrik (J)

V = tegangan listrik (V)

R = hambatan listrik (Ω)

I = kuat arus listrik (A)

t = waktu (s)

Contoh Soal:

Kuat arus 10 A mengalir di dalam penghantar yang mempunyai hambatan 20 Ω selama 1 menit.
Berapakah besarnya energi listrik ?

Penyelesaian

Diketahui: I = 10 A

R = 20 Ω

40
t =1 menit = 60 s

Ditanyakan : W = ……… ?

Jawab : W = I2. R. t

= (10 A)2 . (20 Ω). (60 s)

= 120.000 J

Jadi, besarnya energi listrik adalah 120.000 J

1. Energi listrik dapat diubah menjadi energi kalor

Energi listrik lebih mudah digunakan oleh manusia karena energi ini dapat diubah
menjadi energi lain dalam sekejap. Contohnya energi listrik dapat diubah menjadi energi
kalor dan energi mekanik. Dalam sebuah kegiatan, Joule mendapat angka kesetaraan antara
energi mekanik dan energi kalor yang disebut dengan tara kalor mekanik yang besarnya adalah

1 joule = 0,24 kalori atau 1 kalori = 4,2 joule

Dengan demikian, persamaan (11.13), (11.14), (11.15) dan (11.16) dapat ditulis menjadi:

W = 0,24 . V . Q kalori ………. (11.17)

W = 0,24 . V . I . t kalori ……….. (11.18)

W = 0,24 . I2 . R . t kalori ………. (11.19)

-2
W = 0,24 . /
.0 kalori ………...(11.20)

Satuan yang lebih besar untuk energi kalor adalah kilo kalori (kkal). 1 kkal sama dengan
103 kalori.

Kegiatan Percobaan
Kegiatan ini bertujuan untuk menyelidiki perubahan energi listrik menjadi energi kalor

Alat dan Bahan:


• Termometer
• 2 buah Baterai

41
• Kawat penghantar

Langkah kerja:
1. Sedikan sebuah termometer, dua buah baterai, dan kawat penghantar yang halus
2. Lilitkan bagian tengah kawat pada tendon termometer dan hubungkan masing-masing ujung
kawat pada kutub-kutub baterai seperti pada gambar

3. Selama arus mengalir, amati permukaan raksa dalam termometer. Apakah yang terjadi?
Kemudian, pada saat tertentu ukur dan catat suhu yang ditunjukkan oleh termometer serta
waktu pengukurannya.
4. Ulangi kegiatan tersebut, untuk tegangan (jumlah baterai), kuat arus (naik turunnya raksa),
dan pada waktu yang berbeda sehingga tampak jelas perbedaan naik turunnya raksa.
5. Tuliskan hasil pengukuran Anda pada tabel berikut.
Tabel Hasil Pengamatan
No. Tegangan (V)
Kuat arus (I) pada kawat Waktu (t) dalam sekon Suhu (°C)
dari baterai
1. Satu baterai
2. Dua baterai
3. Tiga baterai
4. …………..
5. …………..

6. Tuliskan kesimpulan dari hasil percobaan Anda?

2. Alat-Alat yang Dapat Mengubah Energi Listrik Menjadi Energi Kalor

42
Joule menyatakana bahwa kalor ditimbulkan dalam kawat yang memiliki hambatan besar.
Keadaan ini diterapkan pada beberapa alat listrik, antara lain setrika listrik, alat pemanas air
(water heater), pengering rambut (hair dryer), kompor listrik, dan solder listrik.

Gambar 11.17 Alat-alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi kalor

Bagian utama sebuah alat pemanas dinamakan elemen pemanas yang terbuat dari bahan nikel
dan krom (disingkat: nikron). Bahan ini memiliki kemampuan berpijar secara terus-menerus
tanpa mengoksidasi.

Contoh soal:
1. Berapa energi kalor yang dihasikan oleh sebuah kompor listrik dengan elemen pemanas
dari hambatan 100 ohm yang dilakukan arus sebesar 10 ampere selama 2 menit?
Penyelesaian:
Diketahui : R = 100 Ω
I = 10 A
t = 2 menit = 120 s
Ditanya : W =?

43
Jawab : Wkalor = 0,24 . I2 . R . t
= 0,24 . (10)2 . 100 . 120
= 288. 000 kalori
= 288 kkal

B. Daya Listrik

Daya listrik adalah laju energi listrik yang dipindahkan atau energi listrik tiap satuan waktu.
Daya listrik dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
1
P= ……………(11.21)

P=V.I ………(11.21)

P = I2. R …………. (11.22)

(
P= ……………. (11.23)
,
P = daya listrik (Watt)
Dalam sistem SI , daya listrik dinyatakan dalam Joule per detik atau watt. Satuan yang lebih
besar adalah 1 kilowatt = 103 watt dan 1 megawat = 106 watt.
Jadi 1 watt = 1 joule/sekon
1 joule = 1 watt sekon

Energi listrik juga dinyatakan dalam kWh (kilo watt hours)


1 kWh = 1 kWh x 1 joule
= 1 kWh x 1 jam
= 1000 watt x 3600 sekon
= 3.600.000 watt sekon
Jadi 1 kWh = 3,6 x 106 joule

Contoh soal:
1. Kuat arus listrik sebesar 2 ampere mengalir dalam konduktor yang berhambatan 5 ohm
selama 5 menit. Hitunglah:
a. Energi listrik
44
b. Energi kalor yang timbul
c. Daya listrik

Penyelesaian:

Diketahui : I = 2A

R=5Ω

t = 5 menit = 300 detik

Ditanyakan : a. Wlistrik = ?

b. Wkalor = ?

c. P =?

Jawab:

a. Wlistrik = I2 . R . t
= 22 . 5 . 300
= 6.000 joule
b. Wkalor = 0,24 . Wlistrik
= 0,24 . 6.000
= 1.440 kalori = 1,44 kkal
c. P = I2 . R
= 22 . 5
= 20 watt

Perhitungan Pemakaian Energi Listrik (Rekening Listrik)

Setiap bulan, semua pelanggan listrik PLN harus membayar biaya pemakaian energi
listrik sesuai dengan banyaknya energi listrik yang dikonsumsi. Dalam hal ini biasanya energi
listrik yang diperhitungkan dinyatakan dalam satuan kilowatt-jam atau kilo watt-hour disingkat
kWh. 1 kWh adalah jumlah energi yang dipakai oleh sebuah peralatan listrik yang berdaya 1
kilowatt selama 1 jam. Banyaknya energi listrik yang digunakan dapat dibaca pada gardu rumah
(meteran listrik).

Pemakaian energi listrikk selama sebulan dapat diketahui melalui meteran listrik itu. Kemudian,
dengan tarif listrik tertentu, misalnya sekitar Rp 180,00/kWh, pihak PLN ataupun kita dapat
45
mengetahui besar biaya pemakaian energi listrik selama sebulan. Biaya pemakaian energi listrik
inilah yang harus kita bayarkan secara rutin setiap bulan pada PLN, yang sering kita sebut
rekening listrik.

Pada kenyataannya, tarif listrik itu tidak sama untuk semua gedung atau kepentingan. Secara
umum perbedaan tarif listrik dapat dibedakan atas tiga kriteria, yaitu tarif listrik untuk rumah
tangga, badan sosial (yayasan yatim piatu), dan pabrik atau industri.

Contoh soal:

1. Pada sebuah rumah, penghuninya menggunakan pesawat listrik sebagai berikut.


a. TV dengan daya 350 watt dinyalakan selama 12 jam/hari
b. Radio dengan daya 15 watt dinyalakan selama 10 hari/jam
c. Lemari es dengan daya 350 watt dinyalakan selama 18 jam/hari
d. Pompa air dengan daya 250 watt dinyalakan selama 4 jam/hari
e. Mesin cuci dengan daya 500 watt dinyalakan selama 5 jam/hari

Berapakah biaya rekening listrik yang harus dibayar selama 1 bulan (30 hari) jika 1 kWh Rp
180,00 dan biaya pelanggan Rp 3.500,00?

Penyelesaian:

Diketahui:

a. TV, P = 350 watt, t = 12 jam


b. Radio, P = 15 watt, t = 10 jam
c. Lemari es, P = 350 watt, t = 18 jam
d. Pompa air, P = 250 watt, t = 4 jam
e. Mesin cuci, P = 500 watt, t = 5 jam

Biaya 1 kWh sebesar Rp 180,00

Biaya pelanggannya sebesar Rp 3.500,00

Ditanyakan: Biaya rekening selama 30 hari = ?

46
Jawab:

W=P.t

a. TV W = 350 . 12 = 4.200 Wh
b. Radio W = 15 . 10 = 150 Wh
c. Lemari es W = 350 . 18 = 6.300 Wh
d. Pompa air W = 250 . 4 = 1.000 Wh
e. Mesin cuci W = 500 . 5 = 2.500 Wh
Jumlah =14.150 Wh

2.
Energi dalam kWh =
. 314

= 14,15 kWh

Biaya rekening = W x Rp 180,00

= 14,15 x Rp 180,00 = Rp 2.547,00

Biaya rekening selama 30 hari adalah

(30 x Rp 2547,00) + biaya pelanggan

Rp 76.410 + Rp 3.500,00 = Rp 79.910,00

Jadi, biaya rekening untuk satu bulan adalah Rp 79.910,00.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!
1. Suatu elemen pemanas listrik mempunyai hambatan 20 Ω dan dialiri arus 2 A selama 1 menit.
Berapah energi listrik yang digunakan ?
2. Pada sebuah lampu tertulis 25 W, 220V. Berdasarkan data tersebut, tentukan hambatan dalam
lampu tersebut ?
3. Suatu alat pemanas mempunyai hambatan 5 kilo ohm, dialiri arus listrik 2 A selama 2 jam.
Berapaka energy listrik yang dipakai ?
47
4. Sebuah rumah memakai 4 lampu 20 watt, 2 lampu 60 watt, dan TV 60 watt. Setiap harinya
dinyalakan rata-rata 8 jam. Jika energy listrik setiap kWh-nya Rp.111,30. Berapakah biaya
yang harus dibayar selama 1 bulan (30 hari) ?

RANGKUMAN

Energi listrik adalah energi yang ditimbulkan oleh arus listrik pada suatu penghantar yang
dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Energi listrik yang diberikan oleh suatu sumber
tegangan untuk mengalirkan arus listrik pada suatu penghantar yang terdapat hambatannya
(
selama selang waktu tertentu dinyatakan dengan: W = V. I. t, atau W = I2. R. t, atau W = .t .
,

Energi listrik dapat diubah menjadi energi bentuk lain, misalnya energi panas (kalor), energi
gerak, energi kimia dan energi cahaya Energi 1 joule dapat menimbulkan kalor sebesar 0,24
kalori atau 1 joule = 0,24 kalori. Besar energi kalor yang dihasilkan oleh perubahan energi listrik
dalam satuan kalori adalah W = 0,24 I2. R. t. Daya listrik adalah energy listrik yang dilepaskan
muatan listrik tiap satuan waktu.

TES FORMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Sebuah alat listrik mempunyai hambatan 5 Ω dialiri arus 2A selama 1 jam. Energi listrik
yang digunakan sebesar…
A. 3.600 joule
B. 7.200 joule
C. 36.000 joule
D. 72.000 joule
2. Dalam satuan internasional (SI), satuan energi listrik adalah…
A. Kalori
B. Joule
C. Watt jam
D. kWh

48
3. Sebuah resistor yang dialiri arus listrik 2A selama 5 menit menyerap energi 4.800 joule,
maka besar hambatan resistor tersebut adalah….
A. 2 Ω
B. 4 Ω
C. 5 Ω
D. 8 Ω
4. Sebuah pemanas dihubungkan dengan sumber tegangan 20 V. jika pemanas itu mempunyai
hambatan 4 W, maka energi listrik yang diberikan selama 10 menit adalah…
A. 60.000 joule
B. 40.000 joule
C. 6.000 joule
D. 4.000 joule
5. Sebuah sumber tegangan 6 Volt dapat mengalirka arus 2A. jika besar energi yang
dikeluarkan sumber tegangan adalah 216 kJ, maka lamanya arus mengalir adalah…
A. 50 menit
B. 2,5 jam
C. 3 jam
D. 5 jam

6. Sekering adalah alat yang digunakan untuk….


A. Membatasi arus listrik
B. Memperkecil arus listrik
C. Memperbesar arus listrik
D. Memutus arus listrik
7. Sebuah setrika listrik bertuliskan 220 V, 440 W. hal ini berarti bahwa setrika itu
memerlukan…
A. Energi 440 joule/menit dan arus 2A
B. Energi 440 joule/menit dan arus 0,5A
C. Energi 440 joule/sekon dan arus 2A
D. Energi 440 joule/sekon dan arus 0,5A

49
8. Seterika listrik dipasang pada tegangan 220 Volt dan kuat arus 2,5 A. daya yang
digunakannya selama 1 jam adalah…
A. 550 W
B. 88 W
C. 55 W
D. 45 W
9. Pemakaian daya listrik dirumah dengan tegangan 220 V dibatasi besarnya oleh pemutus
daya dengan spesifikasi 4A, daya maksimum yang dapat digunakan adalah…
A. 880 W
B. 440 W
C. 100 W
D. 55 W
10. Sebuah kompor listrik 220 V, 2 kW digunakan selama 10 jam. Bila biaya pemakaian listrik
Rp 200,-/kWh, maka biaya pemakaian kompor listrik tersebut selama sebulan adalah…
A. Rp. 40.000
B. Rp. 80.000
C. Rp. 100.000
D. Rp. 120.000

BALIKAN DAN TINDAK LANJUT

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian
akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus
di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Tingkat Penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar


x 100 %
Jumlah soal

50
Arti Tingkat Penguasaan :
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda telah berhasil
menyelesaikan bahan belajar mandiri Kegiatan Belajar 2 ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama
bagian yang belum Anda kuasai.

51
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1
1. C
2. B
3. C
4. D
5. C
6. D
7. A
8. A
9. C
10. A

Tes Formatif 2
1. D
2. B
3. B
4. A
5. D
6. A
7. C
8. A
9. D
10. D

52
GLOSARIUM

Amperemeter Alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang
melalui suatu rangkaian listrik
Arus Listrik : Aliran partikel-partikel bermuatan positif melalui suatu
penghantar dari potensial tinggi ke potensial rendah
Daya listrik : Laju energi listrik yang dipindahkan atau energy listrik tiap
satuan waktu
Energi listrik energi yang ditimbulkan oleh arus listrik pada suatu
penghantar yang dapat diubah menjadi energi bentuk lain.

Isolator : Suatu bahan yang sukar menghantarkan arus listrik

Konduktor : Suatu bahan yang mudah menghantarkan arus listrik


Rekening listrik : Hitungan pembayaran energi listrik yang secara periodik
dilakukan (biasanya sekali dalam sebulan)
Voltmeter Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik
yang melalui suatu rangkaian listrik

53
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2005). Ilmu Pengetahuan Alam-Fisika. Jakarta: Dirjen Dikdasmen

Giancoli, D.C. (2004). Physics volume I. New Jersey : Prentice Hall

Halliday, D., Resnick, R. (1997). Physics , terjemahan: Patur Silaban dan Erwin Sucipto. Jakarta:
Erlangga.

Hewitt, Paul G .(1993). Conceptual Physics. Seventh Edition. Harper CollinsCollege Publisher

Slamet, A., dkk. (2008). Praktikum IPA. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Soejoto dan Sustini, E. (1993). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Dirjen Dikti Depdiknas.

Sunardi. (2006). Pendalaman Kompetensi IPA-Fisika untuk SMP/MTs Kelas IX. Bandung:
YRAMA WIDYA.

Tim Seqip. (2007). Buku IPA Guru Kelas VI. Dirjen Dikdasmen Depdiknas, Jakarta

Tipler, P.A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

Zaelani,A., Cunayah, C., Irawan, E.I.(2006).Bimbingan Pemantapan Fisika untuk SMA/MA.

Bandung: YRAMA WIDYA

Wellington, J.J. (1989). Beginning Science Pyisics. Oxford University Press

54

You might also like