Professional Documents
Culture Documents
LP - Stase Nifas - Rosidah
LP - Stase Nifas - Rosidah
LP - Stase Nifas - Rosidah
Laporan Pendahuluan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada Stase
Nifas Fisiologis
Oleh:
ROSIDAH SOLIHAH
NIM 522023117
i
LAPORAN PENDAHULUAN
Mengetahui,
Annisa Ridlayanti,S.Keb.,Bd.,M.Keb
NPP : 2009240285027
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Pendahuluan
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Penulisan Laporan Pendahuluan Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam
Stase Nifas. Program Studi Profesi Bidan Universitas Aisyiyah Bandung.
Penyusun
Rosidah Solihah
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dapat terjadi sulit BAB (konstipasi) karena ketakutan akan rasa sakit,
laki-laki kurang dari 5x/minggu atau selama lebih dari 3 hari tidak
keras) pada saat defekasi lebih dari 25% dari normal dan defekasi terjadi
dua kali atau lebih sedikit per minggu, dan pada saat defekasi pasien
Hasil penelitian Health Study Kohort tahun 2019, dari 62.031 jumlah
1
2
lamanya penyembuhan luka jahitan, dan ambeien (Laili & Nisa, 2019).
pola makanan sehat. Tidak hanya baik secara unsur tapi juga harus halal
psikologi, dan ruhani, serta sosial benar-benar terwujud dalam tubuh. Al-
sebelum hamil. Kebutuhan gizi ibu nifas jika terpenuhi dapat bermanfaat
2019).
tahun P2A0 8 hari postpartum dengan mengeluh 3 hari belum BAB dan
Kusumahningrum
B. Tujuan Kegiatan
Tujuan dalam kegiatan laporan pendahuluan ini yaitu untuk mengetahui
asuhan kebidanan nifas fisiologis dengan keluhan ibu belum BAB 3 hari
dan perut terasa begah /konstipasi di TPMB Titin Kusumahningrum
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Nifas
1. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa sejak bayi lahir dan plasenta
telah keluar dari rahim, hingga enam minggu berikutnya, diikuti dengan
masa nifas atau yang disebut juga masa postpartum ialah masa setelah
6–8 minggu.
4
c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
(Prawiroharjo, 2018).
a. System Reproduksi
lemak.
Protein utama didalam air susu ibu laktal bumin, dan kasein
7
alveoli. Asam amino esensial dari darah, dan asam amino non
Tetapi besi didalam air susu manusi absorbsinya lebih baik dari
pada besi didalam susu sapi. Simpanan besi itu tampaknya tidak
adrenal.
hipofisis.
oleh :
b) Iskemia Miometrium.
c) Otolisi miometrium.
secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa
Pembagian lokia:
mati.
ini tetap berada dalam keadaan kendur vagina dan pintu keluar
menonjol.
kehamilan tersebut.
b. Sistem Pencernaan
c. Sistem Perkemihan
waktu 4 jam, lakukan katerisasi dan bila jumlah residu > 200
volume urin < 200 ml, kateter dibuka dan pasien diharapkan
2019).
e. Sistem Endokrin
1) Hormon plasenta
(Astuty, 2019).
2) Hormon pituitary
4) Hormon oksitosin
2018).
b. Sistem Kardiovaskuler
c. Sistem Pernapasan
(Pratiwi, 2019).
d. Sistem Hematologi
a. Pemberian Oksitosin
terutama pada persalinan lama. Involusi uterus juga akan menjadi lebih
2018).
b. Mobilisasi Dini
posisi ibu berbaring, miring, duduk sampai ibu dapat berdiri sendiri.
c. Pijat Oksitosin
hormon lain yang membuat ibu lebih nyaman dan rileks, serta
d. Pijat Endorfin
uteri pada ibu postpartum tidak ada perbedaan involusi uterus secara
signifikan pada ibu dengan pijat payudara dan ibu dengan pijat
f. Senam Nifas
kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu
setelah melahirkan Ibu tidak perlu takut untuk banyak bergerak, karena
secara horizontal pada perut ibu untuk menentukan jarak antara fundus
uteri dan simpisis pubis ataupun dapat dilakukan menggunakan pita ukur
2010). Perubahan tinggi fundus uteri pada masa nifas dapat dilihat pada
1) Identitas
a) Nama : Menurut Varney (2010) pengajian nama klien
bertujuan untuk dapat mengenal atau memanggil nama ibu
dan untuk mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama.
b) Umur : Umur perlu dikaji guna mengetahui umur klien yang
akan diberikan asuhan. Dalam kurun waktu reproduksi sehat,
dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan
adalah 20-30 tahun (Varney, 2010). Sedangkan menurut
Sulistyawati (2014) pengajian umur bertujuan untuk
mengetahui adanya faktor risiko (usia < 20 tahun, alat
reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.
Bila > 35 tahun meningkatkan risiko diabetes gestasional,
hipertensi gestasional, kelahiran prematur, BBLR,
ketidaknormalan kromosom, dan keguguran). Usia seseorang
dapat mempengaruhi keadaan kehamilannya. Bila wanita
tersebut hamil pada masa reproduksi, kecil kemungkinan
untuk mengalami komplikasi dibanding wanita yang hamil di
bawah usia reproduksi ataupun di atas usia reproduksi (umur
kurang dari 18 tahun dan lebih dari 35 tahun) (Resmaningsih,
2014).
c) Agama : Agama dalam hal ini berhubungan dengan
perawatan penderita yang berkaitan dengan ketentuan agama.
Antara lain dalam keadaan yang gawat ketika memberi
pertolongan dan perawatan dapat diketahui dengan siapa
harus berhubungan, misalnya agama islam harus memanggil
ustad, dan sebagainya. Hal tersebut dikemukakan oleh Jannah
(2014).
d) Pendidikan : Menanyakan pendidikan tertinggi yang klien
tamatkan. Informasi ini membantu klinis memahami klien
sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca
tulisnya. Menurut Jannah (2014) pendidikan dikaji untuk
mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan
24
b. Data Subyektif
1) Alasan Kunjungan : Dikaji untuk mengetahui alasan wanita
datang ke tempat bidan/ klinik, yang diungkapkan dengan kata-
katanya sendiri. Tujuan kunjungan biasanya untuk mendapatkan
diagnosis ada/tidaknya. Penyebab klien datang ke PMB yaitu
datang untuk memeriksakan kehamilannya di trimester III. Alasan
wanita datang ke tempat bidan/klinik, yang diungkapkan dengan
kata-katanya sendiri (Jannah, 2014). Menurut Varney (2007)
Apakah alasan kunjungan ini karena ada keluhan atau hanya
untuk memeriksakan kehamilannya.
2) Keluhan Utama : Alasan kenapa klien datang ke tempat bidan.
Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien serta
menanyakan sejak kapan hal tersebut dikeluhkan klien.
Mendengarkan keluhan klien sangat penting untuk pemeriksaan.
3) Riwayat Kesehatan : Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita
gunakan sebagai penanda (warning akan adanya penyulit).
Riwayat Kesehatan ini meliputi riwayat kesehatan klien sekarang
25
Penolong
Menyusu
BB Bayi
Penyulit
Penyulit
Tempat
Tab Fe
ASI-E
Alkon
Lama
Lama
Vit A
Sumber: Sulistyawati Ari dkk, (2014).
5) Riwayat pernikahan
a) Lama menikah : Seorang perempuan dikatakan sebagai
primigravida primer jika baru mendapatkan kehamilannya
setelah 5 tahun menikah tanpa menggunakan alat kontrasepsi
dan tanpa hambatan dalam melakukan hubungan seksual.
Batas ideal untuk kehamilan setelah menikah yakni 2 tahun.
b) Jumlah anak : Jumlah anak ideal hanya sampai kehamilan
ketiga, kehamilan kelima sudah termasuk grandemultipara,
dan harus diwaspadai terhadap perdarahan postpartum, umur
anak diatas 5 tahun tergolong primigravida tua sekunder
(Manuaba, 2012).
6) Riwayat KB : Metode kontrasepsi yang biasa digunakan wanita
dan kapan metode kontrasepsi ini dihentikan (Indrayani, 2011).
7) Status Imunisasi TT : Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu
hamil guna memberikan kekebalan pada janin terhadap infeksi
tetanus (tetanus neonatorum) pada saat persalinan, maupun
postnatal (Hani, dkk 2011). Pemberian imunisasi pada ibu hamil
harus didahului dengan skrining untuk mengetahui jumlah dosis
(dan status) imunisasi TT yang telah diperoleh selama hidupnya.
27
(4) Leher
Ibu nifas dengan pembesaran kelenjar tiroid berhubungan
dengan gangguan fungsi kelenjar tersebut (Manuaba, 2012).
(5) Payudara
31
(6) Perut
Ada tidaknya bekas luka operasi atau operasi lainnya yang
dapat menjadi lokus minoris resistensi. makin membesar
sesuai usia kehamilan, hiperpigmentasi kulit seperti linea alba
dan striae gravidarum akibat pengaruh malanocyte
stimulating hormone, terdapat bekas luka insisi atau tidak,
ukuran TFU, ukuran diatesi rekti, involusi uteri.
(7) Genetalia
Pengeluaran fluor karena infeksi dengan diagnosis banding
trikhomonas vaginalis atau kandida albikans serta infeksi
vaginosis bakterialis dan kondisi lochea
(8) Ekstremitas
Adanya varises sering terjadi karena kehamilan berulang dan
bersifat herediter. Edema tungkai sebagai tanda
kemungkinan terjadinya preeklamsi, bendungan akibat kepala
sudah masuk PAP dan tekanan pada vena cava inferior.
b) Palpasi
(1) Leher
Bendungan vena diakibatkan akibat penyakit jantung.
Perhatikan keadaan keadaan lain seperti kelenjar tiroid dan
pembengkakan kelenjar limfa.
(2) Payudara
Payudara teraba atau tidak benjolan abnormal, setelah bulan
pertama suatu cairan berwarna kekuningan (kolostrum)
diproduksi oleh kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan air susu belum dapat
diproduksi karena prolaktin ditekan oleh PIH (Saifuddin,
2009:179).
(3) Ekstremitas
32
2. Asessment
Bidan melakukan analisis data yang diperoleh pada pengkajian.
Menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosis
dan maslah kebidanan yang tepat sesuai kondisi klien. Pada langkah ini, kita
mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan
diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan
waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi
benar-benar terjadi. Langkah ini sangat penting dalam melakukan asuhan
yang aman.
3. Rencana Tindakan
Pelaksanaan asuhan yang dilakukan sesuai dengan apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, dari
33
kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, apa yang akan terjadi
berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu
merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial
ekonomi, kultural, atau masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan
terhadap klien tersebut harus mencakup setiap hal yang berkaitan dengan
semua aspek asuhan kesehatan.
4. Pelaksanaan
Berdasarkan evidence based bidan melakukan rencana asuhan kebidanan
secara komprehensif, efektif, efisien dan aman kepada pasien atau pasien
dalam bentuk upaya promotif, prefentif, akuratif dan rehabilitative. Asuhan
dapat dilakuakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
Pada langkah ini, dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisen
dan aman. Pada langkah ke-6 ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, sebagian lagi oleh
klien, atau anggota tim lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap
memikul tanggung jawab untuk melaksanakan rencana asuhannya (misal
memastikan langkah tersebut benar-benar terlaksana). Meskipun bidan
berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami
komplikasi, bidan tetap bertanggung jawab dalam manajemen asuhan klien
untuk terlaksananya rencana asuhan bersama. Manajemen yang efisien akan
menyingkat waktu dan biaya, serta meningkatkan mutu dan asuhan klien. Kaji
ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakannya (Hani dkk, 2010).
5. Evaluasi
Bidan akan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan
untuk melihat ke efektifan yang diberikan sesuai dengan perubahan kondisi
klien secara bertahap.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian
yang memperjelas proses pemikiran yang memengaruhi tindakan, serta
berorientasi pada proses klinis. Oleh karena proses manajemen tersebut di
34
dalam situasi klinis dan dua langkah terakhir bergantung pada klien dan
situasi klinis, maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam
tulisan saja (Hani dkk, 2010).
a. Pengertian
kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu
setelah melahirkan Ibu tidak perlu takut untuk banyak bergerak, karena
dan manfaatnya sama, berikut ini merupakan metode senam yang dapat
melalui hidung tahan hingga hitungan ke-5 atau ke-8 dan kemudian
Maryunani A, 2017)
dan ulangi gerakan hingga 5-10 kali setiap pagi dan sore.
2017)
4) Hari keempat
Sikap tubuh bagian atas terlentang dan kaki ditekuk ±45º kemudian
salah satu tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ±45º
dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5. Lakukan gerakan tersebut
2017)
5) Hari kelima
Sikap tubuh berbaring terlentan, salah satu lutut ditekuk ±45º, lengan
secara bergantian dengan kaki dan tangan yang lain. Lakukan hingga
2017)
6) Hari keenam
2017)
gangguan fisikis yang terjadi jika strs tidak terkendali adalah pencernaan
yang tidak lancar, hormone yang keluar setelah melahirkan membuat ibu
cemas dan tegang. Selain itu, saat mendengarkan Al Qur’an tekanan darah
2018).
gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat
39
masuk ke dalam otak melalui area pendengaran. Dari kokhlea sinyal ayat-
0,001 < 0,05). Terapi murottal Al-Qur’an dapat digunakan sebagai salah
datang dan ketegangan urat syaraf reflektif dapat menurun sebesar 97%
(Bahrir, 2020).
41
D. Pathway Nifas
Rasangan hormone
Endokrin, estrogen Perubahan hormone
dan progesterone
DAFTAR PUSTAKA