Professional Documents
Culture Documents
Klasifikasi BKI Academy Naval
Klasifikasi BKI Academy Naval
Klasifikasi BKI Academy Naval
KLASIFIKASI KAPAL
• Bertujuan untuk menentukan bahwa sebuah kapal telah dibangun
sesuai dengan peraturan tertentu dari sebuah Badan Klasifikasi
• Klasifikasi dinyatakan dalam character class dan class Notation
For Naval term of "Classification" essentially means the :
– examination of design documents, construction plans and material specifications in comparison with
the applicable Rules, Guidelines and Regulations
– supervision of construction/fabrication of new buildings or conversions
– supervision of ships in service by regular surveys in order to ascertain that a condition is maintained,
which complies with Class requirements.
Classification covers the ship's hull and machinery including electrical installations as well as special
equipment as far as agreed in the building specification between the Naval Administration and the
Shipyard.
Classification aims primarily at ensuring reliability of the hull structure and machinery systems on board
resulting in an adequate level of safety of personnel and environmental protection.
However, Classification is not intended to ensure the effectiveness of the intended missions
Naval Ship
A naval ship is a vessel designed and operated for naval and related activities commanded by a Navy or
Coast Guard.
KETENTUAN KEWAJIBAN KLASIFIKASI SESUAI SOLAS
Confidentiality
BKI maintains confidentiality with respect to all documents and other kinds of information
received in connection with the orders entrusted to BKI and shall comply with the security
procedures agreed upon with the Naval Administration.
BKI will instruct its personnel engaged in a naval project to follow the security procedures,
including the necessary safe handling and storage of confidential information and
documentation as agreed upon with the Naval Administration.
Apart from the Class Certificate, any other documentation of significance for
Classification is to be kept on board and made available to the Surveyor such as :
– reports on surveys previously performed
– approved drawings and other documentation containing particulars or
instructions of significance in respect of the Classification requirements (e.g. use
of higher strength hull structural steel or lists of spare parts)
Weapons and other systems for military use are exempted from Classification,
However, any changes in such systems that may affect the safety of operations
and hence validity of the ship's Class, including its classified installations, shall be
notified to BKI in due course.
Ketentuan kewajiban klasifikasi menurut peraturan Indonesia
UU No.17 th.2008 tentang Pelayaran
Ketentuan Pengkelasan kapal sesuai PM 7 Th. 2013 tentang kewajiban
klasifikasi kapal bendera Indonesia
PENGKLASIFIKASIAN KAPAL
Kapal diklasifikasikan berdasarkan tanda kelas dan notasi
Class Notation
Class Notation terdiri dari type notasi kapal, qualifier, notasi special/adisional
Tanda Kelas (Class Character)
Symbol Pengawasan Konstruksi
Lambung, instalasi mesin dan perlengkapan jangkar telah dibangun:
- dibawah pengawasan BKI mengacu Rules BKI pada saat dibangun digalangan dan/atau ditempat
subkontraktor yang memasok komponen/bagian kapal
- material serta komponen memenuhi Peraturan Konstruksi BKI dan dilengkapi dengan sertifikat
dari BKI.
Lambang diberikan kepada kapal dimana prosedur pemberian kelasnya selain ✠, (✠) ✠ tetapi dianggap masih
memenuhi ketentuan BKI
Untuk lambung yang telah dibuktikan bahwa pelaksanaan perhitungan subdivisi dan stbilitas damage telah tersedia
dilaksanakan atau
Symbol Kelas
Lambung
A100
Lambung kapal seluruhnya memenuhi persyaratan Peraturan Konstruksi BKI atau peraturan
lain yang dianggap setara.
A90
Lambung kapal tidak seluruhnya memenuhi persyaratan Peraturan Konstruksi BKI namun
Kelas tetap dapat dipertahankan untuk periode yang lebih perpendek dan/atau dengan selang
waktu survey yang lebih pendek.
(Angka 90 menggambarkan kondisi perawatan kapal terhadap ketentuan teknik dari BKI rule
dengan memperhatikan toleransi korosi)
Mesin
SM
Instalasi mesin termasuk instalasi listrik memenuhi persyaratan Peraturan Konstruksi
BKI atau peraturan lainnya yang dianggap setara.
A-SM
Instalasi mesin termasuk instalasi listrik untuk kapal tanpa penggerak sendiri dan
unit apung lainnya memenuhi persyaratan Peraturan Konstruksi BKI atau peraturan
lain yang dianggap setara.
Symbol Anchoring Equipment
(I) Kapal yang perlengkapan jangkarnya yaitu jangkar, rantai jangkar dan mesin jangkar memenuhi persyaratan
Peraturan Konstruksi BKI.
Tanpa karakter
Tanpa perlengkapan jangkar, khususnya untuk tongkang tidak berawak tidak diberi tanda perlengkapan.
(IL) or (IF) Tanda Kelas perlengkapan jangkar untuk kapal ikan sesuai dengan “Rules for Fishing Vessels”.
(Isp) Perlengkapan jangkar untuk kapal Khusus sesuai Tabel 13.1 “Rules for High Speed Vessel”.
Daerah pelayaran
- Symbol untuk Daerah Pelayaran
Kapal yang dibangun sesuai dengan Peraturan Konstruksi untuk daerah Pelayaran
Samudera tidak terbatas, tidak diberi tanda Notasi daerah pelayaran. Kapal yang
dibangun sesuai dengan Peraturan Konstruksi untuk daerah pelayaran yang dibatasi,
akan diberi Notasi Daerah pelayaran terbatas yang ditambahkan pada Tanda
Kelasnya.
Daftar Character class dan Notasi secara lengkap dapat dilihat pada guideline for class
notation vol.0
Daerah Pelayaran Terbatas
P,L,T,D (Untuk kapal samudera dan pedalaman)
L (Pelayaran Lokal)
Daerah pelayaran ini secara umum adalah pelayaran sepanjang pantai, dengan syarat jarak terdekat ke pelabuhan perlindungan
dan jarak dari pantai tidak melebihi 50 mil laut, serta untuk pelayaran dalam laut tertutup, seperti perairan Kepulauan Riau. T
(Pelayaran Tenang)
T (Pelayaran Tenang)
Daerah pelayaran ini terbatas pada perairan tenang, teluk, pelabuhan, atau perairan yang sejenis dimana tidak terdapat ombak
yang besar
D (Pelayaran Pedalaman)
Daerah pelayaran ini berlaku untuk kapal yang hanya digunakan di perairan pedalaman. Perairan pedalaman meliputi:
– semua perairan pedalaman di Indonesia
– perairan lain yang sama kondisinya.
Daerah Pelayaran Terbatas
I, II, III, IV (Untuk kapal sampai 24 m)
I
Daerah tidak terbatas, daerah yang cukup jauh dari garis pantai dimana kapal mengatasi keadaan darurat dengan peralatan
yang dimiliki sendiri tanpa bantuan dari luar untuk waktu yang cukup lama.
II
Daerah pelayaran sepanjang garis pantai terletak 200 Nm diukur dari pulau utama atau lepas pantai terletak pada jarak tidak
lebih dari 400 Nm dari pulau utama kepulau lainnya.
III
Daerah pelayaran sepanjang garis pantai dibatasi area dengan jarak 20 Nm diukur dari pulau utama atau dari lepas pantai
terletak tidak lebih dari 40 Nm dari pulau utama ke pulau lainnya.
IV
Daerah pelayaran antar pantai disepanjang garis pantai pada daerah yang terlindungi tidak lebih dari 3 Nm dari pulau utama
atau dari lepas pantai terletak tidak lebih dari 6 Nm dari pulau utama ke pulau lainnya.
V
Pelayaran pedalaman dan danau termasuk pelayaran siang hari sepanjang garis pantai dengan jarak tidak lebih 0,7 Nm dari
lepas pantai kepulau utama
Ship Type Notation
Notasi kapal mengindikasikan bahwa tipe kapal memenuhi ketentuan yang
disyaratkan sesuai ketentuan masing2 jenis kapal yang oleh BKI
Special Notation
Special notation akan diberikan bila fitur khusus terhadap notasi kapalnya, simbol ini
berhubungan dengan karakteristik lambung, tipe tangki, sifat muatan dll.
Contoh: grab x, car carrier, crude, type 1, 1G, pusher, OT, FF
Additional Notation
Bila notasi tambahan memenuhi ketentuan yang relevan, notasi ini dapat
diberikan
Qualifier
Notasi kapal dapat diberikan satu atau lebih qualifier sebagai simbol tambahan untuk mengidentifikasikan
variasi notasi kelas dan parameter desain
Qualifier membedakan kompleksitas atau ketentuan khusus , atau pembatasan pada ketentuan pada kapal
Qualifier terletak setelah notasi tipe kapal, beberapa qualifier dipisahkan oleh koma dan spasi
OIL Tanker
Oil Tanker : Notation assigned to ship constructed or adapted primarily to carry oil in bulk in its cargo spaces.
Qualifiers
− FP < 60°C : assigned to Tankers intended to carry oil in bulk having a flashpoint (closed cup test) on and below 60°C.
− FP > 60°C : Where it is intended to carry liquids having a flash point (closed cup test) above 60°C only
− ESP (enhanced survey programme): The ship's hull and piping in way of cargo area will be surveyed according to an
enhanced survey programme. This qualifier is mandatory for all Oil Tankers, Product Tankers and Chemical Tankers of
500 GRT/GT and above.
− Double Hull : Assigned to ships which are constructed primarily for the carriage of oil in bulk, which have the cargo
tanks pro tected by a double hull which extends for the entire length of the cargo area, consisting of double sides and
double bottom spaces for the carriage of water ballast or void.
SURVEY KLASIFIKASI
• Survey penerimaan kelas (Class Admission).
- Penerimaan Kelas Bangunan baru (New Building Class Admission )
- Penerimaan kelas bangunan sudah jadi (Existing ship Class
Admission)
• Survey mempertahankan kelas (Class maintainance Survey)
SURVEY PENERIMAAN KELAS BANGUNAN BARU
Gambar dan dokumen
• Gambar-gambar konstruksi lambung, instalasi mesin & listrik untuk
supervisi bangunan baru harus dimasukan ke BKI pusat untuk
pemeriksaan dan persetujuan.
• Gambar dimasukan ke BKI pusat secara elektronik
• Supervisi selama proses bangunan baru harus mengacu pd gambar2
yg telah disetujui
• Penyimpangan terhadap gambar2 yg telah disetujui, diredrawing dan
harus mendapatkan persetujuan ulang BKI pusat
Gambar/Dokumen untuk persetujuan
Untuk menjamin kesesuaian dg rule, gambar /dokumen tsb dibawah ini harus
diajukan ke BKI pusat dalam 3 rangkap atau secara elektronik, untuk pemeriksaan dan
persetujuan sebelum dimulainya pekerjaan bangunan baru.
1. Midship section 13. Longitudinal strength calculation
2. Construction profile 14 Structural fire protection
3. Deck construction4. 15 Stability calculation dll.
4. Shell expansion
5. Transverse bulkhead
6. Bottom structure
7. Engine foundation
8. Stem & stern post
9. Rudder & rudder stock
10. Hatch coaming & cover
11. Substructure
12. Welding plan
Gambar-gambar Mesin Listrik
1. E/R layout
2. Stern tube & shafting system
3. Propeller
4. Ballast system
5. Bilge system
6. G. S system
7. Fire fighting system
8. L.O. System.
9. F.O. System
10. Cooling System
11. Compressed Air sytem
12. CO2 fixed fire extinguisher system
13. Hydraulic piping system
14. Wiring diagram
15. MSB
16. Power balans
Material kapal Bangunan Baru
• Segera setelah gambar/dokumen disetujui, Shipyard melakukan order
kepada supplier material lambung dan juga komponen mesin .
• Supplier memproduksi material/komponen yg akan digunakan untuk
B.B. Sesuai rule BKI, dibawah supervisi dan pengujian surveyor BKI
dan diterbitkan sertifikat pengujian oleh BKI.
• Material/komponen yang wajib disertifikasi sebelum dipasang dikapal
meliputi :
Material/komponen wajib disertifikasi sebelum dipasang
dikapal
• Lambung :
Pelat & profile, Casting & Forging ( poros kemudi, jangkar dan rantai,
hull oufit dll. )
• Instalasi mesin
Mesin penggerak utama, gigi transmisi, coupling & bolt, poros
baling2, poros antara, baling2 , stern tube, Diesel generator, biler,
botol angin, pompa & kompresor, pipe valve & fitting, generator, MSB,
steering gear, windlass, mooring winch
Kick Of Meeting
• Sebelum dimulai survey pada setiap project Bangunan baru, BKI akan
mengadakan Kick Of Meeting yang dihadiri oleh:
a. Surveyor BKI
b. Wakil pemilik ( O.S. )
c. Wakil Galangan ( petugas Q.C. )
Agenda meeting
• Fasilitas Konstruksi yang dimiliki galangan
• Tipe kapal yang akan dibangun
• Subcontractor yang terlibat
• Fungsi Quality Control System
• Inspection dan Test Plan meliputi:
- Patrol
- Review
- witness
Patrol :
Kegiatan pengawasan pembangunan kapal yang independen, tidak
terschedule, terhadap proses dan aktivitas pembangunan kapal
Review :
Kegiatan pemeriksaan dokumen untuk memastikan tracebility, identifikasi
proses pembangunan kapal sesuai ketentuan klas
Witness :
Kegiatan inspeksi terschedule sesuai ITP yang telah disetujui untuk
memastikan proses pembangunan kapal sesuai ketentuan klas
Standar yang digunakan
• Rules BKI
• IACS Resolution (UR, UI, PR, CSR)
• ICLL 1966 & PROTOCOL 88
• SOLAS 74 & amandemennya
• Regulasi, Koda & konvensi Internasional lainnya terkait dengan type
dan notasi kapal juga apabila BKI ditunjuk untuk menerbitkan
sertifikat statutorianya
• Peraturan pemerintah RI yang terkait
PERSYARATAN GALANGAN PEMBANGUN
Sertifikasi
• Bila keseluruhan proses penerimaan kelas bangunan baru dinyatakan
selesai, akan diterbikan sertifikat klasifikasi sementara berlaku 1 th
dan sertifikat garis muat sementara berlaku 5 bln.
• Setelah laporan survey dikirim ke BKI pusat dan setelah divalidasi,
akan diterbitkan sertifikat permanen berlaku 5th
• Dokumen pemeriksaan selama pembangunan kapal disimpan diatas
kapal sebagai Ship Construction File (SCF)
SURVEY PENERIMAAN KELAS BANGUNAN SUDAH JADI
Kapal memiliki kelas dari badan klasifikasi internasional yang diakui BKI
• Badan klasifikasi internasional yg diakui BKI
• • Anggota IACS
• a. ABS ( Amirican Bureau of Shipping – USA )
• b. BV ( Bureau Veritas – France )
• c. CCS ( China Classification of Shipping – P.R.C )
• d. CRS ( Croatian Register of Shipping – Croatia )
• e. DNV( Det Norske Veritas – Norway )
• f. GL ( Germanischer Lloyd – Germany )
• g. IRS ( Indian Register of Shipping ‐ India )
• h. KR ( Korean Register of Shipping – S. Korea
• I. LR ( Lloyd Register of Shipping – UK )
• j. NK ( Nippon Kaiji Kyokai – Japan )
• k. PRS ( Polski Rejestr Statkow – Poland )
• l. RINA ( Registro Italiano Navale – Italy )
• m. RS ( Russian Maritime Register of Shipping – Russia )
Kapal tanpa kelas atau memiliki kelas dari badan klasifikasi yg tidak
diakui BKI
• Survey penerimaan kelas dilaksanakan sesuai lingkup survey
pembaruan kelas no. IV.
• Sebelum dimulai pelaksanaan survey seluruh gambar & dokumen telah
dilaksanakan pemeriksaan secara lengkap dan disetujui oleh BKI pusat.
• Kapal diperiksa berdasarkan gambar‐gambar yg telah disetujui oleh BKI
pusat, seluruh rekomendasi yg timbul dari hasil pemeriksaan gambar
harus dilaksanakan.
• For p 5, the bottom survey may be carried out in connection with the second or third regular
annual survey
• within the Class period, but not later than 36 months after the last bottom survey.
• For p 6, the bottom survey should be carried out on the occasion of the intermediate survey,
but not later
• than 39 months after the last bottom survey.
• For p other than 5 and 6, the bottom survey should be carried out at least two (2) times
during class period.
• In exceptional circumstances2, an extension of examination of the ship's bottom of 3 months
beyond the
• due date can be granted.
Persiapan teknis dalam rangka UWILD
• Lambung
Pemeriksaan internal tangki balas :
a. Kapal umur 5 s/d 10 tahun, pemeriksaan internal tangki
balas yang dipilih
b. Kapal umur diatas 10 tahun, pemeriksaan internal
seluruh tangki balas.
• Instalasi mesin
Pengukuran tersebut dibawah ini harus
dilaksanakan :
a. Defleksi pipi engkol M/E
b. Defleksi pipi engkol A/E ( jika relevan )
c. Ruang main bantalan dorong aksial sistem poros
d. Ruang main bantalan dorong aksial rotor turbin utama &
bantu
e. Megger test instalasi listrik
• Uji operasional :
a. Generator darurat dan papan hubungnya
b. Katup bilga darurat
c. Fasilitas cerat botol angin udara start
Survey Antara dan Survey Pengedokan
• Kapal type khusus dg notasi ESP ( Oil tanker, Chemical tanker & Bulk
Carrier ) umur diatas 15 tahun, Survey Antara harus dilaksanakan
diatas dok
• Kapal type khusus dg notasi ESP umur diatas 10 tahun dan Kapal
General Dry Cargo Ship umur diatas 15 tahun item pemeriksaan
Survey Antara setara dg item Survey Pembaruan kelas sebelumnya
kecuali uji tekan tangki ballast dan tangki muat tidak disyaratkan
• Survey Antara dan survey Pengedokan harus
dilaksanakan secara bersamaan tergantung pada jenis
kapal dan umur kapal
Table for Intermediate survey & docking
survey tobe carried out together
Kind of Ship ->5 years ->10 years ->15 years Over 15 yrs->
Intermediate
survey to be
carried out
Bulk Carriers, Oil Not Not Required Required
together with
Tankers, and Required Required
Docking
Chemical Tankers
Survey
Suvey meliputi :
• Cabut poros dan periksa seluruh bagian poros, sistem kekedapan, dan
bantalan.
• Untuk baling-baling koneksi keyed dan keyless :
a. Geser baling-baling untuk menampakkan ujung depan dari tirus
poros.
b. Laksanakan NDT Pada keseluruhan keliling poros di daerah ujung
depan tirus, termasuk lubang pasak (jika ada).
Untuk poros yang dilapisi liner, NDT harus diperluas s/d ujung belakang liner
• Untuk koneksi flange baut kopling dan radius flange harus dilaksanakan
NDT
• Pemeriksaan dan pencatatan hasil pengukuran clearance bantalan poros
• Verifikasi bahwa baling-baling bebas dari kerusakan yang dapat
mengakibatkan balingbaling menjadi tidak balance .
• Verifikasi bahwa inboard seal dan outboard seal dalam kondisi yang
memuaskan selama pemasangan kembali poros baling-baling.
• Record hasil pengukuran keausan bantalan (bearing weardown)
Survey poros baling – baling pelumasan minyak Metode 2
Suvey meliputi :
• Untuk baling-baling koneksi keyed dan keyles :
a. Geser baling-baling untuk menampakkan ujung depan dari tirus poros.
b. Laksanakan NDT Pada keseluruhan keliling poros di daerah ujung depan
tirus, termasuk lubang pasak (jika ada). Untuk poros yang dilapisi liner,
NDT harus diperluas s/d ujung belakang liner
• Pemeriksaan dan pencatatan hasil pengukuran keausan bantalan ( bearing
weardown )
• Verifikasi bahwa baling-baling bebas dari kerusakan yang dapat
mengakibatkan balingbaling menjadi tidak balance .
• Seal liner harus dalam kondisi memuaskan.
• Verifikasi bahwa pemasangan kembali baling-baling memuaskan
termasuk kondisi inboard seal dan outboard seal.
• Persyaratan awal tersebut dibawah ini harus diverifikasi dengan hasil
memuaskan untuk menerapkan Metode 2
a. Review catatan Servis
b. Review catatan pengujian dan analisa minyak pelumas.
c. Pemeriksaan Contoh minyak pelumas
d. Verifikasi bahwa tidak ada laporan perbaikan dengan
penggerindaan atau pengelasan terhadap poros dan/atau
baling-baling.
Survey poros baling – baling pelumasan minyak Metode 3
Suvey meliputi :
• Pemeriksaan dan pencatatan hasil pengukuran keausan bantalan
poros ( bearing weardown )
• Pemeriksaan visual seluruh bagian yang dapat dijangkau dari sistem
poros.
• Verifikasi bahwa baling-baling bebas dari kerusakan yang dapat
mengakibatkan balingbaling menjadi tidak balance .
• Seal liner harus dalam kondisi memuaskan.
• Verifikasi bahwa inboard seal dan outboard seal dalam kondisi yang
memuaskan
• Persyaratan awal tersebut dibawah ini harus diverifikasi dengan hasil
memuaskan untuk menerapkan Metode 3
a. Review catatan Servis
b. Review catatan pengujian dan analisa minyak pelumas.
c. Pemeriksaan Contoh minyak pelumas
d. Verifikasi bahwa tidak ada laporan perbaikan dengan
penggerindaan atau pengelasan terhadap poros dan/atau
baling-baling.
Interval Survey Poros Baling-baling Pelumasan Minyak dan Air tawar
(Close loop)
Baling – Baling Koneksi Keyless.
Metode Berikut ini diberlakukan :
- Metode 1 setiap 5 tahun, atau
- Metode 2 setiap 5 tahun (persyaratan awal harus dipenuhi), atau
- Metode 3 setiap 5 tahun (persyaratan awal harus dipenuhi).
1. Kondisi keselamatan :
- Suplai tenaga listrik
- Awak kapal/petugas jaga
- Peralatan pemadam kebakaran
- Perlindungan terhadap bahaya ledakan
- Peralatan keselamatan
- Sumber tenaga darurat
2. Tidakan pemeliharaan dan perawatan :
- Lambung kapal bagian luar
- Ruangan dalam ( internal space )
- Perlengkapan diatas geladak
- Instalasi mesin
3. Persyaratan survey selama kapal ditambat :
- Survey Penambatan ( pada awal penambatan )
- Survey Tahunan kondisi ditambat
SURVEY PENAMBATAN
• Dilaksanakan pada periode awal/permulaan penambatan
• Lingkup survey meliputi verifikasi bahwa kondisi keselamatan,
tindakan pemeliharaan/perawatan, lokasi penambatan serta susunan
penambatan telah sesuai dengan * Program Perawatan Kapal
ditambat* yang telah disetujui BKI
• Bilamana hasil pemeriksaan memuaskan, sertifikat
diendorse/diterbitkan sebagai konfirmasi bahwa kapal telah ditambat
dan selanjutnya disimpan diatas kapal.
SURVEY TAHUNAN KONDISI DITAMBAT